PERAN TELEVISI DALAM PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK (Studi Analisis Deskriptif Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN TELEVISI DALAM PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK (Studi Analisis Deskriptif Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan"

Transkripsi

1 PERAN TELEVISI DALAM PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK (Studi Analisis Deskriptif Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tentang Pemberitaan Kebijakan Presiden Joko Widodo Menghukum Mati Pengedar Narkoba) MAXMILIANUS PAMELA MARULIASI GULTOM ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Publik.Penelitian ini fokus untuk meneliti peran televisi sebagai fungsi informasi, fungsi mediasi, dan fungsi amplifikasi, dalam pembentukan opini masyarakat Desa Muliorejo terhadap pemberitaan kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba.tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran televisi sebagai fungsi informasi, fungsi mediasi, dan fungsi amplifikasi dalam pembentukan opini masyarakat Desa Muliorejo terhadap pemberitaan kebijakan Presiden Jokowi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi Massa dan Opini Publik. Metodologi dalam penelitian ini adalah studi analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Lingkungan XIII Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Arikunto, yang mengambil antara 10-15% dari jumlah populasi.teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan.hasil penelitian ini adalah televisi memiliki peranan penting dalam penyebarluasan berita mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Televisi berperan dalam proses pembentukan opini masyarakat terhadap pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi tersebut. Televisi memperkuat pernyataan narasumber dalam menanggapi kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, dan dalam memperkuat pernyataan narasumber televisi sudah sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan. Kata kunci : Televisi, Opini Publik, Muliorejo, Sunggal PENDAHULUAN Opini publik memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat yang demokratis.demokrasi diyakini oleh sebagian besar negara di dunia sebagai tolak ukur dari keabsahan politik.keyakinan bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis bagi tegak kokohnya sistem politik demokrasi.sebagai salah satu negara demokrasi, Pemerintah Indonesia sudah seharusnya tanggap terhadap opini publik, baik yang pro maupun kontra terhadap pemerintah. Pembentukan opini publik sangat bergantung pada proses komunikasi. Masyarakat memperoleh pengetahuan atau informasi tentang persoalan yang

2 terjadi di masyarakat melalui media komunikasi, salah satunya adalah melalui media massa. Masalah sekecil apapun bisa berkembang dengan cepat karena pemberitaan melalui media massa.semakin pentingnya peran media dalam pembentukan opini publik tidak terlepas dari pesatnya peningkatan teknologi informasi dan komunikasi. Televisi, sebagai salah satu bentuk media massa, menjadi ikon pembentuk konstruksi sosial. Televisi juga berperan dalam membentuk kuasa kebenaran dalam realitas sosial. Berita yang saat ini lagi hangat diperbincangkan oleh media dan juga masyarakat salah satunya adalah tentang kebijakan Presiden RI, Joko Widodo, yang memberikan Hukuman Mati Bagi Produsen dan Pengedar Narkoba.Banyak opini yang berkembang terhadap pemberitaan tersebut.opini publik yang terbentuk di masyarakat mengenai kebijakan Presiden Jokowi ini tentu dipengaruhi oleh fungsi dari media massa yang mereka gunakan. Penyampaian berita yang beragam di televisi tentu akan memberikan dampak yang berbeda kepada khalayak yang mengkonsumsi pemberitaan tersebut dalam membentuk opini. Hal itu dapat disebabkan oleh kebijakan yang ada pada masingmasing stasiun televisi dan juga objektivitas pemberitaan yang disampaikan. Televisi sendiri disebut-sebut memiliki peranan dalam proses pembentukan opini masyarakat yang menonton suatu pemberitaan di dalamnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini dengan judul penelitian Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Publik (Studi Analisis Deskriptif Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tentang Pemberitaan Mengenai Kebijakan Presiden Joko Widodo Menghukum Mati Pengedar Narkoba). PERUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah Bagaimana peran televisi sebagai fungsi informasi, fungsi mediasi, dan fungsi amplifikasi dalam pembentukan opini masyarakat Desa Muliorejo tentang pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba?. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran televisi sebagai fungsi informasi, fungsi mediasi, dan fungsi amplifikasi dalam pembentukan opini masyarakat Desa Muliorejo tentang pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba. URAIAN TEORITIS Media Massa Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak, heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat-

3 perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat (McQuail, 2000:17). Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal (Bungin, 2006:7). Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Televisi sebagai media audiovisual memiliki beberapa sifat diantara lain (Morrisan, 2004:5) : 1. Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran 2. Dapat dilihat dan didengar kembali, bila ditayangkan kembali 3. Daya rangsang tinggi 4. Elektris 5. Sangat mahal 6. Daya jangkau luas Pemberitaan Dalam buku Here s The News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer (Olii, 2007: 27), berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting dan bermakna (signifikan), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Walter Lippman (McQuail, 1996: 190) memfokuskan hakikat berita pada proses pengumpulan berita, yang dipandang sebagai upaya menemukan isyarat jelas yang objektif yang memberartikan suatu peristiwa. Opini Publik Menurut Cutlip dan Center (Sastropoetro, 1990 : 41), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Pengertian publik menurut Emory. S. Bagardus, adalah sejumlah orang yang dengan suatu acara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah atau setidak-tidaknya mempunyai kepentingan yang bersama dalam sesuatu hal (Sunarjo, 1984 : 20). Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya Effective Public Relation, opini publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individuindividu tentang masalah umum (Sastropoetro, 1990 : 52). Terdapat beberapa kekuatan dalam opini publik: 1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri. 1. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila. 2. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga atau juga menghancurkan suatu lembaga institusi. 3. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan kebudayaan. 4. Opini publik dapat melestarikan norma sosial.

4 Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik Salah satu fungsi pokok media massa (Olii, 2007: 89) adalah sebagai sumber informasi dan pendapat tentang berbagai peristiwa dalam masyarakat. Media massa memiliki beberapa fungsi dalam opini publik (McQuail, 1996: 55), yaitu: 1. Fungsi Informasi Media menjadi fasilitas untuk mendiseminasikan pernyataan sumber yang dapat menjadi opini publik. 2. Fungsi mediasi Media menempatkan diri sebagai penghubung antara realitas sosial yang obyektif dengan pengalaman pribadi seseorang.media dimanfaatkan untuk membentuk opini publik yang berlandaskan fakta empiris di tengah masyarakat. 3. Fungsi Amplifikasi Media dijadikan sarana untuk memperkuat pernyataan yang dilontarkan seseorang untuk berubah menjadi pendapat umum yang berkembang. 4. Media merupakan instrumen strategis yang tidak dapat dilepaskan dalam public opinion processing. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi analisis deskriptif. Studi analisis deskriptifadalah salah cara penelitian dengan menggambarkan serta menginterpretasi suatu objek sesuai dengan kenyataan dan hasil analisis yang ada, dengan mengutamakan fakta. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari dapat berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuah penelitian tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel yang diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2009 : 77). HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang sudah dijelaskan dalam kerangka teori, sebagai media massa, televisi memiliki memiliki beberapa fungsi dalam opini public, yaitu fungsi informasi, fungsi mediasi, dan fungsi amplifikasi. Berikut pembahasan mengenai peran televisi sebagai media massa dalam proses pembentukan opini publik. Fungsi informasi adalah fungsi dimana media menjadi fasilitas untuk mendiseminasikan pernyataan sumber yang dapat menjadi opini publik. Dari hasil penelitian ini, dapat digambarkan bahwa semua responden setuju bahwa televisi sebagai salah satu media massa berperan penting dalam menyebarluaskan berita mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Hal ini tampak dari hasil penelitian yang menyatakan 52 responden (51,0%) dari jumlah

5 total 102 responden berpendapat televisi memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarluaskan berita mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, 37 responden (36,3%) berpendapattelevisi memiliki peran yang penting, 13 responden (12,7%) berpendapat televisi memiliki peranan yang cukup penting, dan tidak satupun dari responden yang menyatakan bahwa televisi tidak berperan dalam menyebarluaskan berita kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan masyarakat memperoleh informasi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba melalui televisi. Informasi yang diterima masyarakat melalui televisi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba juga dapat dikatakan jelas. Hal ini tampak dari hasil penelitian yang menyatakan 43 responden (42,2%) dari total 102 responden menyatakan sangat jelas mengenai informasi yang mereka terima tersebut, dan 41 responden (40,2%) responden yang menyatakan jelas dalam menerima informasi tersebut. Sehingga total 82,4% dari masyarakat sudah benar-benar mengerti isi dari pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Sisanya 16 responden (15,6%) berpendapat bahwa informasi yang mereka terima cukup jelas, dalam artian mereka dapat mengerti isi pemberitaan tersebut secara garis besar, namun mungkin belum secara mendetail, dan hanya 2 responden yang menyatakan informasi yang diterima tidak jelas. Kejelasan informasi tersebut tentunya berkaitan dengan kemampuan stasiun televisi dalam melakukan pemberitaan yang berkelanjutan. Maka dari itu, dengan 82,4% dari masyarakat jelas dalam menerima informasi tersebut, ditambah 15,6% sisanya mengerti, yang didukung dengan dengan kemampuan stasiun televisi dalam melakukan pemberitaan yang berkelanjutan maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masyarakat benar-benar paham mengenai isi dari informasi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Mengenai penyebaran informasi tentang kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba di Indonesia dapat dikatakan bahwa informasi ini tersebar secara merata, yaitu menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan 20 responden (19,6%) dari total 102 responden menyatakan penyebaran yang sangat merata, dan 59 responden (57,9%) yang berpendapat bahwa penyebarluasan informasi sudah merata, sehingga jika ditotal 77,5% dari masyarakat menyatakan bahwa penyebaran informasi sudah merata. Sisanya 16 responden (15,6%) berpendapat bahwa penyebarluasan informasi cukup merata, yang berarti bahwa penyebarluasan informasi sudah dapat diterima di berbagai lapisan masyarakat, meskipun belum seluruhnya, dan hanya 7 responden (6,9%) yang menyatakan bahwa penyebarluasan informasi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba tidak merata. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penyebarluasan informasi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba sudah merata.

6 Fungsi mediasi adalah fungsi dimana media menempatkan diri sebagai penghubung antara realitas sosial yang obyektif dengan pengalaman pribadi seseorang.media dimanfaatkan untuk membentuk opini publik yang berlandaskan fakta empiris di tengah masyarakat.dengan banyaknya pemberitaan melalui televisi, maka akan menimbulkan tanggapan beragam dari masyarakat. Tanggapan-tanggapan tersebut salah satunya dapat berupa opini. Dalam proses pembentukan opini masyarakat terhadap suatu pemberitaan, hasil penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat menyatakan televisi memiliki peranan di dalamnya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan 34 responden (33,3%) dari total 102 responden menyatakan televisi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan opini mereka, dan 40 responden (39,3%) menyatakan televisi berperan penting di dalamnya. Sisanya terdapat 25 responden (24,5%) menyatakan peran televisi cukup penting, yang berarti sedikit banyak juga mempengaruhi mereka, dan hanya 3 responden (2,9%) yang menyatakan bahwa televisi tidak memiliki peranan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu pemberitaan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa televisi memiliki peran dalam proses pembentukan opini masyarakat terhadap suatu pemberitaan. Dalam suatu pemberitaan khusus yang menjadi topik dari penelitian ini, yaitu kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, tentunya terdapat tanggapan yang beragam pula, termasuk opini. Dalam proses terbentuknya opini masyarakat terhadap pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, sama seperti terhadap suatu pemberitaan sebelumnya, televisi dianggap memiliki peranan penting di dalamnya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan 21 responden (20,6%) dari total 102 responden menyatakan televisi sangat berperan dalam proses pembentukan opini mereka terhadap pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, dan 41 responden (40,2%) menyatakan televisi berperan penting, sedangkan sisanya 36 responden (35,3%) menyatakan peran televisi cukup penting, dan hanya terdapat 4 responden (3,9%) yang menyatakan bahwa televisi tidak memiliki peranan dalam membentuk opini masyarakat terhadap pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa televisi memiliki peranan dalam proses pembentukan opini masyarakat terhadap pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Setelah televisi dinyatakan berperan dalam proses pembentukan opini publik, maka selanjutnya opini publik akan berkembang menjadi pendapat umum. Ada tidaknya pendapat umum yang berkembang dari pemberitaan di televisi mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba telah ditemukan jawabannya dalam penelitian ini, yaitu dengan 100 responden (98%) dari total 102 responden menyatakan adanya terbentuk pendapat umum, dan sisanya yang hanya 2 responden (2%) menyebutkan tidak terbentuk pendapat

7 umum dari pemberitaan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan ada terbentuk pendapat umum dari pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba di Indonesia. Fungsi amplifikasi adalah fungsi dimana media dijadikan sarana untuk memperkuat pernyataan yang dilontarkan seseorang untuk berubah menjadi pendapat umum yang berkembang.agar dapat mengetahui pendapat umum yang berkembang di masyarakat mengenai suatu pemberitaan, televisi biasanya mengundang narasumber dalam suatu pembicaraan atau diskusi.narasumber yang diundang dapat berupa masyarakat biasa hingga para pakar yang ahli di bidang yang sedang dibicarakan. Saat mengundang narasumber untuk mendiskusikan suatu masalah yang terdapat dalam suatu pemberitaan, televisi seringkali dirasa berperan memperkuat pernyataan dari narasumber. Dari 102 responden terdapat 14 responden (13,7%) yang berpendapat bahwa televisi sangat diperlukan perannya dalam memperkuat pernyataan dari narasumber terhadap suatu pemberitaan yang beredar, dan 47 responden (46,1%) menyatakan televisi diperlukan perannya untuk itu, 38 responden (37,3%) menyatakan televisi cukup diperlukan, dan terdapat 3 responden (2,9%) yang menyatakan bahwa televisi sama sekali tidak diperlukan dalam memperkuat pernyataan dari narasumber terhadap suatu pemberitaan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masyarakat menyatakan bahwa televisi diperlukan perannya dalam memperkuat pernyataan narasumber. Demikian pula mengenai pemberitaan kebijakan Jokowi menghukum mati pengedar narkoba di Indonesia. Televisi juga turut menghadirkan para ahli untuk dimintai tanggapannya terhadap pemberitaan tersebut, seperti melakukan wawancara, diskusi, maupun debat. Mengenai hal ini, hasil dari penelitian menggambarkan bahwa dari 102 responden terdapat 8 responden (7,8%) yang berpendapat bahwa televisi sangat memperkuat pernyataan para ahli dalam menanggapi kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba, 67 responden (65,7%) menyatakan televisi memperkuat pernyataan para ahli, 24 responden (23,5%) menyatakan televisi cukup memperkuat pernyataan para ahli, dan terdapat 3 responden (2,9%) yang menyatakan bahwa televisi sama sekali tidak memperkuat pernyataan para ahli dalam menanggapi pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masyarakat setuju bahwa televisi memiliki peran dalam memperkuat pernyataan dari narasumber dalam menanggapi kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Setelah diketahui secara keseluruhan masyarakat menyatakan bahwa televisi memiliki peran dalam memperkuat pernyataan dari narasumber dalam menanggapi kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, maka selanjutnya perlu diketahui apakah dalam memperkuat pernyataan para narasumber, televisi sudah melakukannya sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 102 responden terdapat 5 responden (4,9%) yang berpendapat bahwa televisi dalam memperkuat pernyataan

8 narasumber terkait kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, sudah sangat sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan, dan 41 responden (40,2%) menyatakan sudah sesuai Sementara 50 responden (49,0%) menyatakan cukup sesuai, yang berarti meskipun tidak keseluruhan, namun sebagian besar yang dilakukan televisi sudah sesuai dengan data dan fakta yang ada, dan sisanya terdapat 6 responden (5,9%) yang menyatakan bahwa televisi dalam memperkuat pernyataan dari narasumber dalam menanggapi kebijakan Presiden Joko Widodo menghukum mati pengedar narkoba tidak sesuai dengan data dan fakta di lapangan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masyarakat setuju bahwa dalam memperkuat pernyataan narasumber, televisi sudah melakukannya sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Berdasarkan peran televisi sebagai fungsi informasi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masyarakat memperoleh informasi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba melalui televisi. Masyarakat dipastikan pernah mendengar informasi mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba di televisi, yang menjelaskan bahwa televisi mempunyai peranan penting dalam menyebarluaskan informasi tersebut. Informasi mengenai kebijakan Jokowi menghukum mati pengedar narkoba juga dapat diterima dengan jelas oleh masyarakat, terlebih juga karena adanya pemberitaan yang berkelanjutan dan selalu memberikan informasi terbaru tentang kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba. Informasi yang diterima dengan jelas mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba juga tersebar secara merata, dengan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. 2. Berdasarkan peran televisi sebagai fungsi mediasi dapat disimpulkan bahwa televisi memiliki peran dalam proses pembentukan opini masyarakat terhadap suatu pemberitaan. Demikian pula dengan pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa televisi berperan dalam proses pembentukan opini masyarakat dalam menanggapi pemberitaan tersebut. Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa adanya pendapat umum yang terbentuk dari pemberitaan mengenai kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba di Indonesia. 3. Berdasarkan peran televisi sebagai fungsi amplifikasi dapat disimpulkan bahwa dalam setiap keterlibatan narasumber di televisi dalam menanggapi suatu pemberitaan, masyarakat merasa peran televisi diperlukan untuk memperkuat pernyataan dari narasumber tersebut. Demikian pula mengenai pemberitaan kebijakan Jokowi menghukum mati pengedar

9 narkoba di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa masyarakat setuju bahwa televisi berperan dalam memperkuat pernyataan dari narasumber dalam menanggapi pemberitaan tersebut. Kemudian dalam memperkuat pernyataan narasumber dalam menanggapi kebijakan Presiden Jokowi menghukum mati pengedar narkoba, televisi sudah melakukannya sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan. SARAN Saran Responden Penelitian Meski kebijakan presiden Jokowi dianggap beberapa orang dapat menutup kebebasan hidup tersangka kasus narkoba, seyogianya hukuman mati dapat menumbulkan efek jera bagi rakyat. Ini yang harus dikedepankan bukan kebijakan represif yang kian digemborkan. Terkait dengan lokasi penelitian ini memang sudah kompeten. Hal ini dikarenakan beberapa generasi di lokasi penelitian identik dengan kegiatan narkoba. Maka dari itu, hasil penelitian ini dapat menjadi cermin bagi setiap warga untuk melakukan kontrol kolektif. Untuk televisi, pemberitaan yang disajikan hendaknya berimbang agar masyarakat memperoleh basis informasi yang kuat. Saran Dalam Kaitan Akademis Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya, terutama bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis selanjutnya, khususnya mahasiswa ilmu komunikasi, diharapkan dapat melanjutkan dengan sudut pandang yang berbeda, misalkan tentang opini dari masyarakatmengenai suatu kebijakan, dengan mendapatkan kesimpulan yang dapat memperkaya khasanah penelitian, terutama di bidang ilmu komunikasi. Saran Dalam Kaitan Praktis Peneliti mengharapkan agar kiranya media massa, khususnya televisi dapat terus meningkatkan kinerja dalam menyebarluaskan suatu pemberitaan, agar dapat selalu objektif dan tetap sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan apapun.

10 DAFTAR REFERENSI Ardiyanto, Elvinaro & Erdiyana, Lukiyati Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Burhan, Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana. Cutlip, Scott M. Et al Effective Public Relations : Suatu Pengantar Praktis. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Djamaluddin, Dedy Malik dan Yosal Iriantara Komunikasi Persuasif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Eriyanto Analisis Wacana : Pengantar Analisis Isi Media. Yogyakarta : LKIS. Junaedi Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Santusta. Lubis, Suwardi Metode Penelitian Komunikasi. Medan : USU Press. McQuaill, Dennis Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Penerjemah Agus Dharma & Aminuddin Ram. Jakarta : Erlangga. Morissan Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Ghalia Indonesia. Morissan, Andy Cory Wardhani dan Farid Hamid Teori Komunikasi Massa. Bogor : Ghalia Indonesia. Nurudin Komunikasi Massa. Malang : Cespur. Olii, Helena Opini Publik. Jakarta : PT. Indeks. Pohan, Syafruddin, dkk Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian.Medan : PT. Grasindo Monoratama. Prakosa, Adi, 2006, Komunikasi Massa, Jakarta: Unas Press. Sastroputro, Santoso Pendapat Publik, Pendapat Umum, dan Pendapat Khalayak Dalam Komunikasi Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sumarno Pendapat Umum Dalam Sistem Politik. Bandung : Citra Aditya Bakti. Sunarjo, Djoenasih S Opini Publik. Yogyakarta : Liberty. Susanto, Astrid S Pendapat Umum. Bandung : Bineka Cipta. Sumber Lain Buku Informasi Data Kependudukan Desa Muliorejo 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan tertentu terhadap perspektif dan ideologi yang bersifat kontroversial. Publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan, tetapi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

Asep Sugiarto Wina Puspitasari Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK

Asep Sugiarto Wina Puspitasari Universitas Negeri Jakarta  ABSTRAK Opini Publik Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta terkait Surat Edaran oleh Kapolri No. SE/06/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech). Asep Sugiarto Wina

Lebih terperinci

SKRIPSI. Maxmilianus Pamela Maruliasi Gultom DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI. Maxmilianus Pamela Maruliasi Gultom DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Publik (Studi Analisis Deskriptif Peran Televisi Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pemberitaan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, kasus kejahatan begitu marak terjadi dalam hitungan detik dan meniti di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di berbagai media massa

Lebih terperinci

DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE

DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE 2014 2019 (Analisis Framing pada Media Online Viva.co.id dan Mediaindonesia.com Edisi November 2014 Desember

Lebih terperinci

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus PT Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari Menteri Energi dan Sumber

Lebih terperinci

Dini Oktiari Kata Kunci: Persepsi, Pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, Teori Uses and Gratification

Dini Oktiari Kata Kunci: Persepsi, Pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, Teori Uses and Gratification PERSEPSI MAHASISWA FISIP USU TERHADAP PEMBERITAAN KINERJA GUBERNUR DKI JAKARTA (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Tayangan Pemberitaan Kinerja Jokowi -Ahok dalam

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FISIP UMM) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Sebagai media baru yang berbasis teknologi, website bisa dikatakan memenuhi kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung kinerja Public Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang tingkat pengetahuan penonton di Surabaya mengenai Program acara MTMA di Trans TV, maka didapatkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN OBYEKTIVITAS PEMBERITAAN PENCITRAAN CALON PRESIDEN DI MEDIA CETAK

PERBANDINGAN OBYEKTIVITAS PEMBERITAAN PENCITRAAN CALON PRESIDEN DI MEDIA CETAK PERBANDINGAN OBYEKTIVITAS PEMBERITAAN PENCITRAAN CALON PRESIDEN DI MEDIA CETAK (Analisis Isi Terhadap Pemberitaan Calon Presiden Jokowi dan Prabowo pada Harian Kompas Edisi 20 Mei 2014 sampai dengan 9

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV

MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV (Studi pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi Audio Visual Angkatan 2008) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media komunikasi massa memiliki beberapa fungsi, yang sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli mengungkapkan banyak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Dalam melakukan penelitian, teori membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitian dan dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesis.

Lebih terperinci

TANGGAPAN MASYARAKAT KOTA BATU TERHADAP TELEVISI LOKAL PEMERINTAH (Studi Deskriptif tentang Tanggapan Masyarakat terhadap ATV Kota Batu)

TANGGAPAN MASYARAKAT KOTA BATU TERHADAP TELEVISI LOKAL PEMERINTAH (Studi Deskriptif tentang Tanggapan Masyarakat terhadap ATV Kota Batu) TANGGAPAN MASYARAKAT KOTA BATU TERHADAP TELEVISI LOKAL PEMERINTAH (Studi Deskriptif tentang Tanggapan Masyarakat terhadap ATV Kota Batu) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat massal juga. 1 Media massa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 08 Opini Publik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Opini Publik Opini publik berasal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab IV maka peneliti menyimpulkan hasil sebagai berikut. Hasil yang didapat dari bingkai berita penundaan hukuman mati Mary Jane dalam

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya zaman dari hari ke hari, seiring pula dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala bentuk kegiatan manusia pun dapat dipermudah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, bahwa hasil penelian ini Faktor Fungsi media, Faktor Visual dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, bahwa hasil penelian ini Faktor Fungsi media, Faktor Visual dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dianalisis dan dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa hasil penelian ini Faktor Fungsi media, Faktor Visual dan Faktor Penyiar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap penonton Surabaya terhadap tayangan E-News Net TV secara keseluruhan cenderung positif. Jika dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN IKLAN OREO VERSI AFIQA TERHADAP KEPUTUSAN ANAK MEMBELI PRODUK (Studi pada Siswa Kelas IV-VI Sekolah Dasar Kauman I Malang) SKRIPSI

PENGARUH TERPAAN IKLAN OREO VERSI AFIQA TERHADAP KEPUTUSAN ANAK MEMBELI PRODUK (Studi pada Siswa Kelas IV-VI Sekolah Dasar Kauman I Malang) SKRIPSI PENGARUH TERPAAN IKLAN OREO VERSI AFIQA TERHADAP KEPUTUSAN ANAK MEMBELI PRODUK (Studi pada Siswa Kelas IV-VI Sekolah Dasar Kauman I Malang) SKRIPSI Oleh: DESY PUSPA WARDHANI 08220151 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

OPINI PENGUNJUNGTERHADAP BROSUR JATIM PARK 2 BATU SKRIPSI. Disusun Oleh Ahmad Nanang Kosim

OPINI PENGUNJUNGTERHADAP BROSUR JATIM PARK 2 BATU SKRIPSI. Disusun Oleh Ahmad Nanang Kosim OPINI PENGUNJUNGTERHADAP BROSUR JATIM PARK 2 BATU (Studi Pada Pengunjung Tempat Pariwisata Jatim Park 2 Kota Batu) SKRIPSI Disusun Oleh Ahmad Nanang Kosim 06220095 Dosen Pembimbing 1. Joko Susilo, S.Sos.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

87 DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, PT Refika Aditama, Bandung. 2006. Ardianto, Elvinaro dan

Lebih terperinci

MOTIVASI AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2007 Perempuan)

MOTIVASI AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2007 Perempuan) MOTIVASI AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2007 Perempuan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio TA TV, dari pengamatan peneliti pada 6 episode program acara UNS Menyapa di TA TV, dan dari hasil

Lebih terperinci

PREFERENSI PEMBACA PEREMPUAN TENTANG ISI TABLOID GENIE (Studi pada Ibu-ibu RT 04/RW 06 Argotunggal Lawang-Malang)

PREFERENSI PEMBACA PEREMPUAN TENTANG ISI TABLOID GENIE (Studi pada Ibu-ibu RT 04/RW 06 Argotunggal Lawang-Malang) PREFERENSI PEMBACA PEREMPUAN TENTANG ISI TABLOID GENIE (Studi pada Ibu-ibu RT 04/RW 06 Argotunggal Lawang-Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Teori harus dipahami oleh setiap peneliti, karena dengan teori peneliti mampu memahami, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena atau masalah yang sedang diteliti.suwardi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 148 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan teori internal relation, bagaimana

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 08 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI EFEK SOSIAL KOMUNIKASI MASSA Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Membicarakan efek media massa juga memerlukan

Lebih terperinci

Sebrina Mentari ABSTRAK

Sebrina Mentari ABSTRAK Acara Talkshow Dr. Oz Indonesia di Trans TV dan Pengetahuan Kesehatan (Studi Korelasional Pengaruh Acara Talkshow Dr. Oz Indonesia di Trans TV terhadap Pengetahuan Kesehatan di Kalangan Mahasiswa FKM USU)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. komunikasi karyawan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. komunikasi karyawan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik 122 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, tetang tingkat kepuasan komunikasi karyawan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia stasiun Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, media juga bertransformasi menjadi salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melihat fenomena tersebut sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Annoname Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Annoname Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Annoname. 2007. Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. A, Suhartini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Remaja Rosdakarya, Bandung, Adji, Oemar Seno, Perkembangan Delik Pers di Indonesia, Erlangga,

DAFTAR PUSTAKA. Remaja Rosdakarya, Bandung, Adji, Oemar Seno, Perkembangan Delik Pers di Indonesia, Erlangga, DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdullah, Aceng, Press Relation, Kiat Berhubungan dengan Media Massa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Adji, Oemar Seno, Perkembangan Delik Pers di Indonesia, Erlangga, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan mendasar karena, sikap individu baik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi sebagai media massa bukan hanya sekedar media penyampai pesan dari sumber pada komunikannya, tetapi lebih dari itu, televisi juga mempunyai aspek politis didalamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori yang digunakan 2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa Televisi sebagai suatu bentuk media massa memiliki karateristik tersendiri yang berbeda dengan media massa lainnya. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fitriyani, Leila Tanggapan Mahasiswa Ilmu komunikasi di

DAFTAR PUSTAKA. Fitriyani, Leila Tanggapan Mahasiswa Ilmu komunikasi di 99 DAFTAR PUSTAKA Ardianto,Elvinaro,dkk.2007.Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Dominick,Joseph R. 2000. The Dynamics Of Mass Communication.New York: Ramadom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi elektronik semakin pesat pada era globalisasi. Teknologi yang semakin canggih dapat mempermudah khalayak atau audiens untuk mendapatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON

SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON SKRIPSI PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) DI TRANS 7 TERHADAP MINAT MAHASISWA MENONTON (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Muhammadiyah Malang) Diajukan

Lebih terperinci

Strategi Public Relations Dalam Membentuk Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Public Relations

Strategi Public Relations Dalam Membentuk Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Public Relations Strategi Public Relations Dalam Membentuk Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Public Relations dalam Membentuk Opini Masyarakat Terhadap PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara) Annisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Modul ke: Produksi Media PR AVI Produk Reportase dan Press Conference Fakultas Ilmu Komunikasi Novida Irawan, M.Si Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Penyelenggaraan Konferensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat bergerak maju bergeser menjadi serba modern. Berbagai peralatan dalam menunjang kebutuhan hidup mengandalkan pertimbangan yang rasional. Hal ini

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang) SKRIPSI Heni Tri Novianti 08220374 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya. Pengalaman individual tidak dapat dipisahkan dari dunia sosial. Realitas yang dimiliki terbentuk melalui

Lebih terperinci

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN (Studi pada Deputi Pelayanan Dan Pengaduan Masyarakat PLN Kota Ambon) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Sejak Tahun 2014, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah memberikan sanksi kepada beberapa stasiun televisi yang menyiarkan tayangan bermasalah. Adapun sanksi-sanksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kasus korupsi sering kali terjadi didalam pemerintahan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kasus korupsi sering kali terjadi didalam pemerintahan bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kasus korupsi sering kali terjadi didalam pemerintahan bangsa Indonesia dan menjadi perhatian besar bagi rakyat Indonesia. Kasus korupsi, kasus suap bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial.

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. OPINI PUBLIK Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide,

BAB VI PENUTUP. dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide, BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Sesuai dengan asumsi awal yang dikemukakan peneliti bahwa pesan yang tertuang dalam teks produk jurnalistik termasuk tajuk rencana menunjukkan adanya representasi ide, kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kata infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan baru yang menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya infotainment adalah informasi

Lebih terperinci

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Februari 2015)

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Februari 2015) ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 02-22 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Luar... i. Halaman Judul Dalam... ii. Halaman Persetujuan... iii. Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v

DAFTAR ISI. Halaman Judul Luar... i. Halaman Judul Dalam... ii. Halaman Persetujuan... iii. Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v DAFTAR ISI Halaman Judul Luar... i Halaman Judul Dalam... ii Halaman Persetujuan... iii Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Skripsi... vi Abstrak... iv Prakata...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah hal yang mendasar yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA Dr. OZ INDONESIA DI TRANS TV DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

KORELASI ANTARA TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA Dr. OZ INDONESIA DI TRANS TV DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT KORELASI ANTARA TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA Dr. OZ INDONESIA DI TRANS TV DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RT I - III RW 01 Kelurahan Krampyangan Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi. Media menggambarkan perusahaan dengan pemberitaan di media,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan pemberitaan Harian Sore Surabaya Post terhadap Prabowo-Hatta selama kampanye pilpres 2014 menunjukan tingkat objektivitas

Lebih terperinci

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa (Studi Pada Event Pajak Creactive 2012 di UMM) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan BAB VI PENUTUP 5.3. Kesimpulan Menanggapi peristiwa pengunduran diri Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian Mallarangeng, majalah Detik menurunkan berita dengan judul Sandungan Si Anak Emas Presiden.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU) Sona Adha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan kepada khalayak, oleh sebab itu media massa mempunyai peran penting dalam mempersuasif masyarakat

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO

KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan

Lebih terperinci