Aplikasi Cross Entropy pada Support Vector Machine untuk Prediksi Financial Distress

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Cross Entropy pada Support Vector Machine untuk Prediksi Financial Distress"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Herlina, & Rakhmawati, D. Y. (2017). Aplikasi Cross Entropy Pada Support Vector Machine untuk Prediksi Financial Distress. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. G43-47). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Aplikasi Cross Entropy pada Support Vector Machine untuk Prediksi Financial Distress Herlina (1), Dwi Yuli Rakhmawati (2) (1), (2) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus Surabaya Jl. Semolowaru No.45, Surabaya, 60118, Indonesia (1) ABSTRAK Financial distress adalah sebuah keadaan yang menunjukkan penurunan kinerja keuangan sebuah perusahaan sesaat sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Kemampuan untuk memprediksi financial distress menjadi topik yang penting dalam bidang keuangan karena dengan adanya kemampuan dalam memprediksi kondisi kesulitan keuangan perusahaan sejak dini akan dapat menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan. Selain penting bagi perusahaan, prediksi financial distress juga penting bagi para investor dan para kreditur. Berbagai macam model prediksi financial distress dikembangkan oleh para peneliti, mulai dari metode statistik hingga metode kecerdasan buatan dengan tujuan untuk mendapatkan model prediksi dengan tingkat akurasi sebaik mungkin. Dalam penelitian ini akan dikembangkan sebuah model prediksi financial distress pada perusahaan manufaktur terbuka di Indonesia menggunakan metode Support Vector Machine, dimana salah satu parameter dari Support Vector Machine, yaitu Lagrange multipliers akan dioptimasi menggunakan metode Cross Entropy. Optimasi ini bertujuan untuk mempersingkat waktu komputasi dengan tetap mempertahankan tingkat akurasinya. Model prediksi financial distress yang akan dikembangkan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai prediktor, dimana perlu dilakukan seleksi agar model yang dihasilkan memiliki tingkat akurasi yang lebih baik. Dalam penelitian ini akan digunakan metode Linear Program Support Vector Machine (LP-SVM) sebagai metode seleksi. Penelitian akan dilakukan dengan membandingkan waktu komputasi dan tingkat akurasi dari metode Support Vector machine (SVM) dan Cross Entropy-Support Vector Machine (CE-SVM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode CE-SVM memberikan tingkat akurasi yang cukup baik dengan waktu komputasi yang lebih singkat dibandingkan dengan metode SVM. Kata kunci Cross Entropy, Financial Distress, Support Vector Machine I. PENDAHULUAN Financial distress merupakan sebuah kondisi dimana perusahaan mengalami tahap penurunan dalam kondisi keuangannya. Hal ini dapat terjadi, salah satunya karena terjadinya krisis perekonomian di negara dimana perusahaan tersebut beroperasi. Jika kondisi financial distress ini tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan terjadinya kebangkrutan perusahaan. Prediksi financial distress bermanfaat bagi perusahaan karena dengan diketahuinya kondisi financial distress secara dini akan mempermudah pihak manajemen perusahaan dalam mengambil langlah-langkah perbaikan manajemen perusahaannya. Prediksi financial distress juga bermanfaat bagi para kreditur dan investor. Prediksi ini memberi masukan bagi para kreditur mengenai resiko dalam memberikan pinjaman serta memberikan gambaran manfaat investasi yang akan diperoleh jika para investor akan menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Manfaat-manfaat yang diperoleh dari prediksi financial distress menjadikan topik prediksi financial distress menjadi bahasan yang penting dan menarik dalam urusan finansial atau keuangan. Topik penelitian tentang prediksi financial distress sudah dimulai sejak tahun 1960-an dan terus dikembangkan hingga saat ini. Altman (1968) melakukan prediksi kebangkrutan menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis (MDA) dan menggunakan data laporan G-43

2 Herlina, Rakhmawati keuangan. Hasilnya menyatakan bahwa proses kebangkrutan sebuah perusahaan adalah proses dalam jangka waktu yang panjang sehingga dalam sebuah laporan keuangan seharusnya sudah menunjukkan adanya signal peringatan akan terjadinya kebangkrutan. Kelemahan dari metode yang digunakan Altman (1968) adalah metode MDA ini mengasumsikan bahwa bebas (independent variables) harus memenuhi multivariate normal distribution dan memiliki matiks kovarian yang sama. Selain itu keluaran (output) dari MDA adalah nilai kontinu sedangkan output yang diharapkan pada permasalahan ini adalah nilai diskrit [0,1] (Sun et al., 2013). Dimulai dari penelitian Altman, bermunculan penelitian-penelitian lainnya dengan pengembangan metode statistik, seperti logistic regression (Martin, 1997). Adanya asumsi-asumsi yang ketat dalam metode tradisional statistik seperti linearitas dan normalitas membuat aplikasinya dalam permasalahan prediksi financial distress menjadi terbatas (Delen at al., 2013). Bermula dari metode statistik, kemudian bermunculan pengembangan penelitian-penelitian dengan menggunakan teknik data mining untuk membangun model prediksi financial distress, dimana kelebihan dari teknik-teknik data mining dapat mengatasi kekurangan dari metode tradisional statistik adalah tidak adanya asumsi-asumsi linearitas dan normalitas seperti dalam metode tradisional statistik. Pada tahun 1990-an, teknik-teknik seperti decision tree (DT), casebase reasoning (CBR), artificial neural network (ANN), dan support vector machine (SVM) mulai banyak diaplikasikan untuk membuat model prediksi financial distress perusahaan (Chen, 2011). Shin at al. (2005) dan Min dan Lee (2005) menggunakan SVM untuk memprediksi kebangkrutan dari beberapa perusahaan di Korea Selatan, Hui dan Sun (2006) dan Ding et al. (2008) juga menggunakan SVM untuk memprediksi financial distress pada perusahaanperusahaan di Cina. Hasil penelitian mereka menyimpulkan bahwa SVM lebih baik daripada MDA, Logit (Logistic Regression), dan NN (Neural Network). Nisa (2013) membuat model prediksi financial distress pada perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan metode SVM dan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan mendapatkan hasil bahwa metode SVM memberikan akurasi yang lebih baik daripada LDA. Ide dasar dari SVM adalah memetakan data input ke dalam ruang berdimensi tinggi untuk dapat menemukan fungsi pemisah yang linier dengan cara memaksimalkan jarak diantara dua titik terdekat dari dua kelas yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan memformulasikan permasalahan sebagai quadratic programming, dimana untuk menemukan solusi dari permasalahan yang berbentuk quadratic programming ini memerlukan waktu komputasi yang cukup lama terutama apabila jumlah datanya sangat besar (Santosa, 2009). Untuk dapat mempersingkat waktu komputasi dan meningkatkan akurasi dari model maka diperlukan pencarian nilai optimal dari parameter yang digunakan dalam SVM. Menurut hasil penelitian Min dan Lee (2005), pencarian parameter yang optimal dalam SVM dapat meningkatkan akurasi dari model. Dalam penelitian ini, Cross Entropy (CE) akan diaplikasikan pada dual Lagrange SVM untuk mencari nilai optimal atau mendekati optimal untuk salah satu parameter dari SVM yaitu Lagrange multipliers (α) yang selanjutnya akan digunakan dalam SVM. Dengan digunakannya metode CE-SVM ini diharapkan akan mempersingkat waktu komputasi dengan tingkat akurasi yang tetap terjaga. Oleh karena itu nanti akan dibandingkan hasilnya dalam hal waktu komputasi dan akurasi antara metode SVM standar dengan metode CE-SVM. Untuk membuat sebuah model prediksi financial distress yang akurat, perlu diperhatikan juga proses pemilihan variable input. Variable input yang digunakan bias meliputi variable keuangan dan non keuangan. Menurut Lin, Liang dan Chen (2011) pemilihan fitur atau yang akan dimasukkan sebagai input ( prediktor) akan mempengaruhi akurasi dari model prediksi finansial. Pada penelitian ini akan digunakan metode Linear Programming-Support Vector Machine (LP-SVM) sebagai metode seleksi fitur untuk memperoleh variable- input pada model prediksi financial distress. Lingkup penelitian ini adalah perusahaan manufaktur terbuka di Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang menjadi obyek amatan adalah perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap pada periode tahun 2010 sampai G-44

3 Aplikasi Cross Entropy Pada Support Vector Machine Untuk Prediksi Financial Distress II. METODOLOGI Langkah pertama adalah mengumpulkan data penelitian yaitu laporan keuangan dari perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Kemudian menentukan variable- input yang akan digunakan. Daftar yang akan digunakan pada model dapat dilihat pada Tabel 1. Langkah berikutnya adalah melakukan seleksi fitur/ menggunakan metode LP-SVM. Setelah didapatkan - terpilih selanjutnya dibuat model CE-SVM dan - tersebut akan digunakan sebagai input pada model. Data training dan data testing akan dibagi dengan rasio 2:1. Tabel 1 Daftar Variabel Kriteria Sub Kriteria Deskripsi Working Capital-to-Total Asset (Current Assets Current Liabilities) / Total Assets Likuiditas Current Ratio Current Assets / Current Liabilities Quick Ratio (Current assets Inventory) / Current Liabilities Account Receivable Turnover Sales / Account Receivable Inventory Turnover Cost of Good Sold / Inventory Debt-to-Equity Total Liabilities / Total Equity Solvabilitas Leverage Ratio Total Liablities / Total Assets Gross Profit Margin Gross Profit / Sales Net Profit Margin Net Income / Sales Operating Profit Margin Operating income / Sales Profitabilitas ROE Net Income / Total Equity ROA Net Income / Total Assets Asset Turenover Rate Sales / Total assets Pemanfaatan Working Capital Turnover Rate Sales / Working Capital Assets Fixed Asset Turnover Rate Sales / Fixed Assets EPS (Laba bersih dividen saham istimewa) / jumlah lembar saham biasa yang beredar PER Harga pasar per lembar saham biasa / EPS Dividend Payout Dividen per lembar saham biasa / EPS Investor Dividen per lembar saham biasa / Harga pasar Dividend Yield per lembar saham biasa Book Value per Share (Total Stockholders Equity Preferred Stock) / Jumlah lembar saham biasa yang beredar Board Size Logaritma jumlah anggota dewan komisaris Internal Jumlah saham kepemilikan diatas 5% / Jumlah Governance Shares Concentration saham yang beredar Firm size Logaritma natural total asset Opini Auditor 0 = untuk opini going concern 1 = untuk opini wajar tanpa pengecualian Reputasi auditor 0 = untuk KAP kecil 1 = untuk KAP besar III. HASIL DAN PEMBAHASAN Indikator utama perusahaan yang mengalami financial distress adalah adanya opini going concern dari auditor. Akan tetapi tidak semua perusahaan yang mengalami financial distress akan menerima opini going concern dari auditor. Oleh sebab itu, selain dilihat dari opini auditor, kriteria lainnya yang digunakan untuk menentukan perusahaan yang mengalami financial distress adalah jika perusahaan tersebut dalam laporan keuangannya memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria berikut (Setyowati, 2009): Modal kerja negatif, artinya perusahaan memiliki hutang lancar yang lebih besar daripada aktiva lancar, saldo rugi atau defisit, laba bersih negatif. Hasil dari seleksi menggunakan LP-SVM menghasilkan terseleksi yang berbeda-beda pada tiap-tiap tahun pengamatan. Variabel yang didapatkan dari hasil seleksi G-45

