PROGRAM STUDISARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017
|
|
- Yenny Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGRAM STUDISARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017 HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN ISPA DI PABRIK ESGI SAMBI 1) Nella Nur Nadia Sakti, 2) S. DwiSulisetyawati, 3) Sunardi 1) Mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta 2),3) Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan ISPA di Jawa Tengah sebanyak 29,1%. ISPA merupakan penyakit dengan presentasi tertinggi dari 10 penyakit utama. Selain itu data klinik pabrik ESGI Sambi pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret menunjukkan ISPA merupakan penyakit pertama dari 10 penyakit dengan kunjungan pasien terbanyak pada bulan tersebut.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan alat pelindungdiri (APD) dengan kejadian ISPA di pabrik ESGI Sambi. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 85 responden. Penelitian dilakukan di pabrik ESGI Sambi pada bulan Januari Analisa data menggunakan Uji Chi Square di peroleh hasil perilaku penggunaan alat pelindung diri 37.65% baik. Kejadian ISPA mayoritas tidak ISPA 28.24%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian ISPA di Pabrik ESGI Sambi dengan hasil p value (0,360) > 0,005. penelitian diharapkan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) dapat mengurangi kejadian ISPA di pabrik ESGI Sambi. Penelitian menunjukkan pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan kategori baik, kejadian ISPA di pabrik ESGI Sambi menurun. Kata Kunci : perilaku, penggunaan APD, ISPA. Daftar Pustaka : 35 ( ) 1
2 STUDY PROGRAM OF NURSING HEALTH SCIENCE SCHOOL OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017 Behavior Relationships Using Personal Protective Equipment (PPE) with Genesis ISPA in ESGI Sambi Factory Nella Nur Nadia Sakti Abstract Data Basic Health Research (RISKESDAS) 2007 shows ISPA in Central Java as much as 29.1%. ISPA is a disease with the highest percentage of 10 major diseases. Besides clinical data ESGI Sambi Factory in December, January, February, March showed ISPA is the first disease of 10 diseases with the most patient visits for the month. This study aims to determine the relationship between the uses of Personal Protective Equipment (PPE) with ISPA in the ESGI Sambi Factory. This research method used cross sectional study design. Mechanical sampling used Consecutive Sampling with a total sample of 85 respondents. The study was conducted at the ESGI Sambi Factory in January. Behavior used of personal protective equipment 37.65% fine. The incidence of ISPA was 28.24% majority did not. The results showed no association behavior of the use of Personal Protective Equipment (PPE) with ISPA in the ESGI Sambi Factory with the result p value (0.360) > Based on the results of the study expected behavior of the use of Personal Protective Equipment (PPE) can reduce the incidence of ISPA in the ESGI Sambi Factory. Research showed the use of Personal Protective Equipment (PPE) in both categories, the incidence of ISPA in the ESGI Sambi Factory decreased. Keywords : Behavior, use of PPE, ISPA Bibliography : 35 ( ) 2
3 PENDAHULUAN ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim paru.(vietha, 2009). Manifestasi klinis dari ispa adalah batuk, bersin dan kongesti nasal, pengeluaran mukus dan rabus dari hidung serta turun ke tenggorokan, sakit kepala, demam derajat ringan, malaise (tidak enak badan) (Carwin Elizabeth, 2009). Period prevalence Influenza atau Infeksi Saluran Pernafasan Atas berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk di Indonesia tahun 2007 untuk Jawa Tengah prevalensi kejadian ISPA adalah 29,1%. Tahun 2013 adalah 29,1% dengan 5 provinsi dengan prevalensi ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Nusa Tenggara Barat (28,3%) dan Jawa Timur (28,3%) (RISKESDAS,2013). Alat pelindung diri adalah peralatan yang harus disediakan oleh instansi, pengusaha untuk setiap pekerjanya (karyawan). Alat pelindung diri merupakan peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh tenaga kerja apabila berada dalam kerja yang berbahaya. (Cahyono, 2004). studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2016 sebanyak 10% dari total karyawan 1998 yaitu sejumlah 200 karyawan tidak memakai masker sebagai APD. Pengamatan dilakukan sejak bulan Maret - Agustus 2016, setiap bulanya terdapat 5% karyawan dari jumlah 600 karyawan yang berkunjung ke klinik untuk berobat ISPA tanpa menggunakan masker. Menurut hasil top ten disease yang di buat oleh pihak compliance pabrik terdapat urutan pertama kasus ISPA dengan hasil pada bulan Desember orang, bulan Januari 2016 sebanyak 114 Orang, bulan Februari 2016 sebanyak 139 orang, bulan Maret 2016 sebanyak 144 orang. Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak pabrik yaitu memberikan penyuluhan kepada karyawan tentang penyakit ISPA. Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan masalahnya adalah Perilaku Penggunaan APD dengan Kejadian ISPA di Pabrik ESGI Sambi. Tujuan Umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan perilaku penggunaan APD dengan kejadian ISPA di Pabrik ESGI Sambi. Tujuan Khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik umur, lama bekerja, jenis pekerjaan, 3
4 jabatan, pendidikan terakhir di pabrik ESGI Sambi, mengidentifikasi perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) di pabrik ESGI Sambi, mengidentifikasi kejadian ISPA pada karyawan di pabrik ESGI Sambi, menganalisis hubungan perilaku penggunaan APD dengan penyakit ISPA di Pabrik ESGI Sambi. Manfaat dari penelitian ini yaitu bagi peneliti untuk memperoleh pengetahuan tentang hubungan perilaku penggunaan ISPA di Pabrik ESGI Sambi, meningkatkan komunikasi kepada karyawan untuk bekal pengetahuan tentang APD dan ISPA, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan khususnya terhadap ISPA. Bagi Institusi Pendidikan yaitu untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang ISPA agar tidak berlanjut menjadi berat. Bagi Karyawan yaitu untuk memberikan wacana pengetahuan tentang syarat pemakaian APD, memberikan informasi tentang penyakit ISPA. Bagi pabrik yaitu sebagai bahan masukan untuk pabrik ESGI Sambi dalam kepatuhan karyawan menggunakan masker dengan penyakit ISPA. Bagi peneliti lain yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dan informasi dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang perilaku penggunaan APD dengan kejadian ISPA. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian survey analitik. Sampel diambil sebanyak 85 responden di Pabrik ESGI Sambi. Teknik sampling dilakukan dengan consecutive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimaksukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi. Adapun kriteria inklusi yaitu karyawan yang bekerja minimal 1 th di Pabrik ESGI Sambi, karyawan yang didiagnosa ISPA oleh dokter, karyawan yang sering berkunjung ke klinim dengan keluhan ISPA, bersedia menjadi responden, bisa membaca dan menulis. Kriteria eklusi dalam penelitian ini adalah karyawan yang menderita ISPA sebelum masuk Pabrik ESGI Sambi. Waktu dan tempat penelitian dilakukan di Pabrik Eco Samrt Garmen Indonesia (ESGI) Sambi, pada bulan Januari Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden dengan cara member ceklist. Kuesioner terdiri dari 18 pertanyaan. sebelum dilakukan penelitian di Pabrik ESGI Sambi, peneliti melakukan uji validitas di 4
5 Pabrik PT. Pan Brothers Butuh Boyolali. Hasil uji validitas yaitu r tabel = 0,210 (nilai r tabel untuk n = 30) sehingga semua indikator tersebut dinyatakan valid. Untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alfa Cronbach s 0,829. Analisa variabel menggunakan Uji Chi Square sahingga dapat diketahui korelasi antara variabel bebas dan terikat dengan kemaknaan ɑ > 0,05 (ada hubungan) sedangkan ɑ < 0,05 tidak ada hubungan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Univariat 1. Umur Responden penelitian karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden terbanyak dengan usia sebanyak 58 responden (68,2%) diikuti usia sebanyak 19 responden (22,3%) dan yang terakhir usia sebanyak 8 responden (9,4%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian ispa pada pekerja wanita PT. Samkyung Jaya Garment Kab. Semarang yang dilakukan oleh Maria Citra Osana (2016), dengan hasil yang didapatkan bahwa umur diatas 30 tahun sebanyak 62 responden (63,3%). Hal ini disebakan karena perusahaan akan mempertahankan pekerja yang telah berpengalaman dibidang garment, selain untuk kebutuhan pemenuhan target order dalam system produksi dengan mempekerjakan pekerja yang sudah lama dan berpengalaman maka dapat pula mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi. Gunarso (2010) mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun. Semakin meningkatnya usia seseorang maka kerentanan efek pemajanan semakin meningkat sehingga akan mengalami gangguan saluran pernafasan. Faktor usia mempengaruhi kekenyatalan paru sebagaimana jaringan lain dalam tubuh (siswanto,1991) 5
6 2. Lama Bekerja penelitian karakteristik responden berdasarkan lama bekerja menunjukkan responden terbanyak dengan lama bekerja 2-5 tahun sebanyak 34 responden (40,1%) dan lama bekerja 6-10 tahun sebanyak 34 responden (40%) dan yang terakhir tahun sebanyak 17 responden (20%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian hubungan karakteristik dan perilaku pekerja yang terpajan debu kapas dengan kejadian ISPA di PT. Unitex Tahun 2011 yang dilakukan oleh Ketty Rohani Sormin (2011), dengan hasil yang didapat pekerja diatas 14 tahun sebanyak 10 orang yang menderita ispa dan lama bekerja dibawah 14 tahun sebanyak 11 orang. Namun hal ini bertolak belakang dengan teori dimana lama bekerja selama bertahun-tahun dapat memperparah kondisi kesehatan pernafasan pekerja karena frekuensi terpajan debu setiap harinya (Suma mur, 2009). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian pekerja di PT ESGI Sambi mempunyai masa kerja 2-5 tahun, hal ini disebakan karena banyak pekerja yang tidak mempunyai pilihan untuk memilih pekerjaan yang lain karena keterbatasan sumber daya manusia misalnya pendidikan dan keterbatasan ketrampilan, selain itu juga didaerah Kabupaten Boyolali adalah kawasan industry yang mayoritas perusahaan yang berdiri adalah pabrik garment. Sehingga pekerja untuk memilih tetap bekerja diperusahaan tersebut dengan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya fungsi paru. 3. Jenis Pekerjaan penelitian karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan responden terbanyak dengan jenis pekerjaan Sewing sebanyak 60 responden (70,6%) diikuti jenis pekerjaan Administrasi sebanyak 10 responden (11,8%), berikutnya 6
7 Mekanik sebanyak 8 responden (9,4%) sisanya Supervisor sebanyak 7 responden (8,3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian kadar debu total dan gejala ispa ringan pada pekerja departemen pemintalan di industry tekstil PT. Unitex, Tbk Bogor yang dilakukan oleh Alya Mutiara Basti (2014), dengan hasil yang didapat bagian ring spinning 25 pekerja (46,3%), combing & drawing 31,5%, blowing carding 12 orang (22,2%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian pekerja pabrik ESGI Sambi bagian sewing lebih mudah terserang ispa dengan hasil 60 responden (70,6%). Dikarenakan pada bagian sewing lebih sering kontak langsung dengan bahan tekstil, dari proses mengambar pola hingga proses menjahit menjadi bahan jadi siap pakai. 4. Jabatan penelitian karakteristik responden berdasarkan jabatan menunjukkan responden terbanyak dengan jabatan sebagai operator sebanyak 57 responden (67,1%) sisanya staf sebanyak 28 responden (32,9%). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) operator adalah orang yang bertugas menjaga, melayani, dan menjalankan suatu pearlatan, mesin, telepon, radio dan sebagainya. Peneliti meneliti tentang jabatan karena dari hasil penelitian menunjukkan 57 responden (67,1 %) penyakit ispa banyak diderita oleh bagian operator. Bagian operator berhubungan langsung dengan mesin, bahan yang siap untuk dijahit. Sehingga operator lebih besar peluangnya untuk terserang ispa. 5. Pendidikan penelitian karakteristik responden berdasarkan pendidikan menunjukkan responden terbanyak dengan pendidikan SMA sebanyak 60 responden (70,6%) diikuti dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 12 responden (14,1%) kemudian Diploma sebanyak 7 responden (8,2%) 7
8 dan yang terakhir Sarjana 6 responden (7,1%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian kadar debu total dan gejala ispa ringan pada pekerja departemen pemintalan di industry tekstil PT. Unitex, Tbk bogor, yang dilakukan oleh Alya Mutiara Basti (2014). Dengan hasil lulusan SMA yaitu sebanyak 25 dari 54 orang (46,3%), lulusan SMK dan SMP sama-sama banyak 13 dari 54 orang (24,1%), lulusan Diploma tiga/perguruan tinggi sebanyak 2 orang (3,7%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan pabrik ESGI sambi adalah SMA sebanyak 60 responden (70,6%). Pekerja dibagian sewing tidak memerlukan keterampilan khusus. Biasanya karyawan sudah bisa beradaptasi selama beberapa bulan bekerja. Oleh karena itu sebagian pekerja pabrik ESGI Sambi adalah lulusan SMA. Adapun lulusan diploma atau sarjana ditempatkan pada bagian manajemen dan kantor. 6. Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri untuk pekerja adalah alat pelindung untuk pekerja agar aman dari bahaya atau kecelakaan akibat melakukan suatu pekerjaanya. Alat pelindung diri untuk pekerja di Indonesia sangat banyak sekali permasalahannya dan masih dirasakan banyak kekurangannya (Husaeri & Yunus, 2003). penelitian Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di pabrik ESGI Sambi menunjukkan data bahwa responden terbanyak dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam kategori Baik sebanyak 32 responden (38%) diikuti cukup baik sebanyak 17 responden (20%), tidak baik sebanyak 15 responden (17%), kurang baik sebanyak 14 responden (16%) dan yang terakhir dengan kategori sangat baik sebanyak 7 responden (8%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian beberapa faktor yang berhubungan 8
9 dengan kejadian ispa pada pekerja wanita PT. Samkyung Jaya Garment Kab. Semarang yang dilakukan oleh Maria Citra Osana (2016), dengan hasil pekerja memakai masker selama bekerja sebesar 51,0% dan pekerja yang tidak memakai masker selama bekerja sebesar 49,0%. Hal ini disebabkan karena masih banyak pekerja yang kurang sadar akan peran penting dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masker selama bekerja dilingkungan yang berdebu dan pekerja yang merasa kurang nyaman dikarenakan udara yang panas dan pengap ketika memakai masker, dengan begitu debu dapat terhirup secara bebas dan dapat mempengaruhi fungsi paru. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Sama mur (2009), bahwa penggunaan alat pelindung diri masker berkaitan dengan banyaknya partikulat yang tertimbun didalam organ paru akibat pencemaran yang dapat mengurangi kemampuan fungsi paru. 7. Kejadian ISPA Pada Karyawan di Pabrik ESGI Sambi ISPA atau Acute Respiratory Infection (ARI) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hinggan kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga di sekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura (Depkes, 2009). Kejadian ISPA Pada Karyawan Di Pabrik ESGI Sambi menunjukkan responden terbanyak tidak ISPA sebanyak 61 responden (71.77%) dan sisanya ISPA sebanyak 24 Responden (28.23%). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memakai masker baik sebanyak 32 responden. Karyawan dikatakan cukup baik dalam memakai Alat Pelindung Diri (APD) adalah apabila pada saat memasuki area kerja harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap salah satunya masker, apabila karyawan tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) mendapat sanksi berupa 9
10 SP (Surat Peringatan) atau disuruh kembali keluar untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD). Penelitian ini sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970, pasal 12 sub b yang menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangundangan diatur kewajiban dan hak-hak tenaga kerja untukn memakai alat pelindung diri yaitu diwajibkan. Serta peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1/MEN/1981 pasal 5 ayat 2 menyebutkan bahwa tenaga kerja harus memakai alat pelindung diri yang diwajibkan untuk pencegahan penyakit akibat kerja (Harwanti, 2009). B. Hasil Bivariat Hubungan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Kejadian ISPA Di Pabrik ESGI Sambi Banyak faktor yang mempengaruhi penyakit saluran pernafasan khususnya pada aspek tenaga kerja adalah penggunaan alat pelindung diri. Alat pelindung diri adalah peralatan yang harus disediakan oleh instansi, pengusaha untuk setiap pekerjanya (karyawan). Alat pelindung diri merupakan peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh tenaga kerja apabila berada dalam kerja yang berbahaya (Cahyono, 2004) penelitian hubungan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian ISPA di Pabrik ESGI Sambi menunjukkan hasil nilai p value (0,360) < 0,05 sehingga H0: diterima atau dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian ISPA di pabrik ESGI Sambi, karena pada saat pengisian pada lembar kuesioner di tuliskan masker N95. Menurut Budiono (2003) Masker respirator N95 adalah sebuah alat pelindung pernafasan yang didesain menutupi rapat wajah pengguna terutama pada bagian hidung dan mulut dan sangat efisien menyaring partikel di udara termasuk mikroorganisme, biasanya digunakan pada saat kabut asap terjadi karena kemampuannya menyaring partikel pencemar sangat baik. Sedangkan di Pabrik ESGI Sambi karyawan menggunakan masker biasa (Face Mask) masker jenis ini biasanya digunakan pada masyarakat ketika 10
11 terjadi udara yang tidak sehat atau kondisi pencemaran lainnya seperti gunung meletus. Masker ini merupakan salah satu pencegah penyebaran penyakit seperti influenza, tuberculosis dan sebagainya. Biasanya masker ini memiliki ciri berupa adanya tali pengikat yang dapat diikat pada bagian belakang kepala atau karet penggantung yang dapat digantungkan pada telinga. Karyawan di Pabrik ESGI Sambi sebagian besar memakai masker jenis face mask atau masker biasa, sehingga pada saat mengisi kuesioner yang diberikan karyawan sebagian besar mengisi dengan jawaban jarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan di PT ESGI Sambi selama bekerja tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dengan perilaku baik sebanyak 32 responden (37.65%). Hal ini disebabkan karena masih banyak pekerja yang kurang sadar akan peran penting dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masker selama bekerja. Dan begitu debu dapat terhirup secara bebas dan dapat mempengaruhi fungsi paru. Penggunaan alat pelindung diri masker berkaitan dengan banyaknya partikulat yang tertimbun didalam organ paru akibat pencemaran yang dapat mengurangi kemampuan fungsi paru, dengan menggunakan alat pelindung diri masker maka dapat mencegah menumpuknya partikulat pencemar dalam organ paru sehingga akan mengurangi terjadinya fungsi paru (Suma mur, 2009). KESIMPULAN 1. Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian usia sebanyak 58 responden (68,2%). Lama bekerka terbanyak 2-5 tahun sebanyak 34 responden (40,1%). Jenis pekerjaan terbanyak Sewing sebanyak 60 responden (70,6%). Jabatan terbanyak sebagai operator sebanyak 57 responden (67,1%) dan Pendidikan terbanyak SMA sebanyak 60 responden (70,6%). 2. Perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam kategori Baik sebanyak 32 responden (38%). 3. Kejadian ISPA Pada Karyawan Di Pabrik ESGI Sambi mayoritas tidak ISPA sebanyak 46 responden (54,1%). 11
12 4. Tidak ada hubungan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian ISPA di pabrik ESGI Sambi ditunjukkan dengan nilai p value (0,360) > 0,05 sehingga Ho: diterima SARAN 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian dengan variable yang lebih luas tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadi ISPA sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan dan referensi belajar khususnya tentang perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian ISPA di pabrik ESGI Sambi sehingga dapat membantu meningkatkan mutu dalam pembelajaran untuk menghasilkan perawat yang lebih profesional, inovatif, terampil dan bermutu. 3. Bagi Karyawan a. Bekerja sesuai dengan SOP yang ada dan disiplin menggunakan alat pelindung diri (masker) sesuai dengan standar untuk mengurangi resiko terpapar oleh pajanan berbahaya bagi kesehatan misalnya debu. b. Jika ada keluhan sakit dan mulai timbulnya gejala sebaiknya tidak menunda untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat seperti klinik perusahaan. 4. Bagi pabrik Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan pihak pabrik dapat memperhatikan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) kepada karyawan yang tidak patuh memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker. Apabila tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dapat memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. 5. Bagi Peneliti Lain Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama namun dengan variabel yang lain dalam 12
13 hubunganya dengan ISPA. Serta dalam kuesioner untuk jenis masker lebih di spesifikan. DAFTAR PUSTAKA Budiono, et, al. (2003). Bunga Rampai Hiperkes dan KK Edisi Kedua (revisi). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2001). Terjemahaan. Erlangga. Jakarta Cahyono, A.B. (2004). Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Carwin, Elizabeth. (2009). Patofisiologi Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Depkes, RI. (2009). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) Indonesia Tahun Jakarta. Gunarso (2010). Psikologi Perkembangan Manusia. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Harmawanti, Nunik. (2009). Pemakaian Alat Pelindung Diri Dalam Memberikan Perlindungan Bagi Tenaga Kerja Di Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Laporan Khusus. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maria.C.O. (2016). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Pekerja Wanita PT.Samkyung Jaya Garment Kab.Semarang. Diaskes tanggal 18 Februari 2016, dari miah/documents/4977.pdf Sama mur Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta : CV. Agung Seto Sunyoto Analisa Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. WHO Infection Prevention and Control Of Epidemic-and Pandemic-Drone Acute Respiratory Diseuse In Health Care. Jenewa. 13
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING DI PT. BINTANG MAKMUR SENTOSA TEKSTIL INDUSTRI SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkontaminasinya udara, baik dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerja pengecatan pada bidang manufaktur adalah salah satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat perhatian karena jumlahnya yang terus berkembang, sementara itu risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan
Lebih terperinciABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan
ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan
Lebih terperinciKHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S
HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK TRADISIONAL DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : 08.0285.S
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang mengandung berbagai dampak negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang mana dampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 2 (3) (2013) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA UNIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya dengan masalah pendidikan, perekonomian, dan lain sebagainya. Usia balita dan anak-anak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari - hari pekerjaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari - hari pekerjaan akan terpajan dengan berbagai
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Namun pembangunan industri dengan berbagai macam jenisnya tentunya memiliki dampak positif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO Reydel N. Gaspersz*, Paul. A. T. Kawatu*, A. J. M. Rattu* * Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEMBANG SARI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Heidy Manggopa*, Paul A.T.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan akan terpajan dengan berbagai
Lebih terperinciRimba Putra Bintara Kandung E2A307058
Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan Nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang mengenai saluran pernapasan. Istilah ini diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah
BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,
Lebih terperinciABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA
ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA Ema Mayasari Stikes Surya Mitra Husada Kediri Email: eyasa@ymail.com Penyakit ISPA terjadi bukan hanya karena infeksi
Lebih terperinciUniversitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 13, Volume, Nomor 1, Tahun 13 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEKERJA DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang maupun negara maju (WHO, 2008). Infeksi saluran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling umum diderita pada setiap individu. Frekuensi ISPA secara umum terjadi dua kali lebih sering
Lebih terperinciJurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
30 KETERKAITAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP) DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA USIA (1-5 TAHUN) Nurwijayanti Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Mitra
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015 ABSTRAK Reza Eka Putra, Dwita Anastasia Deo, Dyah Gita Rambu Kareri Bekerja di industry
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular, penularan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinci: PAMBUDI EKO PRASETYO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO SKRIPSI Disusun Oleh : PAMBUDI EKO PRASETYO NIM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak sehat, selain berbahaya bagi diri sendiri terlebih lagi pada orang lain yang memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih
Lebih terperinciKeywords: PPE; knowledge; attitude; comfort
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Oleh karena itu peranan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan menjadi masalah utama baik di pedesaan maupun di perkotaan. Khususnya di negara berkembang pencemaran udara yang disebabkan adanya aktivitas dari
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEKERJA DENGAN GEJALA ISPA DI PABRIK ASAM FOSFAT DEPT. PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEKERJA DENGAN GEJALA ISPA DI PABRIK ASAM FOSFAT DEPT. PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK Rizka Hikmawati Noer, Tri Martiana Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lebih terperinciSUMMARY ABSTRAK BAB 1
SUMMARY ABSTRAK Sri Rahmawati, 2013. Hubungan Umur Dan Status Imunisasi Dengan Penyakit ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bulawa. Jurusan Keperawatan. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia
Lebih terperinciThe Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.
The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan erat dengan lamanya pajanan terhadap debu tertentu karena pada dasarnya saluran pernafasan merupakan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur 12-23 bulan yaitu sebanyak 23 balita (44,2%).
Lebih terperinciKata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian
ABSTRAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK DI KELURAHAN DANGIN PURI KECAMATAN DENPASAR TIMUR TAHUN 2014 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan atas atau yang selanjutnya disingkat dengan ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumokoniosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh debu yang masuk ke dalam saluran pernafasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumokoniosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh debu yang masuk ke dalam saluran pernafasan (inhalasi). Pneumokoniosis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly
Lebih terperinciEKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P
JURNAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DASAR (HANDSCOON DAN MASKER) DI RUMAH SAKIT GRHA HUSADA GRESIK Oleh EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis, kuman yang berukuran satu sampai lima micrometer, penyebarannya lewat
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Arina Futtuwah An-nisa *, Elvine Ivana Kabuhung 1, Bagus Rahmat Santoso 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG Defi Ratnasari Ari Murdiati*) Frida Cahyaningrum*) *)Akademi kebidanan
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciKata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PENAMBANG EMAS WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT TATELU KECAMATAN DIMEMBE Griffit J. Budiak*, A. J. M. Rattu*, Paul
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV. MAJU ABADI GARMENT SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan kapasitas teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pekerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu industri, karena majunya suatu industri sangatlah dipengaruhi pula adanya suatu jaminan keselamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Vondra Anggi Saputro J410 110 057
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK DAN FAKTOR INDIVIDU BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI LINGKUNGAN PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK DAN FAKTOR INDIVIDU BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI LINGKUNGAN PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan Mencapai Derajat Magister
Lebih terperinciJURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG
GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG Dwi Astuti *), Artika Nurrahima **), Purnomo ***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG Zamahsyari Sahli 1) Raisa Lia Pratiwi 1) 1) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul akibat pajanan terhadap bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009). Kelainan saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keperawatan komunitas merupakan bagian dari pelayanan terhadap masyarakat yang sasaran dan tujuan perawatannya bukan hanya individu melainkan juga masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi dibawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Probowo, 2012). Salah satu penyakit
Lebih terperinciMoch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan berbagai kesempatan yang penting
Lebih terperinciBAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian di PT Astha Beribis Grafika Surabaya yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA Tita Restu Yuliasri, Retno Anjar Sari Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : tita_dheta@yahoo.com Abstrak :Hubungan Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat derajat kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah. Pada penentuan derajat kesehatan terdapat
Lebih terperinciSugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...
Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014 (Study of Antibiotics Use on ARI Patients in Under
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai padanan istilah bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Buku Ajar Respirologi Anak edisi pertama dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2010, telah menggunakan IRA sebagai istilah dalam pembahasannya tentang penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering diderita oleh bayi dan anak (Depkes RI, 2008). Penyakit infeksi ini menyerang salah satu
Lebih terperinci7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA merupakan Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciHubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III
Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK BERSAMA DOKTER KELUARGA DI KLINIK HUSADA KIMIA FARMA SARIO DAN SAM RATULANGI Arthur P. Dumais*, Franckie
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki AFTA, WTO dan menghadapi era globalisasi seperti saat ini pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan sektor industri,pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR R.I No. IVMPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (PDPI,
Lebih terperinciVol 1, No 1, April 2017 ISSN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP PENGGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RW 01/03 DESA SIALANG PANJANG KECAMATAN TEMBILAHAN HULU TAHUN 2016 Indrawati Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan
Lebih terperinci