BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Produk Dengan Metode Pahl Dan Beitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha untuk merealisasikan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan. Setelah perancangan selesai maka kegiatan selanjutnya adalah pembuatan produk. Ada beberapa metode perancangan yang digunakan oleh perancang salah satunya adalah Metode Perancangan Pahl dan Beitz. Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana dijelaskan dalam bukunya; Engineering Design : A Systematic Approach. Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari beberapa fase. Keempat fase tersebut adalah: 1. Perencanaan dan penjelasan tugas 2. Perancangan konsep produk 3. Perancangan bentuk produk 4. Perancangan detail Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik unutk fase yang mendahului. 8

2 Perancangan detail Optimasi pembuatan Perancangan bentuk Tingkatan dan perbaikan Optimasi lay out, bentuk dan material Perancangan konsep Optimasi prinsip Perencanaan dan penjelasan produk 9 Tugas Perencanaan dan penjelasan tugas Mengembangkan daftar persyaratan Menjabarkan spesifikasi Spesifikasi Mengindentifikasi masalah-masalah utama Membuat struktur-struktur fungsi Mencari prinsip-prinsip solusi Membuat variasi konsep Melakukan evaluasi terhadap kriteria teknis dan ekonomis Konsep Mengembangkan struktur produk Menentukan bentuk awal, memilih material dan perhitungannya Memilih lay out awal yang terbaik Memperbaiki lay out Evaluasi terhadap kriteria teknis dan ekonomis Lay out awal Menentukan struktur produk Menghilangkan kelemahan dan kekurangan Memeriksa dan memperbaiki jika terjadi kesalahan Memepersiapkan daftar komponen awal dan dokumen Pembuatan produk Lay out akhir Mempersiapkan dokumen pembuatan Mengembangkan gambar dan daftar detail Menyelesaikan instruksi pembuatan Doumentasi Solusi Gambar 2.1 Diagram alur proses perancangan Metode Pahl dan Beitz (Ginting, Rosnani, Perancangan Produk, 37)

3 Perencanaan dan penjelasan tugas Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu untuk memenuhi kebutuhan. Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu merupakan hasil olahan dari penelitian, survey lapangan dan permintaan masyarakat. Fase pertama ini perlu dilakukan untuk menjelaskan lebih detail sebelum produk dikembangkan lebih lanjut. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas-batas produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyaratan teknis Perencanaan konsep produk Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternatif konsep produk dapat ditemukan. Konsep produk biasanya berupa gambar skema yang sederhana, tetapi telah memuat semua. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan beberapa kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa konsep produk terbaik yang dikembangkan lebih lanjut pada

4 11 fase-fase berikutnya. Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah Perancangan bentuk Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk. Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk, yaitu komponenkomponen konsep produk yang dalam gambar skema masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian rupa sehingga komponenkomponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Konsep produk yang sudah digambarkan pada preliminary layout, sehingga dapat diperoleh beberapa preliminary layout. Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik lagi dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain yang lebih ketat untuk memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout. Definitive layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk, kekuatan, kelayakan finansial dan lain-lain Perancangan detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian juga kemungkianan cara pembuatan setiap produk sudah dijajaki dan

5 12 perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan; kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk. 2.2 Dasar-Dasar Sistem Hidrolik Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran. Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida ini dinaikkan tekannannya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa atau selangselang saluran. Gerakan dari piston silinder kerja yang diakibatkan tekan fluida dimanfaatkan untuk pergerakan maju mundur Kerja, Energi dan Daya Kerja atau Usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah aktivitas yang dilakukan manusia. Dalam fisika Kerja atau Usaha memiliki definisi yang khusus. Jika suatu benda diberikan gaya konstan sebesar F dan menyebabkan benda berpindah jauh s, usaha W yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan: W = F x s (Young., dan Freedman., Fisika Universitas, 165) Dimana : F = gaya (N) s = perpindahan (m), dan W = usaha (Nm = joule) Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi terbagi menjadi yaitu energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial timbul akibat tarikan

6 13 gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda. Energi potensial dinyatakan dengan: EP = mgh (Young., dan Freedman., Fisika Universitas, 194) Dimana : EP = energy potensial (joule) w = berat benda (newton) = mg m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = tinggi benda (m) Bentuk energi yang lainnya adalah energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena gerakannya. Secara umum persamaan energi kinetik dituliskan sebagai: EK = ½ mv 2 (Young., dan Freedman., Fisika Universitas, 169) Dimana : EK = energi kinetik m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s) Daya didefinisikan sebagai kelajuan usaha atau usaha per satuan waktu. Daya dituliskan dengan persamaan sebagai berikut: P = W / t (Young., and Freedman., Fisika Universitas, 179) Dimana: P = daya (J/s atau Watt) W = usaha (Joule) t = waktu (sekon)

7 14 Mobil, motor, atau mesin-mesin lainnya sering dinyatakan memiliki daya sekian hp (horsepower) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai daya kuda dengan 1 hp = 746 watt. Hidrolik dapat didefiniskan sebagai perpindahan daya. Daya Hidrolik (Hydraulic Power) adalah sama dengan laju aliran dikalikan tekanan. Berikut adalah rumus mencari daya hidrolik: Daya = Laju aliran x Tekanan Daya = Laju aliran (gpm) x Tekanan (Psi) 1714 (hp) Daya = Laju aliran (lpm) x Tekanan (bar) (kw) 600 (Parr, Andrew., Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 35) Torsi Torsi adalah kemampuan suatu gaya menghasilkan perputaran benda terhadap suatu poros/sumbu putarnya. d Gambar 2.2 Torsi Torsi dapat dinyatakan dengan persamaan: T = F x d (Young., dan Freedman., Fisika Universitas, 291) F Dimana: T = Torsi (Nm) F = Gaya (N)

8 15 d = Jarak (m) Dalam sistem imperial, satuannya adalah lbf.ft, sedangkan dalam sistem metrik satuannya adalah kgf m atau kgf cm, dan dalam SI satuannya adalah Nm Aliran (Flow) Aliran dalam sistem hidrolik dihasilkan dari (Pompa Perpindahan Positif) Positive Displacement Pump. Hal ini berbeda dari Centrifulgal Pump, yang bukan perpindahan positif. Ada tiga prinsip penting yang harus dimengerti tentang Aliran dalam sistem hidrolik, yaitu: 1. Prinsip satu: Aliran menghasilkan gerakan. Untuk pergerakan apapun dalam sistem hidrolik, aktuator harus disuplai oleh aliran. Seperti pada gambar di bawah, silinder akak tertarik dan memanjang hanya jika ada aliran masuk ke saluran B. pergeseran katup control arah akan mengirimkan aliran baik untuk memperpanjang atau menarik kembali silnder. 2. Prnsip dua: Laju aliran menentukan kecepatan. Laju aliran biasanya ditentukan gpm. Gpm ditentukan oleh pompa hidrolik. Merubah aliran output pompa akan merubah kecepatan aktuator. 3. Prinsip tiga: Dengan laju aliran tertentu, perubahan volume aktuator akan merubah kecepatan aktuator. Dengan volume yang kecil, siklus aktuator akan lebih cepat. Misalnya, ada volume yang mengecil pada saat silinder tertarik, karena batang silinder menempati ruang.

9 16 Gambar 2.3 Sistem Hidrolik s Gambar 2.4 Silinder hidrolik dengan aksi mendorong Laju aliran pada gambar di atas adalah: Waktu = Laju aliran Luas penampang x Langkah piston (s) piston (A) (Parr, Andrew., Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 35)

10 17 s Gambar 2.5 Silinder hidrolik dengan aksi menarik Waktu = Laju aliran (Luas penampang piston (A) - Luas penampang poros (P)) x Langkah piston (s) (Parr, Andrew., Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 35) Dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan antara pada saat silinder mendorong dan menarik, waktu yang dibutuhkan pada saat silinder bekerja menarik lebih sedikit daripada saat mendorong Tekanan Tekanan adalah gaya per satuan luas bidang yang ditekan secara tegak lurus. Tekanan dapat dirumuskan sebagai berikut: P = F A (Parr, Andrew., Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 16) Dimana : P = tekanan (N/m 2 ) F = gaya (N) A = luas penampang (m 2 ) Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

11 18 1. Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang. 2. Tekanan di setiap titik sama untuk semua arah. 3. Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara seragam ke bagian lain fluida. Gambar di bawah memperlihatkan dua buah silinder dengan diameter yang berbeda. Apabila sebuah gaya sebesar F diberikan ke silinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan diteruskan ke silinder yang lebih besar dan tekanan pada silinder kecil dan silinder besar adalah sama. F1 F2 A2 A1 Gambar 2.6 Dua buah silinder yang berbeda luas penampangnya (Parr, Andrew, Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 17) F1 P = = A1 F2 A1 (Young., dan Freedman., Fisika Universitas, 427) Dimana : P = Tekanan (N/m 2 ) F1 = Gaya yang bekerja pada silinder kecil (N) F2 = Gaya yang bekerja pada silinder besar (N) A1 = Luas penampang silinder kecil (m 2 ) A2 = Luas penampang silinder besar (m 2 )

12 19 Tekanan dalam hidrolik terjadi karena ada tahanan pada aliran. Pompa hidrolik menghasilkan aliran bukan tekanan, jika ada tahanan terhadap fluida yang dialirkan maka akan menghasilkan tekanan. Seperti contoh pada gambar di bawah, pada sebuah dongkrak hidrolik, beban sepeda motor yang diangkat merupakan tahanan dan menghasilkan tekanan pada aliran fluida. Gambar 2.7 Silinder hidrolik yang bekerja mengangkat beban Pressure Drop atau Penurunan Tekanan adalah tekanan yang tidak langsung digunakan untuk menghasilkan kerja. Tekanan itu adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong cairan hidrolik melalui konduktor ke aktuator Fluida Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan bentuk wadah tempatnya. Bila berada dalam keseimbangan, fluida tidak

13 20 dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan bentuk. Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama dari cairan dan gas adalah; 1. Cairan praktis tak kompresibel, sedangkan gas kompresibel 2. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas sedangkan gas dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah dan tempatnya. Fluida dapat dikarakteristikkan sebagai; Fluida Newtonian dan Fluida Non-Newtonian. Fluid newtonian yang memiliki kurva tegangan/regangan yang linier. Contoh umum dari fluida yang memiliki karakteristik ini adalah air. Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida, karena viskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja dan hanya tergantung pada temperatur dan tekanan. Sedangkan fluida non-newtonian adalah fluida yang viskositasnya mengalami perubahan jika terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut.

14 Tegangan 21 y Zat Cair Ideal τ du/dz Cairan Ideal Gradien kecepatan du / dz x Gambar 2.8 Grafik tegangan geser fluida (Sumber : L. Streeter, Victor & Wylie, Benjamin., Mekanika Fluida, 9) Viskositas atau kekentalan suatu fluida adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya terhadap gaya geser. Kekentalan terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara molekul-molekul fluida. Untuk fluida-fluida biasa seperti air, minyak, bensin dan udara, tegangan dan laju regangan geser dapat dikaitkan dengan suatu hubungan dalam bentuk: τ = μ du dy (L. Streeter, Victor & Wylie, Benjamin., Mekanika Fluida, 9) Dimana : τ = tegangan geser μ = viskositas du/dy = perubahan sudut atau kecepatan sudut

15 22 dimana konstanta kesebandingannya disimbolkan dengan huruf Yunani μ (mu) dan disebut sebagai viskositas mutlak, viskositas dinamik, atau viskositas saja dari fluida tersebut. Dalam sistem satuan SI, tegangan geser dinyatakan dalam N/m 2 dan gradien kecepatan adalah dalam (m/det)/m maka satuan dari viskositas dinamik adalah: N/m 2 N/det μ = = = kg/m.det (m/det)/m m 2 (R. Munson, Bruce., F. Young Donald.,& H. Okiishi, Theodore., Mekanika Fluida, 25) Gambar 2.9 Grafik kekentalan dinamik beberapa fluida (

16 23 Perbandingan antara kekentalan dinamik dan kerapatan disebut kekentalan kinematik, dirumuskan: μ kg ν = = = ρ m.det.kg/m 3 m 2 /det (R. Munson, Bruce., F. Young Donald.,& H. Okiishi, Theodore., Mekanika Fluida, 25) Viskositas kinematik dari cairan sangat dipengaruhi oleh temperatur, begitu juga viskositas dinamik. Berikut adalah tabel dan grafik dari kekentalan kinematik dari beberapa jenis fluida. Suhu C ( F) Tabel 2.1 Kekentalan kinematik dari beberapa jenis fluida Kerapatan relatif Air Pelarut Komersil Karbon Tetrakhlorida Kekentalan Kinematik Kerapatan relatif Kekentalan Kinematik Kerapatan relatif Kekentalan Kinematik Minyak Pelumas Menengah Kerapatan relatif Kekentalan Kinematik m 2 /det m 2 /det m 2 /det m 2 /det 4.4 (40) (50) (60) (70) (80) (90) (100) (110) (120) (150) (V. Giles, Ranald., Mekanika Fluida dan Hidraulika, cetakan ke-2, 257) Komponen komponen sistem hidrolik beserta simbolnya Pada umumnya sistem hidrolik didukung oleh 3 komponen utama, yaitu: 1. Unit Tenaga (Power), berfungsi sebagai sumber tenaga. Pada bagian ini, unit tenaga terdiri atas: Penggerak awal berupa motor listrik atau motor bakar. Pompa hidrolik, putaran dari penggerak awal diteruskan oleh sebuah mekanisme pemindah putaran sehingga pompa hidrolik dapat bekerja.

17 24 Tangki hidrolik, berfungsi sebagai penampung cairan hidrolik. Komponen tambahan lainnya, berupa pressure gauge, relive valve dll. 2. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik, Actuator Hidrolik dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: Penggerak Lurus (Liner Actuator): Silinder Hidrolik. Penggerak Putar : Motor Hidrolik, Rotary Actuator. 3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macammacamnya adalah sebagai berikut: Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV) Katup Pengarah Khusus (Check Valve, Pilot Operated Check Valve, Pressure Regulator Valve dan Flow Control Valve). Setiap komponen-komponen hidrolik memiliki symbol-simbolnya masing untuk memudahkan dalam penggambaran sistem dan perancangan. Di bawah ini adalah table yang menjelaskan symbol-simbol dalam sistem hidrolik.

18 25 Tabel 2.2 Simbol komponen-komponen hidrolik No Simbol Nama dan Keterangan Simbol 1 Garis lurus berkesinambungan sebagai garis kerja, suplay aliran atau aliran listrik 2 Garis putus-putus yang menjelaskan saluran pembuangan 3 Garis fleksibel menjelaskan rumah komponen terhubung dengan bagian yang bergerak 4 Garis persimpangan menjelaskan ada loop yang melintas 5 2 arah aliran listrik atau fluida yang terhubung 6 Tangki yang berfungsi sebagai penampun dan tidak mempunyai saluran 7 Tangki penampung yang memiliki tekanan pada fluidanya 8 Tangki penampung yang memiliki saluran kembali yang letaknya pada bagian atas tangki 9 Tangki penampung yang memiliki saluran kembali sampai pada permukaan dasar tangki 10 Pompa hidrolik yang mempunyai satu aliran energi fluida keluar dari pompa 11 Pompa hidrolik jenis pompa variable atau aliran fluida bisa diatur tanpa merubah kecepatan poros 12 Simbol kontrol dengan energi yang terhubung sebuah pegas yang dapat disetel menunjukan bahwa pompa tersebut adalah pompa yang tekanannya dikompensasikan 13 Beberapa mempunyai saluran pembuangan internal yang kembali ke tangki penampung 14 Pompa yang mempunyai 2 keluaran aliran energi fluida 15 Flow control valve dengan lubang orifice yang tetap 16 Flow control valve dengan lubang orifice yang bisa disetel 17 Flow control valve yang mempunyai tekanan 18 Flow control valve dengan check valve

19 26 Lanjutan Tabel 2.2 Simbol komponen-komponen hidrolik No Simbol Nama dan Keterangan Simbol 19 Directional Control Valve (Katup Kontrol Arah) 20 Pressure Valve dengan saluran primer dan sekunder 21 Pressure Valve dengan pegas yang dapat disetel 22 Check Valve 23 Motor Penggerak 24 Motor Penggerak Bi-Directional atau Reversible 25 Motor Penggerak yang mempunyai saluran pembuangan ke Tangki Penampung 26 Cylinder Hydraulic Single Action 27 Cylinder Hydraulic Double Action 28 Cylinder Hydraulic Double Rod 29 Saringan Oli (Filter ) 30 Saringan Oli (Filter) yang mempunyai saluran by pass 31 Heat Exchanger (Heater ) 32 Heat Exchanger (Cooler ) 33 Heat Exchanger dengan pengatur temperatur

20 Motor Penggerak Sebagai penggerak pompa hidrolik biasa digunakan motor listrik atau motor bakar. Motor mengubah energi listrik atau kimia menjadi energi mekanik namun dalam prosesnya energi yang dihasilkan tidak semuanya diubah menjadi energi baru ada yang hilang karena panas sehingga effesiensi motor tidak bisa mencapai 100 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah: 1. Usia 2. Kapasitas 3. Kecepatan 4. Jenis 5. Suhu 6. Beban Gambar 2.10 Penggambaran energi yang hilang ( Motor listrik merupakan suatu peralatan perubah energi elektromagnetik yang fungsinya didasari atas gaya yang diberikan antara arus listrik yang masuk dengan medan magnet yang ditimbulkan. Karena prinsip fungsi tersebut, maka umumnya motor listrik memiliki efisiensi yang sangat tinggi. Persamaan efisiensi motor adalah sebagai berikut: Daya Output Efisiensi = x 100% Daya Input (

21 28 Untuk motor bakar biasanya efisiensi yang dihasilkan berkisar 75% - 90% dan persamaan efisiensi untuk motor bakar adalah sebagai berikut: Qin - Qout Efisiensi = x 100% Qin (Sumber : Dimana : Qin = Panas yang masuk Qout = Panas yang keluar Motor penggerak pada sistem sangat penting karena menjadi sumber tenaga untuk memutarkan pompa. Untuk instalasi sistem hidrolik sangat penting untuk menentukan daya motor yang akan digunakan agar sistem dapat bekerja dengan efektif dan efesien. Cara menentukan besarnya daya motor yang akan digunakan untuk instalasi sistem hidrolik adalah sebagai berikut: Daya Motor = Laju Aliran x Tekanan Pompa 600 (Parr, Andrew., Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 35) Dimana : Daya Motor dalam satuan kw Laju Aliran dalam satuan liter/menit Tekanan pompa dalam satuan bar atau kgf/cm Pompa Hidrolik Pompa hidrolik berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran. Aliran fluida/oli ini yang dimanfaatkan dengan car mengubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oil dalam sistem

22 29 hidrolik. Hambatan ini disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan actuator Jenis-jenis pompa hidrolik Ada beberapa jenis pompa hidrolik yang digunakan menurut cara kerjanya dan menurut output yang dihasilkan, berikut adalah klasifikasi pompa hidrolik: 1. Non Positive Displacement Rotodinamic Pump 2. Positive Displacement Pump Fixed Displacement Pump 1. External Gear Pump 2. Internal Gear Pump 3. Balanced Vane Pump 4. Radial Piston Pump Variable Displacement Pump 1. Centrifugal Pump 2. Peripheral Pump Pemilihan Pompa Hidrolik Pompa hidrolik sangat penting peranannya dalam sistem hidrolik untuk itu pemilihan pompa yang tepat pada sistem hidrolik harus diperhitungkan. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memilih pompa adalah; 1. Tekanan maksimum dalam sistem untuk menghasilkan gaya yang cukup pada aktuator. 2. Aliran rata-rata yang diperlukan. 3. Kesesuian operasi

23 30 4. Pemeliharaan yang ringan 5. Memilih pompa berdasarkan dasar dari aplikasi (gear, vane atau piston) 6. Perhitungan daya pompa sebelumnya harus diketahui agar tidak terjadi kekeliruan dalam perhitungan. Daya pompa dapat dihitung dengan menggunakan rumus; Dimana : P = H p. γ.q s (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 53) H p = Head Pompa γ = Berat Jenis Fluida Q s = Kapasitas Silinder Perbandingan Beberapa Jenis Pompa Untuk mengetahui perbandinga beberapa jenis pompa dapat dilihat dari tabel di bawah ini; Jenis Pompa Tabel 2.3 Perbandingan beberapa jenis pompa Tekanan Kapasitas (Liter/menit) Kecepatan Maksimum (rpm) (Sumber : Efisiensi (kgf/cm 2 ) Roda Gigi Piston Axial Piston Radial Silinder Hidrolik (Hydraulic Cylinder) Silinder hidrolik adalah sebuah actuator mekanik yang mengasilkan gaya searah melalui gerakan yang searah. Alat ini menjadi suatu bagian utama dari sistem hidrolik selain pompa dan motor hidrolik. Silinder hidrolik mendapatkan gaya dari cairan hidrolik bertekanan. Di dalam silinder hidrolik terdapat piston

24 31 yang terhubung dengan rod yang dapat bergerak maju dan mundur bergantung pada sisi mana yang diisi oleh cairan hidrolik bertekanan. Besarnya tekanan yang digunakan berbeda pada kedua sisi silinder, bergantung pada beban, luas penampang silinder dan sisi rod-nya. Gambar 2.11 Bagian-bagian silinder hidrolik Bagian-Bagian Dari Silinder Hidrolik: 1. Silinder Barel Bagian ini menjadi sisi terluar dari silinder hidrolik yang posisinya didesain diam. Proses permesinan pada sisi dalamnya didesain presisi sesuai dengan komponen lain. 2. Piston Bagian ini berada pada sisi dalam barel yang berfungsi untuk memisahkan antara kedua sisi ruang silinder. Berkontak langsung dengan fluida hidrolik dan memiliki luas penampang tertentu. Luas penampang inilah yang mengubah tekanan hidrolik menjadi gaya tertentu yang besarnya sesuai dengan rumus umum.

25 32 3. Piston Rod Bagian yang berbentuk silinder memanjang ini salah satu ujungnya terkoneksi langsung dengan piston, dan sisi lainnya terkoneksi dengan peralatan lain yang digerakkan. Bagian inilah yang meneruskan gaya yang timbul akibat tekanan fluida hidrolis ke alat lain yang terhubung. 4. Sistem Seal/Gland Beberapa bagian dari silinder hidrolik terpasang sistem seal yang umumnya berbahan karet, untuk mencegah kebocoran fluida hidrolik. Pada sisi piston terpasang seal untuk mencegah fluida kerja berpindah dari sisi satu ke yang lainnya, sehingga dapat mengganggu kerja silinder hidrolik. Pada sisi piston rod terpasang sistem seal yang fix pada sis barel sebelah dalam untuk mencegah kebocoran fluida hidrolik yang berada pada ruang sisi piston rod Menghitung Kecepatan Silinder Kecepatan silinder perlu dihitung untuk mengetahui lamanya silinder bekerja, rumusnya adalah sebagai berikut; v = Q A (Parr, Andrew., Hidrolika dan Pneumatika Pedoman Untuk Teknisi dan Insinyur, 42) Dimana : Q = Debit aliran (m 3 /s) v = Kecepatan silinder (m/s) A = Luas penampang silinder hidrolik (m 2 )

26 Directional Control Valve (Katup Kontrol Arah) Directional Control Valve atau Katup Kontrol Arah berfungsi untul mengontrol atau mengarahkan aliran fluida dan mengaturnya dalam arah yang diinginkan. Katup ini juga digunakan untuk menghentikan atau memulai aliran fluida. Arah katup hidrolik memiliki dua atau lima jalur dimana merekan mengarahkan aliran fluida. Gambar 2.12 Directional Control Valve (sumber : Directional Control Valve atau Katup Konrol Arah di desain berdasarkan jumlah posisi saluran yaitu saluran penghubung dan bagaimana katup itu digerakkan. Sebuah Katup Kontrol Arah empat arah akan memiliki empat saluran: P, T, A dan B. Ada banyak cara untuk menggerakkan katup kontrol arah diantaranya: dengan tombol, tuas tangan, kaki pedal, mekanik, hidrolik, udara, solenoid dan spring.

27 34 Gambar 2.13 Penggerak Katup Kontrol Arah Katup kontrol arah juga didesain sebagai katup normally open atau katup normally closed. Gambar 2.14 Katup kontrol arah normally open dan normally closed 2.7 Flow Control Valve (Katup Pengarah Khusus) Katup pengarah khusus adalah katup yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut. Macam macam katup pengarah khusus adalah sebagai berikut; 1. Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan).

28 35 2. Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya. 3. Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil. 2.8 Pressure Control (Pengatur Tekanan) Perhatian utama dalam sistem hidrolik adalah mengontrol arah aliran dan besarnya tekanan. Salah satu kesalahpahaman adalah bahwa tekanan diatur oleh lubang orifis atau alat pengontrol aliran. Hal tersebut adalah tidak benar. Untuk keakuratan pengontrolan tekanan, ada 6 tipe kontrol tekanan telah dikembangkan. Keenam pengontrol tekanan tersebut adalah: 1. Relief valve, berfungsi untuk membuang fluida hidrolik ke tangki penyimpanan fluida, apabila tekanan fluida lebih tinggi dari nilai yang ditentukan. 2. Unloading valve, adalah katup control tekanan normally closed yang mengarahkan aliran ke tangki ketika tekanan di loaksi itu mencapai tingkat yang telah ditentukan. 3. Sequence valve, berfungsi untuk mengatur sekuen pada sirkuit hidrolik, seperti contohnya pada saat menggunakan beberapa silinder hidrolik, yaitu untuk memastikan beberapa silinder hidrolik telah maju penuh sebelum silinder lainnya maju.

29 36 4. Reducing valve, adalah katup kontrol normally open digunakan untuk membatasi tekanan. 5. Counterbalance valve, adalah katup tekanan normally closed digunakan bersama silinder untuk mengatasi beban atau potensial kelebihan beban. 2.9 Pipa dan Selang Hidrolik Fluid conductor adalah bagian-bagian dari sistem hidrolik yang digunakan untuk membawa fluida ke semua berbagai komponen dalam sirkuit hidrolik. Jenis konduktor meliputi: Selang hidrolik dan pipa baja Selang hidrolik Selang hidrolik digunakan dalam aplikasi dimana jalannya aliran fluida memerlukan saluran yang lentur atau menekuk. Dalam mempertimbangkan penggunaan selang yang pertama harus melihat tekanan sistem, kecepatan, kompayibilitas cairan dan kondisi lingkungan. Konstruksi selang telah dibakukan oleh Society of Automative Insinyur di bawah SAE J5-17, dikenal sebagai seri R. Tekanan selang biasanya dinilai dari faktor keamanan 4 sampai 1. Berbagai jenis dan besarnya kekuatan selang membuat selang mempunyai tingkat tekanan spesifik. Penambahan kekuatan mungkin bisa menggunakan serat alam dan kawat logam. Penguatan dapat dikepang atau dibuat spiral. Ukuran selang yang dibutuhkan tergantung pada volume dan kecepatan aliran fluida. Tidak seperti pipa dan tube, ukuran selang dilihat dari diameter dalamnya. Umur selang dapat bertahan lama, tetapi semua jenis karet perlahan-lahan kualitasnya memburuk akbiat kontak dengan berbagai zat, seperti pelarut, air, sinar matahari, panas, dll. Selang tidak dapat tahan lama seperti konduktor logam dan harus diganti setiap beberapa tahun.

30 37 Gambar 2.16 Selang Hidrolik (sumber : Pipa Hidrolik Pipa baja adalah konduktor fluida yang sering digunakan dan menjadi standar poin untuk kekuatan dan biaya. Namun lebih sulit dirakit karena dibutuhkan pengelasan untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap kebocoran. Hal tersebut juga menyebabkan tambahan biaya untuk memastikan sistem bebas terkontaminasi pada saat beroperasi. Pipa di spesifikasikan berdasarkan diameter luarnya, tetapi kapasitas aliran yang sebenarnya ditentukan berdasarkan wilayah bagian dalamnya. Gambar 2.17 Pipa Hidrolik (sumber:

31 Head Zat Cair Pada penampang di bawah zat cair mempunyai tekanan statis p (dalam kgf/m 2 ), kecepatan rata-rata v (dalam m/s), dan ktinggian Z (dalam m). Maka zat cair tersebut mempunyai head total H (dalam m) dapat dinyatakan sebagai berikut, P v 2 H = + + Z γ g (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 3) Pipa v P Z 2.11 Kerugian Head (Head Losses) Gambar 2.18 Aliran melalui pipa (Sumber : Pompa& Kompresor, 1987) Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil). Kerugian ini terdiri dari; 1. Kerugian Major (Major Losses) 2. Kerugian Minor (Minor Losses)

32 Kerugian Major (Major Losses) Major Losses merupakan kehilangan tekanan karena gesekan pada dinding pipa yang mempunyai luas penampang yang tetap yang yerjadi dalam pipa. Besarnya kerugian head major ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan Darcy Weisbach yaitu; H L = λ x L x v 2 D x 2g (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 28) Dimana : λ : faktor gesekan L : panjang pipa (m) D : diameter dalam pipa (m) v : kecepatan rata-rata fluida (m/s) g : gravitasi (m/s 2 ) Untuk mengetahui besarnya faktor gesekan perlu dicari terlebih dahulu besarya bilangan Reynolds, dimana; Re = ν D v (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 28) Dimana: Re = Bilangan Reynolds v = Kecepatan aliran fluida (m/s) D = Diameter selang (m) ν = Viskositas kinmatik (m 2 /s) Jika Re < 2300, aliran bersifat laminer. Jika Re < 4000, aliran bersifat turbulen.

33 40 Jika Re = , daeran transisi, dimana aliran dapat bersifat laminer atau turbulen. Koofisien gesek aliran laminer dapat dicari dengan menggunakan rumus; λ = 64 Re (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 29) Sedangkan untuk aliran turbulen, menghitung koofisien gesek dapat menggunakan rumus Formula Darcy λ = 0, ,0005 D Dimana D adalah diameter dalam pipa. (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 29) Gambar 2.19 Diagram Moody untuk mencari koofisien gesek (

34 Kerugian Minor (Minor Losses) Kerugian minor merupakan kerugian gesekan yang terjadi pada tiap katup atau fitting, seperti tee- elbow dan bengkokan (bends) yang besarnya sama dengan: H lminor = f v v 2 2g (Sularso., & Tahara, Haruho. Pompa & Kompresor, 38) Dimana, f v = Koofisien kerugian katup, tee dll v = Kecepatan rata-rata aliran (m/s) H lminor = Kerugian Minor Tabel 2.4 Tabel Koofisien Gesek Untuk Katup dan Fitting (Sumber : Kerugian Total (Head Losses Total) Head Losses Total adalah jumlah antara Major Losses dan Minor Losses. H loss major H loss Total = + H lminor

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara Kerjanya

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 1 JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK Pathul Wadi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 1 ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK Pathul Wadi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air

Lebih terperinci

PENGERTIAN HIDROLIKA

PENGERTIAN HIDROLIKA HYDRAULICS PENGERTIAN HIDROLIKA Hidrolika : ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan kesetimbangan zat cair dan pemanfaatannya untuk melakukan suatu kerja. Hidrostatika memiliki prinsip bahwa dalam

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,,2013

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Setiap fluida yang mengalir dalam sebuah pipa harus memasuki pipa pada suatu lokasi. Daerah aliran di dekat lokasi fluida memasuki pipa tersebut

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

Gambar1. Dongkrak Hidrolik

Gambar1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap kecil diberi gaya tekan, gaya tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari VARIASI JARAK NOZEL TERHADAP PERUAHAN PUTARAN TURIN PELTON Rizki Hario Wicaksono, ST Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ASTRAK Efek jarak nozel terhadap sudu turbin dapat menghasilkan energi terbaik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito Oleh : Endiarto Satriyo Laksono 2108039006 Maryanto Sasmito 2108039014 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Hadi, MT Instruktur Pembimbing Menot Suharsono, S.Pd ABSTRAK Dalam industri rumah untuk membuat peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin Pompa air dengan menggunakan tenaga angin merupakan sistem konversi energi untuk mengubah energi angin menjadi putaran rotor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Pompa Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi mekanik pada pompa

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: electromagnetic Pump, Discharge, pressure, Flow and Power of the pump. ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: electromagnetic Pump, Discharge, pressure, Flow and Power of the pump. ABSTRAK EXPERIMENT ALAT SIMULATOR RADIATOR UNTUK PERHITUNGAN DAYA PENGGERAK POMPA SENTRIFUGAL TERHADAP LAJU ALIRAN FLUIDA Oleh Fajar Fransiskus Simatupang (43090002) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Kata hidrolik sendiri berasal dari bahasa Greek yakni dari kata hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa. Sistim hidrolik pada pesawat terbang adalah merupakan salah satu

Lebih terperinci

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 8. FLUIDA Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Tegangan Permukaan Viskositas Fluida Mengalir Kontinuitas Persamaan Bernouli Materi Kuliah 1 Tegangan Permukaan Gaya tarik

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA POMPA REKONDISI TIPE VERTIKAL API 610 OH-4 MODEL 3900L DI PT.Y DENGAN CAE

PERBANDINGAN KINERJA POMPA REKONDISI TIPE VERTIKAL API 610 OH-4 MODEL 3900L DI PT.Y DENGAN CAE Volume 1 No.1 Juli 2016 Website : www.journal.unsika.ac.id Email : barometer_ftusk@staff.unsika.ac.id PERBANDINGAN KINERJA POMPA REKONDISI TIPE VERTIKAL API 610 OH-4 MODEL 3900L DI PT.Y DENGAN CAE Fatkur

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA Vol. 1, No., Mei 010 ISSN : 085-8817 STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA Helmizar Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA Syofyan Anwar Syahputra 1, Aspan Panjaitan 2 1 Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Tanjungbalai Sei Raja

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL TURBO Vol. 4 No. 2. 2015 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/ummojs/index.php/turbo PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI

Lebih terperinci

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Analisa

Lebih terperinci

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi Wismanto Setyadi, Asmawi, Masyhudi, Basori Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional Jakarta Korespondensi: tmesin@yahoo.com

Lebih terperinci

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI ANALISIS LOSSES PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P ANGGAPAN YANG DIGUNAKAN ZAT CAIR ADALAH IDEAL ZAT CAIR ADALAH HOMOGEN DAN TIDAK TERMAMPATKAN ALIRAN KONTINYU DAN SEPANJANG GARIS ARUS GAYA YANG BEKERJA HANYA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin 2.1.1. Penjelasan Umum Motor bensin merupakan suatu motor yang menghasilkan tenaga dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Karena pembakaran ini

Lebih terperinci

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FRANCISCUS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi TEKNIK MESIN UN PGRI Kediri

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM JURNAL TEKNOLOGI & INDUSTRI Vol. 3 No. 1; Juni 2014 ISSN 2087-6920 PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter Endang Prihastuty 1, Wasiran 2 1,2 Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat cair melalui saluran tertutup. Atas dasar kenyataan tersebut maka pompa harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat cair melalui saluran tertutup. Atas dasar kenyataan tersebut maka pompa harus 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa merupakan pesawat angkut yang bertujuan untuk memindahkan zat cair melalui saluran tertutup. Atas dasar kenyataan tersebut maka pompa harus mampu membangkitkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci