STUDENT CENTER UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Transkripsi

1 LANTING Journal of Architecture, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2016, Halaman ISSN STUDENT CENTER UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Akhmad Deny Mahdi Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat J.C. Heldiansyah Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Abstrak Student Center Universitas Lambung Mangkurat adalah fasilitas kampus yang mewadahi seluruh kegiatan akademik maupun juga non akademik seperti kegiatan olahraga, seni, dan Ekstrakulikuler lainnya di ULM. Permasalahan arsitektur yang menjadi titik tolak perancangan adalah bagaimana desain Student Center Universitas Lambung Mangkurat yang menerapkan prinsip koneksivitas sebagai pendekatan perancangan. Tujuan dari perancangan sebuah Student Center yang terkoneksi secara fisik maupun visual dengan blok-blok yang ada di Universitas Lambung Mangkurat. Metode yang digunakan dalam proses perancangan menggunakan pendekatan programatik yang mengankat konsep Connector Building. Hasil dari perancangan adalah sebuah kawasan Student Center yang mampu terkoneksi dengan bangunan ULM lainnya dan bangunan Student Center yang ruang-ruang didalamnya terkoneksi dengan baik. Kata Kunci : Student Center, Programatik, Connectivity, Connector Building Abstract Student Center University Mangkurat is a campus facility that embodies all academic activities and also non-academic activities such as sports, arts, and other extracurricular ULM. Problems architectural design that became the starting point is how to design Student Center University Mangkurat that applies the principles of connectivity as a design approach. The purpose of designing a Student Center are connected physically and visually with blocks that exist at the University Mangkurat. The method used in the design process using a programmatic approach the pick-up concept Connector Building. The results of the design is an area of the Student Center are able to connect with others and building ULM Student Center building spaces therein connected properly.. Keywords: Student Center, Programmatic, Connectivity, Connector Building PENDAHULUAN Universitas Lambung Mangkurat (ULM) adalah Universitas terbesar dan tertua di Kalimantan yang berdiri pada tanggal 21 September 1958 tetapi baru diresmikan pada 1 November Oleh karena itu Universitas ini sangat berpengaruh dan menjadi pusat perhatian dunia pendidikan tinggi di Regional Kalimantan. Sebagai Institusi terbesar sudah selayaknya Universitas Lambung Mangkurat memiliki fasilitas yang lengkap, sehingga dapat menjadi rujukan bagi Universitas- Universitas lain di Kalimantan. Universitas yang besar tentunya memiliki kelengkapan perangkat akademik yang lengkap, dengan kata lain Universitas Lambung Mangkurat sebagai Universitas dengan jumlah mahasiswa terbesar di Kalimantan sebaiknya memiliki sebuah pusat kegiatan mahasiswa ( Student Center) yang mampu mewadahi seluruh kegiatan akademik maupun juga non akademik seperti kegiatan olahraga, seni, dan Ekstrakulikuler lainnya. Namun faktanya Universitas Lambung Mangkurat belum memiliki Student Center yang memadai.. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh sebuah Perguruan Tinggi adalah kondisi kampus yang tidak mendukung 70

2 suasana collegiality atau aktivitas yang disebut memindah diskusi diruang kuliah ke forum yang lebih luas / diluar kelas. Suatu kondisi collegial adalah perintis karakter atau sikap mahasiswa yang memiliki kepekaan dalam segala hal. Dengan kepekaan diharapkan mahasiswa akan memahami prinsip berkuliah dengan sungguh-sungguh. Kegiatan Ekstrakulikuler dan berkuliah dapat dijadikan satu kegiatan kedalam Student Center. Student Center adalah sumbu dari semua kegiatan mahasiswa yang mencakup akademik dan non akademik. Secara hirarki Student Center memiliki tingkatan berdasarkan strata, misalnya tingkat Program Studi, tingkat Fakultas, dan terakhir tingkat Universitas. Student Center yang dimaksud dalam skripsi ini adalah Student Center strata Universitas. Universitas Lambung Mangkurat dengan master plan pengembangan kampus yang dimiliki IKA ULM, menempatkan zona Student Center Universitas Lambung Mangkurat disebelah utara distrik ULM, zona ini berupa lahan kosong yang memiliki batas-batas yang tidak potensial untuk fungsi Student Center. Kekurangan pertama yaitu letaknya yang ada dibelakang kampus Universitas Lambung Mangkurat, kedua berbatasan langsung dengan permukiman masyarakat, dan terakhir yaitu memiliki kelekatan ruang dengan kampus Politeknik Negeri Banjarmasin yang berada dibagian belakang kampus Universitas Lambung Mangkurat. Sehingga dapat disimpulkan secara site Student Center Universitas Lambung Mangkurat tidak terkoneksi dengan distrik Universitas Lambung Mangkurat sendiri. Student Center adalah salah satu fasilitas penting didalam sebuah perguruan tinggi, namun adanya Student Center justru membawa tidak teratur kedalam kampus. Adanya UKM yang memiliki kegiatan dapur bersama cenderung menimbulkan dampak visual yang membuat konotasi Student Center adalah tempat yang kumuh. Oleh karena itu dampak visual memiliki peran penting untuk penanggulangan masalah tersebut. TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN ARSITEKTURAL 1. Pengertian Student Center Menurut Association of Collage Unions International defines union Student Center adalah pusat kegiatan mahasiswa atau komunitas di sebuah perguruan tinggi, melayani mahasiswa, dosen, staff, alumni, dan para tamu. Didalam Student Center menawarkan berbagai program, kegiatan, pelayanan dan fasilitas yang menunjang kehidupan masyarakat kampus agar lebih baik. Secara garis besar, fasilitas ini dikhususkan untuk aktivitas akademik dan sosialisasi mahasiswa. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Student Center adalah sebuah tempat dimana mahasiswa berkumpul untuk memanfaatkan waktu kuliahnya untuk halhal yang positif dan juga merupakan fasilitas yang melayani, dosen, staf, alumni, dan para tamu. 2. Fungsi Student Center Student Center merupakan suatu fasilitas yang menunjang kegiatan-kegiatan baik secara akademik maupun nonakademik yang menjadi pusat kegiatan dalam suatu lingkungan Universitas. Bangunan ini mewadahi 3 pengguna utama dalam institusi pendidikan tinggi, yaitu mahasiswa, civitas kampus, dan tamu. Secara umum, bangunan ini memiliki fungsi sebagai wadah kegiatan umum di Universitas yang mewakili banyak kepentingan dari berbagai pihak. Fungsi pendukung lainnya adalah sebagai sekretariatan UKM yang ada di Universitas Lambung Mangkurtat. 3. Pelaku di dalam Student Center Mahasiswa sebagai pelaku utama yang beraktifitas di dalamnya memegang peran penting dalam keberhasilan desain sebuah Student Center. Pelaku lainnya yang juga berperan dalam Student Center ialah civitas kampus, alumni, dan para tamu. 4. Tipologi Student Center Bangunan Student Center ini merupakan bangunan multi fungsi dengan fokus ke tujuan edukasi, rekreasi, budaya, sosial, dan kehidupan umum di lingkungan kampus. Bangunan ini harus diperhitungkan dengan baik dalam perencanaan dan 71

3 perancangan terutama dalam pembagian ruang oleh fungsinya. Pembagian ruang oleh fungsi tersebut ditujukan untuk menghasilkan komunikasi, pengawasan, dan operasional yang efisien. 5. Struktur Organisasi Student Center Gambar 1. Struktur Organisasi 6. Standar Perencanaan dan Perancangan Student Center Pertimbangan utama dalam perencanaan Student Center ialah fasilitasfasilitas yang terdapat di dalamnya yang harus sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di suatu Universitas. Dari segi konstruksi, bangunan Student Center merupakan bangunan multi fungsi yang bisa memiliki berbagai variasi konstruksi. Struktur bangunan yang digunakan dapat berupa struktur kombinasi antara bentang lebar dengan struktur bangunan berlantai 1 sampai 4 lantai. Pemilihan site untuk bangunan pusat kegiatan mahasiswa harus memenuhi beberapa persyaratan umum, yaitu : - Site berada di dalam suatu kawasan Universitas - Luasan site dapat menampung bangunan yang mewadahi banyak kegiatan kampus dan memiliki area untuk pengembangan masa depan - Site mudah untuk dicapai oleh pengguna dengan berjalan kaki dari 1 fakultas atau 1 departemen dalam suatu universitas - Akses untuk pelaku difabel. Sejauh mungkin, pelaku dengan kondisi fisik difabel harus diintegrasikan ke dalam pelaku utama, dan dimana terdapat ruang yang di dalamnya terdapat pelaku dengan kebutuhan khusus, akomodasi mereka juga harus diintegrasikan dalam bangunan utama - Kesehatan, keamanan, dan pengamanan. Kemanan fisik dan - pengamanan adalah isu besar diantara mahasiswa perempuan dan berperan dalam pertimbangan orang tua dalam sebuah institusi. Untuk masalah keamanan, pemasangan kamera keamanan ( CCTV) mungkin dibutuhkan untuk dipasang di beberapa area publik, dapat juga dipertimbangkan untuk memasang kamera tipuan dapat digunakan sebagai pencegahan hal yang tak diinginkan dan keamanan. Berikut ini merupakan uraian tentang bangunan kategori pendidikan ( Student Center) menurut Joseph de Chiara dalam buku Time-Saver Standards for Building Types (edisi keempat) halaman 456. Banyak aspek yang dapat dipertimbangkan dalam merencanakan berbagai tipe program ruang bangunan Student Center seperti kebisingan, pelayanan, kebutuhan, dan 72

4 sebagainya. Secara garis besar terdapat delapan 8 klasifikasi umum dalam Student Center sebagai panduan dalam perencanaan Student Center. Klasifikasi ruang tersebut memerlukan penyesuaian dengan latar belakang budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia (dalam hal ini khususnya mahasiswa). Klasifikasi ruang tesebut antara lain : - Administrasi, pelayanan, dan pemeliharaan ( administrative, service, and maintenance) - Pelayanan makanan (food service) - Area tenang (quiet areas) - Teater (theater) - Ruang kriya (workshop) - Ruang permainan (games room) - Ruang luar (outdoor) - Ruang lainnya (miscellaneous) Dari klasifikasi diatas, beberapa ruangan merupakan ruang yang diperlukan dan wajib disertakan dalam perancangan Student Center. METODE PERANCANGAN A. METODE PROGRAMATIK Gambar 2. Metode Programatik Dalam Sebuah perancangan yang sangat penting adalah pemecahan masalahnya yang ada pada perancangan tersebut, oleh karena itu dilihat dari permasalahan arsitektur pada perancangan Student Center UNLAM yaitu desain Student Center Universitas Lambung Mangkurat harus memberikan keterbukaan ruang baik secara fisik maupun visual maka sangat cocok diselesaikan dengan konsep Programatik yang mengidentifikasi permasalahan secara mendetail sehingga desain Student Center ini dapat menyelesaikan permasalahannya dengan tepat, jadi dengan Student Center yang terbuka secara fisik maupun visual membuat kawasan tersebut menjadi hidup karena menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa untuk memaksimalkan waktu kuliahnya. Konsep Programatik merupakan jenis konsep yang menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi permasalahan pada suatu proyek dan perancangan. Jadi, ketika dihadapkan pada suatu perancangan maka yang paling penting adalah kenali dahulu permasalahannnya, identifikasi lebih detail kemudian baru mencari solusi desain yang bisa menyelesaikan permasalahan secara tepat dari berbagai sumber. Hal ini lah yang disebut dengan programatik atau tanggapan langsung dan pemecahan masalah. 73

5 PEMBAHASAN A. KONSEP PROGRAM Konsep yang diangkat pada perancangan Student Center Universitas Lambung Mangkurat adalah connector building. Konsep ini merupakan tanggapan dari permaslahan arsitektural pada desain Skematik desain tapak diarahkan pada keterbukaan tapak terhadap area sekitar agar menciptakan koneksi secara visual antara tapak dengan area sekitarnya. Penataan elemen vegetasi pada tapak didesain agar selain menjadi peneduh dan penyejuk kawasan tetapi juga sebagai elemen pengarah pada tapak. Elemen air pada kawasan selain untuk penataan lanskap yang baik tetapi juga sebagai bentuk preservasi terhadap kondisi tapak yang merupakan lahan rawa, jadi pada kawasan Student Center tetap menjaga sebagian lahan rawa didalamnya. 2. Skematik Desain Sirkulasi Gambar 3. Konsep Program B. KONSEP dan DESAIN 1. Skematik Desain Tapak Gambar 5. Skematik Desain Sirkulasi Skematik desain sirkulasi berkaitan erat dengan koneksi fisik kawasanan. Pada kawasan Student Center Universitas Lambung Mangkurat untuk memperkuat koneksi secara fisik maupun visual maka sirkulasi terbagi menjadi tiga bagian yang yaitu Ring Sirculation, Level 1 Sirculation, dan Level 2 Sirculation. Gambar 4. Skematik Desain Tapak 74

6 3. Skematik Desain Bentuk Gambar 7. Perspektif Mata Burung Gambar 8. Perspektif Plaza Gambar 5. Skematik Desain Bentuk 4. Hasil Desain Gambar 6. Perspektif Depan Sumber. Analisis

7 Gambar 9. Kawasan Student Center Gambar 10. Detail Arsitektural 76

8 pada kawasan Student Center yang menghadap rektorat (koneksi visual) untuk memperkuat keterhubungan Student Center dengan ULM. Koneksi dalam bangunan Student Center diciptakan dengan desain sirkulasi bangunan yang saling terhubung untuk koneksi secara fisik, dan desain sebuah ruang bersama untuk mendukung koneksi visual serta terjadinya diskusi antar lintas ilmu dari berbagai latar belakang mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Gambar 11. Perspektif Fasade Depan KESIMPULAN Suatu spot (seperti kasus Student Center ULM) yang memiliki posisi tersembunyi dapat dibuat aksesibel dengan menerapkan konsep connectivity, sehingga pada akhirnya dapat membuat bangunan berada di spot tersebut terangkat aksesbilitasnya. Dengan menggunakan konsep connector building yang menjadikan bangunan sebagai penghubung area-area disekitarnya masalah aksesbilitas dapat teratasi sekaligus mengangkat suasana akademis kawasan. Konsep connector building ini mengaplikasikan dua elemen connectivity yaitu fisik dan visual. Koneksi bangunanbangunan ULM dengan kawasan Student Center dapat diciptakan dengan desain sirkulasi yang memutari kawasan Student Center untuk memudahkan pencapaian (koneksi fisik), dan arah orientasi bangunan Duerk, D. P. (1993). Architectural Programming: Information management fot design. New York: John Wiley & Sons, Inc. DeChiara, J., Paner, J., & Zelnik, M. (2001). Time-saver Standards for Building Types. McGraw-Hill Education. Ching, F. D. (2000). Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga. Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (2010). Role of the College. (1956). Retrieved from Association of college Unions International: =30&id=296 Neufert, E. (1996). Data Arsitek Jilid.1 Edisi 33. Jakarta: Erlangga. Neufert, E. (2003). Data Arsitek Jilid.2 Edis i 33. Jakarta: Erlangga. 77