PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI SMA N 1 AMPEK NAGARI KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM.
|
|
- Sugiarto Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI SMA N 1 AMPEK NAGARI KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM By: Susi Susanti*Buchari Nurdin**Zulfa** History Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra* History Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra** ABSTRACT This script explain about history lesson in character education for student in SMA N 1 Ampek Nagari kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. Based on the main problem above, so this research purpose is to describe (1) planning learning form of history in student character education. (2) studying form in character education of student, and (3) problems which were found in character education of student.the type of research is descriptive qualitative. Therefore the informant of this research is history teacher, deputy curriculum, and student. The data collecting was done through observation, interview and documentation.the result of this research shown that: (1) in studying planning of history teacher has written the character in studying syllabus and also the planning of learning which is stated in character value on exploration, elaboration, and confirmation. (2) in doing learning history teacher has added character value through strategy and learning media, but the value which still can be implemented are honesty, discipline, patriotism, and responsibility. Meanwhile the other values hasn t been found in learning process. (3) the problem which were found in doing studying was that the difficulties in choosing suit learning media, difficulty in stacking suit strategy, and difficulties in connecting material with character value. So that, it can be concluded that history teacher has struggled to implement character education to student even it s still not maximal yet. Keyword: History learning, character education PENDAHULUAN Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan. karakter menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk, namun sepertinya pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini kurang memperhatikan hal itu, yang diinginkan membentuk manusia yang cerdas tetapi dengan cara cepat tanpa memperdulikan prosesnya (Wahyuni, 2012: 2). Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, dan agama. Guru merupakan faktor penting karena guru adalah penggerak dari bermacam-macam faktor yang ada, diantaranya guru sebagai pendidik dan pengajar, guru sebagai anggota masyarakat, guru sebagai pemimpin, dan guru sebagai pelaksana administrasi ringan (Hamalik, 2006:42-44). Secara teoritis, karakter seseorang dapat diamati dari tiga aspek yaitu : mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar mendidik benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku
3 baik sehingga terbentuklah tabiat yang baik (Retno Listyarti, 2012:4). Beranjak dari fenomena bangsa yang sedang mengalami penurunan dalam aspek moral dan karakter bangsa, diharapkan pembelajaran sejarah dapat menumbuhkan dan mengembangkan karakter bangsa. Pelajaran sejarah mempunyai potensipotensi yang dapat dikembangkan, sebagaimana dikemukakan oleh Hasan (2008:23) yang menyatakan bahwa sesungguhnya pembelajaran sejarah mempunyai potensi-potensi yang dapat dikembangkan guna membangun karakter bangsa. Potensi-potensi tersebut sebagai berikut : 1) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis 2) Mengembangkan rasa ingin tahu 3) Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif 4) Mengembangkan sikap kepahlawanan dan kepemimpinan 5) Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan 6) Mengembangkan kepedulian sosial 7) Mengembangkan kemampuan berkomonikasi 8) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan mengkomunikasikan informasi 9) Mengembangkan sikap cinta tanah air 10) Mengembangkan sikap tanggung jawab 11) Mengembangkan sikap kepahlawanan dan kepemimpinan serta membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan Berkaitan dengan kondisi yang dikemukakan, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru sejarah Nuryanis dan guru Bimbingan Konseling Riska Topia pada tanggal 23 s/d 25 Maret 2015 bahwa masih ada sebagian peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari yang belum mampu mentaati peraturan yang telah ditetapkan sekolah diantaranya perihal berpakain seragam, beberapa diantaranya ditemukan siswa yang tidak mengenakan kelengkapan seragam. Kelengkapan tersebut seperti nama pada baju, celana laki-laki yang model pensil, sepatu sekolah yang berwarna, dan tidak memakai topi ketika sedang melaksanakan upacara bendera. Hal lain yang terjadi adalah beberapa siswa terlihat santai berjalan meskipun terlambat masuk kedalam barisan untuk melaksanakan upacara bendera. Hal tersebut menunjukkan sikap kurang disiplin siswa. Tingkat kedisiplinan yang rendah turut berdampak pada sikap nasionalisme. Perwujudan nasionalisme dapat dilihat ketika mengikuti upacara bendara hari senin, beberapa siswa masih saja berbincangbincang dengan teman sebelahnya. Fenomena lain yang terlihat yakni sikap saling menghormati siswa masih kurang dintaranya dapat dilihat dari sikap siswa yang belum semuanya menghormati guru atau orang yang lebih tua dari mereka. Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis mengangkat masalah ini untuk dijadikan penelitian yang berjudul Pembelajaran Sejarah Dalam Pendidikan Karakter Pada Peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk perencanaan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam, dan mendeskripsikan kendala-kendala apa saja yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Alasan penulis menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai Pembelajaran Sejarah Dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam.. Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2014:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
4 yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:124). Dapat diartikan bahwa penarikan sampling secara sengaja yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Artinya hanya orang yang dianggap paling tahu tentang masalah yang dikaji. Upaya dalam mendapatkan keterangan dan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, maka informan dalam penelitian ini adalah adalah guru sejarah kelas XI IPS 1. Agar data lebih sempurna ditambah lagi dengan keterangan siswa kelas XI IPS 1, wakil kurikulum dan Kepala sekolah. Sesuai dengan tujuan penelitian maka data yang dikumpulkan adalah data primer dan data skunder. Menurut Mahmud (2011:152) menjelaskan bahwa data primer yaitu data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian, sedangkan data sekunder adalah sumber data tambahan yang menurut yang peneliti menunjang data pokok. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari guru sejarah kelas XI IPS 1, sedangkan data sekunder diperoleh dari siswa kelas XI IPS 1 dan Kepala sekolah di SMA N 1 Ampek Nagari serta RPP selama 8 kali pertemuan pada. siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Ampek Nagari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancaran dan studi dokumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini dijelaskan peranan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. Peranan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik yang meliputi perencanaan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter, pelaksanaan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter, dan kendalakendala pada saat pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah. a. Perencanaan Pembelajaran Sejarah dalam pendidikan Karakter Disiplin, Tanggung Jawab, Jujur, Patriotrisme dan Nasionalisme Pada Peserta Didik di SMA N 1 Ampek Nagari Di dalam perencanaan pembelajaran yang mulai dari penyusunan program tahunan, program semsester, silabus, dan RPP untuk mencapai SK, KD dengan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana tercantum dalam lampiran Permendiknas NO. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam penelitian ini, perencanaan pembelajaran yang diambil terfokus pada perencanaann yang dimiliki oleh guru sejarah kelas XI IPS 1. Silabus pembelajaran sejarah ditemukan aspek pendidikan karakter yaitu pada kolom nilai budaya dan karakter bangsa. Pada kolom ini dicantumkan nilai-nilai karakter. Nilai karakter yang terdapat pada kolom ini adalah religius, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, nasionlisme, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Persiapan pembelajaran berikutnya yang disusun oleh guru sejarah berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi tentang : identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode, strategi pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian. Dalam memasukan aspek karakter pada rencana
5 pelaksanaan pembelajaran sejarah, guru sejarah menyesuaikannya dengan materi pelajaran. b. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Sejarah Pada Peserta Didik di SMA N 1 Ampek Nagari Pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter melalui mata pelajaran sejarah oleh guru sejarah sudah teraplikasikan di dalam kelas yaitu pada kegiatan inti pembalajaran (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah pada pelaksanaan pembelajaran 1-8 di dalam kelas. Nilai karakter yang teraplikasikan pada pelaksanaan pembelajaran sejarah pada pelaksanaan pembelajaran 1-8 adalah disiplin, jujur, bertanggung jawab, dan patriotrisme. c. Kendala-kendala pada pelaksanaan pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter Pada bagian ini akan dijelaskan kendalakendala yang dialami guru sejarah dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di dalam kelas adalah sebagai berikut : 1. Kesukaran guru sejarah dalam menggunakan media yang tepat Media adalah salah satu alat yang digunakan oleh guru dalam menunjang proses kegiatan belajar di dalam kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dari delapan kali pelaksanaan pembelajaran yang amati di dalam kelas dapat disimpulkan bahwa guru sejarah Nuryanis belum sepenuhnya bisa menggunakan media yang tepat. Hal ini seperti contoh guru sejarah tidak pernah menggunakan media infokus dalam kegiatan pembelajaran sejarah di dalam kelas. 2. Kesukaran guru sejarah dalam menetapkan strategi pembelajaran yang cocok Strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi). Pada pelaksanaan pembelajaran yang peneliti amati di dalam kelas, strategi belajar yang digunakan guru sejarah Nuryanis hanya terfokus pada strategi diskusi kelompok, ceramah, dan tanya jawab. 3. Kesukaran guru sejarah dalam mengaitkan materi dengan nilai karakter Mata pelajaran sejarah memiliki peranan strategis dalam membentuk watak peserta didik yang lebih berkarakter. Nilainilai yang terkandung dalam pelajaran sejarah adalah bertanggung jawab, patriotrisme, dan Nasionalisme. Guru sejarah dalam hal ini berperan penting dalam menamkan nilai karakter kepada siswa sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarnya. namun kenyataanya guru sejarah kesulitan dalam mengaitkan materi pelajaran dengan nilai karakter yang akan ditanamkan. B. Pembahasan Perencanaan pembelajaran sejarah yang disusun oleh guru dicantumkan aspek nilai-nilai karakter yaitu pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada silabus pembelajaran dicantumkan aspek karakter yaitu pada kolom nilai karakter. Sedangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dicantumkan pada kegiatan inti pelajaran yaitu pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Temuan ini sesuai dengan Ahmad Sabri (2010:1) yang menyatakan bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran karena kegiatan yang direncanakan dengan matang akan mudah tercapai. Pembelajaran sejarah dalam menanamkan nilai karakter juga ditemukan pada pelaksanaan pembelajaran sejarah di dalam kelas oleh guru sejarah. Guru sejarah menanamkan nilai karakter pada kegiatan inti pelajaran yaitu pada saat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter melalui mata pelajaran sejarah oleh guru sejarah adalah sebagai berikut : 1. Pertemuan ke 1; nilai karakter yang karakter disiplin, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. Hal ini sesuai dengan pendapat Samani dan Hariyanto (2011:45-46) yang menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh guru berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Melalui belajar sejarah guru sejarah bisa menanamkan nilai karakter pada siswa, hal ini sesuai
6 dengan Permendiknas no 22 Tahun 2002 yang menyatakan tujuan pembelajaran sejarah adalah salah satunya menumbuhkan apresiasi peserta didik dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan materi pelajaran proses perkembangan agama Hindu- Budha di India. Hal ini sesuai dengan pendapat Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:16) yang menyatakan proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya. Strategi yang digunakan guru sejarah dalam menanamkan nilai karakter disiplin, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab adalah melalui penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2008:147) yang menyatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2. Pertemuan ke 2; nilai karakter yang disiplin, bekerja sama, tanggung jawab, dan rasa ingin tahu. Hal ini sesuai dengan pendapat Samani dan Hariyanto (2011: 45) mendefenisikan pendidikan karakter sebagai istilah payung (umbrella term) yang acap kali digunakan dalam mendeskripsikan pembelajaran dari dari guru kepada anak-anak dengan sesuatu cara yang dapat membantu mereka mengembangkan berbagai hal terkait moral, kewargaan, sikap tidak suka memalak, menunjukkan kebaikan, sopan santun dan etika, perilaku, bersikap sehat, kritis, keberhasilan, menjunjung nilai tradisional, serta menjadi makhluk yang memenuhi norma-norma sosial dan dapat diterima secara sosial. Nilai karakter ditananamkan oleh guru sejarah pada proses pembelajaran sejarah dengan materi jalur masuknya agama Hindu- Budha ke Indonesia dan teori tentang masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2008:123) yang menyatakan tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik: perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat sinabung dan fungsional, tidak bersifat sementara, bersifat positif dan efektif, memiliki arah dan tujuan, dan mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Nilai karakter ini ditanamkan oleh guru sejarah melalui strategi dan metode pembelajaran diskusi kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2008:147) yang menyatakan strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau praktik guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif dan lebih efesien dalam membentuk prilaku peserta didik di dalam kelas. 3. Pertemuan ke 3; nilai karakter yang disiplin, tanggung jawab, dan menghargai prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Samani dan Hariyanto yang menyatakan pendidikan karakter sebagai istilah payung yang acap kali digunakan dalam mendeskripsikan pembelajaran dari guru kepada anakanak dengan sesuatu cara yang dapat membantu mereka mengembangkan berbagai hal terkait moral, kewargaan, sikap, menunjuk kebaikan, sopan santun dan etika, perilaku, bersikap sehat, kritis, keberhasilan, menjunjung nilai tradisional, serta menjadi makhluk
7 yang memenuhi norma-norma sosial dan dapat diterima secara sosial. Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah dengan materi pelajaran dengan materi pelajaran muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha tertua di berbagai daerah di Indonesia (kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan Melayu). Hal ini sesuai dengan Permendiknas no 22 tahun 2006 yang menyatakan mata pelajaran sejarah memiliki peranan strategis dalam pembentukkan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rassa kebangsaan dan cinta tanah air. Pembentukan kepribadian nasional beserta identitas dan jati diri tidak akan terwujud tanpa adanya pengembangan kesadaran sejarah sebagai sumber inspirasi dan aspirasi. Metode yang digunakan guru sejarah dalam pelaksaan pendidikan karakter adalah metode ceramah, tugas kelompok, diskusi kelompok, dan tanya jawab dengan strategi inkuiri guru melakukan tanya jawab dengan siswa secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Gerlach dan Ely yang dikutip Wakhinuddin (2010:45) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi lingkup, urutan kegiatan dan sifatnya yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. 4. Pertemuan ke 4; nilai karakter yang adalah disiplin, menghargai prestasi, dan cinta tanah air. Hal ini sesuai dengan pendapat Doni Koesoma (2010:135) yang menyatakan tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan yang lebih menghargai kebebasan individu. Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah melalui materi pelajaran muncul dan berkembangnya kerajaan Hindu Budha di berbagai daerah di Indonesia (kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno). Hal ini sesuai dengan pendapat Aunurrahaman (2010:48) yang menyatakan belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari segi guru proses belajar tersebut dapat diamati, akan tetapi dapat dipahami oleh guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional khusus atau sasaran belajar. Cara guru sejarah menanamkan nilai karakter kepada siswa dalam pembelajaran adalah dengan metode diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan dengan pendekatan inkuiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana dalam Sunhaji ( 2009:1) yang menyatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam melaksanakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. 5. Pertemuan ke 5; nilai karakter yang disiplin, tanggung jawab, dan menghargai prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Samani dan Hariyanto (2011:45-46) yang menyatakan pandidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjaadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Guru sejarah menanamkan nilai karakter pada peserta didik melalui materi pelajaran muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia (kerajaan Kediri dan Singasari). Melalui belajar sejarah guru sejarah bisa menanamkan
8 nilai karakter pada siswa, hal ini sesuai dengan Permendiknas no 22 Tahun 2002 yang menyatakan tujuan pembelajaran sejarah adalah salah satunya menumbuhkan apresiasi peserta didik dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Cara guru sejarah menanamkan nilai karakter kepada siswa dalam pembelajaran adalah dengan metode diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan dengan pendekatan inkuiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana dalam Sunhaji ( 2009:1) yang menyatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam melaksanakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. 6. Pertemuan ke 6; nilai karakter yang disiplin, tanggung jawab, dan menghargai prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Saptono (2011 :23) yang menyatakan pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good charakter) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Melalui belajar sejarah guru sejarah bisa menanamkan nilai karakter pada siswa, hal ini sesuai dengan Permendiknas no 22 Tahun 2002 yang menyatakan tujuan pembelajaran sejarah adalah salah satunya menumbuhkan apresiasi peserta didik dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan materi kerajaankerajaan Hindu-Budha di berbagai daerah di Indonesia (kerajaan Pajajaran da Majapahit). Hal ini sesuai dengan pendapat Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:16) yang menyatakan proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya. Strategi yang digunakan guru sejarah dalam menanamkan nilai karakter disiplin, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab adalah melalui penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang menyatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. 7. Pertemuan ke 7; nilai karakter yang mandiri, bertanggung jawab, menghargai prestasi, dan cinta tanah air. Hal ini sesuai dengan pendapat Samani dan Hariyanto (2011:45-46) yang menyatakan pandidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjaadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah dalam proses pembelajaran sejarah didalam kelas dengan materi pelajaran kehidupan sosial ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Budha diberbagai daerah di Indonesia. Hal ini sesuai dengan
9 Permendiknas no 22 tahun 2006 bahwa mata pelajaran sejarah memiliki peranan strategis dalam pembentukan watak manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pembentukan kepribadian nasional beserta identitas dan jati diri tidak akan terwujud tanpa adanya pengembangan kesadaran sejarah sebagai sumber inspirasi dan aspirasi. Strategi yang digunakan guru sejarah dalam menanamkan nilai karakter disiplin, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab adalah melalui penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang menyatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. 8. Pertemuan ke 8; nilai karakter yang ditanamkan adalah oleh guru sejarah adalah disiplin, tanggung jawab, dan rasa ingin tahu. Melalui belajar sejarah guru sejarah bisa menanamkan nilai karakter pada siswa, hal ini sesuai dengan Permendiknas no 22 Tahun 2002 yang menyatakan tujuan pembelajaran sejarah adalah salah satunya menumbuhkan apresiasi peserta didik dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan materi pelajaran faktor-faktor penyebab keruntuhan kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:16) yang menyatakan proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya. Strategi yang digunakan guru sejarah dalam menanamkan nilai karakter disiplin, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab adalah melalui penugasan, tanya jawab, dan diskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang menyatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari delapan pertemuan di atas guru sejarah telah berupaya menanamkan nilai karakter religius, disiplin, jujur, mandiri, kerja keras, menghargai prestasi, patriotrisme, dan tanggung jawab. Namun pada kenyataannya tidak semua nilai karakter tersebut teraplikasikan pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi guru sejarah dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di dalam kelas adalah kesukaran guru sejarah dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat, kesukaran guru sejarah dalam menetapkan strategi pembelajaran yang cocok, kesukaran guru sejarah dalam mengaitkan materi dengan nilai karakter. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik di SMA N 1 Ampek Nagari Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Di dalam perencanaan pembelajaran sejarah baik pada silabus maupun RPP dirancang aspek karakter yang meliputi nilai karakter religius, jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, tanggung jawab. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah nilai karakter ditanamkan oleh guru sejarah pada kegiatan inti pelajaran yaitu pada saat eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sesuai yang
10 tercantum pada RPP. Pada pelaksanaan pembelajaran 1 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui tugas mandiri, diskusi dan tanya jawab. Pada pelaksanaan pembebelajaran 2 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui pemberian tugas kelompok, diskusi kelompok, dan tanya jawab. Pada pelaksanaan pembelajaran 3 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui tugas kelompok, diskusi kelompok, dan tanya jawab. Pada pelaksanaan pembelajaran 4 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui tugas kelompok, diskusi kelompok, dan tanya jawab. Pada pelaksanaan pembelajaran 5 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui diskusi kelompok dan tanya jawab. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 6 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui tugas kelompok, diskusi kelompok, dan tanya jawab. Pada pelaksanaan pembelajaran ke 7 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui tugas individu, ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pada pelakasanaan pembelajaran ke 8 guru sejarah menanamkan nilai karakter melalui ceramah, tugas individu, dan tanya jawab. 3. Kendala-kendala yang dihadapi guru sejarah dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di dalam kelas adalah kesukaran guru sejarah dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat, kesukaran guru sejarah dalam menetapkan strategi pembelajaran yang cocok, kesukaran guru sejarah dalam mengaitkan materi dengan nilai karakter. B. Saran Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan melalui skripsi peneliti ini adalah: b. Agar guru sejarah bisa bisa menetapkan strategi pembelajaran yang cocok c. Agar guru sejarah bisa mengaitkan meteri pelajaran dengan nilai karakter yang akan ditanamkan. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: akarta : Alfabeta Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Hariyanto dan Muchlas Samani Konsep dan Model Pendidikan Karakter.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Mahmud Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nana, Sudjana Strategi belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta Oemar, Hamalik Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara Retno, Listyarti Pendidikan Karakter dalam metode aktif, inovatif, dan kreatif. Jakarta : Erlangga Saptono Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga Sugiyono Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta 1. Bagi guru sejarah a. Agar guru sejarah bisa menggunakan media pembelajaran yang tepat
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO Siti Maisyaroh, Mujiyem Sapti, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH TERHADAP NILAI-NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL
1 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH TERHADAP NILAI-NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta (rih.anawaitrisna@gmail.com) ABSTRAK Pendidikan karakter
Lebih terperinciTHE INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION VALUES INTO THE SERVING TECHNIQUE SUBJECT AMONG STUDENTS OF SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA
INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA PELAJARAN TATA HIDANG SISWA SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Oleh: Penulis : Sri Patmawati Dosen Pembimbing : Prihastuti Ekawatiningsih, M. Pd E-mail : sripatmaw@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,
Lebih terperinciOleh Rizki Marysa Iqbal Hilal Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMPN 1 GUNUNGSUGIH Oleh Rizki Marysa Iqbal Hilal Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung E-mail
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PLANTED QUESTION DI SDN 28 RAWANG TIMUR KECAMATAN PADANG SELATAN OLEH: SRI WAHYUNI NPM. 1110013411081 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI
ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI Febry Fahreza 1) 1) Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh email: fahrezza25@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman guru Sejarah Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai faktor utama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciMENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas Guru Dalam Mendidik Siswa Berkarakter Pribadi yang Baik
JOURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 4, No. 2, Agustus 2015 MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas Guru Dalam Mendidik Siswa Berkarakter Pribadi yang Baik Machful
Lebih terperinciPENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR Anggit Grahito Wicaksono Abstract Some problems which are quite alarming from the world of education in Indonesia is a case of deviant
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN
NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Studi Kasus di MTs Muhammadiyah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS YANG BERORIENTASI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMPN 35 KERINCI ARTIKEL
IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS YANG BERORIENTASI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMPN 35 KERINCI ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari makhluk hidup yang lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciOleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A
MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran terdiri dari dua hal yang salah satunya saling berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar oleh pengajar (Guru).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BANGSA (Studi Situs SMA Negeri 1 Kaliwungu) TESIS
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BANGSA (Studi Situs SMA Negeri 1 Kaliwungu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan bangsa ini akan cerdas dalam berpikir, dan bijak dalam bertindak. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa pelajar di negeri ini. Fenomena mencontek, tawuran antar pelajar, orang tuanya juga semakin memprihatinkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter merupakan sarana yang berperan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi. Permasalahan yang timbul adalah terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
25 PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION BY TEACHERS IN VOCATIONAL PRACTICE Oleh: Rifki Asofani dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Karakter bangsa Indonesia semakin menurun, ini ditunjukkan dengan rendahnya etika dan moralitas, dalam pendidikan ada tawuran pelajar yang sering terjadi, siswa
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam proses kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kemampuan, mengembangkan
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciOleh: LITA AYU SOFIANA A
IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan manusia dimulai dari keluarga. Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak. Jika ingin membentuk anak yang shaleh, cerdas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN 1 Windy Kurniawan 1, Liza Husnita 2, Jaenam 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA
Pendidikan Karakter Sebagai Pembentuk Karakter Bangsa 15 PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA Oleh: Yulianti Siantayani 1 Konflik antar suku dan agama yang terus bergulir dari waktu ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
Lebih terperinciRusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
Lebih terperinciPELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID
PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID STUDENT RESPONSIBILITY AND DISCIPLINE IN LEARNING MODEL OF THINK- PAIR- SHARE
Lebih terperinciKonsep Dasar Pendidikan Berkarakter
Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami Pengertian Pendidikan Karakter Mahasiswa dapat memahami Tujuan Pendidikan Karakter Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah
PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA Pipin Erlina, Umi Chotimah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya email: pipinerlina6@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UNESCO merupakan upaya mempersiapkan manusia untuk bisa hidup di masyarakat dan harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,
Lebih terperinciThe Implementation Of The Character Education In History Teaching. Mustika Zahro a, Sumardi b, Marjono c
Jurnal Historica ISSN No. 2252-4673 Volume. 1 (2017) Issue. 1 The Implementation Of The Character Education In History Teaching Mustika Zahro a, Sumardi b, Marjono c a History Education Program, Jember
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciSTRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI
STRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI Mohamad Dedi 1 ; Estu Handayani 2 Email:dedismantab_stikom@yahoo.co.id; ehchie797@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I
IMPLEMENTASI KARAKTER BERSAHABAT DAN PEDULI SOSIAL PADA SISWA SMP (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia akan menjadi negara yang tentram apabila sumber daya manusianya memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti yang baik dapat diupayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA
PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA Risa Yunita 1), Kuswadi 2), Chumdari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449,
Lebih terperinciFAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG
FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan
Lebih terperinci: Guru Mata Pelajaran PKn di SMA N 1 Cangkringan. 1. Seperti kita ketahui bahwa komponen dari PKn yaitu Civic Knowladge
201 Nama : Bapak Eka Mundiharta S.Pd Tahap Pertama : Kamis, 7 Maret 2013 Pukul 10.00-11.30 Tahap Pertama : Rabu, 15 Mei 2013 Pukul 09.00-10.30 Perkerjaan : Guru Mata Pelajaran PKn di SMA N 1 Cangkringan
Lebih terperinciANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SOLOK
ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SOLOK Leni Gusdenti, Mulyati, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG. Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3
PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3 Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini istilah pendidikan karakter banyak dibicarakan. Mulai dari para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah, sampai pengawas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP I. IDENTITAS 1. Nama Sekolah : 2. Mata Pelajaran : PKn 3. Materi Pokok : Globalisasi 4. Kelas/Program : XII 5. Pertemuan Minggu ke : 16 dan 17 6. Alokasi Waktu : 6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter
Lebih terperinciJURNAL SENI MUSIK
JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm PENANAMAN NILAI KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SMP NEGERI 2 SEMARANG Jurusan Sendratasik, FBS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki sejumlah karakter, integritas dan kompetensi yang berguna
Lebih terperinciIni adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!
Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 email : soedarmono.s@gmail.com Terima kasih! PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA PERANGKAT PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Bidayat al-hidayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA Heri Supranoto Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI
577 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI 0813 6568 9301 SDN 005 Bukit Timah Dumai ABSTRACT This study aims to describe learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinci