BAB V STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS SIPAS DALAM MELESTARIKAN BUDAYA WARISAN NENEK MOYANG DI KOTA SOLO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS SIPAS DALAM MELESTARIKAN BUDAYA WARISAN NENEK MOYANG DI KOTA SOLO"

Transkripsi

1 BAB V STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS SIPAS DALAM MELESTARIKAN BUDAYA WARISAN NENEK MOYANG DI KOTA SOLO Komunitas SIPAS (SEMUT IRENG POP ARCHERY SRIWEDARI) didirikan sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap budaya warisan nenek moyang, dalam hal ini jemparingan. Jemparingan berasal dari bahasa Jawa yang artinya panahan atau bermain panah. Komunitas SIPAS didirikan dengan visi menjadi wadah kebersamaan sehingga bersama-sama bisa saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Sementara misinya adalah melestarikan warisan nenek moyang khususnya jemparingan agar warisan ini tidak hilang begitu saja. Sebagai upaya mewujudkan misi tersebut komunitas SIPAS menerapkan berbagai strategi komunikasi, baik strategi internal maupun strategi eksternal. Strategi komunikasi internal dalam hal ini strategi komunikasi yang dibangun komunitas untuk mempererat anggota dalam komunitas itu sendiri, sedang strategi eksternal adalah strategi yang dibangun untuk menarik minat masyarakat agar bergabung dalam komunitas SIPAS. Strategi komunikasi dapat dipahami sebagai segala aktifitas yang akan dilakukan komunikator dalam menstransmisikan pesan kepada komunikan dengan tujuan tertentu yang telah digariskan sebelumnya, dengan media apa, perumusan pesan yang bagaimana dan efek yang akan dicapai, yang pada akhirnya tercapai apa yang diinginkan sesuai dengan rumusan tujuan itu (Moeljono, 2007). Strategi pada hakekatnya adalah rencana cermat tentang suatu kegiatan guna meraih suatu target atau sasaran. Sasaran atau target tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi, terlebih dalam target komunikasi (Uchjono, 2000). Namun untuk mencapai sasaran atau target tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi juga menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 26

2 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa strategi komunikasi yang dibangun oleh Komunitas SIPAS adalah stragegi internal dan eksternal. Dijelaskan oleh Effendi (2000), strategi internal disebut juga sebagai strategi mikro (single communication medium strategy), sedang strategi eksternal disebut juga sebagai strategi makro (planned multimedia strategy). Strategi komunikasi semacam ini mempunyai fungsi ganda, yaitu: 1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. 2. Menjembatani kesenjangan budaya (cultural gap), yaitu kondisi yang terjadi akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun Strategi internal Firdaus (2008) mengatakan strategi internal atau pendekatan mikro lebih memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk memberi orientasi dan latihan, komunikasi untuk menjaga iklim, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan dalam bekerja rapat rutin 2 minggu 1 kali Strategi internal yang dikembangkan Komunitas SIPAS selama ini adalah dengan melakukan rapat rutin yang diadakan setiap 2 minggu sekali pada hari Sabtu mulai pukul s/d selesai. Tujuan dari kegiatan ini selain membahas berbagai permasalahan yang ditemukan selama kegiatan di lapangan, membahas strategi komunikasi dalam menarik lebih banyak anggota, juga membahas tentang persiapan gladhen alit dan ageng yang selalu diadakan setiap Sabtu Legi, untuk gladhen alit setiap 1 bulan sekali, sementara untuk gladhen ageng diadakan setiap 3 bulan sekali pada hari yang sama. Pada saat gladhen alit biasanya peserta hanya lingkup daerah Solo, sedang gladhen ageng lingkup pesertanya dapat lebih luas, bahkan sering dihadiri peserta dari luar Kota Solo. 27

3 Pada kegiatan rapat tersebut dihadiri oleh pengurus dan anggota. Dalam kegiatan rapat tersebut semua pihak yang terlibat dapat memberikan berbagai masukan, sehingga tidak ada kesan rapat hanya terpusat pada satu orang saja (pimpinan/penasehat), tetapi semua orang yang terlibat dapat mengeluarkan pendapat. Kemudian bagi anggota yang tidak dapat hadir mendapat informasi hasil rapat melalui handphond yang ada aplikasi WA (whatshap ). Rapat rutin yang dilakukan oleh komunitas SIPAS 2 minggu sekali, hal ini seperti yang diutarakan oleh Eddy Roostopo selaku penasehat dari komunitas SIPAS dalam wawancara pada tanggal 5 Agustus Disini juga ada rapat rutinnya mas, Selain melakukan rapat-rapat rutin yang biasanya diadakan sebulan 2 (dua) kali pada hari Sabtu biasanya dimulai pukul s/d selesai dengan lokasi rapat bergantian di rumah-rumah anggota. Sebagai contoh rapat yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 21 Mei 2016 mulai pukul s/d selesai di tempat Bapak Edy Roostopo membahas tentang masalah pengajuan peminjaman tempat di Pura Mangkunegara untuk even jemparingan, membahas rancangan kegiatan yang akan dilakukan, membahas tentang berbagai perlengkapan yang akan digunakan pada saat even di Pura Mangkunegara. Pada saat rapat berlangsung setiap anggota bebas mengemukan pendapat atau ide yang mereka miliki kepada pimpinan rapat yang saat itu dipimpin oleh Bapak Eko Riyanto. Rapat tanggal 4 Juni 2016 mulai pukul s/d selesai di tempat Bapak Faukon dilakukan pada jam dan waktu yang sama. Dalam tersebut dibahas tentang evaluasi acara gladen jemparingan. Evaluasi tersebut membahas tentang masalah manajemen waktu yang kurang diperhatikan oleh peserta jemparingan, dan masalah penggantian beberapa peralatan jemparingan yang sudah tidak layak pakai. Rapat rutin biasanya dipimpin ketua yaitu Bapak Eko Riyanto, misalkan ketua tidak hadir biasanya rapat dipimpin oleh penasehat. Rapat yang dilakukan biasanya membahas agenda-agenda yang akan datang, serta evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan jemparingan yang telah dilakukan, Adapun agenda rapat membahas tentang masalah manajemen waktu yang kurang diperhatikan oleh 28

4 peserta jemparingan, dan masalah penggantian beberapa peralatan jemparingan yang sudah tidak layak pakai. Rapat rutin biasanya dilakukan melalui undangan yang disampaikan oleh pengurus kepada anggota, selain itu undangan rapat dapat dikomunikasikan lewat Watshapp. Jika dikaitkan dengan strategi komunikasi efek yang diharapkan dengan adanya rapat rutin ini adalah masalah-masalah yang terjadi dapat segera di atasi, serta agenda-agenda yang akan datang lebih dapat dipersiapkan dengan matang. Selain itu dengan adanya rapat rutin yang bergantiganti lokasi diharapkan dapat mempererat hubungan silaturahmi atau persaudaraan antar anggota maupun pengurus, selain mengetahui dengan pasti tempat kediaman masing-masing anggota secara pasti. Disisi lain manfaat yang dapat diperoleh adalah secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai media promosi untuk mengenalkan komunitas SIPAS kepada masyarakat secara lebih luas. hal tersebut diatas merupakan agenda agenda yang dilakukan komunitas SIPAS seperti yang telah dikemukakan oleh narasumber utama yakni Eddy Roostopo dalam wawancara pada tanggal 5 Agustus Kalau disini berbicara tentang Agenda rapat ya tentu banyak yang dibicarakan seperti membahas perkembangan acara kedepan yang diadakan komunitas ini, serta evaluasi acara acara yang sudah dilakukan komunitas ini mas dan menarik anggota lebih banyak lagi sih mas itu dengan cara apa dan bagaimana, seperti acara gladhen yang sering dilakukan komunitas ini sebagai salah satu bentuk pelestarian tradisi. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi ini termasuk dalam metode redundancy (repetition), dan metode canalizing. Sebab pelaksanaannya dilakukan berulang-ulang, dan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki. Sementara jika dilihat dari bentuk isinya, maka strategi ini termasuk dalam metode persuasive (Fajar, 2009). 29

5 5.1.2 Melakukan kegiatan latihan rutin Latihan rutin diadakan setiap hari di belakang Taman Sriwedari. Latihan ini diadakan mulai dari siang hari sampai malam hari yang boleh diikuti oleh semua kalangan masyarakat. Pada latihan ini Komunitas SIPAS menyediakan 1 (satu) trainer guna memberikan latihan berbagai skill untuk olahraga jemparingan ini. Selain itu pihak SIPAS juga menyediakan berbagai sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini, seperti: tikar panjang, tempat duduk untuk pemanah, dan target panah/ sasaran untuk melepaskan anak panah (Gambar 5.1). Gambar 5.1 Kegiatan latihan sebagian anggota SIPAS Latihan rutin diadakan setiap hari di belakang Taman Sriwedari mulai dari siang hari sampai malam hari yang boleh diikuti oleh semua kalangan masyarakat, pihak SIPAS biasanya menyediakan 1 orang trainer guna memberikan latihan berbagai skill untuk olahraga jemparingan tersebut. Adapun trainer yang sering tampil di latihan belakang Taman Sriwedari adalah Bapak Riyadi dan Bapak Tri Haryanto. Selain itu pihak SIPAS juga menyediakan berbagai sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini, seperti: tikar 30

6 panjang, tempat duduk untuk pemanah, dan target panah/ sasaran untuk melepaskan anak panah. Latihan rutin tersebut merupakan salah strategi yang dipandang cukup baik untuk diterapkan karena selama dilakukan latihan rutin tersebut banyak masyarakat yang antusias untuk melihat jalannya latihan yang dilakukan. Bahkan diantara mereka banyak yang bergabung menjadi komunitas karena sering melihat latihan yang dilakukan oleh Komunitas SIPAS di belakang Taman Sriwedari. Misal: Mas Arif umur 26 tahun pekerjaan wiraswasta berdomisili di daerah Kalitan Solo, dan Mas Fauzan umur 35 tahun pekerjaan wiraswasta domisi di daerah Irengan Solo. Keduanya tertarik mengikuti dan bergabung di Komunitas SIPAS karena sering melihat acara latihan di belakang Taman Sri Wedari Solo. Kegiatan latihan rutin yang dilakukan oleh komunitas SIPAS ini setiap harinya seperti dengan penjelasan diatas tentang bagaimana latihan bersama dilakukan, hal ini yang telah diutarakan oleh narasumber Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas SIPAS dalam wawancara pada tanggal 5 Agustus Aktivitas rutin komunitas SIPAS pertama itu ada kegiatan latihan jemparingan bersama di lapangan belakang Taman Sriwedari, itu biasanya dilakukan setiap hari dari siang sampai malam hari (09.00), sampai pemanah itu bosan atau istilahe sak kesele seng manah. kegiatan latihan bersama jemparingan iki biasanya terdapat 1 (satu) orang trainer yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelatihan, bertanggung jawab terhadap penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. Selain itu, tugas dari trainer juga memiliki tanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan pada saat itu. Dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi latihan rutin di belakang taman Sriwedari termasuk dalam metode redundancy (repetition), dan metode canalizing. Sebab pelaksanaannya dilakukan berulangulang, dan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki. Kemudian jika dilihat dari bentuk isinya, maka strategi tersebut termasuk dalam kelompok metode edukatif (Fajar, 2009). 31

7 5.2. Strategi Eksternal Menurut Firdaus (2008), strategi eksternal atau pendekatan makro berarti organisasi dipandang struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Strategi eksternal (pendekatan makro) yang dijalankan oleh Komunitas SIPAS terdiri dari berbagai hal Melakukan lomba Isilah lomba dalam hal ini adalah gladhen, yaitu gladen alit dan gladhen ageng yang diadakan setiap Sabtu Legi, untuk gladhen alit diadakan setiap 1 bulan sekali, sementara untuk gladhen ageng diadakan setiap 3 bulan sekali pada hari yang sama. Pada gladhen alit biasanya peserta hanya lingkup daerah Solo, sedang gladhen ageng lingkup pesertanya dapat lebih luas, bahkan sering dihadiri peserta dari luar Kota Solo. Kegiatan ini biasanya disponsori sendiri oleh komunitas SIPAS. Berikut foto tentang peserta dan pengurus SIPAS saat akan dilakukan acara gladhen alit. Foto ini diambil tepatnya di belakang Taman Sri Wedari Solo (Gambar 5.2). Selain itu foto di bawahnya (Gambar 5.3) merupakan foto pemberian hadiah kepada peserta jemparingan yang menang saat gladhen alit. Gambar

8 Foto acara gladhen jemparingan Gambar 5.3 Pemenang acara gladhen jemparingan Melakukan lomba rutin yang selalu diadakan oleh komunitas SIPAS setiap sabtu legi ini, sama seperti yang telah diungkapkan oleh Eddy Roostopo selaku penasehat dikomunitas SIPAS dan sekaligus narasumber dalam wawancara pada tanggal 5 Agustus Komunitas ini juga aktif dalam hal Lomba rutin atau dengan istilah jawane niku gladhen mas, gladhen itu ada 2 yang pertama gladhen alit dan yang kedua gladhen ageng. Kegitan gladhen atau lomba ini yang menjadi senjata utama komunitas ini untuk aktif dibidang pelestarian tradisi sedangkan kegiatan ini biasanya dapat disaksikan pada setiap sabtu legi di belakang Taman Sriwedari Solo. Ada hal uniknya disini dalam jemparingan saat gladhen atau Lomba jemparingan dengan mengenakan pakaian ala adat jawa dengan belangkon dan jarik. Pada wawancara dengan narasumber beliau menjelaskan Terdapat dua jenis gladden dalam olahraga jemparingan, yaitu gladen alit dan gladhen ageng. Acara gladden biasanya diadakan setiap Sabtu Legi, untuk gladhen alit diadakan setiap 1 bulan sekali, dan untuk gladhen ageng diadakan setiap 3 bulan sekali pada hari yang sama. Pada gladhen alit biasanya peserta hanya lingkup daerah Solo, sedang gladhen ageng lingkup pesertanya dapat lebih luas, bahkan sering dihadiri 33

9 peserta dari luar Kota Solo. Kegiatan ini biasanya disponsori sendiri oleh komunitas SIPAS. Dalam setiap acara gladden, biasanya ketua SIPAS dalam hal ini Bapak Eko Riyanto berkenan membuka acara dengan memberikan sambutan kepada peserta maupun penonton. Pesan yang disampaikan komunitas dalam pelaksanaan acara ini adalah menjujung sportifitas dalam olahraga jemparingan. Selain itu adanya acara-acara gladen ini diharapkan dapat memperluas pengaruh komunitas di kalangan masyarakat, sebab dengan diadakan gladhen-gladhen tersebut kalayak umum juga banyak ikut menonton acara tersebut. Misal: Bapak Wanto tempat tinggal di Nusukan tidak pernah ketinggalan untuk melihat acara gladhen alit atau gladhen ageng. Bapak dua anak ini menilai kegiatan ini positif karena nguri-nguri kabudayan jawa, Bapak Tugiman tempat di daerah Mojosongo Solo senang melihat acara ini selain unik (menggunakan atribut mataraman) juga menarik, dan jarang ditemui di tempat lain. Berpijak dari hal tersebut pihak komunitas juga menyediakan beberapa haiah bagi para pemenang lomba yang berhasil memanah sasaran dengan baik atau dengan poin yang terbanyak dari beberapa pemanah yang mengikuti lomba gladhen jemparingan sabtu legi. Namun disini hadiah hanyalah sebuah apresiasi yang diberikan oleh pihak Komunitas SIPAS sebgai pengacu permainan olahraga ini supaya mereka akan lebih baik lagi dalam hal melakukan panahan. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi gladen ini termasuk dalam metode redundancy (repetition), dan metode canalizing. Sebab pelaksanaannya dilakukan berulang-ulang, dan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki (Fajar, 2009). Sedang jika dilihat dari bentuk isinya strategi ini termasuk dalam metode persuasif dan edukatif Menghadiri undangan-undangan Komunitas SIPAS juga melakukan strategi eksternal dengan menghadiri undangan-undangan oleh pihak lain. Undangan yang sering diterima biasanya dari pihak hotel. Dalam undangan tersebut selain penasehat/pimpinan yang hadir juga terdapat beberapa anggota. Isi undangan tersebut biasanya pihak komunitas diperkenankan untuk menampilkan olahraga jemparingan dihadapan tamu-tamu hotel. Selain 34

10 undangan dari hotel, undangan lain yang pernah diterima komunitas, yaitu dari pihak TNI AU dalam rangka menyambut hari HUT TNI AU ke 69 di Boyolali. Hal tersebut diatas didukung dengan Hasil Wawancara Peneliti dengan Bapak Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas, Bapak Kusuma selaku penasehat, Bapak Faukon selaku sekretaris pada tanggal 5 agustus Dalam hasil wawancara dengan bapak Eddy dan bapak kusuma putra Dalam setiap undangan yang diterima dari berbagai pihak eksternal biasanya dihadiri oleh beberapa pengurus, seperti: Bapak Eko Riyanto, Bapak Edy Roostopo, Bapak Kusuma, Bapak Faukon berserta para anggota senior, yaitu anggota-anggota yang dipandang telah memiliki kemampuan yang lebih oleh pengurus. Misal undangan yang pernah didapatkan oleh komunitas SIPAS pada saat acara HUT TNI AU Bapak Eko Riyanto, Bapak Edy Roostopo, Bapak Kusuma, Bapak Faukon berserta 15 orang anggota senior ikut menyemarakkan acara tersebut. Dalam acara tersebut biasanya pihak komunitas diperkenankan untuk menampilkan satu rambahan olahraga jemparingan dihadapan petinggipetinggi TNI AU serta tamu-tamu maupun masyarakat luar yang mengikuti acara tersebut. Kegiatan ini dipandang oleh komunitas sebagai sebuah strategi komunikasi yang baik khususnya dalam rangka memperkenalkan olahraga jemparingan di kalangan masyarakat menengah ke atas. Banyaknya masyarakat menengah ke atas yang tertarik akan olahraga ini mempercepat proses pengenalan budaya jemparingan ke masyarakat lainnya. Sebab dengan ketertarikan mereka terhadap olahraga jemparingan ini secara tidak langsung akan membantu kondisi keuangan komunitas yang saat ini hanya berasal dari iuran rutin dan sukarela dari anggota, penonton saat pelaksanaan gladhen alit dan ageng. Banyaknya bantuan keuangan yang mengalir dari berbagai pihak tersebut diharapkan dapat memperlancar usaha pengenalan olahraga ini di tengah-tengah masyarakat secara lebih luas lagi, selain memperlancar berbagai kegiatan rutin yang dilakukan komunitas. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi menghadiri undang-undangan termasuk dalam metode canalizing. Sebab strategi 35

11 pelaksanaan strategi hanya dilakukan untuk mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki. Sedang jika dilihat dari bentuk isinya strategi ini termasuk dalam metode persuasif (Fajar, 2009) Melakukan talk show melalui media radio Komunitas SIPAS juga melakukan talk show melalui media radio. Dalam acara ini biasanya komunitas diwakili oleh penasehat, seperti: BRM Kusuma Putra SH.MH, Laurentius Eddy Roostopo, dan Muhammad Syafrudin Prawiro Negoro. Kegiatan ini biasanya dilakukan di Stasiun Radio JPI FM di Kota Solo. Acara ini masuk dalam kategori acara Kabudayan Jawa yang ditayangkan mulai pukul s/d pukul (Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas, Bapak Kusuma selaku penasehat, Bapak Faukon selaku sekretaris, sekaligus hasil observasi peneliti). Berikut gambar foto sebelum acara talk show di JPI FM yang diwakili oleh pengurus SIPAS (Bapak Eddy, dan Bapak Kusuma), dan Bapak Irfan sebagai pembawa acara talk show. Gambar 5.4 Saat acara talkshow di radio JPI FM 36

12 Dalam kegiatan yang dilakukan oleh komunitas SIPAS seperti halnya melakukan talk show diradio hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh bapak Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas SIPAS dalam wawancara pada tanggal 5 Agustus Komunitas ini rutin melakukan talkshow diradio walau dalam kenyataannya acara talksow diradio ini dilakukan 2minggu sekali saya sangat bersyukur mas karena apa? Disisi lain selain masyarakat mendengarkan pengetahuan tentang jemparingan dan jangkauan radio kan bisa sangat luas dan saya dan teman-teman merasa senang apabila talksow ini menjadi kegiatan rutin walau hanya 2 minggu sekali saja. Acara talkshow ini biasanya dilakukan di Stasiun Radio JPI FM di Kota Solo. Biasanya acara ini masuk dalam kategori acara Kabudayan Jawa yang biasanya ditayangkan mulai pukul s/d pukul biasanya yang mewakili untuk datang pada saat talkshow ini ya seperti saya pak Kusuma Putra, mas faukon dan pak syafirudin. Pada wawancara dengan narasumber beliau mengatakan bahwa pada dasarnya Talk show melalui media radio JPI FM di Kota Solo merupakan satu kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas SIPAS. Dalam acara ini biasanya komunitas diwakili oleh penasehat, seperti: Bapak BRM Kusuma Putra SH.MH, Bapak Laurentius Eddy Roostopo, dan Bapak Muhammad Syafrudin Prawiro Negoro. Acara ini masuk dalam kategori acara Kabudayan Jawa yang ditayangkan mulai pukul s/d pukul yang dipandu oleh Bapak Irfan sebagai pembawa acara talk show. Kegiatan talk show pada media radio dipandang Komunitas SIPAS sebagai sesuatu hal yang baik sebagai sebuah strategi komunikasi untuk memperkenalkan olahraga jemparingan di kalangan masyarakat secara lebih luas. Sebab bagaimanapun juga radio merupakan salah satu bentuk media yang digunakan untuk komunikasi massa yang memiliki manfaat utama, yaitu dapat lebih banyak menjangkau khalayak, cepat dalam menyampaikan berita, media utama bagi khalayak bermobil, cepat dan fleksibel, menyakinkan karena disertai dengan suara manusia, dan isinya mudah dicerna. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi talk show melalui radio ini termasuk dalam metode redundancy (repetition), dan metode canalizing. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaannya dilakukan berulangulang, dan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, 37

13 kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki (Fajar, 2009). Kemudian jika dilihat dari bentuk isinya, strategi ini termasuk dalam metode persuasif dan edukatif Melakukan kerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi Melakukan kerjasama dengan guru olahraga untuk siswa SD, SMP, dan SMA dalam rangka memperkenalkan olahraga jemparingan. Dalam kegiatan ini komunitas biasanya diwakili oleh penasehat/pimpinan/wakilpimpinan/bagianhumas. Kegiatan pengenalan olahraga ini biasanya dilakukan pada saat guru olahraga melakukan kegiatan olahraga di lapangan. Sementara untuk memperkenalkan olahraga jemparingan pada siswa TK biasanya dilakukan kerjasama dengan guru TK bersangkutan. Kemudian untuk kalangan mahasiswa dalam rangka memperkenalkan olahraga jemparingan, pengurus komunitas bekerjasama dengan pihak universitas yang diwakili oleh BEM mahasiswa setempat. Kegiatan kerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi tersebut diatas merupakan Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas, Bapak Kusuma selaku penasehat, Bapak Faukon selaku sekretaris pada tanggal 5 agustus Dalam hasil wawancara kepada beliau Upaya memperkenalkan olahraga jemparingan melalui kerjasana dengan dengan guru olahraga untuk siswa TK, SD, SMP, dan SMA serta universitas. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh penasehat/pimpinan/wakil pimpinan/bagian humas Komunitas SIPAS. Untuk kegiatan di sekolah SD, SMP, dan SMA, kegiatan pengenalan olahraga ini biasanya dilakukan pada saat guru olahraga melakukan kegiatan olahraga di lapangan. Untuk memperkenalkan olahraga jemparingan pada siswa TK biasanya dilakukan kerjasama dengan guru TK bersangkutan. Sedang untuk kalangan mahasiswa biasanya pengurus komunitas bekerjasama dengan pihak universitas yang diwakili oleh BEM mahasiswa setempat. Strategi ini dinilai baik untuk memperkenalkan olahraga jemparingan kepada anak-anak muda sebagai generus bangsa. Sebab saat ini banyak anak-anak bangsa ini sudah banyak yang melupakan bahkan meninggal warisan budaya nenek moyang. Mengenalkan 38

14 budaya lewat generasi muda sebenarnya merupakan tugas dari pemerintah, namun saat ini peran pemerintah untuk melakukan upaya tersebut hampir tidak pernah terlihat. Sehingga dengan adanya komunitas yang peduli tentang warisan budaya bangsa dan juga berkenan memperkenalkannya di semua kelompok masyarakat adalah suatu langkah yang baik dan bijaksana bagi keberlangsungan budaya bangsa ini di masa-masa mendatang. Apabila dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi ini termasuk dalam metode redundancy (repetition), dan metode canalizing. Sebab pelaksanaannya dilakukan berulang-ulang, dan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki (Fajar, 2009). Sedang jika dilihat dari bentuk isinya, strategi tersebut dapat dimasukkan dalam metode persuasif dan edukatif Melakukan kegiatan sosial Strategi eksternal terakhir yang diterapkan adalah dengan melakukan kegiatan social, seperti halnya dalam hasil wawancara peneliti dengan Bapak Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas, Bapak Kusuma selaku penasehat, Bapak Faukon selaku sekretaris pada tanggal 5 Agustus disini komunitas juga melakukan kegiatan sosial agar masyarakat merespon baik terhadap komunitas SIPAS ini yang merupakan pelestari jemparingan yang berada disolo. Dengan melakukan kerja bakti atau bersih bersih kota bersama pengurus, anggota, dan masyarakat. Lokasi kerja bakti biasanya dilakukan di sekitar Kota Solo. Kita disini tidak semata mata melakukan kegiatan sosial ini dengan begitu saja tetapi tujuan kami disini merupakan komunitas yang positif. Belum lama ini komunitas ingin sekali juga melakukan kegiatan sosial yang lainnya yang belum tersampaikan seperti dengan melakukan buka bersama dengan anak yatim piatu nah itu merupakan impian dari komunitas ditaun selanjutnya karna kan ya kita ketahui bulan ramadhan itu sudah hampir habis dan disisi lain SIPAS juga ada agenda terdekat yakni gladhen ini yang menjadi ciri kas dari komunitas ini sebagai pelestari tradisi. Dalam wawancara tersebut dengan narasumber beliau berpendapat bahwa Komunitas juga aktif melakukan kegiatan social, seperti halnya kegiatan kerja bakti bersih-bersih yang diadakan oleh masyarakat Kota Solo. Misal: saat 39

15 menyambut kegiatan Sekatenan, Saparan, maupun kerja bakti lain dalam rangka bersih-bersih kota. Setiap kegiatan sosial diikuti Komunitas SIPAS selalu mengenakan atribut berupa kaos yang bergambarkan logo komunitas. Acara-acara tersebut biasanya dipimpin oleh penasehat-penasehat SIPAS, seperti: Bapak Edy Roostopo, Bapak Kusuma Putra, dan Bapak Syafirudin. Melalui kegiatan tersebut, selain ikut berperan serta dalam kegiatan social masyarakat, sekaligus juga dapat digunakan sebagai media promosi untuk memperkenalkan keberadaan komunitas di kalangan masyarakat secara lebih luas. Sebab dengan menggunakan atribut Komunitas SIPAS dalam bentuk lukisan pada koas yang dikenakan oleh tiap-tiap anggota yang ikut melakukan kegiatan sosial, secara tidak langsung komunitas SIPAS memperkenalkan dirinya kepada masyarakat. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi ini termasuk dalam metode canalizing. Sebab pelaksanaannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki (Fajar, 2009). Sementara jika dikaitkan dengan bentuk isinya stretegi tersebut termasuk dalam kelompok metode persuasif. Uraian tersebut di atas merupakan berbagai strategi komunikasi yang selama ini dijalankan oleh Komunitas SIPAS dalam rangka Mendukung pelestarian tradisi jemparingan di Kota Solo Jawa Tengah. Melalui berbagai strageti komunikasi tersebut di atas yang sebelumnya komunitas ini hanya beranggotakan pengurus dan 20 orang saja, saat ini anggota komunitas sudah mencapai 75 orang yang terdaftar secara resmi, sementara untuk anggota yang tidak resmi berjumlah hampir ratusan. Anggota resmi dalam hal ini merupakan anggota yang secara jelas tercatat dalam buku administrasi komunitas. Untuk menjadi anggota resmi, pihak komunitas memberikan beberapa persyaratan, seperti: 1. Menyerahkan KTP 2. Mengisi formulir pendaftaran 3. Membayar biaya pendaftaran anggota sebesar Rp

16 4. Setiap bulan wajib iuaran sebesar Rp ,- untuk biaya perawatan alat dan sisanya untuk disimpan sebagai uang kas untuk keperluan kegiatankegiatan komunitas. Berikut berbagai tata tertib panahan yang dikeluarkan oleh Komunitas SIPAS dan wajib ditaati oleh anggota resmi maupun belum resmi dalam melakukan kegiatan jemparingan, 1. Setiap pemanah wajib mengikuti pakem dan teknik panahan sesuai busur yang digunakan. 2. Setiap pengguna lapangan jarak 5,10 m dan 30 m wajib mengisi buku tamu / buku kegiatan panahan harian yang telah di sediakan di sekretariat. 3. Non Anggota SIPAS yang akan menggunakan lapangan jarak 30 m dikenai biaya perawatan sarana sebesar Rp / hadir. adapun Bagi anggota SIPAS di di kenai biaya Rp / bulan sebagai biaya perawatan dan pengadaan iven gladen jemparingan setu legi. 4. Jadwal latihan jarak 30 m di buka tiap hari senin - sabtu jam Bagi para pemanah putra wajib berpakaian olah raga, bagi pemanah tradisional disertai pemakaian iket kepala / udeng / blangkon sesuai Norma Hukum dan kesusilaan saat latihan panahan. peserta putri menyesuaikan kondisi busana yang di kenakan (sopan). 6. Pengurus SIPAS Tidak bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan dan kecelakaan atau akibat yg timbul dari kesalahan pemakaian alat dan lapangan jemparingan Sriwedari yang tidak sesuai dengan prosedur dan tata tertib di atas. 7. Jika di dapati latihan panahan non Anggota SIPAS pada lapangan jarak 30 m yang tidak terdaftar dalam buku tamu, maka akan di beri teguran dan himbauan langsung oleh pengurus. 8. Apabila teguran dan himbauan tesebut tidak di perhatikan dan di ulangi berturut-turut di hari berikutnya, maka pengurus atau penasehat SIPAS berhak untuk melarang latihan dengan sarana dan tempat yang telah disediakan Pengurus. 41

17 Jika diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasinya, komunitas SIPAS telah memperhatikan 4 (empat) faktor, yaitu: mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan pemilihan media komunikasi, seperti yang dikemukan oleh Fajar (2009). Khalayak yang menjadi sasaran komunitas SIPAS adalah semua kalangan masyarakat, baik dari tingkat pendidikan TK sampai Universitas, petinggi-petinggi serta anggota TNI, serta masyarakat umum baik dari Kota Solo maupun dari luar Kota Solo. Pesan inti yang ingin disampaikan komunitas SIPAS kepada khalayak, yaitu melestarikan warisan nenek moyang khususnya jemparingan dengan motto Olah Roso, Olah Jiwo, Olah Rogo. Cara atau metode yang digunakan oleh komunitas selama ini, yaitu: mengadakan rapat rutin setiap hari sabtu dua minggu sekali, latihan bersama anggota komunitas setiap hari di belakang Taman Sriwedari Kota Solo, melakukan gladen jemparingan sabtu legi, bekerjasama dengan sekolah dan universitas, serta pihak-pihak lain, selain itu komunitas juga aktif dalam kegiatan social kemasyarakatan, seperti: bersih-bersih kota. Sedang media komunikasi yang dipilih oleh komunitas, yaitu: tatap muka, undangan, group whatsapp, radio. Kemudian jika dilihat dari beberapa metode atau cara yang selama ini diterapkan oleh komunitas SIPAS, maka jika metode tersebut dikelompokkan menurut cara pelaksanaannya, maka metode yang digunakan Komunitas SIPAS termasuk dalam metode redundancy (repetition), dan metode canalizing. 1. Metode redundancy (repetition) adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak (Fajar, 2009). Adapun yang termasuk dalam kategori ini, yaitu: rapat rutin setiap hari sabtu dua minggu sekali, latihan bersama anggota komunitas setiap hari di belakang Taman Sriwedari Kota Solo, dan melakukan gladen jemparingan sabtu legi, talk show lewat radio, serta bekerjasama dengan sekolah dan universitas, serta pihak-pihak lain. 2. Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan- 42

18 lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki (Fajar, 2009). Adapun yang termasuk dalam metode ini adalah rapat rutin setiap hari sabtu dua minggu sekali, latihan bersama anggota komunitas setiap hari di belakang Taman Sriwedari Kota Solo, dan melakukan gladen jemparingan sabtu legi, serta talk show lewat radio, ditambah dengan metode lainnya, yaitu aktif dalam kegiatan social kemasyarakatan, seperti: bersih-bersih kota. Rapat rutin yang dilakukan setiap hari Sabtu dua minggu sekali, latihan bersama anggota komunitas setiap hari di belakang Taman Sriwedari Kota Solo, dan melakukan gladen jemparingan sabtu legi, serta talk show lewat radio yang selama ini diterapkan oleh komunitas SIPAS menurut peneliti juga dapat dimasukkan dalam kelompok metode canalizing, sebab metode atau cara yang diterapkan oleh komunitas ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan ke dalam, dan tujuan keluar, misalkan: latihan rutin yang diadakan di belakang Taman Sriwedari, selain bertujuan untuk melatih anggota, sekaligus juga digunakan sebagai media untuk menarik perhatian masyarakat, bersih-bersih kota juga demikian, selain memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan kota, sekaligus metode ini digunakan sebagai strategi untuk mengenalkan masyarakat pada komunitas SIPAS, juga digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan solidaritas atau kebersamaan anggota. Kemudian jika dilihat dari bentuk isinya, metode yang dijalankan komunitas SIPAS ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: 1) Metode informatif, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya, contoh: talk show lewat radio. 2) Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikiran maupun perasaannya, contoh: rapat rutin setiap hari sabtu dua minggu sekali, latihan bersama anggota komunitas setiap hari di belakang Taman Sriwedari Kota Solo, dan melakukan gladen jemparingan sabtu legi, serta talk show lewat radio, bekerjasama dengan 43

19 sekolah dan universitas, serta pihak-pihak lain, selain itu komunitas juga aktif dalam kegiatan social kemasyarakatan, seperti: bersih-bersih kota. 3) Metode edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan, contoh: latihan bersama anggota komunitas setiap hari di belakang Taman Sriwedari Kota Solo, dan melakukan gladen jemparingan sabtu legi, serta talk show lewat radio, bekerjasama dengan sekolah dan universitas, serta pihakpihak lain (Fajar, 2009) 44

BAB IV GAMBARAN KOMUNITAS SIPAS

BAB IV GAMBARAN KOMUNITAS SIPAS BAB IV GAMBARAN KOMUNITAS SIPAS 4.1. Sejarah Berdirinya Komunitas SIPAS di Kota Solo Jawa Tengah Komunitas SIPAS (SEMUT IRENG POP ARCHERY SRIWEDARI) didirikan tepatnya pada tanggal 18 september 2015 di

Lebih terperinci

LEMBAR PANDUAN WAWANCARA. : Pembuat gendewo panahan

LEMBAR PANDUAN WAWANCARA. : Pembuat gendewo panahan LEMBAR PANDUAN WAWANCARA Karakteristik Informan 1 Nama Posisi dalam komunitas Pendidikan Umur Pekerjaan : Faukon A.Md : Sekertaris : D-3 Ilmu teoligi islam : 31 tahun : Swasta Karakteristik Informan 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah warisan budaya (cultural heritage) belakangan ini semakin mendapat perhatian baik oleh pemerintah, akademisi, maupun kalangan organisasi nonpemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Acuan penarikan kesimpulan berasal dari pertanyaan penelitian penulis, agar masalah yang diteliti dapat menjadi jelas dan terarah, serta tidak terjadi kesalahpahaman.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Definisi dan pengertian komunikasi juga banyak dijelaskan oleh beberapa ahli komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama sama (common). Istilah komunikasi berasal

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS SIPAS DALAM PELESTARIAN TRADISI JEMPARINGAN DI KOTA SOLO JAWA TENGAH

STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS SIPAS DALAM PELESTARIAN TRADISI JEMPARINGAN DI KOTA SOLO JAWA TENGAH STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS SIPAS DALAM PELESTARIAN TRADISI JEMPARINGAN DI KOTA SOLO JAWA TENGAH Oleh V. DIO CHRISTMANA PUTRA 362012038 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Seperti yang sudah disebutkan dalam Bab I, penelitian ini akan lebih mengacu kepada telaah tentang strategi komunikasi yang digunakan dalam mempertahan keeksistensian komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

Wawancara dengan Pak Gatot Supriyanto, selaku Stasion Manager

Wawancara dengan Pak Gatot Supriyanto, selaku Stasion Manager Hasil Wawancara Wawancara dengan Pak Gatot Supriyanto, selaku Stasion Manager 1. Bagaimana peran dan partisipasi warga terhadap radio komunitas Saka Peran dan partisipasi warga terhadap radio, peran dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya media massa di Indonesia, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PAGUYUBAN WARGA KEBUMEN DI BANYUMAS (P KBM MAS) ANGGARAN DASAR PAGUYUBAN WARGA KEBUMEN DI BANYUMAS (P KBM MAS) MUKADIMAH Untuk mewujudkan kerukunan dan kekompakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini berfokus pada Strategi Komunikasi BP3AKB dalam mensosialisasikan perlindungan anak kepada masyarakat di Kota Bekasi, dan bertujuan untuk memberikan gambaran dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Komunitas Komunitas Hobi Foto Bandung yang disingkat dengan HFB adalah salah satu komunitas yang bergerak pada bidang fotografi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang dengan cara terstruktur yang disengaja dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat ini memberi pengaruh kepada masyarakat dalam mendapatkan informasi-informasi terbaru setiap hari dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, salah satu media massa yang sangat mudah di akses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia mampu membuat mareka mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN 4.1 Profil Pangarsa Pangarsa merupakan paguyuban pendengar radio di Salatiga dan sekitarnya. Pangarsa didirikan pada tanggal 12 Mei 2007, dan dicetuskan oleh 6 orang. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan semakin besar. Dengan keterbukaan informasi, seseorang dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. XOB SEKRETARIAT Jl. Flores No. 1 Bandung. Sejarah Singkat Berdirinya Club

PENDAHULUAN. XOB SEKRETARIAT Jl. Flores No. 1 Bandung. Sejarah Singkat Berdirinya Club PENDAHULUAN Sejarah Singkat Berdirinya Club XOB adalah suatu club motor yamaha xabre di Bandung di bawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI). XOB didirikan pada hari jumat, 1 April 2016. XOB terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya sebuah organisasi atau perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan organisasi atau perusahaan tersebut dalam melakukan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi mempunyai peranan bagi kehidupan masyarakat, sebagai sarana mendapatkan informasi, hiburan, pendidikan dan referensi. Daya tarik utama televisi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOMUNITAS FOXY SALATIGA

BAB IV GAMBARAN UMUM KOMUNITAS FOXY SALATIGA BAB IV GAMBARAN UMUM KOMUNITAS FOXY SALATIGA 4.1. Gambaran Umum Komunitas Foxy Foxy berdiri secara resmi pada 15 juli 2011. Sebelumnya foxy merupakan sekolompok anak muda yang berkuliah di UKSW. Mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media massa telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang ini orang dihadapkan kepada berbagai macam media massa yang sesuai dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang sangat menarik dan menantang yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Penyiaran merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEGIATAN LOMBA BACA GEGURITAN SISWA SMA/SMK KOTA YOGYAKARTA. Oleh. Suwardi, M. Hum. PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN

DESKRIPSI KEGIATAN LOMBA BACA GEGURITAN SISWA SMA/SMK KOTA YOGYAKARTA. Oleh. Suwardi, M. Hum. PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN DESKRIPSI KEGIATAN LOMBA BACA GEGURITAN SISWA SMA/SMK KOTA YOGYAKARTA Oleh Suwardi, M. Hum. PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN 2012 A. Pendahuluan Sejak tahun 2006, pelajaran bahasa Jawa sudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat Indonesia, namun mampu mencuri perhatian para pemirsanya. TVRI sebagai stasiun televisi pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses komunikasi tentunya memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam bentuk komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpercaya tentang kejadian yang terjadi di sekeliling kita.

BAB I PENDAHULUAN. terpercaya tentang kejadian yang terjadi di sekeliling kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berita banyak dibutuhkan di masyarakat sebagai sumber informasi. Karena berita merupakan laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG

BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG Setelah data-data yang penulis butuhkan dapat terkumpul, maka selanjutnya akan peneliti lakukan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama MOBILIO INDONESIA, merupakan suatu wadah yang menghimpun semua pemilik, pengguna maupun pemerhati mobil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut berkembang. Terutama di dunia penyiaran. Hal ini berdampak dalam bidang komunikasi. Kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini khususnya di bidang komunikasi dan informasi, membuat semakin cepat akses informasi yang bisa di peroleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Komunikasi yang merupakan sebagai syarat dalam kehidupan manusia itu sangat penting, hal

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang dengan besarnya manfaat komunikasi yang didapatkan

Lebih terperinci

OKK TAHUN 2010 UNDIKSHA PANITIA PELAKSANA 0KK TAHUN 2010 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TERSEDIA:

OKK TAHUN 2010 UNDIKSHA PANITIA PELAKSANA 0KK TAHUN 2010 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TERSEDIA: UNDIKSHA OKK TAHUN 2010 PANITIA PELAKSANA 0KK TAHUN 2010 TERSEDIA: Jadwal Acara Tata tertib Form Minat dan Bakat Contact Person: WIJAYA : 085739088874 SARASWATI : 081805339217 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi?

2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi? Daftar Pertanyaan Interview Narasumber :1. NOVANDA ( Pemilik KWIK ) 2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) TAHAP PERENCANAAN 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi? 2. Siapa sasaran target

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB IV PROMOSI SEBAGAI STRATEGI MENCAPAI TARGET PENJUALAN PADA PT. AVIA AVIAN BRANDS SIDOARJO

BAB IV PROMOSI SEBAGAI STRATEGI MENCAPAI TARGET PENJUALAN PADA PT. AVIA AVIAN BRANDS SIDOARJO BAB IV PROMOSI SEBAGAI STRATEGI MENCAPAI TARGET PENJUALAN PADA PT. AVIA AVIAN BRANDS SIDOARJO A. Analisis Pelaksanaan Promosi Pada PT. Avia Avian Brands Sidoarjo Kegiatan promosi biasanya merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika, ditemukan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

Gambar Logo Forum Hijau Bandung

Gambar Logo Forum Hijau Bandung Kota Bandung memiliki potensi menjadi kota lestari, kota yang dibangun oleh manusia kota yang berinisiatif dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama. Kota lestari dibangun dengan menjaga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya yang dilakukan ansambel musik Sopo Nauli dalam mempertahankan keberadaan musik tradisi Batak Toba di Kota Medan, maka sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru

BAB III PENYAJIAN DATA. Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru BAB III PENYAJIAN DATA Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaiamana kontribusi Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru dalam meningkatkan penjualan hasil produksi.

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka.

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka. BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengenalan Pada bab ini peneliti menyajikan data dengan metode analisis deskriptif kualitatif dengan eksplorasi dan klarifikasi tentang suatu fenomena sosial dan data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Dalam sebuah penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI HIJABERS SEMARANG DALAM MENSYIARKAN HIJAB PADA MUSLIMAH MUDA

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI HIJABERS SEMARANG DALAM MENSYIARKAN HIJAB PADA MUSLIMAH MUDA BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI HIJABERS SEMARANG DALAM MENSYIARKAN HIJAB PADA MUSLIMAH MUDA A. Mensyiarkan Hijab Pada Muslimah Muda Mengkaji masalah hijab tidak akan pernah lepas dari pembicaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya dengan adat dan istiadat, budaya serta suku memiliki berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Mesatua Bali (Mendongeng), sebagai

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS PMI KABUPATEN BLORA

STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS PMI KABUPATEN BLORA STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS PMI KABUPATEN BLORA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Persuasi Humas PMI Kabupaten Blora Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Melakukan Donor Darah) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan media massa dapat dibilang sangat pesat, terutama industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di samping kebutuhan mereka akan sandang, pangan, dan papan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 34 Penelitian deskriptif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

[HUT RI 17 AGUSTUS 2013]

[HUT RI 17 AGUSTUS 2013] 2013 CULSTER CARISSA RW 14 PONDOK JAGUNG TIMUR Panitia Peringatan 17 Agustus 2013 [HUT RI 17 AGUSTUS 2013] SILATURAHMI DAN KEBERSAMAAN Daftar Isi I. PENDAHULUAN... 2 I.1 LATAR BELAKANG... 2 I.2 MAKSUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan KOTA BLITAR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan KOTA BLITAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan KOTA BLITAR Bismillahirrohmannirrohim PREAMBULE Keterbukaan Informasi Publik adalah salah satu produk hukum Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis Data merupakan bagian dari penelitian kualitatif untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis data juga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung 49 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Seiring dengan pesatnya perkembangan disegala bidang, maka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:254) teori Stimulus-Organism-Responses (S-O-R), respon yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci