BAB I PENDAHULUAN. mampu mengatasi masalah kemiskinan (hal I, Pedoman Teknis Pengamanan Sosial
|
|
- Dewi Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) adalah program yang bertujuan memberdayakan masyarakat agar mampu mengatasi masalah kemiskinan (hal I, Pedoman Teknis Pengamanan Sosial dan Lingkungan, PNPM Mandiri Perkotaan). PNPM Mandiri Perkotaan mendorong proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani (hal 16, Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan). PNPM Mandiri Perkotaan diwujudkan melalui kegiatan pendampingan dan pembelajaran kepada masyarakat melalui pendekatan kelompok. PNPM Mandiri Perkotaan di Indonesia dimulai pada tahun 2007 dan berakhir pada tahun PNPM Mandiri Perkotaan sendiri, dapat dikatakan sebagai suatu program pembangunan yang memiliki semangat governance atau kerjasama pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Ditinjau dari aspek pendanaan, program PNPM Mandiri Perkotaan sendiri mendapat sumber dana dari lembaga donor, pemerintah pusat dan daerah serta tentunya dari masyarakat sebagai bentuk keswadayaan ( Sebagaimana telah dikatakan oleh Santosa (2008:130) dalam bukunya yang berjudul Administrasi Publik, Teori dan Aplikasi Good Governance bahwa, Tiga pilar governance, yaitu pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Governance 1
2 menekankan pada kolaborasi dalam kesetaraan dan keseimbangan antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Sedangkan good local governance menurut Sumarto (2004:208) adalah kondisi yang menunjukkan interaksi yang terjadi antara penguasa dan masyarakat dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ekonomi maupun sosial untuk pembangunan di tingkat lokal. Secara sederhana good local governance dapat dipahami dengan penyelenggaraan governance yang baik di tingkat pemerintahan lokal. Oleh karena itu, penelitian ini akan peneliti selenggarakan untuk mengetahui peran pemerintah, masyarakat dan swasta dalam mewujudkan good local governance penyediaan sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel. Berdasarkan keterangan yang peneliti peroleh selama proses pra penelitian, dari Tejo Santoso selaku koordinator LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) peneliti memperoleh informasi yang menerangkan bahwa, PNPM Mandiri Perkotaan masuk ke Desa Dangkel pada tahun Tujuan PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Dangkel ialah untuk membangkitkan semangat kegotongroyongan serta kepedulian sebagai sarana pengentasan kemiskinan. karena Di wilayah Desa Dangkel khususnya semangat kegotongroyongan dan kebersamaan belakangan ini memang mulai memudar. (Tejo, 12 September 2016) Selain itu, Tejo juga memberikan informasi kepada peneliti yang menerangkan bahwa, pada awalnya selama satu tahun Faskel (Fasilitator Kelurahan) PNPM Mandiri Perkotaan melakukan sosialisasi program pada warga Desa Dangkel dan mencari orang-orang yang mau menjadi anggota LKM (Lembaga Keswadayaan 2
3 Masyarakat) sebagaimana dapat kita perhatikan pada kutipan data wawancara yang peneliti miliki berikut ini, Fasilitator Kelurahan (Faskel) PNPM Mandiri Perkotaan memberikan sosialisasi program kepada masyarakat Desa Dangkel selama satu tahun. Selama masa sosialisasi Faskel tidak menerangkan kalau nantinya akan ada BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk pendanaan program. Sosialisasi diberikan lewat kegiatan-kegiatan masyarakat desa, seperti acara Yasinan, Dawis, PKK maupun melalui perkumpulan-perkumpulan informal lainnya dan juga mencari orang-orang yang peduli dan tertarik terhadap perkembangan dan kemajuan desanya untuk membentuk Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). LKM tugasnya untuk mengelola program-program PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat desa. Struktur LKM terdiri dari ketua, sekretaris, UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPS (Unit Pengelola Social), dan UPK (Unit Pengelola Keuangan). Unit pengelola bertugas menerima laporan atau masukan serta memeriksa lingkungan, tempat atau apa saja yang ada di desa, khususnya yang memerlukan perbaikan, pembangunan, dan lain sebagainya. (Tejo, 12 September 2016) Masyarakat memperoleh dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk mendanai pelaksanaan program-program PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Dangkel. Dana BLM merupakan dana publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sebagai bantuan sosial. Dana BLM sesungguhnya merupakan dana stimulan sebagai media pembelajaran masyarakat untuk terus membangun modal sosial dan menumbuhkan nilai-nilai universal kemanusiaan maupun prinsip-prinsip kemasyarakatan sehingga pada gilirannya akan mampu menyelesaikan persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan mereka (hal 4, Petunjuk Teknis Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan) Di Desa Dangkel sendiri PNPM Mandiri Perkotaan selesai pada tahun 2014, dari tahun banyak program yang telah diimplementasikan. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan selama observasi, program-program yang telah selesai dilaksanakan tidak ada upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk 3
4 mengembangkannya menjadi lebih baik. Sebagai contoh disini adalah program pembangunan sarana air bersih di RT 7, RW 1, Desa Dangkel yang selesai pada tahun Sampai sekarang tidak ada iuran bulanan atau petugas perawatan khusus untuk melakukan perawatan, sebagaimana diungkapkan oleh Rohim selaku ketua RT 7, RW 1, Desa Dangkel berikut ini, Tidak ada iuran bulanan untuk perawatan sarana air bersih. Tidak ada petugas khusus perawatan sarana air bersih. (Rohim, 1 Oktober 2016) Contoh yang lain adalah program pembangunan sarana air bersih di wilayah Wonoaji. Dimana setelah pembangunannya selesai pada tahun 2009, masyarakat ingin membuat sumber baru untuk memperbaiki kualitas airnya, namun sampai sekarang belum terlaksana karena terkendala dana, sebagaimana keterangan yang peneliti peroleh dari Pardi yang merupakan ketua KSM air bersih Wonoaji berikut ini, Kita ada kemauan cari sumber yang labih baik, tapi dananya tidak ada, jadi sekarang yang penting mengalir airnya gitu aja. (Pardi, 4 Oktober 2016) Berbeda dari dua contoh diatas, peneliti menemukan ada salah satu program dimana masyarakatnya terus merawat dan menjaga atau bahkan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dilakukan bersama PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu program pembangunan sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel, sebagaimana diungkapkan oleh Sugi selaku ketua RT 3, RW 1, Desa Dangkel berikut ini, Dari semua program PNPM kayaknya yang sukses program air bersih kita ini, karena setelah selesai kita terus melakukan perbaikan, contoh dulu disini juga ada betonisasi, tapi setelah selesai tidak ada perbaikan jika ada jalan yang bolong. Disini kita sudah bentuk pengelola sendiri, ada iuran tiap bulan untuk pemeliharaan. (Sugi, 22 November 2016) 4
5 Apa yang dilakukan masyarakat RT 3, RW 1, Desa Dangkel dengan terus melakukan perbaikan dan pengembangan sara air bersih di lingkungannya sudah seperti yang diharapkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan, sebagaimana dijelaskan oleh Tejo yang merupakan berikut ini, Yang diharapkan oleh PNPM ya seperti air bersih RT 3 itu, ada perawatan, pengembangan, kalau rusak diperbaiki. (Tejo, 14 November 2016) Menurut informasi yang peneliti peroleh, program pembangunan sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel berawal dari keluhan warga tentang adanya kesulitan untuk mengakses air bersih. Sebagaimana keterangan yang peneliti peroleh dari Sugi berikut ini, Sungai di belakang desa sudah penuh dengan sampah dan airnya keruh. Banyak sumur di wilayah RT3 yang sudah tercemar. Padahal air sungai dan sumur ini dulunya biasa digunakan warga untuk mencuci dan minum. Masalahnya sekarang untuk memasang sambungan air PDAM juga tidak murah, sebagian warga merasa tidak mampu membayar biaya pemasangan PDAM, ditambah lagi dengan kewajiban membayar bulanan PDAM yang juga tidak murah. (Sugi 10 September 2016) Tidak dapat dipungkiri air merupakan kebutuhan vital kehidupan manusia. Seorang manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa air. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, seperti mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Yang menjadi masalah disini adalah jika sumber air yang sering digunakan masyarakat, seperti sungai dan sumur, sudah tercemar oleh limbah maupun sampah. Masalah pencemaran air sungai dan sumur inilah yang terjadi di wilayah RT 3, RW 1, Desa Dangkel. Sebagaimana keterangan dari Sugi diatas bahwa sumur- 5
6 sumur di RT 3, RW 1, Desa Dangkel sudah tercemar. Air sumur ini terlihat keruh dan mengeluarkan bau, padahal air sumur ini dulunya biasa digunakan warga untuk sumber air minum dan kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan lain sebagainya. Karena tercemar warga tidak bisa lagi menggunakan air sumur-sumur yang ada di RT 3, RW 1, Desa Dangkel. Tidak kalah parah disini adalah sungai di belakang desa yang dulunya juga sering digunakan untuk mencuci, sekarang sudah penuh dengan sampah sehingga tidak bisa lagi digunakan untuk mencuci. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih sebelum adanya program pengadaan air bersih yang didanai oleh PNPM Mandiri Perkotaan, salah satunya jalan adalah dengan memasang PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Namun tidak semua warga mampu untuk membayar biaya pemasangan PDAM yang memang tidaklah murah. Oleh karena itu ada beberapa warga RT 3, RW 1, Desa Dangkel yang menyambung jaringan air warga lain yang sudah pasang jaringan air PDAM, sehingga tidak perlu lagi membayar biaya pemasangan PDAM tetapi hanya membayar iuran bulanan. Meskipun demikian pada kenyataannya masih banyak warga RT 3, RW 1, Desa Dangkel yang masih kesulitan untuk mengakses air bersih. Angin sejuk bagi warga RT 3, RW 1, Desa Dangkel muncul ketika PNPM Mandiri Perkotaan masuk ke Desa Dangkel. Yang mana salah satu program yang bisa didanai oleh PNPM Mandiri Perkotaan adalah program pengadaan sarana air bersih. Oleh sebab itu, warga RT 3, RW 1, Desa Dangkel sepakat untuk mengajukan usulan program pengadaan sarana air bersih kepada PNPM Mandiri Perkotaan untuk mengatasi masalah sulitnya akses air bersih. 6
7 Program sarana air bersih PNPM Mandiri Perkotaan di RT 3, RW 1, Desa Dangkel sendiri dilaksanakan pada tahun 2012, sebagaimana keterangan yang peneliti peroleh dari Sugi berikut ini, Proyek pembangunan sarana air bersih di RT 3 dilaksnakan pada tahun teknis pengerjaan proyek diserahkan seluruhnya kepada masyarakat RT 3/RW 1, mulai dari perencanaan hingga implementasi. Pada awal pengerjaan proyek warga kebingungan dalam mencari sumber mata air, sehingga warga memutuskan mendatangkan ahli pencari mata air dari desa lain. Namun setelah mendatangkan ahli pencari mata air, warga tetap gagal untuk mendapatkan sumber mata air yang diinginkan. Mengingat waktu pengerjaan proyek yang dibatasi oleh PNPM, warga terpaksa menggunakan air resapan irigasi sawah sebagai sumber air. Teknis pendistribusian air dari sumber mata air sampai ke rumah-rumah warga dengan menggunakan 3 toren (tabung penampung air) yang masing-masing diletakkan di tempat yang berbeda untuk menjangkau seluruh wilayah RT 3, RW 1. Dari ketiga toren inilah warga menyambung sendiri agar air sampai ke masing-masing rumah warga. (Sugi 10 September 2016) Akan tetapi setelah program pembangunan sarana air bersih dari PNPM Mandiri Perkotaan selesai warga justru merasa tidak puas dengan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan, sebagaimana telah dikatakan oleh Lasin yang merupakan salah satu pengurus sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel berikut ini, Hasilnya kurang bagus. airnya sering mati dan keruh. (Lasin, 11 September 2016) Untuk mengatasi air yang sering mati dan keruh, meskipun program PNPM Mandiri Perkotaan telah selesai warga bersepakat untuk memecahkan masalah tersebut dengan kembali membangun toren (tandon penampungan air) baru dan mencari sumber mata air baru. sebagaimana keterangan yang peneliti peroleh dari Lasin berikut ini, 2013 warga RT 3 menambah satu toren baru biar penampungan air semakin besar biar tidak sering mati. Kalau untuk mengatasi air keruh, pada tahun 2015 warga gotong-royong mencari sumber mata air yang baru. Hasilnya lumayan 7
8 bagus. Airnya bening, bahkan Pak Jito menguji airnya di laboraturium Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung. Hasilnya air layak diminum. (Lasin, 11 September 2016) Sementara itu Dedi, yang merupakan Fasilitator Senior PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Parakan, mengatakan bahwa program pembangunan sarana air bersih RT 3, RW 1, Desa Dangkel sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan warga dalam menambah toren (tandon penampungan air) baru dan membuat sumber air baru dengan dana swadaya sendiri setelah program selesai. Sebagaimana dapat kita lihat pada kutipan wawancara berikut ini, Dengan menambah toren baru dan membuat sumber air baru dengan dana swadaya, berarti program itu sudah berhasil. (Dedi, 14 Desember 2016) Menurut peneliti inisiatif masyarakat untuk membangun toren baru dan mencari sumber mata air baru meskipun PNPM Mandiri Perkotaan telah selesai merupakan suatu peristiwa puncak yang menunjukan bahwa di Desa Dangkel terdapat tata kelola kepemerintahan antara pemerintah, masyarakat dan swasta yang baik (good governance) khususnya dalam konteks penyedian sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel. Dari hasil observasi selama pra penelitian yang telah peneliti lakukan tersebut akhirnya peneliti tertarik untuk melihat peran pemerintah, masyarakat dan swasta dalam mewujudkan good local gorvernance penyediaan sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel. 8
9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah peneliti sajikan dimuka maka secara sederhana peneliti membuat rumusan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana peran pemerintah, masyarakat dan swasta dalam mewujudkan good local governance penyediaan sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaiamana peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mewujudkan good local governance penyediaan sarana air bersih di RT 3, RW 1, Desa Dangkel. 1.4 Manfaat Penelitian a) Untuk Pemerintah Memberikan masukan kepada pemerintah untuk terus meningkatkan partisipasi dari masyarakat dalam setiap pembangunan maupun pengambilan keputusan. b) Untuk Masyarakat Memberikan pembelajaran bahwa dengan masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan akan mempermudah pencapaian tujuan dari pembangunan tersebut. Dimana dalam PNPM Mandiri Perkotaan, tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan sebenarnya telah disepakati bersama oleh masyarakat sendiri. 9
10 c) Untuk Swasta Memberikan pembelajaran pentingnya swasta terlibat dalam proses pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. d) Bagi Civitas Akademik Memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya mengenai pengembangan penelitian tentang good governance. 10
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasar pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat disimpulkan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE
50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,
Lebih terperinciTATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP
TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk
Lebih terperinciBAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN
38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Salah satu tujuan utama pembangunan air limbah domestik Kabupaten Bombana yaitu Meningkatkan akses Layanan Air limbah Domestik
Lebih terperinciBAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT
80 BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT 8.1 Peranan Modal Sosial dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Tiga pilar utama modal sosial, yaitu kepercayaan (trust),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK
A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi
Lebih terperinciMEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI
MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI Poster 1 A Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Segera Cair. Sub Dana BLM cair jika dana tunai swadaya masyarakat minimal 4% dan kontribusi APBD
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI LAU GERBONG DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT DI DESA PERBESI KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TAHUN 2010 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN, RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciVIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA
92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciTim/ Panitia PNPM Mandiri Desa Suka Makmur
PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA Kepala Desa 1. Bagaimana pemahaman bapak tentang PNPM Mandiri? 2. Tahun berapa PNPM Mandiri di desa ini mulai dilaksanakan? 3. Apa saja jenis PNPM Mandiri di desa ini? 4. Kenapa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...
Lebih terperinciTINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA
TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu
Lebih terperinciPROGRAM PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN INSTITUSI BERBASIS KOMUNITAS (Best Practise, Prospektus dan Dilematikanya)
PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN PEMBANGUNAN INSTITUSI BERBASIS KOMUNITAS (Best Practise, Prospektus dan Dilematikanya) LKM DURENJAYA KEL. DURENJAYA KEC. BEKASI TIMUR PROFIL KELURAHAN WILAYAH 18 RW 190 RT PENDUDUK
Lebih terperinciKEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUNGAI PENUH, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciLampiran Tanggapan Temuan BPKP
KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciProfil PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Provinsi Jawa Timur. Kelurahan Gading Kasri - Kota Malang
Profil PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Kelurahan Gading Kasri - Kota Malang Provinsi Jawa Timur Program Kota Tanpa Kumuh(KOTAKU) adalah program pencegahan danpeningkatan kualitas permukiman kumuh, merupakan
Lebih terperinciBAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo
BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo Kampung Wonorejo merupakan Kampung yang mempunyai masalah pada lingkungan hidup
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki
Lebih terperinciKESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:
LAPORAN AKHIR PKM-M COMMUNITY BASED RESOURCE MANAGEMENT : REVITALISASI PENGELOLAAN SUMBER MATA AIR UNTUK MENINGKATAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA CIHIDEUNG UDIK, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR Oleh:
Lebih terperinciSANITASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA PROGRAM SANITASI PERKOTAAN BERBASIS MASYARAKAT (SPBM) DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA TAHUN 2014
EFEKTIVITAS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENANGANAN SANITASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA PROGRAM SANITASI PERKOTAAN BERBASIS MASYARAKAT (SPBM) DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA TAHUN 2014 Disusun
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2007 Menimbang : TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar
LAMPIRAN Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar Saya yang bernama Indah Kurniati Nurhuda, mahasiswa tingkat akhir departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN
BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu
Lebih terperinciPROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR
PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR
Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA
Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari
Lebih terperinciBab III DATA PENELITIAN. A. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan. 1. Sejarah PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Krian
Bab III DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan 1. Sejarah PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Krian Salah satu permasalahan pemerintah yang sangat mendesak saat ini adalah masalah kemiskinan
Lebih terperinciKEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN: KENDALA DAN SOLUSINYA ( Studi Kasus di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta)
KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN: KENDALA DAN SOLUSINYA ( Studi Kasus di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan program-program pengentasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata
Lebih terperinciDAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi
DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan merupakan pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG REPLIKASI SISTEM INOVASI LAYANAN ARISAN/ANGSURAN JAMBAN DI KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN
53 VI. PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN 6.1. Pengaruh Tingkat Kemauan Terhadap Perempuan dalam Program PNPM mandiri perkotaan Tingkat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciBAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN
88 BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN Perubahan pola pikir dalam masyarakat menjadi suatu trend utama dalam suatu pendampingan. Upaya-upaya yang
Lebih terperinciGambaran Informan Kunci!
Gambaran Informan Kunci! Elemen Masyarakat Pemanfaat langsung BKM/KSM Elemen Pemerintah Kelurahan Kecamatan/PJOK Kota/Kabupaten (SATKER,PPK) Propinsi (SATKER,PPK) Elemen Konsultan faskel Infra Askot Infra/
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO Asisten Deputi Urusan Pengarusutamaan Kebijakan dan Anggaran/Sekretaris
Lebih terperinciDAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 PERUMUSAN MASALAH... 7 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 7 1.4 MANFAAT PENELITIAN... 7 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN... 8 1.5.1 Komunikasi Pembangunan... 8 1.5.2
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah
Lebih terperinciBUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT
BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SEKELOA KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG
EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SEKELOA KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang di rancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini sebagian dari kita yang telah melupakan kenyamanan lingkungan sekitar. Padahal makna dari lingkungan yang bersahabat sangat besar manfaatnya untuk manusia.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PENERIMAAN TIM VERIFIKASI LAPANGAN LOMBA BBGRM TAHUN 2016
WALIKOTA BANDUNG SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PENERIMAAN TIM VERIFIKASI LAPANGAN LOMBA BBGRM TAHUN 2016 HARI/TANGGAL : SENIN, 11 APRIL 2016 WAKTU TEMPAT : PUKUL 13.00 WIB : KELURAHAN MEKARJAYA
Lebih terperinciBab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan
Bab 4 Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan 31 IV.1. Pengantar Bagian ini memaparkan hasil penelitian, meliputi hasil analisis dan pembahasan. Analisis dilakukan terhadap data-data berkaitan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pembangunan Desa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah desa, dalam rangka memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat desa. Dana pembangunan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007
Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciPLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di alam ini tidak dapat berlangsung, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Tubuh manusia sebagian
Lebih terperinci2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciMembangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM
Lebih terperinciBAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3. RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Salah satu tujuan utama pembangunan air limbah domestik Kabupaten Bombana yaitu Meningkatkan akses Layanan Air limbah Domestik
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS
PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS (Instalasi Pengolahahan Air Laut Sederhana): Transformasi Air Laut Menjadi Air Tawar dengan Pemisahan Elektron Cl - Menggunakan Variasi Batu Zeolit sebagai Upaya Penyediaan
Lebih terperinciLaporan Status Penerapan Upaya Perlindungan Lingkungan
Laporan Status Penerapan Upaya Perlindungan Lingkungan Di dalam perjanjian pinjaman antara Pemerintah Indonesia dan pihak Donor (Bank Dunia) disepakati adanya kewajiban bagi pihak pemerintah Indonesia
Lebih terperinciRencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan
Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana penataan lingkungan dalam suatu permukiman
Lebih terperinciKELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG
KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG Deskripsi dan Perkembangan Kegiatan KUSP Gotong Royong RW IV Kwaluhan, Kelurahan Kertosari didirikan pada tahun 1993. Pada awalnya, KUSP (KUSP) Gotong Royong
Lebih terperinciDHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG
DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DIDESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer
VI. ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer Ada dua dampak yang diberikan akibat keberadaan industri diantara pemukiman
Lebih terperinci