4 Herlina, Rakhmawati menggunakan LP-SVM pada tahun 2010: Current ratio, Dividend payout, Opini auditor, Reputasi auditor, pada tahun 2011: Board Size, Opini Auditor, Reputasi Auditor, pada tahun 2012: Working Capital-to-Total Asset, Quick Ratio, Net Profit Margin, ROA, Working Capital Turnover Rate, Fixed Asset Turnover Rate, EPS, PER, Firm Size, Opini Auditor, Reputasi Auditor. Data yang telah diperoleh akan digolongkan menjadi data training dan data testing dan akan diuji secara komputasi dengan software MATLAB R2010a menggunakan metode SVM standar, CE-SVM, dan fitur LP-SVM. Jenis Kernel yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk metode SVM Standar adalah linear, polynomial derajat 6, RBF dengan σ=5. Nilai C (upper bound) yang digunakan sebesar 100. Sedangkan jenis Kernel yang digunakan untuk metode CE-SVM yaitu linear, polynomial derajat 6, RBF dengan σ=5. Banyaknya bilangan random yang dibangkitkan (N) sebanyak 20. Elite sample (rho) yang digunakan sebesar 20%. Parameter smoothing untuk update CE sebesar 1. Data akan diuji untuk tiap-tiap Kernel dengan metode CE-SVM sebanyak lima kali percobaan dan diambil nilai rata-ratanya. Hal ini dilakukan karena didalam perumusan CE terdapat penggunaan bilangan random sehingga tingkat misklasifikasi dapat berubah-berubah akibat bilangan random. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali percobaan dengan menggunakan tiga macam dataset yang berbeda, dengan masing-masing percobaan menggunakan data training dan data testing yang berbeda-beda yang dipilih secara acak. Kemudian hasil dari waktu komputasi dan persentase misklasifikasi dari tiga kali percobaan tersebut dirata-rata. Ringkasan dari hasil perbandingan pengujian untuk dataset dapat dilihat pada Tabel 3. Proses uji coba dilakukan menggunakan Intel Pentium CPU B GHz processor, 2 GB RAM. Dari Tabel 3 terlihat bahwa metode CE-SVM yang telah dikembangkan mempunyai keunggulan dari segi waktu komputasi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metode SVM standar. Hal ini karena metode PSO-SVM tidak memerlukan solusi melalui quadratic programming. Metode CE-SVM juga memberikan persentase misklasifikasi yang cukup baik dibandingkan dengan metode SVM standar untuk ketiga jenis kernel yang digunakan. Sedangkan untuk hasil dari pengujian menggunakan CE-SVM dengan input hasil dari seleksi menggunakan metode LP-SVM memberikan persentase misklasifikasi yang lebih besar dibandingkan dengan metode CE-SVM maupun SVM standar. Hal ini disebabkan oleh pemilihan metode seleksi yang kurang tepat sehingga dalam penelitian berikutnya bias dicari metode seleksi yang lebih sesuai untuk digunakan sehingga bisa memperkecil persentase misklasifikasi. Tabel 3 Hasil Pengujian Kernel Metode Waktu komputasi Misklasifikasi (detik) (%) Linear SVM standar CE-SVM Polynomial derajat 6 SVM standar CE-SVM RBF, σ = 5 SVM standar CE-SVM IV. PENUTUP Dari hasil pengujian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode Cross Entropy (CE) dapat digunakan untuk membantu mencari penyelesaian masalah dual Langrange SVM. G-46

5 Aplikasi Cross Entropy Pada Support Vector Machine Untuk Prediksi Financial Distress Metode CE-SVM yang telah dikembangkan mampu memprediksi financial distress dengan waktu komputasi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan SVM standar dengan rata-rata tingkat akurasi yang cukup baik. Hasil dari seleksi menggunakan metode LP-SVM tidak memberikan hasil yang lebih baik dari segi persentase misklasifikasi jika dibandingkan dengan metode CE-SVM maupun SVM standar tanpa seleksi. DAFTAR PUSTAKA Altman, E. I.,1968, Financial Ratios Discriminant Analysis and The Prediction of Corporate Bankruptcy, Journal of Finance, Vol. 23, hlm Chen, M. -Y., 2011, Bankruptcy Prediction in Firms with Statistical and Intelligent Techniques and a Comparison of Evolutionary Approaches, Computers and Mathematics with Applications, Vol. 62, hlm Delen, D.; Kuzey, C.; & Uyar, A.,2013, Measuring Firm Performance Using Financial Ratio: A Desicion Approach, Expert Systems with Applications, Vol. 40, hlm Ding, Y.; Song, X.; & Zeng, Y.,2008, Forecasting Financial Condition of Chinese Listed Companies based on Support Vector Machine, Expert Systems with Applications, Vol. 34, hlm Hui, X. F. & Sun, J.,2006, An Application of Support Vector Machine to Companies Financial Distress Prediction, Lecture Notes Artificial Intelligent, Vol. 3885, hlm Lin, F.; Liang, D.; & Chen, E., 2011, Financial Ratio Selection for Business Crisis Prediction, Expert Systems with Applications, Vol. 38, hlm Martin, D.,1997, Early Warning of Bank Failure: A Logit Regression Approach, Journal of Banking and Finance, Vol. 1, hlm Min, J. H. & Lee, Y. C., 2005, Bankruptcy Prediction Using Support Vector Machine With Optimal Choice of Kernel Function Parameters, Expert Systems with Applications, Vol. 28, hlm Santosa, B., 2007, Data Mining: Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta. Santosa, B., 2009, Application of the Cross-Entropy Method to Dual Lagrange Support Vector Machine, Lectures Notes in Artificial, Springer. Santosa, B. dan Willy, P., 2011, Metoda Metaheuristik Konsep dan Implementasi, Guna Widya, Surabaya. Setyowati, W., 2009, Strategi Manajemen Sebagai Faktor Mitigasi Terhadap Penerimaan Opini Going Concern, Tesis Program Pasca Sarjana, Semarang: Universitas Diponegoro. Shin, K. S., Lee, T. S. dan Kim, H. J., 2005, An Application of Support Vector Machine in Bankruptcy Prediction Model, Expert Systems with Applications, Vol. 28, hlm Sun, J.; Li, H.; Huang, Q. H.; & He, K. Y.,2013, Predicting Financial Distress and Corporate Failure: A Review From The State-of-the-art Definitions, Modeling, Sampling, and Featuring Approaches, Knowledge Based Systems. G-47

PEMODELAN PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

PEMODELAN PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE PEMODELAN PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE Herlina 1), Budi Santosa 2) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program Studi Pasca Sarjana Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

CROSS ENTROPY UNTUK OPTIMASI LAGRANGE MULTIPLIERS PADA SUPPORT VECTOR MACHINES SEBAGAI MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

CROSS ENTROPY UNTUK OPTIMASI LAGRANGE MULTIPLIERS PADA SUPPORT VECTOR MACHINES SEBAGAI MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS CROSS ENTROPY UNTUK OPTIMASI LAGRANGE MULTIPLIERS PADA SUPPORT VECTOR MACHINES SEBAGAI MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS Herlina Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya herlina@untag-sby.ac.id

Lebih terperinci

Kata Kunci: Financial Distress, Industri Jasa,Linear Discriminant Analysis(LDA), Support Vector Machine (SVM). 1.Pendahuluan

Kata Kunci: Financial Distress, Industri Jasa,Linear Discriminant Analysis(LDA), Support Vector Machine (SVM). 1.Pendahuluan Aplikasi Data Mining dengan Metode Support Vector Machine (SVM) untuk Prediksi Financial Distress pada Industri Jasa Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Lusi Mei Cahya W 1,*, Albertus Daru

Lebih terperinci

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. BAB I Latar Belakang Dalam mempertimbangkan investasi, para investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA Umi Zhahratun Nisa 1, *), Budi Santosa 2) dan Stefanus Eko Wiratno 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya perubahan serta persaingan yang dihadapi dunia usaha dalam era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja perusahaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun tujuan dalam jangka panjang. Dimana pada dasarnya tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu antara lain: Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini 2.1.1 Shigyt Demawan dan Amir (2011) meneliti tentang Analisis Rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive)

BAB I PENDAHULUAN. ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan. Disamping itu ada pula tujuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini di mana kita masuk dalam era globalisasi yang ketat, manajer keuangan mempunyai peranan yang sangat penting. Tugas manajer keuangan pada era ini tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekenomian saat ini, persaingan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekenomian saat ini, persaingan perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya perekenomian saat ini, persaingan perusahaan sangat ketat apalagi dalam hal pendanaan mengingat dalam fungsi keuangan menurut James Van

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya adalah untuk mendapatkan keuntungan, maka dalam kegiatannya perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang sangat kompleks dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa peneliti terdahulu sebagai refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (bursa efek). Pasar modal merupakan esensi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. stabil. Stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. stabil. Stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam keuangan perusahaan yakni kebijakan deviden. Para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur di Bursa

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) adalah sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika yaitu Kodak, perusahaan yang berusia kira-kira lebih dari 130 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Amerika yaitu Kodak, perusahaan yang berusia kira-kira lebih dari 130 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Life-Cycle merupakan fase kehidupan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.suatu perusahaan dapat terus hidup jika mampu bertahan dan selalu mengembangkan daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu atau kelompok yang akan memulai usaha pasti membutuhkan modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan sebuah usaha. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angkaangka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan assetaset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia perusahaan manufaktur merupakan sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada Tabel I.1 terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal kepada pemiliknya (pemegang saham). Para pemegang saham perusahaan akan memeroleh pembagian keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian di Indonesia masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan yang ditandai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii ABSTRAK Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu perioda tertentu. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi lain yang lebih mendalam tentang kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

MANFAAT ANALISIS DU PONT UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN (Studi Kasus pada Indeks LQ-45) SKRIPSI. Oleh : IKA RATNAWATI /FE/EA

MANFAAT ANALISIS DU PONT UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN (Studi Kasus pada Indeks LQ-45) SKRIPSI. Oleh : IKA RATNAWATI /FE/EA MANFAAT ANALISIS DU PONT UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN (Studi Kasus pada Indeks LQ-45) SKRIPSI Oleh : IKA RATNAWATI 0513010310/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat. dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat. dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola perusahaan yang kurang tepat sehingga

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model.

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model. ABSTRACT In 2008 th global crisis had aftermath financial failure and economic failure to many big firms and caused the firm failed to maintain its survival. The firms failure had make disadvantages to

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong masyarakat saat ini untuk terus kreatif, inovatif serta mampu bersaing secara global untuk meciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus membuat keputusan. Setiap keputusan, yang diambil mempunyai dampak terhadap posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Nurochman, SST,.Akt,.MT Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1 paragraf 07 dinyatakan ada lima komponen lengkap dari laporan keuangan: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) 1 Lestari Handayani, 2 Fitriandini Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang besar dan seberapa besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomik yang dapat dipakai untuk penilaian dan pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. I Gusti Agung Ayu Pritha Cinantya dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. I Gusti Agung Ayu Pritha Cinantya dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. I Gusti Agung Ayu Pritha Cinantya dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati (2015) Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan Ni Ketut (2015) bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Andri Helmi M, SE., MM. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Setiap badan usaha diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dari hasil kegiatan usahanya selama periode tertentu. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor

Lebih terperinci