fire disaster such as Hydrant, fire alarm, smoke detector and the direction or directions the evacuation line.

Transkripsi

1

2 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapsiagaan Petugas Keamanan Kampus Menghadapi Bencana Kebakaran Di Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2016 Adini Nur Muslimah *), Supriyono Asfawi, SE, M.Kes**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro adininurm@gmail.com ABSTRACT Background: High rise building have the risk for the occurrence of a disaster, one of these is the fire disaster. A unit of (security guards) is one related parties in rescue attempt himself when fire occurs in a building. Methods: This study used observational analytic method with cross sectional design. Data primary and secondary data processed and analyzed using statistical test chi square with an alternative test fisher exact. Samples from all used a population of that was consisting of 29 security personnel. Independent variables were support management, of infrastructures, training, knowledge and security. Results: The results of the study showed the number of men respondent as many as 22 people and women 7 people. The majority of education last that was high school (89.7 %). There was no c orelation between a management by in handling disaster with the preparedness (p value 1.000).There was no corelation between infrastructure in the face with preparedness fire incidents (p value 1.000).There was no corelation between training and in handling disaster preparedness fire (p value 0.683). There was a correlation between knowledge by in handling disaster preparedness fire (p value 0.27). There was no connection between the experiences in handling disaster preparedness fire (p value 1.000). Conclusion: It is recommended to any instances of related parties of the University in order to complete Lamp-related emergency response preparedness in the face of

3 fire disaster such as Hydrant, fire alarm, smoke detector and the direction or directions the evacuation line. Keyword : Fire, preparedness, emergency, security unit. ABSTRAK Latar Belakang: Gedung bertingkat memiliki risiko untuk terjadinya sebuah bencana, salah satunya adalah bencana kebakaran. Satuan Pengamanan (Satpam) adalah salah satu pihak yang terkait didalam usaha penyelamatan diri jika terjadi kebakaran pada suatu gedung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional. Data primer dan data sekunder diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan uji alternatif Fisher Exact. Sampel yang digunakan yaitu dari seluruh jumlah populasi yaitu terdiri dari 29 petugas keamanan. Faktor-faktor yang diteliti antara lain dukungan manajemen, persepsi ketersediaan sarana prasarana, pelatihan, pengetahuan dan pengamanan. Hasil: Hasil penelitian menunjukan jumlah responden laki-laki sebanyak 22 orang dan perempuan 7 orang. Mayoritas pendidikan terakhir yaitu SMA (89.7%). Tidak ada hubungan antara dukungan manajemen dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kekaran (p value 1.000). Tidak ada hubungan antara sarana prasarana dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran (p value 1.000). Tidak ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran ( p value 0.683). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran ( p value 0.27). Tidak ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran (p value 1.000). Kesimpulan: Disarankan kepada pihak instansi pihak terkait Universitas Dian Nuswantoro agar melengkapi fasilitas yang terkait dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebanaran seperti Hydrant, detector asap, alarm kebakaran dan arah atau petunjuk arah jalur evakuasi.

4 Kata Kunci: Kebakaran, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dukungan manajemen, Saranana prasarana, pelatihan, pengetahuan, pengalaman, satuan pengamanan. PENDAHULUAN Di era yang semakin maju ini telah banyak berdirinya gedung-gedung bertingkat yang digunakan untuk lahan perkantoran, peridustrian dan untuk memenuhi sarana pendidikan. Gedung bertingkat memiliki resiko terjadinya sebuah bencana, salah satunya adalah bencana kebakaran. Pada tanggal 14 November tahun 2010 telah terjadi kebakaran di ruang patung jurusan pendidikan seni rupa (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta 1. Pada tanggal 7 November tahun 2013 pukul WIB telah terjadi kebakaran di Kampus Universitas Negeri Makssar provinsi Sulawesi Selatan 2. Pada tanggal 7 Januari tahun 2014 telah terjadi kebakaran di gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) 3. Pada tanggal 9 bulan Februari tahun 2014 telah terjadi kebakaran di Kampus Universitas Widyatama Bandung, gedung yang terbakar ruang dosen yang berada di Gedung B lantai 3 4. Pada tanggal 8 bulan Oktober tahun 2015 telah terjadi kebakaran di salah satu Gedung Universitas Merdeka Madiun 5. Dan pada tanggal 30 September tahun 2015 telah terjadi kebakaran di Markas Kepolisian Jawa Tengah 6. Satuan Pengamanan (Satpam) adalah salah satu pihak yang terkait didalam usaha penyelamatan diri jika terjadi kebakaran pada suatu gedung. Satpam di Universitas Dian Nuswantoro terdiri dari 29 orang dengan jadwal shift dibagi tiga untuk Satpam laki-laki dan jadwal shift dibagi dua waktu untuk Satpam wanita. Satpam di gedung Universitas Dian Nuswantoro harus selalu siaga selama 24 jam. Kesadaran akan pentingnya pencegahan kebakaran dan penanggulangan dini terhadap bahaya kebakaran pada umumnya masih kurang sehingga masih seringkali terjadi kejadian kebakaran yang selalu mengakibatkan banyak kerugian. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kesiapsiagaan petugas keamanan kampus menghadapi

5 bencana kebakaran di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Tujuan khusus dari tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan tentang dukungan manajemen, persepsi ketersediaan sarana prasarana, pelatihan, tingkat pengetahuan, pengalaman kerja dan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang, menganalisis hubungan antara dukungan manajemen dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang, menganalsis hubungan antara persepsi ketersediaan sarana prasarana dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang, menganalisis hubungan antara pelatihan dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang, menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang, menganalisis hubungan antara pengalaman dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Variabel bebas yang diambil adalah dukungan manajemen, persepsi petugas keamanan tentang ketersediaan sarana dan prasarana, pelatihan, pengetahuan dan pengalaman. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran. Sampel dari penelitian ini yaitu seluruh jumlah total populasi yang berjumlah 29 orang petugas keamanan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisi data menggunakan uji Chi Square dan jika tidak terpenuhi maka menggunakan uji alternative yaitu uji Fisher Exact.

6 HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Manajemen Kategori Frekuensi Persen Baik Buruk Total Sumber data primer 2016 Berdasarkan tabel 1 diketahui dukungan manajemen yang diberikan oleh BIUM untuk petugas keamanan yaitu pelatihan kebakaran dan standar operasional prosedur (SOP).yang terkait dengan pekerjaan seperti cara pengecekan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan pembersihan tandon untuk pasokan air. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Ketersediaan Sarana Prasarana Kategori Frekuensi Persen Baik Buruk Total Sumber data primer 2016 Sarana Prasarana yang tersedia di Universitas Dian Nuswantoro untuk penanggulangan dan pencegahan kebakaran yaitu APAR (Alat Pemadam Api Ringan), Hydrant, Detector Asap dan alarm kebakaran (Tabel 2). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kategori Pelatihan Kategori Frekuensi Persen Baik Buruk Total Sumber data primer 2016 Kategori buruk pada variabel pelatihan dikarenakan ada beberapa responden yang tidak mengikuti pelatihan kebakaran yang diadakan dan tidak menguasai materi pada saat pelatihan lebakaran.

7 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Kategori Frekuensi Persen Baik Buruk Total Sumber data primer 2016 Pengetahuan responden yang baik dapat disebabkan oleh karakteristik pendidikan responden yang mayoritas lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan lulusan perguruan tinggi. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kategori Pengalaman Kategori Frekuensi Persen Baik Buruk Total Sumber data primer 2016 Pada variabel pengalam lebih besar kategori baik dikarenakan responden yang sudah bekerja lebih dari dua tahun lebih banyak dibandingkan dengan responden yang bekerja di bawah kurang dari dua tahun. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kategori Kesiapsiagaan Kategori Frekuensi Persen Baik Buruk Total Sumber data primer 2016 Pada tabel 6 petugas keamanan di UDINUS lebih banyak yang memiliki kesiapsiagaan baik dibandingkan dengan yang memiliki kesiapsiagaan buruk dikarenakan lebih banyak petugas keamanan yang mengikuti pelatihan kebakaran dan lebih banyak yang telah bekerja diatas dua tahun sehingga lebih banyak yang memiliki kesiapsiapaan baik dalam menghadapi bencana kebakaran.

8 Tabel 7 Hail Uji Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat Variabel Bebas Variabel Terikat P-value Kesimpulan Dukungan Manajemen Kesiapsiagaan Tidak ada hubungan Persepsi Ketersediaan Kesiapsiagaan Tidak ada hubungan Sarana Prasarana Pelatihan Kesiapsiagaan Tidak ada hubungan Pengetahuan Kesiapsiagaan Ada hubungan Pengalaman Kesiapsiagaan Tidak ada hubungan Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil analisis uji Fisher Exact menunjukkan hasil tidak ada hubungan antara dukungan manajemen dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran dengan p-value Tidak ada hubungan antara persepsi ketersediaan sarana prasarana dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran dengan p-value Tidak ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran dengan p-value Ada hubungan antara Pengetahuan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran dengan p-value Tidak ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran dengan p-value PEMBAHASAN Hubungan Dukungan Manajemen dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Menurut hasil analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan manajemen dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran. Pada hasil uji statistik fisher exact diperoleh hasil p = 1,000. Tidak terdapatnya hubungan antara dukungan manajemen dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran karena dukungan manajemen yang diberikan oleh BIUM (Biro Umum) kepada petugas keamanan kampus dalam memenuhi sistem yang berhungan dengan kesiapsiagaan dalam

9 menghadapi bencana kebakaran sudah baik dan kesiapsiagaan petugas keamanan sudah baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Islach Dani Waskito yang menyatakan bahwa Promosi, pendidikan dan latihan kebakaran diberikan kepada seluruh pekerja melalui berbagai media seperti poster dan artikel, majalah dinding, toolbox meeting, internal training, dan simulasi keadaan darurat kebakaran. 7 Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti saat melakukan penelitian kepada beberapa responden bahwa BIUM mengadakan pelatihan secara berkala kepada petugas keamanan UDINUS setiap satu tahun sekali dan jika ada salah satu fakultas atau salah satu organisasi kegiatan kampus yang akan menyelanggarakan pelatihan kebakaran maka BIUM melibatkan petugas keamanan dalam kegiatan pelatihan tersebut. Tetapi untuk pelatihan kebakaran, instansi tidak mewajibkan seluruh petugas keamanan untuk mengikuti pelatihan kebakaran. Hubungan Persepsi Ketersediaan Sarana Prasarana dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Menurut hasil analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi ketersediaan sarana prasarana dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran. Pada hasil uji statistik fisher exact diperoleh hasil p = Tidak terdapatnya hubungan antara persepsi ketersediaan sarana prasarana (fasilitas) dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran karena persepsi petugas keamanan tentang ketersediaan sarana prasarana yang tersedia di UDINUS sudah baik begitu pula dengan kesiapsiagaan para rsponden dalam menghadapi bencana kebakaran sudah baik. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ryan Mahendra Linuwih yang mengatakan bahwa ada hubungan antara sarana prasarana dengan kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran. 8

10 Tidak sejalannya penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ryan Mahendra linuwih karena pada penelitian yang dilakukan oleh Ryan Linuwih mengatakan bahwa pada aspek pasokan air responden menjawab masih kurang memadai, sedangkan dari hasil wawancara dengan responden pada penelitian ini mendapatkan informasi bahwa pasokan air yang tersedia untuk penanggulangan kebakaran sudah baik dan menurut responden selalu dilakukan pembersihan secara berkala pada tandon air. Hubungan Pelatihan dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Menurut hasil analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran. Pada hasil uji statistik fisher exact diperoleh hasil p = Tidak terdapatnya hubungan antara pelatihan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran karena responden telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BIUM dan sebesar 58.6% atau sebanyak 17 responden dari 29 responden menguasai materi pada saat dilaksanakan pelatihan. Responden yang mengikuti pelatihan dengan baik dan mempunyai kesiapsiagaan dengan baik sebanyak 76.5% sedangkan yang responden yang mengikuti pelatihan dengan baik namun memiliki kesiapsiagaan yang buruk sebesar 23.5%. Responden yang mengikuti pelatihan dan memiliki kesiapsiagaan baik lebih banyak karena jumlah responden yang mengikuti pelatihan lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak mengikuti pelatihan. Dari data yang didapatkan peneliti dalam melakukan penelitian diketahui sebanyak 79.3% mengatakan bahwa pelatihan kebakaran yang diikuti dapat meningkatkan pengetahuan dan sangat bermanfaat sekali serta sebanyak 58.6% yang menyatakan bahwa responden menguasai materi yang diberikan saat pelatihan kebakaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ramli Daud dkk yang menyatakan bahwa

11 pelatihan siaga bencana dapat meningkatkan kesiapsiagaan dengan bertambahnya pengetahuan tentang bagaimana sikap yang tepat serta tindakan yang lebih sesuai dalam menghadapi suatu bencana. 9 Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Menurut hasil analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat dalam menghadapi bencana kebakaran. Pada hasil uji statistik fisher exact diperoleh hasil p = Responden dengan pengetahuan yang baik dan kesiapsiagaan yang baik sebanyak 57.9% sedangkan responden dengan pengetahuan baik namun kesiapsiagaan buruh sebanyak 42.1%. Pada responden dengan pengetahuan buruk dan kesiapsiagaannya baik sebanyak 100% dari responden yang pengetahuannya buruk dan kesiapsiagannya buruk. Terdapatnya hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan karena lebih banyak responden yang memiliki pengetahuan buruk dengan kesiapsiagaan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan buruk dengan kesiapsiagaan buruk. Pada pertanyaan tempat mana saja yang dapat menimbulkan kebakaran di UDINUS jawaban responden yng menjawab dengan benar sebanyak 37.9%, saat dilakukan wawancara saat penelitian kepada responden, responden mengatakan bahwa mereka sedikit mengetahui area mana saja yang dapat menimbulkan kebakaran di UDINUS ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismawan Aditiansyah yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan tanggap darurat bencana kebakaran. 10 Hubungan Pengalaman dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Menurut hasil analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapsiagaan tanggap darurat

12 dalam menghadapi bencana kebakaran. Pada hasil uji statistik fisher exact diperoleh hasil p = 1,000. Salah satu sumber pengetahuan yang seseorang dapatkan yaitu berasal dari pengalaman. pengalaman dapat membantu seseorang untuk mendapatkan pengetahuan yang dimana pengalaman tersebut didapatkan dengan mengalami secara nyata suatu kejadian yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syaweli Saputra yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman dengan persepsi risiko terhadap bahaya listrik. 11 Tidak terdapatnya hubungan antara pengalaman dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran karena dimana keadaan menyebabkan responden terbiasa dengan keadaan yang ada dan diketahui bahwa sebanyak 82.8% responden sudah lama bertugas menjadi petugas keamanan. Dari data yang diperoleh dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 31% responden yang pernah mengalami bencana kebakaran sehingga mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran dan hari hasil wawancara kepada responden tersebut diketahui bahwa kebakaran yang pernah mereka alami bukan kebakaran besar melainkan kebakaran skala kecil yang cara pemadamannya masih mampu menggunakan air dan karung goni basah. KESIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara dukungan manajemen dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang. (p-value = 1.000). 2. Tidak ada hubungan antara persepsi ketersediaan sarana prasarana dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana

13 kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang. (p-value = 1.000). 3. Tidak ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang. (p-value = 0.683). 4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang. (p-value = 0.027). 5. Tidak ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menghadapi bencana kebakaran di gedung Universitas Dian Nuswantoro Semarang. (p-value = 1.000). SARAN 1. Disarankan agar pelatihan kebakaran yang diselenggarakan mewajibkan seluruh petugas keamanan agar seluruh petugas keamanan memiliki pengetahuan tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana khususnya bencana kebakaran di gedung UDINUS. 2. Disarankan untuk memberikan arah atau petunjuk jalur evakuasi pada gedung B, dan gedung C. 3. Disarankan untuk memberikan detector asap, dan alarm kebakaran pada gedung A, gedung B, gedung C, gedung D, dan gedung E. 4. Disarankan untuk lebih melihat keadaan didalam gedung untuk melihat keadaan sebenarnya dan area mana saja yang berpotensi untuk menimbulkan kebakaran sehingga dapat lebih berjaga-jaga pada area tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. Universitas Negeri Yogyakarta. Pernyataan Dekan Mengenai Kejadian Kebakaran Ruang Patung Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS uny 14 November

14 mengenai-kejadian-kebakaran-ruang-patung-jurusan-pendidikan-senirupa-fbs diakses pada tanggal 23 Oktober Ism. Kampus Universitas Negeri Makassar Kebakaran. diakses pada tanggal 23 Oktober Auliani, Palupi Annisa Arsip Dan Penelitian Hangus Bersama Gedung C FISIP UI diakses pada tanggal 23 Oktober Ramdhani, Dendi. Kampus Universitas Widyatama Dilahap Api. diakses pada tanggal 23 Oktober Sudarmojo, Slamet Agus. Gedung Universitas Merdeka Madiun Terbakar. diakses pada tanggal 23 Oktober Yasa, Raditya Mahendra. Kebakaran Hebat Landa Markas Polda Jawa Tengah. Landa-Markas-Polda-Jawa-Tengah diakses tanggal 23 Oktober Waskito, Islach Dani. Analisis Sistem Manajemen Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Di Pt Surya Esa Perkasa Tbk Palembang Tahun Skripsi Universitas Sriwijaya PDF diakses pada tanggal 2 januari Linuwih, Ryan Mahendra. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Kebakaran Pada Penghuni Mess Pt. Sango Indonesia Semarang. Skripsi Universitas Dian Nuswantoro. Semarang Daud, Ramli dkk. Penerapan Pelatihan Siaga Bencana Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Komunitas SMA

15 Negeri 5 Banda Aceh. Jurnal Ilmu Kebencanaan Vol.1 Nomor 1, Agustus 2014 file:///c:/users/adini/downloads/ sm%20(2).pdf diakses pada tanggal 10 januari Aditiansyah, Ismawan. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Penghuni dan Failitas Rumah Susun Terhadap Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di Rumah Susun Pekunden Kota Semarang Tahun Skripsi Universitas Dian Nuswantoro. Semarang Saputra, Syaweli. Analisis Hubungan Persepsi Risiko Bahaya Listrik dengan Risiko Kejadian Kebakaran Pada Warga RW 07 Jl. Lautza Dalam Jakarta Pusat Tahun Artikel diakses pada tanggal 16 Januari 2016