Basic of Medical Rehabilitation
|
|
- Ratna Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Basic of Medical Rehabilitation Karena sudah week 5, ini aku mencoba meringkas slide saja ya biar cepat bacanya. Ini kuliahnya malah kaya promo KSM rehabilitasi medik dan spesialisnya wkwkwkwk. Maaf kalau ada kalimat yang belibet dan banyak diulang-ulang, hiks. Jangan lupa berdoa sebelum belajar, semoga CBTnya dilancarkan~ Alur perjalanan penyakit Ini alur yang biasanya terjadi pada pasien: Patologi hendaya gejala klinis sembuh/meninggal (wow that escalated quickly) Kalaupun pasien sembuh, bisa jadi ga sembuh total, lalu muncul keterbatasan fungsional yang akan menyebabkan disabilitas/ketidakmampuan. Kalau dibiarkan terus, disabilitas akan menjadi kecacatan. Definisi dari istilah-istilah yang disebutkan: - Patologi: sesuatu yang abnormal pada individu yang menyebabkan perubahan pada struktur dan/atau fungsi tubuh. - Hendaya: abnormalitas pada struktur fisiologis, psikologis, atau anatomis pada tingkat organ. - Disabilitas: akibat yang ditimbulkan hendaya pada fungsi dan aktivitas individu. - Kecacatan: kerugian yang dialami seseorang akibat hendaya dan disabilitas. Kepentingan Rehabilitasi Medik Kenapa perlu dilakukan rehabilitasi medik? Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan seseorang sesuai potensi yang dia miliki semaksimal mungkin. Biasanya dilakukan setelah ada kejadian (sakit, kecelakaan, dll) yang menyebabkan seseorang mengalami penurunan kemampuan fungsional. Nah, dengan direhabilitasi, diharapkan bisa mencegah atau mengurangi hendaya (impairment) dan kecacatan pada orang tersebut. Contohnya pada pasien yang fraktur di daerah kaki terus harus bedrest. Biasanya kan sakit banget terus jadi mager orangnya. Kalau dia nggak mau difisioterapi, lama-kelamaan akan mengalami penurunan fungsi alat gerak. Btw fisioterapinya juga ga langsung jalan (yha), tapi dari waktu masih bedrest biasanya pasien diminta menggerakkan kaki sesekali. Intinya, jangan sampai jadi pasif dan sama sekali ga gerak. Kenapa kedokteran rehabilitatif penting? Soalnya kan sekarang teknologi dan obat-obatan di bidang kedokteran makin canggih, akibatnya pasien dengan kondisi berat pun terkadang masih bisa diselamatkan. Yang sudah selamat ini umumnya memiliki gangguan fungsi tubuh yang harus direhabilitasi agar kembali seperti saat belum sakit. Kalau pasien hanya dirawat berdasar prinsip kedokteran konvensional, setelah penyakit sembuh, perawatannya selesai. Begitu juga kalau ada penyakit kronis
2 yang asimptomatis, umumnya dianggap tidak membutuhkan terapi dan ga perlu dilanjutkan pengobatannya. Tapi, kedokteran rehabilitatif juga melihat dampak penyakit tersebut pada kualitas hidup pasien. Kalau merawat pasien dengan prinsip kedokteran rehabilitatif, akan selalu diusahakan agar kualitas hidup pasien meningkat hingga menyamai dulu sebelum sakit atau mencapai fungsi maksimalnya. Jadi beda goalnya, kalau yang kedokteran konvensional itu umumnya kuratif, sedangkan kedokteran rehabilitatif berusaha mengurangi impairment yang disebabkan oleh penyakit dan mencegah komplikasinya. Rehabilitasi medik merupakan proses yang berkesinambungan dan terkoordinasi. Prosesnya seharusnya sudah dimulai sejak ada penyakit hingga mencapai peran individu yang sesuai dengan keinginan pasien. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan kajian menyeluruh terhadap penyakit dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Efeknya ga cuma ke pasien, tapi bisa juga mempengaruhi keluarga, lingkungan sosial, pekerjaan, kondisi ekonomi, harapan, dan sebagainya. Misalnya ada pasien yang kecelakaan motor, kakinya hancur terlindas truk terus harus diamputasi. Nah selain mengembalikan fungsi gerak pasien dengan mengajarkan cara jalan pakai kruk atau memasang kaki palsu, rehabilitasi juga dilakukan dengan konseling pada keluarga, apalagi kalau pasiennya ini tulang punggung keluarga. Bahkan bisa sampai membantu pasien cari pekerjaan lain semisal dia ga bisa balik ke pekerjaan lamanya karena disabilitasnya itu. Tim Rehabilitasi Medik Biasanya, rehabilitasi dilakukan oleh suatu tim dengan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (KFR) sebagai pemimpinnya. Dokter spesialis KFR juga menjadi penentu program dan fasilitatornya. Oiya di KFR itu banyak instrument yang digunakan dan banyak juga terapi yang dipakai, seperti terapi farmakologi, kedokteran fisik, keteknisian fisik, pendidikan, dan vokasional (maaf ga aku jelasin karena aku pun tak mengerti : hiks) Tim rehabilitasi medik biasanya terdiri atas: - Dokter Sp.KFR - Perawat khusus untuk rehabilitasi medik - Fisioterapis - Terapi okupasi - Terapi bicara dan Bahasa - Psikolog klinis - Pekerja social - Ahli prostetik dan ortotik - Ahli gizi Dari banyaknya tenaga kerja yang tergabung dalam tim di atas, sudah bisa dilihat betapa kompleksnya proses rehabilitasi medik hingga mencapai taraf yang diinginkan pasien. Diagnosis dalam Kedokteran Rehabilitatif
3 Diagnosis dalam kedokteran rehabilitatif didapat dengan proses yang sama dengan diagnosis pada umumnya (?), terdiri dari: - Anamnesis seperti anamnesis pada umumnya, tapi perlu lebih spesifik lagi menanyakan fungsinya. - Pemeriksaan fisik Selain menentukan diagnosis, di KFR juga dinilai kapasitas fungsional pada pasien setelah terjadi penyakit. Ini dijadikan catatan awal/baseline kondisi pasien sebelum dilakukan rehabilitasi untuk menentukan terapi yang akan diberikan. Nah, baiknya tentu setelah dilakukan terapi kapasitas fungsional pasien meningkat dari baselinenya. Contohnya begini, ada pasien datang dengan fraktur humerus disertai cedera n. radialis sinistra. Ini diagnosis medisnya. Kemudian akan dilanjutkan penilaian kondisi fungsionalnya, sejauh mana fungsi normalnya bisa dilakukan? Apa pasien masih bisa menulis? Masih bisa memegang benda? Gitu-gitu. Yang akan dinilai biasanya kekuatan otot, luas gerak sendi (LGS/ROM), fungsi saraf, fungsi kardiovaskuler dan respirasi, serta fungsi luhur. Pemeriksaan fungsi-fungsi ini bisa dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan peralatan khusus. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: o Vital sign o Kognisi o Komunikasi o Menelan o Kardiorespirasi o Sensibilitas o Integrase sensoris-motoris kayanya semacam refleks kalau merasakan sensasi nyeri/tidak menyenangkan o Fleksibilitas dan ROM o Keseimbangan dinamis dan statis o Control postur o Fungsi eksekusi gerak o Kekuatan otot o Motoric halus o Fungsi locomotor o Pola jalan o Dekondisi o Kemampuan fungsional dan rawat diri o Evaluasi ortosis dan protesis Beberapa instrument baku yang digunakan: Barthel Index (aktivitas kehidupan sehari-hari/aks), Functional Independence Measurement. Biasanya bentuknya berupa kuesioner dan pasien diminta mengisi. Penyakit dan Kondisi yang Dapat Direhabilitasi Berbagai macam penyakit dan kondisi yang direhabilitasi medik (TENTRAAAA INI BANYAK BANGET AKU HARUS GIMANA HIKS) - Trauma
4 o Cedera otak o Cedera medulla spinalis o Cedera saraf perifer o Cedera tulang o Cedera sendi o Cedera otot o Cedera tendon dan musculoskeletal o Cedera terkait kerja - Penyakit system saraf non-traumatik o Stroke o Penyakit degenerative (Parkinson, Alzheimer) o Multiple sclerosis o Infeksi dan tumor di system saraf pusat o Distrofi muskuler o Neuropati perifer o Kompresi saraf o Penyakit kongenital (cerebral palsy, spina bifida) - Nyeri akut dan kronis karena berbagai sebab o Amputasi o Perawatan pasca operasi o Polyneuropathy - Kondisi kompleks karena berbagai sebab o Sindrom bedrest o Effort deconditioning adaptasi ke kondisi yang lebih pasif. Kaya orang bedrest terus jadi malesan lalala gitu. o Kegagalan multiorgan - Penyakit non-traumatik di system musculoskeletal o Nyeri kronik dan akut pada punggung bawah, leher, thoraks o Arthropati infektif o Penyakit degenerative o Mono/polyarthritis o Amputasi vaskuler o Kelainan jaringan lunak o Osteoporosis o Chronic fatigue syndrome - Penyakit kardiovaskular o Penyakit jantung iskemik o Gagal jantung o Penyakit katup jantung o Atherosclerosis o Transplantasi jantung o Post-coronary artery bypass grafting o Post-percutaneous transluminal coronary angioplasty - Penyakit system limfatik - Penyakit respirasi o COPD o Asma o Post-thoracotomy o Bronkus hiperaktif - Penyakit endokrin dan metabolic o Komplikasi DM o Komplikasi sindrom metabolic
5 Struk o Obesitas - Penyakit terkait usia - Kanker dan terapinya serta efek samping yang ditimbulkan - Gangguan tumbuh kembang bisa berupa deformitas/malformasi Faktor-faktor Personel kongenital, scoliosis, congenital talipes equinovarus, dan malformasi lainnya. Rehabilitasi Medik pada Sindroma Dekondisi Sindroma dekondisi disebabkan penurunan aktivitas fisik dalam jangka waktu lama. Biasanya akan menyebabkan penurunan kekuatan otot, gerakan sendi, dan kemampuan cardiovascular yang gradual. Kondisi sindroma dekondisi bisa mengganggu fungsi dan struktur tubuh, aktivitas, dan partisipasi pasien dalam kegiatan.
6 Jadi orang yang mengalami sindroma dekondisi kan malas menggerakkan tubuhnya tuh. Misalnya dia malas pakai kakinya, ke mana-mana pakai kursi roda saking udah magernya. Lama-kelamaan, kalau dia mencoba menggerakkan kakinya, nanti otot-otot di kaki yang pasif itu akan terasa nyeri soalnya ga pernah dipakai terus tau-tau digunakan. Makin malas deh pasiennya, dan lamakelamaan ia akan mengalami kelemahan pada otot yang tidak pernah digunakan tersebut. Ini beberapa kondisi sindroma dekondisi di system organ beserta komplikasinya: - Musculoskeletal Secara umum, pencegahannya bisa dilakukan dengan: o Latihan fleksibilitas o Yoga o Pilates Disuse atrophy penurunan kekuatan, massa, dan ketahanan otot. Rehabilitasi dilakukan dengan tujuan: o Mengembalikan massa dan ketahanan otot o Meningkatkan kekuatan otot o Meningkatkan koordinasi gerkana ekstremitas o Meningkatkan kemampuan ROM o Meningkatkan toleransi dalam bekerja Kontraktur sendi restriksi gerakan pada sendi sehingga terjadi penurunan ROM. Tujuan rehabilitasinya: o Mengurangi nyeri o Meningkatkan ROM Untuk kontraktur sendi ada beberapa latihan khusus yang bisa dilakukan, seperti: o Latihan lingkup gerak sendi o Weight-bearing o Continuous passive motion o Latihan resistensi pada opposing muscles o Posisi benar saat berbaring, di kursi roda, dan saat di-splint/cast o Peregangan yang lama dengan low passive tension Disuse osteoporosis hilangnya massa tulang karena tulangnya jarang dikenai tekanan. Tujuan rehabilitasinya: o Mencegah resorbsi berlebihan dari tulang dan meningkatkan densitas tulang o Mencegah jatuh dan fraktur o Meningkatkan kekuatan tulang dan keseimbangan Latihan khusus yang bisa dilakukan: o Latihan teratur
7 o Intervensi gaya hidup o Weight-bearing o Beri asupan vitamin D dan kalsium yang cukup - Gastrointestinal Beberapa komplikasi yang muncul di antaranya turunnya nafsu makan, konstipasi, dan penurunan asupan cairan. Sedangkan rehabilitasi akan dilakukan dengan bowel movement setiap dua hari sekali dan mencegah konstipasi. Nah pencegahannya bisa dilakukan dengan: o Menggunakan toilet/commode (semacam toilet portable (?)) o Mobilisasi dini o Asupan makanan tinggi serat o Asupan cairan dan olahraga teratur o Stool-softener/bulk-forming (tergantung stoolnya bentuknya gimana) o Bowel program terjadwal o Tidur dengan bagian tubuh atas sedikit ditinggikan - Integumentari Salah satu komplikasi yang mungkin muncul seperti ulcus decubitus. Tujuan rehabilitasinya: o Memperbaiki sirkulasi darah o Mengurangi tekanan dan gesekan di area ulcus o Mengurangi risiko terjadinya ulcus decubitus (baik perluasan yang sudah ada atau pembentukan ulcus baru) o Mencegah komplikasi ulcus decubitus Pencegahan komplikasi dilakukan dengan: o Mengkaji risiko pada pasien lansia o Promosi gerakan latihan pelan-pelan dari gerakan ringan, terus ditambah seiring berjalannya waktu o Posisi dan postur tubuh yang tepat, sering diubah posisinya o Menghindari aktifitas yang menyebabkan gesekan o Nutrisi o Pemeriksaan kulit berkala o Penggunaan alat distribusi tekanan yang tepat Untuk ulcus yang sudah terjadi, bisa diterapi dengana: o Konsultasi untuk penanganan infeksi o Perawatan luka lebih dari derajat 2 o Konsultasi untuk tindakan pembedahan o Debridement untuk luka derajat 3 o Dressing - Endokrin dan metabolic Komplikasi yang ada seperti gangguan respon insulin dan hyperglikemia (berarti ini komplikasi DM, ya). Tujuan rehabilitasi: o Meningkatkan toleransi glukosa o Menstabilkan kadar hormone yang meningkat karena imobilisasi Untuk mencegah komplikasinya, dilakukan latihan isotonic (tonusnya sama) pada kelompok otot-otot besar. - Genitourinary Komplikasi yang sering muncul: o Sering miksi, tapi lama-kelamaan menurun o Inkontinensia uri o Diuresis
8 o Pembentukan batu di vesica urinaria o Infeksi saluran kemih Tujuan rehabilitasi yang dilakukan o Menghilangkan retensi urin o Mencegah komplikasi berupa batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih o Memperkuat otot-otot dasar panggul o Bebas dari inkontinensia Komplikasi dapat dicegah dengan: o Menjadwal waktu buang air kecil o Sama kaya GIT tadi, bisa didekatkan toiletnya atau pakai common. Kalau ga bisa ya dikasih bed pan o Asupan cairan cukup o Posisi tegak saat berkemih o Mencegah kontaminasi saat melakukan tindakan medis o Kalau ada infeksi, beri antibiotik - Kardiovaskuler Hipotensi ortostatik, dapat ditangani dengan: o Meningkatkan asupan cairan dan garam o Saat duduk lama, gerakkan kaki ke atas dan bawah (dorso/plantarfleksi) dan kepalkan otot tangan secara rutin, untuk membantu fungsi katup vena o Menggunakan stocking penyangga elastis setiap hari (kayanya pernah dibahas, bentuknya berupa stocking bertekanan yang tekanan di bagian paling bawahnya tinggi) o Naikkan sedikit kepala di tempat tidur o Hindari konsumsi alcohol o Kurangi asupan kafein o Ajari pasien untuk bergerak pelan-pelan bila berubah posisi o Lakukan dorsofleksi sebelum berdiri Pasien dengan hipotensi ortostatik perlu menghindari: o Berdiri dalam kondisi diam dalam jangka waktu lama, misalnya pas upacara gitu. Sesekali harus digerakkan misalnya fleksi kaki kiri-kanan agar darah bisa mengalir dengan lancar. o Berdiri dengan cepat setelah duduk/berbaring yang lama o Makan dengan porsi besar o Exercise yang berlebihan o Mandi air panas o Bekerja dengan posisi yang melebihi tinggi bahu o Mengejan berlebihan saat buang air besar atau buang air kecil Deep vein thrombosis, dapat ditangani dengan: o Kompresi kaki dari luar o Pakai stocking elastis (juga) o Latihan aktif o Mobilisasi dini - Respirasi Pencegahan komplikasi dilakukan dengan: o Mobilisasi dini o Respiratory toileting maksudnya bersihin mucus di pulmo o Perubahan posisi berkala o Deep breathing
9 o Menjaga hidrasi o Spirometry o Perawatan gigi - Sistem saraf pusat Pencegahan komplikasi dilakukan dengan o Memberikan stimulasi fisik dan psikososial yang sesuai sedini mungkin o Melakukan sesi terapi kelompok o Membantu pasien bersosialisasi dan berinteraksi dengan keluarga serta lingkungan sekitar o Latihan orientasi tempat dan waktu berkala o Menghentikan obat-obatan penyebab perubahan status mental o Penggunaan alat bantu dengar dan kacamata bila perlu Mohon maaf sekali kalau materinya tidak jelas dan membingungkan (dan isinya list semua huh). Semoga bermanfaat. Semoga terbaca juga *eh* kalau ada yang bingung mungkin bisa ditanyakan langsung aja ya, terima kasih Source: slide, catatan kuliah
LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR
LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR Departemen Rehabilitasi Medik FKUI/RSCM, Jakarta *Anggota Komite Independen KK-PAK BPJS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajad kesehatan yang optimal sebagai
Lebih terperincidan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT Disusun oleh : DWI RAHMAWATI NIM : J100 060 001 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya Pembangunan kesehatan merupakan salah satu dari upaya pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diikuti dengan semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai dengan kesadaran masyarakat tentang
Lebih terperinciREHABILITASI STROKE FASE AKUT
Instalasi Rehabilitasi Medik RS Stroke Nasional Bukittinggi 2017 Stroke adalah kumpulan gejala kelainan neurologis lokal yang timbul mendadak akibat gangguan peredaran darah di otak yang disebabkan oleh
Lebih terperinciKEBUTUHAN MOBILITAS FISIK
KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PENGERTIAN MOBILISASI Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Semua manusia yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi
Lebih terperinciPERANAN REHABILITASI MEDIK DALAM PELAYANAN PASIEN PENYAKIT KRONIK DI RUMAH SAKIT
dr. Jalalin, Sp.KFR Nama Lengkap / Gelar : dr. Jalalin, Sp. KFR Tempat Tanggal Lahir : Petaling, 7 Februari 959 Alamat : JL. Madang Komp. RSMH No. Palembang Phone : 08-676960 Email : dr.jalalin.sprm@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spinal cord injury( SCI) adalah trauma yang menyebabkan kerusakan pada spinal cord sehingga menyebabkan menurunnya atau menghilangnya fungsi motorik maupun sensoris.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Fisioterapi Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit kardiovaskular merupakan gangguan pada jantung dan pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark miokardium, penyakit vaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
BAB I PENDAHULUAN Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PARAPLEGI KARENA POST OPERASI BURST FRAKTUR VERTEBRA THORAKAL XII FRANKLE A DI RSO Dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J10007007 Diajukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1
BAB V KESIMPULAN Osteogenesis imperfekta (OI) atau brittle bone disease adalah kelainan pembentukan jaringan ikat yang umumnya ditandai dengan fragilitas tulang, osteopenia, kelainan pada kulit, sklera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciFrequent Q & As. 1. Apakah singkatan DBC?
Frequent Q & As 1. Apakah singkatan DBC? Documented Based Care Yaitu suatu PROGRAM REHABILITASI yang ter bukti secara ilmiah (evidence based) dapat mengatasi masalah nyeri (sakit/pain) cedera khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI Disusun oleh : BAYU ARDIANSYAH NIM : J100 070 006 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah salah satu unsur kesejateraan umum yang wajib diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang pada UUD 1945 pasal 28 H ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga dapat terbentuk sumber daya manusia yang produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang
Lebih terperinciTips Mengatasi Susah Buang Air Besar
Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kasus-kasus orthopedi bertambah banyak, semakin bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan raya banyak kita jumpai berbagai kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari
BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi palsi serebral Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan tidak
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008). Pelaksanaan ambulasi secara dini sangat penting karena ambulasi dini merupakan tindakan pengembalian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN OLEH : DWI ARISUMA J.100.050.039 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan sepanang tahun
Lebih terperincidisebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,
Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke Organization (WSO) telah menetapkan stroke sebagai wabah dunia. Angka kejadian stroke dunia saat ini
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI BANGSAL MAWAR RSUD. DR. MOEWARDI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi fraktur menurut hubungan dengan jaringan ikat disekitarnya dibagi menjadi 2 yaitu fraktur
Lebih terperinciPERANAN REHABILITASI MEDIK PASCA FRAKTUR RAHANG
PERANAN REHABILITASI MEDIK PASCA FRAKTUR RAHANG Marina A. Moeliono, dr.,sprm Dibawakan pada acara Kongres Nasional Persatuan Ahli Bedah Mulut Bandung, 15 17 Januari 2004 Abstrak The mandible is involved
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh ideal merupakan impian semua orang di dunia ini, tidak termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu mereka tidak segan- segan melakukan banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang mengatur persarafan motoris kehampir semua otot-otot ekstremits atas dan sebagaian besar kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di dalamnya. Intervensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang terbentuk antara ventral rami (akar) dari empat nervus cervical (C5-C8) dan nervus thoracal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah. keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
Lebih terperinciPada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian secara global. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial
BAB I PENDAHULUAN Membangun manusia seutuhnya adalah merupakan tujuan pembangunan nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Oleh : ERMA PUTRI WIJAYANTI J100060055 Diajukan guna melengkapi tugas
Lebih terperinciOleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MENGGUNAKAN SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN TERAPI MANIPULASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh: NURUL SAKINAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini semakin banyak ditemukan berbagai penyakit berbahaya yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini tidak mengancam jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciBAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).
BAB I A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama adanya nyeri atau perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bawah. Nyeri
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam pembanguan nasional, telah di wujudkan dengan hasil yang positif dalam berbagai bidang, seperti adanya
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta akan dapat berdampak kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pada masyarakat modern di dunia. Angka penderita diabetes dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat secara signifikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah salah satu dari masalah kesehatan utama pada masyarakat modern di dunia. Angka penderita diabetes melitus di dunia tercatat 382 juta jiwa menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciIKRIMA RAHMASARI J
PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) SECARA DINI TERHADAP KEMAMPUAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RSUI KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat pelayanan kesehatan di masyarakat saat ini semakin maju dan berkembang sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagai dampak dari perubahan pola penyakit-penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST OPERASI FRAKTUR SHAFT FEMUR SEPERTIGA TENGAH SINISTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF DR SOEHARSO SURAKARTA Disusun Oleh : MUTAFAQ AMAL J I00 060 062 KARYA
Lebih terperincie) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/
e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ mikrokuretae 15. Kehamilan FIT jika: 6 minggu setelah melahirkan Pemeriksaan : a) USG b) Pregnancy test (HCG test) 16. Operasi ginekologi FIT setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak akibat penurunan sekresi insulin atau resistensi insulin (Dorland, 2010). DM suatu
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY Disusun oleh : IKA YUSSI HERNAWATI NIM : J100 060 059 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Lebih terperinciPENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melakukan gerak dan berpindah tempat dalam aktivitas sehari hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat. Aktivitas pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Pergerakan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta
Lebih terperinciBAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba
BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman terjadi beberaapa pergeseran pola kehidupan semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba instan, gaya hidup yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk
BAB I PENDAHULUAN Pertama pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggota gerak pada manusia merupakan anggota gerak yang sangat penting sepanjang daur kehidupan manusia, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture
2.1. Tinjauan Umum Nama Proyek : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture Sifat Proyek : Fiktif Lokasi Proyek : Jl. Adiyaksa Raya, Jakarta Selaan Batas Barat : Perkantoran, hotel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan penyebab kecacatan yang utama. Laporan WSO (World Stroke Organization, 2009) memperlihatkan bahwa stroke adalah penyebab utama hilangnya hari
Lebih terperinciObat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati
Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati Berbagai Jenis Neuropati Serta Cara Menanganinya Dengan Obat Penyakit Diabetes Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik, jasmani (mental) dan spritual serta sosial, yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai
Lebih terperinci