BAB IV KESIMPULAN. penghitungan identifikasi setting, tokoh, dan aksi tokoh cerita Raden Kamandaka.

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KESIMPULAN. penghitungan identifikasi setting, tokoh, dan aksi tokoh cerita Raden Kamandaka."

Surya Susanto
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB IV KESIMPULAN Sepuluh varian cerita Raden Kamandaka dari beberapa wilayah di Kabupaten Banyumas menghasilkan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data informasi berupa kalimat verbal dari transkripsi kesepuluh varian cerita Raden Kamandaka itu sendiri yang didapat dari proses wawancara. Data kuantitatif adalah data informasi berupa angka yang didapat dari penghitungan identifikasi setting, tokoh, dan aksi tokoh cerita Raden Kamandaka. Cerita adalah apa yang digambarkan pada narasi. Sebuah cerita memiliki bagian-bagian seperti isi cerita atau rantai peristiwa yang menghasilkan aksi tokoh, adanya karakter atau tokoh yang melakukan aksi, dan setting. Analisis naratif cerita Raden Kamandaka dilakukan dengan cara mengidentifikasi setting tempat, tokoh, dan aksi tokoh. Identifikasi setting, tokoh, dan aksi tokoh dianalisis menghasilkan data berupa angka atau kuantitas. Identifikasi setting melalui beberapa tahapan yang dibuat dalam bentuk tabel. Tahap pertama, identifikasi setting untuk mengetahui setting yang digunakan sesuai dengan tokoh dan aksi tokoh serta penggunaannya dalam varian cerita. Setting tempat sebanyak 51 tempat dan masing-masing setting tempat memiliki beberapa tokoh dan aksi tokoh yang digunakan dalam beberapa varian ataupun digunakan oleh semua varian cerita Raden Kamandaka. Setting tempat, tokoh dan aksi tokoh dalam identifikasi setting tahap pertama disusun berdasarkan pendekatan kesepuluh varian cerita Raden Kamandaka. 152

2 153 Tahap kedua, identifikasi total varian dari setiap setting tempat. Indentifikasi ini untuk menentukan jumlah varian setiap setting tempat yang digunakan dalam masing-masing varian cerita berdasarkan alur aksi tokoh. Setting tempat yang sama masih mungkin digunakan kembali oleh tokoh yang sama ataupun tokoh yang berbeda. Banyaknya jumlah varian menunjukkan kesamaan penggunaan setting dalam masing-masing varian cerita, dengan kata lain menunjukkan kesamaan cerita dari masing-masing varian karena setting tempat yang disebutkan berdasarkan alur cerita Raden Kamandaka. Tahap ketiga, identifikasi setting yang digunakan oleh masing-masing varian dan jumlah varian digunakan untuk mengetahui setting tempat mana saja yang digunakan tanpa adanya pengulangan. Total keseluruhan setting tempat dari kesepuluh varian cerita Raden Kamandaka sebanyak 58 setting tempat. Masingmasing setting tempat hanya disebutkan satu kali, dan menyebutkan varian mana saja yang menggunakan setting tempat tersebut tanpa memperhatikan alur cerita serta aksi tokoh. Varian-varian cerita yang menggunakan masing-masing setting tempat kemudian dijumlah sehingga mendapat jumlah varian. Tahap keempat, lima puluh delapan (58) setting tempat yang telah diperoleh sebelumnya diidentifikasi dari yang paling sering digunakan sampai yang paling jarang digunakan. Ukuran sering dan jarangnya penggunaan suatu setting tempat dilihat dari jumlah variannya. Setting tempat yang paling sering digunakan memiliki jumlah varian sepuluh (10), sedangkan setting tempat yang paling jarang digunakan memiliki jumlah varian satu (1). Identifikasi setting ini mengkategorikan setting ke dalam dua kategori yakni setting besar dan setting

3 154 kecil. Setting besar menyebutkan tokoh-tokoh bermain dari lima (5) sampai sepuluh (10) varian. Setting kecil menyebutkan tokoh-tokoh bermain dari satu (1) sampai empat (4) varian atau dengan kata lain setting kecil hanya pada varian terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa setting besar sebagai background dari cerita. Setting kecil menunjukkan narasumber sangat akrab dengan tempat-tempat yang berdekatan dengan narasumber dan tokoh Raden Kamandaka, selain itu narasumber ingin menonjolkan daerahnya sehingga berbeda dengan varian yang lain. Identifikasi tokoh berdasarkan masing-masing varian dan jumlah variannya digunakan untuk mengetahui tokoh-tokoh siapa saja yang ada di dalam varian cerita Raden Kamandaka beserta perbedaan penyebutan nama dalam masing-masing varian cerita. Setiap tokoh yang disebutkan itu dijelaskan pengggunaannya dalam varian mana saja, sehingga dapat diketahui perbedaan penggunaan nama tokoh dalam varian mana saja, kemudian dari varian-varian tersebut dijumlahkan berapa banyak varian yang menggunakan suatu nama tokoh. Identifikasi ini menghasilkan 75 nama tokoh, termasuk penyebutan nama tokoh yang berbeda tetapi mengacu pada satu tokoh. Identifikasi selanjutnya mengurutkan nama-nama tokoh yang paling banyak digunakan sampai tokoh yang paling sedikit digunakan dalam varian cerita. Total tokoh dari kesepuluh varian cerita sebanyak 61 nama tokoh tanpa ada lagi perbedaan penyebutan tokoh karena sudah disesuaikan dengan nama tokoh pengacunya. Berdasarkan identifikasi ini tampak dua kelompok, bahwa tokohtokoh dalam kelompok jumlah varian sepuluh (10) sampai lima (5) merupakan

4 155 kelompok tokoh besar, sedangkan tokoh-tokoh dalam kelompok jumlah varian empat (4) sampai satu (1) merupakan kelompok tokoh kecil. Kelompok tokoh besar merupakan tokoh utama atau tokoh yang memiliki peran penting dalam varian-varian cerita Raden Kamandaka, sedangkan kelompok tokoh kecil merupakan tokoh sampingan atau tokoh pembantu yang perannya tidak terlalu penting dalam varian-varian cerita Raden Kamandaka. Identifikasi aksi tokoh menghasilkan jumlah aksi dalam setiap varian dan jumlah varian yang digunakan dalam setiap aksi. Jumlah aksi seluruhnya sebanyak 118 aksi. Urutan varian dari yang memiliki paling banyak aksi tokoh sampai yang paling sedikit adalah dimulai dari Varian X, Varian III, Varian II, Varian V, Varian VII, Varian IV, Varian VI, Varian I, Varian VIII, dan varian yang terakhir adalah Varian IX. Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengetahui peristiwa penting yang terdapat di dalam cerita Raden Kamandaka. Peristiwa penting didapat dari interaksi kedua tokoh yang mengasilkan pergerakan suatu tokoh untuk melakukan aksi selanjutnya. Peristiwa perginya R. Banyak Catra ke Timur atas petunjuk Ki Ajar Mirangrong dianggap sebagai peristiwa penting karena dijadikan sebagai penggerak cerita untuk aksi tokoh selanjutnya. Peristiwa penting ini dimiliki oleh Varian II, III, IV, VII, dan X. Varian-varian yang memiliki peristiwa penting ini lah yang dianggap varian penting atau diasumsikan sebagai varian utama. Varian utama mewakili tanggapan masyarakat yang masih menyimpan warisan cerita Raden Kamandaka yang lebih lengkap. Varian inilah yang bisa dianggap sebagai cerita induk. Varian cerita di luar varian utama yakni Varian I, V, VI, VIII, dan IX

5 156 dianggap sebagai varian pendukung atau pelengkap karena tidak memiliki peristiwa penting yang dijadikan penggerak tokoh R. Banyak Catra untuk melakukan aksi selanjutnya. Cerita-cerita dalam varian pelengkap menggambarkan memori masyarakat tentang aksi dan peristiwa oleh tokoh Raden Kamandaka di daerahnya. Masyarakat hanya mengingat bahwa daerahnya sebagai daerah persinggahan R. Banyak Catra. Mereka tidak begitu mengetahui aksi dan peristiwa R. Banyak Catra sebelumnya. Varian-varian dari narasumber yang menghasilkan varian utama diduga sebagai daerah pusat cerita Raden Kamandaka. Varian II dari wilayah Kecamatan Purwokerto Utara, Varian III dari Kecamatan Karanglewas, Varian IV dari wilayah Kecamatan Purwokerto Utara, Varian VII dari wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, dan Varian X dari wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan. Varian lain di luar daerah tersebut diduga sebagai varian pelengkap tandanya yakni dengan menunjukkan bahwa alur cerita sudah bergerak. Sebelum merangkum cerita Raden Kamandaka yang besar harus menggabungkan seluruh varian cerita dari memori masyarakat di daerah-daerah yang digunakan sebagai tempat persinggahan Raden Kamandaka dalam pengembaraannya mencari istri. Varian cerita yang merangkum semua konten naratif jelas menceritakan perjalanan R. Banyak Catra sampai R. Banyak Catra menemukan jodohnya dan menikah. Rangkuman cerita Raden Kamandaka yang besar ini menghasilkan rekonstruksi cerita Raden Kamandaka. Raden Kamandaka dianggap sebagai tokoh yang penting dan dihormati. Penghormatan atas tokoh Raden Kamandaka itu tercermin dalam perjalanan atau

6 157 pengembaraan Raden Kamandaka sampai ke desa-desa sehingga jadilah nama suatu desa atau suatu situs yang disinggahinya. Cerita Raden Kamandaka memiliki fungsi penceritaan, fungsi didaktik, dan fungsi identitas.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Raden Kamandaka

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Raden Kamandaka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita Raden Kamandaka merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang terdapat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Raden Kamandaka berkembang dari tanah Sunda