ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Billy Joregia Tarigan NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

2 ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Billy Joregia Tarigan NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

3 Skripsi Telah Disetuiui oleh:

4 Yoryakarta" 30Tuni 2016 Fakultas Ekonomi Herry Maridjo, M.Si"

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN Barangsiapa tidak berani, dia tidak bakal menang; itulah semboyanku! Maju! Semua harus dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia! (Kartini) Ku persembahkan skripsi ini untuk: Baruch atah, Adonai Eloheinu, Melech Haolam iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo) Dan diajukan untuk diuji pada tanggal Mei 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 24 April 2016 Yang membuat pernyataan, Billy Joregia Tarigan v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Billy Joregia Tarigan Nomor Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama masih mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogakarta Pada tanggal 24 April 2016 Yang menyatakan Billy Joregia Tarigan vi

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya persembahkan kehadirat Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan penyertaannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., C.A selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 4. Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.IP., M.Sc., Akt., C.A selaku pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama kuliah di Universitas Sanata Dharma serta tak lupa karyawan-karyawati yang telah banyak membantu. vii

9 6. Ibu Yanti beserta segenap karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo yang telah tulus membantu dan meluangkan waktu selama waktu penelitian. 7. Geng AKT 48 (kelas C) yang telah menjadi sahabat dan saudaraku yang setia dalam setiap langkahku untuk mencapai gelar sarjana. 8. Geng Tante and Friends (Dinda, Hana, Puput, Zidan) sobat-sobatku yang selalu setia menemaniku dan menjadi kawan yang paling cerewet mengingatkan skripsiku. 9. Segenap penghuni kontrakan Cak Dut Ndabag (Leon, Wigung, Nando, Petrik, Opik) yang telah menjadi keluargaku selama di perantauan. 10. Geng GeJe (Mam Tata, Pak Risang, Bu Heny, Mbak Yovi, Mbak Riska, Lilyana, Detha, Nino, Nafta, Anin, dan semua alumni GLP yang sudah menyebar ke seluruh penjuru bumi), terima kasih telah memberikanku persahabatan yang sangat indah dan takkan pernah mampu aku lupakan. 11. Kakak-kakak rohaniku dan segenap bule-bule Chi Alpha yang selalu setia berdoa dan meneguhkanku. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, Maret 2016 Penulis viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Sistematika Penulisan... 5 BAB II LANDASAN TEORI... 7 A. Persepsi... 7 B. Audit... 9 C. Audit Internal D. Posisi Audit Internal dalam Organisasi E. Tujuan Audit Internal F. Tanggung Jawab Auditor Internal G. Peran Auditor Internal H. Standar Perilaku Auditor Internal I. Penelitian Sebelumnya ix

11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Populasi dan Sampel Penelitian F. Teknik Pengukuran Data G. Pengujian Instrumen Penelitian H. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Umum Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo B. Visi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo C. Misi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo D. Falsafah Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo E. Tujuan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo F. Peran Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo G. Moto Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo H. Slogan Kerja Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo I. Struktur Organisasi J. Gambaran Umum Auditor Internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Instrumen C. Analisis Peran Auditor Internal di RSK Ngesti Waluyo D. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran x

12 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A. Lampiran 1, Kuisioner Penelitian B. Lampiran 2, Tabel Pernyataan Responden C. Lampiran 3, Uji Validitas Peran Auditor Internal sebagai Pengawas, Konsultan dan Katalisator xi

13 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan Peran Peran Auditr Internal Paradigma Lama dengan Paradigma Baru Tabel 3.1 Skor Penilaian Menggunakan Skala Likert Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Kelompok Usia Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 5.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.5 Responden Berdasarkan Divisi Bekerja Tabel 5.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Tabel 5.7 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas Tabel 5.8 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan Tabel 5.9 Uji Validitas Peran Auditor Internal SebagaiKatalisator Tabel 5.10 Uji Reliabilitas Tabel 5.11 Pengelompokan Kategori Tabel 5.12 Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas Tabel 5.13 Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan Tabel 5.14 Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator Tabel 5.15 Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Tabel 5.16 Uji Kruskal-Walis pada Peran Audior Internal Tabel 5.17 Peringkat Peran Auditor Internal yang Berperan di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Audit Internal Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo xiii

15 ABSTRAK ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Billy Joregia Tarigan Nim: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Peran auditor internal yang digunakan dalam penelitian ini antara lain peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog), peran auditor internal sebagai konsultan dan peran auditor internal sebagai katalisator. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam pengambilan kesimpulan menggunakan uji statistik nonparametric Kruskal-Wallis, kemudian besarnya rata-rata (mean rank) akan menunjukan peran auditor internal yang paling dominan ataupun sebaliknya. Hasil dari analisis persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di Rumah Sakit Ngesti Waluyo menunjukan bahwa peran auditor internal sebagai konsultan merupakan peran paling dominan. Sedangkan peran auditor internal urutan kedua adalah peran auditor internal sebagai katalisator dan urutan ketiga adalah peran auditor internal sebagai pengawas. Kata Kunci : Peran auditor internal, pengawas, konsultan dan katalisator. xiv

16 ABSTRACT ANALYSIS OF EMPLOYEES PERCEPTION ON THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR (Case Studies Christian Hospital Ngesti Waluyo) Billy Joregia Tarigan Nim: Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 The purpose of this research is to determine the employees perception to the role of internal auditor at Ngesti Waluyo Christian Hospital. The role of internal auditor in this research are watchdog, consultant and catalyst. The type of this research was a case study. The data collection method was questionnaires. The data analysis method was Kruskal-Wallis nonparametric test by determining the highest mean rank as internal auditor who has the most important role The result showed that the role of internal auditor as a consultant is the most dominant role at Ngesti Waluyo Hospital. While second order internal auditor s role is catalyst and the third order is watchdog. Keyword : role of internal auditor, watchdog, consultant and catalyst xv

17 ABSTRACT ANALYSIS OF EMPLOYEES PERCEPTION ON THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR (Case Studies Christian Hospital Ngesti Waluyo) Billy Joregia Tarigan Nim: Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 The purpose of this research is to determine the employees perception to the role of internal auditor at Ngesti Waluyo Christian Hospital. The role of internal auditor in this research are watchdog, consultant and catalyst. The type of this research was a case study. The data collection method was questionnaires. The data analysis method was Kruskal-Wallis nonparametric test by determining the highest mean rank as internal auditor who has the most important role The result showed that the role of internal auditor as a consultant is the most dominant role at Ngesti Waluyo Hospital. While second order internal auditor s role is catalyst and the third order is watchdog. Keyword : role of internal auditor, watchdog, consultant and catalyst xv

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu bentuk usaha jasa penyedia layanan kesehatan yang dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Namun begitu, di era persaingan global seperti saat ini serta semakin besarnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit, maka rumah sakit semakin dituntut untuk mampu memberikan layanan terbaiknya bagi masyarakat. Dalam menanggapi tuntutan inilah maka pihak pimpinan rumah sakit diharapkan mampu menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, setiap organisasi apapun termasuk rumah sakit akan mengalami ketidak-pastian yang dapat beresiko bagi mereka. Hal ini merupakan tanggung jawab dari pimpinan rumah sakit untuk mengelola resiko tersebut menjadi sebuah peluang dalam mengembangkan sumber daya dan kualitas layanan yang ada di rumah sakit yang ia pimpin. Namun begitu dalam menjalankan tanggung jawabnya, pimpinan rumah sakit tidak dapat menjalankan tugasnya seorang diri. Seorang direktur membutuhkan pihak yang dapat membantunya untuk mendapatkan informasi yang akurat yang ia dibutuhkannya guna menjalankan tanggung jawabnya. Pihak yang dimaksud dalam hal ini adalah auditor internal yang memiliki tanggung jawab untuk membantu direktur dalam mengukur dan mengevaluasi kontrol atas kinerja rumah sakit. 1

19 2 Seperti yang diutarakan oleh Sawyer (2005:7) sebagai berikut: Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan direktur dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resikoresiko terkait dalam menjalankan usaha. Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa tugas dari seorang auditor internal yaitu sebagai sebuah entitas independen yang mengukur dan mengevaluasi kontrol dalam perusahaan serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh direktur. Hal ini jugalah yang menyebabkan persepsi negatif karyawan terhadap auditor internal. Auditor internal lebih sering dianggap sebagai mata dan telinga direktur yang bertugas mecari-cari kesalahan para karyawan dan sebagai pengadu kepada pihak direktur. Hal ini di karenakan auditor internal lebih dikenal sebagai pengawas (Watchdog) dibanding sebagai katalisator ataupun konsultan yang dapat membantu karyawan dalam mengidentifikasi masalahmasalah serta memberikan saran berupa tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Persepsi-persepsi seperti ini tentunya dapat mengganggu kinerja auditor internal dalam melaksanakan tugasnya sebagai penilai independen dalam menelaah kinerja perusahaan. Selain itu persepsi negatif karyawan dapat menimbulkan perilaku dan sikap tidak kooperatif karyawan yang tentunya akan sangat berdampak negatif terhadap kinerja auditor internal. Melalui beberapa penjelasan yang sudah diutarakan sebelumnya maka penelitian ini diharapkan dapat membantu pimpinan rumah sakit dalam

20 3 menilai sejauh mana persepsi karyawan terhadap kinerja auditor internalnya. Melalui hasil dari penelitian ini juga diharapkan pimpinan rumah sakit dapat mengukur sejauh mana kontribusi auditor internal dalam mencapai tujuan dan kemakmuran organisasi. Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pimpinan organisasi untuk memberikan dorongan ataupun dukungan bagi auditor internalnya untuk lebih mengembangkan keahlian maupun kompetensinya, sehingga auditor internalnya dapat semakin berkontribusi tidak hanya sebatas sebagai pengawas namun juga sebagai konsultan dan juga katalisator untuk mencapai tujuan dan kemakmuran organisasi. Berdasarkan latar belakang dari masalah tersebut maka sangatlah penting bagi pihak auditor internal dan direktur untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran auditor internal dalam struktur organisasi rumah sakit tersebut. Oleh sebab itu, maka penulis merumuskan judul penelitian Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal studi kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. B. Rumusan Masalah Bagaimana persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.

21 4 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfat bagi pihakpihak yang terkait dalam penelitian ini. 1. Bagi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kepustakaan peran auditor internal dari sudut persepsi karyawan. 2. Bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi mengenai peran auditor internal ditinjau dari persepsi karyawan. Penelitian ini. juga diharapkan menjadi rujukan bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo untuk meningkatkan kualitas auditor internalnya. 3. Bagi Penulis. Penelitian ini diharapkan menjadi sarana penerapan teori-teori dan ilmu yang selama ini telah diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam bidang audit internal. Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menjadi sarana untuk membandingkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

22 5 E. Sistematik Penulisan Sistematika penulisan secara garis besar dibagi dalam 6 (enam) bab. Adapun materi dari masing-masing bab tersebut antara lain: Bab I Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendukung penulisan antara lain : persepsi, faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, audit, jenis-jenis auditor, audit internal, posisi audit internal dalam organisasi, tujuan audit internal, tanggung jawab audit internal, peran audit internal, dan standar perilaku auditor internal. Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam mengolah data serta prosedur yang digunakan dalam menarik kesimpulan. Bab IV Gambaran Umum Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah dan perkembangan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, visi misi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, struktur organisasi serta pembagian tugas dari masing-masing divisi, serta gambaran umum mengenai audit internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.

23 6 Bab V Analisis Data dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah analisis dan pembahasan yang telah diperoleh. Bab VI Penutup Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian, keterbatasan dan saran yang berguna bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo dan penelitian di masa yang akan datang.

24 BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi 1. Definisi Persepsi. Persepsi menurut Hardy (1988:83) bagi hampir semua orang, sangatlah mudah kiranya melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah semestinya ada. Namun informasi yang datang dari organ-organ indera kiranya perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diintrepretasikan sebelum dapat dimengerti, dan proses ini dinamakan persepsi (perception). Persepsi menurut Solso (2008:75) melibatkan kognisi 1 tingkat tinggi dalam pengintepretasian terhadap informasi sensorik. Persepsi mengacu pada hal-hal yang kita indra. Persepsi menurut Ling (2012:6) merupakan serangkaian proses rumit yang melaluinya kita memperoleh dan mengintepretasikan informasi indrawi. Intepretasi ini memungkinkan kita mencerap lingkungan kita secara bermakna. Persepsi menurut Suharnan (2005:23) merupakan suatu proses mengintepretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui system alat indera manusia. Misalnya, pada waktu seseorang melihat gambar, membaca tulisan, atau mendengar suara tertentu, ia akan melakukan 1 Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu (Wikipedia:2015) 7

25 8 intepretasi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dan yang relevan dengan hal-hal itu. Dari berbagai definisi tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan hasil dari pengintepretasian atau menafsirkan informasi-informasi yang diterima dari proses-proses pengindraan oleh alat-alat indra manusia (proses sensorik). 2. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut Walgito (2004:89) antara lain: a. Objek yang dipersepsi. Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu. b. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf. Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

26 9 c. Perhatian. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. B. Audit 1. Definisi Audit Definisi audit menurut Report of the Committe on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association yang dikutip oleh Kell (2002:5) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan Agoes (2012:4) menjelaskan pengertian audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari kedua definisi

27 10 tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa auditing merupakan suatu proses yang meliputi: a. Proses kritis dan sistematis. Proses pelaksanaan audit dilakukan dengan hati-hati dan melewati langkah serta prosedur yang terencana dan terstruktur. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan audit adalah salah satu kegiatan yang penting dan vital bagi organisasi. Selain itu proses yang dilakukan secara kritis menunjukan bahwa pihak auditor yang bertanggung jawab dalam proses audit memiliki kompetensi yang unggul dan profesional. b. Dilakukan oleh pihak yang independen. Proses pelaksanaan audit dilakukan oleh pihak yang independen yakni oleh pihak yang tidak memiliki kepentingan tertentu dalam proses audit. Selain itu independen menunjukan profesionalitas seorang auditor yang dapat merahasiakan rahasia klien dan bekerja objektif dengan tidak memihak. c. Memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif. Kegiatan audit dimaksudkan untuk mendapatkan serta mengevaluasi bukti-bukti dengan hati-hati dan tidak dengan memihak ataupun berprasangka buruk pada pihak-pihak tertentu. d. Peristiwa ekonomi ataupun laporan yang disusun oleh manajemen. Peristiwa ekonomi ataupun informasi dalam bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen yang juga merupakan subyek pokok dalam proses auditing.

28 11 e. Menetapkan derajat kesesuaian atau memberikan pendapat mengenai kewajaran. Proses auditing dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian masing-masing subyek pokok auditing dengan pedoman yang berlaku (di Indonesia pedoman tersebut adalah Standar Akuntansi Keuangan). 2. Jenis-Jenis Auditor Jenis-jenis auditor menurut Jusup (2001:17): a. Auditor Pemerintah. Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undangundang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut : Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Daerah. b. Auditor Intern. Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai di perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

29 12 c. Auditor Independen / Akuntan Publik. Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah melakukan fungsinya pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. C. Audit Internal Sawyer (2005:10) menjelaskan audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah bisa diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif - semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Sedangkan menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah

30 13 dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Audit internal dapat disimpulkan sebagai kegiatan audit yang berfungsi untuk membantu organisasi dalam melakukan penilaian yang objektif dan independen guna meminimalkan risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi serta meningkatkan nilai tambah dari kegiatan proses yang dilakukan oleh organisasi. D. Posisi Audit Internal dalam Organisasi Menurut Andayani (2008:8), organisasi audit internal yang ada di perusahaan mempunyai sifat yang independen dan sangat penting keberadaannya bagi suatu organisasi. Organisasi audit internal mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Pelaksanaan audit internal harus mendapat dukungan dari organisasi. Audit internal harus memberi laporan yang benar dari temuan dan rekomendasi perbaikan. 2. Letak departemen audit internal bisa berada di bawah presiden direktur atau dewan komisaris tergantung tujuan yang ingin dicapai. 3. Bersifat independen dalam menjalankan tugas audit internal. 4. Laporan hasil audit internal ditujukan kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi, bisa juga untuk pihak-pihak lain setelah mendapat persetujuan dari pihak manajemen.

31 14 5. Suatu departemen audit internal biasanya terdiri dari direktur, manajer, staf senior dan junior yang mempunyai tanggung jawab yang berbeda. Gambar 2.1: Struktur organisasi audit internal, M Andayani RUPS Dewan Komisaris Komite Audit Auditor DIRUT DIR DIR DIR Auditor M M M Sumber : Audit internal, Wuryan Andayani (2008:9) Dari bagan serta penjelasan mengenai struktur organisasi audit internal tersebut, dapat dilihat bahwa organisasi audit internal berada dibawah presiden direktur ataupun juga dewan komisaris. Selain itu, tuntutan bahwa auditor internal harus bertindak independen dapat menimbulkan persepsi karyawan bahwa auditor internal hanyalah anjing pengawas (watchdog) pimpinan perusahaan saja. Padahal tugas auditor internal adalah mampu memberikan laporan yang benar dari temuan dan rekomendasi perbaikan yang tentunya harus ditunjang dengan dukungan dari masing-masing bagian dari organisasi. Oleh karena itu seorang auditor internal harus mampu bersinergi bersama dengan semua bagian dan tidak hanya bertintak sebagai

32 15 anjing pengawas (watchdog) saja namun juga sebagai konsultan dan katalisator bagi semua bagian organisasi. E. Tujuan Audit Internal Tujuan audit internal menurut Andayani (2008:3) meliputi penganalisisan, konsultasi, menilai anggota-anggota organisasi atas efektifitas dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, menginformasikan tindakantindakan yang telah direview dan memberikan rekomendasi. Sedangkan menurut Tugiman (1997:99) tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya wajar. Anggota organisasi yang dibantu dengan adanya audit internal mencakup seluruh tingkatan manajemen dan dewan. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari dilaksanakannya audit internal adalah membantu organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab organisasi secara efektif dengan memberikan berbagai bantuan berupa penganalisisan, konsultasi, penilaian, petunjuk, serta penginformasian atas kegiatan yang sedang diperiksa.

33 16 F. Tanggung Jawab Auditor internal Tanggung jawab menurut Andayani (2008:95) yaitu auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencakup: (1) penetapan tujuan audit dan lingkungan pekerjaan, (2) perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit, (3) penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit, (4) komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan, (5) pelaksanaan jika layak, survei lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol yang akan diaudit, untuk mengidentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit, dan untuk mengundang komentar dan saran dari klien, (6) penulisan program audit, (7) penentuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan, (8) perolehan pengesahan rencana audit. Tanggung jawab auditor internal menurut Akmal (2009:19) yakni memberikan rekomendasi atau saran-saran kepada pimpinan berdasarkan pemeriksaan atau jasa konsultasi, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan pemeriksaan, dan mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dengan hasil yang terbaik. Tanggung jawab auditor internal atas tugasnya harus didukung dengan kompentensi tinggi dan perencanaan yang matang sebelum proses audit dilaksanakan. Selain itu auditor internal diharapkan mampu bersinergi bersama dengan semua pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan audit, sehingga tujuan dari pemeriksaan audit dapat tercapai.

34 17 G. Peran Auditor internal Pada masa sekarang ini masih banyak orang yang berpendapat bahwa tugas utama auditor internal adalah sekedar melakukan pemeriksaan kepatuhan karyawan terhadap ketentuan-ketentuan yang ada dalam perusahaan. Namun begitu anggapan tersebut merupakan anggapan yang sudah usang, sebab auditor internal internal pada masa kini memiliki peran yang luas dan tidak semata-mata hanya berperan sebagai pengawas (watchdog) saja. Tabel 2.1 Perbandingan peran auditor internal paradigma lama dengan paradigma baru Uraian Persepsi manajer dengan paradigma lama Persepsi manajer dengan paradigma baru Peran Watchdog, mata telinga pimpinan Konsultan manajer, Catalist Pendekatan Detektif (mendeteksi masalah) Preventif (mencegah masalah) Sikap Seperti Polisi Sebagai mitra bisnis Ketaatan kepatuhan Semua policy / kebijakan Hanya policy yang relevan Fokus Kelemahan/ penyimpangan Penyelesaian yang konstruktif Sumber: Supriyanto dan Maulana, Universitas Widyatama 2006 Pandangan atau persepsi bahwa auditor internal hanya berfungsi sebagai watchdog saja merupakan paradigma lama yang sudah tidak dapat diikuti lagi. Pada masa kini auditor internal juga dituntut untuk mampu mendukung kepentingan klien sebagai bentuk loyalitasnya terhadap perusahaan. Oleh karena itu auditor internal juga dituntut untuk mampu berperan sebagai konsultan untuk membantu masing-masing satuan operasi perusahaan dalam mengidentifikasi sekaligus mengatasi risiko-risiko yang

35 18 muncul. Selain itu auditor internal juga memiliki peran yang lebih luas yakni auditor internal dimungkinkan menjadi katalisator dalam menentukan arah tujuan perusahaan. Adapun penjelasan atas masing-masing peran auditor internal antara lain: 1. Peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog). Menurut Rahayu (2010:14) auditor internal adalah pegawai dari suatu organisasi/perusahaan yang bekerja di organisasi tersebut untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan untuk membantu manajemen organisasi untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional organisasi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka auditor internal harus berada di luar fungsi lini suatu organisasi, kedudukannya independen dari auditee. Auditor internal wajib memberikan informasi bagi manajemen pengambil keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan, sehingga selalu memerlukan dukungan dari manajemen. 2. Peran auditor internal sebagai konsultan. Adapun dalam bukunya, Sawyer (2005:41) menyatakan bahwa jasa konsultasi, baik yang dilaksanakan secara terpisah ataupun sebagai bagian dari pemberian keyakinan, harus memberikan nilai tambah bagi manajemen dan organisasi. Auditor internal, karena pendekatan, pengalaman, keahlian investigasi dan kemampuan analitisnya merupakan

36 19 pihak yang pantas untuk melaksanakan jasa ini dan memberikan kontribusi bagi tujuan dan kemakmuran organisasi. Menjadi tugas internal auditor untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional perusahaan dengan memberikan bantuan konsultatif dan keyakinan bahwa manajemen risiko, kontrol dan proses pengelolaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi ini harus tetap dilakukan secara obyektif dan independen (Tampubolon 2005:9). Selain itu, dalam bukunya, Tampubolon (2005:66) juga menjelaskan beberapa poin konsep pendampingan (coaching) yang dilaksanakan oleh auditor internal, antara lain: a. Sering berfungsi sebagai fasilitator, misalnya dengan berbagi pengetahuan dan keahliannya dengan auditee dalam hal menilai dan mengelola risiko, kontrol dan penerapan tata kelola yang sehat. b. Memberikan bimbingan kepada auditee dalam pembangunan self assessment program. c. Turut melaksanakan tugas khusus untuk kepentingan manajemen sepanjang tidak menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest). d. Secara aktif mendapatkan masukan (feedback) dari auditee dan secara positif memberikan reaksi kepada masukan tersebut. 3. Peran auditor internal sebagai katalisator. Auditor intern memiliki peran yang lebih luas, bahkan di masa mendatang audit intern dimungkinkan untuk berperan sebagai katalisator

37 20 yang akan ikut menentukan arah tujuan perusahaan (Tampubolon 2005:2). Peran internal auditor sebagai katalis berkaitan dengan quality assurance, sehingga internal auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk / jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran katalis bersifat jangka panjang, karena focus katalis adalah nilai jangka panjang (longterm values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham (stake holder)(effendi:2007). H. Standar Perilaku Auditor Internal Standar perilaku auditor internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004:11): 1. Auditor internal harus menunjukan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenui tanggung jawab profesinya. 2. Auditor internal harus menunjukan loyalitas terhadap organisasinya atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.

38 21 3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi auditor internal atau mendiskreditkan organisasinya. 4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau kegiatankegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya secara objektif. 5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis organisasinya, yang dapat atau patut diduga dapat, mempengaruhi pertimbangan profesionalnya. 6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya. 7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi standar profesi audit internal. 8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntugan pribadi, (ii) secara melanggar hukum, atau (iii) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya. 9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu

39 22 fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direview, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum. 10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan. Dari kesepuluh poin tersebut dapat dilihat bahwa seorang auditor internal dituntut untuk memiliki perilaku yang penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, memiliki loyalitas yang tinggi pada organisasi tempat bertugas, bertindak secara independen dan tidak memihak, objektif, jujur, bertindak bijaksana dalam melaksanakan tugas-tugasnya, mampu merahasiakan rahasia klien, serta memiliki kompetensi yang unggul. I. Penelitian Sebelumnya 1. Penelitian yang dilakukan oleh Emanuela Deasy Novieyanty pada tahun 2006 yaitu Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal studi kasus pada Pelayanan Kesehatan St Carolus Jakarta. Peran auditor internal yang paling dominan di unit pelayanan kesehatan St Carolus Jakarta adalah sebagai konsultan, hal ini dibuktikan dengan nilai tertinggi sebesar 740 dibandingkan dengan kedua peran auditor internal lainnya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dionisius Putra Wijaya Mulya pada tahun 2014 yaitu Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal studi kasus pada Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Peran auditor internal yang paling dominan di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta

40 23 adalah Konsultan, hal ini dibuktikan dengan mean rank tertinggi sebesar 65,47 yang menggambarkan auditor internal telah menunjukan sikap yang baik dan bersahabat kepada setiap divisi dalam membantu penyelesaian masalah yang dihadapi karyawan dan bukan semata-mata hanya untuk mencari kesalahan dan kelemahan saja.

41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini maka jenis penelitian yang digunakan merupakan studi kasus yakni dengan melakukan penelitian di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengenai analisis persepsi karyawan terhadap peran auditor internal. Oleh karena itu, maka kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian ini hanya berlaku bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo yang beralamat di jalan Pahlawan, Parakan, Temanggung 56254, Jawa Tengah. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama bulan September dan Oktober C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek yang diambil dalam penelitian ini merupakan karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo sedangkan objek yang diambil dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan terhadap peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog), konsultan dan katalisator. 24

42 25 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuisioner Kuisioner ini berisi seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Masing-masing pernyataan disusun menggunakan kalimat yang mudah dimengerti dengan bentuk yang singkat, padat, dan jelas. Melalui masing-masing pernyataan tersebut, responden diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban dengan memberi tanda centang (checklist). Adapun pernyataan yang digunakan dalam kuisioner penelitian ini diperoleh dari Tampubolon (2005), Kumaat (2011), dan Sawyer (2015). Adapun penelitian ini menggunakan 3 variabel yakni : a. Variabel persepsi karyawan terhadap auditor internal sebagai pengawas (watchdog), yang disebut sebagai X1. Adapun variable ini akan diukur menggunakan 5 pernyataan yakni pernyataan nomor 1 sampai dengan 5. Peran auditor internal sebagai pengawas/watchdog yakni bersifat independen untuk mewaspadai adanya gelagat pihak internal perusahan yang berniat tidak baik dan menunggu adanya pengaduan berkaitan dengan pihak internal yang berniat melakukan kecurangan serta tindakan yang merugikan perusahaan. Selain itu auditor internal juga berperan untuk mengawasi critical point di internal yang mengandung risiko potensial dan kelemahan administratif/pengendalian yang belum tersentuh oleh SOP tertulis yang ada ataupun cenderung sulit terlihat atau sengaja diabaikan.

43 26 b. Variabel persepsi karyawan terhadap auditor internal sebagai konsultan, yang disebut sebagai X2. Adapun variabel ini akan diukur menggunakan 5 pernyataan yakni pernyataan nomor 6 sampai dengan 10. Peran auditor internal sebagai konsultan yakni memberikan nilai tambah bagi organisasi dengan memberikan kontribusi berupa bantuan konsultatif dan keyakinan bahwa manajemen risiko, kontrol dan proses pengelolaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Bantuan konsultatif tersebut dapat berupa menjadi fasilitator dalam berbagi pengetahuan dan keahliannya dengan auditee dalam hal menilai dan mengelola risiko, kontrol dan penerapan tata kelola yang sehat. Serta dengan memberikan bimbingan kepada auditee dalam pembangunan self assessment program. c. Variabel persepsi karyawan terhadap auditor internal sebagai katalisator, yang disebut sebagai X3. Adapun variabel ini akan diukur menggunakan 5 pernyataan yakni pernyataan nomor 11 sampai dengan 15. Peran auditor internal sebagai katalisator yakni ikut menentukan arah tujuan perusahaan dengan memberikan bimbingan kepada manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Peran Internal Audit sebagai katalis berkaitan dengan quality assurance yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk / jasa yang dapat memenuhi kebutuhan custumer.

44 27 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010:61). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dari Divisi Keuangan dan Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum yang ada di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. 2. Sampel Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau jatah (quota) (Jogiyanto 2010:79). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kepala divisi, kepala bagian dan karyawan dari Divisi Keuangan dan Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo yang berjumlah total 30 (tiga puluh) orang. Pertimbangan ini dilakukan karena dari kelima divisi yang ada di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, hanya kedua divisi tersebut yang diaudit oleh auditor internal Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum atau yayasan yang menaungi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.

45 28 F. Teknik Pengukuran Data Skala pengukuran yang digunakan dalam kuisioner penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam peneilitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono 2009:133). Tabel 3.1 Skor penilaian menggunakan skala likert. Alternatif Jawaban Skor Penilaian Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Ragu-Ragu (R) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: (Sugiyono 2009:133) G. Pengujian Instrument Penelitian 1. Uji Normalitas Somantri (2006:289) menjelaskan bahwa pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Uji parametrik misalnya, mengisyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabilam distribusi tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan pengujian normalitas Kolmogorov-Smirnov yang dibantu dengan penggunaan aplikasi SPSS 19. Penggunaan pengujian normalitas Kolmogorov-

46 29 Smirnov ini bertujuan untuk apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Adapun penentuan suatu data normal ataupun tidak normal adalah sebagai berikut: a. Jika hasil signifikansi (sig) < α (0,05), maka distribusi data tidak normal. b. Jika hasil signifikansi (sig) > α (0,05), maka distribusi data normal. 2. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua pernyataan dalam instrumen penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah valid. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2009 :5). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment oleh Karl Pearson. Analisis korelasi ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total (penjumlahan seluruh skor item). Adapun rumus untuk menghitungnya adalah: = ( )( ) ( ( ) ( ( ) ) Keterangan : n = Jumlah sampel x = Skor butir seluruh pernyataan y = Skor total

47 30 3. Uji Reliabilitas Azwar (2009:4) menjelaskan bahwa pengukuran yang dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah cronbach s alpha. Pengujian ini melakukan pembelahan tes tidak hanya terbatas kedalam dua belahan saja melainkan beberapa belahan apabila diperlukan. Adapun rumus untuk mengitungnya adalah ( ) Keterangan: K sj 2 j;j sx 2 = Banyaknya belahan tes = Varians belahan =1,2,..k = Varians skor total tes

48 31 H. Teknik Analisis Data 1. Penyajian Data Pengertian data menurut Hasan (2006:19) adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lainlain. Data yang akan disajikan ini bersumber dari jawaban-jawaban kuisioner yang telah dijumlahkan sesuai dengan masing-masing pilihan jawaban yang antara lain adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju STS. Total dari masingmasing pilihan jawaban tersebut akan dipisahkan berdasarkan kategori jawaban yang ada antara lain kategori peran auditor internal sebagai watchdog, konsultan, dan katalisator. Melalui total dari masing-masing kategori tersebut kemudian akan dicari rangking nilai rata-ratanya (mean rank) dengan menggunakan uji Kurskal-Wallis yang akan dibantu dengan aplikasi program SPSS Pengambilan Kesimpulan Pengambilan kesimpulan atas penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel beserta masing-masing pejelasannya. Kesimpulan dari penelitian ini akan ditarik berdasarkan masing-masing skor tertinggi dari masing-masing tabel dari masing-masing peran auditor internal.

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Auditor Internal merupakan badan atau orang yang melakukan tugas Audit

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Auditor Internal merupakan badan atau orang yang melakukan tugas Audit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor Internal merupakan badan atau orang yang melakukan tugas Audit internal dalam sebuah perusahaan. Menurut Manahan (2003), secara garis besar ada tiga alternatif

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang The Institute of Internal Auditor telah melakukan redifinisi terhadap internal auditing, dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu aktivitas independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang modern, para pimpinan atau manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Bandung, 14 oktober 2009 Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Chandra Wijaya Mahasiswa : Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, dimana penelitian ini akan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian. 1 2 Identifikasi Masalah.. 3 3 Maksud dan Tujuan Penelitian.. 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam perkembangannya, penekanan dan mekanisme internal audit telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam perkembangannya, penekanan dan mekanisme internal audit telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangannya, penekanan dan mekanisme internal audit telah bergeser (berubah). Pada masa lalu fokus utama peran internal auditor adalah sebagai watchdog dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Audit a. Pengertian Audit Pengertian dari audit dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya yaitu: Menurut Arens (2008: 4) auditing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit 8 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI Universitas Galuh merupakan suatu organisasi profesional yang bergerak di dunia pendidikan. Di Indonesia status perguruan tinggi dikelompokan pada Perguruan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 LATAR BELAKANG...1 TUJUAN...2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL...2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU...3 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 TUJUAN...6 PENETAPAN...6

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Studi empiris pada BUMN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM)

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) This study aimed to determine whether there was influence of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL Piagam Audit Internal 1 I. Dasar Pembentukan Dasar pembentukan Piagam Audit Internal berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.56/POJK.04/2015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI INTERNAL AUDITOR (Studi Kasus : Phar Mor) KASUS

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI INTERNAL AUDITOR (Studi Kasus : Phar Mor) KASUS ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI INTERNAL AUDITOR (Studi Kasus : Phar Mor) KASUS Phar Mor Inc, termasuk perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 1992

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subyek penelitian menerangkan target populasi penelitian dan atau sampel penelitian yang relevan denga tujuan penelitian. Sedangkan obyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu A. Pengertian Audit Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi perlu menerapkan organisasi pembelajaran agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal maupun internal disegala

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan karakteristik masalah yang berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau

BAB III METODE PENELITIAN. dengan karakteristik masalah yang berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif dengan karakteristik masalah yang berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Ketaatan Kualitas Audit. Unit Penelitian yang penulis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 28 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Moh. Nazir (2008;56), objek merupakan sesuatu yang dibicarakan dan yang dipikirkan sesuatu yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO)

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO) LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO) Bandung, 24 juli 2008 Kepada Yth, Bapak/Ibu responden Di tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Salah satu bagian yang menjadi sorotan dalam sebuah penelitian adalah objek penelitian. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian PT KIEC merupakan salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982 bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Role, internal audit, and Good Corporate Governance. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Role, internal audit, and Good Corporate Governance. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aimed to determine the role of internal audit in efforts to achieve good corporate governance in PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. The independent variable in this study is the internal

Lebih terperinci

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama PERAN AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung) Vicky Dzaky C. P. 0109U189 ABSTRAK Audit internal adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Secara umum metode penelian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP. MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP Abstract Auditor Internal dituntut untuk mampu melaksanakan perannya memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya Sumber Daya Manusia mengakibatkan persaingan di bidang ekonomi yang semakin ketat, begitu juga

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya adalah Achmad Aprizal, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

KUESIONER. Saya adalah Achmad Aprizal, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Lampiran 1 KUESIOER Dengan hormat, Saya adalah Achmad Aprizal, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta. Saya sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir (Skripsi)

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan

Lebih terperinci

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

Bab III - Objek dan Metode Penelitian 33 3.2. Metode Penelitian Berdasarkan pada topik penelitian ini, penulis melakukan pendekatan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif analitis. Menurut Muhammad Nazir

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA TAMAN PINTAR PADA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung

Lebih terperinci