BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. audisi terakhir untuk pembentukan sebuah girlband. Cherly, Anisa, Wenda,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. audisi terakhir untuk pembentukan sebuah girlband. Cherly, Anisa, Wenda,"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Love Is You Sembilan orang gadis terpilih dari lima belas orang gadis yang mengikuti audisi terakhir untuk pembentukan sebuah girlband. Cherly, Anisa, Wenda, Angel, Auryn, Christy, Devi, Felly, dan Gigi akhirnya terpilih dan terbentuklah Cherrybelle. Menyatukan visi dan misi 9 orang tentu bukan perkara yang mudah. Apalagi dalam sebuah girlband yang menuntut kekompakan dalam menari dan menyanyi. Begitulah dengan kisah terbentuknya Cherry Belle. Di balik penampilan mereka yang selalu kompak, ternyata butuh perjuangan panjang untuk mencapainya. Love Is You merangkum setiap persoalan yang dihadapi masingmasing personel sejak girlband ini terbentuk. Di awal karier mereka, menyerasikan sembilan isi kepala bukan hal yang mudah. Semua punya keinginan dan ego masing-masing. Semua membawa kebiasaan masing-masing. Sehingga tak ayal hubungan mereka di luar panggung kerap diwarnai ketidak cocokan. Manajer mereka, Victor, mengkhawatirkan hal ini. Hal kecil yang terus ditumpuk akan menjadi besar. Keutuhan grup ini dipertaruhkan setiap harinya. Akhirnya Victor mengambil keputusan untuk menempatkan gadis-gadis ini selama sebulan di sebuah rumah, tempat mereka akan tinggal bersama. Tidak hanya untuk berlatih menari dan menyanyi, tapi juga untuk memperkuat hubungan mereka. Di sana, mereka akan belajar saling menghargai dan mencintai.

2 Dalam perjalanannya untuk menjadi grup yang kompak dan harmonis, kesembilan gadis ini harus hidup bersama selama sebulan di sebuah rumah, di mana mereka tidak hanya akan belajar menari dan menyanyi, tapi juga belajar berteman. Dan yang terpenting belajar tentang hidup. Dari awal, Felly dan Christy yang berwajah paling serupa dan memiliki perilaku yang juga hampir sama sering membuat teman-temannya terkecoh. Kadang Felly disebut Christy, dan Christy disangka Felly. Dan yang paling sering salah mengenali mereka biasanya adalah Angel, yang tidurnya justru bersebelahan dengan mereka. Manajemen menangkap kemiripan mereka sebagai nilai jual. Dan mereka pun menemukan solusi bersama. Setiap latihan menari, Anisa selalu merasa tak seluwes teman-temannya. Dan terkadang ia merasa minder dengan keluwesan Gigi menari. Semakin sering mereka latihan, ia semakin merasa minder. Saat salah satu koreografer mereka sedang berhalangan hadir, Gigi lah yang ditugaskan untuk memimpin latihan. Saat latihan dengan Gigi itulah, rasa tak percaya diri Anisa menjadi-jadi. Akhirnya suatu saat kepercayaan diri Anisa sudah jauh lebih baik justru Gigi lah yang berperan aktif membangkitkan kepercayaan dirinya. Ada lagi kisah Cherly dan Ayahnya (Leo Lumanto). Ayah yang sudah tak pernah ia lihat sejak ia berusia 5 tahun, tiba-tiba menghubungi untuk mengajak bertemu. Sejak Ayah dan Ibunya (Fifie Buntaran) berpisah, ia selalu menyalahkan dirinya sebagai penyebab perpisahan orang tuanya. Hal ini ternyata berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Ia merasa tak diinginkan ayahnya, sehingga Cherly jadi pribadi yang agak tertutup dan mudah menyalahkan diinya sendiri.

3 Cherly berkata dirinyalah yang menyebabkan perpisahan Ayah dan Ibunya sehingga menjadi gusar. Kedelapan Chibis ini kemudian menyanyikan lagu Beautiful, menghibur lara Cherly. Suatu hari, kesehatan Auryn turun mendadak. Ia batuk, pilek, dan demam. Akibatnya ia tak bisa ikut latihan. Teman-temannya dikejar jadwal yang padat. Nyaris tak ada yang menemaninya selama ia demam tinggi, dan berkali-kali muntah. Masih dalam masa karantina, dia merasa teman-temannya tidak ada yang peduli. Masalah Wenda dengan Ibunya memuncak ketika Ibunya menolak hadir di pertunjukan Cherry Belle. Dan akhirnya mereka bersama-sama bernyanyi untuk Wenda, I ll Be There For You. Di tengah canda riang mereka, selalu ada persoalan yang harus dihadapi. Namun, semakin banyak persoalan yang dihadapi, semakin besar pula kekompakan mereka. Tak ada masalah yang tak bisa dipecahkan. Cherly dengan Ayahnya, Wenda dengan Ibunya, dan masih banyak persoalan lain justru menjadi inspirasi untuk menyanyikan lagu Love is you.

4 Jenis Film: Sutradara: Drama -Hanny R. Saputra Pemain: -Yefani Filliang Abdurachman -Devi Noviaty -Sarwendah Tan Aurora Produser -Dedy Penulis: -Jaumil -Margareth Angelina -Brigitta Cynthia -Jessyca Stefani Auryn -Cherly Yuliana Anggraini -Anisa Rahma Produksi: -Radikal Films Distributor: -Day Dreams -Christy Saura Noela Unu

5 -Fifie Buntaran -Kevin Leonardo 4.2 Hasil Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis semiotika model Roland Barthez untuk menjabarkan bagaimana feminitas perempuan direpresentasikan dalam film Love Is You. Di dalam teori semiotika, proses perekaman gagasan, pengetahuan, atau pesan secara fisik disebut representasi. Representasi adalah penggunaaan tanda-tanda untuk menampilkan ulang sesuatu yang dicerap, diindra, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik. Analisis semiotika Roland Barthez adalah metode pengkajian tanda yang dimana makna sebuah tanda memiliki dua makna yaitu makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif dalam metode Roland Barthez adalah sistem signifikansi tingkat pertama, sementara konotatif tingkat kedua. Barthez tidak mengakui keharafiahan denotasi akan tetapi lebih diasosiasikan sebagai ketertutupan makna. Menurut Barthez yang ada hanyalah konotasi semata dan identik dengan praktek atau operasi ideologi yang disebut sebagai mitos. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.dalam Film Love Is You peneliti mengamati bahwa terdapat beberapa scene dalam film ini yang menunjukkan praktek ideologi gender terhadap feminitas perempuan. Film ini berusaha membentuk image perempuan sebagai sosok yang lemah, mengandalkan penampilan fisik, tidak kompeten dan tidak cerdas. Pada tabel berikut peneliti berusaha menganalisa dan

6 Menjabarkan tanda-tanda dalam film Love Is You yang menunjukkan praktek ideologi gender terhadap feminitas perempuan Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Shot Kata temen-temen & Full Shot Aku, Aku si Dongdong karena sering gak nyambung, masa sih? Aku gak suka kucing makanya aku pelihara hamster aja.. Eh ngomong-ngomong hamster bukan kucing kan ya? Denotasi Konotasi

7 Ada perempuan berwajah oriental dengan ciri berambut lurus, berbadan kecil dan berkulit putih mengenalkan dirinya bernama Angel. Dia bingung kenapa temannya mengatakan dirinya suka tidak nyambung kalau berbicara. Dia sulit membedakan kucing dengan hamster. Kalimat kata temen-temen aku di sini dapat dilihat adegan ini ingin menyatakan bahwa perempuan adalah sosok yang sering menilai orang lain. Angel sebagai sosok yang dinilai juga mempunyai kebutuhan untuk dinilai dari temannya. Angel meragukan penilaian temannya yang mengatakan dirinya suka tidak nyambung dan kurang cepat tangkap tetapi pada kalimat selanjutnya Angel mengatakan dia tidak dapat membedakan antara kucing dan hamster. Kucing dan hamster adalah binatang yang sangat berbeda bedasarkan bentuk fisiknya. Ini dapat diartikan Angel memang memiliki kecerdasan yang kurang dan mengalami kesulitan untuk mengenali dirinya sendiri. Pada akhirnya penilaian teman-temannya yang membentuk image untuk dirinya sendiri.

8 Mitos: Adegan ini memberikan makna bahwa bagaimana seorang perempuan sering dianggap kurang cerdas dan sulit mengenali diri nya sendiri sehingga persepsi mereka mengenai dirinya sendiri dengan mudah dibentuk oleh lingkungan sekitar. Image peremuan tersebut muncul bukan karena dari apa yang ada di dalam tapi dari pengaruh dan pembentukan lingkungan sosial. Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Shot Halo Aku Anisa. & Full Shot Awalnya aku sering ga PD tapi teman- Aku jadi Tapi karena temanku malah kepedean.

9 temen-temenku sayang kok sama Aku. Denotasi Konotasi Perempuan ini bernama Anisa. Anisa menyatakan bahwa sebelum bertemu dan berteman dengan sahabatnya dia adalah sosok yang pemalu. Perempuan mempunyai pandangan bahwa pertemanan itu lebih penting jika dibandingkan dengan pandangan laki-laki. Perempuan mengabiskan waktunya lebih banyak dengan temannya dan mengharapkan kebaikan, kesetiaan, empati dan komitmen dari temannya lebih besar jika dibandingkan dengan apa yang laki-laki harapkan dari pertemanannya Pada kalimat ini menggambarkan bagaimana perempuan bergantung sekali dengan pertemanannya. Rasa percaya diri perempuan muncul semata-mata dari pengakuan temantemannya tapi bukan dari diri sendiri. Pada bagian ini seolah ingin menyatakan perempuan tidak dapat menjadi sosok yang pecaya diri tanpa teman-temannya.

10 Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium shot & Full Shot Hai namaku Gigi. Aku yang paling muda dari teman-temanku ini dan yang paling cuek. Sejak kecil aku seneng banget nari dan juga jago hip-hop Denotasi Konotasi Perempuan ini bernama Gigi. Gigi usianya paling muda dan menyatakan dirinya sebagai orang yang cuek. Gigi suka menari terutama tarian hip hop Pada saat Gigi memperkenalkan diri, Gigi tidak menggunakan kalimat kata temen-temen aku seperti tokoh-tokoh lain. Gigi terlihat percaya diri, kuat dan tahu apa yang dia suka. Dia menyatakan dirinya cuek yang bearti dia tidak perduli dengan pendapat orang lain tetapi dia cukup mengenali dirinya sendiri. Gigi terlihat berbeda dari teman-temannya bukan hanya dari segi karakter tapi dari

11 segi fisik juga. Gigi memiliki penampilan fisik berambut pendek yang berbeda dari teman-temannya. Gaya pakaian Gigi juga tidak seperti teman-temannya yang lain yang feminim. Gigi memberikan image perempuan yang maskulin. Perempuan maskulin adalah perempuan yang bergaya seperti laki-laki. Dengan adanya tokoh Gigi scene ini seperti ingin menyatakan karakter percaya diri, tangguh dan memiliki keahlian itu dimiliki oleh laki-laki. Perempuan yang ingin memiliki karaketer tersebut harus memasukkan unsur maskulinitas dalam penampilannya. Scene ini memberi makna makna yaitu seorang perempuan yang bergaya feminim tidak bisa menjadi perempuan yang percaya diri, tangguh dan mempunyai keahlian.

12 Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Shot & Full Namaku teman-temanku Fely, Shot bilang Aku paling cerewet dan paling sering datang telat. Tapi menurut aku si enggak. Denotasi Konotasi Nama perempuan ini Fely. Fely merasa dirinya tidak cerewet dan sering datang telat seperti yang teman-temannya katakan mengenai Pada scene ini digunakan kembali kalimat kata temen-temenku. Hampir sama dengan scene Angel, Fely mengalami kesulitan untuk mengenali dirinya sendiri. diriya.

13 Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Aku Christy. Aku Shot & Full Shot selalu menjadi bermimpi seorang Putri kayak yang di buku-buku dongeng Denotasi Konotasi Perempuan ini bernama Christy. Christy mempunyai keinginan menjadi putri seperti di buku dongeng-dongeng Film ini diperuntukan untuk remaja dengan tokoh-tokohnya yang berumur sekitar tahun. Scene ini menyatakan Christy dengan usia remaja masih memiliki mimpi menjadi seorang putri di buku dongeng. Putri dalam buku-buku dongeng mempunyai inti cerita yang hampir sama yaitu di mana pada bagian akhir sang putri akan hidup bahagia bersama pangeran. Scene ini menstereotipkan perempuan sebagai sosok yang yang tidak realistis dan terlalu banyak berkhayal. Mitos: Perempuan sering dianggap sebagai sosok yang hanya menggunakan perasaan dan

14 tidak dapat berpikir logis. Perempuan juga sering distereotipkan sebagai sosok yang tidak dapat menemukan kebahagiaan dari diri sendiri. Buku dongeng mengenai putri adalah salah satu pembentukan image perempuan yang ingin menyatakan bahwa kebahagiaan utama bagi perempuan adalah saat menemukan laki-laki dan menikah dengannya. Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Shot & Full Shot Halo Aku Auryn.. Umurku ga jauh beda dari Gigi tapi jelas Aku lebih dewasa hahaa.. Aku punya boneka sapi bernama Mumu Denotasi Konotasi Perempuan ini bernama Auryn. Dia Auryn menyatakan dirinya lebih dewasa

15 berumur hampir sama dengan Gigi tetapi Auryn menyatakan dirinya lebih dewasa dibanding dengan Gigi. Auryn juga memiliki boneka sapi bernama Mumu. dibanding Gigi. Dalam scene ini terjadi tidak cocokan antara pernyataan Auryn dengan perkataan dia selanjutnya yang menyatakan bahwa dirinya memiliki boneka sapi. Boneka merupakan mainan anak-anak dan perempuan yang telah dewasa tidak main boneka lagi. Dalam gambar terlihat Auryn bukan sekedar memiliki boneka tetapi dia menyayangi boneka itu seperti anak kecil menyayangi bonekanya. Mitos: Dalam scene ini terlihat bagaimana perempuan distereotipkan seseorang yang kurang cerdas, tidak dewasa, lemah dan sulit mengenali dirinya sendiri Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Shot & Full Shot Hai Aku Devi, menurut temantemanku Aku yang paling dewasa dan

16 paling baik. Aku masih sama ko sama cewekcewek lain masih seneng berburu barang-barang murmer, masih seneng nonton sama tementemen. Aku butuh sahabat yang benarbenar sahabat Denotasi Konotasi Perempuan ini bernama Devi. Devi mengatakan bahwa teman-temannya menilai dirinya sebagai orang yang paling dewasa. Devi mengatakan dirinya masih sama dengan remaja perempuan lainnya yang suka belanja barang murah dan bagus dan nonton bioskop bersama temannya. Devi dinilai paling dewasa dan baik oleh teman-temannya. Tetapi Devi menyatakan kalau dia masih sama dengan perempuan lain yang seumuran dengannya. Sekilas kedua kalimat ini tidak memiliki korelasi tetapi jika dilihat dari susunan kalimatnnya, kalimat Aku masih sama ko sama cewek-cewek lain seolah ingin mengatakan dengan kedewasaan dan kebaikan Devi, dia berbeda dengan perempuan berusia

17 remaja pada umumnya dan oleh karena itu Devi memberikan pernyataan kalau dirinya berbeda. Mitos: Scene ini mempunyai makna tersembunyi bahwa remaja perempuan selama ini sering distereotipkan sebagai sosok yang tidak dewasa dan sedikit yang bersifat baik. Komposisi Dialog/ Suar/ Teks Visual Medium Shot & Hai Aku Endah. Aku selalu percaya kalau kita Full Shot menginginkan sesuatu teramat sangat kita pasti akan mendapatkannya Denotasi Konotasi Nama perempuan ini adalah Endah. Endah mengatakan kalau dia mempercayai kalau kita Pernyataan Endah yang mengatakan kalau kita menginginkan sesuatu teramat sangat kita pasti akan mendapatkannya,

18 menginginkan sesuatu teramat sangat kita pasti akan mendapatkannya. memberi makna bahwa Endah memiliki karakter yang berkemauan kuat. Tetapi pernyataan ini juga dapat bermakna berbeda. Endah menyatakan kita akan mendapatkan apa yang kita sangat ingini. Tetapi untuk medapatkan sesuatu tidak cukup hanya dengan keinginan tapi harus dengan usaha juga. Mitos: Perempuan adalah sosok yang hanya memiliki keinginan tapi tidak bisa merencanakan usaha untuk mendapatkan keinginan tersebut. Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Medium Shot Eh ayo cepetan!

19 Denotasi Konotasi Seorang laki-laki menyuruh Christy dan Feli untuk bergerak cepat. Christy dan Feli sedang merias wajah. Dalam scene ini tersirat makna bahwa perempuan sangat mementingkan penampilan terutama wajah. Dapat dilihat dari scene ini dimana Christy dan Feli sudah hampir terlambat untuk mulai pertujukkan tetapi mereka tetap berusaha menyelesaikan rias wajah mereka. Mitos: Perempuan sering diberi tekanan oleh media massa, lingkungan sosial dan pekerjaan untuk tampil selalu cantik. Dalam dunia pekerjaan terutama di dunia bisnis hiburan perempuan dinilai hanya dari fisiknya saja dengan menomorduakan kualitas dari pekerjaannya.

20 Komposisi Dialog/ Suara/ Teks Visual Close Up Christie memakai lipstick di dalam mobil Denotasi Konotasi Christie sedang memakai lipstik di dalam mobil Scene ini mempunyai makna bahwa perempuan mengutamakan penampilan wajah di manapun mereka berada. Ini dapat disimbolkan dengan kondisi ruangan sempit di dalam mobil, Christie tetap menggunakan lipstiknya.

21 Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Medium Shot Aku ga bisa di sini ga ad bibi! Denotasi Konotasi Cheryl menyatkan bahwa dirinya tidak bisa tinggal di hotel karena tidak ada bibi. Bibi di sini adalah asisten rumah tangga. Perempuan sering distereotipkan sebagai sosok yang bergantung terhadap orang lain. Sebagai perempuan remaja Cheryl memberikan image perempuan yang manja dan bergantung pada asisten rumah tangga.

22 Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Medium Shot Pelatih: Sadari syukuri, dirimu sempurna Denotasi Konotasi Pelatih mencontohkan cara bernyanyi dengan menyayikan sebagian lirik lagu Sadari syukuri, dirimu sempurna Pelatih suara Cherrybelle mempunyai karakter yang tegas, bijak dan dominan dalam film ini. Penampilan fisik pelatih suara Cherrybelle digambarkan berambut pendek, menggunakan kacamata dan pakaiannya bergaya maskulin. Sosok pelatih ini menggambarkan bagaimana perempuan harus memasukkan unsur maskulinitas terhadap penampilannya agar memiliki karakter yang tegas, bijak dan dominan. Sosok pelatih ini secara tidak langsung mengatakan bahwa karakter tegas, dominan dan bijak adalah karakter maskulin dan hanya dimiliki laki-laki.

23 Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Medium Shot Ya ampun liat dong Nis ini lipetannya dah banyak banget. Kalau begitu gendut ini gimana Denotasi Konotasi Devi mengatakan bahwa perutnya banyak lipatannya. Media massa mebentuk image perempuan bedasarkan apa yang diingini oleh pemilik media massa. Pembentukan image perempuan dalam media massa bukan menampilkan perempuan secara sebenarnya tetapi di representasikan bedasarkan tujuan tertentu dari pemilik media massa. Devi mengeluhkan mengenai tubuhnya terutama perutnya yang mempunyai timbunan lemak. Dari ekspresi Devi tergambar bagaiman dia sangat tidak suka dengan perutnya. Kalau dilihat secara keseluruhan badan Devi termasuk kurus. Terjadi rekonstruksi yang berlebihan karena

24 dengan kondisi badan kurus, Devi masih mengeluhkan perutnya yang berlipat dan harus diet. Anisa tidak terima pernyataan Devi karena merasa dirinya lebih gemuk dari Devi dan dia terlihat kesal. Scene ini memberi makna bagaimana bentuk tubuh akan selalu menjadi persoalan penting di dalam dunia perempuan Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Full Shot Kamu cantik cantik dari hatimu Menunjukkan muka Denotasi Konotasi Cherrybelle menyanyikan lagu dengan lirik Kamu cantik, cantik dari hatimu.. sambil menari. Dalam scene ini terdapat tidak kesesuaian antara tarian dan lirik yang dinyanyikan. Lirik lagu ini menyatakan Kamu cantik cantik dari hatimu tetapi gerakan nya dengan menaruh tangan di pinggir wajah yang memberikan

25 makna bahwa wajah tetap menjadi variabel untuk kecantikan. Ketidaksesuaian anatara lirik dan gerakan menunjukkan bagaiman pembuat film berusaha menyampaikan ideologi kecantikan wajah tetapi disamarkan dengan lirik yang menyatakan kecantikan hati. Mitos: Mitos kecantikan akan selalu melekat dalam image perempuan yang dibentuk oleh media massa. Kecantikan dalam media massa terlihat tidak realistis dengan kondisi masyarakat. Mitos kecantikan adalah kecantikan yang dikonstruksi oleh media massa. Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Close Up Gara-gara Aku Papa ninggalin Mama. Itu gara- gara aku gak cantik, aku keras kepala

26 Denotasi Konotasi Cheryl sedih dan mengatakan bahwa dialah penyebab Papa nya meninggalkan Ibunya. Cheryl meyatakan alasannya karena dia tidak cantik dan keras kepala. Cheryl menyalahkan dirinya yang tidak cantik dan keras kepala untuk kepergian Ayahnya meninggalkan dia dan Ibunya. Kalimat tidak cantik dan keras kepala menjadi suatu kalimat yang hiperbolis dan tidak logis. Alasan tidak cantik itu tidak logis untuk dijadikan alasan Ayahnya pergi. Scene ini memberi makna bagaimana perempuan menjadi sosok yang hanya menggunakan perasaan dan tidak menggunakan pikiran yang logis. Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Medium Shot Kalau ikut kegiatan begitu ga ada manfaat, Cuma bawa penyakit kan? Mama itu telepon bukan untuk ajakin kamu ribut ya. Yang penting mama

27 sudah telepon kamu lo jadi jangan ada lagi kata-kata Mama ga peduli sama kamu which is Mama juga capek kamu salahin terus. Denotasi Konotasi Ibu dari Endah mengatkan bahwa kegiatan Endah adalah kegiatan yang tidak bermanfaat dan menyebakan badan sakit. Ibu dari Endah agak tidak suka karena Endah menyinggung perasaanya. Dia mengatakan bahwa yang terpenting adalah dia telah menelepon Endah dan menunjukkan perhatiannya karena selama ini Endah merasa Mamanya tidak perhatian dengannya. Ibu dari Endah menyatakan dirinya capek dan tidak suka disalahkan oleh Scene ini menggambarkan bagaimana seorang Ibu pekerja yang sangat sibuk dan mempunyai masalah dengan anaknya. Endah merasa Ibunya kurang perhatian terhadap dirinya dikarenakan kesibukan dan pekerjaan ibunya. Di scene ini terlihat bagaimana mimik sang Ibu yang tidak tulus memberikan perhatian terhadap anaknya dan perhatiannya hanya sekedar formalitas. Scene ini memberikan makna dan image seolah Ibu perkerja itu tidak perhatian dan tidak punya waktu untuk anaknya. Dalam scene ini terlihat pembuat film ingin mengembalikan domain perempuan yang

28 Endah terus. harus di rumah untuk mengurus rumah dan anak-anak. Perempuan bekerja yang telah memiliki keluarga dan anak tidak akan bisa membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga. Mitos: Media sering menggambarkan image perempan sebagai sosok yang tugasnya mengurus rumah dan keluarga. Scene ini ingin menyatakan bahwa seorang Ibu tidak dapat menjalankan karir dan keluarga secara bersamaan. Seorang Ibu yang sukses dalam pekerjaannya biasanya tidak dapat memberikan perhatian yang baik tehadap anak dan keluarganya. Scene ini ingin membenarkan mitos tentang domain perempuan sebaiknya hanya di rumah dan mengurus dan memberi perhatian kepada keluarga.

29 Komposisi Dialog/ Suaar/ Teks Visual Close Up Aku ga bisa bayangin gimana ya hidup aku kalau harus tanpa kalian Denotasi Konotasi Christie mengatakan kalau dirinya tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa temantemannya Pada scene ini pernyataan Christie memiliki makna terselubung yaitu perempuan yang tidak dapat hidup mandiri dan bergantung pada orang lain. Perempuan sering distereotipe kan sebagai sosok yang tidak dapat menentukan jalan hidupnya sendiri. 4.3 Pembahasan Dalam bukunya Graeme Burton menyatakan bahwa representasi perempuan dalam media menawarkan model-model peran yang mendorong ketundukan perempuan pada dunia laki-laki dan yang mengecilkan arti penghargaan diri dan sikap proaktif perempuan. Gagasan tentang gender perempuan dalam media adalah benar-benar sebuah konstruksi. Konstruksi

30 tersebut diidentifikasikan ke dalam aspek-aspek spesifik dalam produk media khususnya film. Aspek- aspek tersebut adalah penampilan fisik, perilaku, pembacaan emosional, nilai-nilai, peran dalam pekerjaan dan domain. Penampilan Fisik Penampilan fisik itu penting untuk mengedepankan tentang keperempuanan dan feminitas. Wajah atau paras sangat terkait dengan proyeksi seksualitas yang dalam beberapa sisi tidak berlaku pada laki. Laki. Dalam aspek penampilan fisik terbentuk lah mitos kecantikan dikontruksikan oleh media massa khususnya film. Film Love Is You mengangkat mitos kecantikan perempuan berkulit putih, berambut lurus dan bertubuh langsing cenderung kurus. Film ini berusaha mengkonstruksikan kecantikan yang kurang realistis terhadap kondisi masyarakat di Indonesia yang sebagian besar berkulit sawo matang dengan bentuk rambut yang berbeda beda dan juga bentuk tubuh yang beragam. Anggota grup Cherry Belle memiliki penampilan fisik yang hampir sama seolah ingin membentuk opini publik mengenai konsep apa yang dikatakan menarik dan cantik. Film ini tidak memberikan ruang bagi perempuan dengan warna kulit dan bentuk tubuh yang berbeda. Film ini menyajikan kecantikan yang diingini oleh laki-laki dan pembuat film. Konstruksi ini dibuat bedasarkan kepentingan beberapa pihak yang berusaha menjadikan perempuan sebagai komoditas menguntungkan. Remaja yang menonton film ini akan berasumsi dirinya ingin menjadi seperti tokoh dalam film. Perbedaan fisik yang mereka miliki dengan apa yang mereka lihat akan menimbulkan kebutuhan perempuan tersebut terhadap sesuatu untuk mebantu mereka menyerupai tokoh dalam film ini. Pada kondisi ini yang paling

31 diuntungkan adalah produsen produk kecantikan seperti pemutih kulit, pelurus rambut, pewarna rambut dan produk pelangsing tubuh. Film ini berusaha menampilkan image perempuan yang kurang realistis dengan kondisi nyata perempuan Indonesia dengan harapan semakin besar perbedaan antara realita dan harapan maka semakin besar kebutuhan perempuan Indonesia terhadap produkproduk penunjang kecantikan tersebut. Perilaku Film ini mengedepankan mitos remaja perempuan yang baik adalah yang berprilaku seperti anak-anak, pasif dan tidak mandiri. Film ini sekilas mencoba mengeluarkan perempuan dari image konvensional melalui beberapa tokohnya akan tetapi image perempuan itu terjebak kembali dalam nilai yang konvensional. Seperti pada tokoh Cheryl, tokoh ini sekilas terlihat kuat tetapi pada salah satu scene dia menyatakan kalau dia tidak dapat hidup tanpa asisten rumah tangga. Anissa memiliki karakter yang pelupa dan tidak rapi. Auryn memiliki tubuh yang sangat lemah dan mudah sakit. Dia juga sering berprilaku kekanak-kanakan. Christie memiliki pemikiran yang tidak realistis dengan menyatakan dirinya ingin seperti putri di buku dongeng. Hampir semua karakter dan prilaku tokoh utama dalam film ini menguatkan mitos bahwa perempuan tidak kompeten, dan tidak cerdas. Hal ini dilakukan oleh pembuat film dengan tujuan membentuk image prilaku remaja yang dikonstruksikan dengan harapan remaja perempuan menjadi sosok yang labil dan mudah dipengaruhi. Nilai-Nilai

32 Dalam film ini terlihat bahwa adanya pengelompokan nilai-nilai yang seharusnya dimiliki oleh perempuan dan laki-laki. Seperti tokoh pelatih dalam film ini memiliki penampilan fisik maskulin dan karakter yang tegas dan kompeten. Film ini berusaha menyatakan bahwa nilai-nilai tersebut adalah milik laki-laki. Perempuan yang memiliki nilai tersebut harus memiliki karakter maskulinitas dalam dirinya. Hal ini juga dapat dilihat dari tokoh Gigi yang terlihat paling kompeten dari teman-temannya. Gigi memiliki karakter yang maskulin dilihat dari penampilan fisiknya. Film ini secara umum menguatkan posisi subordinate perempuan di bawah laki-laki. Selain kedua tokoh tersebut ada juga tokoh manager yang berjenis kelamin laki-laki. Tokoh ini digambarkan sangat dominan dan tegas. Film ini mempunyai praktek ideologi gender yang kuat karena tokoh manager memiliki sedikit karakater feminim dalam gerak tubuhnya tetapi hal tersebut tidak mengurangi ketegasan dan dominasinya. Peran Dalam Pekerjaan Dalam dunia pekerjaan Julia T.Wood menyatakan ada perempuan sering diklasifikasikan dalam 4 peran, yang merefleksikan stereotipe gender. Empat peran itu adalah objek seks, sebagai anak kecil, sebagai ibu dan wanita besi. Stereotipe sebagai objek seks menganggap perempuan dalam dunia pekerjaan hanya dinilai dari kecantikan dan penampilan fisik saja. Film ini menceritakan tentang anggota Cherry Bele yang mempunyai profesi sebagai penyanyi. Selain bernyanyi anggota Chery Bele juga dituntut untuk bisa menari. Dalam satu scene ditampilkan suara Angel yang dapat dinilai melalui pendengaran orang awam bahwa suaranya tidak bagus. Ini menunjukkan bahwa Angel sebetulnya tidak

33 kompeten untuk menjadi penyanyi tetapi dia tetap lolos menjadi anggota Cherry Bele. Masuknya Angel menjadi anggota Cherry Bele dapat didasari oleh stereotipe objek seks karena Angel memiliki wajah putih, rambut lurus dan bertubuh langsing. Kualitas dari performa kerja menjadi dinomorduakan yang di film ini adalah menyanyi. Stereotipe lain yang ada di dalam film ini adalah perempuan sebagai anak-anak. Julia T. Wood mengartikan stereotipe ini bahwa di dalam dunia pekerjaan perempuan dianggap anak-anak, seperti mainan atau binatang peliharaan yang memiliki karakter lucu tapi tidak akan diakui atau dihargai dengan serius oleh rekan kerjanya. Stereotipe ini merefleksikan perempuan yang kurang dewasa, kurang kompeten dalam pekerjaannya. Bila seorang perempuan kompeten dalam pekerjaannya hal tersebut sering tidak dianggap dan dihargai oleh atasannya atau rekan kerjanya. Dalam film ini dapat kita lihat stereotipe ini melekat pada tokoh anggota Cherry Bele. Tokoh Cherrybele digambarkan sebagai sosok yang lemah, tidak kompeten dan bersifat sperti anak kecil. Dalam film ini terjadi praktek ideologi gender yang menjunjung patriaki. Anggota Cherry Bele yang distereotipekan sebagai anak-anak harus menurut kepada manajer yang berjenis kelamin pria dan pelatih perempuan yang berkarakter maskulin. Pembuat film ingin menyatakan bahwa perempuan selalu menjadi subordinat di bawah laki-laki. Domain Dalam salah satu scene terlihat seorang ibu yang sedang bekerja di ruang kerjanya sedang menelepon anaknya. Ini adalah scene ketika Wendah bertengkar dengan Ibunya. Endah meragukan perhatian Ibunya. Scene ini mencoba mengeluarkan

34 perempuan dari domain konvensionalnya yaitu dapur, dan rumah. Pada scene ini terlihat seorang ibu yang bekerja di ruang kerja. Akan tetapi film ini mengkontruksikan seorang Ibu pekerja tidak punya waktu dan perhatian yang tulus kepada anaknya. Scene ini ingin menyatakan karir atau pekerjaan akan memberikan efek buruk pada keluarga. Perempuan sebaiknya tidak perlu berkarya melalui pekerjaan. Scene ini seolah ingin mengatakan bahwa perempuan tidak cocok untuk meniti karir dan sebaiknya kembali ke domain konvensionalnya yaitu rumah. Dalam tatanan sosial dan ditampilkan dalam ruang publik, perempuan sering dikontruksi imagenya untuk merepresentasikan ideologi. Ideologi dalam film ini adalah perempuan yang lemah, pasif dan tidak kompeten. Selain itu perempuan diperlakukan sebagai objek dalam industri. Budaya media menjadi budaya baru yang menimbulkan banyak diskusi dan kajian dalam berbagai bidang kehidupan. Sebuah budaya yang berteknologi tinggi, kompleks dan menyebar dengan sangat cepat. Budaya yang merupakan hasil konvergensi antara budaya dan teknologi dalam bentuk pola baru yang mempunyai aturannya sendiri. Sebagai akibat dari pergeseran kebutuhan yang sifatnya fisik ke kebutuhan mental Informasi dan memiliki nilai bargainining yang tinggi dan besar, yang diciptakan, disebar, diterima, disimpan dan diperjualbelikan baik secara individual to many ataupun many to many, baik itu informasi yang riil, kontruksi, rekonstruksi, maupun yang sudah didekontruksi

35 sedemikian rupa 1 Sebaran tersebut berkembang dan menjadi realitasnya sendiri dalam masyarakat dan menjadi realitas baru. Budaya ini mempunyai power yang luar biasa, bahkan mampu menggerakkan berbagai bidang. Masyarakat sudah mempunyai ketergantungan yang sangat besar. Semua pertimbangan, acuan, pedoman, referensi dan keputusan bersumber dari media. Menganalisis sebuah fenomena tidaklah pas jika seseorang tidak berpijak dari opini media. Kecenderungan umum opini media menjadi kecenderungan umum opini masyarakat dalam memahami realitas. Menariknya budaya ini tidak hanya berkutat pada hal yang non fiksi namun berkembang dengn sangat luar biasa pada hal-hal yang fiksi, terutama pada media Audio Visual (Film dantelevisi). Media Audio Visual saat ini menjadi industry yang menggiurkan, tidak hanya bagaimana keefektifan kekuatan media ini mempengaruhi masyarakrat dalam memahami realitas namun lebih kepada aspek capital, hasil dari industrialisasi. Keuntungan ekonomi yang bergerak linier, bahkan linear circular, menjadi pendorong dan penentu sebuah produk diciptakan, dijual dan dipertahankan sebagai bagian dari proses produksi. Love Is You mendapat pengaruh cukup besar dari budaya Asia Timur khusunya negara Korea Selatan. Pada saat ini budaya Timur khususnya negara Korea Selatan sedang gencarnya mensosialisasikan budaya mereka dalam media massa. Korea Selatan sedang menunjukan pengaruhnya terhadap dunia dalam 1 Douglas Kellner. Budaya Media: Cultural Studies, Identitas, dan Politik antara Modern dan Postmodern, Jalasutra, 2010

36 bidang industri khsusnya industri hiburan melalui media massa. Dimulai dengan drama Korea Selatan yang biasa disebut drama Korea yang sedang disenangi banyak orang khususnya di Indonesia. Selain itu berbagai macam kosmetik Korea dengan mitos standar kecantikan bercirikan kulit putih, berwajah oriental,rambut lurus alami atau keriting buatan dengan dengan warna pirang kecoklatan. Musik dari Korea Selatan dengan sebutan K-POP juga sedang gencarnya diekspos dalam media massa. KPOP (Korean Pop) girl band adalah grup music yang beranggotakan beberapa orang penyanyi perempuan. Grup music seperti SNSD dan 2NE1 mengispirasi munculnya grup music di Indonesia seperti 7 Icons dan Cherrybelle. Peneliti dapat mengatakan grup tersebut mengispirasi munculnya grup musik perempuan di Indonesia karena terdapat kemiripan karakter personil antara girl band dari Korea tersebut dengan yang ada di Indonesia. Kemiripan tersebut dapat dilihat dari konsep dan format grup yang beranggotakan perempuan, kostum, rambut, pakaian dan juga jenis lagunya. Grup Cherrybelle selain bernyanyi mereka juga bermain dalam film berjudul Love Is You sebagai pemeran utama. Semua konstruksi di atas diatur oleh pihak berkuasa yaitu pemilik media atau pembuat film dengan maksud dan tujuan tertentu. Media merupakan perangkat besar menuju satu tujuan besar dalam suatu bangsa dan negara. Dalam mewujudkannya harus terdapat kekuatan yang besar. Mereka yang menguasai media memiliki kuasa begitu besar. Tujuan besar itu membangun budaya rakyat atau menguasainya. Media juga dapat menjadi ruang publik yang utama dan dapat menentukan dinamika sosial, politik dan budaya, di tingkat lokal maupun global.

37 Media massa juga dapat dijadikan suatu ruang dalam mengiklankan suatu barang dan jasa untuk meningkatkan penjualan dari barang dan jasa yang di iklankan. Media mampu menghasilkan pendapatan dalam perekonomian dan menjadi faktor penghubung antara produk barang dan jasa. Dan yang paling penting didalam media massa adalah media juga bisa menyebarkan dan memperkuat struktur ekonomi dan politik tertentu. Media tidak hanya mempunyai fungsi sosial dan ekonomi tetapi juga menjalankan fungsi ideologis. Menurut teori Marxis tentang posisi media dalam sistem kapitalisme modern, teori tersebut mengatakan bahwa media massa merupakan kelas yang mengatur. Kelas yang dapat mengatur segala aspek yang ada didalam suatu negara dan dapat mempengaruhi unsur-unsur dalam bidang perekonomian maupun politik pemerintahan. Media massa dapat dikatakan sebagai lembaga kunci dari masyarakat modern. Dengan kekuatan dan pengaruh besar dari media maka munculah istilah ekonomi politik media. Ekonomi politik media adalah media sebagai institusi politik dan institusi ekonomi yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khayalak. Satu prinsip yang harus diperhatikan di sini adalah dalam sistem industri kapitalis media massa harus diberi fokus perhatian yang memadai sebagaimana institusi-institusi produksi dan distribusi lain. Kondisi-kondisi yang ditemukan pada level kepemilikan media, praktik-praktik pemberitaan, dinamika industri dan radio, televisi, perfilman, dan periklanan, mempunyai hubungan yang saling menentukan dengan kondisikondisi ekonomi-politik spesifik yang berkembang di suatu negara, serta pada gilirannya juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi-politik global.

38

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu scene ada 9 orang perempuan dengan penampilan yang hampir sama yaitu putih, bertubuh mungil, rambut panjang, dan sebagian besar berambut lurus.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi penuh gaya hidup luar negeri. Pakaian yang terbuka dan minimalis, gaya hidup yang hedonis dan konsumtif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Widyokusumo (2012:613) bahwa sampul majalah merupakan ujung tombak dari daya tarik sebuah majalah. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan anatomi sampul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan wajah identik bagi para wanita saja, namun saat ini para pria mulai menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehatan kulit wajah. Berbagai macam produk perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Aku ingin membeli sepeda jadi aku bisa balapan dengan Abdullah... Kalimat di atas merupakan kalimat yang diungkapkan oleh Wadjda kepada ibunya, dan sekaligus

Lebih terperinci

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM 82 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI PENCARIAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL OLEH REMAJA DALAM FILM THE LOVE OF SIAM) Sekar Dwi Marliana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa seperti surat kabar, majalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan salah satu bagian dari media massa. Menurut Berkhouver iklan adalah setiap penyataan yang secara sadar ditunjukan kepada publik dalam bentuk apapun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gender adalah signifikansi sosial dari seks (Burr 1998:11). Burr mengatakan bahwa gender mengacu pada karakteristik dan perilaku lakilaki dan perempuan dalam masyarakat

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film adalah sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film yang dibuat untuk memberikan

Lebih terperinci

GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI

GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI Oleh: Novi Seliyana (070915066) ABSTRAK Penelitian Gambaran Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa. Berikut ini adalah artikel yang tidak akan Anda lewatkan begitu saja. Anda ingin mencari tehnik yang praktis, ini adalah hari keberuntungan Anda. Saya akan membeberkan sedikit tentang teknik dan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penggambaran peran perempuan dalam film 3 Nafas Likas. Revolusi perkembangan media sebagai salah satu sarana komunikasi atau penyampaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Film pada dasarnya digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Dalam keberagaman nilai-nilai yang ada film mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Representasi maskulinitas..., Nurzakiah Ahmad, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Representasi maskulinitas..., Nurzakiah Ahmad, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Iklan, dengan beragam bentuknya, menjadi satu sarana promosi yang digunakan oleh produsen untuk memperkenalkan produk yang dipromosikan kepada khalayak ramai. Dengan kelihaian dan trik-trik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi pergeseran peran atau kedudukan antara lakilaki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari hari aktivitas yang paling sering kita lakukan adalah berkomunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi

Lebih terperinci

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA 24 SERI BACAAN ORANG TUA BERCERITA PADA ANAK Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Milik Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di dalam kehidupan sehari harinya melalui media massa ( surat kabar, majalah, film, radio, dan TV ), untuk

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. perlindungan dan tuntunan dari pihak laki-laki, bahkan dalam lirik lagu tersebut

BAB IV PENUTUP. perlindungan dan tuntunan dari pihak laki-laki, bahkan dalam lirik lagu tersebut BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bedasarkan penelitian yang sudah dilakukan menggunakan analisis wacana kritis model Norman Fairclough terhadap tiga buah lagu karya Ahmad Dhani yang berjudul Dua Sejoli, Selir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS OBJEK

BAB III ANALISIS OBJEK BAB III ANALISIS OBJEK 3.1 Objek atau Subjek Penelitian 3.1.1 Iklan Rokok Djarum 76 Rokok Djarum 76 merupakan merek rokok yang terkenal di Indonesia, diberi nama Djarum 76 karena diperkenalkan pada tahun

Lebih terperinci

2 sendiri tak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Studi tentang gaya busana, pakaian atau fashion pun sudah banyak

2 sendiri tak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Studi tentang gaya busana, pakaian atau fashion pun sudah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Busana adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas. Dari penampilan luar, yang dengannya orang menempatkan diri mereka terpisah dari

Lebih terperinci

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Cinta Kedua. Majalah Parents Desember 2011 Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Artikel ini dimuat di majalah Parents edisi Desember 2011. Bisa dikatakan saya beruntung. Majalah ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cinta merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesastraan, agama, rekreasi, dan hiburan. Sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang terus berkembang memberikan perubahan pada perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, masyarakat seringkali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu untuk mengetahui bagaimana film 9 Summers 10 Autumns mendeskripsikan makna keluarga dan reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi masa modern dinilai memiliki pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh itu sesungguhnya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia terus berkembang dan Mengalami kemajuan di semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor informasi dan komunikasi, dengan pertumbuhan segala jenis media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka Ada sebuah lagu klise yang sudah lama bergema di Indonesia. Wanita dijajah pria sejak dulu kala 1, begitu penggalan liriknya. Saat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa komunikasi. Hanya dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan dan maksud sebagai bagian dari tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern abad ke 21 saat ini, dunia periklanan melakukan bermacam-macam cara untuk menarik perhatian audience oleh pekerja kreatif. Televisi merupakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI 3406100064 FENOMENA Kesenian Ludruk merupakan kesenian tradisonal dengan perkembangan terburuk

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu

BAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu BAB IV KESIMPULAN Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu sampai dengan bab tiga. Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dari ketiga bab sebelumnya. Pada intinya masyarakat Jepang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

Sang Pangeran. Kinanti 1

Sang Pangeran. Kinanti 1 Sang Pangeran Langkah Rara terhenti mendengar percakapan dari ruang tamu. Suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara tawa yang terdengar khas itu semakin memperkuat dugaannya, membuat jantung Rara berpacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri Bab 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri musiknya. Industri musik Jepang saat ini telah menjadi urutan kedua terbesar setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Simbol kecantikan dalam iklan Vaseline Body Serum. kemudian muncul suatu ideologi. 1

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Simbol kecantikan dalam iklan Vaseline Body Serum. kemudian muncul suatu ideologi. 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Simbol kecantikan dalam iklan Vaseline Body Serum Iklan sebagai sebuah teks adalah sistem tanda yang terorganisir menurut kode-kode yang merefleksikan nilai-nilai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Penyajian Data Iklan Tim-Tam 4.1.1. Iklan 1 : Iklan Tim-Tam versi Kebahagiaan Kecil Berlapis Cokelat 4.1.1.1. Breakdown per Scene Kedua iklan ini akan dibreakdown berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semua orang melalui proses pertumbuhan dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain dan umumnya kita memiliki mainan kesukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Mama said, You re a pretty girl What s in your head, it doesn t matter Brush your hair,fix your teeth What you wear is all that matters Kalimat di atas merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci