MASTER PLAN LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (LPKM) KOTA PEKANBARU. Sri Wardani STIKes Tengku Maharatu. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASTER PLAN LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (LPKM) KOTA PEKANBARU. Sri Wardani STIKes Tengku Maharatu. Abstrak"

Transkripsi

1 MASTER PLAN LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (LPKM) KOTA PEKANBARU Sri Wardani STIKes Tengku Maharatu Abstrak Keberadaan berbagai Lembaga Pelayanan kesehatan masyarakat di kota Pekanbaru masih terkonsentrasi pada wilayah tertentu sehingga hal ini berdampak terhadap kurangnya jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat secara merata. Oleh sebab itu peranan Lembaga pelayanan kesehatan swasta dalam peningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey di wilayah Kota Pekanbaru sebanyak 12 Kecamatan. Hasil penelitian didapatkan Lembaga Pelayanan kesehatan masyarakat Rumah Sakit sebanyak 27 unit Rumah Sakit terdiri dari Rumah Sakit Umum dan khusus milik Pemerintah dan Swasta, Puskesmas 20 unit dan Pustu 34 unit, Klinik (Balai pengobatan, Rumah bersalin) sebanyak 245 unit, Pedagang Besar Farmasi (PBF) 19 unit, Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 10 unit, Apotik 244 unit, dan Toko Obat 42 unit, Balai pengobatan tradisional 44 unit. Praktek dokter spesialis 49, Praktek dokter umum 153, praktek dokter gigi 122, praktek bidan 155 dan Laboratorium kesehatan 10. Keberadaan lembaga pelayanan masyarakat tidak merata, terutama Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi dan Penyalur Alat Kesehatan. Apotik terkonsentrasi pada jalan-jalan protokol dengan jarak masing-masingnya yang dekat (kurang lebih 50 m). Untuk itu diperlukan adanya suatu master perencanaan pembangunan dan pengembangan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru yang memuat rencana induk penyusunan rencana kebijakan atau strategi baik milik pemerintah maupun swasta. Kata Kunci : Rumah Sakit, Puskesmas, Lembaga Pelayanan Penunjang lainnya Abstract The exixtence of the LPKM (Community Health Services Institute) in Pekanbaru City consentrated in particular area. This give impact on the lack of service to the society. According to that the role of private community health service in increase health care services are needed. This reseach conducted to the descriptive survey method in Pekanbaru City. The result of this research are LPKM such as hospital had 27 units, both general and private, PUSKESMAS (Community Health Center) had 20 units and Pustu (Assistant of Community Health Center) had 34 and clinic is 245 units, PBF (Pharmacentical Wholesalers) is 19 units, PAK (Medical Device Distributions) is 10 units, Apotek 244 units, drugstore 42 units and traditional clinic 44 units. In addition, specialist practioner had 49, general practioner had 153, dentist 122, midwife is 155 and health laboratorium is 10 units. There have unequal of community service institute especially hospital, pharmacentical wholesalers and medical device distributions. The location of apotek is near by major arterial road and the position is close distance (more less 50 meters). Based on this case, the necessary of master plan for establishment and development of LPKM Pekanbaru City which is containing the plan preparation, plan policy or strategy both public and private. Key Words: Hospital, PUSKESMAS, Service Institutions. 1

2 PENDAHULUAN Sektor kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi kota Pekanbaru dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk kota Pekanbaru tidak sehat. Oleh karena itu sektor kesehatan perlu direncanakan sebaik-baiknya agar berbagai hambatan dan kendala sektor kesehatan dapat diatasi. Pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan sangatlah penting mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan permasalahan, perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat. Pembangunan kesehatan itu sendiri tidak dapat dilaksanakan oleh salah satu sektor, atau dalam hal ini dinas teknis yang terkait secara langsung adalah Dinas Kesehatan. Sebagian upaya kesehatan, terutama determinan kesehatan terletak pada sektor lain, sehingga membutuhkan suatu sinergisme perencanaan antar sektor. Oleh karenanya dibutuhkan suatu Masterplan pembangunan kesehatan di tingkat provinsi yang sejalan juga dengan perencanaan kabupaten/kota yang dapat memberikan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lain non kesehatan, swasta dan masyarakat di Kota Pekanbaru dalam menyusun perencanaan yang berkaitan dengan kesehatan. Keberadaan berbagai Lembaga Pelayanan kesehatan masyarakat di kota Pekanbaru masih terkonsentrasi pada wilayah tertentu sehingga hal ini berdampak terhadap kurangnya jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat secara merata. Misalnya tingkat penyebaran dan pelayanan puskesmas serta puskesmas pembantu masih belum merata terhadap masyarakat dengan ratio 1: 99 sementara persentase kunjungan penduduk untuk memanfaatkan puskesmas baru sekitar 19 %. Oleh sebab itu peranan Lembaga 2 pelayanan kesehatan swasta dalam peningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu menganalisis lansung data-data dan informasi yang diperoleh sehingga tergambar situasi dan apa-apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan akan sarana dan prasarana, sehingga dapat menjadi acuan dasar kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan lembaga pelayanan kesehatan di kota Pekanbaru. Lokasi Kegiatan adalah di Kota Pekanbaru (12 Kecamatan dan 58 Kelurahan). Identifikasi. Lokasi, status lahan dan bangunan, dan jumlah Lembaga Pelayanan kesehatan baik dalam bentuk Rumah sakit, Klinik, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Balai Pengobatan Tradisional. Pedagang Besar farmasi, Apotik, Penyalur Alat Kesehatan (PAK) dan Toko Obat. HASIL PENELITIAN A. Lembaga Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1. Rumah Sakit Berdasarkan Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi Rumah sakit, penyelenggaraan Rumah sakit dapat dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah Daerah, atau Swasta. Kota Pekanbaru memiliki 27 Rumah Sakit (5 milik pemerintah dan 22 milik swasta). Menurut jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Berikut data Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus yaitu : a. Rumah Sakit Umum 18 Rumah Sakit Umum : 4 milik pemerintah dan 14 milik swasta b. Rumah Sakit Khusus 9 Rumah Sakit : 1 milik pemerintah dan 8 milik swasta. Berikut data Rumah Sakit di Kota Pekanbaru pada tabel 1:

3 Tabel 1. Data Rumah Sakit Kota Pekanbaru NO NAMA RS Kualifikasi KECAMATAN ALAMAT 1 RSUD Arifin Ahmad B Pekanbaru Kota Jl. Diponegoro No. 2 2 RS. Bhayangkara D Pekanbaru Kota Jl. Kartini No RS A.Yani D Pekanbaru Kota Jl. A.Yani 4 RS Tentara D Senapelan Jl. Kesehatan No. 2 5 RS Bina Kasih C Senapelan Jl. Saman Hudi 6 RS TNI AU D Marpoyan Damai Jl. Adi Sucipto 7 RSI Abdurab C Marpoyan Damai Jl. Sudirman No RS Eka Hospital B Marpoyan Damai Jl. Soekarno Hatta 9 RS Budi Mulya D Marpoyan Damai Jl. Soekarno Hatta 10 RSIA Syafira C Marpoyan Damai Jl.Sudirman 11 RSIA Andini C Marpoyan Damai Jl. Tuanku Tambusai 12 RSIA Sansani D Marpoyan Damai Jl. Inpres No RSIA Annisa D Marpoyan Damai Jl. Garuda 14 RS Mata Eye Center D Marpoyan Damai Jl. Soekarno Hatta 15 RSI Ibnu Sina B Sukajadi Jl.Melati 16 RS Santa Maria B Sukajadi Jl. Ahmad Yani No RSIA Eria Bunda B Sukajadi Jl. KH.Ahmad Dahlan 18 RS PMC B Sail Jl.Lembaga ermasyarakatan 19 RS Lancang Kuning C Sail Jl. Ronggowarsito 20 RS Nusa Lima C Sail Jl. Ronggowarsito 21 RSIA Zainab D Sail Jl.Ronggowarsito 22 RSIA Labuh Baru D Payung Sekaki Jl. Durian 23 RSJ Tampan A Payung Sekaki Jl. Subrantas 24 RS Awal Bros B Bukit Raya Jl. Jend.Sudirman 25 RS Petala Bumi C Lima Puluh Jl. S.S.Qasim 26 RS Andini Rumbai D Rumbai Pesisir Jl. Sekolah 27 RS Awal Bros Panam D Tampan Jl. Subrantas 2. Puskesmas Kota Pekanbaru memiliki 20 Puskesmas yang terdiri dari 15 Puskesmas Rawat Jalan dan 5 puskesmas Rawat Inap. Puskesmas UPTD ada 9 yaitu Puskesmas Melur, Payung Sekaki, Sail, Rumbai, Rumbai Bukit, Simpang Tiga, Harapan Raya, Sidomulyo Rawat Inap, dan Tenayan Raya. Puskesmas yang telah mendapatkan sertifikat ISO yaitu Puskesmas Simpang Tiga. Dalam meningkatkan jangkauan akses pelayanan kepada masyarakat di setiap Kelurahan terdapat Puskesmas Pembantu (Pustu). Jumlah Pustu yang ada di Kota Pekanbaru 34 Pustu. Berikut data pada tabel 2 Puskesmas dan Pustu yang ada di Kota Pekanbaru. Tabel 2 Data Puskesmas di Kota Pekanbaru NO NAMA PUSKESMAS KECAMATAN ALAMAT 1 PKM Langsat Sukajadi Jl. Langsat 2 PKM Melur Sukajadi Jl. Melutr 3 PKM Payung Sekaki Payung Sekaki Jl. Fajar 4 PKM Lima Puluh Lima Puluh Jl. Sumber Sari 5 PKM Pekanbaru Kota Pekanbaru Kota Jl. Tantama 6 PKM Senapelan Senapelan Jl. Jati 7 PKM Rumbai Rumbai Pesisir Jl. Sekolah 8 PKM RI Karya Wanita Rumbai Pesisir Jl. Gabus Raya 9 PKM Umban Sari Rumbai Jl. Purnama Sari 10 PKM Muara Fajar Rumbai Jl. Lintas Pekanbaru Duri 11 PKM Rumbai Bukit Rumbai Jl. Sri Palas 12 PKM RI Simpang Tiga Marpoyan Damai JL. Kaharuddin Nasution 13 PKM Garuda Marpoyan Damai Jl. Garuda 14 PKM RI Harapan Raya Bukit Raya Jl. Harapan Raya 15 PKM Rejosari Tenayan Raya Jl. Hangtuah 16 PKM RI Tenayan Raya Tenayan Raya Jl. Budi Luhur 17 PKM Sail Sail Jl. Hang Jebat 18 PKM RI Sidomulyo Tampan Jl. Delima Panam 19 PKM Sidomulyo Tampan Jl. Subrantas 20 PKM Simpang Baru Tampan Jl. Kamboja 3

4 Berikut data Pukesmas Pembantu tahun 2014 pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Data Puskesmas Pembantu NO NAMA PUSTU Pukesmas Induk Kecamatan 1 Ketitiran Langsat Sukajadi 2 Labuh Baru Barat Payung Sekaki Payung Sekaki 3 Tampan Payung Sekaki Payung Sekaki 4 Rintis Lima Puluh Lima Puluh 5 Pesisir Lima Puluh Lima Puluh 6 Teluk Lembu Lima Puluh Lima Puluh 7 Sekip Lima Puluh Lima Puluh 8 Sukaramai Pekanbaru Kota Pekanbaru Kota 9 Padang Bulan Senapelan Senapelan 10 Kampung Dalam Senapelan Senapelan 11 Meranti Pandak Rumbai Rumbai Pesisir 12 Lembah damai Rumbai Rumbai Pesisir 13 Lembah sari Rumbai Rumbai Pesisir 14 Okura Rumbai Rumbai Pesisir 15 Geringging Rumbai Rumbai Pesisir 16 Sri Meranti Umban Sari Rumbai 17 Camar Simpang tiga Marpoyan Damai 18 Tentram Harapan Raya Bukit Raya 19 Cemara Harapan Raya Bukit Raya 20 Sejahtera Harapan Raya Bukit Raya 21 Rejosari Rejosari Tenayan raya 22 Sail Rejosari Tenayan raya 23 Alam Raya Rejosari Tenayan raya 24 Ikhlas Rejosari Tenayan raya 25 Melebung Rejosari Tenayan raya 26 Sukamaju Sail Sail 27 Cinta Rasa Sail Sail 28 Kulim Tenayan Raya Tenayan raya 29 Belimbing Garuda Marpoyan Damai 30 Gurita Garuda Marpoyan Damai 31 Beringin Garuda Marpoyan Damai 32 WidyaGraha 3 Sidomulyo RI Tampan 33 Muhajirin Sidomulyo Tampan 34 Garuda Sakti Simpang Baru Tampan 3. Lembaga Pelayanan Kesehatan Penunjang lainnya Disamping Rumah Sakit dan Puskesmas di kota Pekanbaru terdapat lembaga pelayanan kesehatan penunjang lainnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Data Lembaga Pelayanan Kesehatan Penunjang Lainnya NO KRITERIA JUMLAH 1 Klinik (BP dan RB) Apotek Toko Obat 42 4 Pedagang Besar Farmasi (PBF) 19 5 Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 10 6 Pengobatan Tradisional 44 7 Praktek Dokter Spesialis 49 8 Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Gigi Praktek Bidan Laboratorium 10 PEMBAHASAN A. Rumah Sakit Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana. Kualifikasi Rumah Sakit yang ada di Kota Pekanbaru berdasarkan : 1. Rumah Sakit tipe A : 1 Rumah Sakit Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas A paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, spesialis dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, sub spesialis, dan spesialis gigi dan mulut) kefarmasian, keperawatan (jumlah perawat sama dengan jumlah tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% RS Pemerintah dan 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 18 orang dokter umum, 4 dokter gigi, 6 dokter spesialis, 3 dokter spesialis penunjang, dan 3 spesialis lain, 2 subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis gigi dan mulut. 2. Rumah Sakit tipe B : 7 Rumah Sakit Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas B paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, spesialis 4

5 dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, sub spesialis, dan spesialis gigi dan mulut) kefarmasian, keperawatan (jumlah perawat sama dengan jumlah tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% untuk RS pemerintah 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 12 orang dokter umum, 3 dokter gigi, 3 dokter spesialis, 2 dokter spesialis penunjang, dan 1 spesialis lain, 1 subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis gigi dan mulut. 3. Rumah Sakit tipe C : 8 Rumah Sakit Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas C paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, spesialis dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, sub spesialis, dan spesialis gigi dan mulut) kefarmasian, keperawatan (perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% untuk RS pemerintah 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 9 orang dokter umum, 2 dokter gigi, 2 dokter spesialis, 1 dokter spesialis penunjang, dan 1 spesialis lain, 1 subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis gigi dan mulut. 4. Rumah Sakit tipe D : 12 Rumah Sakit Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas D paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, medik umum, spesialis dasar, spesialis penunjang) kefarmasian, keperawatan (perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% untuk RS pemerintah 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 4 orang dokter umum, 1 dokter gigi, 1 dokter spesialis. Berikut rasio Rumah Sakit per Kecamatan pada tabel 5 : Tabel 5 Rasio Rumah Sakit per 1000 Penduduk NO. Kecamatan Jlh Penduduk Jumlah Rasio Rumah Sakit 1 Sukajadi ,05 2 Senapelan ,05 3 Rumbai Pesisir ,03 4 Rumbai Pekanbaru Kota ,06 6 Lima Puluh ,02 7 Sail ,04 8 Marpoyan Damai ,05 9 Bukit Raya , Tenayan Raya Payung Sekaki ,02 12 Tampan ,01 Tabel diatas memperlihatkan jumlah dan rasio ketersediaan Rumah Sakit untuk tiap kecamatan di Kota Pekanbaru pada tahun 2014 masih belum merata. Ada 2 kecamatan yaitu kecamatan Rumbai dan Tenayan Raya yang belum memiliki Rumah Sakit. Begitu juga dengan kecamatan Bukit Raya yang memiliki rasio sangat kecil, artinya pembangunan Rumah Sakit layak dilakukan di Kecamatan Rumbai, Tenayan Raya dan Bukit Raya. B. Puskesmas Rasio Puskesmas dan Pustu adalah ketersediaan Puskesmas dan Pustu untuk 1000 orang penduduk. Standar pelayanan Puskesmas adalah satu Puskesmas melayani penduduk. Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa rasio Puskesmas 0,02 artinya 2 5

6 Puskesmas melayani penduduk, berarti 1 puskesmas melayani penduduk, padahal standar pelayanan Puskesmas adalah satu Puskesmas melayani penduduk sehingga masih diperlukan penambahan Puskesmas. Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat sesuai dengan rencana pembangunan Kota Pekanbaru yang dituangkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, maka harus dilakukan program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu. Berikut data Rasio Puskesmas dan Pustu per penduduk tahun 2014 pada tabel 6 berikut ini : Tabel 6 Rasio Puskesmas dan Pustu 6 No Uraian Jumlah Rasio 1 Puskesmas Pustu Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa rasio Puskesmas 0,02 artinya 2 Puskesmas melayani penduduk, berarti 1 puskesmas melayani penduduk, padahal standar pelayanan Puskesmas adalah satu Puskesmas melayani penduduk sehingga masih diperlukan penambahan Puskesmas. Berikut tabel 7 kebutuhan Puskesmas dan Pustu per Kecamatan : Tabel 7 Kebutuhan Puskesmas dan Pustu No Kecamatan Jumlah Puskesmas Pustu Penduduk Jlh Rasio Ke ku ran ga n Jlh Rasi o 1 Sukajadi Senapelan Rumbai Pesisir Rumbai Pekanbaru Kota Lima Puluh Sail Marpoyan Damai Bukit Raya Tenayan Raya Payung Sekaki Tampan Jumlah Keku rang an Pada tahun 2014 ada 9 Puskesmas yang menjadi Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) yaitu Puskesmas Melur, Payung Sekaki, Sail, Rumbai, Rumbai Bukit, Simpang Tiga, Harapan Raya, Sidomulyo RI, Tenayan Raya, sesuai dengan Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 dan Kepmendagri tahun Rasio Pustu 0,03 artinya 3 Pustu melayani 100 ribu penduduk, sedangkan standar 1 Pustu melayani penduduk. Bila dilihat dari data Puskesmas dan Pustu di Kecamatan juga belum merata dan perlu penambahan 17 Puskesmas dan 24 Pustu dengan jumlah penduduk Kota Pekanbaru yang pada tahun 2014 berjumlah jiwa. Posyandu yang terdapat di Kota Pekanbaru tahun 2013 berjumlah 618 posyandu meningkat dibandingkan pada tahun 2011 yang berjumlah 602 dengan jumlah balita denga rasio 5,39. Rasio Posyandu per satuan balita merupakan jumlah posyandu untuk setiap orang balita. Jumlah desa siaga yang aktif 58 desa (100%), dari 58 kelurahan yang ada. C. Lembaga Pelayanan Kesehatan Penunjang lainnya 1. Klinik dan Rumah Bersalin Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medik dasar dan atau spesialistik. Menurut Permenkes No.9 tahun 2014 berdasarkan jenis pelayanan dibagi menjadi Klinik Pratama ( pelayanan medik dasar umum maupun khusus) dan Klinik utama (pelayanan medik spesialistik atau medik dasar dan spesialistik). Klinik dapat dimiliki oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Klinik yang dimiliki oleh

7 masyarakat yang hanya melayani rawat jalan dapat didirikan oleh perorangan atau badan usaha, dan yang menyelenggarakan rawat inap harus berbadan hukum. Penanggung Jawab teknis klinik adalah seorang tenaga medis. Klinik yang ada di Kota Pekanbaru rata-rata menyelenggarakan pelayanan 24 jam serta telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan persyaratan klinik. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinik perlu dilakukan akreditasi. Klinik yang telah memperoleh izin operasional paling sedikit 2 tahun wajib mengajukan permohonan akreditasi, namun saat ini belum ada klinik di Kota Pekanbaru yang telah terakrediatasi. Untuk itu perlu pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan klinik dengan pemberian bimbingan, supervise, konsultasi, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan. Berikut data Klinik dan Rumah Bersalin pada tabel 8 dibawah ini : Tabel 8 Klinik dan Rumah Bersalin 1 Payung Sekaki 26 2 Tenayan Raya 21 3 Bukit Raya 36 4 Sail 17 5 Pekanbaru kota 14 6 Senapelan 10 7 Lima Puluh 13 8 Sukajadi 24 9 Rumbai Pesisir Marpoyan Damai Tampan Rumbai 3 Jumlah 245 Bila dilahat pada tabel diatas jumlah klinik (Balai Pengobatan dan rumah Bersalin) pada tahun 2014 berjumlah 245. Sebaran klinik tidak merata dimana terbanyak di wilayah Kecamatan Tampan (46), Kecamatan Bukit Raya (41), Payung Sekaki (36) tetapi masih ada Kecamatan yang sangat sedikit yaitu Kecamatan Rumbai (3), untuk itu perlu penataan agar daerah Rumbai yang memiliki wilayah luas dan merupakan jalan lintas batas dengan Kabupaten Siak dapat lebih berkembang. Standar pelayanan Klinik sama dengan standar pelayanan Puskesmas yaitu 1 klinik melayani penduduk. Bila dilihat dari data yang rasio klinik dengan penduduk yaitu 0,3 artinya 30 klinik melayani penduduk berarti 1 klinik melayani penduduk jauh lebih besar jumlah klinik dibandingkan standar. Agar pengawasan dan pembinaan lebih baik perlu dipertimbangkan perizinan pendirian klinik di Kota Pekanbaru. 2. APOTEK Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker dan didampingi oleh Apoteker pendamping yang menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek. Apoteker berkewajiban menyimpan, menyerahkan sedian farmasi yang bermutu dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang tidak dapat digunakan lagi atau dilarang penggunaannya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam dengan cara yang telah ditetapkan. Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara perizinan Apotek, pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan dilaporkan kepada Mentri. Berikut data Apotek yang ada di Kota Pekanbaru pada tabel 9 berikut ini : Tabel 9 Data Apotek 7

8 1 Payung Sekaki 27 2 Tenayan Raya 23 3 Bukit Raya 22 4 Sail 10 5 Pekanbaru kota 33 6 Senapelan 21 7 Lima Puluh 23 8 Sukajadi 58 9 Rumbai Pesisir Marpoyan Damai Tampan Rumbai 1 Jumlah 244 Dari data Apotek pada tabel diatas dapat dilihat belum meratanya sebaran Apotek di Kota Pekanbaru. Kecamatan Sukajadi menjadi daerah yang terbanyak jumlah apotek nya (78) dan sebarannya tersentral di Jl. Jend.ahmad Yani, sehingga menimbulkan kemacetan terutama pada sore hingga malam hari, dimana wilayah tersebut menjadi salah satu jalan protocol di Kota Pekanbaru. Daerah Rumbai hanya 1 Apotek sehingga layak untuk dikembangkan. 3. Toko Obat Toko Obat adalah suatu tempat tertentu, tempat penyaluran sediaan farmasi yang terbatas untu melayani Obat golongan bebas dan Kosmetika yang memiliki izin edar dari Kementrian Kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertanggung jawab di Toko Obat di Indonesia adalah asisten apoteker. Berikut data Toko Obat yang ada di Kota Pekanbaru pada tabel 10 berikut ini : Tabel 10 Data Toko Obat 1 Payung Sekaki 3 2 Tenayan Raya 5 3 Bukit Raya 1 4 Sail 1 5 Pekanbaru kota 5 6 Senapelan 5 7 Lima Puluh 4 8 Sukajadi 1 9 Rumbai Pesisir 4 10 Marpoyan Damai 3 11 Tampan 8 12 Rumbai 3 Jumlah 42 Bila dilihat pada tabel diatas Toko Obat yang ada di Pekanbaru juga tidak merata, Kecamatan Rumbai, Payung Sekaki, Bukit Raya, Sail, LimaPuluh, Sukajadi, Rumbai Pesisir layak untuk dikembangkan. 4. Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Penyalur Alat Kesehatan (PAK) adalah perusahaan yang berbentuk badan hokum yang memiliki izin pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan. Cara Distribusi alat kesehatan yang Baik (CDAKB) adalah pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin agar produk alkes yang didistribusikan senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya. Setiap PAK wajib memiliki izin oleh Dirjen, izin cabang oleh Kepala dinas provinsi. Berikut data PAK yang ada di Kota Pekanbaru pada tabel 11 dibawah ini : Tabel 11 Data Penyalur Alat Kesehatan 1 Payung Sekaki 0 2 Tenayan Raya 0 3 Bukit Raya 1 4 Sail 0 5 Pekanbaru kota 3 6 Senapelan 1 7 Lima Puluh 0 8 Sukajadi 2 9 Rumbai Pesisir 1 8

9 10 Marpoyan Damai 0 11 Tampan 2 12 Rumbai 0 Jumlah 10 Jumlah Perusahaan Alat Kesehatan yang ada di Pekanbaru sebanyak 10 unit dan tidak merata letaknya. Hanya 6 kecamatan yang terdapat PAK, untuk itu perlu pemerataan sehingga masyarakat yang membutuhkan peralatan kesehatan tidak sulit sehingga banyak pilihan masyarakat untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. 5. Pedagang Besar Farmasi (PBF) Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang berbentuk badan hokum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap pendirian PBF harus mendapatkan izin dari Direktur jendral. Izin PBF berlaku selama 5 tahun, dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Setiap PBF harus memiliki Apoteker penanggung jawab. Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan took obat. Pengawasan terhadap PBF dalam peraturan Mentri dilaksanakan oleh kepala Badan. Berikut data Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang di Kota Pekanbaru pada tabel 12 berikut ini : Tabel 12 Data Pedagang Besar Farmasi 1 Payung Sekaki 1 2 Tenayan Raya 1 3 Bukit Raya 1 4 Sail 1 5 Pekanbaru kota 1 6 Senapelan 2 7 Lima Puluh 2 8 Sukajadi 1 9 Rumbai Pesisir 1 10 Marpoyan Damai 2 11 Tampan 3 12 Rumbai 3 Jumlah 19 Data diatas menunjukkan ada 15 PBF yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Pekanbaru, perlu pemerataan dan kuantitas PBF agar lebih mudah mendapatkan produk yang diinginkan masyarakat. 6. Pengobatan Tradisional Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan atau obat yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun secara empiris, dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sering juga disebut dengan pelayanan kesehatan alternative, komplementer, holistik, alamiah dan non konvensional. Terdapat 44 pengobatan tradisional yang tersebar di wilayah Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru. Jenis pengobatan terbanyak adalah urut/pijat tradisional, Pijat refleksi/akupuntur, terapi herbal, dan ramuan tradisional/jamu. Hal ini perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan terutama Puskesmas yang ada di wilayah Batra tersebut. Berkaitan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 pelayanan kesehatan perlu dibina dan diawasi oleh pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Salah satu wadah yang dapat digunakan untuk membuktikan pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat adalah dengan membentuk Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T) berdasarkan KepmenkesNomor 0584/Menkes/SK/VI/1995 di setiap Provinsi. Berikut data pengobatan tradisional pada tabel 13 di bawah ini : 9

10 Tabel 13 Data Pengobatan Tradisonal 1 Marpoyan Damai 3 2 Payung sekaki 3 3 Rumbai Pesisir 2 Pengobatan tradisional tukang gigi melayani pasang gigi palsu, pengobatan gigi dengan menggunakan ramuan tradisional dan pemasangan kawat gigi untuk kecantikan. Seiring dengan perkembangan Kota Pekanbaru sebagai Kota Metropolis, saat ini marak bermunculan klinik kecantikan dibawah pengawasan Dokter ahli kecantikan. Berikut data klinik kecantikan pada tabel 14: Tabel 14 Klinik Kecantikan 1 Sukajadi 4 2 Pekanbaru Kota 4 3 Tampan 3 4 Bukit Raya 1 5 Rumbai Pesisir 1 KESIMPULAN DAN SARAN Lembaga pelayanan Kesehatan yang ada di Kota Pekanbaru terdiri dari Rumah Sakit sebanyak 27 unit yaitu Rumah Sakit Umum dan khusus milik Pemerintah dan Swasta, Puskesmas 20 unit dan Pustu 34 unit, Klinik (Balai pengobatan, Rumah bersalin) sebanyak 245 unit, Pedagang Besar Farmasi (PBF) 19 unit, Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 10 unit, Apotik 244 unit, dan Toko Obat 42 unit, Balai pengobatan tradisional 44 unit. Praktek dokter spesialis 49, Praktek dokter umum 153, praktek dokter gigi 122, praktek bidan 155 dan Laboratorium kesehatan 10. Rasio Rumah Sakit per kecamatan belum merata, Rasio Puskesmas 0,02 (1:50.000) begitu juga untu lembaga pelayanan kesehatan penunjang lainnya juga belum merata. Untuk itu diperlukan perencanaan pembangunan Lembaga Pelayanan Kesehatan di Kota Pekanbaru (Master Plan LPKM) disusun untuk periode 5 dan 15 tahun. Khusus untuk pengobatan tradisional perlu ditingkatkan pembinaan dan pengawasan terutama oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sector. Pemerintah sebagai fasilitator juga diharapkan peran serta atau partisipasi aktif lintas sektor dan masyarakat, demi terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan jasa, pendidikan serta pusat kebudayaan melayu, menuju masyarakat sejahtera terutama dalam menghadapi perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No tahu 2002 tentang Ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148 tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi;dan Tata cara Pemberian Izin Apotik; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru Tahun ; Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah; Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota; Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan 10

11 Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Peraturan Gubernur Riau Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) Propinsi Riau Tahun ; Peraturan Daerah Kota Pekanbaru no. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekanbaru Tahun Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1191 tahun 2010 tentang Penyalur Alat Kesehatan; Peraturan Menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat tradisional; Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 35 tahun 2013 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Pekanbaru ; Tahun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah; 47, tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Negara; Keuangan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang system Perencanaan system Pembangunan Nasional; Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 60); Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 no. 11

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Agustus Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Agustus Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa disampaikan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya laporan Umpan Balik Pelaksanaan Pengendalian Lapangan Program KB dan Pelayanan Kontrasepsi Kota

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Mei Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Mei Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa disampaikan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya laporan Umpan Balik Pelaksanaan Pengendalian Lapangan Program KB dan Pelayanan Kontrasepsi Kota

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Juli Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Juli Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa disampaikan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya laporan Umpan Balik Pelaksanaan Pengendalian Lapangan Program KB dan Pelayanan Kontrasepsi Kota

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 10 Februari Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 10 Februari Kepala BPPMKB Kota Pekanbaru. DR. Hj. MUTIA ELIZA.MM NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa disampaikan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya laporan Umpan Balik Pelaksanaan Pengendalian Lapangan Program KB dan Pelayanan Kontrasepsi Kota

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, yang pada masa itu berupa dusun yang bernama : Dusun Payung Sekaki,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 Tahun b. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM. berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 Tahun b. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tampan 17 BAB II GAMBARAN UMUM A. Kecamatan Marpoyan Damai Kecamatan Marpoyan Damai pada mulanya dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Madya Dati II

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 06 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 06

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 06 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 06 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 06 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 06 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 3 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MARPOYAN DAMAI, KECAMATAN TENAYAN RAYA, KECAMATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 07 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 07

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 07 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 07 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 07 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 07 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KELURAHAN TANGKERANG LABUAI, KELURAHAN MAHARATU, KELURAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2003 IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

Lebih terperinci

DAFTAR LOKASI DAN ALOKASI PNPM MANDIRI PERKOTAAN T.A.2013 PROVINSI RIAU

DAFTAR LOKASI DAN ALOKASI PNPM MANDIRI PERKOTAAN T.A.2013 PROVINSI RIAU lampiran Surat Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan No. Perihal : Daftar Rincian lokasi dan Alokasi Dana Banluan langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan T.A. 2013 DAFTAR LOKASI DAN ALOKASI PNPM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pasar Selasa Panam berada di Kelurahan Tuah Karya merupakan salah satu kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pasar Selasa Panam berada di Kelurahan Tuah Karya merupakan salah satu kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demokrafis Pasar Selasa Panam berada di Kelurahan Tuah Karya merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Tampan. Kelurahan Tuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Tinjauan Kota Pekanbaru 1. Letak dan Luas Kota Pekanbaru terletak antara 101 14-101 34 Bujur Timur dan 0 25-0 45 Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 km 2, berdasarkan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 km 2, berdasarkan BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru Luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 km 2, berdasarkan peraturan pemerintah RI No.19 tahun 1987 tantang perubahan wilayah Kota

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 3 TAHUN 2011 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERIJINAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DAN SERTIFIKASI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

Lebih terperinci

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru tahun 2012-2017, Visi Pembangunan Kota Pekanbaru Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru mempunyai Visi yang dirumuskan oleh aparat penyelenggara pemerintah kota Pekanbaru menuju

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Kudus

Lebih terperinci

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

WALIKOTA LHOKSEUMAWE WALIKOTA LHOKSEUMAWE QANUN KOTA LHOKSEUMAWE NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA BIDANG KESEHATAN BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LHOKSEUMAWE, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. KPTI, M.Kes., FINASIM Disampaikan pada PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS PENDAMPING

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kota Pekanbaru Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang pada saat itu dipimpin oleh seorang kepala suku disebut Batin. Daerah yang mulanya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Sosial Vol. 16 No. 1 Februari 2017 Hal

Jurnal Ilmu Sosial Vol. 16 No. 1 Februari 2017 Hal CAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI KOTA PEKANBARU Trio Saputra Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso KM.8 Rumbai Pekanbaru e-mail: trio_saputra@unilak.ac.id ABSTRACT Minimum service standards hereinafter

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru 1. Sejarah Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia.Pada waktu itu, baru berupa dusun yang bernama Dusun Payung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2015 yang penyusunannya masih berpedoman pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terdapat perubahan dalam paradigma pelayanan jasa yang diberikan oleh suatu rumah sakit dari pandangan masyarakat dan pengelola rumah sakit. Perubahan cara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : Menimbang : PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAMPAR Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 Tanggal 7 September 1987 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH I. UMUM Memasuki milenium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis yang

Lebih terperinci

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013 PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY Yogyakarta,25-26 februari 2013 Memberikan rekomendasi sebagai syarat perijinan bagi tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA PEKANBARU PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016 1 WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang Lahirnya Dinas Perhubungan Kominfo Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang Lahirnya Dinas Perhubungan Kominfo Kota BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Latar Belakang Lahirnya Dinas Perhubungan Kominfo Kota Pekanbaru (Dokumentasi, Profil Dinas Perhubungan Kominfo Pekanbaru, 2010: 1) 37 B. Visi, Misi Dinas Perhubungan,

Lebih terperinci

K O T A P E K A N B A R U

K O T A P E K A N B A R U K O T A P E K A N B A R U Data Agregat per Kecamatan KOTA PEKANBARU Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, manfaat, perlindungan dan diarahkan untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERIMAAN RETRIBUSI JASA SARANA DAN JASA PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa dengan telah diberlakukannya Undang-Undang

Lebih terperinci

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RANCANGAN REVISI PP 38/2007 DAN NSPK DI LINGKUNGAN DITJEN BINFAR DAN ALKES Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA REVISI PP38/2007 DAN NSPK : IMPLIKASINYA TERHADAP

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat -1- Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PERIZINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi masyarakat serta makin tingginya kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan membuat setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU A. Tinjaun Umum Lokasi Penelitian Tinjauan Kepala Kantor Kemenag Kota Pekanbaru dipimpin oleh Drs. H. Edwar S Umar, M.A yang beralamat di Jl. Rambutan

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

KAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES

KAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES KAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES Disajikan Pada : Lokakarya Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Tahun 2014 KA. PUSRENGUN SDM KESEHATAN PENDAHULUAN ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

=========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

=========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN YANG TIDAK DIPUNGUT RETRIBUSI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu 30 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perkembangan RSUD ARIFIN ACHMAD Secara ringkas perkembangan RSUD Arifin Achmad sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut

Lebih terperinci

Jalur Distribusi Obat

Jalur Distribusi Obat Jalur Distribusi Obat Berikut jalur distribusi obat: Apotik &Toko Obat Apotik & Toko Obat Pedagang Besar Farmasi RS dan Puskesmas Industri Registrasi BPOM Izin Edar Pedagang Eceran Dokter yg pny SIMO PBF

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PEMULA STUDI DESKRIPTIF TENTANG SEBARAN DAN PELAYANAN KEFARMASIAN OLEH APOTEKER DI PUSKESMAS DI PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN PENELITIAN PEMULA STUDI DESKRIPTIF TENTANG SEBARAN DAN PELAYANAN KEFARMASIAN OLEH APOTEKER DI PUSKESMAS DI PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN PENELITIAN PEMULA STUDI DESKRIPTIF TENTANG SEBARAN DAN PELAYANAN KEFARMASIAN OLEH APOTEKER DI PUSKESMAS DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh: FAUNA HERAWATI SYLVI IRAWATI BOBBY PRESLEY FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa dengan semakin luasnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes LATAR BELAKANG Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 8 2014 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN DAN

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Pemerintahan dan Pembagian Wilayah Dasar pembentukan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi

Lebih terperinci

Indonesia. Pertamedika memiliki visi menjadi korporasi bisnis kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan di

Indonesia. Pertamedika memiliki visi menjadi korporasi bisnis kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan terhadap layanan kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan ini masyarakat akan berupaya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) OLEH : TIM AKREDITASI MDGS RSUD LAHAT KATA PENGANTAR Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2010 SERI E ------------------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2010

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU ASSET AGUNAN/JAMINAN DEBITUR PT. BANK NEGARA INDONESIA WILAYAH PEKANBARU PT. TRIAGUNG LUMINTU Jakarta: Jl. Senopati Raya No. 59 Keb. Baru, Jakarta Selatan. 12110 Telp. (021) 5269826, 5260836 Fax. (021)

Lebih terperinci

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 15 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 15 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI KOTA PEKANBARU

CAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI KOTA PEKANBARU CAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI KOTA PEKANBARU Trio Saputra Fakultas Ilmu Administrasi Universitas lancang Kuning ABSTRACT Minimum service standards hereinafter abbreviated SPM is a provision of the

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk implementasi pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara BAB III OBYEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara 3.1.1 Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Cimahi Utara berada di Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dan mendapat curah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci