BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan utama manusia. Pada pasal 28 H UUD 1945
|
|
- Yuliani Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah salah satu kebutuhan utama manusia. Pada pasal 28 H UUD 1945 dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam penyelenggaraannya, pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggungjawab, memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus-menerus harus ditingkatkan mutunya (UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan). Salah satu komponen utama dalam pelayanan kesehatan adalah tenaga profesi dokter. Dokter adalah lulusan pendidikan fakultas kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Konsil Kedokteran Indonesia (2012) pada Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan pendidikan kedokteran dasar sebagai pendidikan universitas. Saat ini terdapat 72 Fakultas Kedokteran atau Program Studi Kedokteran yang tersebar di berbagai Universitas di Indonesia, baik negeri maupun swasta (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Proses pembelajaran yang harus dilalui seseorang untuk menjadi dokter cukup panjang. Pendidikan di Fakultas Kedokteran dasar terdiri dari 2 tahap, yaitu Tahap Sarjana Kedokteran dan Tahap Profesi Dokter. Tujuan dari tahapan pendidikan kedokteran tersebut adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum sehingga mempunyai cukup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap untuk melakukan profesi 1
2 2 kedokteran dalam suatu sistem pelayanan yang sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah yang berlandaskan Pancasila (Fakultas Kedokteran UGM, 2010). Tahap sarjana kedokteran dilakukan minimal 7 semester (112 minggu atau minimal 4480 jam atau minimal 144 SKS) dan diakhiri dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Tahap profesi dokter dilakukan minimal 3 semester (minimal 72 minggu atau minimal 2880 jam) di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri dengan gelar Dokter (dr) (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Mahasiswa kedokteran pada awal perkuliahan memiliki tingkat stres yang tidak jauh beda dengan mahasiswa fakultas lain. Namun, beberapa penelitian membuktikan bahwa kesehatan mental mahasiswa kedokteran menurun seiring dengan berjalannya perkuliahan (Dyrbe, Thomas & Shanafelt 2005). Mahasiswa kedokteran mengalami tekanan dan tuntutan yang semakin meningkat selama mengikuti berbagai tahapan pendidikan dokter (Sharma, Prasad, Pandey, Singh, Sodhi & Wadhwa, 2013). Pada tahap sarjana kedokteran, pembelajaran ilmu kedokteran sebanyak mungkin difokuskan pada pemberian bekal materi klinik. Mahasiswa kedokteran diberikan teori dan keterampilan melalui perkuliahan dan praktikum di kelas dan laboratorium fakultas. Sedangkan pada tahap profesi dokter, proses pembelajaran secara langsung sudah melibatkan pasien dan permasalahannya (Tim Rotasi Klinik FK UGM, 2015). Pendidikan kedokteran tahap profesi dokter merupakan komponen yang sangat penting dari pendidikan profesi kesehatan. Tahapan proses pembelajaran pada program profesi lebih kompleks dibandingkan proses pembelajaran di dalam ruang kuliah. Mahasiswa yang sedang menjalani Pendidikan Profesi Kedokteran sering disebut dengan istilah Dokter Muda. Pada tahapan pendidikan profesi, Dokter Muda melaksanakan koasistensi di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah sebagai Rumah Sakit Pendidikan dengan bimbingan dari dosen, staf pendidik fakultas dan residen di bawah pengawasan
3 3 pihak fakultas (Suhoyo, 2006). Di dalam pendidikan tingkat klinik, Dokter Muda mendapatkan kesempatan mempelajari anamnesis, pemeriksaan fisik, clinical reasoning, pembuatan keputusan, empati dan profesionalisme secara terintegrasi di situasi kerja berbagai rumah sakit ataupun klinik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widosari (2011), mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani tahap pendidikan profesi memiliki kecemasan dan kecenderungan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa pre-klinik. Transisi antara tahap pre-kinik dan tahapan klinik pada program pendidikan profesi dapat menjadi masa-masa yang penuh dengan tekanan bagi mahasiswa (Madhyastha, Latha & Kamath, 2014). Tuntutan kerja pada saat menjalani program pendidikan profesi dokter juga tidaklah sedikit. Tugas-tugas kemahasiswaan seperti penyusunan laporan kasus, presentasi ilmiah, kunjungan lapangan, dan ujian akhir di masing-masing stase ditambah dengan beban profesi yakni bertugas untuk melakukan pelayanan kesehatan di poliklinik, instalasi rawat darurat, dan instalasi rawat inap merupakan contoh tuntutan kerja bagi koasisten (Putra & Aryani, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Dani, Hamidy & Risma (2011) menambahkan penyebab stres pada Dokter Muda, yaitu tugas dan laporan yang banyak, tingkat kesulitan tugas yang semakin tinggi, ketidaksiapan dengan suasana baru, rasa takut tidak lulus ujian dan kesulitan dalam manajemen waktu. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 November 2015 dengan lima mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani program pendidikan profesi. Kelima mahasiswa tersebut menceritakan pengalaman selama menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter yang dirasakan cukup membuat kelelahan dan stres. Berdasarkan wawancara, penyebab stres selama menjalani rotasi klinik, antara lain tugas yang banyak pada saat stase besar, target yang harus dicapai, jadwal jaga malam, dan juga karakter konsulen, residen, serta karakter
4 4 pasien. Seorang Dokter Muda dalam blog pribadinya ( menuliskan pengalaman yang dialami selama koas yang melelahkan dan menyebutkan koas sebagai sesuatu yang menyiksa. Dirinya menuliskan : Mungkin mahasiswa yang belum merasakan koass melihat koass itu mengasikkan. Bisa jadi orang non medis pun berpendapat demikian. Tapi sebenarnya klo mau jujur, menjadi koass itu tersiksa. Apalagi klo stase mayor. Stase mayor itu (Interna, Pediatik, Bedah dan Obsgyn). Di interna, saya berangkat ke RS sebelum matahari terbit, pulang setelah matahari terbenam. Sampai kos langsung tidur. Jangankan menyentuh buku atau tugas-tugas. Halaqah? Boro-boro. Makan aja kadang sampai lupa. Dokter merupakan profesi yang langsung berhubungan dengan nyawa manusia. Seorang dokter dituntut untuk selalu siap siaga, fokus dan selalu tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang mungkin ditemui di tempat kerja. Kelelahan selama melakukan tugas jaga membuat Dokter Muda kurang dapat berkonsentrasi ketika melaksanakan tugas. Banyaknya tugas jaga dan laporan yang harus dikerjakan selama menjalani program pendidikan profesi dokter membuat mahasiswa mengeluhkan kelelahan secara fisik. Salah seorang subjek mengaku membutuhkan vitamin atau suplemen agar dapat melakukan tugas jaga yang terkadang hingga 24 jam. Seorang Dokter Muda menuliskan pengalaman yang serupa selama menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter di blog personal ( : Koas itu hampir gak bisa tidur. Cape banget. Pikiran pening. Stress. Kalau dari segi usia, anak koas kan cenderung berada pada fase labil, meletup-letup dan emosional. Mungkin sedikit banyak mempengaruhi tingkat stress. Ketemu pasien gawat sedikit, keringet dingin ga tau mau ngapain. Lagi jaga tiba-tiba ada pasien masuk jatohnya malah sedikit labil karena ngantuk banget, belom abis jaga besoknya ada jadual presentasi referat. Ya kerjaan emang numpuk sih. Apalagi kalau lo ada di rumah sakit rujukan. Untuk menjadi dokter yang kompeten dibutuhkan kesabaran dan ketekunan yang tinggi dalam menghadapi tekanan dan tuntutan selama proses pembelajaran, khususnya Program Pendidikan Profesi Dokter di mana Dokter Muda mulai bertemu pasien secara
5 5 langsung. Untuk dapat menghadapi tuntutan dan tekanan selama proses pembelajaran menjadi dokter dibutuhkan kemampuan, keyakinan dan resiliensi yang tinggi agar dapat bertahan. Seorang Dokter Muda dalam blog pribadinya ( menuliskan : Untuk menjadi seorang koas dibutuhkan kesabaran, kerajinan, karena banyak mahasiswa ataupun yang sedang menjalankan koas, mengundurkan diri. Karena ketidakmampuannya dalam melaksanakan sistem perkuliahan atau bimbingan di rumah sakit. Program pendidikan profesi dokter merupakan program yang dilakukan dalam waktu yang cukup panjang. Selama mengikuti program pendidikan profesi dokter, terkadang Dokter Muda harus melakukan tugas jaga hingga 24 jam sehingga merasa kesulitan untuk membagi waktu antara koas dengan kehidupan di luar koas. Seorang subjek menyebutkan bahwa sejak mulai pendidikan profesi, dirinya menjadi jarang untuk pulang ke rumah. Bahkan saat hari raya subjek mengaku tidak dapat berkumpul dengan keluarga karena harus bertugas jaga. Subjek yang lain mengaku khawatir tidak lulus ujian stase dan harus mengulang stase di tahun selanjutnya. Kekhawatiran tersebut juga dipengaruhi oleh tingginya biaya koas yang harus dibayarkan apabila harus mengulang stase. Penelitian mengenai stres telah beberapa kali dilakukan pada mahasiswa pendidikan program profesi dokter di berbagai universitas di Indonesia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dani dkk (2011) di Fakultas Kedokteran Universitas Riau, menemukan bahwa sebanyak 25% mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani program pendidikan profesi dokter mengalami stres ringan, 65% mengalami stres sedang, dan 10% mengalami stres berat. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Miftahul Janah (2014) di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Penelitian tersebut menemukan bahwa mayoritas Dokter Muda mengalami stres dengan derajat sedang. Hasil penelitian Nurul Annisa
6 6 (2009), menyimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau pada tahap pendidikan profesi dokter juga mengalami stres di empat stase besar. Stres dalam kadar tertentu dapat menjadi motivator bagi beberapa orang, namun tidak semua individu menganggap stres sebagai sesuatu yang konstruktif. Stres dalam level yang lebih tinggi dan waktu paparan yang lama dapat menyebabkan konsekuensi negatif. Untuk beberapa individu, stres dapat menimbulkan perasaan takut, tidak berkompeten, tidak berguna, marah dan perasaan bersalah (Dyrbe, Thomas & Shanafelt, 2005). Stres juga dapat menimbulkan menurunnya minat dan efektivitas, penurunan energi, perasaan putus asa, serta melemahkan tanggung jawab. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap stres. Salah satu hal yang mempengaruhi stres adalah efikasi diri atau kepercayaan bahwa dirinya mampu (Rahardjo, 2005). Penelitian Pons (1995) menemukan bahwa efikasi diri memiliki korelasi yang signifikan terhadap stress yang terkait kerja. Efikasi diri pada level individu berdampak pada bagaimana seseorang melakukan coping dengan stressor yang dihadapi di tempat kerja (Jex & Bliese, 1999). Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara efikasi diri dan stress Dokter Muda di Universitas Islam Indonesia menunjukkan hubungan negatif yang sangat signifikan (Kiswoyo & Rini, 2014). Penelitian Rizky, Zulharman & Devi (2014) juga menemukan bahwa efikasi diri berkorelasi positif dengan coping stres. Pada Dokter Muda, keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menjalani dan menyelesaikan tahapan pendidikan dengan baik berpengaruh pada penilaian mereka terhadap tekanan-tekanan yang dialami selama pendidikan profesi. Hargenhahn (2010) menyatakan bahwa orang yang menganggap tingkat kemampuannya cukup tinggi akan berusaha lebih keras, dan lebih gigih dalam menjalankan tugas dibandingkan dengan orang yang menganggap kemampuan dirinya rendah. Individu dengan kepercayaan pada kemampuan diri yang tinggi juga cenderung
7 7 lebih mampu melaksanakan tugas dan melakukan coping stres dengan lebih baik. Sebaliknya, kurangnya kepercayaan pada kompetensi diri dan kemampuan profesional pada mahasiswa kedokteran dapat menyebabkan perasaan putus asa dan mudah menyerah dalam menjalani tahapan pendidikan dokter, yang kemudian akan berpengaruh pada profesionalitas ke depannya. Selain efikasi diri, penelitian-penelitian terdahulu menyebutkan variabel jenis kelamin sebagai salah satu variabel yang berpengaruh terhadap stres. Menurut APA (2010), wanita cenderung lebih banyak melaporkan gejala fisik dan emosional yang diasosiasikan dengan stres. Penelitian Backović, Živojinović, Maksimović, & Maksimović (2012) menemukan bahwa mahasiswa kedokteran perempuan memiliki kesehatan fisik dan kondisi level stres secara umum lebih buruk daripada mahasiswa kedokteran laki-laki. Penelitian Dahlin, Joneborg & Runeson (2005) menemukan bahwa tedapat perbedaan tingkat stres berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian Dahlin, dkk (2005), perempuan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan lakilaki. Lebih jauh penelitian tersebut juga menemukan bahwa mahasiswa kedokteran perempuan memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada mahasiswa kedokteran lakilaki. Hasil penelitian yang serupa juga dilaporkan oleh Calvarese (2005). Berdasarkan penelitian Calvarese (2015), terdapat perbedaan yang signifikan pada laki-laki dan perempuan dalam bereaksi terhadap stres. Perempuan memiliki level depresi, frustrasi dan kecemasan yang lebih tinggi dalam menghadapi stres dibandingkan dengan laki-laki. Selain berpengaruh terhadap stres, jenis kelamin juga berpengaruh terhadap efikasi diri. Menurut Bandura (dalam Cowan, 2006), penilaian terhadap kemampuan kerja dipengaruhi oleh faktor extraneous, seperti etnis, ras dan jenis kelamin. Ketika masih anakanak, perempuan diasosiasikan lebih rapuh dan rentan dibandingkan dengan laki-laki.
8 8 Seiring dengan perkembangan, anak-anak bahwa perempuan lebih diakui melalui kecantikan sedangkan laki-laki diakui melalui pencapaian (Schramek, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Burgoon (2008) menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada efikasi diri mahasiswa kedokteran berdasarkan jenis kelamin di kelas anatomi. Penelitian tersebut menemukan bahwa pada awal kelas, mahasiswa kedokteran perempuan memiliki efikasi diri lebih rendah daripada mahasiswa kedokteran laki-laki. Perbedaan tersebut bertahan hingga kelas anatomi berakhir. Terkait dengan uraian tentang berbagai kenyataan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti keterkaitan antara efikasi diri dan stres pada Dokter Muda selama menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter. Hal tersebut menarik dan penting untuk diteliti karena Dokter Muda memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami stres. Selama menjalani Pendidikan Profesi tersebut, para Dokter Muda mendapatkan tuntutan dan tantangan yang cukup tinggi terkait dengan tugas mengembangkan dan mempertahankan citra profesional tenaga kesehatan yang efektif dan penuh keyakinan akan kemampuan diri (Madhyastha, dkk, 2014). Para Dokter Muda diharuskan bekerja pada setting rumah sakit dan klinik secara langsung, namun juga masih mendapatkan tuntutan dari akademis seperti tugastugas laporan dan ujian stase. Penelitian ini ditujukan kepada Dokter Muda angkatan 2011 dan 2012, di mana para Dokter Muda dipaparkan pada lingkungan dengan tekanan yang tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu, variabel jenis kelamin ditambahkan sebagai variabel moderator kaitannya dengan hubungan antara efikasi diri dengan stres.
9 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan stres pada Dokter Muda? 2. Apakah variabel jenis kelamin memoderatori hubungan antara efikasi diri dengan stres pada Dokter Muda? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Membuktikan adanya hubungan antara efikasi diri dengan stres pada Dokter Muda. 2. Mengetahui apakah jenis kelamin memoderatori hubungan antara efikasi diri dengan stres pada Dokter Muda. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dan menambah cakupan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang psikologi klinis dan psikologi pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk menentukan kebikjasanaan yang terkait dengan usaha meminimalkan keadaan stres yang dialami oleh Dokter Muda selama menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter.
10 10 b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya mengenai efikasi diri dan stres pada Dokter Muda selama menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter.
BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994). Seseorang mengalami kecemasan ketika mereka menjadi waspada terhadap keberadaan atau adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stres disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan respon yang berbeda terhadap stres sehingga menghasilkan adaptasi yang juga berbeda
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran setiap harinya (Reang & Bhattacharjya, 2012). Penelitian yang dilakukan pada sebuah perguruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan nasional mencakup berbagai bidang, salah satunya adalah pendidikan kedokteran. Penentu utama kualitas pelayanan asuhan medis kepada masyarakat dipegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan
Lebih terperinciSTRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT
STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh : LIA FEBRIANTI F100 040 268 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan yang dimilikinya melalui Perguruan Tinggi. Perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan menjadi sektor pelayanan publik yang mendapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kedokteran merupakan ilmu yang mempelajari penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan tingkat dasar. Sebagai
Lebih terperincibagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan perguruan tinggi swasta yang mempunyai berbagai fakultas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya oleh masyarakat maupun pemerintahan Indonesia. Indonesia mewajibkan anak-anak bangsanya untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini, semakin banyak individu yang menempuh pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi (PT) adalah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai undang-undang Kesehatan RI No.23 tahun 1992, pasal 23 tentang Kesehatan Kerja, bahwa upaya kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Profesi perawat diharapkan dapat membantu mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah profesi, pekerjaan menjadi perawat mempunyai resiko yang cukup tinggi untuk mengalami stres di rumah sakit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres adalah kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada lingkungan. Stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, aspek paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan individu, dan untuk mencapai kesuksesan tersebut banyak hal yang harus dilakukan oleh individu, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan aktivitas terutama pada siang hari dan. beristirahat tidur di malam hari. Kehidupan seperti ini mengikuti pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia melakukan aktivitas terutama pada siang hari dan beristirahat tidur di malam hari. Kehidupan seperti ini mengikuti pola jam biologik yang disebut dengan circadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti seseorang dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan primer. Dunia pendidikan terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi salah satu tujuan utama dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan saat ini. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini didukung pula dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota metropolitan seperti Surabaya dengan segala rutinitasnya, mulai dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian menghimpit dan membuat perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dan fase hidup yang paling istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan kehadiran seorang bayi setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta perkembangan dunia kesehatan di masa kini dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta perkembangan dunia kesehatan di masa kini dan masa mendatang meningkat dengan pesat. Masalah kesehatan telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu dihadapkan pada pemikiran-pemikiran tentang seberapa besar pencapaian yang akan diraih selama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 mahasiswa sarjana keperawatandengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan dengan usaha menyeluruh, yaitu usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting karena merupakan bekal bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting karena merupakan bekal bagi setiap orang untuk menjalani masa depan, khususnya berkaitan dengan pekerjaan. Semakin tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan salah satu institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan dambaan setiap insan manusia. Tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya dalam keadaan yang kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia adalah salah satu unsur pendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Tingkat perkembangan individu memicu adanya berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang membutuhkan tidur, makan, air dan oksigen untuk bertahan hidup. Untuk manusia sendiri, tidur adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak
Lebih terperinciSTRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )
STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh individu setelah lulus SMA. Individu yang melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat kerja yang sehat dan aman merupakan hal yang diinginkan oleh pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan sebagaimana halnya dengan pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi, kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres kerja adalah respon psikologis individu terhadap tuntutan di tempat kerja yang menuntut seseorang untuk beradaptasi dalam mengatasi tuntutan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ekonomi Asean (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di. bidang ekonomi antar negara ASEAN (www.bppk.kemenkeu.go.id).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada
Lebih terperinci