KATA PENGANTAR. Denpasar, April Penulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Denpasar, April Penulis"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat, karunia dan kesehatan pada kami berdua sehingga laporan dengan judul Audit Standar Keamanan pada Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Kota Denpasar dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar dan Bagian Keuangan Setda Kota Denpasar khususnya bagian IT dan Operasional atas kesediaannya memberikan data dan informasi dan teman-teman serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Penulis sangat menyadari laporan ini masih banyak kekurangan namun demikian penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi salah satu referensi bagi para pemerhati keamanan data dan informasi yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi kita semua. Denpasar, April 2016 Penulis i

3 ABSTRAK Dalam perkembangannya, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi termasuk di dalamnya institusi pemerintahan. Pemanfaatan TIK dalam proses pemerintahan (egovernment) dinilai dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Dalam pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota Denpasar sudah menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Karena peran vital aplikasi yang begitu penting dalam pengelolaan keuangan, maka perlu dilakukan audit untuk menilai standar keamanan sistem informasi sejauh mana proses manajemen keuangan pada Pemerintah Kota Denpasar dilihat dari 2 metode audit yaitu FISMA dan Cobit 5. Metode yang digunakan pada pengamatan ini adalah metodologi kualitatif sedangkan metode pengumpulan datanya dilakukan dengan Interview/wawancara dan kuisioner dengan narasumber yang telah ditentukan sesuai dengan domain dan Control Objective yang digunakan. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar (SIPKD) termasuk dalam kategori tingkat resiko yang tinggi apabila terjadi kesalahan pada sistem. Sedangkan dari Kontrol Keamanan yang terdiri dari tiga kelas Menejemen, Operasional dan Teknik, secara garis besar organisasi telah sadar dan telah melakukan serangkaian keamanan pada sistem, sehingga mampu melundungi data dan proses informasi dari dampak atas kesalahan yang terjadi. ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABLE... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan... 2 BAB II... 3 TINJAUAN PUSTAKA Profil Pemerintah Kota Denpasar Struktur Organisasi Visi dan Misi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Ruang Lingkup SIPKD Tujuan SIPKD Pengguna SIPKD FISMA Act of Tujuan FISMA National Institute Of Standards and Technology (NIST) COBIT Pengukuran Tingkat Kematangan (Maturity Level) BAB III METODOLOGI Gambaran Umum Penelitian Tempat Penelitian Sumber Data iii

5 3.4 Metode Pengumpulan Data Menentukan Maturity Level BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL NIST SP (kategori keamanan sistem informasi) NIST SP (Kontrol Keamanan) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABLE Tabel 2.1. Level NIST Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel Level NIST SP Tabel 3.2. Tabel 3.2 Tabel Level NIST SP Tabel 3.3 Tabel Maturity Level Tabel 3.4. Level NIST v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi... 3 Gambar 2.2. Halaman Utama SIPKD... 3 Gambar 2.3. FIPS 199 dan SP Role... 3 Gambar 2.4. Level NIST Gambar 2.5. Domain Proses COBIT Gambar 2.6. Prinsip COBIT Gambar 2.7. Maturity Score COBIT vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka, Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN berkewajiban untuk terbuka dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab itu diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif kepada masyarakat luas, termasuk informasi keuangan daerah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat guna mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Dalam pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota Denpasar sudah menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) sebagai alat bantu pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditable mulai dari perencanaan, penganggaran sampai dengan pertanggungjawaban. Sebagai koordinator implementasi SIPKD adalah Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Denpasar yang melibatkan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar sebagai penyedia infrastruktur jaringan intranet karena layanan SIPKD digunakan oleh semua instansi di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. Karena peran vital aplikasi yang begitu penting dalam pengelolaan keuangan, maka perlu dilakukan audit untuk menilai standar keamanan sistem informasi. Beragam kerangka kerja (framework) dapat dipakai untuk melakukan evaluasi terhadap standar keamanan informasi salah satunya adalah Federal Information Security Management (FISMA). FISMA awalnya merupakan standar atau pedoman berdasarkan undang-undang amerika serikat tahun 2012 dengan tujuan menggaris bawahi pentingnya keamanan informasi terhadap ekonomi dan keamanan di Amrika Serikat. Seiring berkembangnya waktu, FISMA banyak digunakan sebagai dasar standar atau pedoman keamanan sistem informasi 1

9 keamanan. Rincian pedoman FISMA menggunakan National Institute Of Standards and Techhology (NIST). Kelemahan FISMA adalah tidak dapat memberikan nilai tingkat kematangan (Maturity Level) dalam proses audit standar keamanan sistem informasi sehingga dalam penelitian ini dilakukan proses Mapping dengan framework COBIT Tujuan Menilai tingkat kematangan (Maturity Level) sejauh mana standar keamanan SIPKD pada Pemerintah Kota Denpasar dilihat dari 2 metode audit yaitu FISMA dan Cobit Mannfaat Manfaat dari dilaksanakannya audit ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk menilai tingkat kematangan (maturity level) yang berguna untuk mengukur standar keamanan SIPKD pada Pemerintah Kota Denpasar berdasarkan standar FISMA dan COBIT Batasan Batasan pada audit ini adalah : 1. Standar yang digunakan adalah FIPS Publication 199 (Security Categorization) NIST SP dan FIPS Publication 200 (Security Requirements) NIST SP Untuk menentukan nilai Maturity Level dari proses FIPS 199 dan FIPS 200 dilakukan proses mapping dengan framework COBIT 5 2

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Kota Denpasar Kota Denpasar terletak di tengah-tengah dari Pulau Bali, selain merupakan Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan Ibukota Propinsi Bali sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian.letak yang sangat strategis ini sangatlah menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan karena merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan kabupaten lainnya. Wilayahnya sendiri berbatasan dengan Kabupaten Badung di sebelah utara, Selat Badung atau Samudera HIndia di sebelah Selatan, Kabupaten Badung di sebelah barat dan Kabupaten Gianyar di sebelah timur. Terletak diantara 08 35" 31'-08 44" 49' lintang selatan dan " 23' " 27' Bujur timur.luas seluruh Kota Denpasar 127,78 km2 atau Ha, yang merupakan tambahan dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha. 2.2 Struktur Organisasi Gambar 2.1. Struktur Organisasi 2.3 Visi dan Misi Visi Pemerintah Kota Denpasar adalah Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan. Misinya terdiri dari: Menumbuh kembangkan jati diri masyarakat Kota Denpasar berdasarkan budaya Bali. 3

11 Memberdayakan masyarakat Kota Denpasar berlandaskan kearifan lokal melalui budaya kreatif. Mewujudkan Pemerintahan yang baik (good governance) melalui penegakan supremasi hukum (law enforcement). MeningkatkanpPelayanan publik menuju kesejahteraan masyarakat (welfare society). Mempercepat pertumbuhan dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat melalui sistem ekonomi kerakyatan. 2.4 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundangundangan. Gambar 2.2. Halaman Utama SIPKD 4

12 2.4.1 Ruang Lingkup SIPKD SIPKD menyajikan informasi keuangan dan non keuangan daerah yang terdiri dari modul perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan serta pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang terintegrasi dalam sebuah sistem, baik dalam lingkungan operasi online maupun offline. Modul Perencanaan, Modul aplikasi yang mendukung pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD dan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah maupun kemitraan dan partisipasi masyarakat. Output utama dari aplikasi ini adalah dokumen RKPD yang menjadi dasar penyusunan anggaran di tahapan berikutnya. Modul Penganggaran, Modul aplikasi yang mendukung pemerintah daerah dalam proses penyusunan anggaran, dimulai dengan penyiapan KUA dan PPAS. Modul ini memberikan fasilitas penyusunan RKA-SKPD dan RKA- PPKD, yang akan digunakan dalam proses penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. Modul Pertanggungjawaban, Modul aplikasi yang mendukung pemerintah daerah dalam mempersiapkan laporan keuangan, dimulai dari Jurnal yang kemudian diposting ke buku besar, buku besar dijadikan dasar untuk membuat neraca saldo. Berdasarkan neraca saldo disusun Laporan Keuangan yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Arus Kas serta Catatan Atas Laporan Keuangan. Modul ini mengakomodasi kebutuhan entitas akuntansi, baik pada tingkat SKPD, tingkat PPKD, maupun tingkat Pemerintah Daerah. Dengan demikian, modul ini dapat menghasilkan jenis-jenis laporan sesuai dengan kebutuhan pada setiap tingkatan tersebut. 5

13 2.4.2 Tujuan SIPKD Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah. SIKD regional diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah selama ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah(SIPKD). Penyelenggaraan SIPKD difasilitasi oleh Departemen Dalam Negeri. SIPKD yang diselenggarakan oleh Pemerintah disebut dengan SIPKD Nasional. Pemerintah menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan tujuan: merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional; menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional; merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Pengendalian defisit anggaran; dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah, dan defisit anggaran daerah Pengguna SIPKD Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Lebih jauh, pada Surat Edaran No. SE.900/122/BAKD diamanatkan 6 (enam) regional sebagai basis pengembangan dan koordinasi, yaitu: Wilayah I, yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di Provinsi Sumatera Barat; Wilayah II, yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung dengan kantor regional di Provinsi Sumatera Selatan; Wilayah III, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan kantor regional di Provinsi Jawa Barat; Wilayah IV, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan kantor regional di Provinsi Jawa Timur; 6

14 Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di Provinsi Kalimantan Selatan; Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional di Provinsi Sulawesi Selatan. 2.5 Federal Information Security Management (FISMA) Act of 2002 FISMA Act of 2002 adalah hukum federal Amerika Serikat yang berlaku pada tahun 2002 sebagai judul III dari Undang-undang e-government 2002 yang mengatur pentingnya keamanan informasi untuk kepentingan ekonomi dan keamanan nasional Amerika Serikat. Aturan mengharuskan setiap agen federal untuk mengembangkan, dokumen, dan menerapkan program lembaga lainnya untuk memberikan keamanan data dan sistem informasi yang mendukung operasi dan aset lembaga, termasuk yang disediakan atau dikelola oleh lembaga, kontraktor, atau sumber lain lain. FISMA menekankan kebijakan berbasis risiko untuk keamanan hemat biaya. FISMA membutuhkan pejabat lembaga, petugas kepala informasi, dan inspektur jenderal (Irjen) untuk melakukan tinjauan tahunan program keamanan informasi organisasi dan melaporkan hasilnya kepada Kantor Manajemen dan Anggaran atau dikenal dengan singkatan OMB. OMB menggunakan data ini untuk membantu dalam pengawasan dan mempersiapkan laporan tahunan ini untuk rapat monitoring dan evaluasi. Pada tahun 2008, badan-badan federal menghabiskan $ mengamankan total investasi teknologi informasi pemerintah atau sekitar 9,2 persen dari total blueprint teknologi informasi Tujuan FISMA FISMA memberikan tanggung jawab khusus untuk badan-badan federal, National Institute of Standards and Technology ( NIST ) dan Kantor Manajemen dan Anggaran ( OMB ) untuk memperkuat sistem keamanan informasi. Secara khusus, FISMA membutuhkan kepala masing-masing instansi untuk menerapkan 7

15 kebijakan dan prosedur untuk biaya sehingga efektif mengurangi risiko keamanan teknologi informasi untuk tingkat yang dapat diterima. Menurut FISMA keamanan informasi berarti melindungi data dan sistem informasi dari akses yang tidak sah, penggunaan, pengungkapan, gangguan, modifikasi, atau perusakan dalam rangka memberikan integritas, kerahasiaan dan ketersediaan National Institute of Standards and Technology (NIST) NIST merupakan badan federal yang ditunjuk oleh FISMA untuk menyediakan pedoman atau standard keamanan untuk memperkuat keamanan informasi dan sistem informasi. Aturan-aturan NIST yang dipergunakan terkait dengan FISMA antara lain: FIPS Publication 199 (Security Categorization) FIPS Publication 200 (Security Requirements) NIST Special Publication , Rev 1 (Security Planning) NIST Special Publication , Rev 1 (Risk Management) NIST Special Publication (Certification & Accreditation NIST Special Publication Rev 3 (Recommended Security Controls) NIST Special Publication A Rev 1(Security Control Assessment) NIST Special Publication (Security Category Mapping) Gambar 2.3. Alur FIPS 199 dan SP

16 Fokus daerah audit mengenai kategori sistem informasi terhadap keamanan sistem informasi yang disediakan dalam aturan NIST SP ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.4. Level NIST Dalam hal menilai kontrol keamanan informasi sebagaimana telah diatur dalam NIST SP terdapat beberapa obyek yang terkait, diantaranya : Tabel 2.2. Level NIST Code Contol Management Control (RA) Risk Assessment (PL) System Security Plan (SA) System and Service Acquisition (SA-7) User Installed Software (CA) Certification, Accreditation, and Security Assessments Operational Control (PS) Personnel Security (PE) Physical and Environmental Protection (CP) Contingency Planning 9

17 (CM) Configuration Management (MA) Maintenance (MA-6) Timely Maintenance (SI) System and Information Integrity (SI-8) Spam and Spyware Protection (MP) Media Protection (MP-5) Media Transport (IR) Incident Response (IR-6) Incident Reporting (AT) Awareness and Training (AT-3) Security Training Technical Controls (IA) Identification and Authentication (IA-6) Authentication Feedback (AC) Access Control (AC-9) Previous Logon Notification (AU) Audit and Accountability (AU-8) Time Stamps (SC) System and Communications Protection (SC-14) Public Access Protections 2.6 COBIT 5 Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen dan pengguna untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan teknis lainnya. COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute, yang merupakan bagian dari Information SystemAudit and Control Association (ISACA). COBIT saat ini yang dipakai yaitu COBIT 5.0 yang merupakan versi terbaru dari COBIT sebelumnya yaitu COBIT 4.1. COBIT 5 terbagi ke dalam 2 area yaitu governance dan manajemen. Kedua area ini total terdiri dari 5 domain dan 37 proses yaitu sebagai berikut : Governance of Enterprise IT Evaluate, Direct and Monitor (EDM) 5 proses 10

18 Management of Enterprise IT Align, Plan and Organise (APO) 13 proses Build, Acquire and Implement (BAI) 10 proses Deliver, Service and Support (DSS) 6 proses Monitor, Evaluate and Assess (MEA) 3 proses Gambar 2.5. Domain Proses COBIT 5 COBIT 5 memperlihatkan informasi dan teknologi yang terkait untuk diatur dan dikelola secara holistik untuk seluruh pemerintahan, mengambil penuh proses bisnis secara end-to-end dan area fungsional dari tanggung jawab, dengan mempertimbangkan pemangku kepentingan (stakeholder) TI di internal maupun eksternal. 11

19 Gambar 2.6 Prinsip COBIT 5 Gambar 2.7 COBIT 5 Maurity Score 2.7 Pengukuran Tingkat Kematangan (Maturity Level) Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen roses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa agusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan. Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan 12

20 kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI. Maturity model dapat digunakan untuk memetakan : Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu. Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding) status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding) strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan) Perhitungan Index Maturity Level : 13

21 BAB III METODELOGI 3.1 Gambaran Umum Penelitan Penelitian dilakukan di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika dan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Denpasar yang berfokus pada tujuan utama yaitu menggaris bawahi kemanan Informasi. Pada sistem yang selama ini diandalkan yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar. 3.2 Tempat Penelitian Lokasi dilakukan penelitian beralamat di Jalan Majapahit No 1 Lumintang dan Jalan Gajah Mada No. 1 Denpasar, penelitian berfokus pada audit keamanan penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar, dalam hal ini pada Bidang Piranti Lunak dan Bidang Penganggaran, dengan melakukan pengamatan, wawancara dan kuisioner kepada Tim IT dan Bagian Operasional. 3.3 Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data Primer dan data Skunder, data Primer diproleh langsung dari observasi pada tempat penelitian dengan melakukan wawancara dan mengambil kuisioner dari responden Tim IT dan Bagian Operasional. sedangkan data Sekunder diperoleh dari sumber sumber yang dijadikan acuan pada literature untuk audit pada penelitian ini. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, kuisioner, observasi dan studi pustaka. a. Wawancara dilakukan terhadap beberapa narasumber yang dalam hal ini bertanggung jawab dalam penggunaan sistem informasi, diantaranya wawancara kepada Bagian IT dan Oprasional. b. Kuisioner dilkukan terhadap dua focus utama, sebagaimana diatur dalam FISMA Standar, yaitu yang pertama terhadap kategori keamanan sistem 14

22 informasi dalam hal ini diharapkan bisa memberikan tuntunan terhadap nilai dampak dari kemanan sistem informasi, kemudian yang kedua terhadap kontrol keamanan yang sudah berjalan pada sistem informasi pengelolan keuangan daerah denpasar (SIPKD) dalam teknik kuisioner ini dilakukan dengan mencari nilai maturity level terhadap standar dan pedoman dari FISMA. Untuk bobot dari tingkat kematangan yang akan dinilai, karena dalam hal ini FISMA sebagai Framework utama dalam melakukan audit pada penelitian ini, belum mampu dalam memberikan nilai terhadap kematangan dari setiap jawaban dari korenponden, maka dilakukan proses pemetaan terhadap COBIT 5, karena dalam cobit 5 mampu menyediakan nilai kedewasaan dari setiap bobot jawaban dari koresponden, sehingga dalam hal ini bisa memperoleh maturity level dari setiap standar pertanyaan dari yang diinginkan FISMA. Berikut adalah fokus daerah audit mengenai kategori sistem informasi terhadap keamanan sistem informasi yang disediakan dalam aturan NIST SP : Tabel 3.1 Tabel Level NIST SP FIP Publication 199 Confidentiality Low Moderate High Kerahasiaan Kerahasiaan Kerahasiaan terhadap sistem terhadap sistem terhadap sistem informasi informasi informasi memiliki memiliki memiliki dampak yang dampak yang dampak yang rendah terhadap serius atau berbahaya atau oprasi menengah tinggi terhadap organisasi dan terhadap oprasi oprasi aset organisasi. organisasi dan organisasi dan aset organisasi. aset organisasi. 15

23 Integrity Hilangnya Hilangnya Hilangnya integritas ketersediaan ketersediaan memiliki memiliki memiliki dampak rendah dampak serius dampak terhadap operasi atau menengah bebahaya dan dan aset terhadap operasi tinggi terhadap organisasi. dan aset operasi dan aset organisasi. organisasi. Availability Hilangnya suatu Hilangnya suatu Hilangnya suatu ketersediaan ketersediaan ketersediaan memiliki memiliki serius memiliki dampak rendah atau sedang dampak terhadap oprasi rendah terhadap berbahasya atau dan aset oprasi dan aset tinggi terhadap organisasi organisasi oprasi dan aset organisasi Dalam hal menilai kontrol keamanan informasi sebagaimana telah diatur dalam NIST SP terdapat beberapa obyek yang terkait, diantaranya : Tabel 3.2 Tabel Level NIST SP Code Contol Management Control (RA) Risk Assessment (PL) System Security Plan (SA) System and Service Acquisition (SA-7) User Installed Software (CA) Certification, Accreditation, and Security Assessments Operational Control (PS) Personnel Security 16

24 (PE) Physical and Environmental Protection (CP) Contingency Planning (CM) Configuration Management (MA) Maintenance (MA-6) Timely Maintenance (SI) System and Information Integrity (SI-8) Spam and Spyware Protection (MP) Media Protection (MP-5) Media Transport (IR) Incident Response (IR-6) Incident Reporting (AT) Awareness and Training (AT-3) Security Training Technical Controls (IA) Identification and Authentication (IA-6) Authentication Feedback (AC) Access Control (AC-9) Previous Logon Notification (AU) Audit and Accountability (AU-8) Time Stamps (SC) System and Communications Protection (SC-14) Public Access Protections c. Observasi, dalam proses observasi dilakukan pengamatan terhadap aktivitas yang terjadi, dari segi aktivitas terhadap pengguna dalam hal ini oprator dari Sistem Informasi pengelolaan keuangan daerah denpasar, sampai kepada manajemen yang mengawasi dan mengembangkan sistem informasi. Disamping itu dilakukan dengan mengamati proses dan prilaku sistem dalam hal ini yang bekaitan dengan keamanan dalam proses transaksi data pada sistem informasi yang sudah disiapkan sebelumnya materi pengamatan dan instrument yang digunakan. Proses ini biasanya disebut juga dengan observasi secara sistematik dimana peneliti secara lebih leluasa dapat menentukan perilaku apa yang dapat diamati pada awal kegiatan pengamatan, agar permasalahan dapat dipecahkan. 17

25 d. Studi pustaka, dalam melakukan pemahaman dalam subyek dan obyek serta sarana untuk aktivitas melakukan audit atau penelitian, tentu tidak terlepas dari bebagai sumber yang relevan yang harus digunakan, selain itu dokumen dokumen pendunkung yang berkaitan dengan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar sangat penting dalam proses penelitian ini. 3.5 Menentukan Maturity Level Untuk mendapatkan nilai kematangan atas jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang ada maka perlu ditentukan dengan maturity level, berikut adalah tabel tingkat maturity level yang terdapat 6 pilihan jawaban untuk responden dari 0 5, selanjutnya akan diambil rata rata dari bobot nilai yang diberikan oleh jawaban responden. Tabel 3.3 Tabel Maturity Level Aktivitas Tingkat Kematangan Jumlah Tingkat Kematangan Rata-rata Tabel 3.4 Tabel Kriteria Penilaian Nilai Maturity Level FISMA Level Level 0 Low Level 1 Low Level 2 Moderate Level 3 Moderate Level 4 High Level 5 High 18

26 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL Setelah melakukan proses audit, melalui metode wawancara, observasi, kuisioner yang didasari sumber dan literature yang relevan terhadap audit, maka di dapat hasil sebagai berikut : 4.1 NIST SP (kategori keamanan sistem informasi) Tingkat dampak keamanan sistem informasi sangat tergantung pada proses berjalannya sistem dan prilaku individu di dalamnya, terlebih lagi sistem yang berbasis informasi umum dan menyakut dalam hal keuangan akan sangat sensitif terhadap dampak untuk kesinambungan proses dari sistem informasi dan organisasi. Dalam NIST SP dikatakan indentifikasi dari dampak buruk dalam sistem informasi harusnya dilakukan sedini mungkin. Pihak organisasi harus menunjau tingkat dampak sistem informasi dalam kontek lingkungannya sendiri. Pada umumnya setiap informasi memililki tingkat dampak yang berbeda tidak semua sistem informasi memiliki dampak yang sama. Dari proses wawancara dan kuisioner yang didasari aturan NIST SP sudah terlihat bahwa Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah denpasar (SIPKD) dalam segi kerahasiaan berdampak sangat tinggi karena sistem berkaitan dengan pengeloaan keuangan, apabila proses data mengelami kebocoran maka akan sangat berbahaya terhadap sistem informasi, kemudian apabila terjadi perubahan sarana data dan sistem informasi secara illegal berdampak sangat serius terhadap berjalannya sistem, hal ini sesuai dengan yang diatur dalam integritas pada NIST SP , kemudian dari segi aviability atau ketersediaan dinilai berdampak menengah dan bisa dikategorikan serius apabila terjadi gangguan dalam proses transaksi, namun masih tedapat waktu toleransi dalam masa penyelesaian transaksi pada sistem informasi pengelolaan keuangan daerah denpasar (SIPKD). Dalam proses kuisioner dengan 4 orang koresponden, dari Kerahasiaan sistem ke empat koresponden memberikat penilain 5 terhadap kerahasiaan sistem informasi, dari segi integritas sistem 1 koresponden memberikan nilai 4 dan 3 19

27 koresponden memberikan nilai 5, kemudian dari ketersediaan sistem tiga orang koresponden memberikan nilai pada level 2 dan 1 orang memberikan nilai pada level 3, sehingga nilai rata rata yang didapat dalam mencarai kategori pada sistem informasi (SIPKD) adalah 4. FIPS Publication Jumlah Capability Level Confidentiality Integrity ,75 Availability ,25 Rata - rata 4 Security Category (SIPKD) = {(Confidentiality, HIGH),(Integrity,HIGH),(Aviability,MODERATE)} 4.2 NIST SP (Kontrol Keamanan) Kontol dalam keamanan sistem informasi sangat penting, hal ini juga sangat berkaitan dengan aktivitas individu dalam menggunakan sistem informasi yang bijak, dengan adanya kontrol terhadap keamanan sistem infomasi sangat mudah dalam membangun rencana penilaian keamanan yang efektif den seperangkat prosedur dalam menilai efektivitas pengendalian keamanan yang dipekerjakan dalam sistem informasi yang mendukung lembaga eksekutif pemerintah. Tentunya saja pedoman kontrol keamanan sangat dibutuhkan untuk membantu mencapai sistem informasi yang lebih aman dalam penerapan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah denpasar. Dalam melakukan audit dengan standar NIST SP berpusat pada 17 area yang terhubung dengan keamanan yang berkaitan dengan kerahasiaan, integritasi sistem inforamsi yang diproses dan dikirim oleh sistem informasi SIPKD, setiap area yang terhubung dibagi menjadi tiga kelas umum kontrol keamanan diantaranya Manajemen, Operasional dan Teknis. 20

28 a. Manajemen Dari manajemen dilakukan obyek penelitian pada Sertivikasi dan akreditasi yang sudah dimiliki dari sistem informasi (SIPKD), Perencanaan yang matang terhadap kontrol keamanan maupun pengembangan sistem serta mengenal penilaian resiko yang ada pada sistem, setelah dilakukan audit dengan menggunakan standar yang sudah ditetapkan maka hasilnya secara rata rata berada di capability level , dengan perolehan jawaban dari koresponden untuk kategori keamanan sistem informasi (SIPKD) ke 4 korenponden memberikan nilai pada level 4 yang artinya, dalam hal menentukan keamanan dan memberikan penilaian terhadap kategori keaman sistem informasi (SIPKD) sudah cukup tinggi. Sementara dari perencanaan keamanan pada sistem informasi 1 koresponden menjawab pada level 1, 2 koresponden memberikan penilaian pada level 4 dan 1 koresponden memberikan penilaian pada level 5. Dalam hal kesadaran akan pentingnya rencana keamana pada sistem informasi berada pada rata rata level yang tinggi yaitu 4. Pada sistem dan layanan dalam hal ini dalam memenejemen pengguna yang dapat melakukan pemasangan software, bagaimana sistem melakukan kontrol keamanan pada hal ini, 3 koresponden memberikan nilai pada level 2, 1 koresponden memberikan nilai pada level 3 sehingga rata rata terdapat pada level 2,25. Secara keseluruhan pada kelas manajemen kontrol pengelolaan menejemen resiko bahwa Sistem informasi (SIPKD) mengimplementasikan rencana dan metode untuk menanggulangi keamanan sistem. b. Operasional Dari Operasional peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui kontrol keamanan yang terjadi pada sistem informasi (SIPKD) dengan acuan standar yang sudah ditentukan antara lain. Pada sisi Personil Keamanan, perlindungan terhadap aset keamanan, perencanaan kotijensi, pelatihan kontijensi, pemeliharaan, perlindungan media terhadap spam dan spyware, pelaporan terhadap insiden dan kesadaran untuk pelatihan. dalam hal ini 21

29 setelah dilakukan penilaian melalui kuisioner koresponden memberikan penilaian rata rata secara menyeluruh 2,25. c. Teknis Dalam hal teknis proses audit dilakukan pada pada beberapa hal yang berkaitan dengan teknis dari kontrol keamanan pada sistem informasi (SIPKD) dianataranya. Proses identifikasi dan Atentikasi terhadap input sistem, seperti proses login user pada sistem, bagaimana sistem dapat mekakukan otentikasi berdasarkan akses dari user tersebut. Dan kebijakan proses perlindungan akses sistem ke public serta mencatan kesalahan kesalah yang terjadi sebagai bahan dari evaluasi sistem. Dari penilaian responden terhadap kelas teknis ini rata rata nilai level yang di peroleh pada nilai 3,06 hal ini menandakan sistem informasi (SIPKD) telah mampu dalam mengelola batasan hak akses user dan mencatat setiap kesalahan yang terjadi pada sistem. Nilai rata rata pada maturity level Domain Maturity Level Kontrol Menejemen 3,1875 Kontrol Oprasional 2,25 Kontrol Teknikal 3,06 Nilai Maturity Level 2,8325 Dari hasil rata rata pada ketiga kelas kontrol, Menejemen, Oprasional dan Teknik, menujukan hasil yang cukup bagus. Organisasi secara garis besarnya sudah sadar dan telah melakukan serangkaian keamanan pada sistem, pada sistem informasi sendiri sudah terdapat kontrol kontrol keamanan yang bisa melundungi data dan proses informasi dari dampak atas kesalahan yang terjadi. 22

30 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan rancangan audit Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dasar dari Framework Audit FISMA adalah undang undang yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2002 yang bertujuan untuk menggaris bawahi pentingnya keamanan informasi terhadap ekonomi dan keamanan. Terdapat beberapa pedoman yang menjadi nilai standar dari FISMA yang kemudian dikeluarkan oleh NIST. 2. Standar FISMA diharapkan mampu memberikan penilaian dan memberikan saran atas kelemahan pada sistem, namun pada penelitian ini untuk mencari nilai pada tingkat kedewasaan dari maturity level perlu dilakukan dengan menggunakan framework COBIT 5, karena cobit 5 menyediakan nilai nilai tingkat kedewasaan dari yang dibutuhkan FISMA. 3. Setelah dilakukan proses pemetaan FISMA dan COBIT 5, maturity level dari setiap nilai nilai dari setandar FISMA dapat ditentukan, dan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar (SIPKD) telah mencapai tingkat kematangan dengan nilai rata rata 4 untuk kategori keamanan sistem informasi dan nilai rata rata 2,8325 untuk Kontrol keamanan Sistem Informasi. 4. Berdasarkan rata rata nilai maturity level maka dapat di tentukan bahwa Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Denpasar (SIPKD) termasuk dalam kategori tingkat resiko yang tinggi apabila terjadi kesalahan pada sistem. Sedangkan dari Kontrol Keamanan yang terdiri dari tiga kelas Menejemen, Operasional dan Teknik, secara garis besar organisasi telah sadar dan telah melakukan serangkaian keamanan pada sistem, sehingga mampu melundungi data dan proses informasi dari dampak atas kesalahan yang terjadi. 23

