BAB II TINJAUAN UMUM Pengertian Mengenai Embargo Senjata. telah dibuat, yaitu misalnya dengan pemberian

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM 1.1 Tinjauan Umum Mengenai Embargo Senjata Pengertian Mengenai Embargo Senjata Dalam dunia internasional, negara sering terlibat dalam sengketa yang berujung pada pemberian hukuman atau sanksi terhadap negaranegara yang melanggar terhadap suatu kebijakan atau kesepakatan yang telah dibuat, yaitu misalnya dengan pemberian embargo. Embargo berkembang sebagai akibat dari adanya perubahan-perubahan dalam suatu bentuk kerjasama antar negara yang satu dengan negara lain untuk mengekspresikan perilaku dan tindakan negara pelanggar. 1 Berlakunya embargo menunjukkan kecenderungan dari keinginan suatu negara untuk memberikan efek jera terhadap negara pelanggar. Embargo merupakan salah satu bentuk upaya penyelesaian sengketa internasional secara paksa atau kekerasan. 2 Sengketa itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu ketidak sepakatan mengenai persoalan 1 AnalisisMiliter.com, 2012, Embargo Militer: Masa Suram Alutsista Militer Indonesia, diakses tanggal 12 Oktober Danial, Peranan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Proses Penyelesaian Konflik Internasional, Skripsi Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, h

2 hukum atau fakta-fakta hukum maupun konflik mengenai penafsiran atau kepentingan antara negara yang satu dengan negara yang lain, ditinjau dari konteks hukum internasional publik. Sengketa antar negara juga disebut sebagai sengketa Internasional ( International dispute) dimana apabila terjadi suatu pelanggaran dari perjanjian yang telah disepakati dan menimbulkan perselisihan, maka penyelesaiannya dapat diserahkan dan dilakukan oleh Mahkamah Internasional. 3 Pengertian mengenai embargo tertuang dalam Black s Law Dictionary, embargo diartikan sebagai A proclamation or order of state, usually issued in time of war or threatened hostiles, prohibiting the departure of ships or goods from some or all the ports of such state until further order. 4 (Sebuah proklamasi atau perintah dari suatu negara, biasanya dikeluarkan pada waktu perang atau ancaman permusuhan, yang melarang perginya kapal atau barang dari beberapa atau semua pelabuhan negara tersebut sampai ada perintah selanjutnya). 3 R. Abdoel Djamali, 2010, Pengantar Hukum Indonesia: Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h Henry Campbell Black, 2008, Black s Law Dictionary: Second Edition, The Lawbook Exchange,Ltd., New Jersey, h

3 Dalam Kamus Hukum, embargo diartikan sebagai Larangan yang dikeluarkan pemerintah untuk melakukan impor atau ekspor barang tertentu ke negara lain dalam rangka kebijakan yang berkaitan dengan politik, ekonomi, atau kebijakan lain. 5 Sedangkan dalam Kamus Hukum lainnya, embargo merupakan suatu bentuk pelarangan lalu lintas barang, baik dalam kegiatan ekspor maupun impor antara suatu negara terhadap negara lain Hubungan Kerjasama Bilateral Antara Indonesia dan Amerika Serikat Hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan Amerika Serikat telah mengalami perkembangan sejak pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun Dalam Pemerintahan Presiden Republik Indonesia yang kedua yaitu Soeharto, Indonesia melakukan hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. 7 Soeharto merupakan Jenderal TNI yang pro akan kebijakan Amerika Serikat dan memiliki sikap keterbukaan akan demokrasi dan liberalisasi yang di 5 Rocky Marbun, et. al., 2012, Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah Hukum & Perundang-Undangan Terbaru): Cet. I, Visimedia, Jakarta, h M. Marwan, dan Jimmy P., 2009, Kamus Hukum: Dictionary of Law Complete Edition, Reality Publisher, Surabaya, h Awanda Mahendra, 2015, Dampak Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat Terhadap Stabilitas Keamanan di Indonesia, INDONESIA_DAN_AMERIKA_SERIKAT_TERHADAP_STABILITAS_KEAMANAN_DI_INDO NESIA, diakses tanggal 10 Oktober

4 anggap sebagai suatu hal yang positif oleh Amerika Serikat. Tidak di ragukan lagi bahwa Indonesia telah mendapat perhatian khusus dari Amerika Serikat. TNI baik angkatan darat termasuk Komandan Pasukan Khusus (Kopassus), angkatan laut, dan angkatan udara menggunakan persenjataan lengkap yang didatangkan dari Amerika Serikat sebagai bentuk kerjasama bilateral yang ditujukan Amerika Serikat terhadap Indonesia. 8 Suatu hubungan internasional terdiri dari adanya beberapa kesepakatan di antara para pihak yang melakukan hubungan internasional dalam usaha untuk menyelenggarakan politik luar negeri masing-masing negara. Meurut Plono dan Olton, hubungan kerjasama yang terjadi di antara dua negara di dunia tidak terlepas dari kepentingan nasional dari masing-masing negara yang merupakan unsur vital mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. 9 8 Chakra Pratama Winarso, 2013, Hubungan Amerika Serikat Dengan Indonesia Sebelum dan Sesudah Embargo Senjata Dikaji Dalam Bidang Militer, Washington D.C., /10/hubungan-amerika-serikat-dengan-indonesiasebulum- dan-sesudah-embargo-senjata-dikaji-dalam-didang-militer/, diakses tanggal 09 Oktober Jack Plano C., Roy Olton, 1990, Kamus Hubungan Internasional, Abardin, Bandung, h

5 1.2 Pandangan Hukum Internasional Hukum Internasional Pada Umumnya dan Kolerasinya Dalam Hubungan Internasional Suatu hubungan antar bangsa yang melintasi batas negara berlandaskan atas pedoman-pedoman yang terdapat dalam hukum internasional. Hukum internasional merupakan kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat internasional. Hukum internasional memenuhi unsur-unsur yang menetapkan pengertian hukum, yakni kumpulan ketentuan yang mengatur tingkah laku orang dalam masyarakat yang berlakunya dipertahankan oleh kekuatan masyarakat yang bersangkutan. 10 Penerapan hukum internasional, tidak lain yaitu dalam rangka mewujudkan dan memelihara hubungan dan kerjasama antar negara. Hal ini dikarenakan ada kecenderungan negara-negara untuk menonjol di antara negara yang satu dengan yang lain. Secara teoritik, terdapat beberapa teori mengenai dasar mengikatnya hukum internasional, antara lain: F. Sugeng, Istanto, 2010, Hukum Internasional, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, h h J.G Starke, 2008, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta, 26

6 1. Teori Hukum Alam, berpandangan bahwa hukum internasional itu mengikat karena secara esensial merupakan hukum alam yang diterapkan pada kehidupan masyarakat internasional. Konsep hukum alam itu sendiri telah memberikan pengaruh penting terhadap hukum internasional. Hukum alam telah memberikan pengaruh besar yaitu menanamkan penghargaan terhadap hukum internasional, serta memberikan landasan-landasan moral dan etika yang tidak dapat diabaikan. 2. Teori Positivisme, yang menyebutkan bahwa kaidah-kaidah hukum internasional sejatinya memiliki karakter yang sama dengan hukum nasional (yaitu hukum negara) positif sepanjang kaidahkaidah hukum tersebut juga berasal dari kehendak negara. Dalam hukum internasional, adanya pertentangan mengenai persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh pelanggaran-pelanggaran terhadap suatu kewajiban hukum internasional yang berlaku di antara negara-negara yang bersangkutan menjadi tanggung jawab masingmasing negara. 12 Hukum internasional memberikan aturan mengenai konsep tanggung jawab negara untuk mencegah terjadinya konflik antar negara serta memberikan aturan-aturan kepada negara-negara 12 Huala Adolf, 1996, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, ed. 1 cet. 2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h

7 yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketa internasional dengan cara yang seadil-adilnya bagi para pihak yang terlibat. 13 Pada dasarnya, sumber hukum internasional dibagi menjadi dua, yakni sumber hukum formal dan sumber hukum material. Sumber hukum formal merupakan prosedur hukum dan metode bagi pembentukan mengenai aturan untuk pengenaan secara umum mengikat secara hukum kepada pihak-pihak yang dituju. 14 Sumber hukum formal adalah sumber hukum yang terdapat di dalam Pasal 38 ayat (1) Piagam Mahkamah Internasional (International Court of Justice) yang digunakan oleh Mahkamah untuk memutus sesuai dengan hukum internasional yang diajukan kepadanya. Adapun sumber-sumber hukum internasional tersebut yaitu: 1. Perjanjian Internasional, merupakan perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu Kebiasaan Internasional, kebiasaan yang terbukti dalam praktik umum dan telah memperoleh kekuatan hukum Afrizal Fahrul Jaya, 2014, Peranan Hukum Internasional Dalam Upaya Penyelesaian Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Antara Indonesia dan Malaysia, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, h Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, PT. Refika Aditama, Bandung, h Mochtar Kusumaatmadja, Etty R. Agoes, 2003, Pengantar Hukum Internasional, Cetakan I, Alumni, Bandung, h

8 3. Asas hukum umum, merupakan asas hukum yang mendasari sistem hukum modern yakni sistem hukum positif yang didasarkan atas asas dan lembaga hukum negara barat yang untuk sebagian besar didasarkan atas asas dan lembaga hukum normawi Putusan pengadilan dan Pendapat para Sarjana, merupakan suatu keputusan yang dikemukakan untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu persoalan yang didasarkan atas sumber primer, namun tidak dapat mengikat atau meimbulkan kaidah hukum. Hal ini dikarenakan dalam Piagam Mahkamah Internasional tidak mengenal asas keputusan pengadilan yang mengikat (rule of binding precedent) Legalitas Embargo Sebagai Salah Satu Bentuk Sanksi Dalam Hukum Internasional Hukum internasional memiliki peranan penting dalam kerangka masyarakat internasional sebagai hukum yang memiliki perkembangan dan dinamikanya sendiri. Hukum intrenasional merupakan bagian dari ilmu hukum yang mempunyai aspek-aspek 16 J. G. Starke, 2008, Pengantar Hukum Internasional I, Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta, h Mochtar Kusumaatmadja, op.cit, h Ibid, h

9 yang bersifat internasional, 19 misalnya seperti hukum internasional memberikan kewajiban minimum terhadap semua negara-negara (anggota PBB) agar dapat menyelesaikan sengketa internasional secara damai serta tetap tunduk pada kesepakatan negara yang bersangkutan. 20 Menurut Levy, kewajiban penyelesaian sengketa dengan cara-cara damai dilakukan sedemikian rupa agar perdamaian dan keamanan internasional tidak terancam. 21 Hukum internasional merupakan sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati atas prinsipprinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara serta subjek hukum lainnya seperti organisasi internasional ataupun individu-individu, dan oleh karena itu juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara satu dengan yang lainnya. 22 Pemberlakuan embargo termasuk dalam salah satu bentuk sanksi yang di berikan terhadap negara-negara yang dianggap melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum. Secara luas, embargo 19 Fadilah Agus, 2007, Pengantar Hukum Internasional dan Hukum Humaniter Internasional, Elsam, Jakarta, h. 2. h Huala, Adolf, 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 21 Wenner Levy, 1991, Contemporary International Law : A Concise Introduction, Westview Press, 2 nd.ed., h. 276, dikutip dari buku Huala Adolf, 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, h Wagiman, 2012, Hukum Pengungsi Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, h.2. 30

10 memiliki dasar hukum yang terdapat di dalam Pasal 41 Piagam PBB yang menyatakan: The range of sanction has included comprehensive economic and trade sanction and more targeted measure such as arms embargoes, travel bans, financial or diplomatik restriction. 23 Yang memiliki arti yaitu: terdapat sejumlah sanksi yang tidak melibatkan penggunaan kekuatan bersenjata seperti embargo senjata, larangan perjalanan, pembatasan keuangan atau diplomatik. Dengan demikian, jelas dikatakan bahwa embargo senjata memang memiliki legalitas dalam hukum internasional, khususnya dalam kerangka PBB. Apabila tindakan embargo yang di lakukan oleh suatu negara terhadap negara di luar kerangka PBB merupakan tindakan yang bersifat sepihak sebagai bentuk ekspresi atas kedaulatan eksternal yang dimilikinya dan reaksi atas hubungan internasional yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat dari kasus yang sedang dibahas saat ini, yaitu Pemerintah AS melakukan tindakan sepihak berupa embargo militer terhadap Indonesia sebagai reaksi atas insiden yang di lakukan oleh aparat militer Indonesia. 23 Repertoire of The Practice of The Security Council, Actions With Respect to Threats to The Peace, Breaches of the Peace, and Acts of Aggression (Chapter VII), diakses tanggal 12 Oktober