ABSTRAK. PERBEDAAN RERATA KADAR TUMOR NECROSIS FACTOR ΑLPHA (TNF-α) PADA ANAK OBESITAS DENGAN ATAU TANPA HIPERTENSI
|
|
- Doddy Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 i ABSTRAK PERBEDAAN RERATA KADAR TUMOR NECROSIS FACTOR ΑLPHA (TNF-α) PADA ANAK OBESITAS DENGAN ATAU TANPA HIPERTENSI Obesitas merupakan akumulasi lemak yang berlebihan yang memberikan risiko bagi kesehatan. Komorbid yang paling sering terjadi pada obesitas adalah dislipidemia (88,4%), hipertensi (49%), dan sindrom metabolik (19,6%). Hipertensi pada obesitas terjadi penurunan bioavailabilitas nitrit oksida (NO) yang mengakibatkan disfungsi endotel, sehingga kondisi ini meningkatkan TNF-α. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kejadian hipertensi pada anak obesitas akan didapatkan adanya disfungsi endotel karena menurunnya bioavailabilitas nitrit oksida yang ditandai dengan peningkatan kadar TNF-α. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan design studi cross-sectional. Dilakukan di lima SD di Kotamadya Denpasar dan dilaksanakan pada bulan Agustus 2015-Maret Anak dengan obesitas diperiksa tekanan darah dan kadar TNF-α. Dilakukan analisis dengan uji T tidak berpasangan untuk menilai apakah terdapat hubungan antara kejadian hipertensi dengan kadar TNF-α serum. Dihitung perbedaan rerata kadar TNF α serum antara kelompok dengan hipertensi dan tidak hipertensi, dengan tingkat kemaknaan p <0,05, presisi pada interval kepercayaan 95%. Dilakukan analisis multivariat general linear model univariate antara berbagai variabel perancu. Pada penelitian ini didapatkan 49 subjek dengan 32 subjek (65,30%) adalah lelaki. Didapatkan 15 subjek dengan hipertensi (30,60%). Dengan rerata dari kadar TNF-α pada kedua kelompok adalah 2,28 pg/ml (simpang baku=sb=0,84). Berdasarkan analisis menggunakan uji T tidak berpasangan didapatkan perbedaan rerata kadar TNF-α yang bermakna pada anak obesitas dengan hipertensi dibandingkan dengan anak obesitas tidak hipertensi, dimana rerata kadar TNF-α pada hipertensi lebih tinggi daripada tidak hipertensi (IK 95%; 0,67 (0,18-1,17); P=0,008). Setelah dilakukan analisis multivariat terhadap faktor confounding didapatkan tekanan darah terbukti memiliki pengaruh terhadap peningkatan TNFα, dengan perbedaan varian 6,397, nilai P=0,015, dengan koefisien eta 13,00%. Kata kunci: tumor necrosis factor-α, hipertensi, obesitas, anak 1
2 ii ABSTRACT MEAN DIFFERENCES OF LEVEL TUMOR NECROSIS FACTOR ΑLPHA (TNF-α) IN CHILDREN OF OBESITY WITH OR WITHOUT HYPERTENSION Obesity is an excessive accumulation of fat that poses a risk to health. The most common comorbidities in obesity were dyslipidemia (88.4%), hypertension (49%), and metabolic syndrome (19.6%). Hypertension in obesity has decreased the bioavailability of nitric oxide (NO) resulting in endothelial dysfunction, so this condition increases TNF-α. The purpose of this study was to prove that the incidence of hypertension in obese children will be found endothelial dysfunction due to decreased bioavailability of nitric oxide characterized by elevated levels of TNF-α. This was an observational analytic study with cross-sectional study design. Performed in five elementary schools in Denpasar and implemented in August 2015-March Children with obesity checked blood pressure and TNF-α levels. An independent t-test was performed to assess whether there was a relationship between the incidence of hypertension and serum TNF-α levels. Calculated mean difference of serum TNF α levels between groups with hypertension and no hypertension, with significance level p <0.05, precision at 95% confidence interval. A multivariate analysis use general linear model univariate was performed between the various confounding variables. In this study, 49 subjects with 32 subjects (65.30%) were male. Obtained 15 subjects with hypertension (30.60%). The mean of TNF-α levels in both groups was 2.28 pg / ml (SD= 0.84). Based on the analysis using independent t-test, there was significant difference of mean TNF-α level in obese children with hypertension compared with non-hypertensive obese children, mean the level of TNF-α in hypertension was higher than no hypertension (95% CI; 0.67 ( ); P=0,008). After multivariate analysis of confounding factor, blood pressure was found to have an effect on the increase of TNF-α, with variant difference of 6.397, P = 0.015, with 13.00% coefficient eta. Keywords: tumor necrosis factor alpha, hypertension, obesity, children
