BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI"

Transkripsi

1 BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. III.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Pendapatan daerah merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan kegiatan dalam pembangunan daerah karena pendapatan daerah merupakan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. karena pentingnya suatu unit kerja yang menampung suatu kegiatan yang menyelenggarakan pemungutan pemungutan di bidang pendapatan daerah. kegiatan pungutan sumber sumber pendapatan daerah harus memiliki suatu wadah yang dinyatakan dalam bentuk struktur organisasi dan tata kerja yang menangani masalah pendapatan daerah. berdasarkan pentingnya struktur organisasi itulah maka dibentuklah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Namun perjalanan cukup panjang untuk mendapatkan sebutan resmi sebagai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Penyusunan struktur organisasi dan tata kerja yang menangani pendapatan daerah bertujuan untuk menciptakan alat penampung kegiatan dalam bentuk organisasi dan untuk menyatukan penafsiran yang berbeda beda dalam menunaikan tugas, maka pada Tahun 1952 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja Nomor 18/DK/tanggal 11 september 1952 dibentuklah Suku Bagian Padjak pada bagian perundang undangan di bawah sekretariat walikota Djakarta Raja, yang sekarang ini disebut Dinas Pendapatan Daerah. dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Pendapatan Daerah adalah unit kerja yang murni milik daerah yang dibentuk, 32

2 karena memang harus ada dan bukan karena menerima pelimpahan wewenang dari pusat. Namun dalam perjalanannya, Dinas Pendapatan Daerah telah beberapa kali mengalami perubahan nama danstruktur Organisasi dengan dasar hukum pembentukan dan urutannya secara umum sebagai berikut: 1. Tahun 1952 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja Nomor. 18/DK/tanggal 11 september 1952, maka dibentuklah Suku Bagian Padjak pada bagian perundang undangan di bawah sekretariat walikota Djakarta Raja. 2. Tahun 1956 sebagaimana ditetapkan dalam pasal 17 Peraturan Padjak Reklame Djakarta Raja 1956 sebutan Suku Bagian Padjak berubah menjadi Bagian Padjak. 3. Tahun 1966 berdasarkan Keputusan Gubernur KDCI Djakarta Nomor B.6/6/52/1966 tanggal 22 juni 1966 tentang Struktur Organisasi Sekretariat Pemerintah DCI Djakarta mengalami perubahan dengan sebutan Urusan Pendapatan Padjak DCI Djakarta. 4. Tahun 1968 berdasarkan Keputusan Gubernur KDCI Djakarta Nomor. Ib.3/2/48/1968 tanggal 3 september 1968 tentang Perubahan atau Peningkatan Status Urusan Pendapatan dan Padjak Daerah Chusus Ibukota Djakarta menjadi Dinas Padjak dan Pendapatan Daerah Chusus Ibukota Djakarta. 5. Tahun 1975 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor B.VII/774/a/1/1975 tanggal 20 september 1975 tentang perubahan sebutan dan susunan organisasi Dinas Pajak dan Pendapatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi Kantor Pajak dan Pendapatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 33

3 6. Tahun 1976 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor B.VI/585/a/1/1976 tanggal 1 juli 1976 tentang perubahan kembali nama atau sebutan dan susunan organisasi serta tata kerja Kantor Pajak dan Pendapatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi Dinas Pajak Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Tahun 1983 berdasarkan Peraturan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 1983 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Tahun 1995 berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta tidak terjadi adanya perubahan nama atau sebutan dan tetap dengan sebutan Dinas Pendapatan Daerah, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dalam peraturan tersebut hanya menjelaskan pengembangan organisasi yang disesuaikan dengan kondisi. 9. Dengan adanya Otonomi Daerah Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 serta berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang bentuk organisasi dan Tata Kerja perangkat Daerah dan Sekretaiat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak terjadi adanya perubahan nama atau sebutan dan tetap dengan sebutan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta hingga desember Tahun 2008, dipimpin oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah. 10. Januari Tahun 2009 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta mengalami sedikit perubahan, dan sebutannya juga berubah menjadi 34

4 Dinas Pelayanan Pajak sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, walaupun strukturnya belum terealisasi dengan baik, karena masih menggunakan organisasi yang lama. Hingga sekarang ini Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta tidak banyak berubah, perubahan terakhir adalah berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta pasal 3 ayat 1 dan 2 Nomor 29 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan isi sebagai berikut: Tugas Dinas Pendapatan Daerah adalah menyelenggarakan pemungutan pendapatan daerah dan mengadakan Koordinasi dengan instasi lain dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah. Untuk menyelenggarakan tugasnya Dinas Pendapatan Daerah memiliki fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah. b. Penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pendapatan daerah. c. Penelitian, pengkajian, evaluasi, penggalian, dan pengembangan pendapatan daerah. d. Pembinaan pelaksanaan kebijakan pelayanan di bidang pemungutan pendapatan daerah. e. Penyelenggaraan pelayanan dan pemungutan pendapatan daerah. f. Pengkoordinasian pelaksanaan pemungutan dana perimbangan. g. Pemberian izin tertentu di bidang pendapatan daerah. h. Evaluasi, pemantauan dan pengendalian pungutan pendapatan daerah. 35

5 i. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif. j. Pembinaan teknis pelayanan kegiatan suku dinas, unit pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. III.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Visi Dinas Pendapatan Daerah pada hakekatnya adalah untuk mencapai target penerimaan Pajak Daerah tiap Tahunnya. Misi Dinas Pendapatan Daerah adalah menciptakan dan meningkatkan kepatuhan membayar atau kesadaran memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan dana yang cukup untuk membiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah DKI Jakarta. III.1.3 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta pasal 4 Nomor 29 Tahun 2002, susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut terdiri dari: a. Kepala Dinas b. Wakil Kepala Dinas c. Bagian Tata Usaha d. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah e. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan f. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak g. Subdinas pengendalian h. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah i. Subdinas Informasi Pendapatan Daerah j. Suku Dinas Pendapatan Daerah k. Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan 36

6 l. Unit Pelaksana Teknis Dinas m. Kelompok Jabatan Fungsional Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 29 Tahun 2002, Tugas Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut: a. Kepala Dinas Mempunyai Tugas Sebagai berikut: i) Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi seperti yang terdapat dalam pasal 3. ii) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bagian, Subdinas, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis Daerah dan Kelompok Jabatan Fungsional. b. Wakil Kepala Dinas mempunyai Tugas Sebagai berikut: i) Membantu Kepala Dinas dalam memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam pasal 3. ii) Menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian atas pelaksanaan segala kebijakan yang ditetapkan Kepala Dinas. iii) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. iv) Mewakili Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya. c. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan urusan ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan penyusunan program serta kerumahtangaan. Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Bagian Tata Usaha terdiri dari: i) Subagian Umum ii) Subagian Keuangan iii) Subagian Kepegawaian 37

7 iv) Subagian Perlengkapan d. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah, mempunyai Tugas menyusun rencana penerimaan daerah dan rencana strategi, program kerja dan rencana kegiatan, merumuskan standar kinerja dan standar sarana administrasi pungutan Dipenda serta melaksanakan penelitian pengembangan potensi dan sistem pemungutan pendapatan daerah. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah di pimpin oleh Seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari: i) Seksi Perencanaan ii) Seksi Penelitian dan Pengembangan iii) Seksi Analisis Potensi dan Standarisasi Pajak Daerah iv) Seksi Analisis Potensi dan Standarisasi Retribusi Daerah e. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan. Mempunyai tugas melaksanakan invertarisasi dan dokumentasi, evaluasi dan pengkajian, serta perumusan produk peraturan perundang undangan pendapatan daerah dan yang berkaitan pemrosesan penyelesaian keberatan, banding dan gugatan pajak daerah dan retribusi daerah, serta melakukan penyuluhan dan pemberian izin tertentu. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan terdiri dari: 38

8 i) Seksi Dokumentasi Peraturan Pendapatan Daerah ii) Seksi Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Pajak Daerah iii) Seksi Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Retribusi Daerah iv) Seksi Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Retribusi Daerah v) Seksi Penyuluhan Pendapatan Daerah f. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, Mempunyai Tugas melaksanakan pengendalian dan koordinasi penerimaan bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak dan pendapatan lain lain dari pemerintah pusat. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: i) Seksi Data dan Informasi ii) Seksi Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan iii) Seksi Bagi Hasil Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Penghasilan iv) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dan Pendapatan Lainnya. g. Subdinas Pengendalian Mempunyai Tugas melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana strategi, program kerja dan rencana kegiatan, rencana penerimaan pendapatan daerah, dan kegiatan pemungutan pendapatan asli daerah dan dana perimbangan serta melakukan analisis dan evaluasi laporan akuntabilitas kinerja serta mengkoordinasikan tindak lanjut hasil pemeriksaan. 39

9 Subdinas Pengendalian dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Subdinas Pengendalian terdiri dari: i) Seksi Dokumentasi dan Pelaporan ii) Seksi Pengendalian Pungutan Pajak Daerah iii) Seksi Pengendalian Pungutan Retribusi Daerah iv) Seksi Pengendalian Kinerja h. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah Mempunyai Tugas melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap objek dan subjek pajak serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penyidikan dan penertiban objek dan subjek pendapatan daerah. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah terdiri dari: i) Seksi Pemberkasan ii) Seksi Pengembangan Pemeriksaan iii) Seksi Analisis Pemeriksaan iv) Seksi Pemeriksaan Khusus 40

10 i. Subdinas Informasi Pendapatan Daerah Mempunyai tugas mengkoordinasikan, membangun dan mengembangkan sistem basis data objek, subjek dan potensi pajak daerah, sistem otomatisasi komputerisasi pemungutan pajak daerah dan sistem informasi manajemen pajak daerah serta menyajikan dan mendistribusikan data informasi pajak daerah. Subdinas Informasi Pendapatan Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Subdinas Informasi Pendapatan Daerah terdiri dari: i) Seksi Penatausahaan Informasi ii) Seksi Informasi Pajak Daerah iii) Seksi Informasi Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain lain iv) Seksi Informasi Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak j. Suku Dinas Pendapatan Daerah Mempunyai tugas menyusun program kerja dan rencana kegiatan, melaksanakan pemungutan pajak daerah, menerbitkan izin tertentu, melaksanakan penegakkan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah serta melaksanakan koordinasi pemungutan pendapatan daerah dengan instansi terkait. Suku Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Suku Dinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara teknis administratif bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara taktis operasional bertanggung jawab kepada Kepala Walikotamadya yang bersangkutan. 41

11 Suku Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari: i) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Pusat I ii) iii) iv) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Pusat II Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Selatan I Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Selatan II v) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Barat I vi) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Barat II vii) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Timur viii) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Utara I ix) Suku Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Jakarta Utara II k. Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan Mempunyai tugas sebagai berikut: i) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan seksi dinas pendapatan daerah kecamatan ii) iii) iv) Melakukan pendataandan pemeriksaan pajak daerah Menetapkan dan menerbitkan surat ketetapan pajak daerah Menerbitkan surat izin reklame sesuai dengan kewenangan v) Menatausahakan berkas wajib pajak vi) Melegalisasikan tanda masuk/karcis hiburan, bon/bill penjualan dan dokumen lainnya yang dipersamakan vii) Menyusun daftar subjek dan objek pendapatan daerah viii) Menatausahakan dan menyusun daftar penerimaan pendapatan daerah ix) Melaksanakan penagihan pasif terhadap tunggakan pajak daerah x) Menyusun daftar penetapan, pembayaran tunggakan pajak daerah 42

12 xi) Melakukan koordinasi dengan instasi terkait dalam rangka pemungutan dan penertiban pajak daerah xii) Membuat laporan secara berkala semua kegiatan pada Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan dipimpin oleh Seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Suku Dinas Pendapatan Daerah dan secara taktis operasional kepada Camat yang bersangkutan. l. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. m. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Sesuai dengan kebutuhan, Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari: Sub sub kelompok yang masing masing dipimpin oleh Seorang tenaga fungsional senior. 43

13 Bagan 1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta 44

14 III.1.4. Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta Sejalan dengan pertumbuhan kota Jakarta, organisasi instansi pemungut pajak dan retribusi daerah telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan, yang awalnya hanya merupakan satu unit kerja pada bagian hukum dan perundang undangan kota praja Jakarta dengan nama Suku Bagian Padjak. Selanjutnya berturut turut mengalami perubahan menjadi Bagian Padjak, Urusan Pandapatan Daerah, Dinas Pajak dan Pendapatan Daerah, Kantor Pajak dan pendapatan daerah, Dinas Pajak daerah dan terakhir menjadi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Seiring dengan perkembangan organisasi, kondisi prasarana juga banyak mengalami perubahan, diuraikan sebagai berikut: 1. Dengan sebutan Suku Bagian Padjak Tahun , dengan fasilitas yang masih sangat minim dan personil yang terbatas, untuk pertama kalinya pelaksanaan operasional Suku Bagian Padjak dipimpin oleh Bapak Abujadi yang berkantor di Paviliun Kantor Walikota Djakarta Jalan Merdeka Selatan no.9 Jakarta. 2. Suku Bagian Padjak mengalami perubahan menjadi Bagian Padjak pada Tahun , masih dibawah pimpinan Bapak Abujadi kantor yang semula berada di Jalan Merdeka selatan no.9 pindah ke paviliun Timur Jalan Merdeka Selatan No.8 Jakarta, dengan pegawai yang hanya berjumlah 98 orang. 3. Bagian Padjak mengalami perubahan menjadi Urusan Pendapatan Daerah dan Padjak pada Tahun Dengan adanya gejolak politik, sosial, ekonomi, dan keamanan setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI, ternyata membawa dampak terhadap aktivitas pemerintahan 45

15 daerah, khususnya berkaitan dengan kebijaksanaan umum pemerintah daerah, sehingga membuat semakin bertambah luasnya tugas tugas yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. berkaitan dengan kondisi tersebut Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno mengangkat Ali Sadikin Sebagai Gubernur DCI Djakarta pada bulan April Pada saat itu juga Kantor Urusan Pendapatan Daerah dan Padjak pindah ke Gedung Sarinah Lama Jalan Kampung Lima Dalam Jakarta Pusat, dibawah pimpinan Bapak Drs. H. Arsyad siagian. 4. Seiring dengan perkembangan kota Jakarta yang pesat dibawah kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, Gubernur memutuskan untuk meningkatkan status Urusan Pendapatan Daerah dan Padjak menjadi Dinas Padjak dan Pendapatan DCI Djakarta pada Tahun Wilayahnya masih di Gedung Sarinah Lama Jalan Kampung Lima Dalam Jakarta Pusat. 5. Pada tahun 1975 tugas Dinas Padjak dan Pendapatan DCI Djakarta meningkat sehingga mengalami perubahan pada bagan organisasi dari Dinas Padjak dan Pendapatan DCI Djakarta menjadi Kantor Pajak dan Pendapatan DKI Jakarta, pada perubahan tersebut masih tetap dipimpin oleh Bapak Drs. H. Arsyad siagian dan kantornya dipindahkan dari Jalan Kampung Lima Dalam ke Jl. Kebon Sirih No. 22 Jakarta. 6. Pada tahun 1983 Kantor Pajak dan Pendapatan DKI Jakarta mengalami perubahan menjadi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta dan pada saat itu dipimpin oleh Bapak Drs. M. Soedarmo. Kantor Dinas Pendapatan Daerah pada saat itu masih berkantor di Jalan Kebon Sirih Jakarta. 46

16 7. Dari tahun 1983 sampai 2006 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta masih berkantor di Jl. Kebon Sirih, namun seiring dengan perkembangan yang pesat pada awal Tahun 2007 sampai sekarang Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta pindah ke Jl. Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat. III.1.5 Sumber Daya Manusia Di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta Dalam rangka menjalankan tugasnya, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta membutuhkan pegawai. Berdasarkan data kepegawaian dari bagian Tata Usaha melalui Subbagian kepegawaian jumlah seluruh pegawai sampai dengan awal tahun 2008 sebanyak 669 orang. Berikut ini adalah tabel pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakaarta berdasarkan pendidikannya: Tabel 5 Sumber daya manusia Dinas Pendapatan Derah Provinsi DKI Jakarta Golongan SD SMP SMU D1/D3 S1/S2/S3 Jumlah I II III IV Jumlah Sumber: sub bagian kepegawaian 47

17 III.2. Metode Penelitian III.2.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang beralamat di Jalan Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta dan untuk mengetahui pengaruh Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan APBD. Dengan datang dan melakukan langsung penelitian tersebut guna mengetahui apakah peraturan Pajak Reklame sudah di patuhi oleh wajib pajak yang menyelenggarakan Reklame. III.2.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Disebut kuantitatif berarti yang diteliti adalah data yang berbentuk angka angka Penerimaan Daerah, sedangkan sifatnya kualitatif berarti melalui pengetahuan yang di dapat dari sumbernya langsung tentang objek yang di teliti. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan rancangan penelitian yang bersifat korelasional, yang berguna untuk menganalisis hubungan serta pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah maupun Pajak Daerah. III.2.3 Metode Pengumpulan Data Bila dilihat dari sumber datanya, proses pengumpulan data dapat menggunakan data primer maupun sekunder. Disebut data primer adalah bila data tersebut diperoleh dari sumbernya langsung (tidak melalui perantara) dan disebut data sekunder adalah bila data tersebut tidak diperoleh secara langsung, 48

18 misalnya melalui orang lain atau dokumen tertentu yang berkaitan dengan data yang diperlukan. Berikut ini adalah Metode Pengumpulan Data yang digunakan penulis: a. Metode Penelitian Kepustakaan. Studi ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari sejumlah buku yang berkaitan dengan objek penelitian, peraturan undang undang, website, tulisan ilmiah para ahli serta bahan lain yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam penulisan. Metode ini diperlukan untuk memperkuat landasan teori yang digunakan. b. Metode Penelitian Lapangan. Metode ini adalah kegiatan pengambilan data langsung ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, kegiatan ini terdiri dari: a) Observasi Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke kantor dinas pendapatan daerah provinsi DKI Jakarta, tentang perkembangan penerimaan daerahnya. b) Wawancara Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pihak pihak yang berkompeten untuk mengetahui segala informasi yang diperlukan dalam penelitian. III.2.4 Metode Analisis Data. Dalam menganalisis data, metode yang digunakan penulis adalah metode Statistik parametrik. Menggunakan statistik parametrik karena data yang diuji berbentuk ratio. Bila menggunakan metode statistik parametrik 49

19 maka setiap data pada setiap variable harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Sebelum melakukan pengujian korelasi dan regresi linear sederhana, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menganalisa tabel Penerimaan Daerah Provinsi DKI Jakarta Selama 5 Tahun. Normalitas data juga digunakan untuk menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini adalah dalam distribusi normal. Metode Analisis yang digunakan oleh penulis yaitu korelasi dan metode regresi linear sederhana yang berguna untuk menganalisis hubungan serta pengaruh Pajak Reklame terhadap PAD dan Pajak Daerah. Dalam hal ini yang diteliti adalah dua variabel yang saling berkaitan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan juga untuk mengetahui arah hubungan antara kedua variabel tersebut. menurut sifatnya, korelasi ada dua macam yaitu: 1) Positif: Bila variabel X naik, maka Variabel Y naik. Bila variabel X turun, maka variabel Y turun. 2) Negatif: Bila variabel X naik, maka variabel Y turun. Bila variabel X turun, maka variabely naik. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua variabel, maka tingkat keeratan hubungan antara dua variable tersebut semakin tinggi pula. Sebaliknya, jika semakin rendah koefisien korelasi antara dua variabel, semakin rendah pula tingkat keeratan antara dua variabel tersebut. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear sederhana 50

20 terdiri dari satu variabel dependent dan satu variabel independent. Persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut: Y= a + bx Y = variabel dependent (variable terikat/dipengaruhi) X = variabe independent (variable bebas/ mempengaruhi) a = konstanta regresi b = intersep atau kemiringan garis regresi Adapun hipotesis yang digunakan oleh penulis adalah hipotesis asosiatif, hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji hipotesis dua pihak, yaitu: 1. Pengujian pengaruh Pajak Reklame Terhadap PAD H0 = tidak terdapat pengaruh pajak reklame terhadap PAD H1 = terdapat pengaruh pajak reklame terhadap PAD 2. Pengujian pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah H0 = tidak terdapat pengaruh pajak reklame terhadap pajak daerah H1 = terdapat pengaruh pajak reklame terhadap pajak daerah Berdasarkan hipotesa diatas, dalam pengambilan keputusan, maka penulis menggunakan ketentuan sebagai berikut: Jika H0 = 0 berarti tidak ada hubungan Jika H1 0 tidak sama dengan 0, berarti lebih besar atau kurang dari 0 berarti ada hubungan. 51

21 III.3 Permasalahan Dalam Pajak Reklame Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap Petugas atau pegawai Dinas Pendapatan Daerah dan Wajib Pajak, terdapat masalah-masalah yang terjadi dalam pajak reklame, antara lain : 1. Masih terdapat reklame lama yang belum melakukan perpanjangan izin reklame. 2. Terjadinya pelarangan di daerah tertentu terhadap pemasangan reklame dan pengurangan daerah pemasangan untuk reklame rokok. 3. Terjadinya perubahan media promosi dari media luar beralih ke media elektronik dan media massa. 4. Kelengkapan persyaratan dan proses perizinan penyelenggaraan yang panjang menurut Wajib Pajak. III.4 Penetapan Perencanaan Dalam menetapkan perencanaan penerimaan pajak reklame, Dinas Pendapatan Daerah melihat dari pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Dan pemetaan rencana penerimaan pajak reklame per Suku Dinas ditentukan dengan melihat potensi. Potensi tiap Suku Dinas dilihat dari data yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya. Perlakuan penetapan besaran pajak untuk reklame di sepanjang jalan tol, rel kereta api, stasiun, dan sebagainya sama dengan reklame lain yang dinilai dari kelas jalan, jenis reklame, luas reklame, serta jangka waktu pemasangan reklame. Hanya saja untuk menempatkan reklame di sepanjang jalan tol, rel kereta, harus seizin pemilik lahan. Misal pada sepanjang jalan tol harus seizin PT. Jasa Marga. 52

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sejarah Singkat PEMDA DKI JAKARTA Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Kota tahun 1952 sementara Djakarta Raya Nomor 18/DK/tanggal 11 September

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pendapatan Daerah Prop. DKI Jakarta 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Pada mulanya Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru (selanjutnya disingkat Dipenda)

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur pelaksana

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur pelaksana BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Singkat Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan Daerah pada tanggal 11 September 1952. Dinas Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Pada mulanya Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru (selanjutnya disingkat Dipenda) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA A CEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta 1 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, sampai dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi konflik sehubungan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan daerah Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat menangani

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 86 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) 4774269 Fax. (0511) 4774269 Banjarbaru Kalsel PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Diubah dengan Perwal Nomor 93Tahun 2012 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum Kota Tangerang III.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Tangerang Pembangunan kota administratif Tangerang secara makro

Lebih terperinci

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002)

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002) Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002) Oleh: A. Bervian Sonny W F3400001 BAB I GAMBARAN UMUM DIPENDA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 31 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Walikota Pekanbaru, Drs Herman Abdullah meresmikan pemakaian kantor tiga dinas, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta DPPKA dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERIKANAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR: 8 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 03 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 11 TAHUN 1997 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DARRAH TINGKAT II YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DARRAH TINGKAT II YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 11 Tahun 1991 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Badan Pengelola Keuangan Daerah Lokasi Penelitian dilakukan di kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok. 3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok. 3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. Bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta. Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta sebagai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta. Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta sebagai wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta Sejarah dibentuknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder atau data pendukung ini adalah semua data yang diperoleh dari studi pustaka

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 13 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 5 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA DUMAI, a. Bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TATA KOTA DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 126 ayat (1) Undang-

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 8 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Tempat penelitian ini terlebih dahulu dipilih pada saat peneliti sedang melakukan praktek kerja lapangan, disini peneliti memilih pada instansi Kantor Dinas Pendapatan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 40 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 12 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 29 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 29 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 29 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 41 TAHUN 2000 (41/2000) TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 111 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENERANGAN JALAN UMUM DAN SARANA JARINGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai Binjai adalah salah satu Kota (dahulu daerah tingkat II berstatus Kotamadya) dalam wilayah provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Page 1 of 9 NO.14.2003 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemerintah Daerah Provinsi. Kabupaten. Kota. Desentralisasi. Dekosentralisasi. Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. (Penjelasan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 18 Tahun 2001 Seri D --------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 7 1998 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI NOMOR : 07 TAHUN 1998 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTAMADYA DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO Menimbang : bahwa dalam rangka pemantapan pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 13

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 13 BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 13 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA, QANUN KOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA LANGSA DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI KOTA DUMAI DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 19 TAHUN 1998 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MASALAH. 1. Gambaran Umum DPPKA Kota Surakarta di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya

BAB III PEMBAHASAN MASALAH. 1. Gambaran Umum DPPKA Kota Surakarta di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya digilib.uns.ac.id BAB III PEMBAHASAN MASALAH A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 1. Gambaran Umum DPPKA Kota Surakarta Setelah Proklamasi kemerdekaan RI, sampai dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi konflik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 6 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN: 2002 NOMOR: 52 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 121 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN BANTUL DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK Dalam hal implementasi pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok, terdapat dua instansi yang berwenang.

Lebih terperinci