BAB I PENDAHULUAN. jawab. Dalam penjelasan dari Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. jawab. Dalam penjelasan dari Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Desentralisasi adalah sebuah mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang menyangkut pola hubungan anatara pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Mekanisme ini pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk diselenggarakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai bidang. 13 Undang-undang No. 5 tahun 1974 meninggalkan prinsip otonomi yang riil dan seluas-luasnya dan diganti dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Dalam penjelasan dari Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa istilah seluas-luasnya tidak lagi dipergunakan karena berdasarkan pengalaman selama ini istilah tersebut ternyata dapat menimbulkan kecenderungan pemikiran yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan dan tidak serasi dengan maksud dan tujuan pemberian otonomi daerah sesuai dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara. Sementara itu dalam GBHN dinyatakan bahwa otonomi daerah harus serasi dengan pembinaan politik dan kesatuan bangsa, harus dapat menjamin hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah atas dasar keutuhan Negara Kesatuan, dan harus dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah. Otonomi daerah menurut Undang-undang ini bukanlah merupakan hak dari masyarakat dan 13 Syaukani, HR, Afan Gaffar, M. Ryaas Rasyid. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. xvii 1

2 2 pemerintahan daerah, otonomi daerah merupakan kewajiban daerah dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Jadi pada hakekatnya otonomi daerah itu lebih merupakan kewajiban dari pada hak, yaitu kewajiban daerah untuk ikut melancarkan jalanya pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang harus diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. 14 Indonesia sebagai Negara yang mempunyai wilayah sangat luas tidak mungkin dapat mensejahterakan rakyatnya apabila hanya mengandalkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat saja. Kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat haruslah dibantu oleh pemerintah daerah yang dapat menjangkau masyarakat secara langsung. Masalah pemerintah daerah atau pembagian wilayah di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 pasal 18 yang berbunyi sebagai berikut : Pembangunan daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahnya ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat istimewa Dalam rangka melaksanakan pembangunan otonomi daerah akan sangat tergantung pada kesiapan Pemerintah daerah dalam menata pemerintahannya agar tercipta pembangunan yang efektif, efisien, dan transparansi serta memperoleh partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah dipandang perlu untuk menekankan pada 14 Ibid. hal

3 3 prinsip-prinsip Pemerintahan yang baik (Good Governance) dan Pemerintahan yang bersih (Clean Governance) guna mewujudkan pembangunan daerah yang desentralisasi dan demokratis. Dengan demikian otonomi daerah atau desentralisasi akan membawa manfaat bagi masyarakat di daerah maupun pemerintah nasional. Shabbir Cheema and Rondinelli (1983. Hal 14-16) menyampaikan paling tidak ada empat belas alasan yang merupakan rasionalitas dari desentralisasi, yaitu desentralisasi dapat merupakan cara yang ditempuh untuk mengatasi keterbatasan karena perencanaan yang bersifat sentralistik dengan mendelegasikan sejumlah kewenangan, terutama dalam perencanaan pembangunan, desentralisasi dapat memotong jalur birokasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur dari pemerintah pusat, desentralisasi dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat dalam berkomunikasi sehingga mengakibatkan perumusan kebijaksanaan yang lebih realistik dari pemerintah, desentralisasi akan mengakibatkan sebuah penetrasi yang lebih baik dari pemerintah pusat bagi daerahdaerah yang terpencil atau letak geografisnya jauh dari pemerintah pusat, desentralisasi memungkinkan representasi yang lebih luas dalam mengalokasikan sumber daya dan investasi pemerintah, dengan desentralisasi peluang bagi masyarakat di daerah untuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerial, desentralisasi dapat meningkatkan efisiensi pemerintah pusat dengan tidak lagi menjadi pusat tugas dari suatu kebijakan dan bisa membuat pemerintah pusat lebih fokus untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan, desentralisasi juga dapat menyediakan struktur organisasi yang dapat dikoordinasi secara efektif, struktur

4 4 pemerintahan yang di desentralisasi diperlukan guna melembagakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan implementasi program, desentralisasi dapat yang meningkatan pengawasan atas berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang sering kali tidak simpatik dengan program pembangunan nasional dan tidak sensitif terhadap kebutuhan kalangan miskin di pedesaan, desentralisasi dapat memberikan administrasi pemerintahan yang mudah disesuaikan, inovatif, dan kreatif, desentralisasi dapat mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi serta memonitoring dan melakukan evaluasi lebih baik dari suatu kebijakan ketimbang pemerintah pusat, desentralisasi dapat memantapkan stabilitas politik dan kesatuan nasional dengan memberikan peluang kepada berbagai kelompok masyarakat di daerah untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijakan, dan desentralisasi dapat meningkat penyediaan barang dan jasa ditingkat lokal dengan biaya yang lebih murah karena hal itu bukan lagi beban pemerintah pusat, melainkan sudah menjadi beban pemerintah daerah. 15 Dalam prosesnya, pembangunan desa terdiri dari dua unsur utama yaitu partisipasi masyarakat dan pembinaan pemerintah. Kemajuan pembangunan sangat dipengaruhi bagaimana fungsi pemerintah menjalankan dan juga sebagai koodinator pelaksana pembangunan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 5 Permendagri No. 66 Tahun 2007, bahwa karakteristik pembangunan partisipatif diantaranya merencanakan dengan pemberdayaan dan 15 Ibid hal

5 5 partisipatif. Pemberdayaan dalam hal ini dimaksudkan upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Partisipatif adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan. Maka dalam penyelenggaraan pembangunan desa diperlukan organisasi yang mampu menggerakkan masyarakat untuk mampu ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan desa serta melaksanakan administrasi pembangunan desa. Sehingga pembangunan desa dapat dikelola dengan baik dan juga mempermudah dalam mengevaluasi hasil dari pembangunan yang telah ditetapkan. Desa merupakan satu kesatuan masyarakat hukum, maka dalam kehidupan dibatasi oleh sebuah peraturan yang harus ditaati dengan tujuan dalam kehidupan bermasyarakat tercipta suatu kehidupan yang harmonis, adil, aman, dan makmur. Sehingga dalam mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera sesuai UUD 1945, maka dibentuklah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang terdiri atas pemukapemuka masyarakat yang ada di desa. Pemuka-pemuka desa atau para stakeholder desa berfungsi untuk mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan inspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah desa (PP. No 72 Tahun 2005, tentang desa). Berdasarkan Peraturan Pemerintah, kedudukan, wewenang, fungsi, dan tugas Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sangat menentukan dalam proses Pemerintahan desa. Sebagai satu-satunya lembaga permusyawaratan yang berfungsi sebagai saluran

6 6 utama aspirasi masyarakat desa, usulan atau masukan untuk rancangan suatu Peraturan Desa dapat datang dari masyarakat dan di sampaikan melalui BPD. Inisiatif juga bisa datang dari Kepala Desa. S et i ap Usulan yang datang dari masyarakat akan dilakukan pemeriksaan apakah usulan tersebut mencakup semua warga atau hanya mewakili satu golongan tertentu saja untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam menggali, menampung, dan menyalurkan aspirasi masyarakat, anggota BPD haruslah memahami tata caranya. Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan kunjungan, kemudian menampung aspirasi yang disampaikan masyarakat baik secara personal maupun kelompok, dan menerima usulan baik secara lisan atau tertulis selama tidak bertentangan dengan UUD 1945 yang berlaku maupun secara adat istiadat, sehingga aspirasi masyarakat wajib untuk dimusyawarahkan oleh anggota BPD dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Untuk itu, dibutuhkan kualitas anggota-anggota BPD yang handal dalam berperan sesuai dengan fungsi, kedudukan, dan tanggung jawab. Pola komunikasi yang menarik dari kegiatan interaksi antara BPD dengan masyarakatnya terletak pada situasinya, dimana interaksi dilakukan tidak harus formal tetapi lebih sering informal. Pemilihan BPD desa Tepisari sebagai tempat penelitian karena dianggap penulis memiliki hal yang menarik, diantaranya adalah pola komunikasi biasa dilakukan diwarung makan atau diwarung kopi bahkan ketika siskamling pun anggota BPD sering menanyakan kepada masyarakat mengenai masalah pembangunan di desa, hal ini dimaksudkan agar masyarakat ikut peran aktif dalam pembangunan dan juga menyumbangkan gagasan terhadap pembangunan desa, selain itu BPD di Desa

7 7 Tepisari dibandingkan dengan BPD lainnya yang berada di Kecamatan Polokarto bisa dikatakan yang paling konsisten terus melakukan kegiatan menampung aspirasi dan melakukan perkumpulan-perkumpulan dengan paguyuban desa. Perencanaan pembangunan yang dilaksanakan dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat sehingga program perencanaan pembangunan desa yang akan dicapai bisa terlaksana secara optimal. Ide-ide pembangunan harus berdasarkan pada kepentingan masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhannya yang menunjang terhadap pembangunan nasional. Ide-ide pembangunan yang nantinya telah terkumpul akan dibawa BPD untuk dimusyawarahkan bersama Kepala Desa, anggota BPD, LSM, maupun tokoh-tokoh masyarakat yang nantinya akan merencanakan pembangunan yang berlandaskan kebutuhan masyarakat. Perencanaan pembangunan desa akan dilaksanakan pada musyawarah pembangunan desa antara pemerintah, dalam hal ini adalah pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan penghidupannya. Musyawarah dipilih pemerintah desa dan BPD sebagai cara untuk menentukan perencanaan pembangunan di desa Tepisari, karena musyawarah merupakan salah satu asa dasar Negara Indonesia. Musyawarah pembangunan yang diadakan oleh pemerintah desa disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa. Musrenbag adalah forum publik perencanaan program yang diselenggarakan oleh pemerintah desa bekerjasama dengan warga dan para pemangku kepentingan desa (stakeholder) desa, Musrenbag Desa biasanya dihadiri oleh BPD, Pemerintah Desa, PKK, Kepala Dusun, dan tokoh masyarakat

8 8 setelah sebelumnya BPD dan Pemerintah Desa menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat untuk menyepakati rencana kegiatan untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbag Desa dilakukan setiap bulan Januari untuk menyusun rencana kegiatan tahunan desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan jangka menengah desa (RPJM Desa) yang sudah disusun. Hasil musyawarah ini selanjutnya akan dituangkan dalam Keputusan Desa untuk mendapat pengesahan dari Bupati. Pengesahan Bupati merupakan dasar Keputusan Kepala Desa agar pelaksanaan dari pembangunan desa lebih teratur, terarah, dan mencapai tujuan yang diharapkan. BPD sebagai lembaga pengawas memiliki kewajiban untuk melakukan control terhadap kebijakan desa, Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes) serta pelaksana keputusan Kepala Desa. Kualitas anggota BPD dapat diukur dari lima hal yaitu kapabilitas, akseptabilitas, responsibilitas, sosiabilitas, dan akuntabilitas. Kelima hal ini merupakan tolok ukur terhadap kualitas anggota BPD. Selain indikator tersebut, setiap anggota BPD haruslah memahami kebutuhan masyarakat, karena berbagai kebutuhan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kegiatan interaksi dengan orang lain dalam suatu sistem sosial tertentu. BPD merupakan aktor masyarakat politik yang paling nyata dan paling dekat di tingkat desa yang memainkan peran sebagai jembatan antara elemen masyarakat dan pemerintah desa. Interaksi manusia yang satu dengan manusia yang lain menunjukkan bahwa setiap orang memerlukan bantuan dari orang lain di sekitarnya, oleh karena itu manusia melakukan komunikasi. Para

9 9 ahli menyatakan bahwa komunikasi merupakan ilmu yang berada di persimpangan jalan (crossroad), yang artinya siapa pun dan kemana pun orang pergi pasti akan menjadi komunikator. Dan seorang komunikator harus mampu mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah, serta dapat mempengaruhi orang lain. Proses komunikasi dapat berlangsung secara vertikal atau pun horizontal sesuai dengan tujuan yang diproyeksikan dalam proses tersebut. Komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Salah satu jenis komunikasi yang sering digunakan adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Definisi komunikasi interpersonal menurut Deddy Mulyana adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Pada dasarnya setiap aktivitas manusia selalu berhubungan dengan adanya dorongan, alasan ataupun kemauan. Dorongan, alasan dan kemauan yang ada dalam diri seseorang disebut dengan motif, dari motif-motif yang ada maka akan menimbulkan motivasi. Motif disebut motvasi apabila sudah menjadi kekuatan yang bersifat aktif. Menurut Sondang P. Siagian pengertian motivasi ialah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya, untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, dan menunaikan kewajibannya

10 10 dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya dalam hidup sehari-hari. 16 Proses komunikasi interpersonal dapat berlangsung dalam berbagai jenis lingkungan sosial. Seperti halnya komunikasi interpersonal yang terjadi dalam Badan Permusyawaratan Desa yang peduli terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa, dan berupaya untuk menggali, mengembangkan, dan membina potensi masyarakat desa yang selama ini dicap sebagai masyarakat yang tertinggal baik dari segi pendidikan maupun pembangunan. Dalam mewujudkan pembangunan desa, BPD tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dari lembaga lain, dalam hal ini BPD menjalin kerja sama dengan Pemeritah desa dan Lembaga Kemasyarakatan yang bersifat kemitraan, yaitu kerja sama yang saling menguntungkan, percaya, dan saling mengisi, yang kedua adalah konsultatif yang dapat diartikan sebagai pemberian saran atau rekomendasi yang bisa dilakukan atas konsultasi suatu masalah yang di diskusikan, dan yang ketiga adalah bersifat koordinasi yaitu membagi tugas dengan tujuan mempermudah sistem dan efesiensi waktu dalam menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat desa. BPD sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pembangunan desa tidak mungkin dapat bekerja sendiri, tetapi haruslah dibantu oleh lembaga-lembaga lain yang bersifat mandiri. Seperti yang dikatakan oleh Maureen Taylor dan Philip M.Napoli mengenai bagaimana persepsi publik tentang peran media dan LSM dalam memberikan informasi atau akses kepada masyarakat sipil. 16 Suranto AW. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. Media Wacana Hal 3

11 11 Civil society is emerging as a frequently mentioned term when scholars view economic andnsocial transitions across the world. For those who view civil society as a positive concept, it describes how a society functions. In a civil society, there are institutions and organizations that mediate the relationship between government and the people (O Connell, 2000). Civil society is both a noun Germany is a civil society as well as an adjective that reflects how things operate in everyday life Civil society organizations are meeting to discuss community problems. There has been growing academic interest in the concept of civil society. Two groups, in particular, play important roles in the development of civil society. The first, nongovernmental organizations and social cause groups, work on behalf of issues. NGOs are organized groups of individuals, some small and others quite large, that are not yet institutionalized. NGOs can maximize their efforts by working with the media to provide information subsidies about social issues 17 Karena perencanaan pembangunan desa akan dilaksanakan pada musyawarah pembangunan desa. Pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan hidup dan penghidupannya. Seperti kita ketahui bersama baik di media massa maupun media elektronik memberitakan bahwa perencanaan pembangunan desa sering tertunda, pembangunan di Indonesia sejatinya harus mempunyai sasaran untuk terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis bisa memungkinkan masyarakat lebih terbuka untuk berpartisipasi dalam pembangunan segala bidang. Karena peran BPD harus lebih digiatkan lagi demi terwujudnya masyarakat yang harmonis, adil, sejahtera, dan makmur baik secara lahiriyah maupun batiniyah sesuai Pancasila dan UUD Maureen Taylor and Philip M. Napoli. Public Perceptions of How Media and NGOs Contribute to Civil Society in Croatia s Accession to the EU. International Journal of Communication / 2008FEA1226 (2008).

12 12 B. RUMUSAN MASALAH Perumusan masalah ini berfungsi untuk membatasi pelaksanaan studi dan mengacu pelaksanaan penelitian yang obyektif terhadap obyek yang diteliti. maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pola komunikasi BPD dalam memberikan akses ke masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan? 2. Bagaimanakah pola komunikasi BPD dalam menyebarluaskan informasi tentang pembangunan? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah pola komunikasi BPD dalam memberikan akses ke masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Desa Tepisari, Kecamatan Polokarto. 2. Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi BPD dalam menyebarluaskan informasi pembangunan desa di Desa Tepisari, Kecamatan Polokarto. D. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

13 13 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam rangka menciptakan pembangunan yang mengedepakan kearifan local serta mengajak partisipasi masyrakat agar lebih peduli dengan pembangunan desa. 2. Sebagai masukan sekaligus bahan evaluasi BPD dalam melakukan komunikasi antara BPD dengan pihak-pihak terkait dalam pembangunan desa. E. KERANGKA TEORI 1. Komunikasi Komunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan serta mengartikan makna dalam lingkungan mereka.18 ) Kata komunikasi atau communication dalam bahsa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common).19 ) Definisi komunikasi menurut Harold Lasswell adalah (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi 18 Richard West dan Lynn H. Turner, Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, penerjemah Maria Natalia Damayanti Maer. Jakarta: Salemba Humanika, hal Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya hal. 41

14 14 Lasswell dapat disimpulkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: 20) a. Sumber Sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. b. Pesan Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan, dan bentuk atau organisasi pesan. c. Saluran atau media Yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran non verbal. d. Penerima Sering juga disebut sasaran, tujuan, komunikan, penyandi, atau khalayak, pendengar, penafsir, yakni orang yang menerima pesan dari sumber e. Efek Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, dan sebagainya. Efek komunikasi ini dapat kita klasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. 21) 20 Ibid. hal Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya hal

15 15 Selain kelima unsur diatas, terdapat unsur-unsur lain yang sering ditambahkan, yaitu umpan balik (feed back), gangguan atau hambatan komunikasi (noise), dan konteks komunikasi. Proses komunikasi terbagi menjadi 2 tahapan, yakni secara primer dan secara sekunder : 1. Proses Komunikasi Secara Primer Adalah proses penyampaian pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat. gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses komunikasi secara sekunder Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dalam menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan masih banyak lagi yang lainnya merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. 2. Model Komunikasi Pola komunikasi atau model komunikasi diciptakan untuk mempresentasikan secara sederhana hubungan-hubungan kompleks diantara elemen-elemen dalam proses komunikasi yang dapat mempermudah kita untuk memahami proses yang rumit. 22 a. Model Linear Shanon dan Weaver mendiskripsikan komunikasi sebagai proses yang linier. Mereka tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). b. Model Interksional Wilbur Schramm mengonseptualisasikan model komunikasi interaksional (interactional model of communication), yang menekankan proses komunikasi dua 22 Franz Josef Eilers. Berkomunikasi Dalam Masyarakat, Flores, Hal

16 16 arah diantara para komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan komunikasi selalu berlangsung. Satu elemen yang penting bagi model komunikasi interaksional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan. c. Model transaksional Model komunikasi transaksional (transactional model of communication) menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional berarti bahwa proses tersebut kooperatif; pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Sedangkan menurut Joseph A. Devito membagi pola komunikasi menjadi 4, yaitu: 23) a) Interpersonal Communication b) Small Group Communication c) Public Communication d) Mass Communication Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi akan timbul pola, model, bentuk, dan juga bagian- bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. 3. Pola Komunikasi 23 Devito. Komunikasi Antar Manusia( Edisi Terjemahan Oleh Agus Maulana). Jakarta: Profesional Books hal. 48.

17 17 Pola komunikasi adalah suatu kecenderungan gejala umum yang menggambarkan cara berkomunikasi yang terjadi dalam kelompok sosial tertentu. 24 Pola komunikasi biasa dilakukan oleh komunitas-komunitas tertentu untuk tetap menjaga eksistensinya, yaitu dengan melakukan pertemuan rutin, hubungan timbal balik yang berupa partisipasi aktif, berkelanjutan dan terencana dari organisasi kepada komunitasnya. Pola komunikasi yang dilakukan BPD dalam mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi pembangunan desa adalah dengan menggunakan metode pola komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Komunikasi interpersonal adalah model komunikasi yang dianggap paling efektif dalam berinteraksi dengan masyarakat, karena sifatnya adalah dilakukan secara spontan, perilaku kebiasaan, dan dilakukan secara sadar. Pola komunikasi kelompok yang diterapkan oleh BPD adalah membina dan mempertahankan kelompok, karena kelompok merupakan satu unit yang para anggotanya memiliki hubungan interpersonal yang beragam. Hubungan ini harus dipertahankan agar kelompok dapat berfungsi secara efektif dan dapat mencapai tujuannya secara memuaskan. Hal ini dilakukan oleh BPD karena mengharapkan adanya hubungan timbal balik antara BPD dengan masyarakat, sehingga nantinya akan menimbulkan komunikasi dua arah yang berkualitas. 24 Suranto, AW. Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta: Graha Ilmu, Hal 116

18 18 4. Komunikasi Pembangunan Menurut Schramm dalam buku Nasution, komunikasi pembangunan adalah sarana informasi penyebarluasan pembangunan demi memunculkan partisipasi dan kearifan masyarakat dalam pembangunan. Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan erat. Menurut Muktiyo (2011:37) mengatakan bahwa pembangunan sendiri pada dasarnya merupakan suatu perubahan terencana yang dinamis. Komunikasi pembangunan pada hakekatnya di arahkan guna mempengaruhi masyarakat agar bisa menerima dan mampu mengembangkan nilai-nilai yang diperlukan bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat dan setiap individu yang ada disekitarnya. Bagian terpenting dalam komunikasi pembangunan adalah mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif, dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa adanya hubungan yang sinergi antara pelaku dan obyek pembangunan. Schramm (dalam Nasution, 2004: ) menjelaskan tugas komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam pembangunan, adalah sebagai berikut : a) Menyampaikan informasi tentang pembangunan kepada masyarakat agar mereka fokus pada kebutuhan akan perubahan. b) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan serta memberi kesempatan kepada para pemimpin untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancer.

19 19 c) Mendidik tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan dengan keterampilan-keterampilan teknis. Meningkatnya peran serta masyarakat harus dibarengi oleh pergeseran peran pemerintah yang sebelumnya menyangkut tiga hal, yakni pengaturan dan pengendalian, pelayanan masyarakat, agen pembaharuan, dan menuju suatu pemberdayaan dan pengendalian. Pembangunan saat ini telah bergeser menuju pendekatan pembangunan yang berorientasi komunitas yang menghasilkan pembangunan yang bercirikan sebagai berikut : a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nyata masyarakat yang bersangkutan. b. Berorientasi pada sumber daya yang ada di masyarakat sekitar. c. Berorientasi pada partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. (Mila Reforma, 1996 dalam Gany, 2001) Prinsip dari kemandiriaan lokal adalah pemenuhan kebutuhan mereka yang berada dilingkungan tersebut dengan sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan yang pertama dan utama. Menurut Charles Elliot (1987) mengatakan bahwa strategi pemberdayaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu : a. The Welfare Approach, pendekatan yang mengarah pada pendekatan manusia dan bukannya untuk memperdaya masyarakat dalam menghadapi proses politik dan kemiskinan masyarakat. b. The Development Approach, pendekatan ini bertujuan mengembangkan proyek pembangunan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan keswadayaan masyarakat. c. The Empowerment Approach, pendekatan yang melihat bahwa kemiskinan adalah akibat dari proses politik. Pendekatan ini berupaya untuk memberdayakan atau melatih masyarakat untuk mengatasi ketidakberdayaan mereka.

20 20 Dalam pelaksanaan pembanguan dibutuhkan strategi pendekatan terhadap masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Menurut Tjokrowinoto (1997) ada beberapa pendekatan dalam pembanguan diantaranya adalah : a. Pendekatan alternatif pembangunan sosial Salah satu yang paling menentukan dari berhasil atau tidaknya pembangunan adalah terletak pada jenis pendekatan yang digunakan pemerintah desa, biasanya yang dipilih adalah pembangunan fisik maupun pertanian. b. Pendekatan pembangunan sosial atas-bawah Pendekatan ini lebih memfokuskan terhadap konsep pembangunan sosial yang memberikan pelayanan dan fasilitas sosial yang lebih baik kepada masyarakat. c. Pendekatan pengelolaan sumber yang bertumpu pada masyarakat Pendekatan ini mengubah peran penerima pasif dan aktif menjadi peserta yang aktif dalam memberikan aspirasi dalam proses pembangunan. Para ahli komunikasi telah memberikan pemikiran-pemikirannya untuk merubah orientasi komunikasi yang tidak sesuai dengan pembangunan yang sedang berlangsung untuk dapat diselaraskan dengan strategi pembangunan. Dimana strategi komunikasi harus sejalan dengan strategi pembangunan, Voight dan Hanneman menyarankan agar orientasi pembangunan dan komunikasi dirubah sebagai berikut :

21 21 Orientasi pembangunan dan komunikasi yang lama Orientasi pembangunan dan komunikasi yang baru Pengawasan secara vertikal (dari atas ke bawah) Mengandalkan pada media massa (komunikasi satu arah) Orientasi propaganda Pembanbangunan berdasarkan sosialisasi palsu Orientasi palsu atau ekonomis Tujuan dari identitas, integritas, dan kesatuan nasional Pembangunan yang diberi cirri arahan cultural dan artistic Pembangunan yang berorientasi jawaban Pembangunan yang berorientasi produk Pengawasan secara horizontal (menyamping dan dari bawah ke atas) Mengandalkan pada pelayanan pribadi (komunikasi dua dan banyak arah) Orientasi pelayanan Pembangunan berdasarkan partisipasi Orientasi kebutuhan dan hak manusia Tujuan dari indentitas, dan solidaritas sub-nasional (kepentingan etnis dan kelompok) Pembangunan yang diberikan berciri kreativitas cultural dan artistic Pembangunan yang berorientasi permasalahan atau pertanyaan Pembangunan yang berorientasi proses

22 22 Dari pendapat Voight dan Hanneman itu ada yang sudah dilaksanakan di Indonesia dan ada yang sedang dalam tahap pelaksanaan, hanya saja terdapat modifikasi-modifikasi sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kepribadian bangsa Indonesia. Untuk itu setiap pembungan haruslah saling kerjasama agar tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dapat terwujud. Dalam pembangunan, komunikasi tetap dianggap sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat. Karena perencanaan pemerintah dan fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat serta partisipasi mereka dalam melaksanakan rencana-rencana pembangunan. Di dalam komunikasi pembangunan hal yang diutamakn adalah kegiatan publik yang mendidik dan memotivasi masyarakatnya, ini bertujuan untuk menanamkan ide-ide, sikap mental, dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan serta mengubah sikap, pendapat, dan perilaku. 5. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah interakasi tatap muka antar dua atau beberapa orang di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. 25) Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi diadik (dydic communication) adalah proses berlangsungnya antara dua orang dalam situasi 25 Agus M. Hardjana. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius hal. 85

23 23 tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu percakapan, dialog, dan wawancara. Dalam hal percakapan dapat berlangsung secara bersahabat dan informal, sedangkan dialog berlangsung dalam situasi lebih intim, lebih dalam dan personal, dan wawancara sifatnya lebih serius yakni adanya pihak yang lebih dominan pada posisi bertanya dan lainnya pada posisi menjawab. Yang kedua adalah komunikasi kelompok kecil (small group communication), dimana suatu proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya (canagara, 2007:32-33). Menurut Djuarsa Sendjaja dan Turnomo Rahardjo sebagaimana dikutip oleh Morrisan, 2008:20 mengatakan pada komunikasi interpersonal, komunikasi itu dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang sealing berkomunikasi. Komunikasi interpersonal juga merupakan suatu pertukaran tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dengan demikian komunikasi interpersonal bersifat traksaksional, yaitu adanya tindakan-tindakan dari pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. Komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri tetap, antara lain a. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal Komunikasi interpersonal mencakup dua unsur pokok, yaitu isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau

24 24 lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. 26) Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Sedangkan komunikasi nonverbal secara sederhana didefinisikan sebagai semua tanda atau isyarat yang tidak berbentuk kata-kata. b. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu Ada tiga jenis perilaku dalam komunikasi interpersonal, antara lain: a) Perilaku spontan (spontaneous behavior), yaitu perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. b) Perilaku menurut kebiasaan (script behavior), adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan kita. c) Perilaku sadar (contrived behavior), yaitu perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan Komunikasi interpersonal terjadi dan diawali dari saling mengenal secara dangkal, berlanjut makin mendalam dan berakhir dengan pengenalan yang amat mendalam. 26 Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya hal. 237.

25 25 d. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi dan koherensi Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya umpan balik besar sekali. Disamping itu penerima pesan dapat menanggapi langsung dengan menyampaikan umpan balik. Dengan demikian, terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan. e. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu Agar komunikasi berjalan dengan baik, hendaknya mengikuti peraturan baik secara intrinsik maupun secara ekstrinsik. f. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif Komunikasi interpersonal terjadi bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan dan sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima. Dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa prinsip dasar yang dapat membantu dalam memahami komunikasi interpersonal dan cara kerjanya. Dengan sendirinya hal-hal tersebut dapat diketahui melalui orientasi atau penelitian dan identifikasi dari beberapa segi untuk mengetahui keinginan khalayak. Schoen-feld (dalam Astrid S. Soesanto, :1974) mengemukakan bahwa klasifikasi khalayak adalah sebagai berikut :

26 26 a. Innovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan ide baru dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru orang lain b. Early adopters atau orang-orang yang cepat bersedia untuk mencoba apa yang disarankan padanya c. Early Majority adalah kelompok orang-orang yang mudah menerima ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak d. Majority adalah kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah e. Non-adopters adalah orang-orang yang tidak suka menerima ide baru dan menggadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang semula. 6. Komunikasi Kelompok Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui. Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Pada komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. 1. Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasi kelompok. Berikut beberapa klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya menurut para ahli :

27 27 a. Kelompok primer dan sekunder. Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggotaanggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggotaanggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya : a) Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja). Sedangkan meluas artinya adalah sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. b) Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya. c) Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal. d) Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

28 28 e) Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. 27 b. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan. Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. c. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua, yaitu kelompok deskriptif dan kelompok peskriptif. Kategori deskriptif melihat proses pembentukan kelompok secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a) kelompok tugas Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. b) kelompok pertemuan Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. c) kelompok penyadar Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. 27 Riswandi. Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta Hal 120

29 29 Sedangkan untuk kelompok preskriptif lebih mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi Beberapa adalah pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Konformitas Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Misalnya adalah jika sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, maka ada kecenderungan para anggota yang lainnya untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. b. Fasilitas Sosial Fasilitas (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaraan atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu, efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial bukan hanya terjadi di depan orang yang menggairahkan kita. 28 Riswandi. Op.Cit. hal

30 30 c. Polarisasi Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Misalnya ketika sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi dalam mendukung tindakan tertentu Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan utama, yaitu melaksanakan tugas kelompok yang hanya bisa diukur tingkat keberhasilannya dari hasil kerja kelompok yang disebut prestasi (performance) dan memelihara moral anggota-anggotanya, diketahui melalui tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi, maka keefektifannya dapat dilihat dari berapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat diukur pada karakteristik kelompok, yaitu : a) Ukuran kelompok b) Jaringan komunikasi c) Kohesi kelompok d) Kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994) Riswandi. Op.Cit. hal Riswandi. Op.Cit ha.l 124

31 Tahap-tahap Komunikasi Kelompok Penelitiaan menunjukkan bahwa kelompok berkembang melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah orientasi, konflik, kemunculan (emergence), dan penguatan (reinforcement). Adanya kelompok juga menyebabkan terbentuk budaya kelompok, budaya kelompok ini berfungsi untuk membentuk identitas kelompok dan memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok Efektivitas, Pengambilan Keputusan dan Konflik Dalam Kelompok Berfikir kelompok adalah akibat langsung dari kekompakan di dalam kelompok, yang pertama kalinya dibahas secara mendalam oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an dan sejak itulah sudah dipandang sebagai sebuah variabel penting dalam keefektifan kelompok. Kekompakan kelompok adalah sebuah kondisi yang diperlukan tetapi tidak memadai bagi berfikir kelompok. Dalam kondisi-kondisi kekompakan rendah, faktor-faktor tertentu mungkin mencegah ilusi kesepakatan konflik yang wajar di dalam kelompok yang tidak kompak mengarah pada terlalu banyak perdebatan dan pertimbangan pada semua pihak tentang suatu masalah, suatu hal yang menentang pemikiran Cattel tentang sinergi intristic. Janis dalam penelitiannya menjelaskan bahwa berfikir kelompok dapat mendatangkan enam hasil yang negatif : a) Kelompok itu membatasi diskusinya hanya pada sedikit alternatif, ia tidak mempertimbangkan seluruh kemungkinan yang ada.

32 32 b) Posisi yang pada awalnya didukung oleh kebanyakan anggotanya tidak pernah dikaji ulang untuk mencari jebakan-jebakan yang tidak terlihat jelas. c) Kelompok itu gagal meneliti ulang alternatif-alternatif yang awalnya tidak didukung oleh mayoritas, pendapat-pendapat dari minoritas dengan cepat diabaikan oleh anggota lainnya. d) Pendapat ahli tidak dicari, kelompok itu puas dengan dirinya sendiri dan mungkin merasa terancam dari pihak luar. Kelompok itu sangat selektif dalam mengumpulkan dan memperhatikan informasi yang tersedia. Para anggotanya cederung untuk memusatkan hanya pada informasi yang mendukung rencana yang didukung. e) Kelompok itu merasa sangat yakin akan alternatif-alternatif pilihannya sehingga ia tidak mempertingkan rencana-renca kemungkinan, apakah rencana itu gagal atau tidak. Komunikasi kelompok dapat dipandang sebagai sebuah sistem iput, proses internal, dan output. Dalam pembuatan keputusan, input-input mencakup informasi, sumber daya kelompok dan karakteristik tugas. Proses ini meliputi interaksi kelompok dan pengembangan keputusan dan output meliputi tugas-tugas dan keputusan yang diselesaikan dan dihasilkan Ukuran Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

33 33 a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication), adalah prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara verbal dan komunikan dapat berinteraksi secara langsung kepada komunikator. b) Komunikasi kelompok besar (large group communication), ditujukkan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau pada perasaannya. 2. Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory) Teori kepribadian merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada ciriciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, pendidikan. Sementara ciri-ciri kepribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai satu keseluruhan, mengacu pada peran-peran spesifik, dan posisi status. Dinamika kepribadian diukur oleh apa yang disebut dengan sinergi, yaitu tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari sinergi atau energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan kelompok. 3. Teori Percakapan Kelompok (Group Achievement Theory) Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari

34 34 anggota, variable-variabel perantara, dan keluaran dari kelompok. Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan yang bersifat individual. Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada struktur-struktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan-harapan mengarah pada struktur formal dan struktur peran dan sebaliknya variabel ini mengarah pada produktivitas, semangat dan keterpaduan. 4. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya dan imbalan dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk

35 35 melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsepkonsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. 7. Komunikasi Organisasi 1. Komunikasi Internal Menurut Lawrance D. Brennan komunikasi organisasi adalah kerangka yang menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan tujuan yang akan dicapai suatu perusahaan atau lembaga mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga tidak perlu melakukan komunikasi secara langsung dengan seluruh karyawannya. Seorang pemimpin organisasi akan membuat kelompok-kelompok sesuai dengan jenis pekerjaannya, kemudian dari tiap jenis pekerjaan akan diangkat seorang penanggung jawab atas kelompoknya, dengan begitu pemimpin organisasi hanya perlu berkomunikasi dengan para penggung jawab kelompok. Dimensi komunikasi organisasi internal dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication) komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk, informasi, dan lain-lain kepada bawahannya.

36 36 Komunikasi dua arah secara timbal balik dalam organisasi sangatlah penting karena jika hanya terjadi komunikasi satu arah saja, maka organisasi tersebut akan mengalami banyak hambatan dalam mencapai tujuannya. Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga secara bertahap melalui para penanggung jawab kelompoknya. Pemimpin sebagai seorang komunikator haruslah memahami komunikannya, itu bisa dipelajari dengan menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Prof. Harry Ingham yang terkenal dengan Johari Window. I II OPEN AREA BLIND AREA III HIDDEN AREA IV UNKNOW AREA Area I adalah Open Area atau bidang terbuka, menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan dan orang lain. Artinya ada keterbukaan dengan orang lain tanpa ada yang disembunyikan. Area II adalah Blind Area adalah bidang buta yang menggambarkan bahwa perbuatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang dilakukannya. Area III adalah Hidden Area atau bidang tersembunyi, mengetahui setiap tindakan yang dilakukan oleh dirinya sendiri, namun tidak perlu

37 37 diketahui oleh orang lain. Area IV adalah Unknown Area adalah kedua pihak samasama tidak mengetahui masalah hubungan diantara keduanya. Pemimpin yang baik pasti menyadari pentingnya mengembangkan komunikasi dengan bawahan akan berusaha memperluas bidang area I karena semakin luas bidang ini akan semakin terjalin komunikasi yang sehat, terbuka, dan adanya timbal balik. Pengaruh sikap pemimpin seperti ini akan membuat para karyawan merasa diberlakukan sebagai manusia yang berharga dan akan membuat semangat kerja pada dirinya. Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar antara anggota staf dengan staf, karyawan dengan karyawan, dan seterusnya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang bersifat formal, komunikasi horizontal bersifat tidak formal. Komunikasi horizontal biasa digunakan pada waktu istirahat, atau ketika suasana santai Komunikasi Masyarakat Komunikasi adalah sebuah hubungan kontak antara komunikator dengan komunikan baik dilakukan secara individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, sehingga untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian antar masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memiliki peran yang 31 Onong Uchjana Effendy. Op.Cit. hal

38 38 sangat penting dalam menjalankan semua kegiatan dan aktivitasnya berdasarkan logika dan rasional. Kegiatan dan aktivitas akan terlaksana dengan baik apabila melalui proses komunikasi antar manusia. Istilah komunikasi saat ini sudah sangat popular dan digunakan oleh semua masyarakat. Komunikasi saat ini digunakan bukan hanya ketika kita sedang ingin menyampaikan pesan kepada orang lain, tetapi komunikasi saat ini digunakan dalam berbagai kesempatan baik dalam pembahasan maupun membicarakan dan memecahkan suatu masalah. Sehingga sudah menjadi kodratnya manusia untuk selalu menggunakan komunikasi secara individu maupun kelompok. Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu atau dengan mempergunakan alat bantu. Selama berjalannya komunikasi pasti akan menghadapi hambatan-hambatan baik yang bersifat fisik, individu, bahasa, dan perbedaan pemaknaan terhadap suatu pesan. Melalui komunikasi manusia dapat merencanakan masa depannya, membentuk kelompok, dan lain-lain. Selain itu dengan komunikasi manusia dapat memberikan ide, gagasan, informasi, opini, konsep, pengetahuan, perasaan, sikap, dan perbuatan kepada individu lain secara timbal balik baik sebagai penyampai maupun penerima pesan. Inilah sebabnya mengapa akhir-akhir ini di Indonesia komunikasi semakin memiliki peranan penting dan diperhatikan oleh orang lain. Hal ini karena komunikasi merupakan alat pembangunan, alat integrasi, alat kekuasaan, dan untuk itu komunikasi penting diketahui, dipahami serta dihayati oleh semua individu, khususnya untuk

39 39 penyelenggaraan pembangunan. Sebab mereka lebih banyak berhadapan dan berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan masyarakat luas. 32 Sampai saat ini telah banyak sekali penelitian tentang desa, terutama tentang kepala desa.beberapa diantaranya adalah skripsi Hafid Syafriadi tahun 2009 yang berjudul Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan Desa. hasil penelitian ini adalah berbagai macam peranan yang dapat dilakukan oleh seorang kepala desa dalam pembangunan sebagai motivator, administrator, dan komunikator. 32 Wijaya, A. W. Komunikasi : Komunikasi dan hubungan masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara. 1993

40 40 F. KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik Masyarakat Pedesaan Pola Komunikasi Badan Permusyawaratann Desa Terhadap Masyarakat Desa Pola Komunikasi Badan Permusyawaratan Desa Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti bagaimanakah pola komunikasi yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam perencanan pembangunan desa di Kecamatan Polokarto. Dalam hal ini peneliti akan membahas pola komunikasi apa saja yang telah disiapkan oleh BPD untuk menyukseskan program pembangunan desa serta peran-peran BPD dalam menanmpung serta menyalurkan aspirasi masyarakat untuk mewujudkan pembangunan desa.

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Ir. Henrikus, SPsi, CHT PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori

BAB II. Kajian Teori BAB II Kajian Teori 2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK

PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK PSIKOLOGI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK APA ITU KELOMPOK? Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Desa merupakan basis bagi upaya penumbuhan demokrasi, karena selain jumlah penduduknya masih sedikit yang memungkinkan berlangsungnya proses demorasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan maka beberapa kesimpulan dapat dibuat. Pertama, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pemkab Sragen, dalam hal ini

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk 13 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi Kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi pertukaran lambang. Lambang juga disebut tanda, kode, atau simbol. Manusia selalu menggunakan simbol serta memaknai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi, demokratisasi, terlebih dalam era reformasi. Bangsa dan negara Indonesia menumbuhkan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 PSIKOLOGI KOMUNIKASI oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang begitu cepat menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkualitas serta desentralisasi,

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

Modul Komunikasi Bisnis

Modul Komunikasi Bisnis BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti definisidan pentingnya komunikasi 2. Mengetahui komponen komunikasi 3. Mengetahui perbedaan bentuk komunikasi 4. Mengetahui proses komunikasi

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa Modul ke: 1 Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan Pengertian Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya 15 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang

BAB II LANDASAN TEORI. Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Dasar/ Umum Teori-teori dasar yang dipakai oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah: 2.1.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 07 Abstract Modul ini membahas pengertian dan funsi

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi Disusun oleh : KELOMPOK 7 Ridho Azlam 44111010143 Galih Pinasti 44111010245 Sudarmono 44111010148 Indah Fitri Yani 44111010037 Maulana Rizky 44111010257 Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Menurut (Singarimbun, 2006:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai alat interaksi makhluk sosial. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah berimplikasi pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Seperti yang sudah disebutkan dalam Bab I, penelitian ini akan lebih mengacu kepada telaah tentang strategi komunikasi yang digunakan dalam mempertahan keeksistensian komunitas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No. Kepuasan Relasi Antara Atasan dan Bawahan dengan Pendekatan Teori Pertukaran Sosial di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deskriptif Kualitatif dengan Teori Pertukaran Sosial Tentang Kepuasan Relasi ) Ratih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare BAB II 2.1 Pengertian Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Kata komunikasi atau Communication secara etimologis berkaitan dengan dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU BELITONG KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan pangan pokok utama sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Lebih terperinci

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh : TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Communication Skill Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom Disusun oleh : Desi Sartika Evi Hana Yanti Fiqih Arzia Fitria Nursetianingsih Siti Ainiyah Simma Uli Siregar Kode kelas

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Komunikasi: Suatu Pengantar Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu melakukannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari hari, komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan organisasi dan memberi kemajuan bagi organisasi karena mempunyai fungsi persuasif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi x xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 7 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Lebih terperinci

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12 Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik Pertemuan 11-12 Apa yang dimaksud dengan komunikasi? Proses komunikasi, Timbul balik Apa kriteria komunikan? Bisa menyaring informasi Bisa memberi respon yang baik

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci