Pengaruh Terapi Musik Mozart terhadap Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang Japang Tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Terapi Musik Mozart terhadap Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang Japang Tahun 2014"

Transkripsi

1 Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang Japang Tahun Yuhendri Putra, 2 Rima Berlian Putri 1 STIKes Prima Nusantara Bukittinggi * yuhendriputra@gmail.com ABSTRAK Nyeri haid atau Dismenore (dysmenorrhea) adalah suatu kondisi medis rasa sakit ginekologis, selama menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi di Indonesia, 54,89 % perempuan indonesia pernah mengalami disminorrhea Disumbar 57,3 %,Di Lima Puluh Kota 51,8 % dan di MAN Padang Japang 60 % dari sepuluh orang siswimengalami nyeri haid.. Dan salah satu terapi untuk menurunkan derajat nyeri haid adalah dengan terapi distraksi mendengarkan musik mozart. Yang dilakukan selama 15 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang Jopang Tahun 2014 Desain penelitian Quasi-eksperimen dengan rancangan pre-post test dalam satu kelompok (One-Group Pretest-posttest Design). Penelitian dilakukan di MAN Padang Jopang pada tanggal 20 Januari s/d 30 Maret Populasi adalah seluruh siswi kelas XI MAN Padang Jopang Tahun Yakni sebanyak 18 orang siswi yang mengalami nyeri haid. Sampel diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan dan dianalisa secara kompuerisasi menggunakan uji t data berpasangan (paired t-test). Hasil analisa univariat diketahui bahwa rata-rata derajat nyeri sebelum dilakukan terapi musik mozart adalah 4,67 (nyeri sedang), rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart adalah 3,72 (nyeri ringan). Hasil analisa bivarait ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan derajat nyeri menstruasi pada remaja putri di MAN Padang Jopang tahun 2014, nilai p = 0,000 Maka dapat disimpulkan bahwa terapi musik mozart efektif untuk menurunkan derajat nyeri menstruasi. Diharapkan pada bidan agar dapat mendukung dan memotivasi para remaja putri untuk melakukan terapi musik ketika mengalami nyeri menstruasi hari pertama. Kata kunci : terapi musik mozart, nyeri haid Influence Of Therapy Music of to Degradation Of Degree Pain in bone Menstruate at is Adolescent of Putri in MAN Field of Japang Year 2014 ABSTRACT Menstrual pain in bone or ( dysmenorrhea) medical condition feel gynecological pain, during menstruating bothering everyday activity. Condition in Indonesia, 54,89 % woman of indonesia have experienced of Disumbar disminorrhea 57,3 %, Fifty Town 51,8 % and MAN Field of Japang 60 % from ten people of siswimengalami menstrual pain in bone.. And one of therapy to degrade degree of menstrual pain in bone with therapy of distraksi listen music of mozart. During 15 minute. This research aim to to know Influence Of Therapy Music of to Degradation Of Degree Pain in bone Menstruate is Adolescent Putri MAN Field of Jopang Year Desain research of Quasi- Eksperimen with device of pre-post test in a body ( One-Group Pretest-Posttest Design). Research MAN Field of Jopang on 20 January to 30 March Population entire/all class schoolgirl of XI MAN Field of Jopang Year Namely counted 18 natural schoolgirl people menstrual pain in bone. Sampel taken by purposive sampling. Data collected and analysed by kompuerisasi use test of t data of berpasangan ( t-test paired). Result of analysis of univariat known that mean degree of pain in bone before music therapy of mozart 4,67 ( pain in bone), mean degree of pain in bone after music therapy of mozart 3,72 ( light pain in bone). Result of analysis of bivarait there influence of music therapy of to degradation of pain in bone degree menstruate Is adolescent putri MAN Field of Jopang year 2014, value of p = 0,000. Hence can be concluded that music therapy of mozart effective to degrade degree of pain in bone menstruate. To be expected midwife can support and motivate is adolescent putri to music therapy of when experiencing of pain in bone menstruate first day List Keyword : Dismenore Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 5 No 1 Januari

2 PENDAHULUAN Masa remaja merupakan suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis, dan emosional. ( Bobak, Lowdermilk, dkk 2007) Pada masa ini remaja akan mengalami proses reproduksi. Remaja perempuan akan mengalami masa puberitas lebih cepat dibandingkan laki-laki artinya remaja perempuan lebih cepat mengalami proses kematangan sistem reproduksi dibandingkan laki-laki. Salah satu tanda puberitas pada remaja perempuan yaitu mendapatkan menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dari rahim (uterus) dengan disertai meluruhnya endometrium (dinding rahim bagian dalam) yang banyak mengandung pembuluh darah melalui vagina (alat kelamin luar perempuan) (Dinas Kesehatan Sumatera Barat ;2009 ). Berdasarkan standar inter nasional ada beberapa gangguan menstruasi salah satunya adalah nyeri menstruasi/ dismenorrhea. Nyeri menstruasia atau dismenorrhea adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi (Potter,& Perry 2005). Biasanya nyeri terasa sehari sebelum masa menstruasi dan berlangsung selama dua hari atau sampai berakhirnya masa menstruasi. Nyeri yang paling berat biasanya hanya berlangsung selama 24 jam pertama menstruasi. Nyeri menstruasi tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga berdampak bagi fisik, psikologis, social dan ekonomi terhadap wanita di seluruh dunia. Apabila wanita mengalami nyeri menstruasi yang berat tentu membutuhkan pengobatan lebih lanjut, hal ini akan membutuhkan biaya sehingga berdampak pada ekonomi wanita. Secara tradisional nyeri menstruasi dibagi menjadi dua tipe yaitu primer ( tidak terdapat gangguan fisik yang menjadi penyebab) dan sekunder ( terjadi karena adanya kelainan ginekologik) ( Manuaba,2010). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar, rata-rata lebih 50% perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi (Anurogo,dito 2011 ). Sebuah studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia tahun). Di Amerika Serikat, melaporkan prevalensi nyeri menstruasi 59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Kejadian ini menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. Hampir 2/3 remaja postmenarche di Amerika Serikat mengalami nyeri menstruasi, 10% dari mereka begitu menderita sehingga tidak bisa masuk sekolah, sehingga nyeri menstruasi merupakan penyebab utama absensi pada remaja wanita. Nita (2008 ) dikutip dari Widjanarko, 2006) dalam studi longitudinal di Swedia melaporkan nyeri menstruasi pada wanita yang berusia kurang dari 19 tahun mencapai 90% dan pada wanita yang berusia 24 tahun mencapai 67%,dan pada usia tahun mencapai 80%, dimana diantaranya 15% membatasi aktivitas harian ketika menstruasi dan membutuhkan obatobatan penangkal nyeri, 8-10% tidak mengikuti atau masuk sekolah dan hampir 40% memerlukan pengobatan medis. Menurut Widjanarko (2006) keadan ini dapat ber dampak buruk bagi pendidikan, finansial maupun kualitas hidup perempuan. Angka kejadian nyeri menstruasi primer di Indonesia mencapai 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada masing-masing individu (Endif 2008). Nyeri menstruasi menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari dan harus absen dari sekolah 1-7 hari setiap bulannya pada 15% responden berusia tahun.remaja yang mengalami nyeri menstruasi berat mendapat nilai yang rendah ( 6.5%), menurunnya konsentrasi (87.1%) dan absen dari sekolah (80.6%) Angka kejadian nyeri menstruasi di Sumbar mencapai 57,3% Dari mereka yang mengeluh nyeri, 9 % berat, 39 % sedang, dan 52% ringan. Kejadian ini menyebabkan 12% remaja sering tidak masuk sekolah. Angka kejadian nyeri menstruasi di Lima Puluh Kota mencapai 51,8% Dari mereka yang mengeluh nyeri, 11 % berat, 41 % sedang, dan 48% ringan. Kejadian ini menyebabkan 10% remaja sering tidak masuk sekolah. ( Sumbar 2013 ) Secara umum penanganan nyeri terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Secara farmakologis nyeri dapat ditangani dengan terapi analges yang merupakan metoda paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. Terapi ini dapat berdampak ketagihan dan akan memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien. Secara nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, salah satunya dengan teknik distraksi. Adapun teknik distraksi yang paling efektif untuk mengurangi nyeri adalah mendengarkan musik (Potter&Perry,2005). Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat, Sehingga sensasi nyeri menstruasi dapat berkurang, music juga bekerja pada system limbic yang akan dihantarkan kepada system saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Bobak,2007; 05). Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi,menghilangkan nyeri, dan menurunkan tekanan darah (Campbell,2001;) Menurut Crowe mantan presiden The National Association of Music Therapy mengatakan bahwa music dan irama dapat menghasilkan efek Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 5 No 1 Januari

3 penyembuhan.dan bisa membantu mengurangi rasa sakit atau nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Wedoanika (2010) terhadap 21 remaja putri di SMK Pati Unus Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, menyimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap tingkat dismenore Pada dewasa ini banyak jenis musik yang dapat diperdengarkan namun musik yang menempatkan kelas nya sebagai music bermakna medis Adalah music klasik karena music ini magnitude yang luar biasa dalam perkembangan ilmu kesehatan, diantaranya memiliki nada yang lembut, nadanya memberikan stimulasi gelombang alfa, ketenangan, dan membantu pendengarnya lebih rileks (Campbel 2001,;Desi 2011). Dari beberapa penelitian tentang pengaruh berbagai jenis musik klasik, akhirnya banyak dari peneliti tersebut menganjurkan musik klasik yang diciptakan oleh Wolfgang Amadeus karena aplikasi medis musik telah membuktikan hasil yang menakjubkan bagi perkembangan ilmu kesehatan (Campbel Don,2001). Hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2013 terhadap 10 remaja putri pada 6 sekolah yaitu SMA 1 Kecamatan Guguak 10 orang Siswa dan yangmengalami nyeri 5 (50 %), SMA 1 Kac Suliki sebanyak 10 Orang siwa dan yang Mengalami 6 ( 60 % ) berat 1 orang, sedang 2 orang dan ringan 3 orang. SMA 1. Kec Payakumbuh Sebanyak 10 Orang dan yang mengalami nyeri 4 ( 40 % ) SMA 1 Kec Akabiluru 10 orang yang mengalami nyeri 3 ( 30 % ),MAN Darul Funun 10 orang siswa yang mengalami 5 ( 50 %) dan MAN Padang Jopang 10 orang siswa yang mengalami nyeri 6 ( 60 %) berat 2 orang,sedang 2 orang dan yang yang ringan 2 orang Berdasarkan hasil survey terhadap enam sekolah di atas, diketahui bahwa tingkat kejadian terendah terdapat di SMA 1 Kec. Akabiluru yaitu 3 orang (33,3%) dari 10 orang siswa. Sedangkan kejadian nyeri menstruasi tertinggi terdapat di MAN Padang Jopang dan SMA 1 Kec. Suliki dengan tingkat kejadian nyeri menstruasi di MAN Padang Jopang 60% dari 10 orang siswa dengan rincian 2 orang siswi mengalami nyeri berat, 2 orang siswi mengalami nyeri sedang dan 2 orang siswi mengalami nyeri ringan. Sedangkan di SMA 1 Kec. Suliki dengan rincian 1 orang siswi mengalami nyeri berat, 2 orang siswa mengalami nyeri sedang dan 3 orang siswa mengalami nyeri ringan. Dari semua remaja putri di SMA 1 Suliki dan MAN Padang Jopang yang Telah diwawancarai mengatakan bahwa belum pernah melakukan terapi musik untuk mengurangi nyeri menstruasi Upaya penanganan nyeri menstruasi yang dilakukan oleh sebagian remaja putri adalah mengoleskan minyak kayu putih pada daerah nyeri, jogging, minum obat pengurang rasa sakit dan minum jamu. Hasil wawancara dengan salah seorang guru di MAN Padang Jopang, disebutkan bahwa akibat nyeri menstruasi pernah dijumpai siswi yang pingsan, ada yang langsung dibawa ke dokter spesialis, terlihat sangat pucat dan lemah sehingga harus pulang atau hanya istirahat di ruang Bimbingan Konseling, dan bagi siswi yang masih bisa menahan nyerinya hanya istirahat di kelas saja. Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa kejadian nyeri menstruasi tertinggi terjadi di SMA 1 Kec. Payakumbuh dan MAN Padang Jopang. Sedangkan frekuensi tingkat nyeri tertinggi terjadi di MAN Padang Jopang dengan tingkat nyeri berat 33,33 % dari seluruh kejadian nyeri menstruasi serta belum pernahnya dilakukan upaya penanganan nyeri dengan terapi musik. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh terapi musik terhadap penurunan derajat nyeri Menstruasi pada remaja putri di MAN Padang Jopang. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoadmodjo, 2007) Menurut Arikunto (2010) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI MAN Padang Jopang Tahun 2014.Yakni sebanyak 18 orang Penelitian ini menggunakan desain Quasi-eksperimen dengan rancangan pre-post test dalam satu kelompok (One- Group Pretest-posttest Design). Pada penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi (Nursalam 2010, p.88).dalam one group pretest-postest design adalah mengukur apa yang terjadi pada kelompok perlakuan sesuai dengan kondisi awalnya sebelum eksperimen (pre-test) dan perbedaan yang tampak diakhir eksperimen (post-test) tanpa kelompok kontrol.( Arikunto 2010 ) Penelitian ini dilakukan di MAN Padang Japang, pada siswi kelas XI, Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 20 Maret s/d 17 April HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Nyeri Menstruasi Sebelum Dilakukan Terapi Musik Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 5 No 1 Januari

4 Tabel 4.1 Rata-rata Derajat Nyeri Menstruasi Sebelum Dilakukan Terapi Musik pada Remaja Putri di MAN Padang Jopang Tahun 2014 Variabel N Mean Derajat nyeri sebelum terapi musik Standar Deviasi Minimal- Maksimal 95 % CI 18 4,67 1, ,90 5,43 Hasil analisis didapatkan rata-rata derajat nyeri sebelum dilakukan terapi musik mozart adalah 4,67 (nyeri sedang), dengan standar deviasi 1,534. Derajat nyeri terendah adalah 3 (nyeri ringan) dan derajat nyeri tertinggi 7 (nyeri berat). Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini rata-rata derajat nyeri sebelum dilakukan terapi musik mozart adalah diantara 3,90 (nyeri ringan) 5,43 (nyeri sedang). Derajat Nyeri Sesudah Dilakukan Terapi Musik Tabel 4.2 Rata-rata Derajat Nyeri Menstruasi Sesudah Dilakukan Terapi Musik pada Remaja Putri di MAN Padang Jopang Tahun 2014 Variabel N Mean Standar Deviasi Minimal- Maksimal Derajat nyeri sesudah 18 3,72 1, terapi musik Hasil analisis didapatkan rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart adalah 3,72 (nyeri ringan), dengan standar deviasi 1,127. Derajat nyeri terendah adalah 3 (nyeri ringan) dan derajat nyeri tertinggi 6 (nyeri berat). Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart adalah diantara 3,16 (nyeri ringan) 4,28 (nyeri sedang). Analisis Bivariat 95 % CI 3,16 4,28 Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji t dengan uji beda dua mean dependen (paired sampel), untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok data yang dependen. Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batasan kemaknaan 0,05. Sehingga jika p < 0,05 maka secara statistik disebut bermakna, dan jika p > 0,05 maka hasil hitungan tersebut tidak bermakna. Adapun hasil analisa bivariat pada penelitian ini adalah : Tabel 4.3 Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang Jopang Tahun 2014 No. Derajat Nyeri N Mean SD SE p value 1. Pre-test 18 4,67 1,534 0, Post-test 18 3,72 1,127 0,266 0,000 Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 5 No 1 Januari

5 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata derajat nyeri sebelum diberi terapi musik mozart adalah 4,67 dengan standar deviasi 1,534. Pada pengukuran kedua (sesudah dilakukan terapi musik mozart) didapat rata-rata derajat nyeri 3,72 dengan standar deviasi 1,127. Terlihat nilai perbedaan rata-rata antara derajat nyeri pretest dan post-test adalah 0,94 dengan standar deviasi 0,873. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000, maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan derajat nyeri menstruasi pada remaja putri di MAN Padang Jopang tahun Pembahasan Analisis Univariat Nyeri Menstruasi Sebelum Dilakukan Terapi Musik Dari hasil penelitian didapatkan hasil sebagian siswi kelas XI MAN Padang Japang tahun 2014 mengalaminyeri haid sedang yakni sebanyak 10 siswi sebesar 55,5 % dari total responden. Hasil analisis didapatkan rata-rata derajat nyeri sebelum dilakukan terapi musik mozart adalah 4,67 (nyeri sedang), dengan standar deviasi 1,534. Derajat nyeri terendah adalah 3 (nyeri ringan) dan derajat nyeri tertinggi 7 (nyeri berat). Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini rata-rata derajat nyeri sebelum dilakukan terapi musik mozart adalah diantara 3,90 (nyeri ringan) 5,43 (nyeri sedang). Nyeri menstruasi atau dismenorrhea adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi (Potter,& Perry 2005). Nyeri haid (dismoenore) merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian bawha, bokong, dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha (FKUI, 2008). Dismenore adalah nyeri atau kram pada perut yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi (Ramaiah, 2006). Menurut asumsi peneliti, nyeri sedang yang dirasakan responden sebelum dilakukannya terapi musik mozart dipengaruhi oleh faktor makna nyeri, keletihan, dan psikologis. Kurangnya pengetahuan tentang menstruasi dan dismenore menyebabkan responden tidak mampu memaknai nyeri menstruasi dengan baik, sehingga mereka tidak bisa beradaptasi terhadap nyeri tersebut. Remaja yang secara emosional tidak stabil, jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi, maka mudah untuk timbul nyeri menstruasi primer. Begitu juga dengan faktor keletihan dalam melakukan aktifitas belajar, maka menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping terhadap nyeri tersebut. Sementara bagi responden yang mengalami nyeri ringan disebabkan adanya pengetahuan yang diberikan orang tua tentang nyeri menstruasi. Dengan adanya pengaruh psikologis berupa pengetahuan tentang menstruasi dan dismenore mengakibatkan lahirnya toleransi terhadap nyeri sehingga nyeri yang dirasakan tidak terlalu berat. Derajat Nyeri Sesudah Dilakukan Terapi Musik Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil sebagian besar siswi kelas XI MAN Padang Japang tahun 2014 mengalami nyeri haid ringan setelah diterapi distraksi mendengarkan musik mozart,yakni sebanyak 11 siswi sebesar 61,1 % dari total responden. Hasil analisis didapatkan rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart adalah 3,72 (nyeri ringan), dengan standar deviasi 1,127. Derajat nyeri terendah adalah 3 (nyeri ringan) dan derajat nyeri tertinggi 6 (nyeri berat). Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart adalah diantara 3,16 (nyeri ringan) 4,28 (nyeri sedang). Secara nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, salah satunya dengan teknik distraksi. Adapun teknik distraksi yang paling efektif untuk mengurangi nyeri adalah mendengarkan musik (Potter&Perry,2005). Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat, Sehingga sensasi nyeri menstruasi dapat berkurang, musik juga bekerja pada system limbic yang akan dihantarkan kepada system saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Bobak,2007; 05). Menurut asumsi peneliti, adanya penurunan derajat nyeri pada remaja yang mengalami nyeri haid karena adanya penurunan toleransi nyeri yang disebabkan faktor kelelahan, rasa marah, bosan, dan cemas dengan terganggunya aktifitas. Sehingga dengan adanya terapi musik mozart maka remaja yang bersangkutan dapat menghilangkan rasa gundah, menghilangkan kejenuhan serta menghilangkan kerisauan. Dan pada akhirnya terapi ini mampu meningkatkan kembali toleransi nyeri pada saat menstruasi tersebut. Terbukti dengan berkurangnya Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 1 Januari

6 derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart, dimana terdapat 11 remaja mengalami nyeri ringan. Hasil penelitian yang dilakukan Desi Novita (2011 ) di tiga SMA di Padang menunjukan bahwa pada dismenore primer terdapat hal-hal sebagai berikut : sebanyak 90 % siswi mengalami nyeri, dari 90 %,4( 40 % ) mengalami nyeri ringan,,3 (30 %) nyeri sedang dan 2 (20 %) nyeri berat,hanya 1(10 %) yang tidak mengalami nyeri Analisis Bivariat Dari hasil penelitian didapatkan hasil ada perbedaan derajat nyeri sebelum dan sesudah terapi distraksi mendengarkan musik mozart terhadap penurunan derajad nyeri haid di MAN Padang Japang Wilayah Kerja Puskesmas Padang Kandis kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata derajat nyeri sebelum diberi terapi musik mozart adalah 4,67 dengan standar deviasi 1,534. Pada pengukuran kedua (sesudah dilakukan terapi musik mozart) didapat rata-rata derajat nyeri 3,72 dengan standar deviasi 1,127. Terlihat nilai perbedaan rata-rata antara derajat nyeri pre-test dan post-test adalah 0,94 dengan standar deviasi 0,873. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000, maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan derajat nyeri menstruasi pada remaja putri di MAN Padang Japang tahun Salah Satu cara untuk mengurangi nyeri mentruasi dengan mengalihkan perhatian kepada musik sehingga kesdaran klien terhadap nyeri,bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori aktivitas retikuler,yaitu menghambat stimulus nyeri ketika seseorang menerima masukan sessorik yang cukup atau berlebihan,sehingga menyebabkan terhambatnya implus nyeri ke otak ( nyeri berkurang dirasakan oleh klien )Stimulus sensori yang menyenangkan akan meransang sekresi endorfin,sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi adalah untuk mengalihkan atau menjauhi perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya rasa nyeri,sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini,yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman,santai dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan. musik tersebut didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan efek teraupetik, diberikan dengan rentang 15 menit pula dan di dengar tiga kali makin lama makin dikeraskan.dalam keadaan nyeri akut,mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri.(desi Novita 2011 ). Menurut asumsi peneliti, adanya pengaruh musik mozart terhadap penurunan derajat nyeri haid karena musik dapat meningkatkan dan menstimulasi endorphin (hormon yang berguna untuk menurunkan nyeri) serta mengatur hormon yang berkaitan dengan stress yaitu adrenalin dan kortisol. Musik memberikan stimulasi sensori yang menyenangkan sehingga menyebabkan pelepasan endorphin yang menghambat impuls nyeri. Kongkretnya terapi musik mozart efektif untuk menurunkan derajat nyeri haid karena musik mozart mampu membantu pikiran seseorang untuk beristirahat, sehingga nyeri yang timbul sebagai dampak dari keletihan, antisetas dan psikologis dapat berkurang. Dimana melalui perencanaan dan sistematisasi penggunaan musik serta aktivitas musik, terapi musik memberikan kesempatan untuk mengurangi kecemasan dan stress, mengelola sakit secara non farmakologi dan ketidak nyamanan, merubah kondisi suasana hati dan emosi yang negatif, dll. Terapi musik juga memberikan pengaruh terhadap penurunan hormone aderenokotrikotropik (ACTH) yang merupakan hormone stress. Penurunan hormon ACTH menyebabkan seseorang menjadi lebih relaks dan tenang, mengurangi stress, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, dan membantu melepaskan rasa sakit akibat nyeri haid. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum terapi masik didapatkan hasil sebagian besar siswi kelas XI MAN Padang Japang Tahun 2014 mengalami nyeri haid sedang,yakni 10 siswi sebesar 55,5 %dari total responden.dan Rata-rata derajat nyeri sebelum dilakukan terapi musik mozart adalah 4,67 (nyeri sedang 2. Setelah terapi dilakukan sebagian besar siswi kelas XI MAN Padang Japang Tahun 2014 mengalami nyeri haid sedang,yakni 10 siswi sebesar 55,5 %dari total responden dan Rata-rata derajat nyeri sesudah dilakukan terapi musik mozart adalah 3,72 (nyeri ringan) 3. Setelah dilakukan uji statistik maka Ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan derajat nyeri menstruasi pada remaja putri di MAN Padang Japang tahun 2014, nilai p = 0,000 Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 1 Januari

7 SARAN Bagi Pendidikan Diharapkan pada pendidikan agar dapat mencari dan menggali lebih lanjut referensi tentang efektifitas terapi musik dalam penurunan derajat nyeri menstruasi.dan menjadikan penelitian ini sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan Bagi Bidan Diharapkan pada bidan agar dapat mendukung dan memotivasi para remaja putri untuk melakukan terapi musik ketika mengalami nyeri menstruasi hari pertama. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan efektifitas terapi musik mozart, dengan sampel yang lebih banyak serta sistem pengambilan sampel yang berbeda (sampel kasus dan sampel kontrol). Dapat melakukan penelitian untuk jenis musik yang lain, dan dapat memperhatikan keadaan internal dan eksternal responden, dan saat melakukan terapi dipastikan dalam keadaan rilek Bagi Remaja Diharapkan pada remaja putri yang mengalami nyeri menstruasi, agar lebih mengutamakan melakukan upaya non farmakologis untuk mengatasi nyeri haid.yaitu menerapkan terapi musik DAFTAR PUSTAKA Alma Buchari, (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan, Peneliti Pemula Alfabeta. Bandung. Anurogo dito & wulandari, ari ( 2011) Cara jitu mengatasi nyeri haid. Jogjakata: Andy offset Arikunto, S Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta Budiarto, Eko. (2002). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta:EGC Budiyono. (2009). Statistika Untuk penelitian. Sebelas maret university press: Surakarta Bobak Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Bobak,Lowdermik 2007 Buku Ajar Keperawatan Materitas, Jakarta EGC Campbel Don ( 2003 ) Efek Moart,Manfaat kekuatan Musik Dinas Kesehatan Sumatera Barat.( 2009 ) Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Padang Dwiloka, Bambang, dkk, (2005). Teknik Menulis Karya Ilmiah, Rineka Cipta, Desi Novita. (2011). Pengaruh terapi Musik Terhadap penurunan Derajat nyeri pada remaja Putri pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Andalas Padang Geri, Morgan, Carol Hamilton Obstetri & Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Hidayat, A.A.A., (2008). Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Kaplan dan Marvel : Panduan Belajar Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC Kasdu, D Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara. Manuaba, dkk Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC..., Dkk Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC Merenstein, dkk Buku Pegangan Pediatrik. Jakarta : Widya Medika Nita, (2008). Remaja putri dan siklus menstruasi diakses tanggal 20 juli 2013 dikutip dari Widjanarko ( 2006 ) Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka cipta Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka cipta Nursalam Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Sagung Seto Potter&Perry Buku Ajar Fundamental keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No 1 Januari

PENGARUH TERAPI DISTRAKSI (MENDENGARKAN MUSIK) MOZART TERHADAP PENURUNAN DERAJAT NYERI HAID PADA SISWIKELAS XI MAN 1 MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2013

PENGARUH TERAPI DISTRAKSI (MENDENGARKAN MUSIK) MOZART TERHADAP PENURUNAN DERAJAT NYERI HAID PADA SISWIKELAS XI MAN 1 MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2013 PENGARUH TERAPI DISTRAKSI (MENDENGARKAN MUSIK) MOZART TERHADAP PENURUNAN DERAJAT NYERI HAID PADA SISWIKELAS XI MAN 1 MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2013 Sari Rahma Fitri * ABSTRAK Nyeri haid atau Dismenore (dysmenorrhea)

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah periode pengeluaran cairan darah dari uterus yang disebabkan oleh rontoknya endometrium (Hamilton, 1995). Menstruasi terjadi hampir setiap 28 hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan atau storm and stress, suatu masa dimana ketegangan emosi meningkat akibat perubahan fisik dan kelenjar yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2015 DERA OKTAVIA LIANDARY NIM I32111003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin meningkat yaitu berupa penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes, dan penyakit saluran

Lebih terperinci

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA 0 PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. World Health Organization (WHO) menentukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK (MOZART) DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK (MOZART) DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK (MOZART) DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER Reni Heryani 1, Mona Dewi Utari 2 1,2 STIKes Pekanbaru Medical Center, Pekanbaru Riau Email :

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN. PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN Pinilih Pangesti Utami 1, Adi Isworo 2, Moh. Hanafi 2, Siti Arifah 2 1Mahasiswa Program Studi D IV Keperawatan Magelang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang, bahkan punggung (Judha, Sudarti, & Fauziah,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : PROGRA

Disusun Oleh : PROGRA PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TENTANG DISMENOREA TERHADAP PERILAKU PENATALAKSANAANN DISMENOREA PADA SISWI KELAS X DI SMK NEGERI 1 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESHINTA VEPRI

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu istilah yang menunjukkan masa peralihan perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu periode waktu yang menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG Asmita dahlan, Tri Veni Syahminan STIKes Ranah Minang Padang, Padang, Sumatera Barat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2)

Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2) PERBEDAAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN MUSIK KESUKAAN TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA TAHUN 2014 Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN ABSTRAK Remaja putri

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Umu Hani Akademi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak yang telah mencapai usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebanyakan wanita pada masa reproduksi mengalami beberapa gejala psikologik (alam perasaan negatif) atau gejala fisik pada fase luteal siklus menstruasi. Sifat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RSUD WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DIAN APRIANTO NIM : 08.0263.S

Lebih terperinci

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri

Lebih terperinci

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014 PENGARUH SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE PADA SISWI SMPN I DOLOPO Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Abstrak. Sebagai wanita pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak kemasa dewasa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadang-kadang disertai pusing, lemas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO angka dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RURIYANI 070201071 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM Lisastri Syahrias Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Batam ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DENGAN PENURUNAN DISMINORE PADA REMAJA PUTRI IMMALA (IKATAN MAHASISWA MALAKA) DI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN LAMA MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DENGAN PENURUNAN DISMINORE PADA REMAJA PUTRI IMMALA (IKATAN MAHASISWA MALAKA) DI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK HUBUNGAN LAMA MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DENGAN PENURUNAN DISMINORE PADA REMAJA PUTRI IMMALA (IKATAN MAHASISWA MALAKA) DI TLOGOMAS MALANG Glorianita A.R De Araujo 1), Tanto Hariyanto 2), Vita Maryah Adriani

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENCEGAHAN NYERI HAID MELALUI PEMANFAATAN TERAPI NON-FARMAKOLOGI PADA REMAJA PUTRI SMAN I TAMBUSAI

PENCEGAHAN NYERI HAID MELALUI PEMANFAATAN TERAPI NON-FARMAKOLOGI PADA REMAJA PUTRI SMAN I TAMBUSAI PENCEGAHAN NYERI HAID MELALUI PEMANFAATAN TERAPI NON-FARMAKOLOGI PADA REMAJA PUTRI SMAN I TAMBUSAI Eka Yuli Handayani 1) Anwar Syahadat 2) 1) Program Studi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bulan secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan periodik vagina yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Nyeri haid (dysmenorrhea) merupakan nyeri perut hebat disertai kram yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi otot rahim berlebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa remaja ini, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG Eva Supriatin Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKep) PPNI Jabar Jalan Ahmad Yani No. 7 Bandung 40112 evatarisa@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TRISNA YUNI HANDAYANI NIM : 201010104157 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR Yeti Nurhayati 1) 1 ABSTRAK Kata kunci : ABSTRACT Keyword 62 1. PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2007 dalam Traore, 2012: 39), remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen Design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Two Group Pre Test and Post

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap nyeri jahitan perineum pada ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi dewasa, yang ditandai dengan perubahan-perubahan secara fisik, endokrin, emosional, dan perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN Endang Wahyuningsih 1), Linda Puspita Sari 2) Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%). BAB VI PEMBAHASAN A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden Kejadian dismenore pada mahasiswi program D III Akademi Kebidanan Aisyiyah Provinsi Banten menjukkan bahwa dari 100 responden yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi setiap bulannya yang

BAB I PENDAHULUAN. unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi setiap bulannya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan makhluk yang memiliki sistem reproduksi cukup unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi setiap bulannya yang tidak dialami oleh pria. Menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa (Dawkins, 2006). Masa remaja atau puber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2012). Menurut Depkes RI dan Badan Koordinasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam kehidupan seseorang dan merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disminorhoe adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa untuk beristirahat atau berakibat

Lebih terperinci

PERBEDAAN SENAM DISMENORHEA DAN PIJAT EFFLEURAGETERHADAP SKALA NYERI DISMENORHEA PADAREMAJA PUTRI DI SMA N 15 KOTA SEMARANG

PERBEDAAN SENAM DISMENORHEA DAN PIJAT EFFLEURAGETERHADAP SKALA NYERI DISMENORHEA PADAREMAJA PUTRI DI SMA N 15 KOTA SEMARANG PERBEDAAN SENAM DISMENORHEA DAN PIJAT EFFLEURAGETERHADAP SKALA NYERI DISMENORHEA PADAREMAJA PUTRI DI SMA N 15 KOTA SEMARANG Tri Ayu Widyawati; Dewi Mayangsari; Dyah Ayu Wulandari; Maftuchah Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia email : livamaita@gmail.com Abstract: Labor pain occurs because of the contraction, if not

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design. Rancangan yang digunakan adalah Non-equivalent

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci