SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP"

Transkripsi

1 Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERKEMBANGAN POLITIK INDONESIA SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP 2006 dan K-13 Standar Kompetensi 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru. Kompetensi Dasar 1.4 Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami Demokrasi Liberal. 2. Memahami Pemilu Memahami Demokrasi Terpimpin. A. Demokrasi Liberal Pada 17 Agustus 1950, pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) dibubarkan dan Indonesia kembali dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pergantian RIS ke NKRI menyebabkan Konstitusi RIS yang berlaku sejak 27 Desember 1949 tidak berlaku lagi dan digantikan UUDS 1950 yang ditandatangani pada 15 Agustus Dengan demikian, pada masa Demokrasi Liberal NKRI menggunakan sistem pemerintahan parlementer.

2 Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem yang mengangkat presiden atau raja sebagai kepala negara dan bertugas sebagai pemegang pemerintahan, sedangkan kepala pemerintahan bertugas sebagai pelaksana pemerintahan dan dipimpin oleh perdana menteri. Pada masa itu, situasi politik tidak stabil karena sering terjadi pergantian kabinet. Anggota partai-partai politik yang duduk dalam pemerintahan lebih mengutamakan kepentingan partainya daripada kepentingan negara. Akibatnya, pada masa ini pula, pemerintahan Indonesia sering mengalami pergantian kabinet sebelum dapat menyelesaikan program kerjanya. Pergantian kabinet ini secara umum diakibatkan persaingan antarpartai sehingga seringkali apabila ada kegagalan atau kesalahan dalam menjalankan tugas, kabinet-kabinet masa Demokrasi Liberal akan dijatuhi mosi tidak percaya oleh partai politik lainnya. Adapun kabinet yang pernah memerintah adalah sebagai berikut. 1. Kabinet Natsir (6 September Maret 1951) Kabinet Natsir adalah kabinet pertama Indonesia sejak kembali ke bentuk NKRI. Kabinet Natsir dipimpin oleh Muhammad Natsir yang berasal dari Masyumi. Kabinet Natsir berkuasa sejak 6 September Maret Adapun hal-hal yang berkaitan dengan Kabinet Natsir adalah sebagai berikut. a. Program kerja Kabinet Natsir 1.) Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman. 2.) Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan. 3.) Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang. 4.) Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat. 5.) Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat. b. Percapaian kerja Kabinet Natsir 1.) Indonesia diterima sebagai anggota PBB pada 28 September 1950 sebagai anggota PBB yang ke ) Menyelenggarakan Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. 3.) Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat pada 4 Desember 1950 walaupun tidak berjalan dengan baik. 2

3 c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Natsir 1.) Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami kegagalan. 2.) Timbul masalah keamanan dalam negeri, yaitu terjadi pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti gerakan DI/TII, gerakan Andi Azis, gerakan APRA, gerakan RMS. d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Natsir Pada masa Kabinet Natsir, perundingan mengenai masalah Irian Barat mengalami kegagalan dan terjadi mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 Tahun 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga M. Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada presiden. 2. Kabinet Sukiman (27 April April 1952) Kabinet Sukiman merupakan kabinet koalisi antara Masyumi dengan PNI. Kabinet ini dipimpin oleh Sukiman Wiryosanjoyo. a. Program kerja Kabinet Sukiman 1.) Menjamin keamanan dan ketenteraman. 2.) Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbarui hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani. 3.) Mempercepat persiapan pemilihan umum. 4.) Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya. b. Pencapaian kerja Kabinet Sukiman Program Kabinet Sukiman hanya melanjutkan program Natsir, tetapi dengan beberapa perubahan prioritas, seperti dari program menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan ketenteraman. c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Sukiman 1.) Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Menlu Indonesia, Soebardjo dengan Dubes AS, Merle Cochran. Pertukaran Nota Keuangan ini mengenai pemberian 3

4 bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika kepada Indonesia berdasarkan ikatan Mutual Security Act. Tindakan Sukiman dalam penandatanganan Mutual Security Act dipandang telah melanggar politik luar negara Indonesia yang bebas aktif karena lebih condong ke Blok Barat, bahkan dinilai telah memasukkan Indonesia ke dalam Blok Barat. 2.) Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang terjadi pada setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-barang mewah. 3.) Masalah Irian Barat belum juga teratasi. 4.) Hubungan Sukiman dengan militer kurang baik. Hal ini tampak dengan kurang tegasnya tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Sukiman Berakhirya kekuasaan Kabinet Sukiman berawal dari muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan kemudian ia terpaksa mengembalikan mandat kepada presiden. 3. Kabinet Wilopo (3 April Juni 1953) Kabinet ini merupakan zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli dalam bidangnya. Kabinet ini dipimpin oleh Mr. Wilopo. a. Program kerja Kabinet Wilopo 1.) Program dalam negeri, yaitu menyelenggarakan pemilihan umum (Konstituante, DPR, dan DPRD), meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan pendidikan rakyat, dan pemulihan keamanan. 2.) Program luar negeri, yaitu mengubah hubungan Indonesia-Belanda menjadi hubungan internasional biasa, pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif. b. Pencapaian kerja Kabinet Wilopo Walaupun Kabinet Wilopo gagal dalam menyelenggarakan pemilu, Kabinet Wilopo berhasil menyusun peraturan yang menjadi landasan pemilu di Indonesia. Peraturan tersebut kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1953 pada 4 April

5 c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Wilopo 1.) Adanya krisis ekonomi yang disebabkan oleh jatuhnya harga barang-barang ekspor Indonesia sementara kebutuhan impor terus meningkat. 2.) Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang banyak terlebih setelah terjadi penurunan hasil panen sehingga membutuhkan biaya besar untuk mengimpor beras. 3.) Terjadi Peristiwa 17 Oktober Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh konflik intern Angkatan Darat (AD antara Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) A.H. Nasution dengan Kolonel Bambang Supeno yang berujung pada campur tangan DPRS ke tubuh AD. Dalam Peristiwa 17 Oktober 1952 KSAD A.H. Nasution bersama 7 panglima meminta agar DPRS dibubarkan. Keadaan ini menyebabkan muncul demonstrasi dari kalangan sipil yang dianggap telah dimobilisasi A.H. Nasution untuk menuntut dibubarkannya DPRS. Bahkan, Letkol Kemal Idris selaku Komandan Garnisun Jakarta mengarahkan moncong meriam ke arah istana dengan dalih melindungi presiden dari demonstrasi Mahasiswa. Peristiwa 17 Oktober 1952 adalah gerakan yang dilakukan oleh KSAD A.H. Nasution beserta pendukungnya untuk membubarkan DPRS karena campur tangannya ke dalam tubuh Angkatan Perang. Akibat dari peristiwa ini, KSAD A.H. Nasution dipecat dari Angkatan Darat pada Desember 1952 dan posisinya digantikan oleh Bambang Sugeng. 4.) Munculnya peristiwa Tanjung Morawa pada 16 Maret 1953 mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatra Timur (Deli). Dilatarbelakangi oleh rencana pemerintah dan karesidenan Sumatra Timur untuk membangun sawah percontohan di areal perkebunan tembakau, Tanjung Morawa. Namun, lahan tersebut sudah digarap oleh penggarap liar. Untuk memindahkan para penggarap liar, pemerintah bersedia memberikan ganti rugi dan menyediakan lahan garapan baru. Akan tetapi, hal ini dihalangi oleh Barisan Tani Indonesia (BTI) yang merupakan organisasi di bawah PKI. Akibatnya, timbulah bentrokan antara polisi dengan penggarap yang telah dihasut BTI sehingga menimbulkan korban meninggal. Peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa bentrokan antara aparat kepolisian dengan para petani liar mengenai persoalan tanah perkebunan di Tanjung Morawa, Deli, Sumatra Timur (Deli). 5

6 d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Wilopo Akibat Peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa Tanjung Morawa muncul mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap Kabinet Wilopo sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden. 4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli Agustus 1955) Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU. Dipimpin oleh Mr. Ali Sastroamijoyo dengan wakilnya, Wongsonegoro sehingga sering disebut Kabinet Ali Wongso. a. Program kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo 1.) Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan pemilu. 2.) Pembebasan Irian Barat secepatnya. 3.) Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB. 4.) Penyelesaian pertikaian politik. b. Pencapaian kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo 1.) Persiapan pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September ) Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat pencapaian kerja Kabinet Ali, ingatlah SUPER berikut. Ali bersiap pemilu untuk memilih Permen dengan 29 Sepatu, ia pun lelah dihibur 55 orang ASIA dan AFRIKA. c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Ali Sastroamijoyo 1.) Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga dapat terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh. 2.) Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 yang menunjukkan konflik antara AD dengan pemerintah sipil masih berlanjut. Masalah dari peristiwa 27 Juni 1955 merupakan kelanjutan dari Peristiwa 17 Oktober Bambang Sugeng sebagai Kepala Staf AD mengajukan permohonan berhenti dan disetujui oleh kabinet karena menurut Kabinet Ali, Bambang Sugeng selalu meminta pendapat presiden tanpa melalui persetujuan kabinet. Sebagai gantinya menteri pertahanan, Iwa 6

7 Kusuma Sumantri menunjuk Kolonel Bambang Utoyo, tetapi panglima AD menolak pemimpin baru tersebut karena proses pengangkatannya dianggap tidak menghiraukan norma-norma yang berlaku di lingkungan TNI-AD, yaitu mengangkat SAD berdasarkan kemampuan dan senioritas. Bahkan, ketika terjadi upacara pelantikan pada 27 Juni 1955 tidak seorangpun panglima tinggi yang hadir meskipun mereka berada di Jakarta. 3.) Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya korupsi, dan inflasi yang menunjukkan gejala membahayakan. 4.) Munculnya konflik antara PNI dan NU yang menyebabkan NU memutuskan untuk menarik kembali menteri-menterinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti oleh partai lainnya. d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Ali NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus mengembalikan mandatnya pada presiden. 5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus Maret 1956) Dipimpin oleh Burhanuddin Harahap dari Partai Masyumi. Dalam Kabinet Burhanuddin Harahap, wakil dari PNI tidak ada sehingga PNI bertindak sebagai oposisi dalam Kabinet Burhaduddin Harahap. a. Program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap 1.) Mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah. 2.) Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat terbentuknya parlemen baru. 3.) Menyelesaikan undang-undang desentralisasi. 4.) Memperjuangkan Irian Barat agar dimasukkan dalam wilayah Indonesia. 5.) Politik kerja sama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif. b. Pencapaian kerja Kabinet Burhanuddin Harahap 1.) Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih Konstituante). Pemilu ini diikuti 27 partai yang lolos seleksi dan menghasilkan 4 partai politik besar yang memperoleh suara terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI. 7

8 2.) Perjuangan diplomasi dalam menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pembubaran Uni Indonesia-Belanda. 3.) Terbinanya hubungan baik antara Angkatan Darat dengan Kabinet Burhanuddin. 4.) Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan mengangkat Kolonel A.H. Nasution sebagai Staf Angkatan Darat pada 28 Oktober Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harahap yang paling diingat adalah penyelenggaraan pemilu pada Pemilu tersebut menjadi pemilu pertama yang diselenggarakan Indonesia setelah merdeka. Pemilu 1955 merupakan salah satu wujud dari kehidupan demokratis di Indonesia. c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Burhanuddin 1.) Adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap Kabinet Burhanuddin Harahap karena yang menunjuk formatur kabinet adalah wakil presiden Mohammad Hatta. 2.) Banyaknya mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap menimbulkan ketidaktenangan di kalangan pejabat negara. d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Burhanuddin Kabinet Burhanuddin Harahap mengembalikan mandatnya seiring dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin dianggap selesai. 6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret Maret 1957) Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU. Dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo dengan wakilnya Mohammad Roem dan Idham Chalid. a. Program Kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo II 1.) Membentuk program pembangunan lima tahun. 2.) Menitikberatkan perekonomian pada kebutuhan rakyat jelata dan berusaha memenuhi kebutuhan primer. 3.) Memperjuangkan penegakan kedaulatan Indonesia di Irian Barat. 4.) Membentuk daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggotaanggota DPRD. 5.) Menyehatkan perimbangan keuangan negara. 8

