SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI"

Transkripsi

1 SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2014 Deasy Putri Permatasari NIM E

4 ABSTRAK DEASY PUTRI PERMATASARI. Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat. Dibimbing oleh ACHMAD dan ELIS NINA HERLIYANA. Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan wilayah hutan yang diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan dan pelatihan. HPGW banyak menerapkan blok-blok tegakan homogen seperti misalnya blokagathis sp. dan Pinus sp. yang membuat tegakan-tegakan di HPGW mudah sekali terserang patogen secara luas dan penyebaran penyakit menjadi semakin mudah terjadi. Salahsatu penyakit yang menyebabkan banyak kematian tanaman di HPGW adalah penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. terlebih lagi bahwa penyakit ini mampu menular dari satu tanaman ke tanaman lainnya melalui banyak cara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang menyerang tanaman kehutanan di HPGW serta mengidentifikasi jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang secara visual.hasil pengamatan menunjukkan bahwa ditemukan titik-titik ditemukannya tubuh buah Ganoderma sp. yang tersebar di kawasan HPGW serta ditemukan 7 jenis Ganoderma sp. yang menyerang tegakan Agathis sp. dan Pinussp., dimana 5 diantaranya adalah yang menyerang tegakan Agathis sp.dan 2 jenis lainnya menyerang tegakan Pinussp., dimana masing-masing jenis Ganoderma sp. tersebut memiliki karakteristik morfologi yang berbeda. Kata kunci: Agathis sp., Ganoderma sp.,hpgw, penyakit akar merah, Pinus sp. ABSTRACT DEASY PUTRI PERMATASARI. Attacking ofganoderma sp. which Cause Red Root DiseaseinGunung Walat University Forest, Sukabumi, West Java.Supervised by ACHMAD and ELIS NINA HERLIYANA. Gunung Walat University Forest(GWUF) is known as education and research area. GWUF has a lot of homogen areas,therefore these area was attacked easily by disease, and of course this red root disease. Red root disease is caused by Ganoderma sp. and this disease can spread for plant to another plant in a lot of ways. The objectives of the study were to review the spreading of Ganoderma sp. that cause red root disease which attack the forest tree in GWUF and also to identified spesies of Ganoderma sp. in visual way. The results showed that there wereganoderma sp. in GWUF which spread in a lot of areas and also there are 7 spesies of Ganoderma sp. in Agathis and Pinus bloks, 5 of them are attack Agathis blok and 2 another spesies are attack Pinus bloks. Each Ganoderma sp. of Ganoderma sp. has different characteristic of its morphology. Key words: Agathis sp.,ganoderma sp., GWUF, Pinus sp., red root disease

5 SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat(HPGW), Sukabumi, Jawa Barat Nama : Deasy Putri Permatasari NIM : E Disetujui oleh Prof Dr Ir Achmad, MS Pembimbing I Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Prof DrIr Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah penyakit hutan, denganjudul Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr IrAchmad, MS dan Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi selaku pembimbing, yang telah banyak memberi arahan, motivasi, bimbingan, solusi, dansaran berharga dalam penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Pihak Pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) beserta Polisi Hutan yang bertugas di HPGW dan seluruh karyawan yang telah memberikan tempat dan hal-hal yang diperlukan selama penelitian. Terimakasih juga saya sampaikan padaadis Hendriatnayang telah membantu dan menemani selama pengumpulan data dan dalam proses pengolahan data penelitian ini juga karena telah memberikan masukan-masukan berharga tanpa kenal lelah, motivasi serta seluruh doa dan semangat selama penelitian ini dilaksanakan. Tak lupa juga saya berterima kasih kepada Keluarga Silvikultur 46 dan Keluarga besar Tree Grower Community (TGC) atas motivasi, dukungan, dan kebersamaan kita selama ini dan Seluruh staf pengajar, tata usaha, laboran, mamang bibi, serta keluarga besar Departemen Silvikultur dan Fakultas Kehutanan IPB yang telah membantu serta memberikan ilmu pengetahuan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2014 Deasy Putri Permatasari

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODE 2 Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Bahan dan Alat 2 Tahapan Penelitian 3 Pengumpulan Data 3 Metode Analisis Data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5 Jenis-Jenis Jamur Ganoderma sp. yang Ditemukan di HPGW 6 Pengukuran Sampel Tubuh Buah Ganoderma sp. 10 Luas Serangan dan Sebaran Jamur Ganoderma sp. di HPGW 14 Produksi Getah (Data Penunjang Penelitian) di HPGW 18 SIMPULAN DAN SARAN 20 DAFTAR PUSTAKA 20 LAMPIRAN 22

10 DAFTAR TABEL 1 Karakteristik morfologi Ganoderma sp. di HPGW 12 2 Data produksi getah Pinus dalam kurun waktu 4 tahun 18 3 Data produksi kopal dalam kurun waktu 4 tahun 19 DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir penelitian 3 2 Vegetasi lokasi penelitian 5 3 Tubuh buah Ganoderma sp. A 6 4 Tubuh buah Ganoderma sp. A tampak atas dan bawah 6 5 Tubuh buah Ganoderma sp. B 7 6 Tubuh buah Ganoderma sp. C 7 7 Tubuh buah Ganoderma sp. D 8 8 Tubuh buah Ganoderma sp. E 8 9 Tubuh buah Ganoderma sp. F 9 10 Kumbang perantara di tubuh buah Ganoderma sp. F 9 11 Tubuh buah Ganoderma sp. G Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar tudung Contoh pengukuran panjang dan lebar tudung Ilustrasi pemotongan tubuh buah membujur dan melintang Contoh pemotongan tubuh buah membujur Contoh pemotongan tubuh buah melintang Blok tegakan Pinus yang terserang Ganoderma sp Blok tegakan Agathis yang terserang Ganoderma sp Lokasi Camping Ground yang terserang Ganoderma sp Tanaman Agathis terserang yang ditemukan Ganoderma sp. 16 dan tanaman terserang yang tidak ditemukan Ganoderma sp. 21 Kontak akar yang terjadi pada tanaman terserang 17 DAFTAR LAMPIRAN 1 Peta lokasi penelitian 22 2 Peta penyebaran Ganoderma sp 23 3 Data serangan Ganoderma sp. di HPGW 24 4 Riwayat hidup 26

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan suatu Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) sebagai hutan pendidikan dan pelatihan.hpgw berusaha menerapkan konsep pengelolaan hutan lestari untuk hutan skala kecil (Sustainable Small Scale Forest Management-SSSFM), tanpa menebang dengan mengandalkan NTFP dan jasa lingkungan.konsep SFM berupaya diterapkan dalam arti yang sebenar-benarnya, sehingga dalam jangka panjang kelestarian hutan dapat mendukung kelestarian pengelolaannya (Sustainable Management of Forest-SMF).Kawasan ini didominasi oleh beberapa tegakan yang ditanam secara homogen seperti tegakan Agathissp. dan Pinussp. untuk memudahkan akses pengambilan getah baik oleh pengelola maupun masyarakat sekitar. Namun, hal ini menyebabkan banyak ditemuinya permasalahan-permasalahan yang sering ditemui antara lain penyakit hutan yang tentu saja menyebabkan penurunan produksi. Salah satu penyakit yang beberapa waktu ini telah menyebabkan banyak tanaman matidi HPGW yaitu penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. dan kemungkinan besar diketahui bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang satu jenis tanaman saja. Penyakit akar merah ini berkembang cukup lambat, hanya saja hal yang menyebabkannya sulit dikendalikan adalah bahwa penyakit ini baru diketahui dan diamati secara langsung ketika gejala sekundernya sudah muncul dan hal ini dapat dikatakan sudah terlambat karena ini berarti patogen penyebab penyakit ini kemungkinan besar telah menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain baik melalui kontak akar, angin maupun medium lainnya (Herliyana 2012). Akibat serangan penyakit akar merah Ganoderma sp. ini, produktivitas getah yang menjadi salah satu produk unggulan HPGW menurun (Herliyana 2012). Keberadaan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. telah diketahui oleh pengelola namun belum ada penanganan secara khusus.beberapa kali dilaporkan terjadi pohon Agathis yang roboh karena akarnya busuk dan terserang Ganoderma sp. (Herliyana 2012).Oleh karena itu, penelitian serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang saya lakukan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui penyebaran Ganoderma sp. di HPGW serta jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang sebagai data dasar untuk upaya pengendalian serangan patogen dan penyakit akar merah di tegakan tanaman hutan di HPGW. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis membuat rumusan penelitian sebagai berikut: 1 Dimanakah titik-titik sebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang tumbuh di HPGW? 2 Ada berapakah jenis Ganoderma sp. yang menyerang HPGW?

12 2 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk : 1 Mengamati penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang menyerang tanaman kehutanan terutama tegakan Agathisdan Pinusdi HPGW, Sukabumi, Jawa Barat 2 Mengidentifikasisecara visual jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar bagi pengelolaan tegakan tanaman hutan di HPGW untuk kegiatan perlindungan dan pengendalian serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di masa mendatang. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW).Pengambilan data di lapangan untuk memperoleh data primer dilakukan pada bulan Juli September 2013.Sementara itu, untuk pengolahan dan analisis data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober November 2013 di Laboratorium PatologiHutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (Lampiran 1). Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaituunitunit blok tegakan tanaman kehutanan terutama blok tegakan Agathis sp. dan Pinus sp. yang terdapat di HPGWserta tubuh buah jamur Ganoderma sp. Selain itu, bahanpenunjang lain yang kemudian digunakan dalam proses pengambilan dan pengamatan yaitu alkohol dan aquades. Sementara itu, alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perangkat PC (Personal Computer) atau laptop ACER 4738Zdengan prosessor Intel Pentium P6200, Software pendukung seperti Ms. Excel 2007, ArcGIS 9.3 (Ormsby et al. 2008), danphotoscape.perlengkapan lapang seperti buku identifikasi, tallysheet,gps, tali, label, Thermohygrometer, kertas karton, kotak plastik, parang, gunting, kamera digital, kantong plastik, pisau/cutter, cangkul serta alat tulis menulis.

13 3 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu seperti yang tertera pada Gambar 1. Gambar 1Diagramalir penelitian Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperlukan untuk membantu dan melengkapi data yang telah diperoleh di lapangan. Pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan data ini yaitu pihak pengelolahpgw. Observasi Lapang Data primer dikumpulkan dengan observasi lapangdimana pengambilan data dilakukan dengan menyusuri kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat menggunakan jalur pengamatan di sepanjang jalan seluruh blok yang terdapat di Gunung Walat dengan jalur pengamatan yang diamati 15 m ke kiri dan 15 meter ke kanan.

14 4 Variabel pengamatan Variabel pengamatan yangdiamati dalam penelitian ini antara lain : Variabel utama Variabel utama terdiri dari : 1 Jenis jamur Ganoderma sp yang tumbuh secara alami. 2 Tempat tumbuh jamur Ganoderma sp secara alami pada kawasan HPGW. 3 Pertumbuhan jamur secara alami berdasarkan pengklasifikasian blok di kawasan HPGW. Variabel penunjang Variabel penunjang terdiri dari jenis-jenis tegakan, data suhu kawasan, serta hasil produksi getah. Pengamatan Laboratorium Dilakukan pengukuran dan identifikasi morfologi jenis-jenis Ganoderma sp. yang ditemukan di Laboratorium Patologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutananan, Institut Pertanian Bogor. Metode Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil pengamatan jenis-jenis jamur Ganoderma sp. yang disajikan dalam bentuk peta penyebaran Ganoderma sp. di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat beserta jenis-jenis jamur yang dilengkapi dengan karakteristik morfologinya yang menyerang masing-masing tegakan. Perhitungan luas serangan menggunakan pendekatan luas serangan yang dirumuskan sebagai berikut :, dimana : LS = Luas serangan (%) Nh = Jumlah unit blok terserang dalam suatu kawasan pengamatan Nt = Jumlah seluruh blok dalam suatu kawasan pengamatan

15 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak 2.4 km dari poros jalan Sukabumi-Bogor (Desa Segog). Berjarak 46 km dari Simpang Ciawi dan 12 km dari Sukabumi. HPGW memiliki luas 359 ha, yang secara geografis terletak pada koordinat LS dan BT. Administrasi kehutanan areal HPGW termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, sedangkan secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (HPGW 2009). Berdasarkan peta tanah Gunung Walat skala 1: tahun 1981, jenis tanah HPGW yaitu: keluarga tropophumult tipik (latosol merah kekuningan), tropodult (latosolcoklat), dystropept tipik (podsolik merah kekuningan), dan troporpent lipik (latosol). Keadaan ini menunjukkan bahwa tanah di HPGW bersifat heterogen. Tanah latosol merah kekuningan adalah jenis tanah yang terbanyak di daerah berbatu hanya terdapat tanah latosol dan di daerah lembah terdapat tanah podsolik. HPGW terletak pada ketinggian tempat mdpl dengan topografi yang bervariasi dari landai sampai bergelombang. Kondisi topografi agak curam berkisar 15 25% sampai sangat curam (>40%) (HPGW 2009). Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, daerah HPGWmempunyai tipe iklim B (basah) dengan nilai Q = 14.3% 33% dengan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara mm (menurut data curah hujan HPGW dari tahun ). Hutan Gunung Walat pada mulanya berupa lahan kosong, dan sejak tahun 1951 dilakukan penanaman dengan jenis tanaman Agathis loranthifolia. Tahun 1973 penutupan lahan telah mencapai 53%, dan pada tahun 1980 telah mencapai 100%. Tegakan HPGW terdiri dari Agathis loranthifolia, Pinusmerkusii, Swietenia macrophylla, Dalbergia latifolia, Schima wallichii, Gliricidia sp., Altingia excelsa, Falcataria moluccana, Shorea sp., dan Acacia mangium. Tahun 2005 ditemukan 44 jenis tumbuhan potensial termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Jumlah tumbuhan obat sebanyak 68 jenis. Gambar 2Vegetasilokasipenelitian

16 6 Jenis-Jenis Jamur Ganoderma sp. yang Ditemukan di HPGW Jenis Ganoderma sp. pertama yang dijumpai di HPGW yaitu Ganodermasp. A, dimana ganoderma jenisini ditemukan banyak menyerang tanaman agathis dan umumnya ditemukan pada tanaman agathis yang telah menjadi tunggul. Bentuk Ganodermaini bertingkat-tingkat berupa piringan. Jamur dalam kondisi basah akan memiliki permukaan atas berwarna coklat dan berlendir sehingga licin. Bagian bawahnya berwarna putih dan berpori. Jenis Ganodermaini terlihat tidak bertangkai dan langsung menempel pada batang tanaman atau tunggul agathis tersebut. Ganodermasp. A pada tanaman Agathissp. tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3Tubuh buah Ganodermasp. A pada tunggulagathis (a) (b) Gambar 4 Tubuh buah Ganoderma A pada tunggul Agathis:(a)tampak atas; (b) tampak bawah

17 Jenis Ganodermasp. lain yang ditemukan yaitu Ganoderma sp. B yang juga ditemukan menyerang tanaman Agathissp. Kondisi pohon yang ditemukan terserang ganodermaini di HPGW dalam kondisi rusak dan hampir mati. Secara visual, Ganodermasp. B ini memiliki permukaan atas putih kecoklatan bercampur hitam dan sangat keras. Sementara itu, sama halnya dengan Ganoderma sp.a, jenis ini juga terlihat tidak memiliki tangkai. Ganoderma sp. Byang menyerang tanaman agathis ini dapat dilihat pada Gambar 5. 7 (a) (b) Gambar 5(a) Tubuh buah Ganoderma sp. B pada tanaman Agathis; (b) contoh tanaman Agathis yang terserang Serangan penyebab penyakit akar merah yang juga menyerang tanaman agathis di HPGWyaitu Ganoderma sp. C dengan karakteristik fisik yang diamati secara visual antara lain permukaan atas jamur yang berwarna coklat dan bertekstur keras, begitu pun juga dengan bagian bawah dari jamur yang juga berwarna coklat lebih terang. Jamur ini tidak berlendir dan memiliki tubuh buah yang cukup tebal. Tanaman agathisyang terserang, terlihat rusak dan telah mengelupas kulitnya. Jenis Ganodermasp.C dan tanaman Agathissp.terserangini dapat dilihat pada Gambar 6. (a) (b) Gambar 6(a) Tubuh buah Ganoderma sp. C pada tanaman Agathis; (b) contoh tanaman Agathis yang terserang

18 8 Karakteristik fisik secara visual jenis Ganodermasp.D yang ditemukan di HPGW sekilas nampak mirip dengan Ganoderma sp. A yang juga sama-sama menyerang tanaman Agathis. Namun, ketika diamati lebih dekat sangat terlihat perbedaannya. Perbedaan paling mencolok terlihat dari tidak adanya lendir di permukaan atas Ganoderma ini. Permukaan atas berwarna coklat bergaris hitam dan teksturnya halus atau licin namun tidak lunak dan berlendir. Tepi tubuh buah disertai warna putih dan nampak memiliki tangkai berwarna kecoklatan. Ganoderma sp. D ini dapat dilihat pada Gambar 7. (a) (b) Gambar 7(a)Tubuh buah Ganodermasp. D pada batang Agathis;(b)contoh tanaman Agathisyang terserang Jenis Ganoderma sp. E yang ditemukan di HPGW, ditemukan menyerang tanaman Agathisdantubuh buahnya ditemukan telah tumbuh dari pangkal bawah batang tanaman hingga ke ujung batang tanaman Agathis. Secara visual, Ganodermaini memiliki permukaan atas berwarna coklat bergaris dengan tepi berwarna putih. Setiap warna garis pada tubuh buahnya terlihat bergelombang. Tubuh buah tidak bertangkai dan langsung menempel pada batang tanaman. Ganodermasp. E dapat dilihat pada Gambar 8. (a) (b) Gambar 8(a)Tubuh buah Ganodermasp. E pada tanamanagathis;(b)contoh tanaman Agathisyang terserang

19 Berbeda dengan 5 (lima) jenis Ganoderma sp. lainnya yang telah dijelaskan sebelumnya, 2 (dua) jenis Ganoderma berikutnya merupakan jenis Ganoderma sp. yang menyerang tanaman Pinussp. Salah satunya yaitu Ganoderma sp. F ini. Tubuh buah Ganoderma ini ditemukan telah tumbuh dari pangkal hingga ke ujung batang tanaman pinus. Karakteristik fisik tubuh buah Ganoderma ini yaitu permukaan atas berwarna coklat, keras dan berlekuk-lekuk dengan disertai warna hitam pekat di tepi tubuh buah jamur tersebut. Ganodermasp. F dapat dilihat pada Gambar 9. 9 Kumbang di permukaan atas Ganoderma F (a) (b) Gambar 9(a)Tubuh buah Ganodermasp. F pada tanaman Pinus; (b)permukaan atas tubuh buah Hal lain yang menarik dari Ganoderma sp. F ini yaitu ditemukannya kumbang yang diduga merupakan medium perantara untuk penyebaran Ganodermaini. Kumbang ini berwarna hitam bercampur coklat pada tubuh kumbang yang masih kecil dan berwarna hitam pekat pada tubuh kumbang dewasa dengan disertai bintik-bintik bulat berwarna kuning. Kondisi tanaman pinusyang terserang ganodermaini mengalami kerontokan daun secara luas (daun berwarna coklat) sehingga mati. Kondisi tanaman pinus terserang dapat dilihat pada Gambar 10. a b c Gambar 10(a) Kumbang perantara di bawah permukaan Ganoderma sp. F; (b,c)contoh tanaman Pinusyang terserang

20 10 Jenis lain yang ditemukan menyerang tanaman Pinussp. di HPGWyaitu jenis Ganoderma sp. G yang memiliki karakteristik fisik yang diamati secara visual yaitu permukaan atas tubuh buah berwarna hitam mengkilat dan bergelombang dan jenis ini tumbuh dengan langsung menempel pada batang tanaman (tidak bertangkai). Tubuh buah jamur terlihat menyerang tanaman pinusdari mulai bawah hingga ke ujung batang pangkal tanamanpinus. Sama halnya dengan jamur Ganoderma sp. F sebelumnya, pada jenis ini juga sempat ditemukan kumbang yang diduga merupakan medium perantara. Namun, penampilan kumbang yang ditemukan berbeda. Tubuh buah Ganoderma sp. G dapat dilihat pada Gambar 11. (a) (b) Gambar 11(a)Tubuh buah Ganodermasp. G pada tanaman Pinus; (b)contohtanaman Pinusterserang Pengukuran Sampel Tubuh Buah Ganoderma sp. Pengukuran sampel tubuh buah Ganoderma sp. di Hutan HPGW dilakukan untuk mengetehui data-data fisik penunjang bagi identifikasi jenis Ganoderma sp. tersebut secara visual. Beberapa pengukuran yang dilakukan diantaranya yaitu pengukuran terhadap tudung dari tubuh buah Ganoderma sp. yang ditemukan. Pengukuran selanjutnya yaitu pengukuran terhadap daging buah dari tubuh buah Ganoderma sp., dimana dilakukan pengukuran tebal daging buah serta pengamatan warna dari daging buah yang diamati secara membujur dan melintang. Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel tubuh buah dari masing-masing ganoderma, perbedaan jumlah sampel terjadi karena bergantung pada ketersediaan sampel di lapangan saat dilakukan pengukuran. Pengukuran Lebar dan Panjang Tudung dari Tubuh Buah Ganoderma sp. Pengukuran panjang sampel Ganoderma sp. dilakukan dengan mengukur garis terpanjang dari tudung buah ganodermatersebut kemudian selanjutnya pengukuran lebar dilakukan dengan mengambil garis tegak lurus dengan pengukuran panjang sebelumnya. Begitupun halnya yang dilakukan ketika bentuk dari sampel tubuh buah tersebut tidak beraturan (bergelombang).

21 11 lebar panjang lebar panjang Gambar 12Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar tudung dari tubuh buah (a) (b) Gambar 13Contoh pengukuran : (a) panjang dan (b) lebar pada salah satu sampelpengukuran dari Ganoderma sp. Pengukuran Tebal Daging Buah dan Pori-Pori serta Pengamatan Warna Pengukuran terhadap daging buah dari tubuh buah Ganoderma sp. dilakukan dengan terlebih dahulu memotong tubuh buah ganodermatersebut secara membujur, sehingga akan didapatkan tebal daging buah (contex) dan tebal pori dari sampel tersebut. Pengamatan warna daging buah dilakuan dengan dua cara yaitu pengamatan daging buah secara membujur dan pengamatan secara melintang. Hal ini dilakukan untuk dapat mengamati warna daging buah dari berbagai sisi. (a) (b) Gambar 14(a) Ilustrasi pemotongan tubuh buah secara membujur; (b) pemotongan tubuh buah secara melintang

22 12 (a) (b) (c) Gambar 15(a) Contoh sampel Ganoderma sp. yang digunakan pemotongan; (b) pemotongan membujur;(c) hasil pemotongan membujur (a) (b) Gambar 16(a)Contoh sampel Ganoderma sp. pemotongan melintang;(b) hasil pemotongan melintang Berdasarkan pengamatan terhadap jenis-jenis dan pengukuran sampel tubuh buah masing-masing jenis Ganoderma sp. maka, berikut ini disajikan tabel karakteristik morfologi visual Ganoderma sp. di HPGW pada Tabel 1. Tabel 1 Karakterisik morfologi Ganoderma sp. di HPGW, Sukabumi, Jawa Barat Jenis dan asal Tudung Permukaan Tangkai Ganoderma sp.a Panjang 21 cm, lebar 13.5 cm, tebal 1.5 cm. Bentuk kipas piringan bertingkattingkat, bila kondisi jamur basah berwarna coklat dengan bagian tepi berwarna putih namun bila kondisi jamur kering berwarna coklat dan keras Atas dalam kondisi bawah berlendir dan licin. Dalam kondisi kering coklat kehitaman dan mengeras Bawah berwarna putih dan berpori Tidak bertangkai

23 13 Jenis dan asal Tudung Permukaan Tangkai Ganoderma sp. B Panjang 9 cm, lebar 4.25 cm, tebal 1.6 cm, Bentuk kipas irreguler, berwarna coklat bercampur putih dan hitam serta memiliki garis-garis tahun (virenial) Atas keras berwarna coklat, putih dan hitam dan memiliki garis tahun Bawah berwarna coklat Tidak bertangkai Ganoderma sp. C Ganoderma sp. D Panjang 15 cm, lebar 6.4 cm, tebal 1.5 cm. Bentuk kipas atau ginjal, tidak berlendir, memiliki garisgaris tahun (virenial) yang tipis Panjang 8.5 cm, lebar 4.5 cm, tebal 0.9 cm. Bentuk kipas, berwarna coklat bergaris hitam, bagian tepi berwarna putih Atas berwarna coklat dan keras Bawah berwarna coklat lebih terang Atas berwarna cokelat, halus atau licin namun tidak lunak atau berlendir Bawah berwarna putih Tidak bertangkai Bertangkai, warna coklat; tebal 0.6 cm dan panjang 1.2 cm Ganoderma sp. E Panjang 17.5 cm, lebar 9.5 cm, tebal 1.4 cm. Bentuk kipas, berwarna coklat dengan garis-garis tahun (virenial) membentuk zona konsentris dengan tepi berwarna putih. Atas berwarna coklat bergaris tahun, warna garis tersebut bergelombang konsentris Bawah berwarna kecoklatan Tidak bertangkai Ganoderma sp. F Panjang 19 cm, lebar 10 cm, tebal 1.1 cm. Bentuk kipas, berwarna coklat dan keras dengan tepi hitam pekat Atas berwarna coklat dan hitam serta berlekuk-lekuk Bawah berwarna hitam pekat Bertangkai, warna hitam; tebal 1 cm dan panjang 1.1 cm Ganoderma sp. G Panjang 10.5 cm, lebar 5 cm, tebal 1.5 cm. Bentuk kipas, berwarna hitam mengkilat dan bergelombang dan berlekuk-lekuk Atas berwarna hitam mengkilat, licin dan berlekuk-lekuk. Bawah berwarna hitam bercampur coklat a Hasil pengukuran panjang, lebar dan tebal merupakaan rataan dari sampel yang diambil Tidak bertangkai

24 14 Luas Serangan dan Sebaran Jamur Ganoderma sp. di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Pengelolaan hutan pada umumnya lebih banyak berkepentingan dengan hutan sebagai kumpulan pepohonan atau komunitas vegetasi bentuk lain. Oleh karena itu, proses penyakit di dalam hutan tidak terbatas pada perkembangan patogen dalam individu pohon sebagai inang, tetapi lebih pada perkembangan dan penyebaran patogen antar pohon (Widyastutiet al. 2005).Berdasarkan hal itu, tentu saja kita perlu mengamati penyebaran Ganoderma yang terjadi di HPGW ini. Sehingga, dapat dijadikan dasar acuan bagi pencegahan atau penanganan lanjutan penyakit akar merah ini di HPGW. Unit pengamatan luas serangan adalah blok-blok petak di kawasan HPGW. Seluruh blok yang berada di kawasan HPGWberjumlah 33 blok yang tersebar di seluruh kawasan tersebut. Sementara itu, jumlah blok yang diamati yaitu berjumlah 27 blok dimana 6 blok lainnya tidak diamati karena kondisi lapangan yang pada saat dilakukan penelitian tidak mungkin untuk dilakukan pengamatan. Blok-blok yang tidak diamati tersebut yaitu blok B9, C4, C5, C6, dan C7 dan C8. Jumlah unit blok yang terserang Ganoderma sp. dengan ditandai dengan adanya tubuh buah Ganoderma tersebut dari 27 blok yang diamati berjumlah 25 blok, dimana blok pengamatan yang tidak ditemukan tubuh buah Ganderma sp. yaitu blok A5, A6, A7, dan B14. Hal perlu diketahui yaitu bahwa meskipun pada keempat blok pengamatan tersebut tidak ditemukan tubuh buah Ganoderma sp. namun tanaman di dalam blok tersebut banyak menunjukkan gejala serangan yang sama seperti gejala serangan Ganoderma sp. lainnya. Berdasarkan perhitungan luas serangan, maka didapatkan persentase luas serangan di dalam kawasan HPGW dengan unit pengamatan yaitu blok sebanyak : = 85.2% Angka persentase tersebut tentu saja merupakan hal yang perlu segera di tangani dengan serius. Mengingat hampir 90% dari seluruh blok yang terdapat di HPGW terserang penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. ini.jika serangan ini terus berlanjut, maka kemungkinan besar seluruh blok di dalam kawasan HPGW ini akan terserang. Tentu saja, kondisi tersebut perlu mendapat perhatian ekstra karena serangan Ganodermasp. ini mampu menyerang tanaman lain melalui banyak medium seperti kontak akar, angin, kumbang, luka dalam hal ini bisa saja terjadi akibat luka yang disebabkan oleh sadapan serta manusia. Menurut Herliyana (2009), sumber-sumber inokulum dapat disebarkan secara aktif maupun secara pasif. Secara pasif dapat disebarkan oleh manusia yang keluar masuk areal HPGW dari daerah yang terserang penyakit ke daerah yang belum terserang. Tunggak bekas tanaman yang sakit yang masih tertinggal di lapangan juga merupakan sumber inokulumyang sangat potensial bagi terjadinya penyakit akar.ganoderma yang menyebabkan penyakit akar merah di HPGW pada penelitian ini ditemukan banyak menyerang jenis Agathis dan Pinus.

25 Pada beberapa kawasan, seperti pada sepanjang blok A1, A2, B3 dan B4, ganoderma sangat banyak menyerang tegakan pinus untuk produksi sehingga besar kemungkinan bahwa hasil produksi getah di tegakan ini menurun. Hal ini diakibatkan oleh layunya tanaman terserang bahkan hingga menyebabkan kematian pada tanaman tersebut dan beberapa tanaman disekitarnya. Penyakit pada tegakan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil hutan, kematian tegakan, tegakan menjadi rentan atau bahkan peka terhadap serangan hama dan penyakit lain dan juga terhadap kebakaran (Herliyana 2012). 15 (a) (b) Gambar 17(a) Salahsatu blok tegakan Pinusyang terserangganoderma; (b) contoh Ganoderma sp. yang menyerang (b) Selain itu, tegakan Agathis yang banyak diserang oleh ganoderma ditemukan pada blok B7, B8, B10, dan B11 yaitu blok disekitar base camp HPGW yang mengarah ke selatan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hampir sebagian besar tegakan agathispada blok tegakan di HPGW ini memperlihatkan munculnya gejala-gelala pola serangan penyakit akar merah. (a) (b) Gambar 18(a) Salahsatu blok tegakan Agathis yang terserang Ganoderma sp.; (b) penampakan tegakan dari jarak dekat (b)

26 16 Ganodermasp. juga ditemukan pada sepanjang jalan blok B4 yaitu jalan yang dilalui dari base camp ke arah barat laut menuju camping ground. Pada blok ini, ditemukan tanaman yang mengelilingi base camp hampir seluruhnya ditemukan layu dan hampir mati seperti pada Gambar 19. (a) (b) (c) Gambar 19(a) Tunggul yang di blok Camping ground; (b) Camping ground; (c) salahsatu pohon di blok tersebut yang terserang Pada beberapa titik pengamatan, ditemukan pola sebaran dimana satu tanaman ditemukan telah menunjukkan gejala dari penyakit akar merah ini yaitu dengan munculnya tubuh buah Ganoderma, dan disekeliling pohon tersebut ditemukan tanaman lain yang juga mengalami penguningan dan kerontokan daun, hingga tanaman mati dengan gejala yang sama namun sebagian diantaranya belum terlihat adanya tubuh buah Ganoderma. Hal ini, dimungkinkan terjadi karena menurut Basset dan Peters (2003), meskipun tanaman sudah menunjukkan gejala sakit, namun terkadang tubuh buah Ganoderma sp. belum terbentuk dan di lain pihak, pada tanaman yang tampak sehatditemukan tubuh buah Ganodermadi pangkal batangnya. Gambar 20Tanaman Agathis yang menunjukkan gejala serangan penyakit akar merah (lingkaran biru) dan tanaman yang diduga terserang serta muncul tubuh Ganoderma sp. (lingkaran merah muda)

27 17 (a) (b) Gambar 21(a) Kontak akar Agathis sp.yang terjadi; (b) tanah diantara pertemuan akar yang menunjukkan adanya benang-benang miselium yang diduga merupakan tanda interaksi Ganoderma sp. Penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di HPGW diduga telah menyebar di banyak blok-blok tegakan Agathisdan Pinus. Meskipun berdasarkan penelitian ini jumlah tanaman yang menunjukkan tanda serangan yaitu ditemukannya tubuh buah Ganodermamasih sangat sedikit namun tanaman disekitarnya telah menunjukkan gejala serupa sehingga dimungkinkan bahwa banyak tanaman lain yang belum muncul tubuh buah Ganodermanamun telah terserang penyakit akar merah ini dan belum teridentifikasi secara langsung. Pengendalian terpadu diperlukan untuk penanganan penyakit akar merah ini mengingat sangat sulitnya mengidentifikasi penyakit akar sebelum tanaman tersebut rusak parah bahkan mengalami kematian total.berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan beberapa penanganan awal yang diperlukan untuk mengatasi penyebaran yang semakin luas diantaranya pembersihan tunggul dan sisa-sisa akar secara teliti karena Ganodermamasih mampu hidup di tunggul dan sisa-sisa akar tersebut. Selain itu, tanaman-tanaman yang sakit dengan gejala serupa terutama yang tumbuh disekitar tanaman yang menunjukkan tanda serangan ganodermayaitu munculnya tubuh buah Ganodermamaka diusahakan tanaman tersebut (sumber inokulum) disingkirkan dan dibinasakan atau dibakar kecuali beberapa tanaman yang memang disediakan untuk aspek pendidikan atau penelitian lanjutan untuk dibiarkan terserang namun harus tetap diisolasi atau dipisahkan dari tanaman lain yang masih sehat (pemberian jarak). Selanjutnya, karena umumnya penyakit berkembang di tanah yang basah dan sukar meneruskan air, maka bila memungkinkan perlu dibuat drainase yang baik bahkan ntuk mencegah meluasnya penyakit, perlu dibuat selokan isolasi (parit isolasi) dan pembukaan leher akar. Terakhir, untuk mengobati pohon sakit yang masih dapat ditolong dan melindungi pohon-pohon disekitarnyamenurut Semangun (1988), dapat digunakan fungisida yang sesuai untuk melumasi leher akar dan pangkal akar tunggang serta akar samping. Berikut ini disajikan peta sebaran titik-titik pohon yang terserang Ganoderma sp. di HPGWpada Lampiran 2. Sementara itu, keterangan kondisi pohon di setiap titik dapat dilihat pada Lampiran 3.

28 18 Data Produksi Getah di HPGW untuk Melihat Pengaruh Ganoderma sp. terhadap Produktivitas Hasil Hutan di HPGW Hasil hutan getah pinus dan kopal merupakan hasil hutan non kayu yang juga menjadi salahsatu manfaat yang dapat dikembangkan oleh HPGW untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan selain juga untuk manfaat ekonomi lainnya. Oleh karena itu, tentu saja produktivitas dari kedua hasil hutan tersebut perlu dijaga kelestariannya. Kehilangan tanaman yang telah mengalami pertumbuhan yang matang (dewasa) banyak disebabkan oleh penyakit akar dan bahkan merupakan sumber kematian yang sangat besar (Childs and Shea 1967).Hal ini tentu saja mengakibatkan kehilangan volume kayu maupun hasil produksi non kayu secara besar-besaran dari sebuah tegakan atau hutan.monokultur dan tanah terinfeksi dapat menjadi sumber permasalahan penyakit akar yang terjadi.disamping itu, sering terjadi pula keterlambatan pengendalian yang mengakibatkan kehancuran pertanaman dan menimbulkan kerugian yang besar. Hasil produksi ini juga dapat menjadi data penunjang dalam penelitian ini untuk dapat melihat pengaruh serangan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. bagi peningkatan atau penurunan produktivitas tanaman di HPGW. Berikut ini disajikan data produksi getah pinus dan kopal selama kurun waktu 4 tahun pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2Data produksi getah pinus dalam kurun waktu 4 tahun Bulan Produksi getah pinus (kg) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata Sumber : Data HPGW

29 19 Tabel 3Data produksi kopal dalam kurun waktu 4 tahun Bulan Produksi kopal (kg) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata Sumber : Data HPGW Rata-rata hasil produksi getah Pinus dari tahun terus mengalami peningkatan. Sementara hasil produksi kopal mengalami fluktuasi hasil dan selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan hasil kopal. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya peningkatan atau penurunan dari produktivitas hasil hutan dan dalam penelitian ini adanya serangan Ganoderma sp. menjadi salah satu dari faktor penyebab penurunan hasil produksi getah Pinus dan kopal. Hasil produksi getah Pinus pada data ini memang mengalami peningkatan dan menunjukkan bahwa belum terjadi serangan dari penyakit akar merah ini hingga tahun 2012 yang mampu menyebabkan penurunan hasil produksi getah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ketika serangan penyakit akar merah di HPGW ini tidak segera dikendalikan, akan mampu memicu kerusakan tegakan pinus. Mengingat dalam penelitian ini, telah banyak ditemukannya serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di tegakan Pinusdiantaranya pada blok A1, A2, B3 dan B4 yang cukup banyak ditemukan Ganodermadan bila tidak segera dilakukan pengendalian terpadu akan dapat menyebar ke tanaman lain yang belum terserang bahkan juga menyebar hingga ke tegakan Pinusdi blok-blok HPGW yang lain. Melihat data hasil produksi Agathis, yang menunjukkan adanya penurunan hasil produksi kopal selama 2 tahun terakhir tentu juga perlu mendapat perhatian khusus. Meskipun pada dasarnya, peningkatan atau penurunan produktivitas hasil hutan tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja, namun sebagai data penunjang tentu saja ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam penanganan dan pengelolaan HPGW di masa mendatang terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. ini. Hal ini tentu saja akan dapat menyebabkan kerugian baik secara ekologi maupun ekonomi karena banyaknya pohon-pohon yang roboh dan mengalami kematian.

30 20 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa data ini memang tidak sepenuhnya mampu menunjukkan pengaruh keberadaan ganoderma terhadap produktivitas hasil hutan namun dengan tambahan data ini, cukup mampu menujukkan bahwa serangan Ganoderma sp. ini tidak dapat dipandang sebagai hal yang kecil karena akan dapat menyebabkan kerugian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ditemukan adanya serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah pada blok-blok kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat baik di blok tegakan Agathissp.maupun Pinussp.yang telah menyebar dan mampu membuat tanaman mengalami gejala sakit yang cukup parah hingga mengalami kematian. Diduga serangan ini akan terus berlanjut ke tanaman bahkan tegakan lain jika tidak segera dikendalikan. 2. Teridentifikasi awal secara visual adanya 7 jenis Ganoderma sp. yang menyerang tegakan Agathissp.danPinussp.dengan karakteristik yang berbeda. 5 diantaranya diduga menyerang tegakan Agathisdan 2 jenis lainnya menyerang tegakan Pinus. Saran Diperlukan upaya penelitian lanjutan untuk pengamatan anatomi secara mikroskopis dari Ganoderma sp. sehingga akan dapat diketahui cara pengendalian hayatinya secara alami untuk penanggulangan penyakit akar merah ini di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Agnihortri VP, Vaartaja O Root exudates from red pine seedlings and their effect on Phytium ultimum. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 309. Basset K, Peters RN Ganoderma: A significantroot pathogen. [Internet].[diunduh 2013 Des 18].Tersedia pada: ganoderma.htm. Breed RS, Murray EGD, Smith NR Bergey s manual of determinative bacteriology. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 307. Burges A The soil microflora-its nature and biology. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 308.

31 Childs TW, Shea R Annual losses from disease in pacific northwest forests. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 299. Cook RJ Management of the associated microbiota. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 305. Herliyana EN Laporan awal penyakit busuk akar merah Ganoderma sp. pada Agathis sp. (Damar) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat [catatan penelitian]. Jurnal Silvikultur Tropika. 03(02): Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. [HPGW] Hutan Pendidikan Gunung Walat Sekilas tentang Hutan Pendidikan Gunung Walat. Sukabumi (ID): HPGW. Horsfall JG, Dimond AE The disease plant. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 22. Ilyas M, Kanti A, Rahmansyah M Teknik Preservasi Fungi.Jakarta (ID): LIPI Press. Ormsby T, Napoleon E, Burke R, Groessl C, Bowden L Getting to Know ArcGIS Desktop.ESRI Press. Sastrahidayat IR Ilmu Jamur (Mikologi). Malang (ID): Universitas Brawijaya Press. Semangun H Penyakit Tanaman Perkebunan Indonesia. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Stakman EC, Harrar JG Principles of Plant Pathology. New York (US): Ronald Press Co. hlm 465. Waggoner PE Weather, space, time, and chance of infection. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 34. Whetzel HH Laboratory outlinesin plant pathology.di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 22. Widyastuti SM, Harjono, Sumardi Patologi Hutan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Yunasfi Permasalahan Hama, Penyakit dan Gulma dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Usaha Pengendaliannya [skripsi]. Medan (ID): Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. 21

32 22 Lampiran 1 Peta lokasi penelitian

33 23 1 Lampiran 2 Peta penyebaran Ganoderma sp. di

34 Lampiran 3 Serangan Ganoderma sp. di HPGW Luas Jalur Blok Luas yang diamati HPGW Blok (ha) (ha) Jumlah pohon pengamatan jumlah pohon ditemukan ganoderma pohon dengan gejala serangan % ditemukan ganoderma % gejala serangan Jenis Ganoderma B C F, G C F C F C F, G C C C C C C Camp Walat A, E Sekitar Camp A, B, E Total

35 24 1 Lampiran 3 Serangan Ganoderma sp. di HPGW Luas Jalur Blok Luas yang diamati HPGW Blok (ha) (ha) Jumlah pohon pengamatan jumlah pohon ditemukan ganoderma pohon dengan gejala serangan % ditemukan ganoderma % gejala serangan Jenis Ganoderma C F, G A F, G A F, G A F A F, G A A A A C, E B A, C, E B A, B B A, B, C B A, D B B A, E B G, F B A B C B C, D B A, C, E B B

36 26 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Desember Penulis merupakan Putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Badri Yasin, S.Ag dan Ibu Emas. Pendidikan formal di tempuh di SD Negeri 02 Bojong Rangkas, SMP Negeri 1 Dramaga, dan SMA Negeri 1 Ciampea. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Mahasiswa IPB) dan tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai Wakil Ketua dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan IPB periode , anggota Scientific Improvement Himpunan Profesi Tree Grower Community periode 2011/2012 dan anggota Divisi Patologi dan Entomologi Himpunan Profesi Tree Grower Community periode 2012/2013. Selain organisasi di atas, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di fakultas maupun departemen, diantaranya sebagai anggota divisi acara sekaligus wakil penanggung jawab BEM pada kegiatan Forester Cup 2011, anggota divisi acara kegiatan BELANTARA 2011, anggota divisi hubungan masyarakat kegiatan Bina Corps Rimbawan 2012, anggota divisi acara Tree Grower Community In Action Penulis telah melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan di Sancang Kamojang tahun 2011, tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi serta bulan Februari tahun 2013 penulis melaksanakan Praktik Kerja Profesi di KPH Jember, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dengan judul Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat di bawah bimbingan Prof Dr Ir Achmad, MS. dan Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi.

SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI

SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

LUAS SERANGAN DAN SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI

LUAS SERANGAN DAN SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 07 No. 1, April 2016, Hal 24-31 ISSN: 2086-8227 LUAS SERANGAN DAN SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI Area of Damage and Distribution

Lebih terperinci

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Hutan Pendidikan Gunung Walat Data Badan Pengelola HPGW tahun 2012 menunjukkan bahwa kawasan HPGW sudah mulai ditanami pohon damar (Agathis loranthifolia)

Lebih terperinci

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas HPGW secara geografis terletak diantara 6 54'23'' LS sampai -6 55'35'' LS dan 106 48'27'' BT sampai 106 50'29'' BT. Secara administrasi pemerintahan HPGW

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Gunung Walat Pembangunan Hutan Pendidikan Kehutanan berawal pada tahun 1959, ketika Fakultas Kehutanan IPB masih merupakan Jurusan Kehutanan, Fakultas

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 15 III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Lokasi dan Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) terletak 2,4 km dari poros jalan Sukabumi - Bogor (desa Segog). Dari simpang Ciawi berjarak

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI

PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh MENDUT NURNINGSIH E01400022 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TEKNIK PEMANFAATAN ANAKAN ALAM PUSPA (Schima wallichii (DC) Korth) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT (HPGW), SUKABUMI FITRI APRIANTI

TEKNIK PEMANFAATAN ANAKAN ALAM PUSPA (Schima wallichii (DC) Korth) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT (HPGW), SUKABUMI FITRI APRIANTI TEKNIK PEMANFAATAN ANAKAN ALAM PUSPA (Schima wallichii (DC) Korth) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT (HPGW), SUKABUMI FITRI APRIANTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN 1 PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT YUDHA ASMARA ADHI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400

Lebih terperinci

ANALISIS UNIT RESPON HIDROLOGI DAN KADAR AIR TANAH PADA HUTAN TANAMAN DI SUB DAS CIPEUREU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SANDY LESMANA

ANALISIS UNIT RESPON HIDROLOGI DAN KADAR AIR TANAH PADA HUTAN TANAMAN DI SUB DAS CIPEUREU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SANDY LESMANA ANALISIS UNIT RESPON HIDROLOGI DAN KADAR AIR TANAH PADA HUTAN TANAMAN DI SUB DAS CIPEUREU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SANDY LESMANA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran rayap tanah di berbagai vegetasi Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki luas wilayah 359 ha, dari penelitian ini diperoleh dua puluh enam contoh rayap dari lima

Lebih terperinci

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT ZANI WAHYU RAHMAWATI

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT ZANI WAHYU RAHMAWATI PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT ZANI WAHYU RAHMAWATI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN HUTAN PINUS (Pinus merkusii) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM START MENGGUNAKAN UNIT CONTOH LINGKARAN KONVENSIONAL

Lebih terperinci

LAJU INFILTRASI TANAH DIBERBAGAI KEMIRINGAN LERENG HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT LINGGA BUANA

LAJU INFILTRASI TANAH DIBERBAGAI KEMIRINGAN LERENG HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT LINGGA BUANA LAJU INFILTRASI TANAH DIBERBAGAI KEMIRINGAN LERENG HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT LINGGA BUANA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU

PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT. SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER KALIMANTAN TENGAH Oleh : SUTJIE DWI UTAMI E 14102057 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

DAMPAK PENYIAPAN LAHAN Acacia crassicarpa TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BUSUK AKAR PUTIH SYAMSI FAUQO NURI

DAMPAK PENYIAPAN LAHAN Acacia crassicarpa TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BUSUK AKAR PUTIH SYAMSI FAUQO NURI DAMPAK PENYIAPAN LAHAN Acacia crassicarpa TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BUSUK AKAR PUTIH SYAMSI FAUQO NURI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 DAMPAK PENYIAPAN

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) BUDIYANTO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT YUDHA ASMARA ADHI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FUNGI PADA PEMBIBITAN JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di SAMPALI MEDAN SKRIPSI

IDENTIFIKASI FUNGI PADA PEMBIBITAN JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di SAMPALI MEDAN SKRIPSI IDENTIFIKASI FUNGI PADA PEMBIBITAN JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di SAMPALI MEDAN SKRIPSI Oleh : Maharani D Purba 081202028 / Budidaya Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN MEDAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) SECARA KULTUR TEKNIS DAN HAYATI MIFTAHUL HUDA

PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) SECARA KULTUR TEKNIS DAN HAYATI MIFTAHUL HUDA PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) SECARA KULTUR TEKNIS DAN HAYATI MIFTAHUL HUDA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ABSTRAK MIFTAHUL

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA PEUBAH TEGAKAN PINUS PADA AREAL REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT FADEL IBNU PERDANA

MODEL PENDUGA PEUBAH TEGAKAN PINUS PADA AREAL REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT FADEL IBNU PERDANA MODEL PENDUGA PEUBAH TEGAKAN PINUS PADA AREAL REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT FADEL IBNU PERDANA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

LAPORAN ECOLOGICAL SOCIAL MAPPING (ESM) 2012 FOREST MANAGEMENT STUDENT S CLUB

LAPORAN ECOLOGICAL SOCIAL MAPPING (ESM) 2012 FOREST MANAGEMENT STUDENT S CLUB LAPORAN ECOLOGICAL SOCIAL MAPPING (ESM) 2012 FOREST MANAGEMENT STUDENT S CLUB The Exploration of Resources and Communities Interaction in Gunung Walat University Forest DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan

Lebih terperinci

PERSAMAAN PENDUGA VOLUME POHON PINUS DAN AGATHIS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT WIWID ARIF PAMBUDI

PERSAMAAN PENDUGA VOLUME POHON PINUS DAN AGATHIS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT WIWID ARIF PAMBUDI PERSAMAAN PENDUGA VOLUME POHON PINUS DAN AGATHIS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT WIWID ARIF PAMBUDI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

SEBARAN PENYAKIT AKAR PUTIH BEBERAPA CENDAWAN ANTAGONIS. Oleh A

SEBARAN PENYAKIT AKAR PUTIH BEBERAPA CENDAWAN ANTAGONIS. Oleh A SEBARAN PENYAKIT AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus (~watz) Van Ov.) PADA TANAMAN TEH (Cnmellin sinensis (L.) 0. Kuntze) DI LAPANG DAN EKSPLORASI BEBERAPA CENDAWAN ANTAGONIS Oleh ANNA ENDRI EIASTUTI -

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan

Lebih terperinci

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PAKET WISATA ALAM BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SISWA SMP DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MIFTACHU FIRRIDJAL

PENYUSUNAN PAKET WISATA ALAM BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SISWA SMP DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MIFTACHU FIRRIDJAL PENYUSUNAN PAKET WISATA ALAM BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SISWA SMP DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MIFTACHU FIRRIDJAL DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Landasan Hukum : SK. Menhut No. SK. 60/Menhut-II/2005 tanggal 9 Maret 2005

Landasan Hukum : SK. Menhut No. SK. 60/Menhut-II/2005 tanggal 9 Maret 2005 Landasan Hukum : SK. Menhut No. SK. 60/Menhut-II/2005 tanggal 9 Maret 2005 Lokasi : Desa Seneng, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor,

Lebih terperinci

JAP PADA TANAMAN KARET

JAP PADA TANAMAN KARET JAP PADA TANAMAN KARET Tanaman Karet Karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Brazilia, Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa tahun 1906. Tanaman karet dilihat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Rakyat 1. Pengertian Hutan Rakyat Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus

Lebih terperinci

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM Muhdi Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Hutan Departemen Kehutanan USU Medan Abstract A research was done at natural tropical

Lebih terperinci

ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H.

ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H. ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H. DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatibarang, Indramayu dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Administratif dan Geografis Secara geografis KHDTK Cikampek terletak di 06 0 25 00-06 0 25 48 LS dan 107 0 27 36-107 0 27 50 BT, kurang lebih 5 km sebelah selatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

PERLAKUAN STERILISASI EKSPLAN ANGGREK KUPING GAJAH (Bulbophyllum beccarii Rchb.f) DALAM KULTUR IN VITRO IWAN GUNAWAN

PERLAKUAN STERILISASI EKSPLAN ANGGREK KUPING GAJAH (Bulbophyllum beccarii Rchb.f) DALAM KULTUR IN VITRO IWAN GUNAWAN PERLAKUAN STERILISASI EKSPLAN ANGGREK KUPING GAJAH (Bulbophyllum beccarii Rchb.f) DALAM KULTUR IN VITRO IWAN GUNAWAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP GAMBARAN UMUM Tanamankaret(Haveabrasiliensis) merupakan salah

Lebih terperinci

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet) Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 11.8 milyar pada tahun

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii Jung et de Vriese) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT NURKHAIRANI DEPARTEMEN HASIL

Lebih terperinci

UJI INFEKSI Phaeophleospora sp. PADA KLON HIBRID Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla

UJI INFEKSI Phaeophleospora sp. PADA KLON HIBRID Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla UJI INFEKSI Phaeophleospora sp. PADA KLON HIBRID Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla SKRIPSI Paulus Stefan S. N. 101201101 Budidaya Hutan FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO Pendahuluan Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang strategis dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.

Lebih terperinci

KERAGAAN ROTAN DI AREAL KONSERVASI EX-SITU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI, JAWA BARAT NURHAMIDAH

KERAGAAN ROTAN DI AREAL KONSERVASI EX-SITU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI, JAWA BARAT NURHAMIDAH KERAGAAN ROTAN DI AREAL KONSERVASI EX-SITU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI, JAWA BARAT NURHAMIDAH DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENYADAPAN GETAH PINUS MENGGUNAKAN METODE BOR DENGAN BERBAGAI FREKUENSI PELUKAAN INDRI FEBRIANI

PENYADAPAN GETAH PINUS MENGGUNAKAN METODE BOR DENGAN BERBAGAI FREKUENSI PELUKAAN INDRI FEBRIANI PENYADAPAN GETAH PINUS MENGGUNAKAN METODE BOR DENGAN BERBAGAI FREKUENSI PELUKAAN INDRI FEBRIANI MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGARUH SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BIOMASSA SEMAI NON-SEKRESI Ceriops tagal DAN KANDUNGAN LIPID PADA TINGKAT POHON

PENGARUH SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BIOMASSA SEMAI NON-SEKRESI Ceriops tagal DAN KANDUNGAN LIPID PADA TINGKAT POHON PENGARUH SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BIOMASSA SEMAI NON-SEKRESI Ceriops tagal DAN KANDUNGAN LIPID PADA TINGKAT POHON RAMAYANI 081201030 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI. PEMETAAN PENYEBARAN POLUTAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA CILEGON BAKHTIAR SANTRI AJI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP PRODUKTIVITAS SERASAH, DEKOMPOSISI SERASAH, AIR TEMBUS TAJUK DAN ALIRAN BATANG SERTA LEACHING PADA BEBERAPA KERAPATAN TEGAKAN PINUS

STUDI TERHADAP PRODUKTIVITAS SERASAH, DEKOMPOSISI SERASAH, AIR TEMBUS TAJUK DAN ALIRAN BATANG SERTA LEACHING PADA BEBERAPA KERAPATAN TEGAKAN PINUS STUDI TERHADAP PRODUKTIVITAS SERASAH, DEKOMPOSISI SERASAH, AIR TEMBUS TAJUK DAN ALIRAN BATANG SERTA LEACHING PADA BEBERAPA KERAPATAN TEGAKAN PINUS (Pinus merkusii), DI BLOK CIMENYAN, HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH

PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH LAMPIRAN 7 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.1/Menhut-II/2009 Tanggal : 6 Januari 2009 PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH A. Identifikasi dan Deskripsi Calon Sumber Benih 1. Pemilik sumber benih mengajukan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA i PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 i PENGARUH PERENDAMAN

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesies-spesies pohon tersebut disajikan dalam Tabel 3 yang menggambarkan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesies-spesies pohon tersebut disajikan dalam Tabel 3 yang menggambarkan 32 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keanekaragaman Spesies Pohon Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa di Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura WAR terdapat 60 spesies pohon

Lebih terperinci

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH IFA SARI MARYANI

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH IFA SARI MARYANI DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau) IFA SARI MARYANI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO 1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji

Lebih terperinci

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH: RAFIKA HUSNA 110301021/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KARAKTERISTIK PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN PADA DAUN BIBIT TANAMAN Eucalyptus spp. DI PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBA SAMOSIR, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh Klara A Sembiring 041202003/

Lebih terperinci

EKSPLORASI DAN POTENSI JAMUR PELARUT FOSFAT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR PORSEA

EKSPLORASI DAN POTENSI JAMUR PELARUT FOSFAT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR PORSEA EKSPLORASI DAN POTENSI JAMUR PELARUT FOSFAT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR PORSEA SKRIPSI OLEH : DAVID UCOK SAGALA /081202061 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi , II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi Degradasi lahan adalah proses menurunnya kapasitas dan kualitas lahan untuk mendukung suatu kehidupan (FAO 1993). Degradasi lahan mengakibatkan hilang atau

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN.

ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. Dwi Nugroho Artiyanto E 24101029 DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112

Lebih terperinci

PENDUGAAN CADANGAN KARBON TUMBUHAN BAWAH PADA KEMIRINGAN LAHAN YANG BERBEDA DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KABUPATEN KARO SKRIPSI

PENDUGAAN CADANGAN KARBON TUMBUHAN BAWAH PADA KEMIRINGAN LAHAN YANG BERBEDA DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KABUPATEN KARO SKRIPSI PENDUGAAN CADANGAN KARBON TUMBUHAN BAWAH PADA KEMIRINGAN LAHAN YANG BERBEDA DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KABUPATEN KARO SKRIPSI Oleh SARTIKA EC SIALLAGAN 101201149 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir Faktor Penyebab Banjir ta 1 ta 2 ta 3 ta 4 RG VP Curah hujan 0.315 0.057 0.344 0.359 0.217 0.261 Jenis

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN GETAH PINUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI JAWA BARAT IBRAHIM HAMZAH

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN GETAH PINUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI JAWA BARAT IBRAHIM HAMZAH ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN GETAH PINUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI JAWA BARAT IBRAHIM HAMZAH DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 Nama Kelompok Rizky Ratna Sari Rika Dhietya Putri Ahmad Marzuki Fiki Rahmah Fadlilah Eka Novi Octavianti Bidayatul Afifah Yasir Arafat . Swietenia macrophylla

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : NAZRIAH PRATIWI / AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN

SKRIPSI. Oleh : NAZRIAH PRATIWI / AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA GENOTIPE DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI KECAMATAN TIGALINGGA DAN PEGAGAN HILIR KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : NAZRIAH

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi : METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Februari 2009. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutaan Institut

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2009 - Maret 2010. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur dan Laboratorium Penyakit Hutan

Lebih terperinci

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci