BAB II LANDASAN TEORI. judul skripsi ini, yaitu tentang zakat harta dan anak di bawah perwalian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. judul skripsi ini, yaitu tentang zakat harta dan anak di bawah perwalian."

Transkripsi

1 16 BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini penulis akan memaparkan landasan teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yaitu tentang zakat harta dan anak di bawah perwalian. A. Konsep Zakat 1. Definisi Zakat Sebelum membahas tentang definisi zakat harta, terlebih dahulu penulis akan membahas tentang teori zakat secara umum terlebih dahulu. a. Pengertian zakat dari segi bahasa Zakat berasal dari bahasa Arab, yaitu: ص ما ن ص ما ء yang berarti mensucikan-atau membayar zakat. 1 Sebagaimana kata zakat disebutkan Firman Allah yang terdapat pada Al-Qur an: At-Taubah ayat: 103 Artinya: ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) 1 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsiran Al-Qur an, 19730, hlm. 156

2 17 ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 2 b. Pengertian zakat dari segi terminologi atau istilah terdapat pada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ulama, antara lain: 1) Sayyid Sabiq, dalam kitabnya Fiqh Sunnah Pada Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa zakat adalah sebutan dari sesuatu hak Allah Ta ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan atau beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan pelbagai kebaikan. 3 2) Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Hukum Zakat Pengertian zakat menurut bahasa, zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Zaka berarti tumbuh dan berkembang, dan seseorang itu zaka berarti orang-orang baik 4. Ini berarti juga jika seseorang tersebut mengeluarkan zakat, harta dan jiwanya akan menjadi bersih dan baik. Secara nyata, harta yang dikeluarkan untuk zakat memang akan berkurang, namun sebenarnya harta yang kita miliki adalah harta yang kita keluarkan untuk berzakat, tidak akan berkurang melainkan akan tumbuh dan berkembang. 2 Rifai I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Op.Cit, hlm Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm. 5 4 Yusuf Qardhawi, Op.Cit, hlm. 34

3 18 3) Al-Mawardi, dalam kitabnya Al-Hawi yang dikutip oleh Hasby Ash- Shidiqie Zakat itu sebutan untuk pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu untuk diberikan kepada golongan tertentu. 4) Syekh Muhammad Qasim Al-Ghazzi, dalam kitabnya Fatul Qarib Zakat berarti sebagian harta yang diambil dari harta seseorang untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. 5 5) Menurut Istilah dalam Syari ah Menurut Syari ah zakat ialah sejumlah harta (uang atau benda) yang wajib dikeluarkan dari milik seseorang, untuk kepentingan kaum fakir miskin, serta anggota masyarakat lain yang memerlukan bantuan dan berhak menerimanya. 6 Pengertian zakat juga disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat yang disebutkan dalam Pasal 1 butir 2 yaitu, Zakat menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. 5 Muhammad Qasim Al-Hizzi, Fathul Qarib, Alih Bahasa Ibnu Zuhri, (Bandung: Trigenda Karya, 1999), hlm Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur an, As-Sunnah dan Pendapat Para Ulama, Cetakan V, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 273

4 19 Orang yang berhak menerima zakat atau disebut juga mustahik disebutkan dalam Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun Berdasarkan dari beberapa uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan zakat adalah bagian harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada orang tertentu setelah mencapai jumlah tertentu dan setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu pula sesuai yang telah ditentukan oleh syariat. Harta yang sudah memenuhi syarat-syaratnya wajib untuk dizakati sebagai wujud rasa syukur seorang hamba atas segala nikmat yang telah Allah berikan dan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah serta membersihkan jiwa dan hartanya. Harta yang sudah dizakatkan akan mensucikan dan membersihkan harta lain yang dimiliki, juga untuk melipat gandakan harta lain yang diperoleh, menghindari fitnah dan terakhir untuk memberkahkan harta yang dimakannya. Penyebutan zakat memiliki beberapa macam istilah yang disebutkan di dalam Al-Qur an, antara lain: infak, shadaqah dan hak 7 Infak, Firman Allah SWT: Q.S At-Taubah 34 7 Hasbi Ash-Shidiqi, Pedoman Zakat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 5

5 20 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benarbenar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orangorang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih 8 Sedekah, Firman Allah SWT: Q.S At-Taubah: 60 Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. 9 Hak, Firman Allah SWT: Q.S Al-An aam: Rifai I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Op. Cit, hlm Ibid, hlm. 170

6 21 Artinya: dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. 10 Zakat digunakan untuk beberapa arti, namun yang berkembang dalam masyarakat, istilah zakat digunakan untuk sedekah wajib dan istilah shadaqah digunakan untuk sedekah biasa. 2. Dasar Hukum Zakat Zakat harta merupakan salah satu dari jenis zakat yang wajib dibayarkan oleh umat Islam saat hartanya sudah memenuhi syarat-syaratnya (tercapai nisab dan haulnya). Dasar hukum zakat harta terdapat di semua sumber hukum Islam, diantaranya adalah: a. Al-Qur an 1) Firman Allah dalam Al-Qur an Q.S Al-Baqarah: Ibid, hlm. 132

7 22 Artinya: dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan. 11 2) Firman Allah dalam Al-Qur an Q.S At-Taubah: 11 Artinya: jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. 12 Telah diriwayatkan Ibnu Zaid, dia berkata, Difardhukan shalat dan zakat sekaligus, tidak dipisah-pisahkan antara keduanya.. maka dibacanya ayat ini, selanjutnya ia berkata Allah enggan menerima shalat orang yang tidak berzakat.. Telah meriwayatkan pula Abdullah bin Mas ud, dia berkata, Diperintahkan kamu mengerjakan shalat dan mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat, siapa yang tidak berzakat maka tidak ada shalat atasnya. Menurut keterangannya, dia berkata seperti perkataan Ibnu Zaid yang menyatakan, Allah SWT. Menurunkan rahmatnya kepada Abu Bakar. Alangkah pahamnya dia 11 Ibid, hlm Ibid, hlm

8 23 tentang agama, karena dia berkata, Saya tidak membeda-bedakan antara dua macam yang telah dikumpulkan Allah yaitu shalat dan zakat. 13 3) Firman Allah dalam Al-Qur an Q.S Al-Baqarah: 267 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 14 Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fii Zhihalil Qur an 15, menafsirkan bahwa nash tersebut mencakup seluruh hasil usaha manusia yang baik dan halal yang mencakup pula seluruh yang dikeluarkan Allah SWT dari dalam dan atas bumi, baik yang terdapat di zaman Rasulullah SAW maupun di zaman sesudahnya, seperti hasil-hasil pertanian dan pertambangan seperti minyak semuanya wajib dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan dan kadar sebagaimana diterangkan dalam sunnah 13 Syekh H. Abdul Halim Hasan, Op. Cit, hlm Rifai I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Op.Cit, hlm Sayyid Quthb, Fii Zhihalil Qur an Juz I, (Beirut : Daar El Surq, 1977), hlm

9 24 Rasulullah SA, baik yang sudah diketahui secara langsung maupun yang diqiyaskan kepadanya. b. Hadits Selain dari Al-Qur an, dasar hukum wajibnya zakat dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi SAW, diantaranya: 1) Rasulullah SAW bersabda: ع ا ب ا ب س ض اىي ع ا ج ال قا ى ؤى ب ص و اىي ع ي ع ي ا خ ب ش ب ع و ذ خ ي أى ج ت قا ه ا ى قا ه اى ب ص و اىي ع ي ع ي ا س ب ا ى ت ع ب ذ اىي ال ت ش ش ك ب ش عا ت ق اى ص ال ة تؤ ء ت اىض ما ة ت ص و اىش ح ا Artinya: Dari Abi Ayyub RA., bahwa seseorang berkata kepada Nabi SAW Beritakanlah kepadaku amal apa yang dapat memasukkan saya ke surga! Ia berkata, Apakah yang itu, lalu apakah untuk itu? Maka hendaklah kamu menyembah Allah, tidak mensekutukan-nya dengan sesuatu pun, kamu mendirikan shalat, memberikan zakat, dan menyambung (silaturahim) 16 2) Rasulullah SAW bersabda: ع اب ع ش س ض اىي ع قا ه : قا ه س ع ه اىي ص ي اىي ع ي ع ي اب ا إل ع ال ع ي خ ظ : ش ا د ة أ ال إ ى إ ال اىي أ ح ذ ا س ع ه اىي إ قا اى ص ال ة إ تا ء اىض ما ة ح خ اى ب ت ص س ضا )س ا اىبخاس غي ( Artinya: dari Ibnu Ummar r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: Islam itu didirikan atas lima sendi: mengaku bahwasannya tiada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan (Rasul) Allah, menunaikan shalat, menunaikan 16 Achmad Sunarto, Syamsudin Noor, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, (Jakarta: TB Setia Kawan, 2008), hlm. 128

10 25 zakat, mengerjakan haji dan berpuasa Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim) 17 3) Rasulullah SAW bersabda: ا ف ق ال ت ح ف ح غ اىي ء ى ل ال ت ءع ف ع اىي ع ي ل Artinya: Bersedekahlah dan janganlah engkau menghitung-hitung, sebab Allah menghitung atas engkau, dan janganlah engkau mengumpulkan (tanpa zakat), sebab Allah akan mengumpulkan atas engkau. (H.R. Ahmad, Bukhari dan Muslim). Hadits ini menyatakan larangan memberikan sesuatu di jalan Allah dengan harapan akan memperoleh balasan lebih banyak dari manusia (istiksar) dan menghitung-hitung pahala yang akan diperoleh. Diumpamakan orang mengatakan kepada kita: Allah lah yang memberimu rezeki, maka jangan engkau tahan saja hartamu (dalam dompet atau gudang) tanpa infaq. Sebab Allah mengumpulkan (memberikan) kepadamu dan Dia satu-satunya yang mencegah nikmatnya untukmu. Infaq meliputi pengertian zakat dan sedekah. 18 Berdasarkan hadits-hadits di atas, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa menunaikan zakat merupakan salah satu dari lima 17 Muhammad Daud Abd Al-Baqi, Al-Lu lu wa Al-Marjan, Juz II, Terjemah oleh Muslih Shabir, (Semarang: Al-Ridha, 1993), hlm Suwarta Wijaya, Zafrullah Salim, Asbabul Wurud 2 Terjemahan Cet. 3, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), hlm. 204

11 26 rukun Islam. Zakat itu wajib dikeluarkan atas setiap orang-orang yang hartanya sudah memenuhi syarat-syarat untuk dizakatkan (orang kaya), karena sesungguhnya di dalam harta mereka ada hak orang-orang fakir diantara mereka. c. Ijma Kaum Muslimin di seluruh dunia sepakat, zakat merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan oleh orang-orang yang mampu. Selain itu, para shahabat juga telah sepakat untuk memerangi orang-orang yang enggan untuk mengeluarkan zakat. 19 d. Aturan Perundang-Undangan Selain Al-Qur an dan Hadits sebagai dasar hukum zakat, dalam rangka meningkatkan kualitas umat Islam di Indonesia, pemerintah Indonesia telah membuat peraturan perunfdang-undangan tentang pengelolaan zakat sebagai berikut: 1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. 2) Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. 19 Abbas Karabah, Al Din Wa Al-Zakat ala Mazahib Al Ar Ba ah Dar Al Kutub, (Mesir: Al- Arabi, 1953), hlm. 66

12 27 3) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. 4) Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tentang Zakat. 3. Rukun dan Syarat Zakat Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta yang telah mencapai nishab dengan melepaskan kepemilikan sebagai milik orang yang berhak menerimanya (mustahik) dan menyerahkan harta tersebut kepada wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas untuk mengumpulkannya (Badan/Lembaga Amil Zakat). Dapat disimpulkan bahwa rukun zakat adalah: orang yang berzakat (muzakki), harta yang dizakatkan, orang yang berhak menerima zakat (mustahiq) atau bisa juga diwakilkan oleh Badan/Lembaga Amil Zakat untuk dikelola terlebih dahulu sebelum diberikan kepada mustahik. Adapun mengenai syarat, para ulama membaginya dalam dua kategori. Pertama, persyaratan seseorang diwajibkan untuk berzakat. Kedua, meliputi persyaratan harta yang wajib dikeluarkannya. a. Syarat seseorang yang diwajibkan untuk berzakat: 1) Islam Menurut Ijma ulama, zakat tidak diwajibkan atas orang kafir. Karena zakat merupakan ibadah mahdah yang suci, sedangkan orang kafir

13 28 bukanlah orang yang suci. Mahzab Syafi I berbeda pendapat dari pendapat mahzab lainnya, mahzab ini mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan zakat atas hartanya sebelum masa riddahnya. Yakni harta yang dimiliki ketika dia masih menjadi seorang Muslim. Berbeda pula dengan pendapat Abu Hanifah, beliau berpendapat bahwa riddah tetap saja menggugurkan kewajiban zakat. 2) Merdeka Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak diwajibkan atas seseorang yang tidak merdeka, seperti: hamba sahaya, sebab ia tidak mempunyai hak milik atas harta yang dimilikinya. Sehingga, tuan dari hamba sahaya tersebut yang kemudian diwajibkan untuk membayar zakatnya, baik atas harta pribadinya sendiri, ataupun atas harta kepemilikan hamba sahayanya tersebut. 3) Baligh dan Berakal Menurut Mahzab Hanafi, hal tersebut dipandang sebagai syarat wajib zakat, sehingga pada anak kecil dan orang gila tidak wajib untuk diambil zakatnya. Keduanya tidak termasuk pula dalam ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah. Sedangkan menurut jumhur ulama, keduanya bukan merupakan syarat, sehingga zakat tetap wajib

14 29 dikeluarkan dari harta anak kecil dan orang gila melalui seorang wali (orang yang mengasuhnya). 20 b. Syarat Harta yang Wajib Dikenakan Zakat 1) Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal Artinya, harta yang haram, baik secara substansi bendanya maupun cara mendapatkannya jelas tidak dapat dikenakan kewajiban zakat. Di dalam Sakhih Bukhori terdapat satu bab yang menguraikan bahwa sedekah (zakat) tidak akan diterima kecuali dari usaha yang halal dan bersih. 2) Harta tersebut merupakan milik penuh dan berkuasa menggunakannya Pada hakikatnya, kepemilikan mutlak harta adalah pada Allah SWT, tetapi Allah SWT memberikan kepemilikan harta kepada manusia secara terbatas. Harta yang dimiliki manusia secara penuh maksudnya bahwa manusia berkuasa memiliki dan memanfaatkan secara penuh. Pemilikan dan pemanfaatan harta harus sesuai dengan aturan-aturan Islam. 21 3) Harta tersebut berkembang dan berpotensi untuk dikembangkan. Disebut juga dengan istilah harta produktif (Al-Namaa ) seperti melalui usaha, perdagangan, melalui pembelian saham, atau ditabungkan baik secara pribadi maupun bersama pihak lain. 20 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mahzab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 1997), hlm Yusuf Al-Qardhawi, Op.Cit, hlm. 125

15 30 4) Harta Tersebut Telah Mencapai Nishab Nishab adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jika harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nishab maka kekayaan tersebut wajib untuk dizakatkan. Jika belum mencapai nishab, maka zakat tersebut tidak wajib untuk dizakatkan. Batasan nishab itu sendiri antara sumber zakat yang satu dengan sumber zakat lainnya berbeda satu sama lain. 5) Harta Tersebut Telah Mencapai Haul Salah satu syarat kewajiban zakat adalah haul, yaitu kekayaan yang dimiliki seseorang apabila sudah mencapai satu tahun hijriyah, maka wajib baginya mengeluarkan zakat apabila syarat-syarat lainnya telah terpenuhi. Syarat haul ini tidak mutlak, karena ada beberapa sumber zakat seperti zakat pertanian dan zakat rikaz tidak harus memenuhi syarat haul satu tahun Jenis-Jenis Zakat Zakat menurut sumber hukum Islam terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah yang dibayarkan pada bulan Ramadhan sampai sebelum shalat Id Fitri dan zakat harta (zakat mal) yang bisa dibayarkan kapan saja setelah memenuhi syarat-syaratnya. 22 Didin Hafidhuddin, Op.Cit, hlm. 21

16 31 a. Zakat Fitrah Zakat fitrah sesuai dengan namanya, berguna untuk membersihkan jiwa seorang Muslim. Setelah berpuasa satu bulan penuh, Allah mewajibkan umat Islam untuk membayarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasanya, membersihkan jiwa dan kesalahan yang diperbuat. Selain itu zakat fitrah juga dimaksudkan untuk membantu orang-orang yang kekurangan atau fakir miskin sehingga sama-sama ikut merasakan kegembiraan pada hari raya Idul Fitri, sudah sewajarnya hari kemenangan itu dirayakan dengan kegembiraan dan keceriaan oleh seluruh Muslim tanpa ada yang merasa sedih disebabkan tidak adanya makanan untuk keluarganya karena semua Muslim yang tidak mampu telah mendapatkan bantuan atau haknya dari zakat fitrah. Zakat fitrah wajib dibayarkan pada bulan Ramadhan, diwajibkan kepada semua Muslim tanpa terkecuali, baik dewasa maupun anak-anak, laki-laki ataupun perempuan, merdeka ataupun hamba sahaya selama mereka masih mempunyai persediaan pembekalan sampai hari raya Idul Fitri. Ini merupakan kekhususan zakat fitrah dibandingkan zakat mal, jika zakat mal baru bisa dibayarkan ketika harta seseorang sudah memenuhi beberapa syarat, zakat fitrah dibayarkan oleh semua Muslim yang masih memiliki nyawa tanpa terkecuali. Dari bayi yang baru lahir sesaat sebelum shalat Idul Fitri maupun oleh orang yang sakit parah dan sedang mengalami sakaratul maut selama dia belum meninggal. Sementara itu,

17 32 untuk syarat orang yang diwajibkan membayar zakat fitrah adalah sebabgai berikut: 1) Islam, ini merupakan syarat mutlak. Allah hanya mewajibkan zakat kepada Umat Muslim saja. 2) Masih hidup ataupun terlahir sebelum shalat Ied 3) Memiliki satu sha makanan pokok dan memiliki kelebihan makanan pokok untuk dirinya dan keluarganya untuk malam hari raya sampai siangnya. 1 sha yang dimaksudkan dalam syarat tersebut adalah setara dengan 2,5kg makanan pokok yang biasa dimakan oleh pada daerahnya, atau bisa juga dibayarkan dengan sejumlah uang yang seharga makanan pokok tersebut. Waktu pembayayran zakat fitrah juga merupakan salah satu hal yang penting untuk diingat, karena jika terlupa dan membayarkannya setelah shalat Id maka akibatnya sangat fatal karena nilainya bukan lagi merupakan zakat fitrah yang wajib dibayarkan muzakki untuk membersihkan jiwanya, namun hanya bernilai sedekah biasa yang dibayarkan di luar bulan Ramadhan. Menurut beberapa Ulama, ada beberapa perbedaan pilihan waktu dalam membayarkan zakat fitrah. 1) Sejak terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadhan sampai sebelum shalat Id. Hal ini berdasarkan pendapat abu Tsauri, Ahmad, Ishak, Abu Hanifah, Al-Laits, dan Imam Syafi I mengatakan, lebih tepatnya

18 33 waktu untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah saat terbit fajar di hari raya Idul Fitri. 2) Boleh mulai dari dua hari sebelum hari raya Idul Fitri. Ini merupakan hasil kesepakatan dari jumhur ulama. 3) Mulai dari awal Ramadhan sampai sebelum shalat Id. Hal ini berdasarkan pendapat Abu Hanifah dan Imam Syafi I. b. Zakat Harta (Zakat Mal) Mal berasal dari bahasa Arab yaitu maal yang berarti harta benda. Zakat mal adalah zakat yang dikeluarkan atas harta benda yang kita miliki. Allah memerintahkan kepada kita untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan karena sesungguhnya di dalam harta kita terdapat suatu bagian harta orang lain yang tidak mampu yang harus kita bagikan haknya. Zakat mal dikeluarkan ketika harta yang dimiliki sudah mencapai nishab dan haulnya. Harta benda yang wajib dibayarkan zakatnya antara lain hewan ternak, emas dan perak, hasil pertanian, perniagaan atau perdagangan, zakat profesi atau pekerjaan, hasil tambang (madin) dan barang temuan (rikaz) Mustahik Zakat Zakat sebagai salah satu ibadah yang manfaatnya selain untuk membersihkan harta juga bermanfaat bagi saudara sesama Muslim yang 23 Agus Thayib Afifi dan Shabibi Ika, Kekuatan Zakat, (Yogyakarta: Pustaka Albana, 2010), hlm

19 34 berhak untuk menerimanya dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Oleh karena itu, zakat yang disalurkan haruslah tepat sasaran kepada golongan mustahik sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al- Qur an, Firman Allah Q.S. At-Taubah: 60 Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. 24 Ayat tersebut telah menjelaskan terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Fuqar, adalah jamak dari faqir yaitu orang yang tidak ada harta untuk hidup sehari-hari dan tidak mampu bekerja dan berusaha. b. Masakin, adalah jamak dari miskin yaitu orang yang penghasilan sehariharinya tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya. c. Amil, yaitu orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat kepada yang berhak menerimanya. d. Muallaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah. 24 Rifai I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Op.Cit, hlm. 178

20 35 e. Hamba Sahaya (budak), yaitu orang yang belum merdeka. f. Gharim, yaitu orang yang mempunyai banyak hutang, sedangkan ia tidak mampu. Terdapat perbedaan pendapat dalam menafsirkan gharim ini, aliran Syafi iyah menyatakan bahwa gharimin meliputi: 1) hutang karena mendamaikan dua orang yang bersengketa, (2) hutang untuk kepentingan pribadi, (3) hutang karena menjamin orang lain. g. Sabilillah, yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Namun pada perkembangannya, sabilillah tidak hanya pada jihad, akan tetapi mencakup semua program yang memberi kemashlahatan pada umat bahkan termasuk para ilmuwan yang melakukan tugas negara untuk kepentingan umat Islam, meskipun secara pribadi ia kaya. h. Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) seperti dalam berdakwah dan menuntut ilmu Hikmah dan Manfaat Zakat Zakat adalah salah satu ibadah selain bersifat horizontal terhadap Allah, juga bersifat vertikal kepada sesama manusia, terutama memberikan manfaat kepada saudara sesama Muslim yang termasuk dalam golongan mustahik seperti yang sudah dijelaskan pada Bab I. Tidak hanya itu, beberapa manfaat dan hikmah yang didapat dengan menunaikan ibadah zakat adalah: 25 Fahrudddin, Fiqih dan Manajemen Zakat di Indonesia, Cet. I (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), hlm

21 36 Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT. Mensyukuri nikmat-nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan matrealistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta lain yang dimiliki. Kedua, zakat merupakan hak mustahik. Zakat berfungsi untuk membantu, menolong da membina mustahik, terutama fakir miskin ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT., terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan rasa iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dalam diri mereka. Zakat sesungguhnya bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif saja dan habis dalam waktu sebentar, tetapi dapat memberikan kecukupan dan kesejahteraan kepada mereka dengan cara menghilangkan ataupun memperkecil penyebab kemiskinan mereka. 26 Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jama i) antara orang-orang yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya dihabiskan untuk berjhad di jalan Allah, yang karena kesibukan tersebut ia tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berikhtiar mencari nafkah untuk ia dan keluarganya. 26 Abdurrahman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 82

22 37 Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan saran dan prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia Muslim. 27 Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar. Sebab, zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik dimungkinkan membangun oertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan. 28 Ketujuh, dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfak dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup ia dan keluarganya, juga bisa digunakan untuk berzakat Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm Monzer Kahf, Ekonomi Islam, Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1955), hlm Didin Khafiduddhin, Op.Cit., hlm. 15

23 38 Secara khusus, hikmah zakat juga dapat dilihat dari berbagai sisi, yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahiq), harta yang dikeluarkan maupun bagi masyarakat keseluruhan. a. Bagi Para Muzakki 1) Menghilangkan sifat kikir dan bakhil. 2) Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah. 3) Mengembangkan rasa dan semangat kesetia kawanan dan kepedulian sosial. 4) Membersihkan harta dari hak-hak (bagian kecil) para penerima zakat (mustahik). 5) Menumbuhkan kekayaan si pemilik jika dalam memberikan zakat, infak dan sedekah tersebut dilandasi rasa tulus dan ikhlas. 6) Terhindar dari ancaman Allah SWT dan siksaan yang pedih. b. Bagi Para Mustahik 1) Menghilangkan perasaan sakit hati, iri hati, benci dan dendam terhadap golongan kaya yang hidup serba kecukupan dan mewah yang tidak peduli dengan masyarakat bawah. 2) Menimbulkan dan menambahkan rasa syukur serta simpati atas partisipasi golongan kaya terhadap kaum dhuafa. 3) Menjadi modal kerja usaha mandiri yang akan mengangkat taraf hidup. c. Bagi Umara

24 39 1) Menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan umat Islam. 2) Memberikan solusi aktif mengentas kecemburuan sosial di kalangan masyarakat. B. Konsep Zakat Harta 1. Definisi Zakat Harta Pada dasarnya pengertian zakat harta tidak jauh berbeda dengan pengertian zakat pada umumnya, karena zakat harta merupakan salah satu dari jenis-jenis zakat. Namun, ada juga beberapa Imam besar Mahzab, Ulama dan juga ahli fiqih pernah memberikan definisi zakat harta secara khusus. Menurut Imam Maliki, Zakat Mal (Zakat Harta) adalah sebagian dari tertentu dari harta tertentu yang telah mencapai nisab bagi orang yang berhak menerimanya dengan ketentuan harta yang dimiliki tersebut dimiliki secara sempurna, telah mencapai haul dan bukan barang tambang. Imam Abu Hanifah mendefinisikan, Zakat Mal adalah pemindah kepemilikan tertetu dari harta tertentu kepada seseorang berdasarkan ketetapan Allah SWT. Imam Syafi I mendefinisikan Zakat Mal adalah sesuatu yang dikeluarkan dari harta atau jiwa tertentu dengan cara terentu pula. Ahmad Ibnu Hanbal zakat dengan hak wajib pada harta tertentu pada waktu tertentu pula. Sedangkan, menurut Yusuf Qardhawi, Zakat Mal adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah menyerahkan kepada orang yang berhak untuk menerimanya. 30 Menurut Rizal Qosim, dalam bukunya Pengamalan Fiqih beliau mendefinisikan zakat mal sebagai bagian dari harta kekayaan seseorang atau 30 H. Yayat Hidayat, Zakat Profesi Solusi Mengentaskan Kemiskinan Umat, (Bandung: Mulia Press, 2008), hlm. 119

25 40 badan hukum yang wajib diberikan kepada orang tertentu setelah mencapai jumlah tertentu dan setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu pula. 31 Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan yang dimaksud dengan zakat harta (Zakat Mal) adalah sebagian harta yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya baik itu perseorangan ataupun badan hukum setelah harta tersebut tercapai syarat-syaratnya (nisab dan haul) sesuai aturan syara untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. 2. Dasar Hukum Zakat Harta Zakat harta merupakan salah satu dari jenis harta yang juga wajib untuk dikeluarkan agar harta lain yang dimiliki tetap suci dan dapat berkembang. Dasar hukum zakat harta ada di semua sumber hukum Islam, diantaranya adalah: a. Al-Qur an 1) Firman Allah Q.S. At-Taubah: 35 Artinya: pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu 31 M. Rizal Qosim, Op.Cit, hlm. 21

26 41 sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. 32 Ayat ini menjelaskan tentang Allah mengancam orang-orang bakhil yang menyimpan emas dan perak di dalam peti, tanpa menafkahkannya di jalan kebaikan, bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang lebih pedih di dalam neraka. Yaitu pada hari ketika harta benda yang mereka simpan itu dibakar dengan mereka, dan dikatakan kepada mereka inilah balasan bagi perbuatan kalian di dunia. Kalian telah menahan harta agar tidak dimakan oleh orang fakir miskin, supaya kalian menikmatinya sendiri, maka balasan kalian adalah harta itu menjadi bencana yang menimpa kalian; pinggang dan punggung kalian dibakar dengannya, sehingga ia tidak bermanfaat di dalam agama dan dunia. 33 2) Firman Allah Q.S Ali-Imran: 14 Artinya: dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di 32 Rifai I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Op.Cit, hlm Muhammad Mustofa, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi Jilid 10, (Semarang: Toha Putra, 1998) hlm. 181

27 42 dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). 34 b. Hadits 1) Ketika Rasulullah SAW mengutus Muadz bin Jabal sebagai gubernur Yaman, salah satu perintah dikeluarkannya adalah untuk memungut zakat dari orang yang kaya untuk dibagikan kepada penduduk yang termasuk ke dalam mustahik zakat. Beliau bersabda kepadanya: ع ا ب غ ب اط س ض اىي ع ا أ اى ب ص ي اىي ع ي ع ي ب ع ث عا ر ا س ض اىي ع إ ى اى اى ف ق اه اد ع إ ى ش اد ة ا ال ا ى إ ال اىي أ س ع ه اىي ف ئ أ طا ع اى ز ى ل ف ا ع ي, ا اىي ا ق ت ش ض ع ي ص ذ ق ت ف ا ا ى ت خ ز أ غ ا ع ت ش اد ع ي ف ق ش ا ع )س ا اىبخا ( Artinya: dari Ibnu Abbas r.a berkata Nabi SAW mengirimkan Mu adz r.a ke Yaman. Beliau bersabda kepadanya: Ajaklah mereka supaya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya aku pesuruh Allah. Jika mereka telah mematuhi yang demikian, terangkanlah kepada mereka, shalat lima waktu sehari semalam. Kalau mereka telah mentaatinya, ajarkanlah bahwa Allah SWT. memerintahkan kepada mereka supaya membayar zakat harta mereka, diambil dari orang yang kaya diantara mereka dan diberikan kepada orang-orang yang miskin. (HR. Bukhori) 35 2) Menurut Abdul Rahman Al-Jazmi dalam kitabnya menjelaskan ت ي ل ا ه خ ص ص ى غ ت ح ق ب ش ش ائ ط خ ص ص ت 34 Rifai I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Op.Cit, hlm Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim al Bukhari, Terjemahan Hadits Shahih Bukhari, penterjemah: Zainuddin Hamidy, Fachruddin, Nasharuddin Thaha, Johar Arifin dan Rahman Zainuddin Juz II, (Jakarta: Widjaya, 1992), hlm. 102

28 43 Artinya: Kepemilikan harta yang secara khusus untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat yang khusus pula Jenis-jenis dan Nishab Zakat Harta a. Hewan Ternak Hewan ternak yang dimiliki seorang Muslim selain telah sampai nisab dan telah dimiliki lebih dari satu tahun atau telah memenuhi haul harus juga memenuhi dua syarat lain yaitu digembalakan dan tidak dipekerjakan. Digembalakan maksudnya adalah dengan sengaja diurus sepanjang tahun untuk maksud memperoleh susu, bibit baru, pembiakkan dan dagingnya. Binatang gembalaan adalah binatang yang memperoleh makanan di lapangan penggembalaan terbuka sebagai konsekwensi, pemilik harus memberi binatang itu makan, tidak mesti dalam seluruh hari dalam setahun tetapi jika sudah digembalakkan pada sebahagian besar hari dalam setahun sudah dapat memenuhi syarat. Hukum ini tidak gugur, sekalipun hanya digembalakkan di lapangan dalam beberapa saat saja dikarenakan padang rumput tidak ada atau hanya sedikit atau oleh keadaan apapun juga. 36 Ibid.

29 44 Tidak dipekerjakan maksudnya adalah tidak dipekerjakan untuk kepentingan pemiliknya, seperti menggarap tanah pertanian, dijadikan alat untuk mengambil air guna menyirami tanaman, dipergunakan untuk alat pengangkut barang dan lain sebagainya. Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Ubaid. 37 Ulama sepakat dalam menetapkan wajib zakat untuk binatang-binatang tersebut, tetapi berbeda pendapat tentang macam-macam binatang yang wajib dizakatkan. Mereka sepakat menetapkan zakat wajib terhadap unta, lembu dan kerbau, sapi, kambing dan biri-biri. Namun ada juga ulama yang memasukkan ayam, unggas dan ikan sebagai hewan terrnak yang wajib untuk dizakatkan dengan hitungan keuntungan yang diperoleh di akhir tahun bukan dihitung perekor. 38 Kebanyakan ulama menetapkan bahwa binatang-binatang tersebut diwajibkan zakat jika mencari makan sendiri dengan pengembalaan. Adapun jika diberi umpannya, atau dipekerjakan tidak ada zakat untuknya. Demikian pendapat yang diungkapkan Abu Hanifah, Asy-Syafi I dan Ahmad. Abu Hanifah dan Ahmad mengatakan binatang yang digembala dalam sebagian tahun wajib zakat. Sedangkan, Asy-Syafi I mengatakan, binatang yang wajib zakat ialah yang digembala sepanjang tahun Yusuf Al-Qardhawi, Op.Cit, hlm Agus Thayib Afifi dan Shabibi Ika, Op.Cit., hlm Hasbi ash-shiddieqy, Op.Cit, hlm. 118

30 45 1) Unta Unta, baik unta Khursani maupun unta Arab campur masing-masing 2,5. Tidak ada zakat bagi unta yang kurang dari lima ekor, jantan atau betina. 40 Tabel 2.1 Nishab Zakat Unta Jumlah Ekor Unta Jumlah Zakat 5-9 ekor unta 1 ekor kambing ekor unta 2 ekor kambing ekor unta 3 ekor kambing ekor unta 4 ekor kambing ekor unta 1 ekor anak unta betina (berumur 1 tahun lebih) ekor unta 1 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) ekor unta 1 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) ekor unta 1 ekor anak unta betina (berumur 4 tahun lebih) ekor unta 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) ekor unta 3 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) Telah sepakat pula para ulama, banyaknya wajib zakat unta adalah sampai 120 ekor, adapun lebih dari 120 ekor, maka pendapat yang dipakai menurut jumhur Ulama setiap 50 ekor unta zakatnya 1 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) dan setiap 40 ekor unta zakatnya 1 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih). 40 Agus Thayib Afifi dan Shabibi Ika, Op.Cit., hlm

31 46 2) Lembu dan Kerbau Nishab zakat antara lembu dan kerbau disamakan, digabungkan masingmasing setengahnya. Sebagian ulama mengatakan, tidak ada zakat bagi lembu yang kurang dari 50 ekor, jika ada 50 ekor maka zakatnya adalah seekor lembu, jika ada 100 ekor lembu maka zakatnya 2 ekor lembu, begitu seterusnya. Tidak ada zakat terhadap yang lebih sebelum sampai 50 ekor. Golongan yang lain mengatakan bahwa terhadap 5 ekor lembu, zakatnya adalah seekor kambing, 10 ekor lembu zakatnya 2 ekor kambing, 15 ekor lembu zakatnya 3 ekor kambing, 20 ekor lembu zakatnya 4 ekior kambing dan terhadap 25 ekor lembu zakatnya 1 lembu Golongan ulama yang lainnya juga mengatakan tidak ada zakat terhadap lembu hingga berjumlah 30 ekor, terhadapnya zakatnya seekor tabi (anak lembu yang berumur 2 tahun). Apabila sampai 40 ekor lembu zakatnya seekor lembu betina musinah (lembu yang berumur 4 tahun). Terhadap 60 ekor lembu zakatnya 2 ekor tabi. Terhadap 70 ekor lembu zakatnya seekor musinah dan seekor tabi. Demikian pendapat yang diungkapkan Ahmad, Asy-Syafi I dan Malik. 41 3) Sapi Sapi merupakan salah satu hewan yang banyak diternakkan, sapi baru wajib untuk dibayarkan zakatnya jika sudah berjumlah 30 ekor atau lebih Hasbi ash-shiddieqy, Op.Cit, hlm Agus Thayib Afifi dan Shabibi Ika, Op.Cit., hlm. 76

32 47 Tabel 2.2 Nishab Zakat Sapi Jumlah Sapi Besar Zakat ekor sapi 1 ekor sapi jantan/betina tabi ekor sapi 1 ekor sapi jantan/betina musinnah ekor sapi 2 ekor sapi jantan/betina tabi ekor sapi 1 ekor sapi musinnah dan betina tabi ekor sapi 2 ekor sapi musinnah Selanjutnya, setiap jumlah sapi bertambah 30 ekor zakatnya bertambah 1 ekor tabi. Sementara itu, jika setiap jumlah sapi tersebut bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor musinnah. 4) Kambing Nisab kambing adalah 40 ekor. Jadi, seorang Muslim yang memelihara kambing yang berjumlah 40 ekor atau lebih wajib membayarkan zaka hartanya. Tabel 2.3 Nishab Zakat Kambing Jumlah Kambing Besar Zakat ekor kambing 1 ekor kambing 2 tahun atau domba 1 tahun ekor kambing 2 ekor kambing/domba ekor kambing 3 ekor kambing atau domba

33 48 Selain kambing, domba juga memiliki ketentuan nishab dan pembayaran zakat yang sama seperti perhitungan zakat kambing. 43 5) Ayam/Unggas/Ikan Nishab ayam, unggas dan ikan dihitung berdasarkan keuntungan di akhir tahun, yaitu keuntungannya mencapai jumlah seharga 85 gram emas atau tidak. Jika keuntungannya lebih besar dari harga 85 gram emas, maka wajib dibayarkan zakatnya sebanyak 2,5% dari keuntungan tersebut. Namun, sejalan dengan perkembangan ekonomi, objek zakat tidak lagi secara langsung hanya masuk pada satu bagian tertentu saja, khususnya pada zakat hewan ternak ini. Kadangkala terjadi tumpang tindih antara yang satu dan yang lainnya. Sebagai contoh, kini berkembang perusahaan yang berbasis pada peternakan. Apakah zakatnya dimasukkan pada zakat peternakan ataukah zakat perdagangan. Salah satu syarat utama dalam zakat peternakan adalah al-saum, bahwasannya ternak-ternak tersebut mencari rumput sendiri selama atau sebagian waktu tahun dan bukan binatang yang diupayakan pakannya dengan biaya pemilikan. Kenyataan yang banyak terjadi, hampir semua jenis peternakan sekarang tidak lagi memenuhi persyaratan al-saum, akan tetapi dipelihara, diberikan pakan dan ditempatkan pada tempat-tempat atau kandang yang telah dipersiapkan dengan baik. Menurut Yusuf Al- 43 Ibid, hlm. 77

34 49 Qardhawi tidak boleh terjadi penetapan dua kali dalam menetapkan kewajiban zakat, maka Didin Hafiduddin memberikan pendapat 44 bahwa jika terdapat peternakan yang dikelola, dipelihara dan juga diternakkan, tidak memenuhi persyaratan kewajiban zakat seperti tersebut diatas, sementara niat pemeliharaanya untuk dijadikan sebagai komoditas perdagangan, maka zakatnya termasuk ke dalam zakat perdagangan. Nishabnya seharga 85 gram emas dan kadar zakatnya sebesar 2,5%, dikeluarkan setiap tahun satu kali. b. Emas dan Perak 1) Emas Apabila seseorang telah memiliki emas yang sudah mencapai nishab dan sudah cukup haulnya, maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Jika tidak sampai nishabnya maka tidak wajib untuk dizakatkan, kecuali jika emas tersebut diperjual belikan. Nishab emas adalah 85 gram dengan lama kepemilikan satu tahun dan jumlah zakat yang dikeluarkan adalah 2,5% dari jumlah keseluruhan emas. Orang yang memiliki sama dengan atau lebih emas 85 gram wajib membayar zakat emasnya. Ibnu Mundzir mengatakan, Para ahli ilmu ijma telah sepakat bahwa emas apabila ada 20 mitsqal dan harganya 200 dirham, sudah wajib zakat. Tegasnya, nishab emas adalah 20 mitsqal dengan tidak melihat 44 Didin Hafidhuddin, Op.Cit, hlm. 111

35 50 harganya. Demikian pendapat Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi I dan Ahmad. Sebagian ulama diantaranya Hasan Bishri dan kebanyakan sahabat Daud ibn Ali mengatakan Nishab emas adalah 40 mitsqal.. Pendapat lain juga diungkapkan Malik dalam buku Al-Muwaththa, ia mengatakan Sunnah yang tidak ada perselisihan menurut kami ialah zakat emas ialah wajib pada 20 dinar, sebagaimana wajib pada 200 dirham. 45 Satu dinar bernilai seharga 2,25 gram emas, sedangkan menurut hadis riwayat Ahmad, Abu Daud dan Baihaqi yang dishahihkan oleh Imam Bukhari mengatakan Tidak ada kewajiban bagi dirimu taas sesuatu, sehingga kamu mempunyai dua puluh dinar, 20 dinar bernilai seharga 85 gram emas. Maka dapat disimpulkan menurut hadits shahih di atas, nishab emas adalah 20 dinar atau senilai dengan 85 gram emas. Bagaimana dengan zakat emas campuran (tidak murni). Ada beberapa pendapat, diantaranya menurut Imam Syafi I tidak ada kewajiban zakat, kecuali pada emas yang terpisah dari campurannya. Pendapat lain diungkapkan oleh Abu Hanifah yang mengatakan zakat yang harus dikeluarkan dari emas campuran yang seharga 20 dinar adalah setengah dinar, sedangkan yang jumlahnya melebihi 20 dinar 45 Hasbi ash-shiddieqy, Op.Cit, hlm. 68

36 51 maka tidak ada kewajiban zakat yang lebih atasnya, kecuali jumlah tambahan itu mencapai 4 dinar, zakatnya dadalah 1/40 dinar. Menurut Ibnu Hazm, jika pencampuran emas itu tidak mengubah warna dan kadarnya maka gugur hukum pencampurannya, sehingga wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Sedangkan menurut sebagian tabiin nishab emas campuran adalah 200 dirham dengan kadar zakatnya 5 dirham dan setiap penambahan 40 dirham zakatnya 1 dirham dan 1 dinar untuk penambahan 40 dinar. 2) Perak Nishab perak adalah 595 gram dengan satu tahun atau lebih masa kepemilikan sebagai haulnya dan jumlah zakat yang harus deikeluarkan adalah 2,5%. Adapun tata cara perhitungannya sama dengan zakat emas. 46 Ulama sepakat menetapkan nishab perak sebesar 5 auqiyah yang senilai dengan 200 dirham. Jumlah zakatnya adalah 2,5%. Ibnu Hazm mengatakan, tidak ada zakat perak, baik ia masih terurai atau sudah ditempa, tidak dicampurinya oleh sesuatu hingga cukup 5 auqiyah bila sampai setahun lamanya maka nilainya 5 dirham. Apabila lebih dan cukup setahun maka terhadap yang lebih banyak atau sedikit, rubu usyer-nya. Bila kurang dari 5 auqiyah walaupun sedikit saja tidak 46 Agus Thayib Afifi dan Shabibi Ika, Op.Cit., hlm

37 52 ada zakat. Demikian pendapat Umar, Al-Hasan, Al-Bishri, Asy-Sya bi, Sufyan, Abu Sulaiman dan Asy-Syafi i. Malik mengatakan kalau kurangnya sedikit benar yang dapat dimaafkan dalam timbangan, terhadapnya wajib zakat. 47 3) Zakat Pertanian Para ulama sepakat tentang kewajiban wajib zakat terhadap zakat pertanian, karena berdasarkan pada dalil Al-Qur an dan hadits yang bersifat qath I, namun berbeda pendapat dalam menentukan jenis-jenis tanaman yang dikenakan wajib zakat. Pendapat yang paling kuat untuk dipegang adalah pendapat Abu Hanifah yang bersumber dari penegasan Umar bin Abdul Aziz, Mujtahid, Hamid, Daud, dan Nakha I, bahwa semua tanaman wajib untuk dikenakan zakat tanpa membedakan makanan pokok ataupun bukan. Pengeluaran zakatnya tidak harus dilakukan setiap kali panen. Kadar zakatnya kalau dialiri dengan air sungai atau air hujan adalah 1 / 10 (10%), namun jika dialiri dengan kincir angin yang ditarik oleh binatang atau disirami dengan alat yang memakai biaya, zakatnya adalah 1 / 20 (5%). Selebihnya dari satu nishab (300 sha ) dihitung zakatnya menurut perbandingan tersebut di atas Hasbi ash-shiddieqy, Op.Cit, hlm Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), (Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 2006), hlm. 204

38 53 4) Zakat Perdagangan Zakat perdagangan adalah zakat yang dikeluarkan dari kepemilikan harta yang digunakan untuk berdagang. Berikut adalah beberapa ketentuan mengenai zakat perdagangan: a) Nishab zakat perdagangan sama dengan nishab zakat emas, yaitu senilai dengan harga 85 gram emas. b) Kewajiban membayar zakatnya adalah 2,5% dari keseluruhan harta. c) Dapat dibayarkan dengan uang atau barang. d) Zakat ini dikenakan pada perdagangan ataupun perseroan. e) Pada badan usaha yang berbentuk serikat (kerja sama) maka jika semua anggota serikat tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang berserikat, namun jika anggota berserikat terdapat orang yang non- Muslim maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota serikat yang Muslim saja. 49 Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa kepemilikan satu tahun (haul) terhadap nishab bukan merupakan salah satu syarat zakat perdagangan, karena tidak memiliki dalil yang kuat. Apabila harta perdagangan telah sempurna mencapai nishab pada akhir tahun, maka pada saat itulah kewajiban zakat telah ada pada seorang Muslim, 49 Agus Thayib Afifi dan Shabibi Ika, Op.Cit., hlm. 88

39 54 demikianlah berlangsung setiap tahunnya meskipun di tengah tahun terjadi pengurangan pada ukuran nishab. Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi I dalam salah satu pendapatnya juga mengungkapkan bahwa pedagan diperkenankan memilih unutk mengeluarkan zakatnya dalam bentuk barang ataupun uang, hal ini dikaitkan dengan kebutuhan dan kemashlahatan dari mustahik. Jika mustahik merasa lebih memerlukan benda maka berikanlah benda tersebut dan jika mustahik lebih membutuhkan uang untuk keperluan lainnya, maka berikanlah uang kepadanya. 50 Zakat kekayaan dagangan dilakukan setiap tutup buku setelah perdagangan berjalan satu tahun lamanya, uang yang ada dan semua barang yang ada dihitung harganya. Dari jumlah itu dikeluarkan zakatnya 2,5%. 51 Penghitungan zakat perdagangan ini juga diqiyaskan pada zakat profesi lainnya. Zakat profesi dikeluarkan saat pendapatan yang telah dikurangi kebutuhan, jika harta tersebut masih mencapai nishab maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Zakat profesi ini bisa dikeluarkan setiap bulan ataupun pada akhir tahun. 5) Zakat Barang Tambang (Ma din) 50 Didin Khafidhuddin, Op.Cit, hlm Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1998), hlm. 45

40 55 Ma din dan rikaz merupakan barang-barang yang terpendam di dalam bumi, ma din merupakan bagian dari rikaz yang berupa benda logam berharga, seperti: emas, perak, tembaga dan barang tambang lainnya. Kewajiban untuk menunaikan zakat barang-barang tambang adalah setiap kali barang itu selesai dibersihkan (diolah), nishab barang tambang adalah seharga nilai emas 96 gram atau perak 672 gram, kadar zakatnya adalah 2,5%. Kewajiban untuk menunaikan zakat barang tambang adalah setiap kali orang menemukan barang tersebut. 52 Di samping apa yang telah disebutkan di atas, sumber-sumber zakat lainnya masih perlu digali sesuai perkembangan zaman. Sumber-sumber penggalian zakat, menurut Sechul Hadi Poernomo, adalah semua hasil bumi yang bernilai ekonomis. Yaitu seluruh hasil manusia yang menguntungkan. 53 C. Konsep Perwalian 1. Konsep Perwalian Menurut Hukum Positif a. Definisi Perwalian Menurut Hukum Positif Kamus Hukum menyebutkan bahwa perkataan wali dapat diartikan pula sebagai orang yang mewakili. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, hal perwalian diatur dalam Pasal 50 Ayat (1), berbunyi: 52 Mohammad Daud Ali, Op.Cit, hlm Mujamil Qomar, NU Liberal dan Tradisi Ahlussunah WalJamaah ke Universalisme Islam, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 214

41 56 Anak yang belum mencapai 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali Perwalian menurut KUHPerdata terdapat pada Pasal 330 ayat (3) yang menyatakan Mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah perwalian atas dasar dan cara sebagaimana teratur dalam bagian ketiga, keempat, kelima dan keenam bab ini. Perwalian sendiri menurut Sudarsono, memiliki pengertian yaitu pengurusan terhadap harta kekayaan dan pengawasan pribadi seorang anak yang belum dewasa sedangkan anak tersebut tidak berada di bawah kekuasaan orang tua. 54 Menurut Subekti, perwalian adalah pengawasan terhadap anak di bawah umur, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut diatur oleh Undang-Undang. 55 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian dari perwalian adalah pengawasan terhadap harta dan anak-anak yang belum dewasa dan belum pernah menikah sebelumnya secara pribadi yang anak tersebut tidak berada dalam pengawasan orang tua kandungnya. Adapun yang termasuk dalam anak di bawah perwalian, adalah; 54 Sudarsono, Hukum Kekeluargaan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm Subekti, Op.Cit, hlm. 52

42 57 1) Anak sah yang kedua orang tuanya telah dicabut kekuasaannya sebagai orang tua; 2) Anak sah yang orang tuanya telah bercerai; 3) Anak yang lahir di luar perkawinan (natuurlijk kind). 56 b. Dasar Hukum Perwalian Menurut Hukum Positif Hal perwalian diatur dalam beberapa Perundang-Undangan, diantaranya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun Hal perwalian diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Bab XI Tentang Perwalian Pasal 50 sampai Pasal 54 2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 58 Hal perwalian juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada Buku I Tentang Orang, Bab XV Tentang Kebelum Dewasaan dan Perwalian yang terdiri dari 13 bagian Pasal 330 sampai Pasal 418a c. Asas-Asas Perwalian Menurut Hukum Positif Berdasarkan sistem perwalian KUHPerdata dikenal dua asas, yakni: 1) Asas Tidak Dapat Dibagi-Bagi (Ondeelbaarheid) 56 Ibid, hlm Sudarsono, Op.Cit, hlm R.Subekti dan R.Tjitrosudibio, Op. Cit, hlm

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut : Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang dipilih Allah unuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat Islam adalah mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)

Lebih terperinci

ZAKAT A. Pengertian Zakat

ZAKAT A. Pengertian Zakat ZAKAT A. Pengertian Zakat Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar, adalah tanaman tumbuh dan bertambah jika diberkati. Kata ini juga sering dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi

Lebih terperinci

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH) PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH) Zakat fitrah berfungsi untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan ucapan kotor dan untuk memberi makan orang-orang miskin. Diriwayatkan dari Ibnu

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????}, Memahami Fikih Zakat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persepsi Masyarakat Petani Desa Trembulrejo Tentang Zakat Pertanian Mencermati keterangan narasumber dari hasil wawancara dari 15 petani, banyak petani yang mengetahui

Lebih terperinci

7 230 Daftar Bahasan Penerima Zakat Orang-Orang Fakir Orang-Orang Miskin Amil atau Pengurus Zakat Orang-Orang Muallaf Untuk Memerdekakan Budak Orang-Orang yang Berutang Untuk Jalan Allah Orang-Orang Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah satu rukun yang bercorak social-ekonomi dari lima rukun Islam. Dengan zakat, disamping ikrar Tauhid (Syahadat) dan Sholat, seseorang barulah sah masuk kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN Halaman 2 Halaman 4 : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa KAIDAH FIQH اإل ت ل ف ي س ت و ي ف ي ه الم ت ع م د و ال ج اه ل و الن اس ي Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi 1. Pengertian Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang di reka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1830, 2014 KEMENAG. Zakat. Usaha Produktif. Penghitungan. Syarat. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam adalah agama yang universal mempunyai ajaran sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia guna menuju kebahagiaan yang abadi. Islam tidak hanya mengatur

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau DEKRIT ALLAH ATAS ZAKAT Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat serta ruku lah beserta orangorang yang mengerjakan ruku. (Al-Baqarah: 43). Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM A. Persamaan dan Perbedaan Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Islam 1. Persamaan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BIDANG BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Zakat, merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita sekarang ini kesenjangan sosial merupakan keadaan yang masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, sedangkan

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran agama Islam, waktu yang tersedia hendaknya diisi dengan kegiatan melaksanakan ibadah kepada Allah dan kegiatan mencari rezeki, sebagai karunia dari

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT A. Analisis Terhadap Pemberian Wasiat Dengan Kadar Lebih Dari 1/3 Harta Warisan Kepada

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS ; X (SEPULUH) SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 2. Memahami hukum Islam tentang

Lebih terperinci

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN AKAD MUDHARABAH DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNGGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang Fatwa Pedoman Asuransi Syariah 1 FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang PENGEMBALIAN KONTRIBUSI TABARRU BAGI PESERTA ASURANSI YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR ا ا رل

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan

Lebih terperinci

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Tatkala Menjenguk Orang Sakit هللا ىلص Doa-doa Rasulullah Tatkala Menjenguk Orang Sakit Publication : 1438 H_2017 M DOA-DOA RASULULLAH TATKALA MENJENGUK ORANG SAKIT حفظو هللا Oleh Ustad Abu Minhal, Lc Disalin dari Majalah As-Sunnah_Baituna,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK Sebagaimana permasalahan yang telah diketahui dalam pembahasan

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan Kaidah Fiqh ي ن س ب ال و ل د إ ل أ ب ي ه ش ر ع ا و إ ل أ م ه و ض ع ا Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan Publication:

Lebih terperinci

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat)

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat) ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat) Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh : Nama : Riksa

Lebih terperinci

PENGERTIAN TENTANG PUASA

PENGERTIAN TENTANG PUASA PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM www.ibnumajjah.wordpress.com TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH Oleh: رحمه اهلل Imam Ibnu Katsir Download > 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. www.ibnumajjah.wordpress.com Kunjungi

Lebih terperinci

Istiqomah dalam menjaga ibadah ********************

Istiqomah dalam menjaga ibadah ******************** Istiqomah dalam menjaga ibadah ******************** by dr. Ichsan, M.Sc. Pengajian Keluarga KALAM Sabtu, 28 Desember 2013 Goettingen Makna Istiqomah Secara etimologi, istiqomah artinya tegak lurus Secara

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK A. Pelaksanaan Pemberian Hadiah/ Uang yang Diberikan oleh Calon anggota DPRD

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN 69 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Sistem Penetapan Harga {Pada Jual Beli Air Sumur di

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk dengan Gabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tidak dapat dihindari adalah setiap orang tentu akan meninggal, baik ia seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG A. Analisis Praktik Utang Piutang Hewan Ternak Di Desa Ragang Dari data mengenai proses dan

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ش ر ع ال ق ر ع ة إ ذ ا ج ه ل ال م س ت ح ق و ت ع ذ ر ت ال ق س م ة Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ZAKAT DESKRIPSI MASALAH Terjadinya perubahan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Pertanyaan Dari: Ny. Fiametta di Bengkulu (disidangkan pada Jum at 25 Zulhijjah 1428 H / 4 Januari 2008 M dan 9 Muharram 1429 H /

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M KAIDAH FIQH الت اب ع ت ب ع Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti حفظو هللا

Lebih terperinci

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni 15 BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH A. PENGERTIAN SYIRKAH Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari lima rukun Islam. Seorang mukmin diakui sebagai saudara seagama apabila telah menunaikan zakat.

Lebih terperinci

Juanda, S.Ag., M.A Disampaikan pada acara Brevet Zakat

Juanda, S.Ag., M.A Disampaikan pada acara Brevet Zakat Juanda, S.Ag., M.A Disampaikan pada acara Brevet Zakat Hari Sabtu, 22 April 2017 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta A. Definisi Zakat Kata zakat secara

Lebih terperinci

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman Publication: 1434 H_2013 M PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN 77 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Penyaluran Zakat Fitrah di Masjid

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam hal operasional

Lebih terperinci

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA Tanggal, 13 Juni 2017 KONSEP PENGELOLAAN LAZIS Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt. Haryono 193 Telp.

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman

Lebih terperinci

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak Zakat dan Pajak Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak Pertanyaan Dari: Bapak Halim, di Jakarta (disidangkan pada hari Jum at, 29 Zulhijjah 1432 H / 25 November 2011 M) Pertanyaan: Yth Pengasuh

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1437 H/ 2016 M SUMPAH PALSU SEBAB MASUK NERAKA Disalin dari Majalah As-Sunnah, Edisi 07 Thn.XIX_1437H/2015M Download

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,dan sangat menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan lahir bersamaan dengan diciptakannya Nabi Adam As sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan Adam berdialog dengan Allah SWT. 1 Dialog

Lebih terperinci

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam سلسلة توجيهات ا رشادية Disusun Oleh: Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 1429 2008 سلسلة توجيهات إرشادية باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, CARA, DAN METODE PENGUMPULAN ZAKAT

BAB II KONSEP, CARA, DAN METODE PENGUMPULAN ZAKAT BAB II KONSEP, CARA, DAN METODE PENGUMPULAN ZAKAT A. Konsep Pengumpulan Zakat 1. Konsep Amil Amil yaitu mereka yang ditunjuk oleh pemerintah muslim setempat sebagai petugas-petugas pengumpul dan penyalur

Lebih terperinci

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[ 2. Tauhid dan Niat TUJUAN Peserta memahami makna iman kepada Allah Peserta memahami hukum niat Peserta mengetahui hadits-hadits yang berkaitan dengan niat Peserta termotivasi untuk selalu berusaha meluruskan

Lebih terperinci

MUZARA'AH dan MUSAQAH

MUZARA'AH dan MUSAQAH MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Publication : 1438 H, 2017 M MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Sumber:almanhaj.or.id dari Al-Wajiiz fii Fiqhis

Lebih terperinci

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA TAKWA DAN KEUTAMAANNYA KHUTBAH PERTAMA: اى ح ذ ى ي ح ذا م ض ريا ط جب ج بس مب ف م ب ح ت س ث ب و ش ض و أ ش ه ذ أ ى ب إ ى إ ى ب اهل و ح ذ ا ش ش ل ى و أ ش ه ذ أ ح ذا ع ج ذ و س ع ىى ص ي ى اد س ث و ع ال ع ي

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna, dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk

Lebih terperinci

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis AKHLAQ BISNIS ISLAMI تا ا ق ا Rikza Maulan Lc M.Ag Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis (1) Barometer Kataqwaan Seseorang: Allah SWT berfirman (QS. 2 : 188) ن - 2 # 5 وا 2 6 + س 3% "! ا ا ال ا # & م %

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M Kaidah Fiqh ان ح ظ س ان ع ب اد اث ف األ ص م ان إ ب اح ت انع اد اث ف ان أ ص م و PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: Pada Dasarnya Ibadah

Lebih terperinci

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh BAB IV ANALISIS TERHADAP DALIL DALIL QAWL QADIM DAN QAWL JADIm dan qawl jadi>d Imam Sha>fi i> dibedakan

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN ZAKAT PENGHASILAN الر ح يم الر ح من االله ب س م Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG MENGINGAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN : a. bahwa kedudukan hukum

Lebih terperinci

Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah ال ف ج ش. ل ال ع ش ش [ الفجش 2-1[ Demi fajar, dan malam yang sepuluh (Al Fajr 1-2) Ibnu Katsir berkata: Yang dimaksud adalah sepuluh hari

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci