BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2002, berlokasi di Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. TK ini merupakan
|
|
- Widya Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Lokasi Penelitian Secara objektif TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi didirikan pada tanggal 17 Juli 2002, berlokasi di Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. TK ini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah berstatus Negeri yang memiliki 4 ruangan belajar dan 1 kantor, masing-masing berukuran 7 m X 8 m dan di bangun di areal tanah seluas 680 M 2. Penyelenggaraan kegiatan pendidikannya terdiri dari 2 kelompok belajar yaitu kelompok A dan kelompok B. Untuk kelompok A dikhususkan pada anak yang berusia 3-4 tahun atau siswa baru, dan untuk kelompok B adalah kegiatan belajar untuk anak yang berusia usia 5-6 tahun yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar. TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi memiliki visi dan misi serta tujuan untuk menunjang kegiatan operasional pendidikan. Visi : Menjadikan TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk anak. Misi : Mengantarkan masa depan anak yang lebih gemilang, dan menghasilkan anak-anak yang beriman, bertaqwa, berilmu serta mampu mandiri. Tujuan : Membantu anak mengembangkan berbagai potensi baik psikhis dan fisik yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan selanjutnya. Selanjutnya untuk memperkaya khasanah dalam penelitian ini, maka berikut ini peneliti akan deskripsikan data-data pendukung lainnya berupa struktur organisasi, keadaan guru,
2 keadaan anak, jenis permainan pembelajaran yang digunakan, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. Untuk mempermudah pemahaman kita terhadap ketiga data pendukung tersebut, maka penulis akan sajikan dalam bentuk tabel sebagaimana berikut ini: Tabel. 4.1 Struktur Organisasi TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012 Dewan Pembina TK Pimpinan TK Guru Kelompok Belajar A Guru Kelompok Belajar B Anak Anak Sumber: Profil, TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan struktur organisasi tersebut menunjukkan bahwa, dalam upaya memperlancar dan lebih menertibkan kegiatan pembelajaran di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Timur Kota Gorontalo disusunlah personil pelaksana kegiatan yang bertumpu pada Dewan Pembina TK, dan selanjutnya terjadi garis komando dengan pimpinan TK, para guru, dan anak sebagai peserta belajar. Tabel. 4.2
3 Tetap (PNS) Keadaan Guru TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Timur Kota Gorontalo Jumlah Guru Tingkat Pendidikan Total Bantu Abdi SPG SMA Sarjana Keterangan: 2 orang guru berpendidikan SMA, sedang dalam penyelesaian Studi Sarjana Pendidikan Tahun Pelajaran 2011/2012. Tabel. 4.3 Keadaan Anak TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo 2012 No Kelompok Belajar Jumlah Jumlah Total Laki-Laki Perempuan 1 A B B Jumlah Sumber: Profil, TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo Berdasarkan gambaran pada tabel 4.3 tentang jumlah anak TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo 2011/2012 menunjukkan bahwa kesadaran orangtua untuk menyekolahkan putra-putri mereka di TK mulai nampak, meskipun diketahui bahwa jumlah tersebut masih relatif sedikit dari jumlah anak yang ada di TK lainnya. Hanya saja perlu diketahui, anak yang seusia dini di lokasi TK ini sangat sedikit, di samping itu tersedia pula satu buah TK yang sistem pengrekrutannya hampir sama dengan yang dilakukan di TK. Tabel. 4.4 Jenis Permainan Pembelajaran dan Manfaatnya
4 NO JENIS PERMAINAN MANFAAT / KEMAMPUAN YANG DAPAT DIKEMBANGKAN 1 Warna dan Suara Kecerdasan, gerakan kasar, gerakan halus dan emosi 2 Boneka Kain Kecerdasan, bahasa, mengerti pembicaraanpembicaraan orang lain dan bergaul 3 Kota Bentuk Kecerdasan dan gerakan halus 4 Permainan beroda Gerakan kasar, bergaul dan kecerdasan 5 Lotto Warna Kecerdasan, gerakan halus, bahasa, bergaul, dan mengerti pembicaraan orang lain. 6 Menara Gelang Kecerdasan dan gerakan halus 7 Tanah Liat/lilin lunak Bahasa, mengerti pembicaraan orang dan kecerdasan 8 Balok-balok 9 Papan Pasak Bergaul, menolong diri sendiri, kecerdasan dan kreativitas Kecerdasan, bahasa, mengerti pembicaraan orang lain. Sumber: Silabus Pembelajaran TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012. Jenis permainan pembelajaran tersebut di atas pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak mengembangkan kreativitas dan intelektualitasnya, sehingga dengan pola ini para anak mencapai taraf kematangan pada situasi-situasi tertentu. Dengan demikian, model pembelajaran ini akan memberi peran kepada anak untuk secara aktif melakukan percobaan dengan teknik bermain yang selanjutnya melalui tuntunan guru atau orang tuanya kreativitas anak dapat berkembang. Tabel. 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012. NO RUANGAN JUMLAH
5 1 Ruang Belajar 4 Ruang 2 Ruang Kantor 1 Ruang 3 Dapur 1 Ruang 4 Ruang Bermain 1 Ruang 5 Tempat Cuci Tangan 5 Buah 6 Kamar Mandi/WC 4 Buah 7 Kantin 1 Ruang 8 Alat-alat Permainan 10 Macam 9 Kursi Anak 120 Buah 10 Meja Anak 120 Buah 11 Kursi Guru 10 Buah 12 Meja Guru 10 Buah Sumber: Profil, TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Timur Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012 Dari tabel tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa sarana prasarana pendidikan yang terdapat di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kelurahan Libuo Kota Gorontalo, dilihat dari syarat oprasional pendidikan dan pengajaran sudah cukup memadai. Di samping itu, jika dilihat dari efektif dan tidaknya perlengkapan yang ada dalam menunjang proses pembelajaran, maka keadaan perlengkapan yang ada telah dioprasikan secara maksimal sesuai kebutuhan dan kondisi TK tersebut Peran Guru dalam Membudayakan Mengucapkan Salam Pada Anak di TK Negeri Pembina Negeri Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo Keberhasilan dunia pendidikan tidak hanya dibuktikaan dengan penguasaan iptek atau kecerdasan intelektual semata, tetapi kecerdasan lainpun sangat penting termasuk kecerdasan relegius yang bermula dari pembiasaan melakukan nilai-nilai agama dari hal yang terkecil
6 sekalipun. Sikap pembiasaan atau pembudayaan hal-hal positif di masa kanak-kanak akan berdampak bagi prilaku anak di masa-masa yang akan datang. Semua orang sepakat bahwa pendidikan Taman Kanak-kanak adalah pendidikan terpenting, karena Taman Kanak-kanak merupakan masa unik dan tempat persemaian yang paling subur untuk memberi hasil di masa dewasa nanti. Selanjutnya, untuk mengetahui secara objektif peran guru dalam membudayakan ucapan salam pada anak TK Negeri Pembina Kelurahan Libuo Kota Gorontalo, penulis mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan kesimpulan jawaban yang mengarah kepada pembahasan utama dalam penelitian ini. Adapun bentuk pertanyaannya; Pertama, apakah guru memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak mulai dari yang paling sederhana? Terhadap pertanyaan tersebut, salah seorang informan mengatakan, bahwa: Ia, untuk mengharapkan anak dapat mengucapkan salam yang baik dan benar, maka langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak mulai dari yang paling sederhana. Bacaan-bacaan tersebut adalah; 1) Assalamu Alaikum, 2) Assalamu Alaikum Warahmatullahi, 3) Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (W.YM./J ). Mengingat kemampuan daya ingat dan imajinasi anak TK belum seoptimal anak SD atau orang dewasa, maka cara guru memperkenalkan bacaan-bacaan salam tidak dilakukan secara keseluruhan, tetapi dilakukan secara bertahap. Artinya, mula-mula bacaan yang diperkenalkan dan dibiasakan kepada anak adalah kalimat Assalamu Alaikum dan Wa alaikum Salaam, nanti jika hal ini telah benar dan terbiasa diucapkan oleh anak, barulah ditambah dengan kalimat yang sempurna lainnya, sepert; Assalaamu alaikum wa rahmatullah dan Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarakatuhu. (W.ST./S ). Mendukung penuturan informan di atas, informan lain menambahkan, bahwa: Terhadap cara guru memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak, tidak saja pada saat anak akan memberi salam kepada rang lain, tetapi juga cara anak menjawab salam. Bacaan-bacaan yang diajarkan kepada anak dalam menjawab salam orang lain yaitu;
7 apabila orang lain memberi salam dengan kalimat Assalaamu alaikum maka anak harus menjawabnya dengan ucapan Wa alaikum salaam wa rahmah apabila orang lain memberi salam dengan kalimat Assalaamu alaikum wa rahmatullah maka anak harus menjawabnya dengan ucapan, Wa alaikum salaam wa rahmatullahi wabarakatuh, dan ketika orang lain memberi salam dengan kalimat Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarakatuhu. Maka jawabannya juga sama yaitu Wa alaikum salaam wa rahmatullahi wabarakatuhu atau dengan kalimat yang lebih baik lagi, yaitu Wa alaikum salaam wa rahmatullahi wabarakatuhu wamaghfiratuhu. (W.NM./S ). Salah seorang tua anak mengatakan; Guru yang ada di TK Negeri Pembina Kelurahan Libuo Kota Gorontalo telah mengajarkan ucapan salam kepada anak-anak. Dari ucapan tersebut, kemudian guru menyuruh anak-anak untuk membiasakan mengucapkannya ketika berada di rumah atau bertemu dengan orang lain di tempat mana saja (W.FL./S ). Anak saya yang berusia 4 Tahun dan bersekolah di TK Negeri Pembina Kelurahan Libuo Kota Gorontalo, sudah mampu mengucapkan salam dengan baik dan benar. Bahkan setiap masuk ke dalam rumah atau keluar rumah dan bertemu dengan orang lain di jalan, ia selalu menyapanya dengan ucapan salam tersebut (W.SS.S ). Selanjutnya terkait dengan cara guru memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak TK mulai dari yang paling sederhana sampai kepada kalimat yang sempurna, salah seorang informan mengatakan; Untuk memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak TK mulai dari yang paling sederhana sampai kepada kalimat yang sempurna, guru memulainya menyapa anak di tempat yang berbeda. Misalnya; ketika menyambut anak yang baru tida di sekolah, atau menyapa anak ketika bertemu di jalan, guru mengucapkan kalimat Assalamu Alaikum. Ketika memulai pelajaran atau mengakhiri pelajaran, guru mengucapkan kalimat Assalamu Alaikum Warahamatullahi atau guru mengucapkan kalimat Assalamu AlaikumWarahamatullah Wabaraokaatuh. (W.SR./S ). Terhadap penuturan informan di atas, salah seorang masyarakat setempat menuturkan; Dengan memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak TK, maka secara tidak langsung telah menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji kepada anak tentang menyapa orang lain berdasarkan kondisi yang ada serta menghindarkan diri dari sifat angkuh, sombong, atau tidak peduli kepada orang lain (W.AA./S ). Bacaan salam merupakan do a dari yang memberi salam kepada yang diberi salam. Jika bacaan salam itu diucapkan oleh pemberi dan penerima salam, maka berarti kedua-
8 duanya telah saling memberikan do a. Dengan demikian, melalui memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak TK, berarti guru telah membiasakan anak-anak untuk saling memberikan kebaikan kepada orang lain (W.ADJ./S ). Informan lain menambahkan pula; Dengan cara guru memperkenalkan bacaan-bacaan salam kepada anak TK mulai dari yang paling sederhana sampai kepada kalimat yang sempurna, maka guru telah membiasakan anak untuk selalu melakukan perbuatan-terbuatan terpuji dari yang paling kecil sampai kepada yang besar dengan didasarkan pada tingkat perkembangan dan kemampuan anak (W.UK./S ). Dari pernyataan informan di atas membuktikan bahwa peran guru dalam membudayakan ucapan salam kepada anak berawal dari memperkenalkan bacaan-bacaannya. Dengan cara inilah, maka secara berangsur-angsur anak bisa mengucapkan salam dengan baik dan benar serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan berikutnya yang penulis ajukan adalah; bagaimana cara guru memperkenalkan dan menyampaikan kepada anak tentang arti dari masing-masing kata yang terdapat pada ucapan salam? Terhadap pertanyaan ini, informan mengatakan; Mula-mula guru memperkenalkan kepada anak tentang arti dari masing-masing kata yang terdapat pada ucapan salam. Hal ini bertujuan agar anak di samping mengetahui bacaan salam sesuai masdar Arabnya, juga dapat mengetahui arti dari apa yang diucapkannya. (W.SR./S ). Arti dari masing-masing kata yang terdapat pada ucapan salam yang diperkenalkan kepada anak antara lain; 1) Assalaamu alaikum, mengandung arti semoga Allah memberikan keselamatan kepadamu, 2) Assalamu Alaikum Warahmatullahi, artinya semoga Allah memberikan keselamatan dan mengasihimu, 3) Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, mengandung arti semoga Allah memberikan keselamatan, mengasihi dan memberi kebahagiaan kepadamu. Adapun jawaban salam yaitu; 1) Wa alaikum salaam, mengandung arti dan semoga Allah memberikan keselamatan kepadamu juga, 2) Wa alaikum salaam wa rahmah, mengandung arti dan semoga Allah memberikan keselamatan dan mengasihimu juga, 3) Wa alaikum salaam wa rahmatullahi wabarakatuh, artinya dan semoga Allah memberikan keselamatan, mengasihi dan memberi kebahagiaan kepadamu juga, 4) Wa alaikum salaam wa rahmatullahi
9 wabarakatuhu wamaghfiratuhu, artinya dan semoga Allah memberikan keselamatan, mengasihi, membahagiakan, serta mengampuni dosamu. (W.GS./S ). mengatakan; Selanjutnya Informan lain menambahkan pula; Untuk memotivasi anak dapat membudayakan salam, maka guru memperkenalkan kepada anak tentang arti dari masing-masing kata yang terdapat pada ucapan salam dengan mensinonimkan/menyamakan bacaan salam itu dengan ajakan untuk memberi doa dan kebaikan kepada orang lain. (W.SR./S ). Informan lain mengatakan; Anak saya yang bersekolah di Kelompok B TK Negeri Pembina Kelurahan Libuo Kota Gorontalo,sudah tahu arti dari masing-masing kata yang terdapat di dalam ucapan salam. Bahkan mengetahui manfaat dalam memberikan salam berdasarkan arti kata-kata tersebut,meskipun belum terlalu sempurna. Hal ini membuktikan, kalau guru yang di TK Negeri Pembina Kelurahan Libuo Kota Gorontalo selalu mengartikan kata-kata yang terdapat di dalam salam, serta berharap pula agar anak-anak mengetahui dan mengamalkannya (W.RO./R ). Berkaitan dengan hukum memberi salam dan menjawab salam, salah seorang informan Untuk lebih memotivasi anak agar dapat membudayakan ucapan salam dalam kehidupan sehari-hari, maka guru selalu memberi tahu kepada anak bahwa mengucapkan salam itu memperoleh pahala atau ganjaran kebaikan yang sangat mulia disisi Allah. Memberi salam kepada orang lain hukumnya sunnah dan menjawab salam hukumnya wajib. (W.FL./R ). Informan lain mengatakan; Mengingat anak usia TK belum dapat memahami makna dari semua hukum di dalam Islam termasuk hukum sunnah memberi salam dan hukum wajib menjawab salam, maka guru memberikan pemahaman kepada anak, kalau orang memberi salam dan menjawab salam itu, Allah akan selalu berikan kemudahan di dalam hidup serta dijauhkan dari permusuhan. Sehingganya, anak-anak harus membiasakan diri untuk memberi dan menjawab salam (W.YM./R, ). Selanjutnya informan lain menambahkan; Agar anak mudah memahami hukum memberi salam dan menjawab salam, maka guru selalu menugaskan kepada anak untuk memberi salam pada teman lainnya yang sedang
10 berkumpul, kemudian seluruh yang berkumpul itu menjawab salam yang diucapkan oleh salah seorang temannya. Hal ini dimaksudkan, orang yang banyak harus menghargai ucapan salam yang diberikan oleh satu orang, dengan cara menjawab salam secara bersama-sama tanpa kecuali (W.SN./R, ). Ketika guru menjelaskan tentang hukum memberi dan menjawab salam tersebut, sering anak bertanya kepada guru, mana yang lebih mulia kebaikannya antara memberi salam dengan menjawab salam? Terhadap pertanyaan tersebut, salah seorang informan mengatakan; Memberi salam itu meskipun hukumnya sunnah yaitu jika dikerjakan memperoleh pahala dan jika ditinggalkan tidak apa-apa, tetapi pahalanya jauh lebih mulia dan lebih baik daripada menjawab salam. Sebab memberi salam itu, berarti mendahului memberikan do a kebaikan kepada orang lain, sedangkan menjawab salam berarti membalas do a kebaikan yang diberikan oleh orang lain kepada dirinya. Namun demikian, menjawab salam itu hukumnya wajib, artinya meskipun menjawab salam itu pahala kebaikannya tidak sebesar dengan memberi salam, tetapi diharuskan untuk melakukannya, sebab apabila tidak dilaksanakan, maka akan memperoleh ganjaran dosa disisi Allah. (W.HB./S ). Pertanyaan selanjutnya yang peneliti ajukan terkait dengan bacaan salam adalah; apakah guru menjelaskan kepada anak tentang makna dari mengucapkan salam? Terhadap pertanyaan tersebut, salah seorang informan menyatakan: Ia, guru selalu menjelaskan kepada anak tentang makna dari mengucapkan salam. Dalam penjelasan tersebut, guru mengatakan kepada anak-anak bahwa, mengucapkan salam itu berarti bermohon atau meminta kepada Allah, agar orang yang kita sapa tersebut diberikan keselamatan dan keberkahan oleh Allah pada setiap aktivitas yang dilakukannya, terutama yang sedang dilakukan saat itu. Di samping itu, dengan mengucapkan salam berarti memberikan penghormatan dan kemuliaan kepada orang lain yang akan kita ajak bicara. (W.FM./S ). Agar anak dapat terbiasa mengucapkan salam kepada orang lain sesama muslim, maka guru menjelaskan kepada anak tentang makna dari mengucapkan salam, yaitu kita menginginkan untuk menjalin hubungan silaturrahim dan kekeluargaan yang Islami dengan orang yang kita sapa tersebut serta memohon agar Allah menjauhkan dari segala permusuhan antar sesama manusia. (W.MS./S ). Senada dengan penuturan informan di atas, informan lain menambahkan, bahwa:
11 Salah satu makna dari mengucapkan salam yang diajarkan oleh guru kepada anak yaitu, dengan mengucapkan salam berarti kita melaksanakan syiar agama Islam dalam bentuk kata-kata yang mulia yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, ketika menyapa orang lain atau ketika memasuki rumah atau tempat yang dihuni oleh manusia. (W.NM./R ). Dari pernyataan informan di atas membuktikan bahwa para guru di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo dalam membudayakan bacaan salam kepada anak, tidak saja memperkenalkan macam-macam bacaan salam kepada anak, tetapi lebih dari itu selalu memberi motivasi dengan berbegai penjelasan yang rasional akan makna positif yang terkandung di dalam bacaan salam tersebut. Dengan demikian, melalui ucapan salam berarti guru telah menanamkan nilai-nilai relegius dan moral kepada anak, untuk selanjutnya dapat membentuk karakter/prilaku anak ketika berinteraksi dengan orang lain. Pertanyaan selanjutnya yang peneliti ajukan adalah; apakah guru memberikan contoh kepada anak tentang cara mengucapkan salam yang benar dan baik? Terhadap pertanyaan tersebut, salah seorang informan mengatakan; Ia, agar anak dapat mengucapkan salam dengan benar dan baik, maka guru memberikan contoh kepada anak tentang cara mengucapkan salam tersebut. Dalam hal ini, di samping guru melafadzkan sendiri bacaan-bacaan salam dan anak meniru bacaan salam dimaksud, juga guru mengajak anak-anak untuk mempraktekkannya di depan kelas akan bacaanbacaan salam tersebut dengan tetap dalam bimbingan guru. (W.SR./K ). Pada hakikatnya guru memberikan contoh kepada anak tentang cara mengucapkan salam yang benar dan baik. Bahkan dalam pemberian contoh tersebut, guru mengajak beberapa orang anak bertindak sebagai pemberi salam dan yang lainnya menjawab salam. Setelah itu diikuti dengan jabatan tangan jika saat itu berada dalam satu pertemuan. (W.GS./K ). Mendukung penuturan informan di atas, informan lain menambahkan, bahwa: Contoh mengucapkan salam yang diajarkan oleh guru kepada anak, tidak saja dari bacaannya yang fasih dan benar, tetapi dari segi etika memberi salam yaitu intonasi suara dan mimik wajah saat memberi salam juga diajarkan kepada anak. Bahkan lebih dari itu,
12 cara berjabatan tangan dengan guru dan orang tua, atau dengan orang lain yang lebih tua atau seusia dengan anak, juga diajarkan oleh guru. (W.FL./R, ). Dengan terbiasanya anak mengucapkan salam di rumah ketika bertemu dengan otang tuanya, atau di jalan ketika bertemu dengan orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa guru sering memberikan contoh dan keteladanan kepada anak tentang cara mengucapkan salam (W.LI./R, ). Berdasarkan pernyataan para informan di atas memberikan pemahaman bahwa, guru di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo semuanya telah berperan aktif dalam membudayakan salam kepada anak-anaknya. Baik dari segi ucapannya maupun dari segi etika dan sikap ketika selesai mengucapkan salam. Hal demikian dapat diyakini, jika anak terus dibiasakan membudayakan salam, maka anak akan terbiasa menyapa atau berbicara dengan orang lain dalam bahasa yang lembut, santun, ramah dan teratur. Dengan demikian, kecil kemungkinan dalam diri anak akan bersemayam rasa benci atau memusihi orang lain. Sebab dengan membudayakan ucapan salam tidak hanya sekedar mengajarkan anak supaya bisa mendoakan orang lain, tetapi juga membina pribadi anak agar selalu cinta dan sayang kepada orang lain. Pertanyaan selanjutnya adalah; apakah guru sering memberi salam kepada anak setiap bertemu baik di sekolah maupun di rumah? Terhadap pertanyaan tersebut, informan menyatakan bahwa; Ia, guru sering memberi salam kepada anak setiap bertemu baik di sekolah maupun di rumah, dengan tujuan agar anak dapat mencontohi perilaku guru dalam membiasakan mengucapkan salam, serta anak merasa diperhatikan dan dikasihi oleh guru. (W.HB./S ) Umumnya guru sering memberi salam kepada anak setiap bertemu baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini di samping mengajarkan anak untuk dapat meniru prilaku
13 guru dalam membudayakan salam, juga guru telah mengetahui bahwa mengucapkan salam tidak hanya dimiliki oleh orang perorang, atau hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu untuk berharap memperoleh kemuliaan dari Allah, tetapi berlaku pula untuk semua orang sebagai pengaplikasian nilai-nilai keberagamaan dalam hidup berinteraksi dengan orang lain. (W.FM./S ). Sebagai anggota masyarakat, saya sering mendengar guru memberi salam kepada anak setiap bertemu baik di sekolah maupun di rumah. Dengan kenyataan yang dialami tersebut, maka secara tidak langsung guru telah mengajarkan kepada anak untuk membudayakan mengucapkan salam, serta memberi kesan positif kepada anak, kalau mengucapkan salam tidak mesti dilakukan oleh orang yang muda kepada yang tua, tetapi bisa pula sebaliknya. (W.AN./R, ). Terhadap penuturan ketiga informan di atas menunjukkan bahwa dalam membudayakan ucapan salam kepada anak TK, guru tidak hanya bertindak sebagai penyeruh atau memerintahkan anak membiasakan mengucapkan salam kepada orang lain, akan tetapi lebih dari itu guru memberikan contoh keteladanan, di mana dalam setiap bertemu dengan anak baik di sekolah maupun di rumah, guru selalu memberikan salam kepada anak. Dengan kata lain, guru tidak harus menunggu anak-anak yang lebih dahulu memberi salam, tetapi terkadang guru yang mula-mula memberi salam kepada anak, dan anaklah yang menjawab pemberian ucapan salam dari guru. Selanjutnya, untuk mengetahui respon guru terhadap ucapan salam yang diberikan oleh anak, penulis mengajukan pertanyaan kepada informan sebagai berikut; apakah guru sering menjawab salam yang disampaikan oleh anak-anak? atas pertanyaan ini penulis menemukan jawaban sebagai berikut: Menurut salah seorang informan bahwa: Jika saja guru selalu bersedia untuk memberi salam kepada anak, padahal anaklah yang menjadi obyek untuk dibiasakan mengucapkan dan membudayakan salam, maka sudah barang tentu semua guru yang ada di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungigi Kota
14 Gorontalo sering menjawab salam yang disampaikan oleh anak-anak. (W.YM./S ) Senada dengan penuturan informan di atas, informan lain menambahkan, bahwa: Jika dalam setiap bertemu dengan anak di sekolah, dan terkadang ada anak yang lupa memberi salam kepada gurunya, maka guru tidak segan-segan mendekati anak tersebut lalu menyuruh anak untuk mengucapkan salam. Dari ucapan salam yang diberikan oleh anak tersebut, maka guru lalu langsung merespon atau menjawab salamnya. (W.MS./S ). Berdasarkan penuturan para informan di atas serta analisis peneliti, menunjukkan bahwa membudayakan salam benar-benar telah dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungigi Kota Gorontalo. Pembudayaan salam tersebut tidak hanya berlaku di kalangan anak sebagai peserta didik, tetapi juga berlaku untuk semua orang yang ada di lingkungan TK tersebut, seperti; guru, orang tua anak, dan masyarakat lain yang sering berinteraksi dengan warga TK. Selanjutnya, berkaitan dengan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap laporan kerja anak tentang pembiasaan mengucapkan salam yang dilakukannya setiap hari, salah seorang informan mengatakan; Untuk mengetahui apakah anak telah membiasakan mengucapkan salam, maka setiap hari guru mengevaluasi dalam bentuk laporan dari anak akan aktivitas yang telah dilakukannya pada hari-hari kemarin. Dari bentuk laporan tersebut berarti secara tidak langsung guru telah membiasakan atau memberikan tugas kepada anak untuk membudayakan ucapan salam serta anak merasa diawasi dan diperhatikan oleh guru akan kegiatannya setiap hari. (W.SR./R, ). Guru sering memintakan laporan dari anak setiap hari tentang pembiasaan yang telah dilakukannya terutama berkaitan dengan pembiasaan salam dimaksudkan agar anak merasa bahwa mengucapkan salam itu adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari pembelajaran yang ada di sekolah. (W.YM./S ). Senada dengan penuturan informan di atas, informan lain menambahkan, bahwa: Laporan kerja anak yang dimintakan oleh guru pada setiap hari terutama yang berkaitan dengan pembiasaan salam bertujuan agar nilai-nilai agama bisa membumi di dalam jiwa
15 anak dan berharap agar mengucapkan salam itu dapat membudaya dalam kehidupan anak sehari-hari. (W.NM./R ). Analisis peneliti terhadap apa yang dilakukan oleh guru untuk memintakan kepada anak melaporkaan hal-hal yang telah dilakukannya setiap hari adalah sebagai bentuk evaluasi mana perbuatan positif yang telah dilakukan oleh anak dan mana yang bersifat negatif. Dari hasil evaluasi tersebut, maka guru dengan mudah mengarahkan anak pada pembentukan karakter serta menyisipkan bacaan-bacaan salam pada perbuatan tersebut. Pertanyaan terakhir yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah; apakah guru sering memberikan hadiah (reward atau reinforcement) kepada anak yang membiasakan diri memberi salam setiap bertemu dengan orang baik di sekolah ataupun di rumah? Terhadap pertanyaan tersebut, salah seorang informan menyatakan: Ia, guru sering memberikan hadiah (reward atau reinforcement) kepada anak yang membiasakan diri memberi salam setiap bertemu dengan orang baik di sekolah ataupun di rumah. Bentuk hadiah tersebut terkadang disediakan sendiri oleh pihak sekolah, dan terkadang dimintakan kepada orang tua anak sebagai wujud kegembiraan orang tua bahwa anaknya telah melakukan sikap positif dan mendapat pujian dari guru. (W.YM./R ) Pada hakikatnya guru sering memberikan hadiah (reward atau reinforcement) kepada anak yang membiasakan diri memberi salam setiap bertemu dengan orang lain, baik di sekolah ataupun di rumah. Bentuk hadiah tersebut meskipun tidak selamanya dalam bentuk benda atau materi (finansial), tetapi dilakukan pula dalam bentuk pujian atau pemberian nilai yang baik pada laporan pendidikan anak untuk dipublikasikan kepada teman-teman lainnya dan kepada orang tua pada setiap kali pertemuan.. (W.SR./R, ). Menurut pengamatan saya, guru yang ada di Tk tersebut,memberikan pujian pada anak yang memberikan salam kepada guru ketika sampai di sekolah,dan saat pulang ke rumah,dan sebagai masyarakat yang ada di sekitar sekolah terus terang saya terharu karena ucapan salam yang sudah mulai hilang dari kebisaan anak-anak sekarang,sudah di angkat dan di budayakan kembali pada anak usia dini.(w.im/r, )
16 Selanjutnya informan lain menambahkan; saya pernah menyaksikan anak tetangga saya yang bersekolah di TK Negeri Pembina Dungingi,pulang dengan ceria sambil membawa hadiah,terus saya sempat tanya sama orang tua anak tersebut,itu hadiah dalam rangka apa/?dan saya kaget mendengar jawaban orang tua anak tersebut,katanya itu hadiah dari guru karena anaknya selalu memberi salam pada siapa saja yang ada di sekolah dan di rumah,selain itu anaknya selalu memberikan laporan pada gurunya dalam bentuk dialog,kalau anak itu selalu membiasakan mengucap salam,baik di rumah ataupun di sekolah,dalam hati saya merasa bangga dengan apa yang di lakukan para guru yang ada di sekolah tersebut.(w.hy/r, ) Dari pernyataan seluruh informan di atas membuktikan bahwa para guru di TK Negeri Pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo sangat berperan dalam membudayakan ucapan salam kepada anak. Peran tersebut bukan saja karena dimotivasi oleh tugas sebagai seorang pendidik yang dapat membentuk karakter anak, tetapi karena adanya pemahaman guru terhadap makna dari ucapan-ucapan salam tersebut serta ingin melestarikan nilai-nilai religius pada diri anak. Dengan kata lain, anak tidak hanya cerdas intelektualnya tetapi di samping itu cerdas pula spritualitasnya, karena anak dapat mengaplikasikan niali-nilai agama berupa budaya mengucapkan salam dalam kehidupan sehari-hari. 4.2 Pembahasan Hasil penelitian Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Taman Kanak-kanak tidak hanya dilakukan oleh para guru yang ada di lembaga TK atau oleh orang tua di rumah dalam rangka menciptakan kecerdasan inetelektual atau kognisi anak, tetapi juga dalam bentuk moral dan sikap yang bersifat agamais.
17 Pola pendidikan Taman Kanak-kanak yang diterapkan kepada anak TK dalam bentuk moral atau nilai-nial agama harus diawali dari hal-hal yang paling sederhana, sering dilihat atau didengar dan mudah dilakukan oleh anak. Salah satunya adalah ucapan salam. Anak akan dapat mengucakan salam dengan mudah apabila ada dibiasakan dan ada keteladanan oleh orang dewasa di samping pengawasan dan evaluasi secara intensif oleh guru di sekolah. Dengan cara-cara tersebut, maka secara berangsur-angsur mengucapkan salam itu akan membumi di dalam jiwa anak serta membuayakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru dalam membudayakan salam di TK Negeri pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo telah dilakukan cukup optimal. Sistem pembudayaan mengucapkan salam tersebut tidak saja dilakukan ketika di sekolah oleh anak dan guru, tetapi juga di luar sekolah ketika anak bernteraksi dengan orang tua dan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Peran guru dalam membudayakan salam kepada anak tidak hanya sekedar dalam bentuk ucapan salam yang benar dan baik, tetapi juga dalam bentuk sikap yaitu tata cara penuturan salam yang sopan, ramah, santun dan diikuti dalam bentuk jabatan tangan. Hal ini kemudian dapat mendidik anak untuk dapat berlaku baik terhadap orang lain dalam hal bertutur kata dan tindakan agtau sikap.. Lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak tersebut mulai menyelaraskan langkah dan menfokuskan perhatian pada anak-anak, bukan sekedar tuntutan masyarakat atau orang tua melainkan karena kebutuhan untuk memperbaiki prilaku anak di masa depan. Semua ini disadari bahwa aspek perkembangan kecerdasan anak, baik motorik kasar, motorik halus, kemampuan non fisik, dan kemampuan spiritualnya dapat berkembang secara pesat apabila dibiasakan oleh
18 guru di sekolah dan diteruskan oleh orang tua di rumah. Pembentukan karakter dan nilai-nilai relegius anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya. Eksistensi guru sebagai pengganti orang tua mempunyai peranan penting dalam mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak. Itulah sebabnya, sangat tepat jika guru yang ada di TK Negeri pembina Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo memberikan perhatian penuh kepada anak dalam hal pembiasaan mengucapkan salam, karena dengan cara seperti itu, guru akan semakin dihargai dan dikenang oleh anak jika suatu saat mereka telah menjadi dewasa. Berdasarkan uraian tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu diberikan penegasan untuk diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan peransertanya membudayakan ucapan salam bagi anak yaitu: 1. Guru harus memiliki kepribadian yang mulia untuk diteladani anak, terutama yang berkaitan dengan membiasakan diri mengucapkan salam kepada anak-anak. 2. Karakteristik dan lingkungan keluarga anak sangat berbeda-beda, itulah sebabnya guru harus mempunyai pengetahuan tentang psikologi anak agar dalam membudayakan ucapan salam dapat berkesesuaian dengan tingkat perkembangan, intelegensi, dan kondisi kehidupan anak. 3. Anak adalah individu yang butuh sentuhan kasih sayang dan perhatian penuh dari guru, oleh karenanya dalam membudayakan ucapan salam anak harus lebih bersifat santun, secara bertahap dan dari bacaan salam yang paling sederhana.
19 Dengan demikian konklusi peneliti adalah, jika guru dapat mengoptimalkan perannya dalam membudayakan ucapan salam kepada anak, maka kepribadian anak akan terbentuk secara sempurna terutama menjadi insan yang relegius, berguna untuk agama, bangsa dan negara.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bawah pimpinan Any Kristanti Katili, serta para Gurunya ibu Hindun Kunusa,
A. Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Taman Kanak-kanak (TK) Alkhairaat didirikan pada tahun 1992 berlokasi di Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berlokasi di Desa Olele Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Secara objektif PAUD Menara Laut didirikan pada tahun 2008 berlokasi di Desa Olele Kecamatan Kabila Bone Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru
43 4.1 Deskripsi Hasil Peneltian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,
Lebih terperinciSekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman
Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan
Lebih terperinciPROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN
PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN I. Pendahuluan Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dengan kemajuan bidang pendidikan dan teknologi di negaranya. Pendidikan dan penguasaan teknologi akan mengantarkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa menentukan masa depan bangsa itu sendiri. Pendidikan sangat perlu diberikan sejak dini karena anak pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Pada dasarnya anak harus memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di hari yang membahagiakan ini, ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil TK Gamelina TK Gamelina berlokasi di Jalan Kantor Bupati Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)
xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciPERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU
PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanpa seorang anak sebuah keluarga terasa masih belum lengkap. Anak merupakan titipan Tuhan yang harus dijaga dan dirawat dengan baik, juga harus selalu kita
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM
BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus globalisasi, sehingga berbagai upaya dilakukan agar peserta didik kelak mampu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di hari yang berbahagia ini, kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak
Lebih terperinciKEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi di Taman Kanak-kanak Tauladan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)
KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi di Taman Kanak-kanak Tauladan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri) Veny Iswantiningtyas e-mail: veny.tyas@yahoo.com Itot Bian Raharjo e-mail: itotbianraharjo18@gmail.com Program
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciKELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin
KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin i Topik Makalah Keluarga Adalah Miniatur Perilaku Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain dan berinteraksi dengan orang lain dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut individu dalam berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Internasional. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting untuk mewujudkan tujuan pengembangan nasional bangsa indonesia. Melalui pendidikan diharapkan harkat dan martabat masyarakat indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk kegiatan belajar dan mengajar untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui jenjang pendidikan yang dasar sampai jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada masa usia dini merupakan pendidikan yang sangat penting untuk anak dalam menerima pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan bagi anak bukan hanya
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas
44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang di dalamnya
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam
Lebih terperinciPERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR
PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN A. Analisis Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Doa Harian di KB Al Barokah
Lebih terperinciBimbingan Teknis Administrasi Guru Pendidikan Agama Katolik, kita tingkatkan Pelayanan Kepada Umat Katolik, di Balai Latihan Kerja Industri di
SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PEDOMAN DAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S.1) GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang emosi, kepribadian,
Lebih terperinciANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI
BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI A. Analisis Pentingnya Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012, Jakarta, 29 Agustus 2012 Rabu, 29 Agustus 2012
Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012, Jakarta, 29 Agustus 2012 Rabu, 29 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan moral banyak dibicarakan pada akhir abad 20 dan abad 21 ini. Dari hasil mengamati dan membaca fenomena yang akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang
Lebih terperinciUPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA
UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA Triworo Widyaningtyas ttyez@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciKarakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:
II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cahny Sudiarni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak merupakan masa dimana setiap individu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Masa ini disebut sebagai masa keemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan kehadiran seorang anak sebagai buah cinta dan kasih sayang mereka, tetapi untuk dapat mendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING
BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung disekolah sepanjang hayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berkarakter.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke dunia sudah membawa bekal kehidupan yang belum terasah atau belum teruji tanpa adanya pembelajaran dan pelatihan, bekal kehidupan itu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah ( analisis konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah persepektif Zakiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 1 ayat 1. Pasal tersebut menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan tuntutan, bantuan, dan pertolongan kepada peserta didik. Peserta didik atau siswa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia emas bagi anak, pada usia ini anak sangat peka terhadap stimulus / rangsangan untuk itu seharusnya cara belajar anak dibuat menyenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL A. Penerapan Metode Beyond Centers And Circles Time
Lebih terperinciPERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI
PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO
UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO Hasnah 1 ABSTRAK Masalah pada penelitian ini adalah : apakah dengan menggunakan penerapan pembiasaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 18 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaknya kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu. Jika salah seorang di antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan
Lebih terperinciBUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS ACARA LOMBA KREATIVITAS ANAK-ANAK TK SE-KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 BENGKALIS, 3 MEI 2017
. BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS ACARA LOMBA KREATIVITAS ANAK-ANAK TK SE-KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 BENGKALIS, 3 MEI 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI
Lebih terperinci