31 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah untuk meningkatkan Akses Kontrol Terhadap Keamanan Sistem Informasi (SIPKD) karena dari kesimpulan yang diberikan pada NIST SP , bahwa jika terjadi kesalahan pada sistem akan berdampak cukup tinggi terhadap organisasi. 24

32 DAFTAR PUSTAKA Faisal Shirazee, MSNS, CISSP. FISMA reporting and NIST guidelines. National Institute Standard and Technology (NIST),, Version 1.2, May 24, Guide for the Security Certification and Accreditation of Federal Information Systems Bakuan audit keamanan informasi kemenpora, Kementrian pemuda dan olahraga repub. Indonesia. Computer Security Division Information Technology Laboratory, June 2010, Guide for Assessing the Security Controls in Federal Information Systems and Organizations 25

33 LAMPIRAN Management Control Jumlah Capability Level Risk Assessment (RA) (RA-2) Security Category Planning (PL) (PL-2) System Security Plan System and Service Acquisition ,25 (SA) (SA-7) User Installed Software Certification, Accreditation, and ,5 Security Assessments (CA) (CA-5) Plan of Action and Milestones Rata rata 3,1875 Operational Control Jumlah Capability Level Personnel Security (PS) ,75 (PS-3) Personnel Screening Physical and Environmental Protection (PE) (PE-17) Alternate Worksite Contingency Planning (CP) ,5 (CP-3) Contingency Training Configuration Management ,25 (CM) (CM-7) Least Functionality Maintenance (MA) ,5 (MA-6) Timely Maintenance System and Information Integrity ,25 (SI) (SI-8) Spam and Spyware Protection Media Protection (MP) ,25 (MP-5) Media Transport Incident Response (IR) ,75 (IR-6) Incident Reporting Awareness and Training (AT) ,25 (AT-3) Security Training Rata rata 2,25 Technical Controls Jumlah Capability Level Identification and Authentication ,25 (IA) (IA-6) Authentication Feedback Access Control (AC) ,75 26

34 (AC-9) Previous Logon Notification Audit and Accountability (AU) (AU-8) Time Stamps System and Communications ,25 Protection (SC) (SC-14) Public Access Protections Rata Rata 3,06 27

35 2016

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi saat ini, sistem informasi dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut berkembang penting dalam menentukan

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Investasi terhadap teknologi informasi di perusahaan pada saat ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang proses bisnisnya dan didukung oleh teknologi informasi.

Lebih terperinci

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembanganya teknologi informasi menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan internal maupun eksternal organisasi. Hal ini mengakibatkan teknologi informasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) menjadi semakin dibutuhkan sebagai dampak perkembangan teknologi yang demikian cepatnya. Hal tersebut kemudian mendorong pihak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi 17 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan UIR telah mengaplikasikan Software Senayan untuk mendukung pekerjaannya seperti dalam proses peminjaman dan pengembalian buku. Senayan merupakan perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada membuat setiap organisasi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan sebagai dampak perkembangan teknologi yang demikian cepatnya. Hal tersebut kemudian mendorong pihak

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, permasalahan yang ingin diselesaikan serta tujuan dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi pada zaman sekarang telah menjadi hal mutlak bagi siapapun. Teknologi informasi menghadirkan pilihan bagi setiap orang untuk dapat terhubung

Lebih terperinci

Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 5 di Universitas Jenderal Achmad Yani

Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 5 di Universitas Jenderal Achmad Yani Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 5 di Universitas Jenderal Achmad Yani Erdis Ekowansyah 1*, Yulison H Chrisnanto, Puspita, Nurul Sabrina 1 Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena proses globalisasi yang berjalan begitu cepat yang cenderung mempengaruhi cara berpikir maupun

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PERMEN/M/2010 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, pemerintah daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberi kewenangan oleh pemerintah pusat

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan negara tidak lagi mampu menutupi defisit keuangannya. pada awal berlakunya memuat hal-hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan negara tidak lagi mampu menutupi defisit keuangannya. pada awal berlakunya memuat hal-hal sebagai berikut : 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model akuntansi yang diterapkan di Indonesia tidak lepas dari pengaruh model akuntansi Belanda. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu koloni Belanda. Sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi informasi adalah kebutuhan wajib dalam dunia bisnis. Teknologi informasi sangat berperan dalam mendukung kegiatan operasional dan proses

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas (SIBC) Vol. 10, No. 2. Agustus 2017

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas (SIBC) Vol. 10, No. 2. Agustus 2017 ANALISA TINGKAT KEMATANGAN SYSTEM APPLICATION AND PRODUCT MENGGUNAKAN COBIT FRAMEWORK.1 BERFOKUS PADA DOMAIN PO 8, DS, DAN ME 1 (STUDI KASUS PTPN X SURABAYA) Faisal Muttaqin 1) Henni Endah Wahanani 2)

Lebih terperinci

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI Titien S. Sukamto FRAMEWORK COSO (COMMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS) COSO sangat diterima di USA sebagai pondasi dari pengendalian internal modern dan praktik manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam dunia bisnis semakin maju pesat mulai pada era tahun 1990-an. Memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem terkomputerisasi merupakan syarat mutlak untuk kemajuan sebuah perusahaan, baik perusahaann besar maupun perusahaan berkembang, bahkan perusahaan kecil sekalipun

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi berjudul Audit Keamanan Sistem Informasi Berdasarkan Standar ISO 27002 Pada PT Aneka Jaya Baut Sejahtera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era saat ini tidak dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi informasi berkembang sangat pesat di dalam segala bidang guna peningkatan kinerja suatu bisnis

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Risiko 2.1.1. Definisi Risiko Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang serba modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dengan pesat sehingga dapat menyebabkan terjadinya perpaduan antar dua bidang ilmu,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perkembangan Cobit

Gambar 2.1 Perkembangan Cobit Cobit 5 COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) adalah suatu panduan standar praktek manajemen teknologi informasi dan sekumpulan dokumentasi best practices untuk tata kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan proses penelitian. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Birokrasi yang modern merupakan tuntutan perwujudan tata kelola organisasi pemerintah yang baik atau good government governance sehingga mau tidak mau setiap lembaga

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS : DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA SURABAYA)

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS : DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA SURABAYA) Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 1 November 2016 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS : DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA SURABAYA) Titus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32. berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32. berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) pada awalnya hanya dimanfaatkan untuk menyelesaikan proses-proses manual yang terjadi pada suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan di daerah, Pemerintah Daerah wajib mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di daerahnya dengan

Lebih terperinci

Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Telp

Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Telp Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 18 19 September 2015 Penerapan It Human Resource Menggunakan PER02/MBU/2013 dan Cobit 4.1 untuk Mendukung Good Corporate Governance (GCG)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Persoalan tata kelola TI menyangkut beberapa hal yang perlu dipahami agar dapat membantu analisis dan pengembangan solusi. Beberapa hal yang akan mendasari untuk membantu pencapaian

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BIRO KEUANGAN SEKDA. PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

AUDIT SISTEM INFORMASI BIRO KEUANGAN SEKDA. PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 AUDIT SISTEM INFORMASI BIRO KEUANGAN SEKDA. PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan pada bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang permasalahan diadakannya penelitian mengenai audit, rumusan masalah yang terjadi didalam melakukan penelitian, batasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5.

EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5. EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5.0 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan guna melakukan penelitian

Lebih terperinci

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.236, 2015 KEMENKOP-UKM. Pedoman. Kegiatan. Anggaran Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR/PER/M.KUKM/II/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III ini akan dilakukan pembahasan mengenai tahapan-tahapan Audit Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan Standar ISO 27002:2005 yang

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Terdapat dua lingkungan di dalam setiap organisasi bisnis. Yang pertama merupakan lingkungan yang melakukan aktivitas bisnis organisasi atau biasa disebut Enterprise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi di dunia khususnya di negara Indonesia sangatlah cepat, terutama di bidang teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Audit dan kontrol pada teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan dengan didasarkan pada standar dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah di Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang. Terletak pada Jl. Pemuda No. 148 lt.5 Semarang Telp.3586680,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. di dalamnya kaidah-kaidah di bidang pengelolaan keuangan negara yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. di dalamnya kaidah-kaidah di bidang pengelolaan keuangan negara yang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam suatu negara merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Pemerintah wajib menerapkan kaidah-kaidah yang baik

Lebih terperinci

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG Endah Dian Afani(endah_afani@yahoo.co.id),Reni Marlina(renny_adinta@yahoo.com) Dafid(dafid@mdp_ac.id)

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) Imanuel Susanto 1, Agustinus Fritz Wijaya 2, Andeka Rocky Tanaamah 3 1,2,3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM) Sholiq, Perencanaan Master Plan Pengembangan TI/SI V - 75 PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI ) Erwin Sutomo 1), Sholiq 2) 1) Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

IT PROCESS DARI COBIT 5 UNTUK AUDIT SISTEM INFORMASI KEUANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

IT PROCESS DARI COBIT 5 UNTUK AUDIT SISTEM INFORMASI KEUANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN IT PROCESS DARI COBIT 5 UNTUK AUDIT SISTEM INFORMASI KEUANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Aris Irwanto 1*, Lukito Edi Nugroho 2, Eko Nugroho 3 *123 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini penggunaan Teknologi Informasi (TI) sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari dari yang sederhana sampai dengan yang sangat penting.

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Evaluasi Tata Kelola Sistem Informasi Keuangan PT Inti Cakrawala Citra Menggunakan Framework COBIT 5

Evaluasi Tata Kelola Sistem Informasi Keuangan PT Inti Cakrawala Citra Menggunakan Framework COBIT 5 Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2016 STT Ibnu Sina Batam, 11 13 Agustus 2016 1 Evaluasi Tata Kelola Sistem Informasi Keuangan PT Inti Cakrawala Citra Menggunakan Framework COBIT 5 Vinilia Mariyanda

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI 355 Model Pemetaan dan Analisis Tata Kelola Single Identification Number ( SIN / E-Ktp Nasional ) Bagi Dinas Kependudukan Indonesia Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1 K. Emi Trimiati* ), Jutono G. **

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di masa sekarang ini mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah Teknologi Informasi dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) 1) Kabag PM, Dosen Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2)

Lebih terperinci

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto Pengantar Meskipun high-level model tata kelola telah dikembangkan, belum tentu tata kelola tersebut benar-benar berhasil diterapkan. Pemahaman

Lebih terperinci