9 6.) Mengusahakan pembatalan KMB. 7.) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif. 8.) Melaksanakan keputusan KAA. b. Pencapaian Kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo II Pencapaian kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah pembatalan seluruh perjanjian KMB. c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Ali Sastroamijoyo II 1.) Muncul kekacauan di daerah yang mengarah pada gerakan separatisme yang ditandai dengan pembentukan dewan militer seperti Dewan Banteng di Sumatra Tengah, Dewan Gajah di Sumatra Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara. 2.) Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat dianggap mengabaikan pembangunan di daerahnya. 3.) Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru khususnya mengenai nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia. Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya pada orang Cina karena memang merekalah yang kuat ekonominya. 4.) Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa mengembalikan mandat berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer. d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Ali Sastroamijoyo II Mundurnya sejumlah menteri dari Partai Masyumi membuat kabinet Ali Sastroamidjoyo II jatuh dan menyerahkan mandatnya pada presiden. 7. Kabinet Djuanda ( 9 April Juli 1959) Kabinet Djuanda dibentuk karena kegagalan Konstituante dalam menyusun UUD pengganti UUDS 1950 serta terjadinya perebutan kekuasaan antarpartai politik. Kabinet ini dipimpin oleh Ir. Juanda, tapi Presiden Soekarno sendiri yang menjadi formatur kabinetnya. Kabinet ini dikenal sebagai zaken kabinet. Zaken kabinet adalah kabinet yang terdiri dari para menteri yang ahli dalam bidangnya. 9

10 a. Program kerja Kabinet Djuanda Program kerja Kabinet Djuanda disebut Pancakarya sehingga sering juga disebut sebagai Kabinet Karya. Berikut ini adalah program Pancakarya. 1.) Membentuk Dewan Nasional. 2.) Normalisasi keadaan Republik Indonesia. 3.) Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB. 4.) Perjuangan pengembalian Irian Jaya. 5.) Mempercepat proses pembangunan. Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi di daerah, perjuangan pengembalian Irian Barat, masalah ekonomi serta keuangan yang sangat buruk. b. Pencapaian kerja Kabinet Djuanda 1.) Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda yang mengubah batas laut Indonesia dari 3 mil menjadi 12 mil. Deklarasi Djuanda merupakan pernyataan Indonesia bahwa laut di sekitar wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan dengan wilayah NKRI bukan sebagai pemisah antarwilayah NKRI. Deklarasi Djuanda baru dapat diterima dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada ) Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya sebagai titik tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin. 3.) Diadakannya Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi masalah krisis dalam negeri, tetapi tidak berhasil dengan baik. SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat pencapaian kerja Kabinet Djuanda, ingatlah SUPER berikut ini. DJUANDA BAPER uangnya 3 jadi 12 MILIAR diberi DEWA NASI di MONAS 10

11 c. Kendala/masalah yang dihadapi Kabinet Djuanda 1.) Kegagalan menghadapi pergolakan di daerah yang semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hubungan pusat dan daerah menjadi terhambat. Munculnya pemberontakan seperti PRRI/Permesta. 2.) Keadaan ekonomi dan keuangan yang semakin buruk sehingga program pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis demokrasi liberal mencapai puncaknya. 3.) Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno di depan Perguruan Cikini pada 30 November d. Berakhirnya kekuasaan Kabinet Djuanda Kekuasaan Kabinet Djuanda berakhir saat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli Mulailah babak baru sejarah RI, yaitu Demokrasi Terpimpin. Dengan demikian, kabinet-kabinet yang berkuasa pada masa Demokrasi Liberal adalah sebagai berikut. 1.) Kabinet Natsir 2.) Kabinet Sukiman 3.) Kabinet Wilopo 4.) Kabinet Ali Sastroamijoyo 5.) Kabinet Burhanuddin Harahap 6.) Kabinet Ali Sastroamijoyo II 7.) Kabinet Djuanda SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat semua kabinet yang berkuasa pada masa Demokrasi Liberal ingatlah SUPER berikut. Natsir makan SAWI 1 ABAD B. Pemilu Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu ciri dari pemerintahan demokratis karena dalam pemilu, rakyat dilibatkan untuk memilih pemimpinnya sendiri. Pemilu pertama dilaksanakan Indonesia pada tahun Pemilu 1955 telah dipersiapkan pada masa Kabinet Ali I dan dapat dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin Harahap. Pelaksanaan Pemilu 1955 terjadi ketika kondisi negara kurang kondusif karena berada di bawah ancaman DI/TII bentukan Kartosuwiryo. 11

12 Pada 31 Juli 1954, Panitia Pemilihan Umum Pusat dibentuk dan diketuai oleh Hadikusumo dari PNI. Dalam pelaksanaan Pemilu 1955, seluruh elemen masyarakat Indonesia termasuk TNI dan POLRI memiliki hak suara. Adapun pelaksanaan Pemilu 1955 dilatarbelakangi oleh hal berikut. a. Revolusi fisik dalam perang mempertahankan kemerdekaan, menuntut semua potensi bangsa untuk memfokuskan diri pada usaha mempertahankan kemerdekaan. b. Adanya pertikaian internal di dalam lembaga pemerintah. Hal ini cukup menguras energi dan perhatian sehingga kondisi negara tidak stabil. c. Belum adanya UU pemilu yang mengatur tentang pelaksanaan pemilu. Namun, pada 4 April 1953, UU Pemilu disahkan oleh kabinet Wilopo menjadi UU Nomor 7 Tahun Tujuan Pelaksanaan Pemilu 1955 Pemilu 1955 dilakukan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. 3. Pelaksanaan dan Jalannya Pemilu 1955 Pelaksanaan Pemilu 1955 diumumkan oleh Ketua Panitia Pemilu, Hadikusumo pada 16 April Hal ini mendorong partai politik meningkatkan kampanyenya hingga ke pelosok daerah. Pemilu 1955 dilaksanakan 2 tahap agar lebih fokus. Kedua tahap tersebut antara lain sebagai berikut. a. Tahap pertama adalah pemilihan anggota DPR yang diselenggarakan pada 29 September Pemilihan Anggota DPR diikuti oleh 29 kandidat yang terdiri dari partai politik maupun individu. b. Tahap kedua adalah pemilihan anggota Konstituante yang diselenggarakan pada 15 Desember Pemilihan anggota Konstituante diikuti oleh 35 kandidat dari partai politik maupun individu. Tujuan pemisahan waktu penyelenggaraan pemilu DPR dan Konstituante adalah agar penyelenggaraan pemilu menjadi fokus. Pemilu 1955 berjalan dengan tertib, disiplin, serta tanpa politik uang atau tekanan dari pihak manapun. Oleh karena itu, banyak ahli politik menilai bahwa pemilu di Indonesia pada 1955 sebagai pemilu paling demokratis yang terlaksana di Indonesia sampai sekarang. 12

13 Hasil dari Pemilu 1955 memunculkan empat partai pemenang yaitu Masyumi, PNI, NU, dan PKI. Adapun persebaran kursi yang diperoleh adalah sebagai berikut. No. Nama Partai Persebaran Kursi DPR Persebaran Kursi Konstituante 1. Partai Nasional Indonesia (PNI) 57 kursi 119 kursi 2. Masyumi 57 kursi 112 kursi 3. Nahdlatul Ulama (NU) 45 kursi 91 kursi 4. Partai Komunis Indonesia (PKI) 39 kursi 80 kursi 4. Kelebihan dan Kelemahan Pemilu 1955 a. Kelebihan Pemilu ) Tingkat partisipasi rakyat sangat besar, terlihat sekitar 87% dari semua warga punya hak pilih. Lebih dari 37 juta orang memberikan suara dari 43 juta para pemilih yang terdaftar. 2.) Persentase suara yang sah cukup signifikan, yaitu 80% dari suara yang masuk, padahal 70% penduduk Indonesia masih buta huruf. 3.) Pelaksanaannya berjalan secara aman, tertib, dan disiplin serta jauh dari unsur kecurangan dan kekerasan. Pemilu ini dianggap pemilu yang paling demokratis di Indonesia hingga saat ini. b. Kekurangan Pemilu ) Krisis ketatanegaraan yang diakibatkan kegagalan Konstituante menyusun konstitusi baru mendorong lahirnya Dekret Presiden 5 Juli ) Tidak ada parpol yang memperoleh suara mayoritas mutlak sehingga stabilitas pemerintahan dan penyusunan konstitusi baru untuk menggantikan UUDS 1950 tidak berhasil. Hal ini sebabkan tidak adanya pemenang mayoritas yang berakibat kekuasaan terbagi-bagi ke dalam berbagai aliran politik yang akhirnya mengakibatkan sistem pemerintahan saat itu menjadi tidak stabil. C. Demokrasi Terpimpin 1. Latar Belakang Munculnya Demokrasi Terpimpin Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem pemerintahan yang keputusan dan kebijakannya dijalankan dengan berpusat pada kekuasaan yang berada pada satu orang sebagai pemimpin pemerintahan. 13

14 Pasca-Pemilu 1955, keadaan Indonesia semakin tidak stabil karena pertikaian di dalam parlemen sehingga Konstituante tidak mampu menyusun konstitusi baru untuk mengganti UUDS Kegagalan Konstituante dalam menyusun UUD disebabkan oleh adanya sikap saling mementingkan kepentingan partai politik yang diusung oleh anggota Konstituante tanpa melihat asas persatuan dan kesatuan negara. 2. Ketegangan Pasca-Pemilu 1955 Penyelenggaraan Pemilu 1955 dapat dikatakan berjalan dengan lancar dan bersih dari segala kecurangan karena suara yang diberikan masyarakat mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka. Hasil Pemilu 1955 menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Namun, secara tidak langsung kampanye pada saat Pemilu 1955 telah menanamkan sikap kecintaan yang berlebihan terhadap partai. Akibatnya, anggota Konstituante yang terpilih dari Pemilu 1955 saling bertikai sehingga menghambat kinerja Konstituante dalam menyusun UUD baru dan berdampak pada terganggunya stabilitas politik. Konflik antaranggota Konstituante disebabkan karena adanya tiga poros kekuatan dalam Konstituante, yaitu: a. kekuatan Islam yang diwakili Masyumi dan NU; b. kekuatan nasionalis yang diwakili PNI; c. kekuatan komunis yang diwakili PKI. Konflik di antara ketiga poros kekuatan tersebut terlihat dalam beberapa hal berikut. a. Sidang 29 Mei 1959 Tidak tercapainya kesepakatan dalam penyertaan butir pertama dalam Piagam Jakarta yang menyatakan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya. Voting sudah dilakukan, tapi hasilnya tidak memenuhi kuorum. b. Sidang 30 Mei 1959 Pembahasan usulan untuk kembali ke UUD 1945 tanpa perubahan, tapi hasil voting juga tidak mencapai kesepakatan dan voting diulang pada 2 Juni 1959, hasilnya tetap tidak tercapai kesepakatan. Konflik tersebut menyebabkan tugas Konstituante terhambat sehingga untuk menyelamatkan negara dari keadaan krisis, Presiden Soekarno mengambil langkah penyelamatan dengan mengeluarkan Dekret Presiden pada 5 Juli

15 1.) UUDS 1950 UUDS 1950 atau Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia tahun 1950 adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli Pemberlakuan UUDS 1950 ditetapkan dalam Sidang Pertama DPR RIS pada 14 Agustus Keputusan tentang pemberlakuan UUDS 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Pemberlakuan UUDS 1950 menandai berakhirnya bentuk negara RIS yang diubah menjadi NKRI. UUDS 1950 diberlakukan sementara hingga konstitusi baru untuk NKRI berhasil disusun. Kata sementara dalam UUDS 1950 disebabkan UUDS 1950 hanya berlaku sementara hingga Konstituante berhasil menyusun konstitusi baru untuk Republik Indonesia setelah pembubaran RIS. Namun, upaya ini mengalami kegagalan sebab walaupun pemilihan anggota Konstituante berhasil dilaksanakan, tapi tugas Konstituante dalam menyusun konstitusi baru mengalami kegagalan. Sehingga, Presiden Soekarno memutuskan untuk kembali ke UUD 1945 yang dinyatakan dalam Dekret Presiden ) Dekret Presiden 1959 Pengertian dekret adalah perintah yang dikeluarkan oleh kepala negara maupun pemerintahan dan memiliki kekuatan hukum. Dekret biasanya diambil ketika negara dalam keadaan darurat. Dalam perkembangan pemerintahan Indonesia, dekret pernah diambil oleh Presiden Soekarno sebagai langkah terakhir untuk menciptakan stabilitas politik akibat Konstituante tidak mampu menyusun konstitusi/uud baru. Sebelum mengeluarkan dekret, Presiden Soekarno pernah menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945 dalam sidang Konstituante 22 April Namun anjuran tersebut tidak mampu disepakati oleh anggota Konstituante karena selalu tidak dapat memenuhi kuorum. 15

16 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, dalam upacara resmi di Istana Merdeka. Adapun Dekret Presiden 1959 berisi: pembubaran Badan Konstituante, berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat. Dekret Presiden mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia beserta TNI. Hal ini terlihat dari tindakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Kolonel A.H. Nasution yang mengeluarkan perintah harian kepada seluruh anggota Angkatan Darat untuk mengamankan dekret presiden. Dekret Presiden 1959 menandakan bahwa Demokrasi Terpimpin di Indonesia telah dimulai dengan Presiden Soekarno menjadi pemimpin tertinggi Indonesia. 3. Terbentuknya MPRS Pelaksanaan Dekret Presiden 1959, terlihat dari pembentukan MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun Keanggotaan MPRS terdiri dari 261 orang anggota DPR, 94 orang anggota Utusan Daerah, dan 200 orang anggota Wakil Golongan. Susunan pemimpin MPRS sebagai berikut. a. Ketua: Chaerul Saleh b. Wakil Ketua: Mr. Ali Sastroamidjojo c. Wakil Ketua: K.H. Idham Khalid d. Wakil Ketua: D.N. Aidit e. Wakil Ketua: Kolonel Wiluyo Puspoyudo Sistem keanggotaan MPRS juga diatur dalam Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 sebagai berikut. a. MPRS terdiri atas Anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) ditambah dengan utusanutusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan. b. Jumlah Anggota MPRS ditetapkan oleh Presiden. c. Anggota tambahan MPRS diangkat oleh Presiden dan mengangkat sumpah menurut agamanya di hadapan Presiden atau Ketua MPRS yang dikuasakan oleh Presiden. d. MPRS mempunyai seorang Ketua dan beberapa Wakil Ketua yang diangkat oleh Presiden. 16

17 Dalam perkembangannya, MPRS sudah melaksanakan sidang umum sebanyak 3 kali pada masa Demokrasi Terpimpin dan mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain: 1.) penetapan manifesto politik sebagai GBHN; 2.) penetapan garis garis besar pembangunan nasional berencana tahap 1 ( ); 3.) menetapkan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup. 4. Manifesto Politik Republik Indonesia Manifesto Politik atau disingkat Manipol merupakan sebutan pidato Presiden Soekarno dalam upacara peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus Pidato tersebut berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita. Pidato Penemuan Kembali Revolusi Kita merupakan penjelasan dan pertanggungjawaban atas Dekret Presiden 1959 serta garis kebijakan dalam merencanakan pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Dalam sidang Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) September 1959 diusulkan agar pidato Presiden Soekarno ditetapkan sebagai GBHN Indonesia dengan nama Manipol. Usulan DPAS diterima dalam sidang MPRS tahun Manipol ditetapkan sebagai GBHN dalam Tap MPRS No. 1/MPRS/1960. Manipol sendiri mencakup UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia yang disingkat USDEK. Manipol dan USDEK sering disebut dengan Manipol USDEK sebagai satu kesatuan. 5. Pembubaran DPR Hasil Pemilu 1955 Dekret Presiden 5 Juli 1959 sebenarnya didukung penuh oleh DPR, namun ketua DPR, Mr. Sartono menyarankan Presiden Soekarno untuk meminta mandat DPR agar dapat melakukan perombakan struktur negara secara konstitusional. Namun, Presiden Soekarno menolak saran tersebut yang menandakan Presiden tidak terikat lagi dengan DPR. Konflik antara Presiden dan DPR semakin memuncak ketika DPR menolak Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang berujung pada pembubaran DPR oleh Presiden pada 5 Maret Dibentuknya DPR-GR Setelah DPR hasil Pemilu 1955 dibubarkan karena DPR menolak RAPBN pada 1960 yang diajukan pemerintah, Presiden selanjutnya menyatakan pembubaran DPR. Sebagai 17

18 gantinya, Presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Semua anggotanya ditunjuk oleh Presiden. Peraturan DPR-GR juga ditentukan oleh Presiden sehingga DPR-GR harus mengikuti kehendak serta kebijakan pemerintah. Tugas DPR-GR antara lain: a. melaksanakan manifesto politik; b. mewujudkan amanat penderitaan rakyat; c. melaksanakan Demokrasi Terpimpin. 7. Pemberlakuan Dwikora Dwikora merupakan kepanjangan dari Dwi Komando Rakyat. Dwikora adalah salah satu bagian saat Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia yang berlangsung sejak Awal mula konfrontasi dengan Malaysia adalah rencana Inggris pada 1961 untuk membentuk Federasi Malaysia yang terdiri dari gabungan koloni Inggris di Semenanjung Malaya dengan Koloni Inggris di Serawak, Sabah, Brunei, serta Singapura. Rencana Inggris mendapatkan reaksi keras dari Indonesia dan Filipina. Kedua negara tersebut memliki alasan sebagai berikut. a. Indonesia melalui Presiden Soekarno beranggapan bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris dan Federasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di Asia Tenggara sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. b. Filipina mengklaim wilayah Sabah sebagai wilayah Filipina dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu. Awalnya konflik antara Indonesia-Filipina dengan Federasi Malaysia dapat diredam melalui penandatangan persetujuan Manila pada 31 Juli Namun, pada 16 September 1963, Federasi Malaysia diresmikan tanpa menunggu hasil penyelidikan PBB. Oleh sebab itu, Indonesia menuduh Federasi Malaysia telah melanggar Persetujuan Manila. Secara garis besar, isi Persetujuan Manila adalah Indonesia dan Filipina akan mendukung pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Sabah dan Serawak menginginkannya setelah melalui referendum di bawah pengawasan PBB. Akibat peresmian Federasi Malaysia, muncul gelombang demonstrasi anti-malaysia di Jakarta pada 17 September Tindakan serupa juga dibalas oleh warga Malaysia di Kuala Lumpur, bahkan demonstran Malaysia menyerang dan merusak gedung kedutaan besar Republik Indonesia di Malaysia. Lebih dari itu, demonstran Malaysia memaksa Perdana Menteri Malaysia, Tunku Abdul Rahman untuk menginjak Garuda Pancasila. 18

19 Tindakan Malaysia dinilai telah melecehkan martabat bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden Soekarno melancarkan aksi Ganyang Malaysia. Pada 3 Mei 1964 di Jakarta, Presiden Soekarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya: a. perhebat ketahanan revolusi Indonesia; b. bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk membubarkan pembentukan negara boneka Malaysia. Sebagai wujud dari pelaksanaan Dwikora, Indonesia melakukan beberapa hal, seperti: a. mengadakan konfrontasi senjata dengan Malaysia; b. membentuk sukarelawan yang terdiri dari TNI dan masyarakat; dan c. mengirimkan sukarelawan ke Singapura dan Kalimantan Utara, wilayah Malaysia, melalui Kalimantan untuk melancarkan operasi terhadap kekuatan militer Federasi Malaysia. Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia semakin terlihat jelas di forum internasional. Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebagai protes diangkatnya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Konfrontasi dengan Malaysia berakhir setelah perpindahan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Jenderal Soeharto setelah peristiwa Gerakan September 30. Normalisasi hubungan kedua negara tersebut dimulai pada 28 Mei 1966 di Bangkok dan pada 11 Agustus 1966 ditandatangani perjanjian perdamaian Indonesia-Malaysia. 8. Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin Beberapa kebijakan politik pada masa Demokrasi Terpimpin adalah sebagai berikut. a. Penetapan ajaran Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom) melalui Penetapan Presiden No. 2 Tahun Tujuan pemberlakuan Nasakom adalah untuk merangkul semua golongan politik yang ada di Indonesia agar tidak saling bertikai. b. Pembentukan Front Nasional yang ditetapkan melalui Penetapan Presiden No. 13 Tahun Adapun tujuan Front Nasional adalah memperjuangkan cita-cita proklamasi dan UUD Front Nasional diketuai oleh Presiden Soekarno. c. TNI dan polisi dipersatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). ABRI diakui sebagai salah satu golongan fungsional yang mempunyai wakil dalam MPRS. d. Pada awalnya, Indonesia masih melaksanakan politik luar negeri bebas aktif terlihat dari pengiriman Pasukan Garuda ke Kongo, ikut memprakarsai Gerakan Non-Blok, dan menyelenggarakan Asian Games pada

20 e. Dalam kelanjutannya, Indonesia cenderung lebih dekat dengan Blok Timur seiring dengan kebencian Indonesia dan Presiden Soekarno terhadap Blok Barat yang dianggap sebagai kumpulan negara penjajah. Bahkan, Indonesia membagi dunia mejadi dua kekuatan, yaitu: 1.) New Emerging Forces (Nefo) yang berisi negara-negara berkembang eksjajahan, 2.) Old Established Forces (Oldefo) yang berisi negara-negara imperialis dan kolonialis yang didominasi negara-negara Barat. f. Melaksanakan politik Mercusuar yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi New Emerging Forces (kekuatan baru yang sedang tumbuh) di dunia. Proyek-proyek besar dan spektakuler pun diselenggarakan dengan harapan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan terkemuka di kalangan Nefo. Politik Mercusuar diwujudkan dalam pembangunan Monumen Nasional (Monas), Stadion Geloran Bung Karno, Jembatan Semanggi, Gedung Sarinah, dan lain-lain. g. Melanjutkan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke wilayah Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya, Pemerintahan Demokrasi Terpimpin melakukan beberapa penyimpangan terhadap UUD Hal ini disebabkan karena kekuasaan Presiden yang begitu besar dan lembaga legislatif seperti MPRS dan DPR kehilangan fungsinya. Penyelewengan tersebut adalah sebagai berikut. a. Pemberlakuan Nasakom sebagai doktrin menyebabkan fungsi Pancasila kabur. Hal ini menyebabkan PKI semakin leluasa untuk memengaruhi kebijakan pemerintahan Indonesia, sebab dengan Nasakom, PKI seakan-akan mendapatkan pengakuan di Indonesia. Di kemudian hari, PKI adalah salah satu unsur politik yang dekat dengan Presiden Soekarno. b. Penetapan Soekarno sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS menyebabkan kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berjalan lancar. c. Presiden seakan-akan bertindak menjadi lembaga tertinggi di Indonesia. Hal ini terlihat pada saat Presiden mengangkat anggota MPRS dan juga membubarkan DPR dan membentuk DPR-GR dan pemilihan anggotanya ditunjuk oleh Presiden d. Penyelewengan terhadap politik luar negeri yang bebas aktif. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak sesuai lagi dengan Gerakan Non-Blok yang ironisnya Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa. Penyelewengan tersebut terlihat dari: 1.) Indonesia cenderung dekat dengan Blok Timur dengan membentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong Yang; 20

21 2.) Pembentukan Nefo dan Oldefo yang membagi dunia menjadi dua kekuatan. Hal ini menyebabkan Presiden Soekarno seakan-akan membuat blok kekuatan sendiri; 3) Presiden Soekarno membentuk organisasi tandingan PBB yaitu Conference of the New Emerging Forces (Conefo) dan membentuk Games of the New Emerging Forces (Ganefo) sebagai tandingan olimpiade. Beberapa pihak berpendapat bahwa hal tersebut bukanlah penyelewengan, tapi ini adalah tindakan Soekarno untuk meningkatkan martabat dan harga diri Indonesia di mata dunia. Selain itu Soekarno, menganggap PBB sudah tidak sesuai lagi dengan fungsinya karena didominasi oleh negara-negara imperialis dan kolonialis sedangkan negara berkembang hanya sebagai pelengkap saja. e. Politik Mercusuar Soekarno yang bertujuan untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara besar dianggap sebagai pemborosan uang negara. Walaupun terjadi penyimpangan, berikut ini adalah keberhasilan yang dicapai pada masa Demokrasi Terpimpin. a. Berhasil meningkatkan kesadaran politik di kalangan pemuda dan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah anggota GMNI, HMI, dan CGMI yang mencapai ribuan orang. b. Penumpasan PRRI/Permesta pada c. Penumpasan DI/TII yang ditandai dengan penangkapan pemimpin DI/TII Jawa Barat, Kartosuwiryo pada 1962, Musyawarah penyelesaian dengan pemimpin DI/TII Aceh, Daud Beureuh, Penembakan Pemimpin DI/TII Sulawesi Selatan, Kahar Muzakar pada d. Penyerahan Irian Barat oleh Belanda pada

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 A. Latar Belakang 1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.

Lebih terperinci

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL ( )

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL ( ) INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL (1949 1959) a. Dalam bidang politik b. Dalam bidang ekonomi c. Dalam bidang sosial budaya 1 a. Dalam bidang Politik Athif Ke-Ren Sistem Pemerintahan Parlementer Menteri

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

A. Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer B. Kehidupan Ekonomi Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer C.

A. Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer B. Kehidupan Ekonomi Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer C. A. Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer B. Kehidupan Ekonomi Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer C. Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin D. Kehidupan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki

Lebih terperinci

sherila putri melinda

sherila putri melinda sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) 1. Lembaga tinggi negara yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD adalah a. DPR c. DPD e. MK f. MA 2. Yang bukan Tugas MPR adalah a. Melantik Presiden

Lebih terperinci

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI KEDAULATAN. Kata Kunci

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI KEDAULATAN. Kata Kunci BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA PASCAPENGAKUAN KEDAULATAN AN 12345678901234567890123456789012123456 12345678901234567890123456789012123456 12345678901234567890123456789012123456 12345678901234567890123456789012123456

Lebih terperinci

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14 Kelompok 10 Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14 SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL 1959-1966 1. Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial Sistem presidensial

Lebih terperinci

7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari

7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari DEMOKRASI LIBERAL Setelah dilaksanakan Konferensi Meja Bundar, Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, dari RIS menjadi NKRI, dikarenakan bentuk negara federasi atau serikat tidak sesuai dengan cita-cita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru Masa Pemerintahan Orde Lama Masa Pemerintahan Orde Baru A. Orde Lama Orde lama adalah sebutan bagi orde pemerintahan sebelum orde baru yang dianggap tidak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni

Lebih terperinci

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK, EKONOMI DAN PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA TAHUN

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK, EKONOMI DAN PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA TAHUN BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK, EKONOMI DAN PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA TAHUN 1950-1965 Standar Kompetensi 1. Menanalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya orde baru.

Lebih terperinci

Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan. Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi. Indonesia pasca pengakuan kedaulatan

Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan. Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi. Indonesia pasca pengakuan kedaulatan Bbb BAB IV Peristiwa Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Standar Kompetisi : Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan Kompetisi Dasar : Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL BAB 3 DEMOKRASI LIBERAL

LATIHAN SOAL BAB 3 DEMOKRASI LIBERAL LATIHAN SOAL BAB 3 DEMOKRASI LIBERAL 1. Sejak kembali menjadi Negara kesatuan, Indonesia masuk pada era demokrasi parlementer. Jalannya pemerintahan pada masa ini tetap tidak stabil karena a. Para menteri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

PENGARUH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA

PENGARUH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA PENGARUH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA PENGARUH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA A. DALAM BIDANG POLITIK Pemerintahan tidak stabil karena sering terjadi pergantian cabinet. Adapun kabinet pada masa demokrasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 5 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Kemudian dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Iinkai)

Lebih terperinci

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011 Jenis sekolah : SMA/MA Jumlah soal : 55 butir Mata pelajaran : SEJARAH Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda/essay Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 90

Lebih terperinci

Materi Sejarah Kelas XII IPS

Materi Sejarah Kelas XII IPS 2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP 2006 dan K-13 Standar Kompetensi 1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD SEJARAH PERKEMBANGAN UUD [18 Agustus 1945 dan Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959] Dr. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2017 Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah 1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA 23 BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA A. Masa Tahun 1945-1949 Masa Tahun 1945-1949 sebagai masa berlakunya UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 menghendaki sistem pemerintahan

Lebih terperinci

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Telp. 8446802 Semarang Website.www.smp 37.smg.sch.id Email: smp 37 smg @ yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi Undang Undang yang berkaitan dengan Demokrasi a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum

Lebih terperinci

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT Nama Kelompok 1. Anisa Khafida (14144600207) 2. Rahardhika Adhi Negara (14144600182) 3. Zafitria Syahadatin (14144600195) a) Strategi perjuangan bangsa Indonesia secara

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan

Lebih terperinci

PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN ( ) Insan Fahmi Siregar. Abstract PENDAHULUAN

PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN ( ) Insan Fahmi Siregar. Abstract PENDAHULUAN PASANG SURUT PERAN POLITIK MASYUMI DALAM PEMERINTAHAN (1945-1960) Insan Fahmi Siregar Abstract liberal democracy era, Masyumi members had seats in parliament and the party supplied prime ministers Key

Lebih terperinci

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu; Pemilu 1955. Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu ditetapkan Peraturan Tata-tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n Soal CPNS Wawasan Kebangsaan 1. Pancasila merupakan penuntun dan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam perjuangan mewujudkan cita-cita bangsa. Hal ini berarti pancasila berfungsi sebagai... A. dasar negara

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada bab ini akan membahas tentang sejarah pada awal kemerdekaan sampai masa kini dan hubungannya dengan keberadaan DPR dan juga pendapat ahli hukum tentang DPR.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

DEMOKRASI LIBERAL. 1. KABINET Natsir (September 1950 April 1951) Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi

DEMOKRASI LIBERAL. 1. KABINET Natsir (September 1950 April 1951) Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi DEMOKRASI LIBERAL Pada periode ini Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, tahun 1950, Indonesia menganut sistem Demokrasi Parlementer (atau yang sering disebut sistem Demokrasi Liberal)dengan kabinet

Lebih terperinci

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP; UUDS 1950 A. Sejarah Lahirnya Undang-Undang Sementara 1950 (UUDS) Negara Republik Indonesia Serikat yang berdiri pada 27 Desember 1949 dengan adanya Konferensi Meja Bundar, tidak dapat bertahan lama di

Lebih terperinci

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945 Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945 Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar : 1. Menganalisis Perjuangan sejak Proklamasi hingga Lahirnya 1.1. Menganalisis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas jajahan masih di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda. Setelah

Lebih terperinci

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Latar belakang Sejarah awal terbentuknya bangsa Indonesia tidak lepas dari peran militer Terdapat dwi fungsi ABRI, yaitu : (1) menjaga keamanan

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN NAMA : 1. Aris Hadi Pranoto (14144600203) 2. Desi Muji Hartanti (14144600178) 3. Puput Wulandari (14144600191) 4. Muhammad Hafizh Alhanif (14144600215) Kelas: A5-14 SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN 1959-1966

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan untuk kepentingan nasional. Pada masa pemerintahan Soekarno, kepentingan nasional utama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 5 BAB II... 6 PEMBAHASAN... 6

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 5 BAB II... 6 PEMBAHASAN... 6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 BAB I... 3 Latar Belakang dan Tujuan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 5 BAB II... 6 PEMBAHASAN... 6 A. Demokrasi Liberal 1950-1959... 6 B. Jatuh Bangunnya Kabinet

Lebih terperinci

Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar.

Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. 1. Saling menghormati perbedaan mengakibatkan.... a. permusuhan b. pertengkaran c. kerukunan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI POLITIK SEBELUM PEMILIHAN UMUM Indonesia melaksanakan demokrasi parlementer sejak tahun 1950 yang

BAB II KONDISI POLITIK SEBELUM PEMILIHAN UMUM Indonesia melaksanakan demokrasi parlementer sejak tahun 1950 yang BAB II KONDISI POLITIK SEBELUM PEMILIHAN UMUM 1955 A. Pelaksananaan Demokrasi Liberal Indonesia melaksanakan demokrasi parlementer sejak tahun 1950 yang liberal dengan mencontoh sistem parlementer barat,

Lebih terperinci

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959 UUD 1945 Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959 R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 11/9/2008 Sub-Pokok Bahasan Alasan pemberlakuan kembali UUD

Lebih terperinci

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU A. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia Konstitusi (Constitution) diartikan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa di dunia memiliki hak yaitu mendapatkan kemerdekaan, seperti didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1976 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI MASA DEMOKRASI LIBERAL.

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI MASA DEMOKRASI LIBERAL. PENDALAMAN MATERI SEJARAH INDONESIA PPG DALAM JABATAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI MASA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Konsepsi Presiden Soekarno Secara etimologis, konsepsi berasal dari perkataan konsep, sedangkan konsep diartikan sebagai rancangan atau buram surat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 Nama Sekolah : SMA Islam Al-Azhar BSD Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Jumlah Soal : 50 Kelas / Semester : XII / Ganjil Bentuk Soal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 BAB II ISI... 4 2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan... 2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949...

Lebih terperinci

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. 1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi) negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan Mahkamah Agung

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

Ketika Bung Karno Didemo Tentara

Ketika Bung Karno Didemo Tentara Ketika Bung Karno Didemo Tentara http://www.berdikarionline.com/bung-karno-dan-peristiwa-17-oktober-1952/ Apa yang terjadi pada 17 oktober 1952? Pagi-pagi sekali, 17 oktober 1952, 5000-an orang muncul

Lebih terperinci

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan) JURNAL MAJELIS MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan) Oleh: Dr. BRA. Mooryati Sudibyo Wakil Ketua MPR RI n Vol. 1 No.1. Agustus 2009 Pengantar Tepat pada ulang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku

BAB I PENDAHULUAN. Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku Mongondow adalah merupakan penduduk Kerajaan Bolaang Mongondow yang pada tahun 1954 secara resmi

Lebih terperinci

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI RANGKUMAN KN DEMOKRASI ARTI : RAKYAT MEMERINTAH DEMOS RAKYAT KRATOS PEMERINTAHAN Abraham Lincoln mengatakan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat a) SEJARAH DEMOKRASI 1. Berawal dari Negara-negara kota

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd.

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SILABUS MATA KULIAH Jurusan : Pendidikan Sejarah Mata Kuliah/Kode : Sejarah Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin/SEJ306

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD 68 BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD A. Analisis tentang Konsep Syura dalam Islam atas Pelaksanaan Demokrasi Konstitusional

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Jenis Sekolah : SMK Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu: Jumlah Soal : 40 Soal

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERTAMA Ir. SOEKARNO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERTAMA Ir. SOEKARNO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERTAMA Ir. SOEKARNO Oleh: Ahlul Amalsyah Ir. Soekarno atau yang biasa disapa Bung Karno lahir pada tanggal 6 juni 1901 di Blitar, Jawa Timur adalah presiden Indonesia pertama

Lebih terperinci

Sejarah Lahirnya Demokrasi

Sejarah Lahirnya Demokrasi Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah Demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 sebelum Masehi. Kata Demokrasi berasal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. ayah kandungnya baru dia ketahui setelah ia lulus sekolah AMS (Algemene

BAB VI KESIMPULAN. ayah kandungnya baru dia ketahui setelah ia lulus sekolah AMS (Algemene BAB VI KESIMPULAN Wilopo lahir di Purworejo pada 21 Oktober 1909. Wilopo merupakan anak angkat dari Prawirodiharjo. Ayah kandung Wilopo adalah orang yang selama ini dikenal sebagai pamannya yaitu Soedjono

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan

Lebih terperinci

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR I. Pilihlah jawaban yang benar 1. Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos, demos artinya a. rakyat b. pemerintah c. berkuasa d. kekuasaan rakyat 2. Kratos artinya a.

Lebih terperinci