PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT NASKAH PUBLIKASI Oleh : KARSENO HERU SAPUTRO NIM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2 PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KARSENO HERU SAPUTRO Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH Good Governance (tata pemerintahan yang baik) merupakan praktek penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Good governance telah menjadi isu sentral, dengan adanya era globalisasi tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah suatu keniscayaan seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pelaksanaan good governance di Kelurahan Tanjung Unggat (transparansi dan akuntabilitas). Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan mengacu konsep sedarmayanti (2004:7) yang mengatakan bahwa mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), ada beberapa unsure penting anatara lai: Akuntabilitas dan Transparansi, dan perlu di variabelkan sehingga menjadi sebuah variable yang kongkrit. Adapun yang dijadikan informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 10 orang.analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif. Hasil penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Kelurahan Tanjung Unggat belum menjalankan prinsip good governance dengan baik. Hal ini dapat di lihat dari : di Kantor Kelurahan Tanjung Unggat mengenai kepastian waktu dan biaya haruslah menjadi perhatian. Seperti membuat papan persyaratan atau di temple di dinding agar prosedur yang berisi tentang biaya, alur maupun waktu penyelesaian terlihat jelas oleh masyarakat. Pegawai kelurahan Tanjung Unggat kurang memanfaatkan waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnta dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan tepat waktu Kata Kunci : Good Governance, Tranparansi, Akuntabilitas 2

3 PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KARSENO HERU SAPUTRO Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH Good Governance (good governance) is the practice of governance in order to provide public services. Good governance has become a central issue in the era of globalization the demand for good governance is a necessity due to the increasing public knowledge. Objective To investigate the implementation of good governance in Tanjung Unggat (transparency and accountability). The discussion in this paper uses qualitative descriptive technique by referring to the concept of Sedarmayanti (2004: 7) which says that ensuring good governance (good governance), there are several important elements anatara lai: Accountability and Transparency, and the need in variabelkan so that it becomes a variable concrete, The informants were used in this study as many as 10 orang.analisis data used in this research is the analysis of qualitative data. The results of the above explanation can be concluded that the village of Tanjung Unggat not run well on good governance principles. It can be seen from: at the Village Office Tanjung Unggat certainty over the time and cost should be a concern. As the timber requirements or in the temple wall so that the procedure contains about costs, workflow and turnaround time is clearly visible for the public. Employees village of Tanjung Unggat less use of the time that should be used to complete the work that seharusnta can be used to complete the work that should be complete time. Keywords: Good Governance, Transparency, Accountability 3

4 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelurahan Tanjung Unggat merupakan salah satu Kelurahan pada Pemerintah Kota Tanjungpinang yang memiliki tugas dan fungsi dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, memberdayakan masyarakat, melaksanakan pelayanan, memelihara dan membina ketentraman dan ketertiban umum serta melaksanakan tugas yang di berikan oleh walikota. Untuk dapat terlaksana dengan efektif dan efisiennya tugas Kelurahan Tanjung Unggat tersebut, maka salah satunya perlu dilaksanakan dan diterapkan tata kepemerintahan yang baik (good governance). Seperti aparatur pemerintah punya kompetensi di bidang tugas masing-masing, adanya sikap transparansi, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, tanggapan dan peduli dengan kebutuhan masyarakat. Berkenaan pelaksanaan Good Governance di Kelurahan Tanjung Unggat maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu 1. Masyarakat mengeluhkan prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, kurang informatif dan terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu dan biaya),serta tindakan-tindakan yang berindikasikan penyimpangan dan KKN. Tidak adanya alur yang berisi persyaratan. 2. Masih adanya pegawai yang belum menjalankan pekerjaannya dengan tanggung jawab hal ini dapat dilihat masih ada pegawai yang datang tidak 4

5 tepat waktu dan pulang tidak dengan waktu yang di tetapkan hal inilah yang menghambat pelayanan kepada masyarakat. 3. Kurangnya keramahan pegawai dalam pengurusan berbagai keperluan administrasi menyebabkan masyarakat merasa tidak dilayani dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian lebih jauh, tentang fenomena-fenomena yang terjadi, dalam sebuah ulasan penelitian dengan judul PELAKSANAAN GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT. B. Perumusan Masalah Pelaksanaan Good Governance di Kelurahan Tanjung Unggat ini masih belum dapat dilaksanakan dengan baik, Jadi Bagaimana Pelaksanaan Good Governance di Kelurahan Tanjung Unggat. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pelaksanaan good governance di Kelurahan Tanjung Unggat (transparansi dan akuntabilitas). b. Kegunaan Penelitian 1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan good governance di Kelurahan Tanjung Unggat. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk mewujudkan good governance. D. Kerangka Teori Adapun kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 5

6 untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), ada beberapa unsur penting antara lain: 1. Akuntabilitas yaitu adanya kewajiban bagi aparatur pemerintahan untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kewjiban yang ditetapkan. 2. Transparansi, kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap rakyatnya, baik tingkat pusat maupun daerah. 3. Keterbukaan yaitu menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak transparan. 4. Aturan hukum: kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa jamina kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang ditempuh. Penerapan prinsip-prinsip good governance tidak terlepas dari peranan masyarakat, dan stakeholder yang berkepentingan (sektor swasta dan elit politik) demi memajukan pembangunan serta pemerintahan daerah yang berguna bagi masyarakat. Dengan demikian, maka wujud good governance adalah plaksanaan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintah daerah yang solid, kondusif dan bertanggung jawab dengan menjaga kesinergisan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Terselenggaranya good governance merupakan prasayarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan citacita bangsa dan negara. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas,nyata dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berlangsung secara 6

7 berkesinambungan, berdaya guna,berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari KKN. E. Konsep Operasional Ada beberapa unsur penting antar lain Transparansi dan Akuntabilitas. Dalam hal ini dapat dilihat dari dimensi sebagai berikut : 1. Transparansi Kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai berbagai aspek pelaksanaan pelayanan publik hal ini dapat di lihat dari indikator: a. Setiap unit pelayanan instansi wajib dipublikasikan mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu, standar, akta/janji, motto pelayanan, lokasi serta pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab. b. Adanya sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelayanan yang diberikan pada pihak Kelurahan kepada masyarakat. 2. Akuntabilitas `Adanya kewajiban bagi aparatur pemerintahan dlam hal ini pegawai pada Kelurahan Tanjung Unggat untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kewajiban yang ditetapkan. Upaya ini dpat dilihat dari : a. Adanya tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diemban oleh pegawai. 7

8 F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Menurut Sugiono (2001:6) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penilitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan tanpa membuat perbandingan atau hubungan dengan variabel lain, tetapi penelitian untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif pendekatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga hasil yang diinginkan akan mudah dicapai pendekatan ini digunakan dalam usaha melihat bagaimana penerapan good governance pada Kelurahan Tanjung Unggat. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dikantor Kelurahan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang. Dalam melayani masyarakat seluruh pegawai pada Kelurahan Tanjung Unggat untuk dapat menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 3. Informan menurut Arikunto (2006:145) informan adalah orang yang akan memberikan informasi.teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut arikunto purposive sampling (2006:139) adalah sampel bertujuan dilakukan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Adapun informan yang di ambil dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 orang lurah 8

9 yang mana lurah sangat mengetahui kinerja dari pegawai pada Kantor Kelurahan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang, 1 orang sekertaris lurah dan 2 orang staff pada kantor Kelurahan yang bertugas melayani masyarakat, dan beberapa orang masyarakat. 4. Sumber Data Data yang akan dikumpulkan terdiri dari primer dan sekunder. a. Data primer data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan para responden, yaitu pegawai Kelurahan Tanjung Unggat. b. Data sekunder Data yang diperoleh dengan tidak melalui wawancara, namun melalui dokumen-dokumen dan literatur Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua dan sudah diolah melalui laporan,dokumen ysang meliputi: Perda, kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai kepegawaian dan kinerja pegawai. Gambaran umum Kelurahan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang, struktur organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi pegawai Kelurahan dan Ketersediaan sarana dan prasarana. 5. Teknik pengumpulan data a. Observasi Menurut Sugiyono (2005:166) teknik observasi merupakan suatu proses yang komplek dan sulit, yang tersusun dari suatu proses biologis dan proses psikologis diantaranya yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan yaitu observasi terstruktur yang telah 9

10 dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya, dengan alat pengumpulan data itu check list. Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan untuk melihat bagaimana Pelaksanaan good govermance oleh Aparatur Pemerintah Pada Kelurahan Tanjung unggat. b. Wawancara Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2011:231) Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dalam hal ini melakuakan tanya jawab secara langsung dengan key informan yaitu Lurah Tanjung Unggat yang dianggap sudah mengetahui secara baik bagaimana selama ini peaksanaan Good Governance pada Kelurahan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang. Dan salah satu pegawai tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai key informan mengenai masalahmasalah penelitian. Adapun alat yang digunakan yaitu interview guide (pedoman wawancara) G. Teknis analisis data Penelitian ini penulis menggunakn teknik analisis deskriptif kualitatif, menurut Bogdan dan Biklen (Moleong,2004:248) teknik analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan dta, memilah-milahnya dalam satuan yang dapat dikelola,mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan aoa yang diceritakankepada orang lain. 10

11 BAB II LANDASAN TEORI 1. Good Governance Pemerintahan yang baik cinta negara berdasarkan hukum, dimana masyarakatnya merupakan sel regulatory society. Dengan demikian, pemerintah sudah dapat meredukasi perannya sebagai pembina dan pengawas implementasi visi dan misi bangsa dalam seluruh sendi-sendi kenegaraan melalui pemantauan terhadap masalah-masalah hukum yang timbul dan menindaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat dan sebagai fasilitator yang baik. Dengan pengembangan sistem informasiyang baik, kegiatan pemerintahan menjadi lebih transparan,dan akuntabel karena pemerintah mampu menangkap feedback dan meningkatkan peran serta masyarakat. Dengan konteks lain (hukum), Pemerintahan yang baik merupakan suatu asas yang dikenal sebagai Ass-asas Umum Pemerintahan yang Baik, yang merupakan jembatan antara norma hukum dengan norma etika. Menurut MM Billah, istilah ini mengartikan pada makna aslinya, yaitu Governing yang berarti mengarahkan atau mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik dalam suatu Negeri. Karena itu Good Governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang berdasarkan pada nilai yang bersifat mengarahkan,mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik ntuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Dengan demikian ranah Good Governance tidak terbatas pada negara atau biokrasi pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang direpresentasikan oleh Organisasi Non Pemerintah (ORNOP) seperti Lembaga Swadaya Masyarakat dan sektor govenance swasta. 11

12 Singkatnya, tuntutan pada Good Governance tidak selayaknya ditujukan kepada penyelenggara Negara atau pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat dluar struktual biokrasi pemerintahan secara bersemangat menuntut penyelenggaraan Good Governance pada negara. 2. Transparansi Krina (2003:13) mendefinisikan transparansi sebagai prinsip yang menjamin akses kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggara pemerintahan, yakni infomasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaanya serta hasil hasil yang dicapai. Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik. Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan yang dibuat berdasarkan preferensi public. Menurut Mardiasmo (2004:30), transparansi bearti keterbukaan (opensess) pemerintah dalam memberikan informasi terkait dengan aktifitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak pihak yang membutuhkan informasi. 3. Pelayanan Pelayanan umum hendaknya sejalan dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa tujuan pemberian otonomi daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkataan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 12

13 Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang menjadi asal usul timbulnya istilah pelayanan umum. Dengan kata lain antara kepentingan umum ada hubungan dengan pelayanan umum. Meskipun dalam perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan kegiatan organisasi. Paradigma rakyat pelayan pemerintah dewasa ini telah berubah menjadi pemerintah pelayan masyarakat. Perubahan ini terjadi karena perkembangan dari pemikiran manusia modern. Istilah pelayanan mengandung dua hal pokok yang menjadi pengertiannya, yaitu melayani dan dilayani. Pelayanan dipahami sebagai aktivitas atau kegiatan untuk memberikan bantuan dalam menyiapkan, mengurus, dan membuat jadi suatu hal yang menjadi keperluan dari kebutuhan seseorang. Menurut Moenir (2006:11) pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Kemudian dijelaskan lebih lanjut kriteria pelayanan menurut Moenir (2006:41-44) : 1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan. 2. Mendapatkan pelayanan yang wajar. 3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih. 4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. 13

14 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintahan Kelurahan Tanjung Unggat Kelurahan Tanjung Unggat merupakan salah satu Kelurahan yang berada di wilayah kerja Kecamatan Bukit Bestari yang terdiri dari 9 Rukun Warga dan 43 Rukun Tetangga. Kelurahan Tanjung Unggat melalui topografi merupakan dataran rendah dengan ketinggian lebih kurang 2 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 114 hari sebanyak mm/tahun dengan suhu berkisar 30 C sampai 32 C. Tekanan udara terendah MBS dan tertinggi MBS serta kelembaban udara rata-rata antara 61.5 sampai dengan Kelurahanm Tanjung Unggat memiliki luas wilayah sebesar 700 Ha dengan batas-batas: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kampung Bugis. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanjungpinang Timur. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung Bulang. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kamboja. Adapun visi dan misi maupun tugas pokok dan fungsi Kelurahan Tanjungunggat dapat dilihat seperti dibawah ini : Visi Memberikan pelayanan terbaik dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan guna menunjang misi kota Tanjungpinang 14

15 Misi 1. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme aparatur kelurahan berdasarkan IPTEK dan IMTAQ 2. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dan akurat dengan berazaskan profesionalisme dan kenyamanan 3. Memberdayakan masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki wilayah masing masing secara gotong royong dan rasa saling memiliki. 4. Meningkatkan penyelenggarakan ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui pendataan penduduk dan koordinasi antara pihak kelurahan, babinkamtibmas dan masyarakat 5. Meningkatkan fungsi dan peran lembaga kemasyarakat sebagai mitra kelurahan. A. Fisiografis Kelurahan Tanjung Unggat memiliki Fisiografis yang terdiri dari 83% dataran rendah dan 17% lautan. B. Iklim Kelurahan Tanjung Unggat terletak di lintang khatulistiwa yang mempunyai 2 musim, yaitu : 1. Musim kemarau antara bulan april sampai dengan bulan September 2. Musim penghujan antara bulan oktober sampai dengan bulan maret. C. Topografi Kelurahan Tanjung Unggat melalui topografi merupakan dataran rendah dengan ketinggian lebih kurang 2meter di atas permukaan laut 15

16 dengan curah hujan 114 hari sebanyak mm/tahun dengan simpan resi booking dengan suhu berkisar 30 o C sampai 32 o C tekanan udara terendah MBS dan tertinggi MBS serta kelembahan udara rata2 udara rata-rata antara 61.5 sampai dengan 91,5 D. Struktur Organisasi Organisasi merupakan tempat atau wadah untuk bekerjasama dalam suatu hubungan formil untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk mencapai tujusn diperlukan suatu organisasi yang kuat agar dapat melaksanakan strategi organisasi. Struktur organisasi adalah merupakan gambaran dari tugas pokok, wewenang, fungsi, serta kewajiban dari suatu organisasi supaya berjalan dengan efektif dan efesien. Organisasi juga di bentuk berdasarkan kebutuhan yang ada. Organisasi Kelurahan Tanjungunggat, agar birokrasi aparaturnya dapat berjalan dengan baik dan melayani masyarakat dengan hasil memuaskan juga dibutuhkan adanya pembagian tugas sesuai jabatan hirarki. Kelurahan merupakan perangkat daerah yang paling dekat dengan masyarakat karena kelurahan berhadapan langsung dengan masyarakat dan langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu sebagai bagian dari tugas pokok birokrasi sebagai pelayanan disatu sisi, disisi lainnya birokrasi-bieokrasi pelayanan yang lebih responsive dan mencerminkan kepatuttan, keseimbangan, etika dan kearifan serta haruslah efektif, efesien dan memuaskan masyarakat. Itu semua merupakan tanggung jawab yang harus di emban oleh kelurahan demi tercapainnya kelancaran dalam pelayanan. 16

17 Dalam sistem pemerintahan, pemerintah wajib melayani masyarakat dengan kapasitas yang baik dan efesien. Dengan begitu sangan di perlukan pegawai-pegawai yang sangat cakap dan handal demi terciptanya pelayanan yang baik dan prima kepada masyarakat Kelurahan Tanjungunggat khususnya, sebagai suatu organisasi pemerintahan, maka Kantor Kelurahan Tanjungunggat memiliki struktur dan pegawai yang antara lain terdiri dari : 1. Lurah 2. Jabatan fungsional 3. Sekretaris 4. Kasi Pemerintahan 5. Kasi Umum dan Trantib 6. Kasi Pelayanan dan Pembangunan 7. Pegawai dan Staf 17

18 BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Good Governance Di Kelurahan Tanjung Unggat Dalam fase penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan kedudukan peran aparatur pemerintah sangat penting dan menentukan. Hal ini dikarena aparatur berkewajiban memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Mutu atau kualitas pelayanan merupakan kunci keberhasilan kinerja suatu organisasi. Dengan pelaksanaan yang baik, maka kepuasan dan loyalitas masyarakat dapat di pertahankan dan bahkan di tingkatkan. Dalam pelaksanaan tidak hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana yang memadai, melainkan yang lebih penting adalah unsure manusia yang memberikan pelayanan. Tuntutan terhadap pelaksanaan yang baik adalah bagaimana bentuk dari pelaksanaan serta kontribusi bagi organisasi tersebut. Dengan hasil pelaksanaan yang baik, yang telah di berikan kepada masyarakat, dalam artian sesuai dengan prosedur dan aturan yang telah ditetapkan. Maka dengan harapan masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan tersebut akan merasa puas, dari pelayanan yang diberikan. Hal ini diharapkan semakin meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat. Dalam era otonomi daerah saat ini di tuntut untuk mampu memberikan suatu bentuk pelayanan public yang baik dan transparan, cepat dan berkualitas serta maksimal kepada masyarakat. Untuk melihat bagaimana Pelaksanaan Good Governance di kelurahan Tanjung Unggat dapat di lihat dari beberapa dimensi yang di kembangkan menjadi suatu pedoman wawancara guna menganalisa bagaimana pelaksanaan tersebut dapat berjalan. 18

19 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan di Kantor Kelurahan Tanjung Unggat mengenai kepastian waktu dan biaya haruslah menjadi perhatian. Seperti membuat papan persyaratan atau di temple di dinding agar prosedur yang berisi tentang biaya, alur maupun waktu penyelesaian terlihat jelas oleh masyarakat. Tata cara pengurusan semua sudah dilakukan dan di upayakan dengan baik hanya saja perlu ada perbaikan dan dibuat kesederhanaan dalam prosedur dan tata cara agar masyarakat tidak merasa kesulitan dan tidak harus bertanya berulang kali kepada para pegawai tentang bagaimana memperoleh pelayanan di Kelurahan Tanjung Unggat. Pegawai kelurahan Tanjung Unggat kurang memanfaatkan waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnta dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan tepat waktu. Pemanfaatan waktu yang sebaik mungkin dalam bekerja perlu menjadi perhatian oleh pegawai pa Kelurahan Tanjung Unggat guna meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. B. Saran 1. Informasi tentang segala pengurusan yang ada di kelurahan seharusnya di beritahukan / dipublikasikan secara terbuka atau ditempel di dinding pengumuman di Kantor Kelurahan Tanjung Unggat. 2. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat sebaiknya pihak Kelurahan Tanjung Unggat dapat memanfaatkan waktu luang nya untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. 19

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE OLEH APARATUR PEMERINTAH PADA KELURAHAN TANJUNGPINANG BARAT NASKAH PUBLIKASI

PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE OLEH APARATUR PEMERINTAH PADA KELURAHAN TANJUNGPINANG BARAT NASKAH PUBLIKASI PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE OLEH APARATUR PEMERINTAH PADA KELURAHAN TANJUNGPINANG BARAT NASKAH PUBLIKASI Oleh : LINAWATI SHARANI NIM : 080565201032 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah selain memiliki wewenang asli untuk mengatur

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA

AKUNTABILITAS KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA AKUNTABILITAS KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA Switry v. Lumentah Johnny Hanny Posumah Very Londa abstract: the condition

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Veronika Erlin Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kualitas dan kuantitas pelayanan merupakan bagian yang menentukan dari keberhasilan perekonomian dan kesejahteraan bangsa pada umumnya. Pelayanan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : LIA OCTAVIANI IRAWAN NIM :

SKRIPSI. Oleh : LIA OCTAVIANI IRAWAN NIM : PARTISIPASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI (Studi Pada LSM Taruna Bangsa) SKRIPSI Oleh : LIA OCTAVIANI IRAWAN NIM : 080565201099

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut. beriringan dalam mewujudkan kinerja pelayanan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut. beriringan dalam mewujudkan kinerja pelayanan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah mencakup pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut beriringan dalam mewujudkan kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Bulik Tahun 2013-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

TRANSPARANSI PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN MELAYU KOTA PIRING KOTA TANJUNGPINANG. Naskah Publikasi

TRANSPARANSI PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN MELAYU KOTA PIRING KOTA TANJUNGPINANG. Naskah Publikasi TRANSPARANSI PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN MELAYU KOTA PIRING KOTA TANJUNGPINANG Naskah Publikasi Oleh DIMAS DWI HARTANTO NIM : 090563201010 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK Bagian Organisasi - 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kinerja secara umum dapat dipahami sebagai besarnya kontribusi yang diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan di lembaga tempat dia bekerja. Dengan demikian

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan tidak adanya batas-batas negara (

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan tidak adanya batas-batas negara ( 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan tidak adanya batas-batas negara ( boundary-less world) memberikan peluang sekaligus tantangan bagi seluruh negara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA Jalan Basuki Rahmat No.78, Gedung Graha Tepian Samarinda 7512 Telp. (0541)739614, Fax. (0541)741286 SMS Center/SMS Pengaduan : 08115843555 Web:www.bpptsp.samarindakota.go.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi yang menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Bulik Timur Tahun 2013-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA Kantor Kecamatan Belantikan Raya menyusun visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang realistis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah pembangunan yang bertumpu pada peningkatan sumber daya aparatur pemerintah sebagai kunci pokok

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang terjadi dalam perkembangan otonomi daerah di Indonesia saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan tata kelola pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI A. Sejarah Singkat Kantor Camat Medan Denai Berdasarkan PP. 35 tahun 1992 tanggal 13 Juli 1992 dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang sudah ditentukan. Saat ini good governance sangat ramai. yang dipimpin oleh seorang atasan terhadap pegawai-pegawainya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang sudah ditentukan. Saat ini good governance sangat ramai. yang dipimpin oleh seorang atasan terhadap pegawai-pegawainya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good Governance adalah suatu tata kelola pemerintahan yang baik yang harus diterapkan untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam setiap organisasi, sehingga akan menimbulkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 204

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah Desa yang ada di wilayah kerja Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung :

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah Desa yang ada di wilayah kerja Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung : BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM Kecamatan Cangkuang berdiri pada 22 Oktober 2003 yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Banjaran, berikut pengisian jabatan strukturalnya dan efektif eksistensinya telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang prima untuk semua penduduknya sesuai dengan yang telah diamanatkan didalam undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Reformasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Kelurahan Blimbing Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memahami pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era global, saat ini salah satu upaya harus dicapai oleh lembaga adalah meningkatkan kualitas SDM.

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA Maryeta Ernesta Ndiki Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Email: ernesta.melo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Surabaya yang merupakan Ibukota Jawa Timur dengan penduduk metropolisnya mencapai 3 juta jiwa menurut pemerintah kota Surabaya untuk dapat mengatur dan mengelola

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 34 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pengelolaan organisasi sektor publik (khususnya organisasi pemerintahan)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pengelolaan organisasi sektor publik (khususnya organisasi pemerintahan) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan organisasi sektor publik (khususnya organisasi pemerintahan) di Indonesia memasuki era baru seiring dengan dilaksanakannya desentralisasi fiskal

Lebih terperinci

I K M LAPORAN SEMESTER I DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

I K M LAPORAN SEMESTER I DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL LAPORAN I K M SEMESTER I PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Komplek Perkantoran II Pemerintah Kabupaten Bantul Jalan Lingkar Timur Manding Bantul 55711 Telp / Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi keberadaannya dan mutlak terpenuhi.

Lebih terperinci

Good Governance. Etika Bisnis

Good Governance. Etika Bisnis Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep

Lebih terperinci

HENDRI HERDIANTO ABSTRAK

HENDRI HERDIANTO ABSTRAK PERANAN UPTD PEMADAM KEBAKARAN DAN PERALATAN PADA DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DI MASYARAKAT KABUPATEN PANGANDARAN HENDRI HERDIANTO ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak berupa tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di setiap negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 A. PERENCANAAN KINERJA Pembangunan Bidang Hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UPT STASIUN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya mewujudkan Good Governance adalah memberikan pelayanan publik yang berkualitas, terukur serta serta senantiasa memperhatikan tuntutan dan dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan Dokumen Perencanaan Daerah yang memberikan arah sekaligus acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi pada

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (2): 338-350 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance diartikan sebagai kepemerintahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang dihadapi dewasa ini dan di masa mendatang mensyaratkan perubahan paradigma kepemerintahan, pembaruan sistem kelembagaan, peningkatan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana pengendalian yang dianggap paling efektif untuk menciptakan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi, yang ditandai antara lain dengan adanya percepatan arus informasi menuntut adanya sumber daya manusia yang mampu menganalisa informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik. Dari segi pemerintahan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti perubahan lingkungan yang mempengaruhinya. Seperti studi yang sistematis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

CONTROL PADA PEGAWAI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG

CONTROL PADA PEGAWAI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MENGENAI JOB DEMAND- CONTROL PADA PEGAWAI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG MUHAMMAD QUAMAR FAIDZIANSYAH Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka di bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah satu perubahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung melaksanakan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi saat ini yang kemudian menjadi latar belakang penelitian adalah dipaparkannya opini auditor eksternal dalam sebuah situs internet yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar Amerika bahkan rencana kenaikan harga BBM, krisis pangan dan berbagai bencana alam, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Tahun 2015. Pelayanan Publik

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR BALAI DESA PELEM KECAMATAN KERTOSONO

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR BALAI DESA PELEM KECAMATAN KERTOSONO ANALISIS SISTEM PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR BALAI DESA PELEM KECAMATAN KERTOSONO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Manajemen OLEH Dewa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penggunaan asas ini memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK Sondil E. Nubatonis, Sugeng Rusmiwari, Son Suwasono Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan negara yang tanpa batas, proses globalisasi bergerak dengan sangat cepat menembus hampir kesegala aspek kehidupan seperti ideologi,

Lebih terperinci

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN, VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS VISI Agar terselenggaranya good goverment ( pemerintahan yang baik ) tentunya diperlukan perencanaan

Lebih terperinci