BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perpustakaan adalah sarana untuk membuka cakrawala pengetahuan yang berisi semua buku, literature, referensi, dan semua acuan tentang bacaan bagi semua kalangan, demikian halnya diperpustakaan di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dengan adanya perpustakaan diharapkan dapat menambah pengetahuan, memberikan motifasi untuk semangat belajar dan membantu proses belajar mengajar di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, didirikannya perpustakaan ini memiliki maksud untuk dapat memberikan pelayanan dan fasilitas bagi siswa yang membutuhkan buku-buku bacaan. Salah satu wujud dari pemberian pelayanan yang baik adalah dengan penyampaian informasi yang efektif, efisien dan informatif. Seiring banyaknya anggota yang ada pada perpustakaan ini, maka banyak juga transaksi pinjam dan kembali dilakukan. Untuk transaksi peminjaman, maka petugas perpustakaan harus menulis ulang data peminjam yang meliputi nomor anggota, nama, jenis kelamin serta tanggal pinjam, belum lagi mengecek pada kartu pinjam apakah anggota tersebut masih pinjam. Bisa dibayangkan jika peminjaman dalam waktu yang sama jumlahmya banyak, maka akan timbul antrian yang panjang, dibatasi juga dengan jam istirahat siswa yang sempit. Mengingat besarnya peran penting tekhnologi informasi dewasa ini sudah selayaknya perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang mengubah arah system informasinya, misalnya mulai dari proses pendaftaran siswa menjadi anggota, pencatatan data buku, pencatatan data transaksi buku masuk, pencatatan data transaksi peminjaman buku, pencatatan data transaksi pengembalian buku, pencatatan data transaksi buku hilang, pencatatan data transaksi buku rusak, beserta perhitungan denda keterlambatan. Stok buku kurang terkontrol, karena ketika transaksi pinjam dan kembali tidak sempat untuk mengecek dan menulis pada stok buku yang ada, dikarenakan harus menyelesaikan antrian peminjaman dan pengembalian yang panjang. Dampak 1

2 dari kurangnya kontrol terhadap stok buku yaitu ketika anggota mau meminjam buku dari daftar buku yang ada, ternyata ketika transaksi peminjaman buku yang dicari stoknya habis. Masalah yang timbul juga adalah pembuatan laporan stok buku, laporan penerimaan data yang senantiasa terlambat, hal ini terjadi akibat dari kurangnya waktu pembuatan laporan karena terlalu banyaknya peminjaman dan pengembalian yang dilakukan. Laporan yang tidak tepat waktu akan berakibat pula ketika pengadaan buku, karena perlunya pengontrolan stok buku melalui laporan stok buku, sedangkan laporan stok buku belum jadi. Melihat kondisi diatas, maka dibutuhkan suatu system database yang dapat membantu transaksi peminjaman dan pengembalian buku sehingga dapat meminimalkan inkonsistensi data, meminimalkan disintegrasi data, meminimalkan redudansi data (data kembar), dan dapat menjamin keamanan data yang lebih baik. Dalam pencatatan data anggota ataupun data stok buku, seringkali terdapat urutan atau susunan yang tidak tertata rapi. Itu menyebabkan proses yang terjadi akan berlangsung lama karena harus mencari susunan kode yang sesuai dengan kode anggota atau data stok buku yang akan dipinjam. Itu terjadi karena tidak adanya standarisasi kode untuk mengatur penempatan susunan buku atau pengelompokan nama anggota. Misalnya untuk jenis buku pengetahuan umum harus menggunakan kode dua digit berupa huruf dan angka, misalnya buku Astronomi dengan kode A1, buku Biologi dengan kode A2. Kemudian untuk jenis majalah harus menggunakan kode 3 digit yaitu berupa dua huruf dan satu angka. Misalnya majalah kecantikan dengan kode BB5, majalah otomotif dengan kode CC1, begitu juga untuk jenis-jenis buku yang lain harus menggunakan kode yang berbeda. Jika standarisasi kode tidak digunakan, maka akan membuat data yang ada sangat sulit di identifikasi sehingga data output yang dihasilkan tidak falid dan laporan penerimaan data anggota dan data stok buku tidak efisien. Masalah lain yang bisa timbul adalah tentang keamanan data. Masalah ini seringkali bisa terjadi jika semua proses dilakukan dengan system manual. Data yang sudah ada tidak bisa terjamin keamanannya karena hanya ditulis atau dicetak dengan 2

3 sebuah buku besar bulanan yang dengan mudah hilang atau rusak. Selain itu usia pemakaian buku dalam pencatatan data anggota ataupun stok buku tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama, atau hanya bisa digunakan dalam jenjang waktu tertentu. Untuk itu perlu adanya system informasi yang dapat membantu mengatur dan mengontrol proses sirkulasi pinjam meminjam buku di perpustakaan Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dalam system basis data keamanan menjadi faktor yang sangat fital dalam proses peminjaman buku, jangan sampai terjadi penggunaan data oleh pihak lain. Misalnya pada saat meminjam buku, anggota harus mengisi data diri dan kode buku yang akan dipinjam. Setelah diinput ternyata laporan menunjukkan terjadi adanya penumpukan data, karena setelah diperiksa sudah ada kode anggota yang sama yang sudah lebih dulu melakukan peminjaman buku. Padahal anggota yang bersangkutan belum melakukan proses pinjam meminjam. Itu terjadi karena kode anggota tersebut bisa digunakan oleh pihak lain dan itu berdampak pada proses sirkulasi peminjaman buku yang tidak efektif. Laporan denda juga sangat diperlukan berdasarkan berapa lama telat waktu pengembalian, dihitung dari berapa besar denda nominal per hari, dengan mengacu pada system besarnya nominal denda setiap bulannya. Perhitungan denda juga memakan waktu dikarenakan harus menghitung selisih tanggal yang kadang selisih tanggal tersebut ada yang banyak memakan waktu untuk menghitungnya, jadi sangat tidak efisien. Besarnya denda yang dikenakan bisa bervariasi tergantung dari kebijakan dari pengurus atau karyawan. Misalnya besarnya denda yang dikenakan untuk setiap empat bulan berbeda. Misalnya pada bulan Januari - April denda yang dikenakan untuk satu hari keterlambatan sebesar Rp. 500,00, kemudian pada bulan Mei Agustus bisa mencapai Rp. 100,00 untuk setiap hari keterlambatan. Begitu juga untuk setiap empat bulan berikutnya akan semakin meningkat. Karena jumlah nominal dari seluruh denda bisa segera digunakan untuk menambah pengadaan buku. Selama ini pembuatan bukti-bukti transaksi tersebut dibuat dengan catatan tangan kemudian dirangkum atau direkap dalam suatu buku besar harian yang nantinya dibuatkan laporan rekap bulanan. Hal seperti ini tentunya akan berbeda jika 3

4 semua kegiatan tersebut diatas dilakukan dengan cara pengolahan basis data secara terpusat. Kegiatan system yang dilakukan dengan cara seperti ini tentunya masih memiliki beberapa kekurangan, misalnya saja dalam hal penyampaian informasi yang ditujukan kepada siswa atau anggota maupun kalangan internal perpustakaan yang membutuhkan. Atas dasar pertimbangan hal tersebut diatas maka penulis merasa perlu menganalisis dan merancang basis data system informasi perpustakaan pada SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang pengolahan datanya masih menggunakan system manual sehingga sering terjadi redudansi data, dan inkonsistensi data. Dengan cara ini nantinya penulis mengharapkan mampu memberikan salah satu alternatif masukan pemecahan masalah untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi selama ini guna memperbaiki kinerja yang mampu memberikan laporanlaporan secara cepat dan akurat yang diperlukan oleh pihak internal SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang guna pengambilan keputusan lebih lanjut. Untuk itu penulis mengambil judul Perancangan Basis Data Perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang berhubungan dengan bagaimana merancang basis data yang dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat yang dapat menangani pelayanan dan pengolahan data dengan baik dan benar agar dapat meminimalkan redudancy data, inkonsistensi data, disintegrasi data, serta untuk meningkatkan keamanan data diperpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk mengatasi supaya permasalahan tidak melebar maka pada penulisan tugas akhir membatasi masalah sebagai berikut; Perancangan basis data untuk mempermudah proses transaksi pinjam dan kembali yang meliputi data buku, data anggota, data peminjaman, data pengembalian 4

5 serta data denda pada SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan menggunakan program aplikasi MySQL. 1.4 Tujuan Tugas Akhir Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk merancang dan menghasilkan basis data yang baik dan akan membantu sirkulasi buku, transaksi peminjaman dan pengembalian serta menghasilkan laporan secara cepat dan tepat dengan menggunakan normalisasi, constraint. 1.5 Manfaat Tugas Akhir a. Manfaat Bagi Penulis Menambah pengalaman tersendiri dengan mengadakan survey ke perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program strata satu Fakultas Ilmu Komputer di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dapat mengembangkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan dalam kehidupan yang nyata. b. Manfaat Bagi Akademik Dapat menjadi acuan dan dorongan sebagai tolak ukur dalam mendidik dan membekali ilmu bagi mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat. Dapat memperoleh gambaran nyata tentang perusahaan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan kurikulum perkuliahan. Sebagai tambahan reverensi perpustakaan yang dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menambah pengetahuan pembaca. c. Manfaat Bagi Perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dapat membantu mengatasi permasalahan yang sering timbul dalam proses peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Sebagai bahan masukan untuk perpustakaan dalam pengembangan system informasi perpustakaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisis perubahan yang akan datang. 5

6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Basis Data a. Pengertian Basis Data Basis data terdiri dari dua kata yaitu basis dan data.basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul.sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direka dalam angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Basis data sendiri dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, seperti; 1. Himpunan kelompok atau data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa hingga nanti dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah. 2. Pengertian basis data menurut Silberschatz (2002) adalah kumpulan data berisi informasi yang sesuai untuk perusahaan. 3. Pengertian basis data manurut James Martin (1975) adalah suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media. 4. Pengertian basis data menurut Mc Leod, dkk (2001) adalah kumpulan seluruh sumber daya berbasis komputer milik organisasi b. Arti Penting Basis Data Untuk dapat menghasilkan informasi yang baik maka perusahaan atau organisasi harus memperhatikan berbagai hal penting. Proses yang terjadi nantinya juga perlu dikelola dengan beberapa hal, diantaranya; 1. Baik. Artinya mudah dalam pengaksesan. 2. Terpadu. Artinya dapat mengantisipasi permasalahan pada masa yang akan datang (berkesinambungan) 3. Aman. Artinya harus dapat dilindungi dari campur tangan pihak lain. 6

7 c. Alasan Basis Data Perlu Dirancang Alasan mengapa database perlu untuk dirancang adalah; 1. Jumlah data yang selalu bertambah 2. Adanya pengulangan / duplikasi data 3. Disintegrasi antar data / file 4. Keamanan data 5. Keterasingan data 6. Akses data secara simultan 7. Masalah keutuhan data d. Keuntungan Memakai Sistem Basis Data Keuntungan dari pemakain system basis data, antara lain; 1. Efisiensi ruang penyimpanann (space) Dengan basis data, efisiensi / optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan karena dapat dilakukan penekanan jumlah pengulangan data baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean dan atau dengan membuat relas-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan. 2. Keakuratan (accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan / batasan tipe data, keunikan data dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan / penyimpanan data. 3. Data dapat digunakan oleh banyak pemakai Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja atau disatu dilokasi saja atau oleh satu sitem / aplikasi saja tetapi seringkali basis data dipakai oleh banyak pemakai dari jumlah departeman dalam perusahaan atau oleh banyak system. 4. Kecepatan dan kemudahan (speed) 7

8 Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan / manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah. 5. Keamanan data terjamin Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan dapat diterapkan dengan ketat seperti penentuan pemakai yang dapat mengakses basis data beserta objek-objek didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apasaja yang dapat dilakukan. 6. Kemudahan pemakain Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah digunakan, dapat diatur untuk dilepaskan dari system basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti removable disk atau tape). 7. Kelengkapan (completenses). Didalam sebuah basis data, disamping data, struktur data juga harus disimpan baik yang mendefinisikan objek-objek definisi detail dari tiap objek seperti struktur file table atau indeks. e. Operasi-operasi Dasar Terhadap Suatu Basis Data Operasi-operasi dasar terhadap suatu basis data, adalah; 1. Pembuatan basis data baru (create database) 2. Penghapusan basis data (drop database) 3. Pembuatan table (create table) 4. Pengisian data dalam table (insert) 5. Pengambilan data (retrieve) 6. Pengubahan data (update) 7. Penghapusan data(delete) 8

9 f. Hirarki Data Menurut fathansyah (2001), hirarki atau urutan-urutan susunan dalam data adalah sebagai berikut; Byte Field Record File / Table Basis Data Gambar 2.1 : Hirarki Data Byte: :merupakan kumpulan byte yang merupakan karakter Field: :merupakan kumpulan dari byte yang mempunyai arti tertentu, biasanya disebut kolom, atribut Record: :merupakan kumpulan dari field atau atribut File: :merupakan kumpulan dari record Basis Data :merupakan kumpulan dari file g. Landasan Teori Tentang Data Data merupakan salah satu hal utama yang dikaji dalam masalah TIK.Penggunaan dan pemanfaatan data sudah mencakup banyak aspek. Berikut adalah pembahasan definisi data berdasarkan berbagai sumber. Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur. Selain deskripsi dari sebuah fakta, data dapat pula merepresentasikan suatu objek sebagaimana dikemukakan oleh Wawan dan Munir (2006: 1) bahwa Data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event). Dengan demikian dapat dijelaskan kembali bahwa data merupakan suatu objek, kejadian,atau fakta yang terdokumentasikan dengan memiliki kodifikasi terstruktur untuk suatu atau beberapa entitas. Setelah kita mengerti akan pengertian tentang data maka dari hasil data tersebut akan menghasilkan informasi. Informasi merupakan sesuatu yang 9

10 dihasilkan dari pengolahan data. Data yang sudah ada dikemas dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuahinformasi yang berguna Informasi merupakan suatu hasil dari pemrosesan data menjadi sesuatu yang bermakna bagi yang menerimanya, sebagaimana dikemukakan oleh Vercellis (2009: 7). Information is the outcome of extraction and processing activities carried out on data, and it appears meaningful for those who receive it in a specific domain.selain merupakan hasil daripengolahan data, informasi juga menggambarkan sebuah kejadian, sebagai mana dikemukakan oleh Wawan dan Munir (2006: 1) bahwa Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) nyata (fact) dengan lebih berguna dan lebih berarti. Dengan demikian informasi dapat dijelaskan kembali sebagai sesuatu yang dihasilkan dari pengolahan data menjadi lebih mudah dimengerti dan bermakna yang menggambarkan suatu kejadian dan fakta yang ada. Dibawah ini adalah klasifikasi, jenis, dan macam data pembagian data dalam ilmu eksaksains statistika/statistik beserta contohnya : A. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya 1. Data Primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop. 2. Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai caraatau metode baik secara komersial maupun non 10

11 komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah. B. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data 1.Data Internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb. 2. Data Eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya. C. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya 1.Data Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lainlain. 2. Data Kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna.contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapanpara ahli terhadap psikopat dan lain-lain. D. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data 1. Data Diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya. 2. Data Kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kirakira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kuranglebih 850 ton. 11

12 E. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya 1. Data Cross Section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya. 2. Data Time Series / Berkala Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atauperiode secara historis. 2.2 Sistem Basis Data a. Pengertian System Basis Data Menurut Edi Sutanta (2004) Sistem Basis Data adalah sekumpulan basis data dalam suatu system yang mungkin tidak ada hubungan satu sama lain tetapi secara keseluruhan mempunyai hubungan sebagai sebuah system dengan didukung oleh komponen lainnya. Merupakan system yang terdiri atas basis data dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa user mengakses dan memanipulasi data tersebut. b. Elemen System Basis Data Elemen penting yang ada dalam system basis data adalah : 1. Basis data sebagai inti dari system basis data. 2. Perangkat lunak (software) untuk perancangan dan pengelolaan basis data. 3. Perangkat keras (hardware) sebagai pendukung operasi pengolahan data. 4. Manusia (brainware), sebagai pemakai. 12

13 User Anggota User Petugas File Anggota File Petugas File Supplier User Supplier Gambar 2.2. Keterkaitan antara komponen basis data c. Database Manajemen Sistem Merupakan basis data dan set perangkat lunak (software) untuk pengolahan basis data, DBMS berguna untuk; 1. Mendefinisikan struktur data 2. Memanipulasi nilai data yang ada dalam database. 3. Pengendalian akses pada suatu data: a. Untuk pengamanan system b. Untuk keterpaduan system c. System pengendalian persetujuan akses d. System pengendalian pemulihan Contoh produk DBMS: a. Oracle (Oracle Corp) b. Informix c. Sybase d. Dbase e. MS Sql Server f. MySQL Sasaran utama DBMS menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien dalam penyimpanan dan mengambil informasi dari basis data. 13

14 2.3 Perancangan Basis Data Perancangan basis data terdiri dari Relationship Diagram, Normalisasi, Tabel Relasional, Struktur Basis Data, Kamus Data Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram / ERD) Model entity relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunianyata yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity Relationship (Diagram E-R). Menurut Fathansyah (2001), symbol-simbol yang digunakan dalam ERD ditunjukkan dalam table 2.1; Simbol Nama Simbol ENTITY Digunakan untuk menggambarkan obyek. Yang dapat diidentifikasikan dalam lingkaran pemakai. ATRIBUT Digunakan untuk menggambarkan elemenelemen dari suatu entity, yang menggambarkan karakter entity. HUBUNGAN / RELASI Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini disebut Relationship. GARIS Digunakan untuk menghubungkan entity dan entity dengan atribut. Table 2.1 : Simbol dalam ERD 14

15 Implementasi Tabel Aturan umum dalam pemetaan Model Data (Level Konseptual dalam Abstrak Data) adalah; 1. Setiap himpunan entitas akan diimplementasikan sebagai sebuah table (file data) 2. Relasi dengan derajat relasi 1-1 (one to one) yang menghubungkan dua buah himpunan entitas akan dipresentasikan dalam bentuk penambahan atau penyertaan atribut-atribut relasi ke table yang mewakili salah satu dari kedua himpunan entitas. 3. Relasi dengan derajat relasi 1-M (one to many) yang menhubungkan dua buah himpunan entitas juga akan depresentasikan dalam bentuk pemberian atau pencantuman atribut kunci dari himpunan entitas pertama yang derajat 1 ke tabel yang mewakili himpunan entitas kedua yang berderajat M. Atribut kunci daru himpunan entitas pertama ini menjadi atribut tambahan bagi himpunan entitas kedua. 4. Relasi dengan derajat relasi M-M (many to many) yang menghubungkan dua buah himpunan entitas akan diwujudkan dalam bentuk table khusus memiliki field yang berasal dari kunci-kunci dari himpunan entitas yang dihubungkannya Ketergantungan Fungsional Sebuah tabel berisi paling sedikit dua atribut, yaitu A dan B, notasinya A B. yang artinya A secara fungsional menentukan B, atau B secara fungsional tergantung pada A. jika dan hanya jika untuk setiap kumpulan baris data (row) yang ada pada tabel, pasti ada dua baris (row) ditabel dengan nilai untuk A yang sama, maka nilai B pasti juga sama. Definisinya: diberikan dua row r1 dan r2 dalam tabel dimana A B Jika r1 (A) = r2(a), maka r1 (B) = r2(b) Pada data siswa atribut yang digunakan yaitu nama siswa, nomor urut, mata pelajaran, nilai. Berikut data pada tabel data siswa menurut (Fathansyah, 2001): 15

16 Nama_siswa No_urut Mata_pelajaran Nilai Row 1 Row 2 Row 3 Eko 001 Geografi A Edi 002 Geografi B Aji 003 Matematika A Tabel 2.2 Atribut Maka ketergantungan fungsional yang dapat kita ajukan adalah: 1. No_urut nama_siswa Yang berarti bahwa atribut nama_siswa hanya tergantung pada atribut no_urut.tanpa memperhatikan pengertian ketergantungan secara alamiah terhadap tabel tersebut, kita juga dapat mengajukan sejumlah ketidaktergantungan. 2. Mata_pelajaran nama_siswa Artinya atribut nama_siswa tidak bergantung pada atribut mata_pelajaran. Bila dilihat pada row 1 dan row 2 walaupun mata pelajaran sama tetapi nama siswa tidak sama. 3. Nilai mata_pelajaran Artinya atribut mata pelajaran tidak bergantung pada atribut nilai. Bila dilihat pada row 1 dan row 2 walaupun nilai sama tapi mata pelajaran tidak sama Agregasi Agregasi dalam basis data menggambarkan sebuah himpunan relasi yang secara langsung menghubungkan sebuah himpunan entitas dengan sebuah himpunan relasi dalam diagram E-R. Hal ini terjadi karena secara kronologis mensyaratkan telah adanya relasi lain. Dengan kata lain sebuah relasi berbentuk tidak hanya dari entitas tetapi juga mengandung unsur dari relasi lain. 16

17 mahasiswa N mempelajari N kuliah Kd_prak Kd_kul mengikuti Nim N Nilai Praktikum Kd_prak Jml_pra k Nama_p rak Gambar 2.3Agregasi Keterangan: a.adanya relasi sejumlah mata kuliah yang membutuhkan kegiatan praktikum (tapi tidak semua mata kuliah) b. Kegiatan praktikum ini tidak wajib diikuti mahasiswa yang mengulang. c. Himpunan relasi mengikuti dalam ERD diatas menunjukkan entitas mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktikum tertentu karena telah mempelajari suatu mata kuliah (yang memang membutuhkan praktikum). 17

18 2.3.5 Normalisasi Data Proses normalisasi menurut Andi Kristanto (2003) adalah suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokkan menjadi tabel-tabel, dimana didalam tabel tersebut terdapat entitas-entitas dan relasi antar entitas tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam normalisasi suatu data yaitu: 1. Field atau Atribut Kunci Field kunci merupakan satu field atau satu set field yang terdapat dalam satu field yang merupakan kunci dan mewakili record. Field yang merupakan kunci akan menjadi penentu dalam pencarian program. 2. Macam-macam kunci: a) Candidat Key (Kunci Calon) Adalah suatu atribut atau field yang mengidentifikasi secara unik dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu entity. b) Primery Key (Kunci Primer) Adalah kunci kandidat yang dipilih untuk mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Kunci primer ini sifatnya unik, tidak mungkin sama dan tidak mungin ganda. c) Alternate Key (Kunci Alternatif) Adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci primer. d) Foreign Key (Kunci Tamu) Adalah kunci primer yang ditempatkan pada file lain yang biasanya menunjukkan dan melengkapi suatu hubungan antara file yang satu dengan file yang lainnya. Tahap-tahap didalam normalisasi data adalah sebagai berikut: 1. Bentuk Tidak Normal Adalah suatu bentuk dimana semua data dikumpulkan apa adanya tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu. Bisa jadi data yang dikumpulkan akan tidak lengkap dan terjadi duplikasi data. Contoh: 18

19 File MAHASISWA (No_mhs, Nama_mhs, Nama_PA, nama_mk1, nama_mk2). Bentuk adalah tidak normal karena dalam field tersebut mahasiswa yang mempunyai nomer mahasiswa, nama mahasiswa dan nama PA mengambil 2 mata kuliah sehingga terjadi perulangan nama mata kuliah dua kali. No_mhs Nama_mhs Nama_PA Nama_MK 1001 Sugi Tejo Sosiologi, Kimia 1002 Andi Edo Fisika, Biologi Tabel 2.3 Tabel Bentuk Tidak Normal 2. Bentuk Normal Pertama Bentuk normal kesatu merupakan suatu bentuk dimana data yang dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field hanya mempunyai satu pengertian. Contoh, dari tabel diatas diubah menjadi bentuk normal pertama. No_mhs Nama_mhs Nama_PA Nama_MK 1001 Sugi Tejo Sosiologi 1001 Sugi Tejo Kimia 1002 Andi Edo Fisika 1002 Andi Edo Biologi Tabel 2.4 Bentuk Normal Pertama 3. Bentuk Normal Kedua Bentuk normal kedua adalah bentuk yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Sudah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. b. Field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer. Contoh: Dari field mahasiswa, dapat dilihat bahwa kunci primernya adalah field No_mhs. Field Nama_mhs dan field Nama_PA tergantung pada field 19

20 No_mhs. Sedangkan field Nama_MK tidak tergantung pada field No_mhs sehingga bisa dipecah menjadi field yang lain misalnya file AMBILMK. Sehingga bentuk normal keduanya adalah: MAHASISWA No_mhs Nama_mhs Nama_PA 1001 Sugi Tejo 1002 Andi Edo AMBILMK No_mhs Nama_MK 1001 Sosiologi 1001 Kimia 1002 Fisika 1002 Biologi Tabel 2.5 Bentuk Normal Kedua 4. Bentuk Normal Ketiga Bentuk normal ketiga adalah suatu bentuk yang memenuhi syaratsyarat: a. Relasi antar file sudah merupakan bentuk normal kedua. b. Field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer. Contoh: Dari file mahasiswa apabila sudah memenuhi bentuk normal kedua secara otomatis memenuhi bentuk normal ketiga. Sehingga bentuk normal ketiganya adalah: MAHASISWA No_mhs Nama_mhs Nama_PA 1001 Sugi Tejo 1002 Andi Edo 20

21 AMBILMK No_mhs Nama_MK 1001 Sosiologi 1001 Kimia 1002 Fisika 1002 Biologi Tabel 2.6 Bentuk Normal Ketiga Data Dictionary / Kasus Data Kamus data atau data dictionary adalah catalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu system informasi. Data dictionary dapat mendefinisikan data yang mengalir disistem dengan lengkap. Menurut Jogiyanto (2005) symbol-simbol kamus data: NOTASI ARTI = Terbentuk dari atau terdiri dari sama dengan + And [] Salah satu dari (memilih salah satu dari elemen-elemen data didalam kurung bracket ini) Sama dengan symbol [] N {} M () Interasi (elemen data dalam kurung brace berinterasi mulai N kali dan maksimum M kali) Optional (elemen data didalam kurung parenthesis sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada) * Keterangan setelah tanda ini adalah komentar Gambar 2.4 Simbol Kamus Data 21

22 2.3.7 Kardinalitas atau Derajat Relasi Menurut (Fathansyah, 2001) kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain: 1. Satu ke satu (one to one) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu pula sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A. entitas entitas entitas entitas entitas entitas entitas entitas Gambar 2.5 Kardinalitas relasi satu kesatu 2. Satu kebanyak (one to many) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banya entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. 22

23 entitas entitas entitas entitas entitas entitas Gambar 2.6 Kardinalitas relasi satu ke banyak 3. Banyak ke satu (one to many). Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada satu entitas himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. entitas entitas entitas entitas entitas entitas Gambar 2.7 Kardinalitas relasi banyak ke satu 23

24 4. Banyak ke banyak. Berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A. entitas entitas entitas entitas entitas entitas Gambar 2.8 Kardinalitas relasi banyak ke banyak 24

25 2.3.8 Flow of Documen / Bagan Alir Dokumen 1. Bagan Alir System Simbol Keterangan Simbol Dokumen Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik / computer Simbol Kegiatan Manual Menunjukkan pekerjaan manual Simbol Proses Komputer Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer Stored Data Memiliki input atau output menggunakan disket Arsip Sementara Untuk mendefinisikan penyimpanan arsip sementara untuk diproses lagi Simbol Garis Lurus Menunjukkan arus dari proses Simbol Penghubung Menunjukkan penghubung kehalaman yang masih sama / kehalaman lain Arsip Permanen Menggambarkan penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi Tabel 2.7 Simbol-simbol system bagan alir system Bagan alir (Flowchart) adalah bagan yang menunjukkan alir didalam program atau prosedur system secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. 25

26 Bagan alir system (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari system.bagan ini menjelaskan urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam system. 2. Bagan Alir Dokumen Bagan alir dokumen (dokumen folwchart) atau disebut juga Bagan Alir Formulir (Form Flowchart). 3. Bagan Alir Skematik Bagan alir skematik (schematic Flowchart) merupakan bagian akhir yang merupakan Context Diagram Contextdiagram digunakan untuk menggambarkan system pertama kali secara garis besar.sehingga disebut juga sebagai Top Level. Context diagram selalu mengandung satu dan hanya satu proses saja. Proses ini mewakili proses dari seluruh system serta menggambarkan input atau output antara system dengan dunia luarnya. Symbol-simbol yang digunakan sebagai berikut: Simbol Sistem Keterangan Menunjukkan kesatuan luar entity atau terminator Garis Arus External Entity Menunjukkan suatu proses untuk mengeluarkan input atau output Menunjukkan aliran atau arus Melambangkan kelompok / organisasi yang merupakan asal data atau tujuan data Tabel 2.8 Symbol-simbol Context Diagram Sumber :Aanalisis dan Desain System, Jogiyanto, HM, Diagram Dekomposisi Dekomposisi: proses membagi sistem ke subsistem yang lebih kecil untuk mempermudah dalam memahami mengerti dan memelihara 26

27 program. Dekomposisi diagram menunjukkan hirarki proses-proses yang ada dalam system yang kita buat (Jogiyanto, HM, 2005) Aturan-aturan dalam membuat dekomposisi diagram: 1. Tiap proses dalam diagram dekomposisi adalah merupakan proses induk, proses anak(dari suatu induk) atau keduanya. 2. Induk harus mempunyai dua anak atau lebih. 3. Satu anak hanya dapat memiliki satu induk. 4. Anak dari suatu induk dapat menjadi induk dari anak-anaknya sendiri Perancangan Masukan dan Keluaran (Input Output Design) Yaitu menggambarkan tampilan program input maupun output. a. Perancangan masukan (Input Design) Dimulai dari dasar sebagai penangkap input pertama kali, karena bila dokumen dasar tidak didesain dengan baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang. Dokumen dasar biasanya berbentuk formulir yang digunakan untuk menangkap (capture) data yang terjadi (Jogiyanto, 2005). b. Perancangan Keluaran(Output Design) Dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan output dari system yang baru. (Jogiyanto, 2005). 27

28 Perancangan Sistem Waterfall Requirement System and Software Design Gambar Permodelan Waterfall Implementation and Unit Testing Integration and System Testing Operation and Maintenance Gambar 2.9 Metode Waterfall Sumber : Rekayasa Perangkat Lunak, Andi Kristanso Dalam langkah analisa system, kegiatan ditekankan pada penelitian dan penjabaran system yang berjalan untuk mendapatkan kebutuhan yang nyata secara detail sesuai fakta yang ada. Tahap ini adalah tahap yang menentukan karena akan diketahui hambatan-hambatan, kekurangan, masalah-masalah, yang ada dan keistimewaan pada system yang sedang berjalan. Sistematika dari analisis kebutuhan sering juga disebut sebagai tekhnik kebutuhan (requiremen enginering). Dalam hal ini penulis menggunakan rekayasa perangkat lunak dengan model waterfall, karena model ini menawarkan cara pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata. Berisi rangkaian aktifitas proses dan disajikan dalam proses yang terpisah, seperti spesifikasi kebutuhan, implementasi kebutuhan perangkat lunak, uji coba dan seterusnya. Setelah setiap langkah didefinisikan langkah tersebut di sign off dan pengembangan dilanjutkan pada langkah berikutnya. 28

29 Secara konsep tahap ini terdiri dari tiga tahap aktifitas (Wikipedia.org, 2007): 1. Elicting requirement (Mendapatkan kebutuhan) Dalam tahap ini melakukan komunikasi dengan pelanggan dan user untuk memutuskan apa kebutuhan meraka. 2. Analizing requirement (Menganalisa kebutuhan) Menentukan apakah kebutuhan itu tidak jelas, ambigu atau bertentangan. 3. Recording requirement (Mencatat kebutuhan) Kebutuhan mungkin dapat didokumentasikan dalam beberapa macam antara lain bahasa alami atau asli dokumen (use cases, use stories atau process specifications) Untuk mendapatkan kebutuhan informasi bisa diperoleh dengan cara: 1. Wawancara. Pengumpulan data melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pewawancara dengan responden. Sifat dari wawancara itu terdapat interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden. 2. Observasi. Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki oleh objek penelitian. Sifat dari observasi yaitu tidak ada interaksi antara objek yang diamati dengan pengamat atau pengumpul data. 3. Survey. Pengumpulan data melalui permintaan keterangan atau jawaban kepada sumber dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner obyek yang diamati dengan pengamat atau pengumpul data. 2.4 Konsep Dasar MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak system manajemen basis data SQL (bahasa inggris: Database Management System) atau DBMS yang multhithresd, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi diseluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi 29

30 komersial untuk kasus dimana penggunannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hakcipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah : David Axmark, Allan Larsson, dan Michael Monthy. MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain: 1. Probabilitas. MySQL dapat berjalan dengan stabil pada berbagai system operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi. 2. Open Source. MySQL didistribusikan secara open,source, dibawah license GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. 3. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani queri sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Jenis kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/ unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lainlain. 6. Perintah dan fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (Query). 7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan system perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi. 8. Skalabilitas dan pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 30

31 milyar baris. Selain itu data index yang dapat ditampung mencapai 32 index pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protkol TCP/IP, Unix Soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian bahasa Indonesia belum termasuk didalamnya. 11. Antar muka. MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Aplication Programming Interface). 12. Klien dan peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur table yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan dengan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle. 2.5 Landasan Teori Tentang Perpustakaan a. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan sarana yang teramat vital dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu perpustakaan sekolah sering dipandang sebagai jantung peogram pendidikan (the heart educational program). Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan yang bertindak disatu pihak sebagai pelestari ilmu pengetahuan, dan dilain pihak sebagai sumber bahan pendidikan yang akan diwariskan kepada generasi yang lebih muda. b. Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Tujuan perpustakaan Perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. 31

32 Manfaaat perpustakaan Perpustakaan dapat bermanfaat jika benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar disekolah. Sehingga dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bisa memperkaya ilmu pengetahuan yang dapat berguna untuk masa depan. Manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan disekolah dasar maupun disekolah menengah adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca. 2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar muridmurid. 3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri. 4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca. 5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecepatan berbahasa. 6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab. 7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. c. Fungsi Perpustakaan Adapun fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut; 1. Fungsi edukatif adalah bahan-bahan yang tersedia bersifat pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan belajar mengajar. 2. Fungsi informative adalah bahan-bahan atau buku yang tersedia lebih bersifat sebagai informasi, contohnya adalah majalah, surat kabar, majalah dan yang lainnya sehingga mampu memberikan informasi kepada muridmurid. 32

33 3. Fungsi tanggung jawab informative. Fungsi ini tampak sebagai kegiatan sehari-hari diperpustakaan sekolah dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku. 4. Fungsi riset. Didalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka yang lengkap. 5. Sarana rekreatif. Perpustakaan sebaiknya menyimpan koleksi-koleksi yang dapat digunakan untuk mengisi waktu luang serta mengembangkan hobi pemikirannya. d. Macam-macam Perpustakaan 1. Perpustakaan sekolah Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada disekolah sebagai sarana pendidikan siswa dan guru untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.murid harus banyak membaca untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat menambah bahan pelajaran dari guru dengan banyak mambaca murid terlatih untuk belajar secara mandiri koleksi perpustakaan sekolah. 2. Perpustakaan perguruan tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang ada diperguruan tinggi. Untuk menunjang proses belajar mahasiswa.dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuan. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat), maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma perguruan tinggi. 3. Perpustakaan nasional Perpustakaan nasional adalah perpustakaan milik Negara yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan disuatu Negara.Dalam hal ini, National Library of Medicine di AS dapat dikatakan sebagai perpustakaan nasional bidang khusus.perpustakaan bidang umum dapat ditemukan pada setiap Negara 33

34 yang memiliki perpustakaan nasional karena jenis inilah yang banyak dikemukakan didunia.(sulistiyo Basuki, 1991). 4. Perpustakaan umum Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai oleh umum sehingga menjadi milik bersama. Baik sebagian maupun seluruhnya terbuka masyarakat tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras, pekerjaan serta layanan cuma-cuma untuk umum. e. Jenis-jenis Bahan Pustaka Pemahaman jenis-jenis bahan pustaka perlu sekali bagi seorang guru pustakawan, sebab dapat dijadikan dasar untuk menentukan bahan-bahan pustaka yang harus diusahakan. 1. Ditinjau dari bentuk fisiknyaterdiri dari; a. Bahan-bahan pustaka berupa buku, misalnya: buku tentang psikologi, buku Ilmu Pengetahuan Sosial, buku Agama, buku Ilmu Pengetahuan Alam. b. Bahan-bahan pustaka bukan berupa buku, seperti; Bahan-bahan tertulis, seperti; Koran, majalah, brosur, laporan, kliping. Bahan-bahan berupa alat pengajaran, seperti; radio, tape recorder, filem, piringan hitam dan lain-lain. 2. Ditinjau dari isinya a. Bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi, atau buku fiksi, seperti buku cerita, buku dongeng, novel, dan cerpen. b. Bahan-bahan pustaka yang isinya non fiksi atau disebut buku non fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedia. Perpustakaan sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahan pustaka baik yang berupa buku maupun buku (non book material) baik buku fiksi maupun non fiksi.perpustakaan sekolah bukan sekedar 34

35 untuk membaca, tetapi juga sebagai tempat untuk mendengar, belajar dan mengerjakan sesuatu. 2.6 Constraint Constrain merupakan suatu aturan yang membatasi jenis data yang boleh dimasukkan dalam tabel. Sebenarnya ini merupakan bagian yang sangat mendasar dari sistem database. Berikut ini akan dijelaskan jenis constraint yang dapat digunakan pada MySQL1 beserta fungsinya. 1. Primary Key Constraint primary key mempunyai sifa suatu kolom tidak boleh bernilai NULL dan harus unik yaitu tidak boleh memiliki nilai yang sama dalam satu kolom. Perlu diketahui, MySQL tidak memperbolehkan adanya multy primary key dalam sebuah tabel. Selain itu atribut ini juga digunakan untuk menghubungkan satu tabel dengan tabel lainnya. Contohnya adalah sebagai berikut; > create tabel pegawai (id_peg INT(6) NOT NULL, nama varchar(30), Primary key (id_peg)); 2. UNIQUE Digunakan apabila dalam sebuah tabel mendapat lebih dari satu kunci yang unik. Sebagaimana penjelasan diatas, MySQL hanya memperbolehkan sebuah Primary Key dalam satu tabel. Sehingga kita dapat menggunakan UNIQUE ini jika kita ingin menggunakan lebih dari satu kunci yang unik pada tabel yang telah kita buat. Contohnya sebagai berikut; >create tabel pegawai (id_peg INT(6) NOT NULL, nama varchar(30),id_dept INT(6) NOT NULL, Primary key (id_peg), Unique (id_dep)); Jika memasukkan data id_dept dengan data yang sama, maka terjadi error. 3. NOT NULL Constraint NOT NULL digunakan untuk menjamin tidak ada nilai NULL yang muncul pada satu kolom. Sehingga jika kita tidak mengisikan nilai pada kolom NOT NULL, maka tidak akan ada nilai pada kolom tersebut alias kosong. 4. NULL 35

36 NULL merupakan spesial value, karena sesuai pada setiap kolom dan atribut ini membolehkan suatu kolom dapat diisi dengan nilai null. Anda dapat menggunakan constraint untuk membatasi tipe data yang disimpan ke dalam tabel. Constraint dapat digunakan pada saat pertama kali membuat table dengan statement CREATE TABLE atau setelah tabel dibuat dengan perintah statement ALTER TABLE. Umumnya jenis Constraint mengandung: a. NOT NULL Constraint: untuk memastikan kolom dalam tabel tidak berisi nilai NULL. CREATE TABLE Mahasiswa (Kode Integer NOT NULL, Nama Varchar (30) NOT NULL, Alamat Varchar(30)); b. DEFAULT Constraint: menentukan nilai default pada kolom saat data diinsert pada tabel. CREATE TABLE Jurnal_Detail (Kode char(4) NOT NULL, Keterangan varchar (30), Debet Numeric DEFAULT 0, Kreditt Numeric DEFAULT 0)); c. UNIQUE Constraint: memastikan tidak ada data ganda dalam kolom. CREATE TABLE Pelanggan (Kode Integer UNIQUE, Nama Varchar (30), Alamat Varchar(30)); d. CHECK Constraint: memastikan data dalam kolom memenuhi kriteria yang ditentukan. CREATE TABLE Pelanggan (Kode integer CHECK (Kode > 0), Nama varchar (30), Alamat varchar(30)); 36

37 Pada contoh di sini kriteria field Kode harus lebih besar dari 0, jika data dientry lebih kecil dari 0 akan terjadi error dan data tidak akan dapat disimpan ke table. e. Primary Key Constraint: digunakan untuk mengidentifikasi secara unik pada baris. MySQL: CREATE TABLE Pelanggan (Kode integer, Nama varchar(30), Alamat varchar(30), PRIMARY KEY (Kode)); Oracle: CREATE TABLE Pelanggan (Kode integer PRIMARY KEY, Nama varchar(30), Alamat varchar(30)); SQL Server: CREATE TABLE Pelanggan (Kode integer PRIMARY KEY, Nama varchar(30), Alamat varchar(30)); Foreign Key Constraint: digunakan untuk integritas referensi dari data. MySQL: CREATE TABLE ORDERS (Kode_Order integer, Tgl_Order date, Kode_Pelanggan integer, Jumlah double, Primary Key (Order_ID), Foreign Key (Kode_Pelanggan) references Pelanggan(Kode)); 37

38 Oracle: CREATE TABLE ORDERS (Kode_Order integer primary key, Tgl_Order date, Kode_Pelanggan integer references Pelanggan(Kode), Jumlah double); SQL Server: CREATE TABLE ORDERS (Kode_Oder integer primary key, Tgl_Order datetime, Kode_Pelanggan integer references Pelanggan(Kode), Jumlah double); 2.7 Trigger Trigger dalam database diartikan sebagai procedural code that is automatically executed in response to certain events on a particular table or view in a database. Singkatnya, trigger merupakan sekumpulan perintah atau sintaks yang akan secara otomatis dijalankan jika terjadi operasi tertentu dalam tabel atau view. Trigger digunakan untuk memanggil satu atau beberapa perintah SQL secara otomatis sebelum atau sesudah terjadi proses INSERT, UPDATE atau DELETE dari suatu tabel. Sebagai contoh misalnya kita ingin menyimpan id pelanggan secara otomatis ke tabel log sebelum menghapus data di tabel pelanggan. Di MySQL, Triggers mulai dikenal di versi MySQL 5.0, dan di versi saat ini (5.1.4) fungsionalitasnya sudah bertambah. Pada versi selanjutnya pihak pengembang MySQL berjanji akan lebih menguatkan (menambah) fitur trigger ini. Trigger sering digunakan, antara lain untuk: a. Melakukan update data otomatis jika terjadi perubahan. Contohnya adalah dalam sistem penjualan, jika dientri barang baru maka stock akan bertambah secara otomatis. 38

39 b. Trigger dapat digunakan untuk mengimplementasikan suatu sistem log. Setiap terjadi perubahan, secara otomatis akan menyimpan ke tabel log. c. Trigger dapat digunakan untuk melakukan validasi dan verifikasi data sebelum data tersebut disimpan. Berikut ini bentuk umum perintah untuk membuat triggers: 1. Membuat Trigger baru. CREATE TRIGGER name [BEFORE AFTER] [INSERT UPDATE DELETE] ON tablename FOR EACH ROW statement Keterangan dari bentuk umum perintah membuat trigger: name, Nama trigger mengikuti peraturan penamaan variabel / identifier dalam MySQL [BEFORE AFTER] digunakan untuk menentukan kapan proses secara otomatis akan dieksekusi, sebelum atau sesudah proses. [INSERT UPDATE DELETE] digunakan untuk menentukan event (proses) yang dijadikan trigger (pemicu) untuk menjalankan perintahperintah di dalam triggers. tablename, merupakan nama tabel dimana trigger berada. statement, merupakan sekumpulan perintah atau query yang akan secara otomatis dijalankan jika event / proses yang didefinisikan sebelumnya aktif. Statement atau perintah dalam trigger dapat berupa satu perintah saja, dan dapat juga beberapa perintah sekaligus. Jika terdapat beberapa perintah dalam trigger, maka gunakan perintah BEGIN dan END untuk mengawali dan mengakhiri perintah. Di dalam statement trigger, kita dapat mengakses record tabel sebelum atau sesudah proses dengan menggunakan NEW dan OLD. NEW digunakan untuk mengambil record yang akan diproses (insert atau update), sedangkan OLD digunakan untuk mengakses record yang sudah diproses (update atau delete). 39

40 Berikut ini contoh trigger yang akan mencatat aktivitas ke tabel log setiap terjadi proses insert ke tabel pelanggan: DELIMITER $$ CREATE TRIGGER penjualan.before_insert BEFORE INSERT ON penjualan.pelanggan FOR EACH ROW BEGIN INSERT INTO `log` (description, `datetime`, user_id) VALUES (CONCAT('Insert data ke tabel pelanggan id_plg = ', NEW.id_pelanggan), now(), user()); END; $$ DELIMITER ; 2. Menghapus Trigger Untuk menghapus trigger, dapat menggunakan perintah DROP TRIGGER dengan diikuti dengan nama tabel dan nama triggernya. Berikut ini bentuk umum dan contoh perintah untuk menghapus trigger. Bentuk umum dan contoh menghapus trigger: DROP TRIGGER tablename.triggername; Contoh menghapus trigger bernama before_insert yang ada di tabel pelanggan. DROP TRIGGER penjualan.before_insert; Secara sederhana, TRIGGER di definisikan sebagai sebuah Prosedur yang melekat pada sebuah tabel dalam database MYSQL, yang di eksekusi secara automatis setiap kali ada sebuah even yang berkaitan dengan tabel yang bersangkutan. Misal [INSERT, UPDATE, DELETE] Dengan TRIGGER kita dapat membuat prosedur UPDATE STOCK yang akan di eksekusi secara automatis setiap kali Tabel Transaksi bertambah baris (record).buat Trigger di Tabel Transaksi : DELIMITER $$; CREATE TRIGGER `UpdateStock` AFTER INSERT ON `transaksi` FOR EACH ROW BEGIN 40

41 IF NEW.MK=1 THEN UPDATE PRODUK SET Stock = Stock + NEW.Jumlah WHERE KodeBarang = NEW.KodeBarang; ELSE UPDATE PRODUK SET Stock = Stock - NEW.Jumlah WHERE KodeBarang = NEW.KodeBarang ; END IF ; END; $$ DELIMITER ;$$ 2.8 Metode Pengembangan Basis Data 1. Database Development Proses Database adalah model dari model user terhadap aktifitas bisnis mereka. Oleh karena itu untuk membangun sebuah database yang efektif, tim pengembang harus mengerti sepenuhnya. Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan. Hubungan antar data dapat ditunjukan dengan adanya field/kolom kunci dari tiap file/tabel yang ada. Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record. Pengembangan Data Base di Era Globalisasi sangatlah berpengaruh dalam kehidupan manusia,database mempunyai Elemen data/field. Prinsip utama Data Base adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan 2. Data dalam jumlah besar. 3. Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/sharebility) 41

42 4. Mengurangi dan menghilangkan terjadinya duplikasi dan ketidakkonsistenan data. Ada dua cara umum untuk mengembangkan database yaitu: a. Top-Down Development Pendekatan ini dimulai dari umum sampai detail. Dimulai dari mempelajari tujuan strategi dari sebuah organisasi, dimana untuk mencapai tujuan tersebut, informasi yang dibutuhkan oleh organisasi harus dipenuhi dan dapat dipenuhi oleh system. Dari langkah ini akan didapatkan model data yang abstrak. Top-down adalah gaya pemrograman, andalan bahasa prosedural tradisional, di mana desain dimulai dengan menentukan potongan yang kompleks dan kemudian membagi mereka menjadi potongan-potongan yang lebih kecil berturut-turut. Teknik untuk menulis program menggunakan metode top-down adalah untuk menulis sebuah prosedur utama yang nama semua fungsi utama itu perlu. Kemudian, tim pemrograman melihat persyaratan dari masing-masing fungsi dan proses ini diulang. Ini terkotak sub-rutin akhirnya akan melakukan tindakan sangat sederhana mereka dapat dengan mudah dan ringkas kode. Ketika semua berbagai sub-rutin telah dikodekan program ini siap untuk pengujian. Sebuah pendekatan top-down (juga dikenal sebagai langkahbijaksana desain) pada dasarnya adalah mogok sistem untuk mendapatkan informasi tentang komposisi sub-sistem. Dalam pendekatan top-down gambaran dari sistem ini dirumuskan, tetapi tidak merinci menentukan setiap tingkat pertama subsistem. Setiap subsistem kemudian disempurnakan secara rinci belum lebih besar, kadang-kadang dalam banyak tingkat subsistem tambahan, sampai seluruh spesifikasi dikurangi menjadi elemen dasar. Dengan mendefinisikan bagaimana aplikasi datang bersama-sama pada tingkat tinggi, pekerjaan tingkat lebih rendah dapat mandiri.dengan 42

43 mendefinisikan bagaimana abstraksi tingkat yang lebih rendah diharapkan untuk mengintegrasikan ke yang lebih tinggi, antarmuka menjadi jelas. Pendekatan top-down menekankan perencanaan dan pemahaman yang lengkap dari sistem. Hal ini melekat bahwa tidak ada coding dapat dimulai sampai tingkat yang cukup detail telah dicapai dalam desain setidaknya beberapa bagian dari sistem. Pendekatan top-down dilaksanakan dengan melampirkan puntung di tempat modul. Ini, bagaimanapun, keterlambatan pengujian unit fungsional utama dari sistem sampai desain signifikan selesai. Bottom-up menekankan pengkodean dan pengujian awal, yang dapat dimulai segera setelah modul pertama telah ditetapkan. Pendekatan ini, bagaimanapun, menjalankan risiko yang mungkin modul kode tanpa ide yang jelas tentang bagaimana mereka link ke bagian lain dari sistem, dan bahwa seperti menghubungkan mungkin tidak semudah pikiran pertama. Re-kegunaan kode adalah salah satu manfaat utama dari pendekatan bottom-up. b Bottom-up Development Pendekatan ini berjalan sebaliknya, dimulai dari system tertentu. Tim pengembang kemudian akan mengumpulkan kebutuhan input dan output system berjalan, dengan menganalisa form dan report dari system manual dan melakukan wawancara dengan user untuk mengetahui apakah dibutuhkan report, form, queries atau kebutuhan baru lainnya. Jika system memiliki database maka tim akan menggunakan kabutuhan untuk membuat model data dan kemudian dari model data tersebut akan dibuat desain dan implementasi database. Dalam pendekatan bottom-up elemen dasar individual dari sistem yang pertama ditentukan dengan sangat rinci. Unsur-unsur ini kemudian dihubungkan bersama untuk membentuk subsistem yang lebih besar, yang kemudian pada gilirannya terkait, terkadang dalam berbagai tingkatan, sampai sistem tingkat atas lengkap terbentuk.strategi ini sering menyerupai "benih" model, dimana awal yang kecil tapi akhirnya tumbuh dalam kompleksitas dan kelengkapan.namun, "strategi organik" dapat 43

44 mengakibatkan jalinan elemen dan subsistem, dikembangkan di isolasi dan tunduk pada optimasi lokal sebagai lawan pertemuan tujuan global. Pendekatan bottom-up lebih cepat dan tidak terlalu beresiko, meskipun tidak menghasilkan system yang terbaik mampu menghasilkan system yang berguna secara cepat. Dalam pendekatan bottom-up, elemen dasar individual dari sistem yang pertama ditentukan dengan sangat rinci. Unsur-unsur ini kemudian dihubungkan bersama untuk membentuk subsistem yang lebih besar, yang kemudian pada gilirannya terkait, terkadang dalam berbagai tingkatan, sampai sistem tingkat atas lengkap terbentuk. Strategi ini sering menyerupai "benih" model, dimana awal kecil, tapi akhirnya tumbuh dalam kompleksitas dan kelengkapan. Ketika membuat jaring hirarkis "top-down", Anda mulai dengan membuat halaman yang menunjukkan gambaran dari Subpages dan bagaimana mereka terhubung. Dapat disimpulkan bahwa entity-relationship modeling dan semantic object modeling dapat digunakan pada pendataan bottom-up dan top-down. Pendekatan entity-relationship modeling lebih efektif dengan pengembangan top-down, pendekatan semantic object lebih efektif untuk pengembangan bottom-up.perbedaan antara permodelan data entityrelationship modeling dan semantic object modeling yang pada akhirnya menghasilkan database design. 2.9 Landasan Teori Lossless-Join Decomposition Dekomposisi yang benar terjadi jika tabel-tabel hasil dekomposisi kita gabungkan kembali dapat menghasilkan tabel awal sebelum didekomposisi. Dekomposisi yang benar semacam ini disebut Lossless-Join Decomposition (Dekomposisi Aman). Jika kita asumsikan ada tabel ABC yang didefenisikan dengan dua buah KF yaitu : A B dan B C Dekomposisi adalah teknik memecah sebuah relasi menjadi beberapa relasi. Kemudian setelah relasi tersebut dipecah bila digabungkan kembali harus 44

45 mendapat hasil yangsama, tidak boleh record yang diulang maupun record tambahan. Bila kondisi ini terpenuhi maka ini yang disebut Lessloss-join decomposition. Contohnya sebuah dekomposisi yang non-lossless-join: R1 Dekomposisi => R2 R3 A B A B X 1 X 2 Y 1 X Y 1 2 Gambar 2.10 : Dekomposisi non-lossless-join Bila kedua relasi R2 dan R3 digabung kembali maka akan didapat: R4 A B X 1 X 2 Y 1 Y 2 Kondisi ini yang disebut Lossy join decomposition. Gambar 2.11 : Dekomposisi Lossy Join Decompocition Untuk menghindari dekomposisi Lossy-join maka pada relasi hasil dekomposisi harus memiliki attribut yang beririsan.contohnya adalah pada Relasi StaffBranch diatas didekomposisi menjadi Relasi Staff dan Relasi Branch dimana attribut BranchNo sebagai irisannya. Ada dua properti penting dalam dekomposisi yaitu Lossless-join Property dan Dependency Preservation Property.Dalam sebuah dekomposisi 45

46 apakah memenuhi kaidah Lossless-join dan apakah memenuhi kaidah Dependency Preservation. Untuk mendapatkan dekomposisi yanglossless-join harus ada attribut yang beririsan namun harus hati hati supaya dekomposisi harus juga Dependency Preserving. Untuk bisa mendapatkan Dependency Preserving syaratnya adalah constraint yang berlaku direlasi awal harus juga berlaku di relasi hasil dekomposisi. Lossless Decomposition (dekomposisi yang tidak menyebabkan adanya informasi yang hilang ) Lossy Decomposition ( dekomposisi yang menyebabkan adanya informasi yang hilang ) Bentuk normal ketiga 3NF dapat dikatakan BCNF karena sudah cukup memadahi untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitasa baik. Sebuah tabel dikatakan baik atau normal jika memenuhi 3 kriteria sebagai berikut; 1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossles-Jon Decomposition). Artinya setelah tabel tersebut diuraikan / didekomposisi menjadi tabel-tabel baru, tabel-teabel tersebut bisa menghasilkan tabel semula dengan sama persis. 2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation). 3. Tidak melanggar Boyce-Code Normal (BCNF). Jika kriteria (BCNF) tidak dapat terpenuhi, maka paling tidak tabel tersebut tidak melanggar bentuk normal tahap ketiga (3rd Normal Form / 3NF). Relasi R dengan ketergantungan fungsional F termasuk dalam bentuk BCNF jika untuk semua X - A yang ada dalam F. Dengan kata lain, R berada dalam BCNF jika ketergantungan fungsional non-trival pada R memiliki key constraint. Kriteria berikutnya untuk mendapatkan tabel yang baik adalah dengan menerapkan Boyce-Code Normal Form (BCNF). Sebuah tabel dikatakan berada dalam Boyce-Code Normal Form (BCNF) jika untuk semua KF dengan notasi XY, maka X harus merupakan superkey pada tabel tersebut. Jika tidak demikian, 46

47 maka tabel tersebut harus di dekomposisi berdasarkan KF yang ada, sedemikian hingga X menjadi superkey dari tabel-tabel hasil dekomposisi. Jika kita tinjau tabel universal yang merupakan rangkuman dari dalam mahasiswa, dosen, kuliah, nilai dan jadwal, maka jelas sekali tabel tersebut tidak memenuhi BCNF. Buktinya, kita ambil salah satu KF, yaitu nim >nama_mhs alamat_mhs tgl_lahir, maka seharusnya nim merupakan superkey di tabel tersebut. Tapi pada kenyataannya tidak demikian, karena pada tabel tersebut nim tidak unik. Karena itu, tabel universal itu harus didekomposisi. Dekomposisi Aman yang dapat kita lakukan adalah dengan memilah berdasarkan KF minimum yang ada. Sebagaimana yang lelah disebutkan pada penjelasan awal tentang tabel Universal, ada 4 buah KF minimum pada tabel tersebut, yakni : nim nama_mhs alama_mhs tgl_lahir kode_kul nama_kul sks semester waktu tempat nama dos nama_dos alamat_dos nim kode_kulindeks_nilai Dengan berbekal ke-4 KF di alas, maka Tabel universal itu kita dekomposisi menjadi 4 buah tabel, yaitu : Tabel Mahasiswa dengan atribut nim, nama_mhs, alamatjnhs dan tgl_lahir. Tabel Kuliah dengan atribut kode_kul, nama_kul, sks, semester, waktu, tempat dan nama_dos. Tabel Dosen dengan atribut nama_dos dan alamat_dos. Tabel Nilai dengan atribut nim, kode_kul dan indeks_nilai. KF pada tabel ini adalah: nim kode_kul indeks_nilai. Tabel ini juga telah memenuhi BCNF, karena {nim, kode_kul} merupakan superkey dari tabel Nilai tersebut. Jika karena suatu kebutuhan, atribut alamat_mhs (yang tergolong Atribut Komposit) pada tabel Mahasiswa kita pilih menjadi 3 atribut yaitu alamat_jalan (yang berisi nama jalan dan nomor rumah), nama_kota dan kode_pos, maka tabel Mahasiswa tersebut tidak memenuhi BCNF. 47

48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penyususunan tugas akhir ini dilakukan penelitian dibagian perpustakaan di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang beralamat di Jl. Mataram no. 657 Semarang. 3.2 Jenis dan Sumber Data Dalam usaha untuk mendapatkan data-data yang benar sehingga tarcapai maksud dan tujuan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dari jenis data dengan cara sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan petugas perpustakaan, data primer dapat berupa: 1. Data Anggota 2. Data Katalog Buku 3. Data Peminjaman Buku 4. Data Pengembalian Buku b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat berupa catatan-catatan, laporan tertulis, dokumen-dokumen dan makalah-makalah, serta daftar pustaka. 3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini perlu adanya suatu metode tertentu yang akan digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara sebagai berikut: a. Studi Lapangan Yaitu data yang secara langsung dapat diperoleh dengan meninjau dan mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti melalui: 1. Wawancara (Interview) 48

49 Yaitu metode pengumpulan data yang mengadakan tanya jawab langsung dengan bagian perpustakaan. 2. Observasi (Observation) Yaitu pengumpulan data mulai dari proses pendataan anggota baru, pendataan buku sampai dengan transaksi peminjaman dan pengembalian buku. b. Studi Pustaka Yaitu penelitian dengan menggunakan dan mempelajari buku-buku maupun literature - literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sebagai landasan teori bagi penulis. 3.4 Metode Pengembangan Sistem Basis Data Metode yang digunakan dalam pengembangan system meliputi Analisa Sistem, desain Sistem, Seleksi system, dan implementasi system.metode pengembangan system basis data merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah didalam tahapan tersebut dalam pengembangannya. Tahapan-tahapan dari metode system basis data adalah: 1. Analisis Sistem (systems analysis) Merupakan analisa terhadap system lama yang meliputi; a. Analisa permasalahan system lama b. Analisa terhadap kekurangan system lama c. Identifikasi masalah d. Identifikasi sumber masalah e. Identifikasi kebutuhan informasi 2. Perencanaan Sistem (systems planning) Langkah-langkah yang diambil meliputi: a. Mencari alternative system yang diusulkan b. Identifikasi kebutuhan hardware dan software c. Pemilhan kelayakan system d. Analisa biaya dab manfaat 3. Desain Sistem (systems design) 49

50 a. DFD (Data Flow Dokument) Merupakan gambaran system secara logical, gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi file. b. Kamus Data (Data Dictionary) Merupakan gambaran dari seluruh atribut yang ada dan diambil secara langsung dari formulir atau slip yang ada pada proyek penelitian, misalnya kartu surat masuk dan keluar, lembar disposisi, buku klasifikasi dan lainnya. c. ERD (Entity Relationship Diagram) Merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara entitas-entitas yang ada dalam suatu system entitas tentang apa data itu berbicara. 4. Seleksi Sistem (systems selection) Tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut; a. Penyeleksian modul mana saja yang sesuai dengan tujuan b. Penyeleksian desain interface mana saja yang sesuai dan tidak 5. Implementasi Sistem (systems implementation) Tahap ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut; a. Program dan testing b. Training bagi user c. Uji coba 6. Perawatan Sistem (systems maintenance) a. Maintenance b. Back up data 3.5 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif merupakan serangkaian observasi dimana tiap observasi yang terdapat dalam sampel tergolong pada salah satu dari kelas-kelas yang ekslusif secara bersama-sama dan yang kemungkinan tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka. Data-data yang telah diperoleh diolah dengan cara merancang system secara terperinci agar diperoleh alternative pemecahan masalah, alat-alat yang digunakan, misalnya: 50

51 - DFD (Data Flow Diagram) Merupakan gambaran system secara logical, gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi file. - Kamus Data (Data Dictionary) Merupakan gambaran dari seluruh atribut yang ada dan diambil secara langsung dari formulir atau slip yang ada pada obyek penelitian, misalnya data sparepart, data supplier dan sebagainya. - ERD (Entity Relational Diagram) Meurpukan diagram yang menunjukkan hubungan antara entitas-entitas yang ada dalam suatu system entitas tentang apa data itu berbicara. 3.6 Implementasi Sistem a. Tahap-Tahap Implementasi Implementasi terdiri atas: 1. Tahap Pengembangan Pada tahap ini penulis mempergunakan bahasa pemrograman untuk implementasi dari logika system yang dirancang. 2. Tahap Evaluasi Untuk mengetahui adanya kesalahan pada logika yang dirancang maka penulis melakukan uji coba dan bila terjadi kesalahan dilakukan perbaikan. Tahap ini meliputi: a. Pemilihan dan penelitian perorangan b. Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras c. Pengetesan program d. Pengetesan system e. Konversi system b. Program dan Testing 1. Pemrograman Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh computer. Kode program yang akan ditulis oleh programmer harus berdasarkan dokumentasi yang disediakan oleh analis 51

52 system hasil dari desain secara rinci. Hasil program yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemakai system. 2 Testing program Sebelum program ditetapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahan.oleh karena itu program harus dites untuk menentukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasikan dalam bentuk tiga kesalahan, yaitu: a. Kesalahan bahasa (Language Error) Adalah kesalahan didalam penulisan source program yang tidak sesuai dengan yang telah diisyaratakan. b. Kesalahan Sewaktu Proses (Runtime Error) Kesalahan yang terjadi sewaktu executable program dijalankan. c. Kesalahan Logika (Logical Error) Kesalahan dari logika yang dibuat. c. Desain Menu Merupakan suatu tampilan program yang menampilkan menu utama dari suatu aplikasi yang diterapkan. System menu merupakan komunikasi awal antara pengguna atau user dengan computer. d. Desain Input Merupakan suatu tampilan yang menampilkan tampilan input yang berguna untuk memasukkan data yang diperlukan atau akan diproses kedalam suatu keluaran program yang menampilkan tampilan input yang berguna untuk memasukkan data yang diperlukan atau akan diproses kedalam suatu keluaran atau output yang dikehendaki. e. Desain Output Merupakan suatu tampilan dari hasil proses yang ada yaitu tampilan yang keluar baik ke layar monitor maupun ke printer sebagai media keluaran. f. Training Pada tahap implementasi perlu dilakukan pelatihan terhadap karyawan yang terkait dalam pelaksanaan system informasi pengolahan data persediaan. 52

53 g. Maintenance Setelah semua system terselesaikan, maka system membutuhkan perawatan supaya system dapat berjalan dengan baik dan dapat tersimpan lebih aman. Yang diperlukan untuk merawat system adalah: 1. Back up secara periodik Back up data ini dapat dilakukan dengan cara menyimpan ulang data pada disket atau CD. Data yang harus di backup misalnya data buku masuk, buku keluar, dan mungkin dapat dilakukan dalam satu bulan sekali. 2. Indeks ulang (posting) Indeks ulang itu dapat dilakukan dengan cara pengurutan data sesuai dengan yang diinginkan (urut nomer, alphabet, urut tanggal) 3. Updating Database Updating database dapat dilakukan jika dalam proses ini akan ditambah system baru, misalnya dalam system hanya Delete, Add, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan ditambah field yang berfungsi untuk pencarian. 4. Menghapus data yang sudah tidak terpakai Karena kapasitas computer terbatas, maka untuk data-data yang sudah tidak terpakai harus dibuang. 3.7 Metode Pengembangan Sistem Basis Data Bottom-Up Database adalah model dari model user terhadap aktifitas bisnis mereka. Oleh karena itu untuk membangun sebuah database yang efektif, tim pengembang harus mengerti sepenuhnya dari user.pendekatan ini berjalan sebaliknya, dimulai dari system tertentu. Tim pengembang kemudian akan mengumpulkan kebutuhan input dan output system berjalan, dengan menganalisa form dan report dari system manual dan melakukan wawancara dengan user untuk mengetahui apakah dibutuhkan report, form, queries atau kebutuhan baru lainnya. Jika system memiliki database maka tim akan menggunakan kabutuhan 53

54 untuk membuat model data dan kemudian dari model data tersebut akan dibuat desain dan implementasi database. Pendekatan bottom-up lebih cepat dan tidak terlalu beresiko, meskipun tidak menghasilkan system yang terbaik mampu menghasilkan system yang berguna secara cepat. Pendekatan bottom-up dimulai dengan rincian spesifik dan bergerak naik ke umum. Untuk memulai desain bottom-up, analis sistem akan memeriksa semua interface bahwa sistem telah, memeriksa laporan, layar, dan bentuk. Analis akan bekerja mundur melalui sistem untuk menentukan data apa yang harus disimpan dalam database. Dalam pendekatan bottom-up elemen dasar individual dari system yang pertama ditentukan dengan sangat rinci. Unsur-unsur ini kemudian dihubungkan bersama untuk membentuk subsistem yang lebih besar, yang kemudian pada gilirannya terkait, terkadang dalam berbagai tingkatan, sampai sistem tingkat atas lengkap terbentuk. Untuk memahami perbedaan antara pendekatan ini, mari kita pertimbangkan beberapa pekerjaan yang bottom-up di alam. Dalam analisis statistik, analis diajarkan untuk mengambil sampel dari suatu populasi kecil dan kemudian menyimpulkan hasil untuk populasi secara keseluruhan. Dapat disimpulkan bahwa entity-relationship modeling dan semantic object modeling dapat digunakan pada pendataan bottom-up dan top-down. Pendekatan entity-relationship modeling lebih efektif dengan pengembangan topdown, pendekatan semantic object lebih efektif untuk pengembangan bottom-up. Perbedaan antara permodelan data entity-relationship modeling dan semantic object modeling yang pada akhirnya menghasilkan database design. 54

55 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Secara Umum Perancangan Sistem Secara Umum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu identifikasi system, dimana sistem yang diidentifikasi adalah sistem perpustakaan pada SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, sedangkan data yang diidentifikasi meliputi: Narasi Sistem dan Flow Of Document Narasi Sistem adalah gambaran sistem yang berjalan saat ini. A. Narasi Pendaftaran Baru Siswa ke Perpustakaan Sekolah 1.Siswa memberikan Kartu Pelajar ke Petugas. Perpustakaan Sekolah, Petugas Perpustakaan kemudian mencatat data siswa dan Daftar Anggoota 2.Kartu siswa kemudian diserahkan ke siswa dan Daftar Anggota oleh Petugas Perpustakaan kemudian akan digunakan untuk membuat Laporan Daftar Anggota yang akan diserahkan Kepala Perpustakaan. B. Narasi Peminjaman Buku 1.Siswa memberikan Kartu Perpustakaan Siswa ke Petugas Perpustakaan 2.Kemudian Petugas Perpustakaan mencatat peminjaman buku dan membuat daftar Peminjaman Buku rangkap dua. 3.Daftar Peminjaman Buku rangkap pertama akan digunakan untuk membuat Laporan Peminjaman yang akan diserahkan Kepala Perpustakaan dan rangkap satunya lagi diarsip oleh siswa. C. Narasi Pengembalian Buku 1. Siswa menyerahkan Daftar Peminjaman buku dan Kartu 55

56 Perpustakaan untuk dicek tanggal peminjaman buku, sehingga dihasilkan bukti pengembalian buku rangkap dua. 2. Bukti Pengembalian Buku lembar pertama diserahkan kesiswa dan Bukti Pengembalian Buku lembar kedua akan digunakan untuk membuat Laporan Pengembalian yang akan diserahkan kepada Kepala Perpustakaan. D. Narasi Pengadaan Buku 1. Gudang membuat surat pesanan rangkap dua yang akan diserahkan kepada kepala perpustakaan untuk di acc kemudian oleh gudang diserahkan kepada supplier. 2. Supplier membuat order dan bukti order dan menghasilkan nota penerimaan. Kemudian nota penerimaan diserahkan kegudang untuk di acc. 56

57 Flow Of Doument Flow Of Doument Pendaftaran Siswa ke Perpustakaan Sekolah Siswa Petugas Perpustakaan Kepala Perpustakaan KARTU PELAJAR KARTU PELAJAR B A CATAT DATA SISWA LAPORAN DAFTAR ANGGOTA KARTU PELAJAR KARTU PERPUSTAKAAN SISWA KARTU PELAJAR KARTU PERPUSTAK AAN SISWA N N DAFTAR AGGOTA A BUAT LAP DAFTAR ANGGOTA DAFTAR ANGGOTA LAP DAFTAR ANGGOTA B N Gambar 4.1 : Flow Of Document Pendaftaran Anggota Perpustakaan 57

58 Flow Of Document Peminjaman Buku Siswa Petugas Perpustakaan Kepala Perpustakaan KARTU PERPUSTAKA AN SISWA KARTU PERPUSTAKA AN SISWA B A CATAT PEMINJAMAN BUKU LAP PEMINJAMAN KARTU PERPUSTAKA AN SISWA DAFTAR 2 PEMINJAMAN BUKU KARTU PERPUSTAKA AN SISWA DAFTAR 2 PEMINJAMAN BUKU N N DAFTAR 1 PEMINJAMAN BUKU A BUAT LAP PEMINJAMAN DAFTAR 1 LAP PEMINJAMAN B N Gambar 4.2 : Flow Of Document Peminjaman Buku Perpustakaan 58

59 Flow Of Document Pengembalian Buku Siswa Petugas Perpustakaan Kepala Perpustakaan KARTU PERPUSTAKA AN SISWA A C DAFTAR PINJAM BUKU A KARTU PERPUSTAKA AN SISWA DAFTAR PEMINJAMAN BUKU LAP PENGEMBALI AN B KARTU PERPUSTAKA AN SISWA CEK TGL PINJAM BUKU N BUKTI PENGEMBALI AN BUKU DAFTAR PEMINJAMAN KARTU PERPUSTAKA AN SISWA N BUKTI 1 PENGEMBALI AN N BUKTI 2 PENGEMBALI AN BUKU B BUAT LAP PENGEMBA LIAN BUKTI 2 PENGEMBALI AN LAP PENGEMBALI AN N C Gambar 4.3 : Flow Of Document Pengembalian Buku Perpustakaan 59

60 Flow Of Document Pengadaan Buku Gudang Kepala Perpustakaan Supplier SURAT PESANAN 1 SURAT PESANAN 1 B SURAT PESANAN 2 SURAT PESANAN 2 SURAT PESANAN 2 ACC A ACC SURAT PESANAN BUAT ORDER DAN BUKTI ORDER SURAT PESANAN 1 ACC SURAT PESNAN 2 ACC SURAT PESANAN 2 ACC SURAT PESANAN 1 ACC SURAT PESANAN 2 ACC NOTA PENERIMAAN N B A N C C NOTA PENERIMAAN N Gambar 4.4 : Flow Of Document Pengadaan Buku Perpustakaan 60

61 4.1.2 Identifikasi Sistem, Data dan Informasi A. Identifikasi Sistem Sistem yang diidentifikasi adalah sistem Perpustakaan pada SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. B. Identifikasi Data dan Informasi Data yang diidentifikasikan meliputi: 1. Data Anggota 2. Data Buku 3. Data Pinjam 4. Data Pengembalian 5. Kartu Anggota 6. Form Permintaan Buku 7. Kuitansi Pembayaran Informasi yang dihasilkan meliputi: 1. Laporan Anggota 2. Laporan Buku 3. Laporan Peminjaman 4. Laporan Pengembalian 5. Laporan Denda 6. Kartu Anggota 7. Laporan Pengadaan Buku 8. Laporan Buku Rusak C. Identifikasi Sumber Data dan Tujuan Informasi Sumber Data berasal dari: 1. Anggota 2. Pemasok Tujuan informasi meliputi: 1. Kepala Perpustakaan 2. Kepala Sekolah 3. Anggota 61

62 Sumber data berasal dari anggota dan pemasok, sedangkan tujuan kepada kepala perpustakaan dan kepala sekolah. Pada masing-masing konteks diagram dan data flow diagram terdiri dari entitas yaitu obyek yang memberikan data dan memerima informasi dari sistem, selain itu juga terdiri dari table yang berfungsi untuk menyimpan seluruh data yang telah diolah. Dekomposisi Sistem Sistem Informasi Perpustakaan Top level Level 0 1 Inventarisasi 2 Sirkulasi 3 Laporan Level Penda taan Angg ota 1.2 Penda taan Buku Rusak 1.3 Cet Katal og 1.4 Pendata an Buku 2.1 Pemin jaman Buku 2.2 Penge mbali an Buku 2.3 Perhit ungan Denda 3.1 Lap. Angg ota 3.2 Lap. Buku 3.3 Lap. Pemin jaman 3.4 Lap. Penge mbali an 3.5 Lap. Denda 3.6 Kartu Angg ota 3.7 Lap. Pengad aan Buku 3.8 Lap Buku Rusak Gambar 4.5 : Dekomposisi Sistem Perpustakaan 62

63 4.1.3 Context Diagram Context Diagram merupakan diagram yang menggambarkan hubungan entitas dengan system, berikut konteks diagram system perpustakaan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Kepala Sekolah Lap. Pengadaan Buku Lap. Peminjaman Data Anggota Lap. Buku Rusak Anggota Kartu Anggota Data Pinjam Data Pengembalian Lap. Denda 0 Sistem Informasi Perpustakaan Lap. Anggota Lap. Peminjaman Lap. Pengembalian Kepala Perpustakaan Data Data Kuitansi Buku Supplier Pembayaran Supplier Gambar 4.6: Context Diagram Identifikasi Proses (Event List) Identifikasi proses dimaksudkan untuk menjelaskan secara lebih detail atau lebih rinci mengenai hubungan antara system dengan entitas internal (internal entity) dan entitas eksternal (external entity) maupun hubungan antar entitas. Berdasarkan konteks diagram pada gambar 4.1, maka dapat diidentifikasikan proses-proses sebagai berikut; 63

64 1. Proses Inventarisasi - Pendataan Buku Baru - Pendataan Buku Rusak - Katalog - Pendataan Buku di Gudang 2. Proses Sirkulasi - Peminjaman - Pengembalian - Perhitungan Denda 3 Proses Laporan - Laporan Anggota - Laporan Buku - Laporan Peminjaman - Laporan Pengembalian - Laporan Denda - Kartu Anggota - Laporan Pengadaan Buku - Laporan Buku Rusak 64

65 A. DFD Level 0 Data Anggota Anggota Anggota Katalog Katalog Anggota Supplier Data Buku Data Supplier 1 Inventar isasi Pengadaan Supplier Kuitansi Pembayaran Buku Supplier Buku Pengadaan Kembali Kembali Kembali Pinjam 2 Proses Sirkulas i Anggota Data Pinjam Kartu Anggota Data Pengembalian Pinjam Anggota Pinjam Anggota Kepala Sekolah Kartu Anggota Buku Buku Lap.Denda Lap. Peminjaman Lap Denda Lap. PengadaanBuku Lap Anggota Lap. BukuRusak Supplier 3 Laporan Lap. Peminjaman Lap. Pengembalian Kepala Perpustakaan Pengadaan Gambar 4.7 : DFD Level 0 65

66 A. DFD Level 1 Proses 1 Anggota Data Anggota 1.1 Pendataan Anggota Anggota Anggota Buku 1.2 Lap. Buku Rusak Lap. Buku Rusak Kepala Perpustakaan Buku 1.3 Cetak Katalog Buku Buku 1.4 Pendataan Buku Pendataan Buku Gambar 4.8: DFD Level 1 Proses 1 66

67 C. DFD Level 1 Proses 3 Anggota Kartu Anggota Data Pinjam 2.1 Peminjama nbuku Anggota Buku Anggota Pinjam Pinjam Pinjam KartuAnggota KartuAnggota Data Pengembalian 2.2 Pengembalia nbuku Buku Buku Kembali Anggota Kembali Anggota Kembali Anggota Data Denda 2.3 Perhitungan Denda Buku Gambar4.9 : DFD Level 1 Proses 3 67

68 D. DFD Level 1 Proses Lap. Anggot a Anggota Anggota Lap.Anggota Kepala Perpustakaa n 3.2 Lap. Buku Buku Buku Lap.Buku Kepala Sekolah 3.3 Lap. Pinjam Pinjam Peminja man Anggota Anggota Lap. Peminjaman Buku Pinjam Lap. Peminjaman Buku Buku Anggota Anggota Buku Lap. Pengembalian Pinjam 3.4 Lap. Pengemb alian 3.5 Lap. Denda Kembali Kembali Anggota Kembali Lap. Denda Lap.Denda Anggota 3.6 Cetak Kartu Anggota Anggota Lap.Pengadaan Buku Supplier Pengadaan Pengadaan 3.7 Lap. Pengadaa n Buku Supplier Buku Buku 3.8 Lap.Buk u Rusak Buku LapBuku Rusak Gambar4.10 : DFD Level 1 Proses 4 68

69 4.2 Perancangan Basis Data Secara Rinci Entity Relationship Diagram (ERD) NOANG ALAMAT NAMA KELAS TGL_DAFT NO ANG NO PINJ KD BK KD BK JUDUL BUKU JNS BUKU Anggota m Peminj aman m Buku Jml_Buku BTS_WAKTU TGL_HKEMB TGL_PINJ Pengarang Penerbit TH Terbit Stok mm NOKMBL NOANG KD BK Pengem balian NO_PINJ DENDA m JML_BUKU TGL_KMBL NM SUPP TGLTRANS NOTRANS KD SUPP ALM SUPP Supplier m KD BK Pengada an KOTA TELP Gambar4.11 : ERD KD SUPP QTY 69

70 Pembahasan ERD: Penjelasan: 1. Anggota melakukan transaksi dalam hal ini peminjaman dan pengembalian atas beberapa atau banyak buku. 2. Setiap entitas yang saling berhubungan dapat menghasilkan table yaitu table Anggota, table Buku, table Supplier. 3. Bentuk hubungan yang dihasilkan adalah many to many sehingga pada implementasi ketabel menghasilkan table anggota, table buku dan table pinjam, table kembali dengan susunan sebagai berikut: Tabel Anggota NO_ANG NAMA ALAMAT KELAS TGL_DAFT Tabel Buku KD_BK JUDUL PENERBIT PENGARANG TH_TERBIT JNS_BUKU STOK Tabel Pinjam NO_PINJ TGL_PINJ NO_ANG KD_BK TGL_HKMB JML_BUKU BTS_WAKTU Tabel Kembali NO_KMBL NO_PINJ NO_ANG KD_MK TGL_KEMB DENDA JML_BUKU Tabel Supplier KD_SUPP NM_SUPP ALM_SUPP KOTA TELP Tabel Pengadaan NO_TRANS TGL_TRANS KD_SUPP KD_MK QTY 70

71 4.2.2 Uji Normalisasi A. Tabel Anggota NO_ANGG NAMA ALAMAT KELAS TGL_DAFT Tabel Anggota memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan fieldfieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi kriteria untuk 1NF dan atibut bukan kunci harus bergantug secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Tabel Anggota memenuhi 2NF (Secong Normal Form) Tabel Anggota : No_Angg, Nama, Alamat, Kelas, Tgl_Daft No_Ang Nama, Alamat, Kelas, Tgl_Daft Tabel Anggota memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Anggota, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nama, Alamat, Kelas, Tgl_Daft) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (No_Ang) secara utuh. Tabel Anggota memenuhi 3NF (Third Normal Form) - Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua - Setiap atribut kunci tidak bergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Table Anggota : No_Ang, Nama, Alamat, Kelas, Tgl_Daft Ketergantungan table diatas adalah: No_Ang Nama, Alamat, Kelas, Tgl_Daft Nama Alamat, Kelas, Tgl_Daft Alamat Kelas, Tgl_Daft, Nama Kelas Tgl_Daft, Nama, Alamat Tgl_Daft Nama, Alamat, Kelas Table Anggota memenuhi 3NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. 71

72 B. Table Buku KD_BK JUDUL PENERBIT PENGARANG TH_TERBIT JNS_BUKU STOK Tabel Buku memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan fielfieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci filed harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Table Buku memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Table Buku : Kd_Bk, Judul, Penerbit, Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok Kd_Bk Judul, Penerbit, Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok Table Buku memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Buku, semua atribut yang tidak ternasuk dalam key primer (Judul, Penerbit, Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok) memepunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (Kd_Bk) secara utuh. Table Buku memenuhi 3NF (Third Normal Form) - Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua. - Setiap atribut kunci tidak bergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Table Buku : Kd_Bk, Judul, Penerbit, Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok Ketergantunan table diatas adalah: Kd_Bk Judul, Penerbit, Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok Judul Penerbit, Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok Penerbit Pengarang, Th_Terbit, Jns_Buku, Stok, Judul Pengarang Th_Terbit, Jns_Buku, Stok, Judul, Penerbit Th_Terbit Jns_Buku, Stok, Judul, Penerbit, PengaraTh_Terbit Jns_Buku Stok, Judul, Penerbit, Pengarang, Th_Terbit Stok Judul, Penerbit, Pengarang, Jns_Buku 72

73 Table Buku memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kuci utama saling tergantung secara fungsional. C. Table Pinjam NO_PINJ NO_ANG TGL_PINJ TGL_HKEMB BTS_WAKTU Tabel Pinjam memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan fieldfieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atibut lain yang menjadi anggotanya. Table Pinjam memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Table : No_Pinj, No_Ang, Tgl_Pinj, Kd_Bk, Tgl_Hkemb, Jml_Buku, Bts_Waktu Kemudian Tabel Pinjam dipecah menjadi dua table yaitu table pinjam dan table detail pinjam. Table Detail Pinjam NO_PINJ KD_BK JML_BUKU Sehingga ketergantungan fungsionalnya menjadi: Table Pinjam: No_Pinj, No_Ang, Tgl_Pinj, Tgl_Hkemb, Bts_Waktu Table Detail Pinjam: No_Pinj, Kd_Bk, Jml_Buku Table Pinjam memenuhi 3 NF (Third Normal Form) - Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua - Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kuci yang lain. Ketergantungan table diatas adalah: No_Pinj, No_Ang Tgl_Pinj, Tgl_Hkemb, Bts_Waktu Tgl_Pinj Tgl_Hkemb, Bts_Watu 73

74 Th_Hkemb Bts_Waktu, Tgl_Pinj Bts_Waktu Tgl_Pinj, Tgl_Hkemb Table Pinjam memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. Table Detail Pinjam No_Pinj, Kd_Bk Jml_Buku Karena pada table detail pinjam atribut bukan kunci hanya satu atribut maka tidak ada ketergantungan transitif, sehingga memenuhi 3 NF. D. Table Kembali NO_KMBL NO_PINJ NO_ANG TGL_KEMB Tabel Kembali memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Kemudian Tabel Kembali dipecah menjadi dua table yaitu table kembali dan table detail kembali. NO_KMBL KD_BK JML_BUKU DENDA Sehingga ketergantunan fungsionalnya menjadi: Table Kembali No_Kmbl, No_Ang, No_Pinj Tgl_Kemb Table Detail Kembali: No_Kmbl, Kd_Bk Jml_Buku, Denda Table Kembali memenuhi 3NF (Third Normal Form) - Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua - Setiap atribut kunci tidak bergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Table Kembali : No_Kmbl, No_Pinj, No_Ang, Kd_Bk, Tgl_Kemb, Denda, Jml_Buku Ketergantungan table diatas adalah: 74

75 Table Kembali No_Kmbl, No_Ang, No_Pinj Tgl_Kemb Karena pada table kembali atribut bukan kunci hanya satu atribut maka tidak ada ketergantungan transitif, sehingga memenuhi 3NF. Table Detail Kembali No_Kmbl, Kd_Bk Jml_Buku, Denda Jml_Buku Denda Denda Jml_Buku Table Kembali memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. E. Table Supplier KD_SUPP NM_SUPP ALM_SUPP KOTA TELP Tabel Supplier memenuhi 1NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi kriteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atrubut lain yang menjadi anggotanya. Table Supplir memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Table Supplier : Kd_Supp, Nm_Supp, Alm_Supp, Kota, Telp Kd_Supp Nm_Supp, Alm_Supp, Kota, Telp Table Supplier memenuhi normal II (2NF) karena pada table Supplier semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nm_Supp, Alm_Supp, Kots, Telp) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (Kd_Supp) secara utuh. Table Suplier memenuhi 3NF (Third Normal Form) - Memenuhi ayarat atau berada dalam normal kedua - Setiap atribut kunci tidak bergantung secara fungsional kepada atibut bukan kunci yang lain. 75

76 Table Supplier : Kd_Supp, Nm_Supp, Alm_Supp, Kota, Telp Ketergantungan table diatas adalah: Kd_Supp Nm_Supp, Alm_Supp, Kota, Telp Nm_Supp Alm_Supp, Kota, Telp Alm_Supp Kota, Telp, Nm_Supp Kota Telp, Nm_Supp, Alm_Supp Telp Nm_Supp, Alm_Supp, Kota Table Supplier memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. F. Table Pengadaan NO_TRANS TGL_TRANS KD_SUPP KD_BK QTY Tabel Pengadaan memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Table Pengadaan memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Table Pengadaan : No_Trans, Tgl_Trans, Kd_Supp, Kd_Bk No_Trans Tgl_Trans, Kd_Supp, Kd_Bk Table pengadaan memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Pengadaan, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (No_Trans, Tgl_Trans, Kd_Supp, Kd_Bk) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (No_Trans) secara utuh. Table Pengadaan memenuhi 3NF (Third Normal Form) - Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua - Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Table Pengadaan : No_Trans, Tgl_Trans, Kd_Supp, Kd_Bk 76

77 Ketergantungan table diatas adalah: No_Trans Tgl_Trans, Kd_Supp, Kd_Bk, Qty Tgl_Trans Kd_Supp, Kd_Bk, Qty Kd_Supp Kd_Bk, Qty, Tgl_Trans Kd_Bk Qty, Tgl_Trans, Kd_Supp Qty Tgl_Trans, Kd_Supp, Kd_Bk Table Pengadaan memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. 77

78 4.2.3 Tabel Relasional PINJAM DETAIL PINJAM * NO_PINJ * NO_PINJ ANGGOTA * NO_ANG NAMA ALAMAT KELAS TGL_DAFT TGL_PINJ TGL_HKEMB BTS_WAKTU ** NO_ANG * KD_BK JML_BUKU BUKU * KD_BUKU JUDUL PENGARANG PENERBIT JNS_BUKU TH_TERBIT STOK KEMBALI DETAIL KEMBALI * NO_KMBL * NO_KMBL ** NO_ANG ** KD_BK ** NO_PINJ JML_BUKU TGL_KEMB DENDA SUPPLIER PENGADAAN * KD_SUPP NM_SUPP ALM_SUPP KOTA TELP ** KD_SUPP NM_SUPP ** KD_BK * NO_TRANS TGL_TRANS Gambar 4.12 : Tabel Relasional Kamus Data (Data Dictionary) 1. Data Anggota Anggota=No_Ang+Nama+Alamat+Kelas+Tgl_Daft No_Ang : 9 {character}9 Nama : 1 {character} 25 Alamat : 1 {character} 30 78

79 Kelas : 1 {character} 7 Tgl_Daft : **{date}** 2. Data Buku Buku=Kd_Bk+Judul+Penerbit+Pengarang+Th_Terbit+Jns_Buku+Stok Kd_Bk :6{character}6 Judul :1{character}30 Penerbit :1{character}25 Pengarang :1{character}25 Th_Terbit :1{character}4 Jns_Buku :1{character}15 Stok :1{character}5 3. Data Pinjam Pinjam=No_Pinjm+Tgl_Pinj+No_Ang+Tgl_Hkemb+Kd_Bk+Jml_Buku+Bts _Waktu No_Pinj :6{character}6 Tgl_Pinj :**{date}** No_Ang :9{character}9 Tgl_Hkemb :**{date}** Kd_Bk :6{character}6 Jml_Buku :1{integer}5 Bts_Waktu :1{integer}6 4. Data Kembali Kembali=No_Kmbl+No_Pinj+No_Ang+Kd_Bk+Tgl_Kemb+Denda+Jml_Bu ku No_Kmbl :6{character}6 No_Pinj :6{character}6 No_Ang :9{character}9 Tgl_Kemb :**{date}** Kd_Bk :6{character}6 Denda :1{integer}5 Jns_Pinj :1{integer}1 79

80 Jml_Buku :1{integer}5 5. Data Supplier Supplier : Kd_Supp+Nm_Supp+Alm_Supp+Kota+Telp Kd_Supp :6{character}6 Nm_Supp :1{character}20 Alm_Supp :1{character}25 Kota :1{character}15 Telp :1{character}15 6. Data Pengadaan Pengadaan : No_Trans+Tgl_Trans+Kd_Supp+Kd_Bk No_Trans :6{character}6 Tgl_Trans :**{date}** Kd_Supp :6{character}6 Kd_Bk :6{character} Data Base File A. File Anggota Nama File : Anggota.DBF Key Field : No_Ang Nama Index : No_Ang.cdx Type File : Master Fungsi : Mencatat Data Angota NO NAMA FIELD TYPE WIDTH DEC KETERANGAN 1 NO_ANG C 9 - Nomor Anggota 2 NAMA C 25 - Nama 3 ALAMAT C 30 - Alamat 4 KELAS C 7 - Kelas 5 TGL_DAFT D 8 - Tanggal Daftar Tabel 4.1 : Tabel Anggota DBF B. File Buku Nama File : Buku.DBF Key Field : Kd_Bk 80

81 Nama : Kd_Bk.cdx Type File : Master Fungsi : Mencatat Data Buku NO NAMA FIELD TYPE WIDTH DEC KETERANGAN KD_BK JUDUL PENGARANG PENERBIT TH_TERBIT JNS_BUKU STOK C C C C D C I Kode Buku Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun Terbit Jenis Buku Stok Table 4.2 : Tabel Buku.DBF C. File Pinjam Nama File : Pinjam.DBF Key Field : No_Pinj Nama Index : No_Pinj.cdx Type File : Transaksi Fungsi : Mencatat Data Transaksi NO NAMA FIELD TYPE WIDTH DEC KETERANGAN NO_PINJ TGL_PINJ NO_ANG KD_BK TGL_HKEMB JML_BUKU BTS_WAKTU C D C C D I I Nomer Pinjam Tanggal Pinjam Nomer Anggota Kode Buku Tanggal Kembali Jumlah Buku Batas Waktu Table 4.3 : Tabel Pinjam.DBF D. File Kembali Nama File : Kembali.DBF Key Field : No_Kmbl 81

82 Nama Index : No_Kmbl.cdx Type File : Transaksi Fungsi : Mencatat Data Transaksi NO NAMA FIELD TYPE WIDTH DEC KETERANGAN NO_KMBL NO_PINJ NO_ANG KD_BK TGL_KEMB DENDA JML_BUKU C C C C D I I Nomer Kembali Nomer Pinjam Nomer Anggota Kode Buku Tanggal Kembali Denda Jumlah Buku Tabel 4.3 : Tabel Kembali.DBF E. File Supplier Nama File : Supplier.DBF Key Field : Kd_Supp Nama Index : Kd_Supp.cdx Type File : Master Fungsi : Mencatat Data Supplier NO NAMA FIELD TYPE WIDTH DEC KETERANGAN KD_SUPP NM_SUPP ALM_SUPP KOTA TELP C C C C C Kode Supplier Nama Supplier Alamat Supplier Kota Telepon Tabel 4.4 : Tabel Supplier.DBF F. File Pengadaan Key Field : No_Trans Nama Index : No_Trans.cdx Type File : Transaksi Fungsi : Mencatat Data Pengadaan Buku 82

83 NO NAMA FIELD TYPE WIDTH DEC KETERANGAN NO_TRANS TGL_TRANS KD_SUPP KD_BK C D C C Nomer Transaksi Tanggal Transaksi Kode Supplier Kode Buku Tabel 4.5 : Tabel Pengadaan.DBF Desain Input Output Desain Input a. Input Data Anggota Input Data Anggota No Ang = A-999 Nama = XXXX Alamat = XXXX Kelas = XXXX Tgl_Daft = SAVE RESET Gambar 4.13: Desain Input Data Anggota b. Input Data Buku Input Data Buku Kd Bk = B-999 Judul = XXXXX Pengarang = XXXXX Penerbit = XXXXX Th Terbit = 9999 Jns Buku = XXXX Stok = 9999 SAVE RESET Gambar 4.14 : Desain Input Data Buku 83

84 c. Input Data Supplier Input Data Supplier Kd Supp = S-999 Nm Supp = XXXXX Alm Supp = XXXXX Kota = XXXXX No Telp = 9999 SAVE RESET Gambar 4.15 : Desain Input Data Supplier d. Input Data Transaksi Pinjam Input Transaksi Pinjam No Pinj = P-999 Tgl Pinj = No Ang = A-999 Tgl Hkemb = Kd Bk = B-999 Judul = XXXXXX Jml Buku = XXX SAVE RESET Gambar 4.16 : Desain Input Transaksi Pinjam 84

85 e. Input Data Transaksi Kembali Data Transaksi Kembali No Kmbl = K-999 No Pinj = P-999 No Ang = A-999 Kd Bk = B-999 Judul = XXXXX Tgl Kemb = Denda = 999 Jml Buku = 999 SAVE RESET Gambar 4.17 : Desain Input Transaksi Kembali f. Transaksi Pengadaan Buku Input Transaksi Pengadaan Buku Kd Trans = T-999 Tgl Trans = Kd Supp = S-999 Kd Bk = B-999 Judul = XXXXX Qty = 9999 SAVE RESET Gambar 4.18 : Desain Input Transaksi Pengadaan Buku 85

86 Desain Output / Laporan a. Laporan Data Anggota LAPORAN DATA ANGGOTA Tgl Cetak=99/99/9999 Hal: 1 No Anggota Nama Alamat Kelas Tgl Daftar A-9999 XXXX XXXX YY A-1111 XXXX XXXX YY Gambar 4.19 : Laporan Data Anggota b. Laporan Data Buku LAPORAN DATA BUKU Tgl Cetak= 99/99/9999 Hal: 1 Kode Buku Judul Pengarang Penerbit Thn Terbit Jns Buku Stok B-999 XXX XXX XXX 9999 XXX 99 B-111 XXX XXX XXX 9999 XXX 99 Gambar : Laporan Data Buku c. Laporan Data Supplier LAPORAN DATA SUPPLIER Tgl Cetak= 99/99/9999 Hal: 1 Kode Supplier Nama Supplier Alamat Supplier Kota Telepon S-999 XXXX XXX XX XXX S-999 XXXX XXX XX XXX Gambar 4.21 : Laporan Data Supplier 86

87 d. Laporan Transaksi Peminjaman LAPORAN TRANSAKSI PEMINJAMAN Tgl Cetak= 99/99/9999 Periode Pinjam : 01/09/2011 s/d 31/09/2011 Hal. 1 No No Pinjam Tgl Pinjam No Angg Nm Angg Kd Buku 99 P A-999 XXXX B P A-999 XXXX B-999 Nama Buku Batas Waktu Jml Buku XXXX XXXX Gambar 4.22 : Laporan Peminjaman e. Laporan Transaksi Pengembalian LAPORAN TRANSAKSI PENGEMBALIAN Tgl Cetak=99/99/9999 Periode Kembali : 01/10/2011 s/d 31/10/2011 Hal. 1 No No Kembali No Pinjam No Anggota Nama Anggota Kode Buku 9 K-9999 P-9999 A-9999 XXXX B K-9999 P-9999 A-9999 XXXX B-999 Nama Buku Tgl Kembali Denda Jumlah Buku XXXX XXXX Gambar 4.23 : Laporan Pengembalian f. Laporan Kartu Anggota LAPORAN KARTU ANGGOTA Tgl.Cetak=99/99/9999 Hal: 1 No Anggota Nama Anggota Kelas A-000 XXXXX XX A-000 XXXXX XX Gambar 4.24 : Laporan Kartu Anggota 87

88 g. Laporan Denda LAPORAN DENDA Tgl Cetak=99/99/9999 Hal: 1 No Anggota Nama Anggota Alamat Kelas Denda A-999 XXXXX XXX XX 999 A-999 XXXXX XXX XX 999 Total 999 Gambar 4.25 : Laporan Denda h. Laporan Pengadaan Buku LAPORAN PENGADAAN BUKU Tgl Cetak=99/99/9999 Periode : 01/11/2011 s/d 30/11/2011 Hal. 1 No No Trans Tgl Trans Kd Supp Nm Supp Kd Buku 99 T S-999 XXXX B T S-999 XXXX B-999 Nama Buku Jenis Buku QTY XXXXX XXX 9999 XXXXX XXX 999 Gambar 4.26 : Laporan Pengadaan Buku i. Laporan Buku Rusak LAPORAN BUKU RUSAK Tgl Cetak=99/99/9999 Hal: 1 Kode Buku Nama Buku Jenis Buku Stok Rusak B-999 XXXX XXXX B-999 XXXX XXXX Gambar 4.27 : Laporan Buku Rusak 88

89 4.2.7 Implementasi Database Desain MySql 1. Membuat Tabel Anggota 2. Membuat Tabel Buku 3. Membuat Tabel Pinjaman 89

90 4. Membuat Tabel Kembali 5. Menginput Data Anggota 6. Menginput Data Buku 7. Menginput Transaksi Pinjam 90

91 8. Menginput Transaksi Kembali 9. Query Laporan Anggota 10. Query Laporan Buku 11. Query Laporan Peminjaman 91

92 12. Query Laporan Pengembalian 13. Query Laporan Denda 14. Query Laporan Kartu Anggota 92

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi merupakan komponen atau perangkat lunak pendukung sistem operasi yang bisa digunakan untuk keperluan membantu kerja manusia sehari-hari seperti pengolahan

Lebih terperinci

Contoh SQL Constraint

Contoh SQL Constraint Contoh SQL Constraint Anda dapat menggunakan constraint untuk membatasi tipe data yang disimpan ke dalam tabel. Constraint dapat digunakan pada saat pertama kali membuat table dengan statement CREATE TABLE

Lebih terperinci

Contoh SQL Constraint

Contoh SQL Constraint Contoh SQL Constraint Anda dapat menggunakan constraint untuk membatasi tipe data yang disimpan ke dalam tabel. Constraint dapat digunakan pada saat pertama kali membuat table dengan statement CREATE TABLE

Lebih terperinci

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan.

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan. PENGENALAN MySQL Riana Sepriyanti riana0592@yahoo.com Abstrak MySQL merupakan software database open source yang paling populer di dunia, dimana saat ini digunakan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. MYSQL MySQL merupakan sistem basis dataopen source paling populer. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (Relational Database Management

Lebih terperinci

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL Agustina Purwatiningsih., S.Kom 1 Pendahuluan Seperti yang dijelaskan pada pertemuan pertama, web dinamis merupakan web yang di desain agar konten yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan sistem informasi database pengajuan barang berbasis web. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Basis Data 2.1.1 Arti Penting Basis Data File data yang dapat menghasilkan informasi merupakan Sumberdaya bagi perusahaan / organisasi, maka perlu dikelola dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Basis Data 2.1.1 Arti Penting Basis Data File data yang dapat menghasilkan informasi merupakan Sumberdaya bagi perusahaan / organisasi, maka perlu dikelola dengan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL PENGERTIAN PHP DAN MYSQL Adis Lena Kusuma Ratna Adis.lena12@gmail.com Abstrak PHP sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, yang merupakan sebuah bahasa scripting tingkat tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Indrajani, 2015), dalam penelitian yang berjudul Perancangan Sistem Basis Data pada Klinik, merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan merancang

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Pada penulisan tugas akhir penulis meninjau dua produk yang ada di playstore yaitu Harga HP dan Harga Handphone. Penulis meninjau dua produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DATABASE MySQL

PENGERTIAN DATABASE MySQL PENGERTIAN DATABASE MySQL RAHMAT AMIN Rahmat.amin@raharja.info Abstrak Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA

IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA DOSEN MATAKULIAH SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Dr. KHAMAMI HERUSUSANTO DISUSUN

Lebih terperinci

Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel

Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel 1.1 Tujuan a. Mahasiswa dapat mengenal mysql b. Mahasiswa dapat membuat sebuah tabel dan strukturnya 1.2 Materi a. mysql b. Struktur dan Tabel 1.3 Alat dan Bahan a.

Lebih terperinci

INTERNET PROGRAMMING DATABASE

INTERNET PROGRAMMING DATABASE INTERNET PROGRAMMING DATABASE Muhmmad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. zenhadi@eepis-its.edu POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

DESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS

DESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce DESAIN DATABASE Pertemuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Metode MVC sudah banyak diterapkan dan digunakan dalam aplikasi yang mendukung sistem, salah satu diantaranya adalah Perancangan dan Implementasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Defenisi Pangkalan Data Pangkalan data atau Database merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Pengantar Mysql. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Pengantar Mysql. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Pengantar Mysql Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Apa itu MySQL? Mysql adalah RDBMS yang didistribusikan secara gratis mulai 1996 dibawah lisensi GPL (General Public License) namun dikembangkan

Lebih terperinci

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE No Nama aplikasi data base Kekurangan kelebihan 1 ORACLE Merupakan software DMBS yang paling mahal, paling rumit, dan paling sulit untuk dipelajari. Membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah,

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Informasi semakin pesat sejak munculnya teknologi internet yang sangat membantu dalam kemudahan kecepatan pengiriman, penyampaian dan penerimaan informasi.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait yang beroperasi bersama-sama untuk memudahan aliran informasi untuk mencapai suatu sasaran atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA 1 BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA 1.1. Basis Data Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua pengertian tersebut adalah sebagai berikut : Basis

Lebih terperinci

DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI C H A P T E R 6 DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Arif Basofi PENS 2015 Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya database dalam pembangunan sistem informasi 2. Mengenal sistem pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Yakina Art Shop yang beralamat di Jl. Raya Pasekon No.47 Cipanas Cianjur, Jawa Barat. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom

MEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom MEMAHAMI KONSEP DATABASE Oleh : Yuhefizar, S.Kom Database Management System(DBMS) merupakan paket program (Software) yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan, pengeditan, penghapusan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. markas / tempat berkumpul

Lebih terperinci

DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG Erlyana Nurul Huda 1) 1) Jurusan Sistem Informasi UDINUS, Semarang 60111, email: hudaerlyana@gmail.com

Lebih terperinci

Database. Pertemuan ke-1

Database. Pertemuan ke-1 Database Pertemuan ke-1 Definisi Basis Data (1) BASIS DATA?? Definisi Basis Data (1) DATA?? Informasi?? BECA NINA 769819 Nina dengan NPM 769819 Tertabrak BECA Informasi BECA 769819 NINA Data Definisi Basis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada

Lebih terperinci

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6.1 Pengertian Basis Data Hampir disemua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah organisasi atau perusahaan senantiasa berhubungan dengan basisi data. Perangkat komputer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN Ruang lingkup mengenai mata kuliah SBD Perbedaan sistem file tradisional dengan sistem file basis data dan keterbatasannya. Konsep dasar basis data, istilah-istilah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : 04203059 SISTEM INFORMASI ABSTRAK Tujuan dari pembuatan sistem informasi pembelian dan persedian barang yaitu Membuat

Lebih terperinci

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Pokok Bahasan Membuat hubungan beberapa table. Edit Relational Menghapus relational Melakukan pengolahan data dari table yang terintegrasi dalam ERD. Studi Kasus

Lebih terperinci

MODUL PEMPROGRAMAN SQL TINGKAT DASAR 1 STANDAR KOMPETENSI: MENERAPKAN BAHASA PEMPROGRAMAN SQL TINGKAT DASAR SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

MODUL PEMPROGRAMAN SQL TINGKAT DASAR 1 STANDAR KOMPETENSI: MENERAPKAN BAHASA PEMPROGRAMAN SQL TINGKAT DASAR SMK NEGERI 1 MAJALENGKA MODUL PEMPROGRAMAN SQL TINGKAT DASAR 1 STANDAR KOMPETENSI: MENERAPKAN BAHASA PEMPROGRAMAN SQL TINGKAT DASAR SMK NEGERI 1 MAJALENGKA PENGANTAR SQL TINGKAT DASAR Basisdata atau database adalah kumpulan dari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 1.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis adalah tahap awal dalam membuat sistem baru. Langkah awal adalah melakukan wawancara dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data Basis Data 1 Referensi Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. Ramez Elmasri, Sam Navathe, Fundamentals of Database Systems, 4rd Edition, Addison Wesley Publishing

Lebih terperinci

PENGANTAR BASIS DATA

PENGANTAR BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Obyektif : 1. Menjelaskan perbedaan antara file tradisional dan file manajemen basis data 2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian apabila menggunakan file manajemen basis data 3. Memahami

Lebih terperinci

DATA, DATA BASE DAN INFORMASI. Oleh : Furkon Nurhakim

DATA, DATA BASE DAN INFORMASI. Oleh : Furkon Nurhakim DATA, DATA BASE DAN INFORMASI Oleh : Furkon Nurhakim Data Data adalah kumpulan fakta yang diperoleh dari pengukuran maupun pengamatan, data biasanya berupa angka, simbolsimbol, dan kata-kata. Kata data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MODUL 2 DATABASE Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum modul 2 ini adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa diharapkan memahami tentang MySQL b. Mahasiswa dapat membuat database menggunakan MySQL c.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami sistem basis data dan

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Transfer Bank Transfer adalah pemindahan dana antar rekening di suatu tempat ke tempat yang lain, baik untuk kepentingan nasabah atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan lebih detil tentang landasan-landasan teori dari tools dan environment yang akan digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak WebSiMaIn. 2.1. Sistem

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan, baik dalam kegiatan sekolah ataupun dalam suatu kegiatan sehari-hari. Dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (2011:4), pengabdian kepada masyarakat atau kegaitan pengabdian

Lebih terperinci

Basis Data (Database) Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Basis Data (Database) Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Basis Data (Database) Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Pendahuluan Setiap orang setuju bahwa ketersediaan informasi yang akurat, berintegritas dan berkualitas tinggi adalah sangat vital pada bisnis saat

Lebih terperinci

Basis Data. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

Basis Data. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Basis Data DATABASE Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Sistem Basis data Material Covered 1. Proses Pengembangan Database 2. Model Data 3. Model E-R Proses Pengembangan Database Proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Akademik Sistem Informasi Akademik adalah Sistem yang memberikan layanan informasi yang berupa data dalam hal yang berhubungan dengan akademik. Dimana dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

Definisi Basis Data (1)

Definisi Basis Data (1) Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Pengantar Basis Data. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Pengantar Basis Data. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Pengantar Basis Data Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Konsep Dasar Basis Data Pentingnya Data dalam Sistem Informasi Sistem Informasi adalah pengelolaan Data, Orang/Pengguna, Proses dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian inventori adalah stock barang yang harus dimiliki

BAB III LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian inventori adalah stock barang yang harus dimiliki BAB III LANDASAN TEORI 1.1. Inventori Secara umum pengertian inventori adalah stock barang yang harus dimiliki oleh prusahaan baik bahan baku, barang yang sudah diproses, dan barang jadi. (Ballou, 2004)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer

Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer Disusun oleh: Oke Setiawan, S.T. Untuk keperluan internal dalam mendukung Tugas Besar Sistem Informasi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Perpustakaan Pada SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan

Sistem Informasi Perpustakaan Pada SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan Sistem Informasi Perpustakaan Pada SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan Arief Rusman 1, Desy Nur Amalia 2 1 STMIK Nusamandiri Jakarta e-mail: reevust@gmail.com 2 AMIK BSI Jakarta e-mail: desynuramalia@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

Basis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis

Basis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis SISTEM BASIS DATA Basis Data Adalah.. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah Kumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membentuk satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dapat dilihat dari. menekankan pada komponen atau elemennya.

BAB II LANDASAN TEORI. membentuk satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dapat dilihat dari. menekankan pada komponen atau elemennya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Definisi sistem menurut buku sistem teknologi informasi sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang membentuk satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lingkungan, interaksi unsur dengan suatu tujuan yang akan dicapai. Berikut ini pengertian sistem menurut beberapa ahli:

BAB II LANDASAN TEORI. lingkungan, interaksi unsur dengan suatu tujuan yang akan dicapai. Berikut ini pengertian sistem menurut beberapa ahli: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum, persyaratan umum tersebut adalah bahwa sistem harus mempunyai unsur lingkungan, interaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Singkat Rumah Sakit Umum Bina Sehat Bandung 2.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit Umum Bina Sehat Bandung Rumah Sakit Umum Bina Sehat Bandung yang beralamat di

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS TLOGOSARI SEMARANG. Evi Ratna Kumala

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS TLOGOSARI SEMARANG. Evi Ratna Kumala LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS TLOGOSARI SEMARANG Evi Ratna Kumala Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci