RODA GIGI LURUS. 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RODA GIGI LURUS. 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja."

Transkripsi

1 RODA GIGI LURUS 1. TUJUAN Agar Mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mengefrais dan mengalur (dloting) dalam pembuatan produk roda gigi lurus, modul 1,5 dan Z 30 dengan cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN : 1. Mesin bubut, mesin frais universal 2. Pisau frais M 1,5 3. Kikir rata halus 4. Jangka sorong 5. Mata bor ø 15 dan ø 16 (mm) 6. Bor senter 7. Mandrel 8. Bahan : Aluminium cor, ø 50 x 38 (mm) 3. TINDAKAN KEAMANAN / KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup 2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam (mengefrais). 4. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup. 5. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup.

2 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengkapan bubut dan frais kepada teknisi. 2. Chek ukuran bahan dan alat bantu yang diperlukan. 3. Mempersiapkan mesin bubut dan perlengkapannya. 4. Cekam benda kerja dan sisakan ± 3mm,kuatkan. 5. Bubut rata permukaan ujung benda kerja, kemudian lepas. 6. Cekam ujung benda kerja yang telah di bubut rata seperti langkah no 4, bubut rata ujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm. 7. Lakukan pengeboran senter. 8. Lakukan pengeboran dengan diameter mata bor 15 mm. 9. Lakukan pengeboran dengan mata bor ø 16mm, kurangi kecepatan pemakanan. 10. Lepas benda kerja, kemudian pasang pada mandrel dengan diameter 16mm. 11.Cekam mandrel, kemudian bubut rata permukaan benda kerja ø 43mm. 12.Tirus bagian ujung benda kerja 2x45 ⁰, lepas benda kerja. 13. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais. 14. Gunakan kepala pembagi dengan jumlah lobang Pasang benda kerja pada cekam kepala pembagi. 16.Menentukan titik nol pemakanan dengan cara : a. Nyalakan motor spindel utama b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau dengan memutar handel penurun dan penaik meja. c. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja. d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais. 17. Naikkan meja frais setinggi 3,25mm, sebagai tinggi gigi, kemudian makankan, jauhkan kembali.

3 18. Putar piring pembagi 1kali putaran dan 6 lubang pada piring pembagi Lakukan langkah kerja 17 dan 18, hingga terbentuk roda gigi. 20. Lepas roda gigi dari cekam maupun darin mandrel. 21. Rapikan bagian kepala roda gigi menggunakan kikir halus. 22. Buat lubang pasak. 23. Rapikan, beri nama dan nomor presensi, serahkan kepada dosen penguji. Perhitungan Mencari ukuran roda gigi a. Menghitung putaran kepala pembagi ( n ) n = 1 putaran engkol pembagi + 6 lubang pada piringan dengan lubang 18 b. Diameter jarak bagi roda gigi ( D ) D = M.Z D = 1,5 30 D = 45 mm c. Diameter puncak ( Dp ) Dp = D + 2M Dp = ,5 = 48 mm d. Jarak antara ( t )

4 t = = = 1,5 e. Lebar gigi ( b ) b = jarak antara gigi = 1,5 = 0,75 f. Tinggi gigi ( H ) H = Hp + Hk = M + 1,167 M = 1,5 + (1,167 1,5 ) = 3,25 mm 5. KESULITAN YANG DIALAMI. Dalam pembuatan ini yaitu pembuatan rodagigi lurus. Saya dalam praktikum ini mengalami kesulitan yaitu roda gigi yang dihasilkan dengan tinggi ( h ) akan menghasilkan gigi yang kurang singkron ( kepala gigi terlalu pipih ). Hal ini lebih disebabkan pada penyetingan pada saat pencekaman pengefraisannya kurang tepat, sehingga kemungkinan kelurusan dari penyetingannya kurang tercapai pula. Kemungkinan yang kedua lebih ditekankan pada kelurusan dari mesin, yaitu pada bidang senter yang ada. Hal ini terlihat pada semua hasil pengefrisan yang tercapai dari keseluruhan mahasiswa yang kurang tercapai pula kelurusannya pada saat penyenterannya. 6. CARA MENGATASI Setalah saya mengamati dengan jalas tentang kesulitan yang dihadapi, saya mempunyai solusi yang untuk mengatasinya. Solusinya adalah dengan dengan pemastian penyetingan secara tepat pada pencekamannya. Proses ini menjadi sangat

5 penting karena hal ini sangat menentukan pada hasil pengefraisan nanti. Pengechekan kelurusan dilakukan pada cekam pada mesin frais, yaitu dengan mencekam senter pula pada cekam, kemudian disentuhkan pada senter mesin frais. Amati dengan benar apakah sentuhan senter tersebut pada ujungnya atau tidak. Jika ujung itu saling bersentuhan dengan tepat maka bias dipastikan bahwa cekam yang akan kita gunakan dalam keadaan senter. Setelah cekam itu benar-benar senter, pengefraisan itupun sudah bias mulai dilakukan. 7. SARAN 1. Penyetingan pada saat proses pencekaman harus dilakukan dengan benar, kebenaran penyetingan ini akan berpengaruh pada hasil pencapaian akhir nantinya. 2. Gunakan alat yang ada sesuai dengan fungsinya. 3. Taatilah semua kaidah K3 yang ada. 4. Berdoalah sebelum praktikum. 8. GAMBAR

6 RODA GIGI MIRING 1. TUJUAN Agar mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi miring dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mengefrais dan mengalur dalam pembuatan produk roda gigi miring, Modul 1,5 dan Z 25 dengan cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin bubut, mesin frais universal. 2. Pisau roda gigi dengan M 1,5 3. Kikir rata halus. 4. Mata bor Ø15 dan Ø 16 (mm). 5. Bor senter. 6. Jangka sorong. 7. Mandrel. 8. Bahan :Aluminium cor, Ø 50 x 38 (mm). 3. TINDAKAN KEAMANAN ATAU KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin pada saat mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakan semua alat pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam. 4. Dilarang membersihkan tatal mesin pada saat mesin masih hidup.

7 5. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup. 6. Gunakan cairan pendingin ketika mengefrais roda gigi. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta peralatan dan bahan kepada teknisi. 2. Mengukur benda kerja. 3. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin bubut. 4. Jepit benda kerja pada cekam, sisakan ujung benda kerja 3 mm. 5. Bubut rata permukaan ujung benda kerja, lepas kemudian balik posisi benda kerja. 6. Bubut rata permukaan benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm. 7. Lakukan pengeboran senter pada ujung benda kerja. 8. Lakukan pengeboran menggunakan mata bor Ø 16 mm, lepas benda kerja kemudian pasang pada mandrel. 9. Jepit mandrel, kemudian bubut rata permukaan benda kerja dengan Ø 50 mm 10. Bubut rata Ø 30 x 10 mm, lepas benda kerja 11. Mempersiapkan mesin dan perlengkapan kerja frais. 12. Menentukan titik nol pemakaian : a. Pasang benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin frais 39 derajat. b. Menentukan titik pemakanan dengan cara : Nyalakan motor spindle utama. c. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan possisi pisau dengan memutar handle penurun dan penarik meja. d. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja,.

8 e. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. f. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais. g. Naikkan meja frais setinggi 4,33 mm sebagai tinggi gigi, makankan pada pisau frais 13. Nyalakan mesin dan eretan otomatis. 14. Setelah terbentuk gigi, putar engkol pembagi sebanyak 1 putaran, dan 11 lubang pada piringan pembagi 29. Lakukan langkah kerja tersebut sehingga roda gigi miring terbentuk. 15. Rapikan benda kerja, beri nama, nomer presensi, kemudian serahkan kepada dosen penguji. Perhitungan : Mencari ukuran roda gigi: a. Diameter jarak bagi (D) D = M. Z = 1,5 x 29 = 43,5 mm b. Diameter puncak (Dp) Dp = D +2M = 43,5 +2 x 1,5 = 47,5 mm c. Tinggi gigi (H) H =Hp + Hk

9 = M+ 1,167 x M = 1,5 + (1, 167 x 1.5) = 3,25 mm d. Menghitung putaran kepala pembagi (n) = 1 putaran engkol pembagi + 11 lubang pada piring pembagi KESULITAN YANG DIALAMI Dalam praktikum kali ini tentang pembuatan roda gigi Heliks atau roda gigi miring saya mendapati kesulitan. Diantara kesulitan-kesulitan yang ada adalah kesulitan pada pembentukan giginya yaitu gigi-gigi yang punya ketebalan yang sama. Kesulitan inipun muncul kembali setelah saya praktikum pembuatan roda gigi lurus. Kesulitan yang kedua yaitu pencapaian kehalusan dari pembentukan gigi-gigi itu. Kehalusan yang kurang tercapai ini akan mengurangi segi estetika serta keindahannya dan tingkat kehalusannya pun kurang terpenuhi. 6. CARA MENGATASI Setelah saya mengamati kesulitan yang saya alami, saya dapat melakukan solusi-solusi yangdapat mengatasinya yaitu, Solusi yang pertama yaitu dengan memastikan kelurusan dari pencekaman yang dilakukan. Kelurusan ini harus dichek dulu dari keadaan cekam mesin frais itu. Sehingga apabila sudah diyakini bahwa penyetingan itu sudah lurus, maka proses pengefraisan itu sudah bias dilakukan. Solusi yang kedua yaitu tentang pencapaian kehalusan gigi dengan penggerakan eretan yang pelan-pelan ataupun bias dilakukan secara otomatisasi. Pergerakan yang pelan ini bertujuan untuk kehalusannya sehingga proses penyayatan terjadi di semua bidang secara merata. 7. SARAN 1. Pastikan penyetingan pada cekam frais benar-benar lurus. 2. Gunakan alat yang ada sesuai dengan fungsinya. 3. Taatilah semua kaidah K3 yang ada. 4. Berdoalah sebelum praktikum. 8. GAMBAR

10 RACK LURUS 1. TUJUAN Agar mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) gigi rack lurus dengan mesin sekrap sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mensekrap dalam pembuatan produk gigi rack lurus,modul 1,5 dan panjang (p) 100 mm.

11 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin sekrap 2. Pisau roda sisi dengan M 1,5 3. Kikir rata halus 4. Jangka sorong 5. Bahan : Alumunium cor,30 x 30x 110 (mm) 6. Palu plastik 7. Siku baja 3. TINDAKAN KEAMANAN / KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubahkecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakan semua alat ukur di tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata 4. Tidak membersihkan tatal pada saat mesin masih berjalan. 5. Tidak meninggalkan mesin dalam keadaan hidup. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengkapan kerja dan frais 2. Mengukur benda kerja 3. Memprsiapkan peralatan dan perlengkapan mesin sekrap 4. Jepit benda kerja pada ragum sekrap dengan posisi horizontal sisakan 4 mm 5. Nyalakan spindal utama, sekrap rata permukaan benda kerja,jauhkan pahat,lepas benda kerja 6. Putus posisi benda kerja searah maupan berlawanan arah jarum jam,kuatkan ragum 7. Gunakan bagian benda yang telah di sekrap sebagaian acauan ke rataan atau kesikuan 8. Lakukan langkah kerja no. 5, usahakan posisi benda kerja benar benar dalam keadaan siku 9. Lakukan langkah kerja no.5 sehingga terbentuk ukuran lebar 24 x 24 mm

12 10. Lepas benda kerja, kemudian jepit benda kerja dengan posisi vertical,siku bagian tepinya. 11. Lakukan langkah kerja seperti no Balik posisi benda kerja,lakukan langkah kerja no. 10,kemudian lakukan penyekrapan rata dengan panjang sesuai dengan gambar kerja (100 mm), lepas benda kerja 13. Mempersiapkan peralatan dan perlangkapan mesin frais untuk membuat roda gigi dengan modul 1,5 14. Jepit benda kerja pada ragum mesin frais,siku bagian tepi benda kerja 15. Menentukan titik nol pemakanan dengan cara a. Nyalakan motor spindel utama b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja,turunkan posisi pisau dengan memutar handel penurun dan penaik meja. c. Posisi pisau harus benar benar sejajar ( sesumbu) dengan benda kerja. d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais 16. Naikan meja frais setinggi 3,25 mm sebagai tinggi roda gigi 17. Lakukan pengefrais roda gigi pada ujung benda kerja, jauhkan posisi pahat. 18. Putar eretan melintang sejauh 4,7 mm, kemudian lakukan langkah kerja no Lakukan langkah kerja no 17 dan 18 sehingga terbentuk roda gigi seperti gambar kerja 20. Lepas benda kerja, pingul bagian sudut benda kerja agar tidak tajam 21. Beri nama, nomer presensi, kemudian serahkan kepada dosen penguji. Perhitungan: Menghitung ukuran roda gigi;

13 M=1,5 P=100 mm a. Tinggi gigi (H) H= Hp+Hk = M + 1,167.M = (1,167.1,5) = 3, 25 b. Pitch / Kisar K = M. = 1, 5 x 3, 14 = 4, 7 mm c. Jumlah gigi (Z) Z = = buah 5. KESULITAN YANG DIHADAPI Dalam pembuatan Rack lurus ini saya menemukan berbagai kesulitan. Kesulitan yang saya hadapi cenderung pada kesulitan penyetingan kesikuan bahkan kelurusan pada saat penyekrapan. Penyekrapan yang ini dilakukan untuk pembentukan segiempatnya. Dalam pemulaian penyayatan pembentukannya lebih miring sekitar kurang dari 1 sehingga untuk pencapaian ukuran yang tepat agak sulit, sehingga penarjetan ukuran hanya sebatas toleransi yang ada. Kesulitan yang kedua kami menemukan problem bahwa pada saat pengefraisan gigi,gigi bagian belakang atau terakhir terdapat sisa tempat. Hal ini lebih disebabkan pada penyetingan benda yang kurang tepat serta pada saat pemulaian penyayatan pada penyefraisannya. Kesulitan yang ketiga saya mendapati bahwa terdapat ukuran gigi yang berbeda. Hal inipun menurut saya lebih menuju pada penyetingan atau pencekaman pada mesin fraise yang kurang tepat pula. 6. CARA MENGATASI Cara mengatasi kesulitan yang saya hadapi, saya memiliki beberapa solusi diataranya yaitu untuk solusi pertama pada kesulitan penyetingan kesikuan yaitu dengan

14 menggunakan parallel strip yang sisinya sudah di sekrap sebagai acuan ataupun kita chek terlebih dahulu kesikuan dan kelurusan dari parallel strip itu. Solusi untuk permasalahan kedua yaitu memastikan blank dalam ukuran yang pas dalam perhitungan. Hal ini bertujuan pula agar pada saat penyetingan pada pengefraisan tidak terlalu kesulitan. Ukuran yang tepat akan mempermudah dalam pencekamannya sehingga teknik pencekamannya hanya langsung ditekan saja pada landasannya, dan tidak lupa pula harus diseting penyikuannya. Kesulitan yang ketiga mendapati bahwa terdapat ukuran gigi yang berbeda. Untuk solusi yang ketiga ini dengan memutar handle secara seksama agar tidak berubah ukuran. Pemutaran handle inipun harus dilakukan secara teliti serta jeli sehingga kesalahan yang mengkin terjadi bisa dihindari. 7. SARAN 1. Utamakan keselamatan kerja 2. Bahan yang keropos sebaiknya diganti 3. Gunakan alat-alat yang ada sesuai dengan fungsinya 4. Berdoalah sebelum praktikum. GAMBAR KERJA pitch

15 h =2.25 x M RODA GIGI PAYUNG 1. TUJUAN Agar mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi payung dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mengefrais dan mengalur (dloting) dalam pembuatan produk roda gigi paying Modul 2 dan Z 18 denagn cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin bubut, mesin frais universal

16 2. Pisau roda gigi dengan M 2 3. Mata bor Ø 15 dan reamer Ø Bor senter 5. Kikir rata halus 6. Jangka sorong 7. Mandrel 8. Bahan : Aluminium cor, Ø 38 x 32 mm 3. TINDAKAN KEAMANAN ATAU KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam. 4. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup. 5. Jangan meninggalan mesin ketika dalam keadaan hidup. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengapan kerja kepad teknisi. 2. Mempersiapkan mesin dan perlengkapan bubut. 3. Mengecek ukuran benda kerja, jepit benda kerja. 4. Lakukan pembubutan rata ujung benda kerja, lepas benda kerja. 5. Cekam ujung benda kerja yang telah dibubut seperti langkah nomor 3, bubut rata ujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 24 m. 6. Bor senter ujung benda kerja, lanjutan pengeboran dengan menggunakan mata bor Ø 10 dan Ø 16 secara berurutan dari yang paling kecil. 7. Lepas benda kerja, kemudian pasang pada mandrel Ø 16 (suaian sesak). 8. Jepit ujung mandrel kemudian bubut rata permukaan benda kerja hingga mencapai Ø x 24 mm.

17 9. Bubut rata permukaan benda kerja dengan Ø 27 x 14 mm, cemfer ujung benda kerja. 10.Bubut tirus permukaan benda kerja dengan sudut Lepas benda kerja dari cekam maupun mandrel, balik posisi benda erja pada mandrel, jepit pada cekam kembali. 12.Bubut tirus permuaan benda kerja dengan sudut Rubah posisi pahat dengan sudut 45 0 untuk membubut ujung permukaan benda kerja sesuai gambar, dengan kedalaman 3 mm, bubut secara bertahap, lepas benda kerja. 14. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais. 15.Pasang benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin frais Menentukan titik nol pemakanan dengan cara : a. Nyalakan motor spindle utama. b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau dengan cara memutar handle penaik dan penurun meja kerja. c. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja. d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais. Gambar posisi cekam dengan cutter frais

18 17. Naikan meja frais setingi 3.3 mm sebagai tinggi gigi, makankan pada pisau frais. 18. Buka kunci penjepit kepala pembagi, kemudian putar engkol pembagi sebanyak 2 kali + 4 lubang pada piring pambagi 18, kunci kembali kepala pembagi, makankan. 19. Laukan langkah kerja no 18, hinga terbentuk roda gigi. 20. Lepaskan benda kerja, rapikan, kemudian beri nama, NIM dan segera menyerahkan pada Dosen pembimbing. Perhitungan Mencari ukuran roda gigi : a. Menghitung putaran kepala pembagi n = n = 2 putaran engkol pembai + 4 luban pada piring pembagi 18 b. Diameter jarak pembagi (D) D = 26 mm c. Diameter puncak (Dp) Dp = mm d. Tinggi gigi (H) H = H6 dari tabel didapat : Batas penyimpangan maksimal diameter sebesar 0 mm Batas penyimpangan minimum diameter sebesar -11 µm Jadi : Diameter maksimal ynag diijinkan = 16 mm

19 Diameter miniimal yang diijinkan = 16-(0.11 mm) = Modul gigi (M) = 2 Sudut tirus (α) = 45 0 Jumlah gii (Z) = KESULITAN YANG DIHADAPI Dalam praktikum kali ini tentang roda gigi payung. Dalam praktikum inipun saya mendapati beberapa kesulitan. kesulitan itu yaitu pada saat pembentukan blanknya yaitu pada saat pembubutan cekungan yang ada pada pangkal gigi payungnya. Pembubutan yang dilakukan juga terjadi penyayatan dua kali (double). Hal ini lebih disebabkan pada pengasahan pahat yang kurang runcing kedepan. Kurang runcingnya pahat inipun menyebabkan permukaan yang terbentuk kuarng halus pula. Kesulitan yang kedua saya mendapati pada saat pembentukan madrel untuk pencekaman blanknya nanti. Inipun harus diperhitungkan dengan benar antara diameter lubang yang telah dibentuk dengan diameter madril yang akan dibuat. 6. CARA MENGATASI Setelah saya mengamati kesulitan yang saya hadapi diatas saya mempunyai beberapa solusi yang bias mengatasi kesulitan itu yaitu pada proses pengasahan pahat untuk pembentukan cekungan blank gigi payung harus benar-benar runcing. Keruncingan inipun harus diperhitungkan dengan benar. Sebagai titik acuannya yaitu pada kedalaman dari cekungan. Sehingga panjang keruncingannya dibuat berdasarkan ukuran itu. Solusi yang kedua yaitu tentang pembentukan madril harus benar-benar pula diperhitungkan dengan diameter pengefraisannya. Sehingga sinkronisasi diameter ini akan bersesuaian langsung dengan pengepresan yang tidak terlalu menekan tetapi kuat. 7. SARAN 1. Buatlah madril bersesuaian sekecil mungkin, sehingga penekanan yang ditimbulkan tidak terlalu menekan tetapi kuat kuat untuk memegang roda gigi. 2. Gunakanlah alat yang ada sesuai dengan fungsinya. 3. Ikutilah semua standar K3 yang ada. 4. Berdoalah sebelum praktikum. 8. GAMBAR

20 SARUNG TIRUS BOR 1. TUJUAN Agar mahasiswa :

21 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) sarung tirus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Dapat terampil membubut tirus luar dan tirus dalam dengan cara dan sikap yang benar. 3. Dapat terampil mengefrais bentuk frais dan membuat radius dengan cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin bubut, mesin frais universal 2. Tool box ( kunci L 8 dan L 4, chak, plat pengganjal, kepala center ) 3. Bor center 4. Pahat bubut HSS 3/8 x 4 5. Kikir rata halus 6. Jangka sorong 7. Mata bor Ø 7 dan Ø 15 sebagai pemegang bahan untuk penirusan luar 8. End mill Ø7,5 mm, dan Ø14 mm 9. Bahan : Aluminium cor, Ø 38 x 32 mm 3. TINDAKAN KEAMANAN ATAU KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam. 4. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup.

22 5. Jangan meninggalan mesin ketika dalam keadaan hidup. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengapan kerja kepada teknisi. 2. Mempersiapkan mesin dan perlengkapan bubut. 3. Mengecek ukuran benda kerja, 4. Jepit benda kerja pada cekam mesin bubut, sisakan ± 3 mm, bubut rata permukaan ujung benda kerja, kemudian lakukan pengeboran center. 5. Balik benda kerja, lakukan langkah no. 4, sehingga panjang benda mencapai 98 mm, lepas benda kerja, kemudian jepit ujung benda kerja, sehingga tersisa ± 20 mm 6. Lakukan pembubutan rata permukaan benda kerja denganpanjang 13 mm, dan Ø 18,6 mm 7. Balik posisi benda kerja, jepit bagian ujung benda kerja yang telah selesai di bubut dengan melapisinya menggunakan plat tipis agar benda tidak tergores oleh hasil cekaman chak, tahan ujung benda kerja dengan center kepala lepas. 8. Bubut rata Ø 25 mm x 85 mm, lepas benda kerja, jepit kembali benda kerja hingga tersisa ± 20 mm 9. Lakukan pengeboran dengan mata bor Ø 5, Ø 10,dan Ø 15 mm, secara bertahap. 10.Lakukan pembubutan tirus dalam, seting eretan mesin bubut 1, 26, hingga diameter ujung benda kerja mencapai 17,8 mm. 11. Lepas benda kerja, lanjutkan dengan pengefraisan pembuatan lubang kunci dan radius 7 mm. 12. Setting secukupnya mesin frais universal, gunakan kepala pembagi dalam pekerjaan ini.

23 13. Jepit benda kerja pada rhang kepala pembgi, tahan bagian ujung benda kerja menggunakan center kepala lepas. 14. Langkah kerja membuat lubang kunci : a. Lakukan pengukuran panjang lubang yang akan dibuat b. Lakukan penitikan pada garis yang akan di bor, pasang benda kerja seperti langkahkerja no 13. c. Pastikan titik yang anda buat tegak lurus dengan mata bor. d. Bor benda kerja dengan disertai water cooling. e. Lakukan pengeboran yang sama pada titik yang anda buat. 15. Langkah pengefraisan lubang kunci a. Ganti mata bor dengan pisau frais ( Endmill ) Ø7,5 b. Masukan 1 mm pada lubang bekas boran yang telah anda buat, lakukan pemakanan memanjang,sehingga terbentuk lubang kunci seperti ukuran dan bentuknya pada gambar kerja. 16. Pembuatan radius : a. Ganti pisau frais Ø14 mm, seting benda kerja. b. Tentukan titik nol dengan menempelkan kertas kemudian endmill yang sedang berputar disentuhkan pada sisi benda hingga kertas tergores. c. Lakukan pemakanan sehingga mencapai ukuran sesuai dengan gambar kerja. d. Setelah selesai putar engkol pembagi sebanyak 20 kali putaran. e. Lakukan langkah kerja c. 17. Lepaskan benda kerja, kemudian lakukan pembubutan tirus luar, dengan cara :

24 a. Masukan ujung benda kerja yang telah di libang pada mandril,jepit benda mandril pada rahang mesin bubut. b. Tahan bagian ujung benda kerja dengan center kepala lepas, seting benar benar center. c. Lakukan pembubutan tirus, dengan sudut 1, Lepaskan benda kerja, rapikan, kemudian beri nama, NIM dan segera menyerahkan pada Dosen pembimbing. 5. KESULITAN YANG DIHADAPI Dalam praktikum kali ini yaitu tentang pembuatan sarung tirus saya mendapati beberapa kesulitan, yaitu kesulitan yang pertama adalah pada saat pembentukan sudut morse, kehalusan yang dicapai kurang terpenuhi. Kesulitan yang kedua yaitu pada saat pengefraisan pembentukan kurang tepatnya pencapaian ukurannya. Proses pengefraisan ini menjadi sangat penting karena menentukan pada penyesuaian dengan sarung tirus yang lain nantinya. 6. CARA MENGATASI Setelah mengamati kesulitan yang dihadapi saya dapat mengambil solusinya yaitu yang pertama tentang pencapaian kehalusan tirus morse, dengan pergerakan eretan yang dijalankan secara pelan atau penggunaan otomatisasi sehingga pergerakan yang dilakukan lebih stabil sehingga akan berpengaruh pula pada pencapaian permukaan sayat yang lebih merata. Untuk solusi yang kedua yaitu tentang proses pengefraisannya. Proses ini harus dilakukan dengan sangat teliti. Kejelian ini diperlukan pada saat kita melakukan pergerakan setiap eretan dalam penyayatannya. Kita harus benar-benar mengetahui skala ukur pada eretan, baik itu pergerakan melintang atau memanjang. Setelah kita mengetahuinya secara jelas, baru kita mulai penyayatan, tetapi proses penyayatan inipun harus dilakukan secara hati-hati dan senantiasa mengikuti kaidah K3. 7. SOLUSI 1. Pastikan bahwa kita telah mengetahui secara pasti tentang skala ukur yang ada. 2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. 3. Senantiasa ikutilah kaidah-kaidah K3 yang telah diterapkan. 4. Berdoalah sebelum praktikum.

25 8. GAMBAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester 3 INSTRUKSI KERJA RODA GIGI LURUS 300 Menit No. LST/MES/STM320/ 01 Revisi : 01 Tgl : 04 September 2007 Hal 1 dari 3 TUJUAN Agar mahasiswa : Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT Dr. Wagiran MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT (Aplikasi Pendekatan Konstruktivistik Model Self Assessment) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 Proses Pemesinan

Lebih terperinci

Job Sheet. Pemesinan Frais MES 6324

Job Sheet. Pemesinan Frais MES 6324 Job Sheet Pemesinan Frais MES 6324 Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 JOB SHEET PEMESINAN FRAIS / MES 6324 Disusun Oleh: Drs. NURDJITO, MPd. & TIM PEMESINAN

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS Komponen: RUMAH RAGUM Agar mahasiswa : Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) ring poros arbor dengan mesin bubut sesuai ukuran gambar kerja. 1. Mesin Frais 2. Vernier caliper 3. Bor 1. Jangan merubah kecepatan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI TUGAS I MEMBUBUT POROS LURUS ( 2 JAM KEGIATAN )... 2 TUGAS II MEMBUBUT BERTINGKAT ( 4 JAM KEGIATAN )...

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : Bagian Bagian Utama Mesin Milling ( Frais ) 1. Spindle utama Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : a. Vertical spindle b. Horizontal

Lebih terperinci

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian 135 LAMPIARN 1.4 SOAL TEST UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu : 60 menit Sifat Ujian : Tutup Buku PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, dan kelas

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

2. Mesin Frais/Milling

2. Mesin Frais/Milling 2. Mesin Frais/Milling 2.1 Prinsip Kerja Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais Kegiatan Belajar Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Menentukan Peralatan

Lebih terperinci

c. besar c. besar Figure 1

c. besar c. besar Figure 1 1. Yang termasuk jenis pahat tangan adalah. a. pahat tirus. d. pahat perak b. pahat alur e. pahat intan c. pahat chamfer 2. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan agar pemasangan kepala palu agar kuat

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: B 2010 1. Gambar pandangan dengan metode proyeksi sudut ketiga

Lebih terperinci

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa Materi 6 Memilih alat Bantu yang digunakan. Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan bantu yang digunakan untuk membuat benda kerja. Antara lain : a. Mesin Vertical 1) Ragum (catok) Benda kerja

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 PSOAL: F018-PAKET B-08/09 1. Sebuah batang bulat dengan diameter 20 mm harus

Lebih terperinci

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I 1. Mengasah Pahat Bubut 2. Membubut Poros Lurus 3. Mur Segi Enam 4. Membuat Tangkai Penindih 5. Membuat Baut Bertingkat 6. Membuat Poros Eksentrik 7. Membuat Parallel

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor 3. Mesin Bor 3.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais BAB III MESIN FRAIS 3.1 Pengertian Mesin Frais Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Proses manufaktur merupakan satu mata kuliah yang harus di kuasai oleh mahasiswa teknik. Oleh karenanya melakukan praktikum proses manufaktur harus dilakukan

Lebih terperinci

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut BAB III MESIN FRAIS A. Prinsip Kerja Mesin Frais Mesin frais adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PIRINGAN PISAU PADA MESIN PERAJANG SINGKONG

PROSES PEMBUATAN PIRINGAN PISAU PADA MESIN PERAJANG SINGKONG PROSES PEMBUATAN PIRINGAN PISAU PADA MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3 Program

Lebih terperinci

Pengefraisan Roda Gigi Helik/Miring

Pengefraisan Roda Gigi Helik/Miring MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Pengefraisan Roda Gigi Helik/Miring Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Pengefraisan Roda Gigi Helik/Miring a.

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan 1 1. MESIN BUBUT 1.1 Umum Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK I PEMBUATAN RODA GIGI CACING

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK I PEMBUATAN RODA GIGI CACING TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK I PEMBUATAN RODA GIGI CACING Disusun Oleh : Muhammad Hanif B. ( 2113030022 ) Dosen Pembimbing : Ir. Nur Husodo, M.Sc. PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. bentuk poros transmisi horisontal dan poros transmisi. vertikal yang benar dan sesuai ukuran yang diinginkan.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. bentuk poros transmisi horisontal dan poros transmisi. vertikal yang benar dan sesuai ukuran yang diinginkan. BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam proses pekerjaan di bengkel, baik itu pemesinan maupun fabrikasi pasti tidak terlepas dari gambar kerja. Gambar kerja merupakan bahan

Lebih terperinci

BAB VI Mesin Shaping I

BAB VI Mesin Shaping I BAB VI Mesin Shaping I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin shaping. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin shaping. 3. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR KODE MODUL M.7.32A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Persiapan Kerja Bubut

Persiapan Kerja Bubut MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Persiapan Kerja Bubut Kegiatan Belajar Dwi Rahdiyanta FT-UNY Persiapan-persiapan sebelum pekerjaan a. Tujuan Pembelajaran. 1.) Mahasiswa mampu memahami langkah

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI Oleh : Fajar Herlambang 11320006.p UNIVERSITAS IBA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN 2013 BAB I MESIN BUBUT Gambar 1. Mesin bubut Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 SOAL NAS: F018-PAKET A-08/09 1. Sebuah poros kendaraan terbuat dari bahan St

Lebih terperinci

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT Oleh : Purgiyanto JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) 66 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang

Lebih terperinci

BAB III Mesin Milling I

BAB III Mesin Milling I BAB III Mesin Milling I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin milling. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin milling 3. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MODUL II 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MESIN BUBUT 1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada mesin bubut. 2. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari mesin bubut. 3. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis mesin

Lebih terperinci

M O D U L T UT O R I A L

M O D U L T UT O R I A L M O D U L T UT O R I A L MESIN BUBUT LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017/2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN Riles M. Wattimena, Hartono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

2.11 Jenis-Jenis Pemotongan/Pemakanan pada Mesin Frais Pemotongan Mendatar (Horizontal) 352

2.11 Jenis-Jenis Pemotongan/Pemakanan pada Mesin Frais Pemotongan Mendatar (Horizontal) 352 a. Pelajari dan ikuti petunjuk SOP sebelum mengoperasikan mesin frais. b. Pelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efisien. c. Tentukan karakteristik bahan yang akan dikerjakan

Lebih terperinci

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Kegiatan Belajar MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Dwi Rahdiyanta FT-UNY Membubut Komplek : Ulir, Tirus, Eksentrik, dan Membubut Benda a. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut BAB II MESIN BUBUT A. Prinsip Kerja Mesin Bubut Mesin bubut merupakan salah satu mesin konvensional yang umum dijumpai di industri pemesinan. Mesin bubut (gambar 2.1) mempunyai gerak utama benda kerja

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT 1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.

Lebih terperinci

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL FRAIS VERTIKAL 1. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada Mesin Frais b. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari Mesin Frais c. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Mesin Frais

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 15, No. 2, November 2015, 100-210 TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI Anhar Khalid (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek kerja bangku merupakan usaha sadar membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan skill yang sesuai standar untuk bekerja di industri

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PERKAKAS PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN PERMESINAN TINGKAT : II ( DUA )

MODUL PEMBELAJARAN BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PERKAKAS PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN PERMESINAN TINGKAT : II ( DUA ) MODUL PEMBELAJARAN BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PERKAKAS PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN PERMESINAN TINGKAT : II ( DUA ) Topik Modul : Membubut Ulir Segitiga luar dan Ulir

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN POROS TETAP, POROS GESER DAN ROLLER PADA ALAT/MESIN PENGEROLL PIPA PROYEK AKHIR

PROSES PEMBUATAN POROS TETAP, POROS GESER DAN ROLLER PADA ALAT/MESIN PENGEROLL PIPA PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN POROS TETAP, POROS GESER DAN ROLLER PADA ALAT/MESIN PENGEROLL PIPA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Pengoperasian Mesin Bubut Dwi Rahdiyanta FT-UNY Kegiatan Belajar Pengoperasian Mesin Bubut a. Tujuan Pembelajaran. 1.) Siswa dapat memahami pengoperasian mesin

Lebih terperinci

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd 1 A. PENGERTIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook:

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

Pengefraisan Roda Gigi Lurus dan Rack

Pengefraisan Roda Gigi Lurus dan Rack MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Pengefraisan Roda Gigi Lurus dan Rack Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Pengefraisan Roda Gigi Lurus dan Rack

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN MENGEDIT PROGRAM MESIN CNC

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN MENGEDIT PROGRAM MESIN CNC SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN MENGEDIT PROGRAM MESIN CNC BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT)

MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT) 1 MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT) TUJUAN PEMBELAJARAN Diharapkan Mahasiswa menguasai keterampilan mengasah pisau (tools) dengan memakai Tools Grinder dengan benar. BAHAN PEMBELAJARAN A. Tools Grinder 1.

Lebih terperinci

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut

Lebih terperinci

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap BAB IV MESIN SEKRAP 4.1 Pengertian Mesin Sekrap Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak- balik secara vertikal maupun horizontal. Mesin sekrap mempunyai gerak utama bolak-balik

Lebih terperinci

Job Sheet Pemesinan Bubut

Job Sheet Pemesinan Bubut Job Sheet Pemesinan Bubut MES5319 Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta JOB SHEET PEMESINAN BUBUT - MES 5319 DISUSUN OLEH : Drs. NURDJITO, MPd. & TIM PEMESINAN JURUSAN

Lebih terperinci

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais.

Lebih terperinci

Memprogram Mesin CNC (Dasar)

Memprogram Mesin CNC (Dasar) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN Memprogram Mesin CNC (Dasar) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN BAB III PEMESINAN FRAIS B. SENTOT WIJANARKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB 3 PROSES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Dewasa ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin pesat perkembangannya, sehingga diharapkan setiap mahasiswa, terutama mahasiswa teknik mesin harus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Disusun Oleh: Nama : Yulianus Dodi NIM : 201531014 Fakultas/Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN JUNI 2017

Lebih terperinci

mata kuliah Proses Produksi with Dr.Eng.Ir. RUDI SUHRADI RACHMAT, M.Eng TURNING

mata kuliah Proses Produksi with Dr.Eng.Ir. RUDI SUHRADI RACHMAT, M.Eng TURNING Turning and Milling 2 Desember 2012 temonsoejadi Bahan kuliah, proses produksi bagian bagian mesin bubut, bagian bagian mesin frais, bubut, bubut dan frais, fatek unisma, frais, KERJA MESIN BUBUT, kerja

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : 5201407055 Prodi : PTMSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 200 I. JENIS PEKERJAAN : 1. Mebubut

Lebih terperinci

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY MODUL MESIN CNC-3 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi ke tiga ini siswa diharapkan mampu

Lebih terperinci

MATERI KULIAH CNC Memasang Cekam dan Benda kerja Mesin Frais CNC

MATERI KULIAH CNC Memasang Cekam dan Benda kerja Mesin Frais CNC 1. Kegiatan Belajar MATERI KULIAH CNC Memasang Cekam dan Benda kerja Mesin Frais CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Instruksi memasang cekam dan benda kerja mesin freis

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN Abstrak Sunarto, Hartono, Suyadi Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

Teknik Pemesinan Frais 2

Teknik Pemesinan Frais 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Teknik Pemesinan Frais 2 SMK / MAK Kelas XI Semester 4 Teknik Pemesinan Frais 2 i DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor Materi : Editor

Lebih terperinci

INSTRUMEN VERIFIKASI SMK PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

INSTRUMEN VERIFIKASI SMK PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN DOKUMEN NEGARA P DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 INSTRUMEN VERIFIKASI SMK PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program

Lebih terperinci

BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling)

BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling) BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling) 189 P roses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN POROS TRANSMISI VERTIKAL DAN POROS TRANSMISI HORISONTAL PADA MESIN GERABAH SEMI OTOMATIS

PROSES PEMBUATAN POROS TRANSMISI VERTIKAL DAN POROS TRANSMISI HORISONTAL PADA MESIN GERABAH SEMI OTOMATIS LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN POROS TRANSMISI VERTIKAL DAN POROS TRANSMISI HORISONTAL PADA MESIN PEMUTAR GERABAH SEMI OTOMATIS Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK Sunarto Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau sunarto@polbeng.ac.id Abstrak Ulir metrik adalah salah satu

Lebih terperinci

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut PBAB II MESIN BUBUT 2.1 Pengertian Mesin Bubut Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam, gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan utamanya berputar. Proses

Lebih terperinci

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR Presentasi Proses Produksi 2 MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR MESIN PENGGURDIAN Mesin Penggurdian adalah membuat lobang dalam sebuah obyek dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Hal yang sama dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tinjauan Singkat Poros Transmisi 1. Definisi Poros Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti

Lebih terperinci

ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan

ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan Kode : F1254 Alokasi Waktu : 120 Menit Jenis Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Soal Tahun Pelajaran : Paket Soal :

Lebih terperinci

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Pada saat sekarang ini, perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk dapat menggunakan alat-alat teknologi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan

Lebih terperinci