HUMANIS JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA ISSN Volume 3 Nomor 3 (September 2016) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nasional Lhokseumawe

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUMANIS JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA ISSN Volume 3 Nomor 3 (September 2016) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nasional Lhokseumawe"

Transkripsi

1 HUMANIS JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA ISSN Volume 3 Nomor 3 (September 2016) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nasional Lhokseumawe Peran Komunikasi Vertikal Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Kabupaten Aceh Utara) Saiful Bahri¹ 1. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nasional Lhokseumawe Abstrak Penelitian ini berjudul Peran Komunikasi Vertikal Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. Tujuan diadakannya penelitian ini, adalah untuk mengetahui peran komunikasi vertikal dalam meningkatkan kinerja pegawai ditinjau dari komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi dari bawah ke atas dalam meningkatkan meningkatkan kinerja. Penelitian ini berdasarkan kepada teori komunikasi yang memandang bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauhmana komunikasi itu diperhatikan, dipahami/dimengerti dan diterima oleh organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komunikasi vertikal yang dilakukan oleh Kabupaten Aceh Utara dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam beberapa hal perlu diperhatikan yakni efektivitas dalam pemberian reward dan juga kesejahteraan pegawainya. Adapun hal-hal yang ingin peneliti rekomendasikan sebagai bahan masukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan sebaiknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara meruntuhkan sistem birokrasi yang menyebabkan input atau ide dari bawah tidak sampai ke tingkat atas secara utuh. Vertikal, Kinerja Pegawai Kata Kunci : Komunikasi 1

2 2

3 PENDAHULUAN Dalam kehidupan organisasi pencapaian tujuan dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi yang efektif. Para anggota organisasi mutlak perlu berkomunikasi satu sama yang lain. Komunikasi merupakan bagian integral dari suatu proses manajemen melalui komunikasi yang efektif, kerja sama yang harmonis dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan. Suatu organisasi adalah tim, dan seluruh anggotanya perlu mengetahui apa yang dilakukan oleh tim, sehingga mereka dapat bekerja sama dengan baik. Jika tidak ada komunikasi, pegawai tidak akan tahu apa yang dilakukan oleh rekan-rekannya. Secara otomatis koordinasi kerja tidak berjalan, dan pada akhirnya mengakibatkan tujuan instansi tidak tercapai. Pada sisi lain, setiap individu merupakan bagian dari kelompok, organisasi maupun ikatan dalam masyarakat yang setiap saat berinteraksi membentuk pola komunikasi. Pola komunikasi merupakan suatu sistem penyampaian pesan melalui lambang-lambang tertentu yang mengandung arti tertentu dan langsung untuk mengubah tingkah laku individu. Meskipun semua organisasi harus melakukan dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan, pendekatan dan sistem pesan yang dipakai antara satu sama organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi. Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk organisasi besar yang memiliki banyak pegawai maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang rumit. Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi yang nantinya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi. Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Selain itu, para pegawai masih mempunyai hambatan dalam berkomunikasi dengan pimpinan. Hambatan tersebut timbul dari dalam diri seorang pegawai,yaitu perasaan takut, segan, ragu-ragu, dan perasaan lainnya yang disebabkan oleh kurang terbukanya sikap pimpinan, sehingga komunikasi yang terjadi tidak efektif dan akan menghambat aktivitas organisasi secara keseluruhan dan Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 September

4 pada akhirnya akan berakibat pada tidak efektivitas kerja para pegawai. Kerjasama dalam komunikasi sangat penting artinya bagi manusia, tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar menukar pengetahuan dan pengalaman, peradaban dan kebudayaan, perkembangan organisasi, serta kemajuan teknologi dan tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi antara pimpinan dengan bawahan baik dalam lingkungan organisasi maupun di luar organisasi. Komunikasi antara atasan dan bawahan termasuk dalam komunikasi vertikal, diantara atasan dan bawahan merupakan istilah lain dari pimpinan dan pegawai yang saling berhubungan dan berinteraksi yang dilakukan oleh setiap instansi atau organisasi. Adanya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan diharapkan dapat terjalin hubungan kerjasama yang baik, sehingga dapat menumbuhkan jaringan komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi. Komunikasi dapat merupakan bagian integral dari seluruh proses dalam manajemen organisasi, yang berarti bahwa komunikasi dengan segala seginya adalah merupakan hal yang amat penting untuk mendapatkan perhatian dari seluruh anggota organisasi baik tingkat pelaksanaan maupun tingkat pimpinan. Kepentingan dari suatu organisasi adalah memelihara dan meningkatkan kualitas dari pegawainya. Salah satu faktor pendukung agar pegawai tetap bersemangat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya adalah adanya komunikasi vertikal yang berjalan dengan baik dan efektif diantara pegawai dengan atasannya ataupun sebaliknya. Hal ini sangat penting sebab komunikasi vertikal yang keliru dapat menimbulkan beberapa akibat, antara lain keresahan, ketidakpuasan kerja, turunnya kinerja dan gairah kerja, produktivitas yang menurun, berkurangnya tanggung jawab, kekeliruan dalam melaksanakan tugas dan lainnya. Hal ini tentunya akan mengganggu kelancaran dalam bekerja dan akan merugikan organisasi. Pencapaian produktivitas pegawai bukan hanya dinilai dari kerja keras dari pihak pekerjaannya, tetapi dinilai dari hasil komunikasi, kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Komunikasi membantu dalam perkembangan motivasi, karena menyangkut interaksi antara atasan dan bawahan dalam proses pelaksanaan kerja. Pekerjaan bisa terlaksana dengan ideal bila dibantu dengan pelaksanaan komunikasi yang efektif. Peningkatan kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh eksistensi 4

5 pegawai dalam organisasi yang memanfaatkan media komunikasi tersebut dan diharapkan dapat bekerja dengan tanggung jawab sehingga dapat diwujudkan suatu penerapan yang sasarannya adalah peningkatan kinerja pegawai. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarki antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Karena fokus penelitian ini adalah komunikasi diantara anggotaanggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaah banyak transaksi yang terjadi secara simultan. (Wayne, 2005:32) Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran di antara lusinan atau bahkan ratusan individu. Pada saat yang sama memiliki jenisjenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka dengan pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, aturan-aturan yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola dan memimpin yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda yang berada pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempersepsi iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunakan jenis, bentuk dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. Interaksi di antara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi disebut sistem komunikasi organisasi. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi (Muhammad, 2004:107) yaitu: 1. Downward communication atau komunikasi kepada bawahan; 2. Upward communication atau komunikasi kepada atasan; 5

6 3. Horizontal communication atau komunikasi horizontal. Komunikasi Internal Menurut Lawrence D. Brennan seperti yang dikutip oleh Effendy (2003:122), mendefinisikan komunikasi internal sebagai, Pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu instansi atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam instansi atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan management). Ada juga yang mengatakan bahwa komunikasi internal yaitu komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang berada dalam suatu instansi. Jadi komunikasi internal merupakan proses pertukaran gagasan antara paraanggota yang terjadi di dalam instansi yang menyebabkan pekerjaan berlangsung. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi internal merupakan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila timbul saling pengertian. Komunikasi yang baik dimaksudkan jalinan pengertian antara pihak yang satu ke pihak yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan dilaksanakan. Tanpa adanya komunikasi yang baik pekerjaan akan menjadi simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan organisasi kemungkinan besar tidak akan tercapai. Jadi dengan komunikasi maka seseorang akan menerima berita dan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran atau perasaan sehingga orang lain dapat mengerti. Komunikasi Vertikal Menurut Muhammad (2005: ), adapun yang dimaksud dengan komunikasi ke atas, adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua pegawai dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Pace & Faules (2001:183) mengemukakan definisi komunikasi vertikal dalam bukunya Komunikasi Organisasi bahwa komunikasi vertikal merupakan informasi yang berpidah secara formal dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan. Jefkins (1992:172) dalam buku Public Relations, memberikan definisi mengenai komunikasi vertikal sebagai 6

7 berikut: Komunikasi vertikal merupakan komunikasi dari pihak manajemen/pimpinan kepada pegawai,juga komunikasi dari pihak pegawai kepada pihak manajemen. Dari definisi tersebut Jefkins memberikan penekanan atau fokus dari komunikasi dalam suatu organisasi adalah pada aspek manusiawi, dalam artian instansi atau organisasi perlu menyadari pentingnya memperhatikan aspek sumber daya manusia sebagai aset utama dalam memajukan organisasi atau instansi, salah satu cara adalah dengan melakukan komunikasi yang transparan dan dapat diterima oleh kalangan pegawainya, dengan memberikan peluang komunikasi untuk menyampaikan berbagai hal kepada pihak pimpinan atau manajemen. Komunikasi vertikal memberikan umpan balik bagi organisasi dalam memantau perkembangan baik organisasi maupun perkembangan anggotanya. Komunikasi ini juga memungkinkan para pegawai untuk memiliki rasa dan merasa bagian dari organisasi karena terbukanya jalan komunikasi bagi mereka dengan pihak manajemen organisasi. Kinerja Pegawai Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2007:67). Berdasarkan definisi diatas bahwa kinerja merupakan suatu konsep yang strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan para pegawai untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dengan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) menurut Mangkunegara (2007:67) yaitu: 1. Faktor Kemampuan. Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita, artinya pegawai yang memiliki IQ yang rata-rata (IQ ) dengan memadai untuk jabatannya dan 7

8 terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. 2. Faktor Motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. (Sikap mental yang siap secara psikofik) artinya, seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dalam mencapai situasi kerja. Teori tentang Pelayanan Publik Berbagai konsep mengenai pelayanan banyak dikemukakan oleh para ahli seperti Haksever et al (2000) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan kegunaan psikologis. Sinambela (2010:3), pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Menurut Kotlern dalam Sampara Lukman, pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah sutu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antarseseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara itu, istilah publik, yang berasal dari bahasa Inggris (public), terdapat beberapa pengertian, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia, yaitu umum, masyarakat dan negara. Sedangkan dalam pengertian negara salah satunya adalah public authorities (otoritas negara), public building (bangunan negara), public revenue (penerimaan negara) dan public sector (sektor negara). Dalam hal ini, pelayanan publik merujuk pada pengertian masyarakat atau umum. Lebih lanjut dikatakan pelayanan publik dapat diartikan, pemberi layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai 8

9 kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 telah dijelaskan bahwa pengertian pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan kebutuhan peraturan perundang-undangan. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 diuraikan bahwa Instansi Pemerintah sebagai sebutan kolektif yang meliputi Satuan Kerja/satuan organisasi Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Menjadi penyelenggara palayanan publik. Sedangkan pengguna jasa pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima layanan dari instansi pemerintah. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran komunikasi vertikal dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pelaksanaan komunikasi vertikal dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis Penelitian di harapkan dapat memberikan kontribusi akademis dalam pengembangan konsep dan teori komunikasi. b. Manfaat Praktis Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan masukan bagi pihakpihak terkait dalam merumuskan kebijakan baru tentang efektivitas komunikasi pada organisasi sehingga dapat di jadikan acuan pengambilan keputusan dalam menjalankan tugas METODE PENELITIAN 9

10 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian disini merupakan tempat yang dijadikan objek penelitian guna memperoleh data untuk penyusunan penelitian selanjutnya. Adapun lokasi penelitian adalah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2007). Informan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggali informasi dari pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara yang meliputi Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Non Sumber Daya Alam, Kepala Seksi Pelayanan Sumber Daya Alam, Kepala Seksi Pelayanan Penanaman Modal, Kepala Seksi Pelayanan Informasi dan Pengaduan serta 17 (tujuh belas) staf yang berstatus pegawai negeri sipil dengan kriteria sudah bekerja ± 6 tahun, jenis kelamin pria dan wanita serta berpendidikan minimal SLTA/ sederajat. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan, yakni dibutuhkan untuk memperkuat data terutama sebagai acuan pengecekan ulang untuk kebenaran pengamatan. Selain itu juga membaca dan mempelajari buku serta dokumentasi lainnya dan mengutip pendapatpendapat para ahli yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. 2. Studi Lapangan, yaitu teknik penelitian data dengan penelitian langsung pada objek yang akan diteliti dengan cara-cara sebagai berikut: a. Observasi non partisipan, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara, menggunakan pedoman wawancara dengan maksud untuk mendapatkan informasi aspekaspek peningkatan motivasi pegawai yaitu komunikasi yang dilakukan secara langsung yang digunakan untuk memperoleh 10

11 keterangan atau data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis peran komunikasi vertikal terhadap kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara, Ruslan dalam bukunya Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi mengatakan bahwa analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian biasanya penelitian melakukan beberapa tahapan persiapan data untuk kemudahan proses analisis dan interpretasi hasilnya, yaitu melalui pengeditan (editing), pemberian kode (coding), tabulasi, dan pemrosesan data (processin) lainnya dalam penelitian. (2004:165). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Komunikasi Vertikal 1.1. Komunikasi Dari Atas ke Bawah Intruksi a. Kualitas Intruksi (perintah) yang Disampaikan Pimpinan Untuk Melakukan Pekerjaan yang Diperintahkan Kepada Pegawai Kualitas dari sebuah intruksi (perintah) yang dikeluarkan oleh pihak pimpinan sangat menentukan keberhasilan seorang pegawai dalam menyelesaikan tugasnya, karena apabila intruksi pekerjaan disampaikan secara jelas maka pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya akan mudah dan lebih terarah sehingga apa yang menjadi tujuan dari instansi atau pimpinan dapat terlaksanakan dan terselesaikan dengan baik dan efektif. Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa pegawai cukup puas dengan intruksi yang dikeluarkan oleh pihak kantor atau pimpinan walaupun kadang pada pelaksanaannya pihak pimpinan tidak mau tahu dengan apa yang menjadi tantangan atau halangan yang dihadapi oleh pegawai dalam melaksanakan perintah yang harus dilaksanakan, pihak pimpinan yang hanya tahu perintah yang dikeluarkan harus segera diselesaikan dengan hasil yang semaksimal mungkin. Kualitas intruksi (perintah) yang disampaikan pimpinan untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkan 11

12 kepada pegawai menunjukkan bahwa intruksi sebagai stimulus dari pimpinan kemudian disampaikan kepada pegawai dan akhirnya peneliti dapat menganalisis bahwa pegawai menyatakan selalu mengetahui apa saja yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya selaku pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara ataupun berbagai bentuk intruksi atau perintah yang dikeluarkan oleh pihak pimpinan sebagai bentuk respon. b. Diperlukan Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan dalam Melaksanakan Perintah dari Pimpinan Komunikasi atasan dan bawahan termasuk kedalam komunikasi vertikal dan masuk kedalam lingkup komunikasi internal, dimana atasan dan bawahan merupakan pengertian dari pimpinan dan pegawai yang saling berhubungan dan berinteraksi, yang dilakukan disetiap instansi. Komunikasi internal disini merupakan suatu proses peningkatan kinerja pegawai. Merosotnya kinerja pegawai atau pimpinan dikarenakan kurang efektif dalam melakukan komunikasi internal yang dijalankan instansi. Kabupaten Aceh Utara bahwa pada umumnya bahkan hampir keseluruhan pegawai sangat memerlukan komunikasi yang baik atau timbal balik antara atasan dan bawahan dalam melaksanakan perintah dari pimpinan sehingga apa yang dikerjakan oleh pegawai dan diperintahkan oleh pimpinan dapat seiring sejalan atau efektif dalam menghasilkan tujuan yang diharapkan oleh instansi sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai karena dapat mempermudah pelaksanaan perintah dilapangan Pemberian Informasi Tentang Kebijakankebijakan Instansi a. Perlunya Pemberian Informasi Mengenai Kebijakankebijakan Instansi Informasi mengenai berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak instansi merupakan suatu acuan dari instansi untuk pegawainya dalam melaksanakan berbagai kegiatan atau pekerjaan karena dengan demikian pegawai menjadi tahu apa yang menjadi tujuan dari 12

13 program instansi bagi kelangsungan sebuah instansi. Pada akhirnya pegawai merasa keberadaannya di instansi merasa dianggap ada atau dilibatkan. Kabupaten Aceh Utara, bahwa keperluan pegawai terhadap informasi berbagai kebijakankebijakan instansi dijadikan sebagai bahan acuan dalam melaksanakan berbagai tugas dari instansi atau pimpinan sehingga arahannya menjadi jelas. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam upaya mengoptimalkan tujuan instansi maka pihak instansi perlu memberikan berbagai informasi mengenai kebijakan teraktual kepada pegawai sehingga dapat menghasilkan respon yang positif dari pegawai sehingga memaksimalkan hasil pekerjaannya. b. Dukungan Pegawai Terhadap Pemberian Informasi Tentang Kebijakan-kebijakan Pimpinan atau Instansi Dukungan pegawai terhadap berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi akan membantu dalam mencapai apa yang menjadi tujuan dari instansi. Keberhasilan instansi dalam mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh sejauhmana pegawainya mendukung terhadap kebijakan-kebijakan instansi. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa untuk mendapat dukungan dari pegawai dalam melaksanakan berbagai kebijakan-kebijakan instansi maka salah satu caranya yaitu dengan selalu memberikan informasi yang jelas mengenai berbagai kebijakankebijakan instansi termasuk tujuan dibuatnya kebijakan tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara selalu memberikan informasi tentang kebijakan-kebijakan teraktual serta tujuannya sehingga menghasilkan respon dapat diterima dan dilaksanakan dengan sempurna oleh pegawai Melakukan Penilaian a. Perlunya Melakukan Penilaian Terhadap Hasil Kerja Pegawai 13

14 Penilaian terhadap hasil kerja pegawai merupakan salah satu bentuk usaha dan penghargaan dari pimpinan atas kerja keras para pegawai dalam melaksanakan tugasnya. wawancara peneliti, dapat diketahui bahwa pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara memerlukan sebuah penilaian terhadap hasil kerja mereka oleh pimpinan agar mereka merasa terpacu untuk selalu berusaha berprestasi dalam setiap pekerjaannya. Sementara itu pihak pimpinan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa pihaknya selalu berusaha memperhatikan hasil kerja para pegawainya agar merasa diperhatikan dan juga diperlukannya sebuah penilaian. Hal tersebut menunjukan bahwa stimulus dari pegawai menyatakan memerlukan sebuah penilaian terhadap hasil kerja mereka,sehingga menuntut para pemimpin untuk lebih memperhatikan kerja pegawainya melalui sebuah penilaian yang dianggap secara tidak langsung sebagai sebuah penghargaan dari pimpinan. b. Pimpinan Melakukan Penilaian Terhadap Hasil Kerja dapat Meningkatkan Kinerja Pegawai Penilaian terhadap hasil kerja berkaitan dengan kualitas kerja yaitu mutu yang dihasilkan berhubungan dengan baik tidaknya hasil pekerjaan. Penilaian dari pimpinan mengenai hasil kerja pegawainya merupakan salah satu bentuk menuju efektivitasnya kinerja pegawai. Kabupaten Aceh Utara, dapat diketahui bahwa pimpinan melakukan penilaian terhadap hasil kerja pegawai tidak sepenuhnya didukung oleh pegawai. Pihak instansi dalam meningkatkan kinerja pegawai melakukan salah satu penilaian tertentu terhadap hasil kerja pegawai yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja pegawai. Hal tersebut diatas menunjukan bahwa stimulus dari pihak instansi melalui penilaian terhadap hasil kerja pegawai untuk menciptakan produktivitas kerja pegawai menuju lebih baik Pemberian Penghargaan 14

15 a. Pemberian Penghargaan Diperlukan Terhadap Hasil Kerja yang Dilakukan Pegawai Penghargaan merupakan sebuah reward yang dikeluarkan oleh pihak instansi atas hasil kerja pegawainya sebagai salah satu bentuk usaha pihak instansi dalam memacu pegawai dalam pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya untuk lebih dan lebih baik terus. Kabupaten Aceh Utara, diperoleh keterangan bahwa pegawai memerlukan sebuah penghargaan terhadap hasil kerja yang dilakukan pegawai mendapatkan respon yang baik dan menganggap perlu sebuah penghargaan terhadap hasil kerja yang dilakukan pegawai. Sementara itu, pihak pimpinan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa setiap pemberian penghargaan terhadap hasil kerja yang dilakukan pegawai bertujuan memotivasi pegawainya untuk menjadi lebih baik dalam setiap menyelesaikan pekerjaan dan atau yang diperintahkan oleh pimpinan atau instansi. b. Pemberian Penghargaan Dirasakan Sudah Cukup Memuaskan Dibandingkan Kinerja Kepuasan dari seorang pegawai terhadap sebuah penghargaan baik secara materi dan non materi atas hasil kerja yang telah dilakukannya merupakan sesuatu hal yang sangat menunjang terhadap kinerja pegawai itu sendiri. Kabupaten Aceh Utara, dapat diketahui bahwa pada umumnya pegawai menilai kurang memuaskan terhadap pemberian penghargaan atas kinerja yang telah dicapainya. Hasil diatas menunjukan bahwa perlunya perbaikan atas pemberian penghargaan yang distimuluskan pimpinan sehingga dapat memuaskan para pegawai atas kinerja yang telah dilakukannya. Agar kedua belah pihak merasa diuntungkan yang akhirnya berimbas pada keberlangsungan sebuah instansi Komunikasi dari Bawah ke Atas (Upward Communications) Laporan Hasil Kerja 15

16 a. Penyerahan Laporan Kerja Tepat Pada Waktunya Ketepatan waktu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, maka dapat diketahui bahwa yang dihasilkan dari pekerjaan akan dicapai oleh pegawai, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa produk atau jasa yang sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan ukuran tertentu selama waktu tertentu. Kabupaten Aceh Utara, diperoleh keterangan bahwa ketepatan dan ketidaktepatan mereka dalam menyerahkan laporan hasil kerja sangat ditentukan oleh sedikit banyaknya pekerjaan yang dibebankan pada mereka. Hasil diatas, menunjukan bahwa hendaknya pihak instansi memberikan stimulus waktu yang lebih banyak lagi untuk menyelesaikan laporan kerja dapat diserahkan tepat pada waktunya. b. Isi Laporan Sudah Sesuai dengan Perkerjaan yang Diperintahkan oleh Pimpinan Kesesuaian antara laporan dengan pekerjaan yang diperintahkan merupakan sebuah keharusan yang harus sangat diperhatikan oleh seorang pegawai karena dengan begitu pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perintah. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan isi laporan kerja yang dibuat sudah sesuai dengan pekerjaan yang diperintahkan kepadanya. Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa pada kenyataannya dilapangan kadang pekerjaan yang harus dilakukan tidak sesuai dengan perintah yang dikeluarkan oleh pimpinan yang akhirnya berpengaruh pada isi laporan kerja yang dibuat Saran-saran a. Saran-saran yang Disampaikan dapat Mempengaruhi Kebijakan-Kebijakan yang Dikeluarkan oleh Pimpinan Saran merupakan masukan yang biasanya disampaikan oleh 16

17 pimpinan kepada bawahan dalam upaya untuk membantu atau juga memperbaiki pekerjaan yang sedang dilakukan untuk menuju lebih baik. Kabupaten Aceh Utara, dapat diketahui bahwa kebanyakan dari pegawai menyatakan bahwa saransaran yang disampaikan kurang berpengaruh terhadap pembuatan kebijakan oleh pimpinan, hal ini dapat membuktikan bahwa saran dari bawahan kurang diterima bahkan untuk kebaikan pegawai sendiri. Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa segala bentuk stimulus yang disampaikan oleh pegawai tidak seluruhnya dapat diterima oleh pihak pimpinan karena dianggap saran yangdisampaikan belum mampu menguntungkan kedua belah pihak. b. Saran-saran dari Bawahan Diperlukan dalam Pengambilan Keputusan oleh Pimpinan Instansi Pengambilan keputusan oleh pihak pimpinan sering dianggap sebagai keputusan final yang tidak bisa diganggu gugat karena pihak instansi atau pimpinan selalu beranggapan bahwa apapun itu kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan demi kebaikan kedua belah pihak antara pimpinan dan bawahan tapi menurut cara pandang pimpinan. Kabupaten Aceh Utara, menganggap saran-saran yang disampaikan diperlukan dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan instansi sebagai salah satu bentuk usaha bawahan dalam menyampaikan aspirasinya demi tercapainya keinginan bawahan dalam memutuskan kebijakan yang menguntungkan kedua belah pihak Opini a. Opini (pendapat) Pegawai Selalu Diterima Positif Oleh Pimpinan Opini atau pendapat merupakan hak dari semua pegawai dalam menyampaikan apa yang menjadi aspirasinya. Maka setiap pimpinan sudah menjadi keharusan untuk selalu menghargai setiap apa yang menjadi pendapat dari bawahan baik yang positif maupun yang negatif 17

18 demi keberlangsungan sebuah instansi. Kabupaten Aceh Utara, bahwa opini atau pendapat yang disampaikan dapat diterima positif oleh pimpinan sehingga pegawai selalu berusaha menyampaikan opininya kepada pimpinan. Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa Bagian Tata Usaha selaku perantara antara atasan dan bawahan berusaha melakukan filter terhadap apa yang menjadi opini dari pegawai untuk memberikan opini yang terbaik yang sekiranya dapat diterima oleh pimpinan. b. Opini (pendapat) yang Diterima atau tidak dapat Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Diterima atau tidaknya sebuah pendapat oleh pimpinan biasanya akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai karena mereka merasa aspirasinya tidak ditanggapi yang akhirnya pegawai mengambil sikap dalam pekerjaan untuk berleha-leha dan bermalas-malasan. Kabupaten Aceh Utara, dapat diketahui bahwa berpengaruhnya opini yang diterima atau tidak oleh pimpinan menyebabkan pegawai merasa pendapatnya tidak diterima yang akhirnya pegawai tidak produktif dalam bekerja. Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa pihak manajemen harus berusaha semaksimal mungkin untuk menstimulus pegawai yang merasa opininya tidak diterima yang akhirnya menyebabkan menurun kinerja pegawai Usulan Anggaran a. Usulan Anggaran Biaya yang Dilakukan Pegawai Kepada Pimpinan Dapat Disetujui oleh Pimpinan Biaya merupakan faktor penting dalam melaksanakan sebuah kegiatan atau sebuah pekerjaan karena dengan biaya yang terbatas akan juga membatasi kreativitas dari seorang pekerja dalam membuat sebuah acara atau menyelesaikan sebuah pekerjaan. Kabupaten Aceh Utara, bahwa pada umumnya pegawai menyatakan pihak pimpinan kadang-kadang 18

19 menerima usulan anggaran biaya yang dibuat pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal tersebut diatas menunjukan bahwa pihak instansi selalu menstimulus dengan cara menjaga terjadinya korupsi ditubuh instansi maka pihaknya selalu menganalisis setiap usulan anggaran biaya yang diajukan oleh pegawai. b. Usulan Anggaran Biaya Diperlukan dalam setiap Pekerjaan yang Akan Dilakukan Usulan anggaran biaya dalam setiap pekerjaan dapat dijadikan ukuran untuk pegawai sejauhmana mereka dapat melaksanakan pekerjaannya. Dan tidak sedikit dari usulan anggaran biaya yang diajukan kepada pimpinan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi semata. Kabupaten Aceh Utara, umumnya para pegawai menyatakan memerlukan usulan anggaran biaya dalam setiap pekerjaan yang akan dilakukan karena hal itu akan menunjang keberhasilan sebuah pekerjaan. Hal diatas menunjukan bahwa stimulus dari pegawai selalu memerlukan anggaran biaya dalam setiap pekerjaan yang akan dilakukan tetapi pihak instansi selalu menganalisis pada setiap usulan anggaran biaya yang dibuat untuk menghindari dari adanya tindak korupsi di instansi. 2. Kinerja 2.1. Prestasi Kerja Ketepatan Waktu dalam Menyelesaikan Pekerjaan a. Waktu Yang Telah Ditentukan oleh Instansi dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sudah Cukup Waktu adalah hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan sebuah aktivitas. Waktu yang ditentukan oleh sebuah instansi dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan sangat menentukan keberhasilan sebuah pekerjaan yang dibebankan pada pegawai. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan waktu yang telah ditentukan oleh instansi dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan sudah cukup, sehingga pegawai mampu 19

20 menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Hal tersebut diatas menunjukan bahwa waktu yang ditentukan oleh instansi telah disesuaikan dengan sebanyak apa pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pegawai sehingga hasil yang diinginkan oleh instansi dapat terwujud/tercapai. b. Menghasilkan Pekerjaan Sesuai dengan Waktu yang Telah Ditentukan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sebuah pekerjaan adalah salah satunya waktu yang cukup yang diberikan kepada pegawai yang akhirnya menghasilkan sebuah karya yang memuaskan. Kabupaten Aceh Utara, para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sudah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh instansi. Sehingga tidak terjadi penumpukan pekerjaan Reward a. Reward Yang Diberikan Instansi Sudah Efektif dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Reward diberikan kepada pegawai yang berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemberian reward biasanya diberikan oleh pimpinan sebagai bentuk penghargaan atas hasil kerja yang dilakukan oleh pegawai. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa reward yang selama ini diberikan instansi kurang efektif bahkan tidak efektif dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kabupaten Aceh Utara. Hal tersebut diatas menunjukan bahwa stimulus reward yang diberikan oleh instansi dapat membantu meningkatkan kinerja pegawai, namun hal tersebut belum mampu efektif dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. b. Kurun Waktu yang Ditentukan Instansi bagi Penerima Reward Terlalu Lama Waktu yang ditentukan oleh instansi bagi penerima reward merupakan kebijakan instansi yang dianggap 20

21 tepat bagi penerima reward. Reward atau penghargaan merupakan faktor penting dalam keberlangsungan seorang pegawai di dalam sebuah instansi. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa reward yang selama ini diberikan instansi kurang efektif bahkan tidak efektif dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kabupaten Aceh Utara. Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa para pegawai berpendapat reward yang diberikan instansi terlalu lama sehingga dapat mempengaruhi terhadap kinerja yang diperlihatkan oleh pegawai Sikap Mental Motivasi Kerja a. Memotivasi Kerja yang Dimiliki oleh Setiap Individu Pegawai Sudah Baik Adanya motivasi dalam bekerja merupakan kekuatan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai serta dapat membantu meningkatkan kinerja. Selain dimiliki oleh pegawai itu sendiri, motivasi kerja perlu juga diberikan oleh pimpinan instansi baik pemberian material maupun immaterial. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa motivasi kerja kurang baik diberikan oleh pihak instansi bahkan masih terlihat adanya kesenjangan antara para eselon dengan pegawai lainnya, sehingga dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Hal tersebut diatas, menunjukkan bahwa stimulus dari intansi tentang motivasi kerja terhadap pegawai sangat diperlukan untuk meningkatkan semangat kerja serta meningkatkan kinerja, tetapi hal ini dirasakan pegawai masih kurang cukup pemberian motivasi yang dilakukan pimpinan instansi, dengan demikian perlu ada perubahanperubahan lain sesuai dengan karakteristik/jiwa pegawai itu sendiri. b. Diperlukan Reward Bulanan untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Reward merupakan sebuah penghargaan barupa material maupun imaterial, tetapi disini lebih ditekankan pada pemberian reward secara material karena dengan melihat kebutuhan dari pegawai 21

22 untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya tidaklah cukup hanya mengandalkan gaji dari instansinya. Alangkah baiknya bila adanya reward tiap bulan untuk mengganti kebutuhan yang tidak diperkirakan. Hal ini pun tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa reward diberikan belum cukup bahkan masih belum memenuhi kebutuhan sehari-harinya, bahkan ada sebagian pegawai untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara melakukan pekerjaan lain diluar jam kerja. Kalaulah dilihat dari sistem pekerjaan seorang pegawai yang mempunyai konsentrasi kerja lebih dari dua maka produktivitas kerja tentu akan berkurang sehingga hasil kerja kurang maksimal. Dari hasil diatas menunjukan bahwa reward bulanan sangat diperlukan untuk membantu semangat kerja serta meningkatkan kinerja pegawai Disiplin Kerja a. Setiap Individu Pegawai Sudah Memiliki Disiplin Kerja yang Baik Sebuah pekerjaan bisa dinilai dengan baik bila memiliki disiplin kerja yang dimiliki pegawai, sebab tanpa adanya kekuatan disiplin tidak adanya kekuatan disiplin tidak akan tercipta suasana kerja yang akan menghasilkan tujuan (goal), bahkan yang timbul hanyalah keresahan instansi dalam menghasilkan produk yang saat ini banyak persaingan satu sama lainnya. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa kedisiplinan yang dimiliki pegawai belum melekat rasa disiplinnya, misalnya dari segi waktu, pengerjaan tugas, dan masih banyak pegawai yang belum tepat waktu dalam mulai bekerja dan menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil diatas menunjukan bahwa stimulus dari pimpinan instansi dalam disiplin kerja pegawai sangat diperlukan untuk membantu semangat kerja serta meningkatkan motivasi kerja, bahkan sebagian pegawai kurang mengindahkan kata disiplin melekat dalam hatinya untuk meningkatkan semangat kerja di instansi. 22

23 b. Disiplin Kerja yang Dimiliki oleh Setiap Individu Pegawai Mempengaruhi Terhadap Kinerja Dampak dari memiliki disiplin kerja yang dimiliki pegawai akan mengakibatkan dampak positif terhadap hasil kinerja pegawai, sebab dengan adanya kekuatan disiplin akan tercapai target, bahkan tidak akan timbul keresahan dalam instansi meskipun adanya persaingan satu sama lainnya pada produk yang sama. Kabupaten Aceh Utara, menyatakan bahwa kedisiplinan yang dimiliki pegawai diperlukan dalam instansi, misalnya dari segi waktu, pengerjaan tugas, danlainnya. Hal ini diperlukan adanya penilaian reward kepada salah satu pegawai yang di nilai (value) baik dalam disiplinnya, sehingga dapat menimbulkan motivasi kerja bagi pegawai lainnya. Serta memberikan bekal arti penting disiplin dalam dirinya (self concisnous) dengan pelatihanpelatihan kerja yang disiplin tinggi untuk kinerja. Menurut data diatas menunjukan bahwa stimulus untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan kinerja, bahkan sebagian pegawai menyatakan dengan disiplin tinggi dalam bekerja maka akan termotivasi untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas produk yang dibuatnya, bila dinilai maka hasilnya akan melebihi yang kurang disiplin meskipun pegawai tersebut mahir dalam bekerja Hasil Kerja Kemampuan Menyelesaikan Pekerjaan a. Mampu Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Ketentuan Instansi Kinerja merupakan sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan tentang kemampuan kerja pegawai sehingga menghasilkan sesuatu yang maksimal yang dapat memuaskan konsumen. Kabupaten Aceh Utara, diperoleh keterangan bahwa pegawai telah mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan instansi, walaupun ada sebagian yang merasa masih kurang mampu itu lebih dikarenakan masalah teknis saja. Dari data diatas, menunjukan bahwa stimulus dari instansi bagi pegawai 23

24 yang sudah lama bekerja untuk membantu dan membimbing, mengarahkan pegawai yang masih junior sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan oleh instansi. b. Ketentuan Waktu yang Ditentukan Instansi dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sudah Tepat Ketepatan waktu dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan merupakan faktor penting untuk menghasilkan hasil kerja yang berkualitas baik, karena dengan demikian produktivitas yang dimiliki oleh pegawai sudah baik. Manajemen waktu yang bagus maka akan menghasilkan juga kualitas dan pemanfaatan waktu yang efektif. Kabupaten Aceh Utara, diperoleh keterangan bahwa dalam menilai setiap ketepatan target waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan instansi sudah tepat, namun dalam kenyataan dilapangan tidak jarang pegawai menjadi keteteran dengan jadwal yang ditentukan. Data diatas menunjukan bahwa stimulus dari pimpinan instansi dalam bekerja agar ketepatan target waktu yang diberikan oleh instansi dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih keras karena kadang tidak tepat dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan yang dibebankan kepadanya Sedikit Banyaknya Menyelesaikan Pekerjaan a. Pekerjaan yang telah Diselesaikan Cukup Banyak Setiap Harinya Pekerjaan merupakan kegiatan pegawai untuk melakukan aktivitas pada instansi untuk menghasilkan produk. Dengan bekerja pegawai tersebut selain menghasilkan pekerjaan, tentunya juga hal-hal yang bersifat material pun akan datang dengan pekerjaan yang dilakukannya. Kabupaten Aceh Utara, diperoleh keterangan bahwa dalam setiap ketepatan target waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan instansi sudah tepat, namun dalam kenyataan dilapangannya tidak jarang pegawai menjadi keteteran dengan jadwal 24

25 yang ditentukan untuk mengejar deadline sebuah hasil kerja. Sementara itu pihak pimpinan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara diperoleh keterangan bahwa pihak instansi selalu menentukan deadline hasil kerja tepat pada waktunya agar pekerjaan tidak tumpang tindih yang akhirnya berakibat kurangnya kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dari sebuah pekerjaan. Data diatas menunjukan bahwa stimulus tentang ketepatan target waktu yang diberikan oleh instansi memacu pegawai untuk bekerja lebih keras karena yang diberikan tidak segan-segan pihak instansi memberi sanksi bagi pegawai yang selalu tidak tepat dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 3. Hambatan-hambatan yang Dihadapi dalam Melaksanakan Komunikasi Vertikal dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara Dalam pelaksanaan komunikasi vertikal yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara dalam meningkatkan kinerja pegawai tidak terlepas dari masalahmasalah yang menghambat pelaksanaannya. wawancara dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan komunikasi vertikal dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kabupaten Aceh Utara yangdiantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sistem birokrasi yang menyebabkan input atau ide dari bawah atau pegawai tidak sampai ke tingkat atas secara utuh, sehingga dalam penyalurannya menjadi terhambat, berdasarkan wawancara hal tersebut sering membuat saransaran dari bawah kurang sampai dengan efektif. 2. Kurangnya penilaian atau supervisi terhadap kinerja pegawai oleh atasan sedangkan volume pekerjaan sangat tinggi. 3. Sosialisasi terhadap aturan-aturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh intansi masih kurang sehingga tidak sedikit pegawai yang kurang mengetahui terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh intansi. 4. Menjaga hubungan yang baik dari seluruh pimpinan atau atasan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara kepada para 25

26 pegawainya, hal ini yang terkadang kurang dipahami oleh para atasan sehingga memiliki kecenderungan komunikasi yang baik dilakukan pada saat atasan memberikan tugas atau perintah saja. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah peneliti lakukan di Kabupaten Aceh Utara yang berkenaan dengan Peran Komunikasi Vertikal Terhadap Kinerja Pegawai, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari keseluruhan data penelitian yang di dapat, baik dari hasil observasi dan wawancara menunjukan bahwa Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara didapatkan pandangan dari pegawai adanya peningkatan kinerja melalui kegiatan komunikasi vertikal. Para pegawai menyatakan memerlukan komunikasi antara atasan dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan atau perintah untuk dapat mempermudah dalam pekerjaan, maka dari itu dengan adanya komunikasi vertikal yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara. 2. Hambatan-hambatan yang ditemui oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara dalam meningkatkan kinerja pegawainya yaitu masih kurangnya dalam melakukan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan, minimnya upah yang diberikan dibanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan, pemberian bagi penerima reward yang kurun waktunya terlalu lama dan kurang memuaskan, sistem birokrasi yang menyebabkan input atau ide dari bawah tidak sampai ke tingkat atas secara utuh, sehingga komunikasi vertikal yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utaradalam meningkatkan kinerja pegawai terlihat kurang maksimal dalam menyelesaikan setiap pekerjaan, motivasi pegawai dalam bekerja masih kurang sehingga mengakibatkan bekerja hanya sekedar tugas tanpa tanggung jawab. Saran 1. Sebaiknya pihak Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara lebih memperhatikan beberapa prinsip dalam kualitas pelayanan pada kepuasan para pegawai, 26

27 dengan begitu kesejahteraan dari pegawai dapat diperhatikan karena jika kesejahteraan dari seorang pegawai akan mampu memotivasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya. 2. Sebaiknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara meruntuhkan sistem birokrasi yang menyebabkan input atau ide dari bawah tidak sampai ke tingkat atas secara utuh. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal Analisis Pengaruh Keandalan dan Etos Kerja Terhadap Pelayanan Publik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. Medan: USU. Anggoro, Linggar, 2000, Teori Profesi Kehumasan, Jakarta: Bumi Aksara. Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Davis & Jhon, 1995, Prilaku Dalam Organisasi, Jakarta: Erlangga. Effendy, Onong. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong Uchjana, 2002, Hubungan Masyarakat, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fajar, Marhaeni, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Yogjakarta: Graha Ilmu. Jerry A. Hendrix, D. C Public Relations Cases.USA: Thomson Wadsworth. Jefkins, Frank, 1995, Public Relations, Jakarta: Erlangga. Kasali, Rhenald 2000, Manajemen Public Relations, Jakarta: Grafiti Perss. L.P. Sinambela, 2010, Reformasi Pelayanan Publik, Jakarta: Bumi Aksara Liliweri, Alo Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: CV. Mandar Maju Mangkunegara, Anwar Prabu AA, 2007, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung: PT Refika Aditama Moenir. 2006, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara Muhammad, Arni, 2001, Komunikasi Organisasi, Bandung: Bumi Aksara. Nawawi, 1990, Administrasi Personal Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Pasolong, Harbani Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Pace, R. Wayne & Faules, Don F. Faules Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Instansi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pace R. Wayne dan Don F. Faules Komunikasi Organisasi (terjemahan). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 27

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB I PEMBAHASAN. manusia dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan

BAB I PEMBAHASAN. manusia dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan BAB I PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses budaya untuk dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Mekanisme komunikasi berlangsung seumur hidup dan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi anggota organisasi. Adanya komunikasi yang efektif dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. bagi anggota organisasi. Adanya komunikasi yang efektif dalam organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi merupakan perekat bagi anggota organisasi. Adanya komunikasi yang efektif dalam organisasi berarti kualitas komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. 1 Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. 1 Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah salah satu sumber pendidikan yang memerlukan komunikasi secara komunikatif. Robert mengatakan bahwa ciri peradaban manusia yang bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat telah mendorong terciptanya globalisasi dalam berbagai kegiatan terutama dibidang komunikasi. Kondisi tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar misalnya aksi-aksi demonstrasi

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan Distribusi Penjualan PT. Putri Daya Usahatama adalah suatu organisasi perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : II (Dua) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Internal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA Mardani Eka Ningrum, SE Kasubag Perencanaan Sistem Informasi APSI Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAK Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bidang usaha perekonomian yang mengalami persaingan ketat akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor transportasi merupakan salah

Lebih terperinci

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja Review / Ulasan Edisi 1 No. 3, Juli September 2014, p.16-22 Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja Agung Basuki Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Tangerang yang bergerak pada bidang pengelolaan air minum untuk masyarakat sekitar wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita.

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Besarnya populasi wanita di Indonesia menjadikan banyak produsen dan perusahaan, memiliki yang minat besar untuk menggarap bisnisnya di komunitas wanita dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan aset perusahaan. Pentingnya karyawan dalam suatu perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan membuat perusahaan sudah mulai berfikir bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil ataas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alat kelengkapan DPRD terdiri atas pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan legislasi daerah, badan anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin seluruh tim (karyawan) dalam organisasi dalam satu kesatuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan organisasi yang menjadi asset dan mempunyai peranan penting adalah sumber daya manusia. Dalam konteks yang lebih luas, manusia merupakan penggerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai alat interaksi makhluk sosial. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada suatu perusahaan proses pengukuran keberhasilan atau maju mundurnya sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, yaitu orangorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepuasan kerja Luthans (2006: 142) mengatakan kepuasan kerja adalah situasi emosional yang positif dari individu yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan. 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dan Masalah Sumber daya manusia harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Peningkatan sumber daya manusia dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bahasa Latin, yakni communico, communication atau communicare yang

BAB I PENDAHULUAN. dari bahasa Latin, yakni communico, communication atau communicare yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara umum dapat di jelaskan bahwa komunikasi dalam bahasa inggris yaitu communication. Pada dasarnya, secara etimologis kata komunikasi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

R. R Dinar Soelistyowati

R. R Dinar Soelistyowati Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 APLIKASI KOMUNIKASI ORGANISASI UNTUK MEMBANGUN MOTIVASI KERJA KARYAWAN BUMN R. R Dinar Soelistyowati Universitas Persada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan politik dan penyelenggaraan negara yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan kebutuhan masyarakat dalam

Lebih terperinci

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Korelasional Mengenai Komunikasi Formal Dan Pengambilan Keputusan Kerja Karyawan Di KPU Kota Pematang Siantar) Suranta Sembiring Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penilaian kinerja itu sendiri, agar tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi setiap pembaca.

BAB II KAJIAN TEORI. penilaian kinerja itu sendiri, agar tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi setiap pembaca. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Pembahasan tentang kinerja dan pengertian kinerja tersebut harus di kaitkan dengan penilaian kinerja itu sendiri, agar tidak menimbulkan kesalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama dengan tata cara yang diatur

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan kerja yang dirasakan para pegawainya adalah hal yang paling utama. Pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki tugas dan tanggung jawab bukan hanya sebagai penyedia data atau informasi, melainkan juga sebagai koordinator kegiatan perstatistikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan, data selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan. Menurut William I. Gordon (Mulyana, 2005), Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era globalisasi memungkinkan perusahaan atau organisasi beroperasi diberbagai belahan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang merupakan hal yang tidak akan pernah lepas dari keseharian manusia apalagi dalam keseharian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara bekerja

Lebih terperinci

PERAN PETUGAS (PRO) HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Sinar Mas Malang) SKRIPSI

PERAN PETUGAS (PRO) HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Sinar Mas Malang) SKRIPSI PERAN PETUGAS (PRO) HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Sinar Mas Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI TERHADAP CUSTOMER UNTUK MENINGKATKAN OMZET PEJUALAN PADA RUMAH MAKAN SEMUA SENANG GUNTUNG PAYUNG. Lieta Dwi Novianti*

PERAN KOMUNIKASI TERHADAP CUSTOMER UNTUK MENINGKATKAN OMZET PEJUALAN PADA RUMAH MAKAN SEMUA SENANG GUNTUNG PAYUNG. Lieta Dwi Novianti* Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 41-51 46 PERAN KOMUNIKASI TERHADAP CUSTOMER UNTUK MENINGKATKAN OMZET PEJUALAN PADA RUMAH MAKAN SEMUA SENANG GUNTUNG PAYUNG ABSTRAK Latar belakang penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah, dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI KUESIONER PENELITIAN

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI KUESIONER PENELITIAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI Lampiran 3 (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir) KUESIONER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga merupakan masalah perusahaan yang paling penting. Bennet N.B. Silalahi dalam

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Anggia (2005), dengan judul

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : VI (Enam) Topik/Pokok Bahasan : Membangun Citra Organisasi Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari, disekolah,

Lebih terperinci

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN Anik Wulandari Imron Arifin E-mail: anikwulandari02@gmail.com Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001 DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001 Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Yogyakarta, Rajawali Pers, 1998 Assegaf, Jaffar, Jurnallistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1679-1692 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (cetak), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mulyana (Ruliana, 2014:17) mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu organisasi, baik pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemimpin memegang peran penting dalam eksistensi dan perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang pemimpin berperan menggerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup kegiatannya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa reses merupakan masa dimana para Anggota Dewan bekerja di luar gedung DPRD, bertemu dengan konstituen didaerah pemilihannya (Dapil) masing-masing secara rutin.

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara Sihar Pangondian Lumbantobing 090922006 Abstrak Jenis penelitian adalah jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini tidak lepas dari peran pemimpin dengan kepemimpinan yang partisipatif dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini tidak lepas dari peran pemimpin dengan kepemimpinan yang partisipatif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Instansi Pemerintah maupun Swasta akan tercapainya tujuan bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki serta didukung oleh beberapa faktor

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6(1) : 1-10 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang (UU) tentang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN NAMA : JOKO NUGROHO P NIM : D0C005055 DIII PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Summary Skripsi Penyusun Nama : Khairunnisya Sholikhah NIM : 14030110151036

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor terpenting selama berinteraksi adalah komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring perubahan zaman dan bertambahnya usia manusia, maka kebutuhan hidup nya pun akan meningkat. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fisik dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik untuk mengangkat topik penelitian ini bermula dari postulat atau asumsi bahwa setiap korporasi

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Manajemen & Komunikasi dalam Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id Organisasi pada dasarnya adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh YUSVA RAHMAN Nim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah yang di dalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Soesilo Nugroho Oetomo 1, Adam Idris 2, Achmad Djumlani 3 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengadilan Tinggi Agama Bandung merupakan salah satu lembaga yang bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya persaingan, kini peran konsumen menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan. Pelanggan atau konsumen sekarang dihadapkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan peneliti mengenai efektivitas komunikasi pimpinan kepada karyawan di PT. Terminal Teluk Lamong adalah: 1. Secara keseluruhan komunikasi

Lebih terperinci