3 iii DAFTAR ISI SAMPUL DALAM Halaman i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SINGKATAN... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 6
4 iv Manfaat akademis Manfaat pengembangan Penelitian Manfaat Praktis... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Obesitas Definisi Epidemiologi Patogenesis dan Etiologi Gangguan pada kontrol homeostasis keseimbangan energi Faktor genetik Asupan makanan Aktivitas fisik Diagnosis Tatalaksana Pengaturan diet Pengaturan aktivitas fisik Modifikasi perilaku Terapi intensif Komorbiditas Sistem endokrin Sistem metabolik Diabetes melitus tipe Gangguan ginekologi... 23
5 v Sistem kardiovaskuler Sistem gastrointestinal Sistem renal Sistem pulmonal Sistem muskuloskeletal Sistem saraf pusat Konsekuensi psikososial Inflamasi pada Obesitas Hipertensi pada Obesitas Definisi hipertensi Patofisiologi hipertensi pada obesitas Sitokin Proinflamasi TNF-α Hubungan Hipertensi dengan TNF-α BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan Sumber Data Populasi Penelitian... 40
6 vi Sampel Penelitian Kriteria pemilihan Perhitungan besar sampel Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Pemeriksaan antropometri dan tekanan darah Pengukuran berat badan Pengukuran tinggi badan Pengukuran tekanan darah Prosedur pengambilan sampel darah Alur Penelitian Analisis Data Ethical Clearance BAB V HASIL PENELITIAN Karakteristik Subjek Penelitian Perbedaan rerata kadar TNF-α pada hipertensi dan tidak hipertensi Analisis Multivariat BAB VI PEMBAHASAN Karakteristik subjek Perbedaan rerata kadar TNF-α pada hipertensi dan tidak hipertensi Hubungan kadar TNF-α dan beberapa parameter dengan hipertensi.. 66
7 vii BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 75
8 viii DAFTAR GAMBAR 2.1 Prevalensi overweight dan obesitas di seluruh dunia Prevalensi overweight di seluruh dunia Peningkatan prevalensi obesitas di Amerika Serikat tahun Kurva IMT berdasarkan usia anak lelaki (0-2 tahun) menurut WHO Kurva IMT berdasarkan usia anak perempuan (0-2 tahun) menurut WHO Kurva IMT berdasarkan usia anak lelaki (2-20 tahun) menurut CDC Kurva IMT berdasarkan usia anak perempuan (2-20 tahun) menurut CDC Komplikasi obesitas pada anak Perubahan yang terjadi pada populasi sel imun serta sitokin yang dihasilkan pada jaringan lemak pada obesitas Mekanisme terjadinya hipertensi pada obesitas Hubungan antara hipertensi dengan TNF-α pada obesitas Bagan kerangka konsep Cara pemasangan alat pengukur tinggi badan (Microtoise) Posisi anak saat pengukuran tinggi badan Skema alur penelitian Skema hasil penelitian... 58
9 ix DAFTAR TABEL 2.1 Karakteristik obesitas idiopatik dan endogen Karakteristik subjek Perbedaan rerata kadar TNF-α pada anak obesitas dengan hipertensi dan tidak hipertensi Analisis multivariat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap TNF-α... 61
10 x DAFTAR SINGKATAN BB BBI CDC CO2 CRP DM DNA FDA FFA IGF IL-1β IL-6 IMT IOTF NHANES NIH NO OSA PSMF RDA Riskesdas = berat badan = Berat Badan Ideal = Center for Disease Control and Prevention = karbondioksida = C-Reactive Protein = Diabetes Mellitus = Deoxyribonucleid Acid = Food and Drug Administration = Free Fatty Acid = Insulin-like Growth Factor = Interleukin 1β = Interleukin-6 = Indeks massa tubuh = International Obesity Task Force = National Health and Examination Survey = The National Institute of Health = Nitrit oksida = Obstructive sleep apnea = Protein Sparing Modified Fast = Recommended Daily Allowance = Riset kesehatan dasar
11 xi SD TB TNF-α WHO = Sekolah Dasar = Tinggi badan = Tumor Nekrosis Factor-α = World Health Organisation
12 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik Lampiran 2. Penjelasan dan Informasi Lampiran 3. Informed Consent Lampiran 4. Kuesioner Lampiran 5. Hasil analisis data Lampiran 6. Data dasar subjek
13 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menetapkan obesitas sebagai penyakit epidemi dan harus segera diatasi. Prevalens obesitas pada anak secara global maupun nasional meningkat dari tahun ke tahun. Prevalens overweight dan obesitas pada anak di dunia meningkat dari 4,2% di tahun 1990 menjadi 6,7% di tahun 2010 dan diperkirakan akan mencapai 9,1% di tahun 2020 (Hassapidou dkk., 2017). National Health and Examination Survey (NHANES) di Amerika, melaporkan prevalens obesitas pada anak pada tahun meningkat dari 5,0% menjadi 18,1%. (Tchoubi dkk., 2015). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 didapatkan prevalens obesitas pada anak balita di Indonesia tahun 2007, 2010, dan 2013 berturut-turut 12,2%, 14,0%, dan 11,9%, serta anak berusia 5-12, 13-15, dan tahun berturut-turut 8,8%, 2,5%, dan 1,6%. Di kota Denpasar prevalens obesitas pada anak Sekolah Dasar (SD) adalah 15%. Di daerah kota (urban) didapatkan 21% anak obesitas, sedangkan di daerah desa (rural) 5% (Dewi dan Sidiartha, 2013). Obesitas pada anak berpotensi untuk meningkatkan morbiditas bahkan mortalitas di masa yang akan datang (Kumar dan Kelly, 2016). Komorbiditas dari obesitas pada anak dan remaja termasuk kelainan endokrin, kardiovaskuler,
14 14 gastrointestinal, pernapasan, ortopedi, neurologi, dermatologi, psikososial, dan perkembangan (Klish, 2013; Tchoubi dkk., 2015). Obesitas mempunyai dampak negatif pada perubahan aksis glukosa/insulin dan atau metabolisme lipid pada sistem endokrin (Banerjee dan Schuster, 2012). Pada sistem kardiovaskular, obesitas ikut berperan atas terjadinya hipertensi, aterosklerosis, penurunan fungsi kontraksi miokardium, hipertrofi otot jantung, dan penyakit arteri koroner (Valle dkk., 2015). Obesitas dikaitkan dengan kejadian obstructive sleep apnea (OSA) dan asma pada sistem pernapasan (Reed dkk., 2015; Valle dkk., 2015). Obesitas juga dapat meningkatkan terjadinya sindrom ovarium polikistik dan gangguan menstruasi. Pada sistem gastrointestinal, obesitas dapat menyebabkan steatohepatitis non alkoholik dan meningkatkan kecenderungan untuk pembentukan batu empedu (Banerjee dan Schuster, 2012). Obesitas dikaitkan dengan kejadian penyakit ginjal kronis dan obesitas merupakan predisposisi untuk nefropati diabetikum, nefrosklerosis hipertensi, glomerulosklerosis fokal segmental, dan urolitiasis (Halfon dkk., 2013). Pada sistem muskuloskeletal, obesitas merupakan faktor risiko untuk terjadinya sindrom Blount dan bergesernya epifisis femoralis akibat dari peningkatan beban pada growth plate sendi panggul (Estrada dkk., 2014). Pada sistem neurologi, obesitas menyebabkan pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial yang disebabkan oleh gangguan jantung dan paruparu yang menyebabkan peningkatan kadar karbondioksida (CO2) (Halfon dkk., 2013). Selain masalah fisik, obesitas juga memberikan konsekuensi psikososial seperti depresi (Valle dkk., 2015). Pada obesitas tidak hanya terjadi ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang terpakai, tetapi juga terdapatnya simpanan energi yang pasif dari jaringan adiposa yang saat ini dipertimbangkan sebagai organ endokrin mayor. Sel adiposa memproduksi sinyal kimia yang
15 15 bertindak pada proses fisiologis tubuh, salah satunya merilis tanda inflamasi yang mengakibatkan terjadinya inflamasi derajat rendah yang persisten, yang mengganggu keseimbangan metabolik dan gangguan kardiovaskular. Tanda inflamasi yang yang sering dilaporkan berhubungan dengan obesitas yaitu interleukin-6 (IL-6), tumor necrocis factor alpha (TNF-α), dan reaktan fase akut C-reactive protein (CRP) (Stolzman dan Bement, 2012; Carolan dkk., 2014). Peningkatan obesitas pada anak di seluruh dunia ikut mendongkrak prevalens hipertensi pada anak, terutama hipertensi primer (Lu dkk., 2013). Menurut Manios dkk., 2016, secara global prevalens hipertensi pada anak sekolah dengan obesitas adalah 50%, dibandingkan anak tidak obesitas adalah 30%. Penelitian Aronovitch, dkk., 2014, melaporkan kejadian hipertensi pada anak obesitas usia 9-17 tahun di Israel adalah 44,1% prehipertensi dan 31% hipertensi. Penelitian di Denmark terhadap anak obesitas usia 3-18 tahun, melaporkan prevalens hipertensi adalah 40,1% dan prehipertensi adalah 11,9% (Mollerup dkk., 2017). Nafiu dkk., 2014 melaporkan prevalens hipertensi pada anak obesitas usia 6-18 tahun adalah 29,2%. Hipertensi pada obesitas adalah suatu interaksi yang kompleks antara retensi sodium, aktivasi sistem saraf simpatis, abnormalitas struktur dan fungsi vaskuler, disfungsi endotel dan kekakuan vaskuler dan resistensi terhadap leptin (DeMarco dkk., 2014; Co dkk., 2015). Pada hipertensi juga terjadi peningkatan infiltrasi makrofag, peningkatan aktivasi limfosit, penurunan bioavailabilitas nitrit oksida (NO) yang mengakibatkan disfungsi endotel, sehingga kondisi ini meningkatkan TNF-α satu hingga dua kali dari kadar normal (Ramseyer dan Garvin, 2013). Tumor necrocis factor alpha adalah salah satu sitokin proinflamasi yang paling penting, diproduksi berlebih di jaringan adiposa pada individu obesitas dan memegang peranan penting dalam proses pembentukan aterosklerosis dengan meningkatkan adhesi molekul pada sel
16 16 endotelial (Obuchowicz dkk., 2014; Ghomari-Boukhatem dkk., 2017). Peningkatan TNF-α disebabkan oleh menurunnya bioavailabilitas NO yang menyebabkan disfungsi endotel, vasokonstriksi kronis dan peningkatan tekanan darah (Bautista dkk., 2005). Pada penelitian di Jerman terhadap remaja obesitas usia tahun, didapatkan median dari TNF-α 6,5 pg/ml (Reinehr dkk., 2016). Penelitian Mantovani dkk., 2016 melaporkan rerata kadar TNF-α pada anak obesitas usia 3-4 tahun adalah 2,26 pg/ml. Penelitian Caminiti dkk., 2016 melaporkan rerata kadar TNF-α pada anak obesitas usia 6-19 tahun adalah 6,2 pg/ml. Penelitian mengenai kejadian hipertensi pada obesitas dan TNF-α pada obesitas sudah banyak dilaporkan. Sedangkan, kejadian hipertensi dengan peningkatan TNF-α pada anak dengan obesitas belum banyak diketahui. Beberapa penelitian obesitas pada dewasa, menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan tekanan darah dan kadar TNF-α (Bautista dkk., 2005). Sampai saat ini belum ada data yang dipublikasikan mengenai hubungan antara kejadian hipertensi pada anak obesitas dengan kadar TNF-α baik secara global maupun di Indonesia, oleh karena hal tersebut, penelitian ini dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Berapakah prevalens hipertensi pada anak obesitas? 2. Berapakah rerata kadar TNF-α pada anak obesitas? 3. Apakah kadar TNF-α pada anak obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan anak obesitas tanpa hipertensi?
17 Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kejadian hipertensi pada anak obesitas akan didapatkan adanya disfungsi endotel karena menurunnya bioavailabilitas nitrit oksida yang ditandai dengan peningkatan kadar TNF-α Tujuan khusus 1. Mengetahui kejadian hipertensi pada anak obesitas. 2. Mengetahui rerata kadar TNF-α pada anak obesitas. 3. Membuktikan bahwa kadar TNF-α pada anak obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan anak obesitas tanpa hipertensi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori menurunnya bioavailabilitas nitrit oksida menyebabkan disfungsi endotel yang terjadi pada hipertensi, sehingga menyebabkan peningkatan TNF-α Manfaat pengembangan penelitian Dari data hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai obesitas pada anak Manfaat praktis Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan untuk penatalaksanaan anak obesitas dalam praktik sehari-hari, serta kemungkinan penggunaan TNF-α untuk memprediksi terjadinya aterosklerosis, yang memperberat kondisi hipertensi pada anak dengan
18 18 obesitas. Manfaat lainnya dalam hal tatalaksana pasien obesitas dengan hipertensi, bila dengan pengobatan anti hipertensi tidak memberikan respon perbaikan, dipertimbangkan pemberian anti inflamasi untuk menurunkan tekanan darah dan kadar TNF-α.
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Viola Stephanie, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes. Obesitas
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL Levina Stephanie, 2007. Pembimbing I : dr. Hana Ratnawati, M.Kes.
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS
ABSTRAK PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS Wendy Sadikin, 2010. Pembimbing I Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes : dr. Ellya Rosa Delima,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi diabetes melitus (DM) tipe 2 di berbagai penjuru dunia. WHO
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA. Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF
ABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF Latar belakang : Epidemi obesitas berkembang pesat dekade
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes
ABSTRAK PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MENGGUNAKAN GLUKOMETER DAN SPEKTROFOTOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KLINIK NIRLABA BANDUNG Fenny Mariady, 2013. Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Prevalensi DM meningkat
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu akan tetapi beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Asam urat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah suatu keadaan dimana terdapat akumulasi lemak secara berlebihan. Obesitas merupakan faktor risiko dislipidemia, diabetes melitus, hipertensi, sindrom
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah pasien yang terus meningkat
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul Dalam... i Pernyataan Orisinalitas... ii Persetujuan Skripsi... iii Halaman Pengesahan Tim Penguji Skripsi... iv Motto dan Dedikasi... v Kata Pengantar... vi Abstract...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola makan modern yang banyak mengandung kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi, stres yang menekan sepanjang hari, obesitas dan merokok serta aktivitas
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Renny Anggraeni, 2011 Pembimbing I : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto,dr.,M.H. Asam urat telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami setelah manusia mencapai usia dewasa di mana seluruh komponen tubuh berhenti berkembang dan mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas pada anak saat ini mulai meningkat dari tahun ke tahun. Data Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki dengan obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam populasi dunia saat ini, kelebihan berat badan dan obesitas sudah mulai menggeser kedudukan kekurangan gizi dan penyakit menular sebagai penyebab kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan dan obesitas menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh obesitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis yang merupakan bagian dari noncommunicable disease (NCD). Kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi rokok sudah menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat di seluruh dunia. Menurut laporan WHO yang ditulis dalam Tobacco Atlas tahun 2012, konsumsi rokok terus
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016
ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016 Hanifan Nugraha, 2016 ; Pembimbing I Pembimbing II : Wenny
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Obesitas ditentukan dengan menggunakan Indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes merupakan kondisi kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan pada anak mengalami peningkatan dari tahun ketahun baik di dunia maupun di Indonesia. Tahun 2006, terdapat 20 juta anak-anak dibawah usia 5 tahun di dunia
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH
ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH Theresia Indri, 2011. Pembimbing I Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia sekarang mengalami penderitaan akibat dampak epidemik dari berbagai penyakit penyakit akut dan kronik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit penyakit
Lebih terperinciHubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang
707 Artikel Penelitian Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang Andi Fadilah Yusran Putri 1, Eva Decroli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lemak, dan protein. World health organization (WHO) memperkirakan prevalensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) secara etiologi berasal dari serangkaian kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin dan
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Albert Yap, 2013, Pembimbing I: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi kurang yang ada di Indonesia masih belum teratasi dengan baik. Saat ini Indonesia telah dihadapkan dengan masalah gizi baru yaitu masalah gizi lebih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi hiperurisemia pada populasi manusia cukup tinggi. Studi di Amerika tahun 2011 menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 21,2% pada pria dan 21,6%
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 tahun ini bertambah 2 kali lipat. Penderita DM mempunyai resiko terhadap penyakit kardiovaskular 2 sampai 5
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Prevalensi
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Prevalensi obesitas mengalami peningkatan di seluruh dunia menjadi dua kali lipat berdasarkan data dari
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas Obesitas secara umum didefinisikan sebagai peningkatan berat badan yang disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas pada anak merupakan suatu
Lebih terperincimenyerupai fenomena gunung es. Penelitian ini dilakukan pada subjek wanita karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prediabetes merupakan pencetus Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Penanda prediabetes yaitu kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl dan atau kadar glukosa darah 2 jam post
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Penelitian. Dislipidemia adalah suatu istilah yang dipakai untuk
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Penelitian Dislipidemia adalah suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan sejumlah ketidaknormalan pada profil lipid, yaitu: peningkatan asam lemak bebas, peningkatan
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) Leni Martinna, 2006. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek yang muncul sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus tipe 2. Komponen
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN SUGAR-SWEETENED BEVERAGES DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
HUBUNGAN ASUPAN SUGAR-SWEETENED BEVERAGES DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum INDAH FEBRIYANI 22010110120090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit dengan penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema ditutupi sisik tebal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan kemakmuran, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua yang menginfeksi manusia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia. Perubahan gaya hidup dan urbanisasi merupakan penyebab
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON Daniel Hadiwinata, 2016 Pembimbing Utama : Hendra Subroto, dr.,sppk. Pembimbing Pendamping: Dani,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...
DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE
ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE Paulin Yuliana, 2011 Pembimbing I Pembimbing II : Winny Suwindere, drg., MS. : Adrian Suhendra, dr.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciPERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Gizi lebih tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Preeklamsi merupakan penyulit utama dalam kehamilan dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health Organization (WHO) melaporkan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasma trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang bersirkulasi dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan kalori dari makanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh (Siagian, 2004). Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas atau kegemukan adalah keadaan yang terjadi apabila kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Hal ini
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh orang di seluruh dunia. DM didefinisikan sebagai kumpulan penyakit metabolik kronis
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR
PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SAYIDIMAN MAGETAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN Sylvia Sari Dewi, 2012. Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr.,
Lebih terperinciABSTRAK... 1 ABSTRACT
DAFTAR ISI ABSTRAK... 1 ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciABSTRAK KORELASI ANTARA KETEBALAN LEMAK EPIKARDIUM DAN TUNIKA INTIMA-MEDIA ARTERI KAROTIS REMAJA OBES USIA TAHUN
ABSTRAK KORELASI ANTARA KETEBALAN LEMAK EPIKARDIUM DAN TUNIKA INTIMA-MEDIA ARTERI KAROTIS REMAJA OBES USIA 11-15 TAHUN Peningkatan prevalens obesitas pada remaja berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE 2016 Jones Vita Galuh Syailendra, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Budi Widyarto, dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada zaman modern ini, seluruh dunia mengalami pengaruh globalisasi dan hal ini menyebabkan banyak perubahan dalam hidup manusia, salah satunya adalah perubahan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol serum (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi utama hiperkolesterolemia
Lebih terperinciCIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipertensi Unit Kerja Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menetapkan batasan hipertensi pada anak sesuai dengan batasan menurut NationalHigh Blood Pressure Education
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas merupakan kelainan metabolisme yang paling sering diderita manusia. Saat ini penderita obesitas di dunia terus meningkat. Penelitian sejak tahun 1990-an menunjukkan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR Jane Haryanto, 2012 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II : Penny Setyawati M.,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes tipe 2 merupakan kelainan heterogen yang ditandai dengan menurunnya kerja insulin secara progresif (resistensi insulin), yang diikuti dengan ketidakmampuan
Lebih terperinciABSTRAK OBESITAS SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2
ABSTRAK OBESITAS SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 Dani Indra Gunawan, 2007; Pembimbing I : Agustian L. K., dr., Sp.PD Pembimbing II : Slamet Santosa, dr., M.Kes Obesitas (kegemukan)
Lebih terperinciABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung
ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fruktosa merupakan gula yang umumnya terdapat dalam sayur dan buah sehingga sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa fruktosa sepenuhnya aman untuk dikonsumsi.
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA
ABSTRAK EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA Evan Christian Sumarno,2012, Pembimbing 1 : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup manusia. Berat kulit kira-kira 15% dari berat badan seseorang. Kulit merupakan
Lebih terperinciABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes
ABSTRAK HUBUNGAN MIKROALBUMINURIA (MAU) DAN ESTIMATED GLOMERULAR FILTRATION RATE (egfr) SEBAGAI PREDIKTOR PENURUNAN FUNGSI GINJAL PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1:
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011
ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011 Hilman Ramdhani, 2011. Pembimbing I : H. Edwin Setiabudi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS
ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 180 juta orang di dunia mengalami diabetes melitus (DM) dan cenderung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. (1) Obesitas
Lebih terperinci