BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi. Kabupaten kulon progo merupakan salah satu kabupaten yang berada di
|
|
- Sri Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Mengenai Kabupaten Kulon Progo 1. Kondisi Geografis a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten kulon progo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian barat, dengan Ibukota Kabupaten di Wates. Secara administratif Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 12 Kecamatan, 87 Desa, 1 Kelurahan, 918 Pedukuhan, 1825 Rukun Warga, dan Rukun Tetangga. Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah ,512 ha dengan rincian kecamatan sebgai berikut. 1 Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Persentase menurut Kecamatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 No. Kecamatan Luas Wilayah (ha) Persentase (%) 1. Temon 3.629,890 6,19 2. Wates 3.200,000 5,46 3. Panjatan 4.459,230 7,61 4. Galur 3.291,232 5,61 5. Lendah 3.559,192 6,07 6. Sentolo 5.265,340 8,98 7. Pengasih 6.166,468 10,52 8. Kokap 7.379,950 12,59 9. Girimulyo 5.490,424 9, Nanggulan 3.960,670 6, Kalibawang 5.296,368 9, Samigaluh 6.929,308 11,82 Jumlah , ,00 Sumber: Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka, BPS, Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo, Tahun , hlm
2 a. Letak dan Kondisi Geografis Secara astronomis Kabupaten Kulon Progo terletak diantara 7 o o 58 3 LS dan 110 o BT. Posisi geostrategic Kabupaten Kulon Progo terletak di bagian barat Daerag Istimewa Yogyakarta dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah, merupakan pintu gerbang Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghubungkan dengan pusat-pusat ekonomi dan pemerintahan yang terletak dengan bagian barat, utara, dan timur Pulau Jawa dan jalur kereta api yang menghubungkan dengan kota besar di Pulau Jawa, antara lain: Bandung, Jakarta dan Surabaya. Selain itu posisi Kabupaten Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia juga sebagai pintu gerbang yang menghubungkan melalui laut dengan daerah-daerah di Indonesia dan negara lain. Posisi ini, memberikan keuntungan bagi perkembangan wilayah kabupaten maupun perkembangan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan kondisi fisik wilyah Kabupaten Kuolon Progo dapat dibagi menjadi tiga kawasan antara lain. 2 1) Kawasan Pesisir Kawasan pesisir merupakan dataran rendah dengan ketinggian meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur dan sebagaian Kecamatan Lendah. 2 Ibid hlm
3 2) Kawasan Dataran Kawasan dataran merupakan kawasan perbukitan dengan ketinggian meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Pengasih, dan sebagian Kecamatan Lendah. 3) Kawasan Pegunungan Kawasan Pegunungan merupakan dataran tinggi atau perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Kokap, Kecamatan Samigaluh, dan Kecamatan Kalibawang. b. Topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo masuk dalam kemiringan lereng <2 o dengan luas 40,10% dan kemiringan >-40% dengan luas 18,73%. Luas wilayah kecamatan dengan kemiringan lereng >-40% terluas di Kecamatan Kokap dengan luas 3.364,63 ha (33,11%). Kecamatan yang tidak mempunyai wilayah dengan kemiringan lereng >-40 o adalah Kecamatan Wates, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Galur, Kecamatan Lendah, dan Kecamatan Sentolo. 3 c. Geologi Karakteristik Kabupaten Kulon Progo secara umum berupa kubah dengan struktur geologi daerah tinggi atas antara lain sebagai berikut. 4 3 Ibid hlm Ibid hlm
4 1) Struktur Geologi Berupa perlipatan batuan, pelipatan batuan di formasi Sentolo. Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan formasi Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo, Panjatan, Lendah dan Galur. 2) Srtuktur Geologi Patahan Merupakan bagian dari batuan yang saling bergerak antara bagian blok batuan satu dengan blok bagian yang lainyang dipisahkan oleh zona patahan atau dapat diistilahkan pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. 3) Struktur Kekar Struktur Kekar yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami pergerakan, sangat intensif terdapat di formasi batuan andesit dan formasi andesit tua. 2. Klimatologi Curah hujan dan hari hujan diukur menurut 5 stasiun hujan.stasiun tersebut diantaranya; Gejagan, Singkung, Gembongan, Beji, dan brosot. Kabupaten Kulon Progo pada tahun memiliki curah hujan sebesar 117 mm/hari sampai 190 mm/tahun dengan rata-rata harian hujan berkisar dari 7-12 hari dalam sebulan. Secara umum curah hujan dan hari hujan mengalami flaktuasi dari tahun ketahun, dengan kecenderungan mengalami naik turun dalam tiap tahun.curah hujan dari hari hujan tinggi terjadi padda bulan Januari-April dan November- 38
5 Desember tiap tahunnya.hal trsebut terjadi karena pada bulan itu merupakan musim penghujan Penggunaan Lahan Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun penggunaan lahan kawasan terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berikut ini merupakan kawasan lindung dan kawasan budidaya tersebut. a. Kawasan Lindung Kondisi kawasan lindung paling besar penggunaannya paling besar untuk pertanian lahan kering yang luasnya mencapai ,44 ha (21,20%). Luas pertanian lahan kering mayoritass berada di Kecamaatan Samigaluh seluas 4.299,59 ha. Jenis penggunaan lahan dengan luasan terkecil di dalam kawasan lindung hutan seluas 59,241 ha atau 0,10% dari luas wilayah Kabupaten Kulon Progo. Hutan mayoritas berada di Kecamatan Kokap seluas 22,539 ha (0,31%). Dengan melihat kondisi kawasan lindung tersebut, diperlukan pengendalian pemanfaatan ruang untuk budidaya di kawasan lindung guna kelestarian sumber daya alam dengan penetapan Hutan Fungsi Lindung di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan Kokap serta penetapan kawasan resapan air. Kawasan Lindung merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian 5 Ibid hlm
6 lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, yang terdiri dari: a) Kawasan hutan lindung berada di seluruh kawasan hutan negara dengan luas 254,9 ha, meliputi: Desa Hargowilis Kecamatan Kokap; dan Desa Karangsari dan Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih. b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya berupa kawasan resapan air, meliputi tempat cekungan air tanah pada daerah Pegunungan Menoreh, hutan konservasi di Desa Hargowilis Kecamatan Kokap dan Waduk Sermo di Kecamatan Kokap dan Bendungan Sapon di Kecamatan Lendah. c) Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas: kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar waduk, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan. d) Kawasan suaka alam, pelestarrian alam dan cagar budaya, terdiri atas: 1. Kawasan suaka alam meliputi: konservasi penyu dengan luas kurang lebih 2 hektar di Desa Bugel, Trisik dan Banaran; taman satwa berada di Kecamatan Pengasih dengan luas kurang lebih 16 hektar; dan suaka marga satwa berada di Desa Hargowilis Kecamatan Kokap. 2. Kawasan pelestarian alam, meliputi: taman wisata alam tracking dan hashing berada di Kali Biru Desa Hargowilis Kecamatan Kokap, Gunung Kelir, dan Taman Desa Jatimulyo Kecamatan 40
7 Girimulyo; taman wisata alam tracking, hashing, layang gantung, panoramadan agrowisata the berada di Suroloyo Pegunungan Menoreh Kecamatan Samigaluh; dan pemandian alam Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih dan Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh. 3. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, meliputi: Makam Nyi Ageng Serang, Kawasan Sendangsono, Gereja Santa Maria Lourdes Promasan, Puncak Perbukitan Suroloyo, Gua Alam Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo, Makam Keluarga Paku Alam Girigondo, Jembatan Duwet, Perumahan Pabrik Gula Sewu Galur, Rumah TB. Simatupang, Rumah H. Djamal di Desa Sentolo. e) Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan banjir, kawasan rawan bahaya kekeringan dan kawasan rawan bencana angin topan. f) Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan sekitar mata air, kawasan rawan bencana alam geologi dan cekungan air tanah Kawasan Budidaya Berdasakan hasil analisis peta penggunaa lahan dari RTRW Kabupaten Kulon Progo, sebagian besar jenis penggunaan kawasan budidaya merupakan pertanian lahan kering seluas ,15 ha atau 33,04%, pemukiaman 18,52% dan sawah 16,57%. Mayoriitas lahan pemukiman tersebut, juga yang diikuti dengan 6 Ibid hlm
8 perbandingan lurus luas lahan sawahnya.secara rinci jenis penggunaan lahan pada kawasan budidaya dapat dilihat pada tabel berikut. 7 Tabel 2.2 Penggunaan Lahan Kawasan Budidaya Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 No. Penggunaan Lahan Luas (ha) % 1. Hutan 1.041,69 1,78 2. Permukiman ,82 18,52 3. Sawah 9.713,57 16,57 4. Padang ilalang 308,75 0,53 5. Perairan darat 825,86 1,41 6. Pertanian lahan kering ,15 33,04 Total luas (ha) , Sumber: RTRW Kabupaten Kulon Progo, Kawasan Perdagangan Potensi perdagangan yang tersebar merata di seluruh Kabupaten Kulon Progo dengan komoditas perdagngan yang menjadi komoditas perdagangan ekspor sebagaimana dapat dilihat padda tebel berikut: Tabel 2.3 Komoditas Perdagangan Ekspor Kabupaten Kulon Progo No. Komoditas 1. Arang Briket 2. Kerajinan Agel 3. Kerajinan Kayu 4. The 5. Synthetic wigs 6. Gula Kristal 7. Minyak Atsiri 8. Sabut Kelapa Sumber: Dinas Perindag ESDM Kabupaten Kulon Progo, 2013 Selain itu juga untuk menunjang kawasan perdagangan yang ada, maka sarana prasarana perdagangan yang mendukung berkembangnya Pasar Tradisional, dapat dilihat pada tabel berikut ini: 8 7 Ibid hlm
9 Tabel 2.4 Data Pasar Tradisional Kabupaten Kulon Progo No. Nama Pasar Lokasi Luas Area (M 2 ) Kondisi Sarana Prasarana 1. Glaeng Jangkaran, Sedang Temon 2. Pripih Hargomulyo, Kurang Kokap 3. Temon Temon Sedang Kulon, Temon 4. Dondongsari Kaligintung, Kurang Temon 5. Bendungan Bendungan, Baik Wates 6. Gejlik Bojong, 72 Sedang Panjatan 7. Ngaglik Pleret, Sedang Panjatan 8. Ngebung Bugel, 630 Kurang Panjatan 9. Panjatan Gotakan, Kurang Panjatan 10. Pasar Baru Salamrejo, Baik Sentolo Sentolo 11. Menguri Hargotirto, 800 Kurang Kokap 12. Pripih Hargomulyo, Sedang Kokap 13. Sewugalur Karangsewu, Sedang Galur 14. Kranggan Kranggan, Baik galur 16. Brosot Brosot, Galur Seadang 17. Kasihan Ngentakrejo, Sedang Lendah 18. Bangeran Bumirejo, Sedang Lendah 19. Potrogaten Bumirejo, Sedang Lendah 20. Wates Wates Baik 21. Burung Wates Sedang 22. Kelapa Wates Sedang 8 Ibid hlm
10 23 Pasar Hewan Pengasih, Sedang Pengasih pengasih 24. Jombokan Tawangsari, Sedang Pengasih 25. Clereng Sendangsari, Kurang Pengasih 26. Ngaggrung Srikayangan, Kurang Sentolo 27. Pasar Lama Sentolo, Sedang Sentolo Sentolo 28. Niten Giripurwo, Kurang Girimulyo 29. Nanggulan Jatisarono, Sedang Nanggulan 30. Kenteng Kembang, Sedang Nanggulan 31. Dekso Banjaroyo, Baik Kalibawang 32. Jagalan Banjaroyo, Kurang Kalibawang 33. Klangon Banjaroyo, Sedang Kalibawang 34. Samigaluh Gerbosari, Baik Samigaluh 35. Rumput Wates 550 Kurang Sumber: Dinas Perindag ESDM Kabupaten Kulon Progo, Demografi Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo pada tahun berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara umum mengalami pertumbuhan pada tahun 2000 sebanyak jiwa dengan perbandingan laki-laki 48,80% dan wanita 51,20%. Pada tahun 2013 sebanyak jiwa dengan perbandingan laki-laki 49,63% dan wanita 50,37%. Namun pada tahun 2010 dan 2013 secara administratif jumlah penduduk mengalami penurunan yang disebabkan pada tahun 2010 dilaksanakan pemutakhiran data penduduk dan pada tahun 2013 jumlah penduduk ditetapkan sesuai dengan hasil updating data terkait perekaman E-KTP oleh Kementerian Dalam Negeri 44
11 sehingga tidak terjadi duplikasi identitas penduduk di tempat lain dan penduduk yang telah meninggal teradministrasi. Jumlah penduduk secara administratif tersebut pada tahun 2013, bahkan lebih rendah dari angka tahun 2000 atau mengalami penurunan penduduk rata-rata 0,45% per tahun. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kulon Progo dengan basis data tahun dengn rata-rata pertumbuhan sebesar 0,64% per tahun. Pemilihan basis data tersebut, untuk mendapatkan angka pertumbuhan yang realistis, disebabkan terjadinya penurunan signifikan penduduk terkait kebijakan perekaman E-KTP. 9 B. Deskripsi Desa Sentolo Deskripsi mengenai Desa Sentolo tidak lepas dari sejarah awal mula adanya desa tersebut. Pada tahun Pada tahun 1950 Kalurahan Kalibondol yang wilayah Pasar Sentolo ke selatan dan Kalurahan Sentolo yang wilayahnya di utara pasar Sentolo digabung menjadi satu disebut Kalurahan Sentolo. Kalurahan Sentolo sampai masa perang kemerdekaan merupakan ibukota Kabupaten Kulon Progo (wilayah Kasultanan). Dengan adanya penggabungan 2 wilayah Kabupaten yaitu wilayah Kasultanan dan wilayah Pakualaman manunggal menjadi satu yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan ibukotanya di Wates, maka Sentolo merupakan ibukota Kapanewon yang sekarang disebut Kecamatan Sentolo. Desa Sentolo merupakan pintu gerbang di Kabupaten Kulon Progo bagian tengah dari arah timur mealui jalan Nasional dan jalur kereta api yang menghubungkan kota Yogyakarta dengan Jakarta/ Bandung melewati jalur selatan.desa Sentolo juga dilewati 2 sungai yaitu sungai Progo yang menjadi 9 Ibid hlm
12 batas wilayah di bagian timur dengan Kabupaten Bantul; dan sungai Papah yang membujur dari utara ke selatan membelah Desa Sentolo menjadi 2 wilayah sebelah barat sungai Papah merupakan perbukitan untuk pemukiman, tegalan dan sebagian persawahan. Sedangkan wilayah sebelah timur sungai Papah merupakan tanah datar untuk pemukiman, persawahan dan perkantoran dan fasilitas umum lainnya. 10 Adapun batas wilayah untuk Desa Sentolo adalah sebagai berikut: a) sebelah utara : Desa Banguncipto b) sebelah timur : Sungai Progo c) sebelah selatan : Desa Sukoreno dan Desa Salamrejo d) sebelah barat : Desa Kaliagung 1. Sarana Prasarana Yang Ada di Desa Sentolo Sarana dan prasarana yang ada di Desa Sentolo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo antara lain sebagai berikut: a. Pendidikan Sarana penddidikan merupakan sarana paling penting dalam menunjang maupun meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia yang ada di Desa Sentolo tersebut. Desa Sentolo dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia mempunyai sejumlah sarana pendidikan antara lain pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah luar biasa (SLB) dan juga ditambah pendidikan non formal yaitu taman pendidikan al-quran (TPA); dan lembaga kursus menjahit. Selain itu juga terdapat lembaga non formal yang 10 Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) Desa Sentolo, Tahun , hlm 5. 46
13 menyelenggarakan kejar PAKET B dan berbagai berbagai keterampilan.berikut ini merupakan tabel jumlah sarana pendidikan yang ada di Desa Sentolo. Tabel 2.5 Jumlah Sarana Pendidikan Desa Sentolo No. Fasilitas Pendidikan Jumlah 1. Lembaga PAUD TK 5 3. SD 4 4. SMP 4 5. SMK 1 6. SLB 1 7. TPA 5 8. Lembaga Kursus Menjahit 2 9. Lembaga Kejar Paket B 1 b. Ekonomi Desa Sentolo memiliki lembaga usaha perekonomian dan keuangan yang terbagi dalam beberapa jenis Perbankan dan kelompok-kelompok usaha perekonomian dan keuangan, adapun jumlah Bank dan kelompok-kelompok usaha perekonomian dan keuangan di wilayah Desa Sentolo tertera dalam tabel sebagai berikut. 11 Tabel 2.6 Jumlah Bank dan Kelompok Usaha Perekonomian dan Keuangan No. Lembaga Usaha Perekonomian dan keuangan Jumlah Satuan 1. BANK 4 Unit 2. KUD 1 Unit 3. KPN 3 Unit 4. BMT 3 Unit 5. LKM 1 Unit 6. BKM 1 Unit 7. LKMA 1 Unit 8. Kelompok Simpan Pinjam 26 Unit 9. Kelompok Usaha Produktif 22 Unit 11 Ibid hlm
14 2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sentolo Desa Sentolo menganut sistem kelembagaan pemerintahan Desa dengan pola struktur organisasi adalah sebagai berikut. 12 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sentolo 3. Visi dan Misi Desa Sentolo a. Visi Berdasarkan kondisi Desa Sentolo yang ada saat ini, tentu saja banyak tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Desa Sentolo dalam 6 tahun mendatang dan memperhatikan aspek-aspek yang menjadi modal dasar yang dimiliki oleh Desa Sentolo, maka secara singkat visi pembangunan Desa pada tahun adalah sebgai berikut. 13 Terwujudnya masyarakat Desa Sentolo yang adil makmur, sejahtera, berbudaya berdasarkan iman dan taqwa. 12 Ibid hlm Ibid hlm
15 b. Misi Untuk mencapai visi tersebut diperlukan langkah-langkah untuk mencapainya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan mutu kinerja aparatur PemerintahDesa guna meningkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat. 2. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa secara terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, terbebas dari korupsi serta bentuk-bentuk penyelewengan lainnya. 4. Melaksanakan pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan: infrastruktur dan lingkungan desa, sarana prasarana kesehatan, sarana prasarana pendidikan, sarana prasarana kebudayaan, dan usaha ekonomi produktif. 5. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas perangkat Desa, kelembagaan dan kapasitas masyarakat. 6. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa pelatihan penyuluhan khusus kepada UKM, wiraswasta dan petani. 7. Bekerja sama dengan pihak ketiga membuka lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 8. Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga menjadi desa yang maju dan mandiri. 49
16 c. ArahKebijakan dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Tahun Arah Kebijakan Pembangunan Desa Arah kebijakan pembangunan Desa Sentolo lebih mengarah pada pembanguan fiisk, sosial maupun pembangunan secara spiritual. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: a. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat baik materiil maupun spirituil menuju Desa Sentolo yang mandiri dan aman. b. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, dan berbudaya. c. Mewujudkan masyarakat Desa Sentolo yang aman, damai dan bersatu. c. Mewujudkan masyarakat Desa Sentolo yang demokratis berlandaskan hukum. d. Mewujudkan masyarakat Desa Sentolo yang maju dan mandiri. C. Deskripsi Pasar Desa Sentolo Sebelum bernama Pasar Desa Sentolo pasar ini bernama Pasar Sentolo. Pasar Desa Sentolo berdiri sejak tahun 1930an pada saat masa kolonial Belanda. Letaknya yang strategis pasar ini memiliki potensi yang sangat besar dalam arus perdagangan di Daerah Kulon Progo. Berikut ini merupakan Gambar 2.1 Sketsa Pasar Desa Sentolo: Sumber Pemerintah Desa Sentolo,
17 Gambar 2.2 Sketsa Pasar Desa Sentolo Pasar Desa Sentolo terletak di Desa Sentolo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Luas pasar tersebut m 2.Kondisi pasar ini memiliki fasilitas yang sedang.fasilitas tersebut diantaranya berupa tempat ibadah (Musallah), tempat parkir kendaraan, toilet umum, kios, dan los.adapun jumlah Musallah yakni 1 unit, tempat parkir 1 unit, toilet 1 unit. Dengan luas pasar m 2 Pasar Desa Sentolo mempunyai kios dan los dengan jumlah yang cukup memadai.jumlah kios berjumlah108 unit sedangkan jumlah los 153 unit.hal ini tentu saja dapat menampung pedagang yang cukup untuk menjajakan dagangannya di area pasar tersebut. Jumlah pedagang di Pasar Desa Sentolo kurang lebih 241an pedagang.pedagang tersebut tidak hanya berasal dari sekitar Kabupaten Kulon 51
18 Progo saja.pedagang juga ada yang berasal dari luar Kabupaten Kulon Progo, contohnya Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, bahkan sampai Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Berikut ini merupakan daftar pedagang Pasar Desa Sentolo Kecamatan Sentolo: 15 Tabel 2.7 Daftar Pedagang Pasar Desa Sentolo Kecamatan Sentolo Tahun 2015 No. Jenis Blok Jumlah Blok Jumlah Pedagang L P 1. Garam Pakaian Benih Toko Kelontong Mbako Pisang Jamu Alat Pertanian Soto Gerabah Jajanan Pasar Alat Dapur Tempe Penjahit Counter Pulsa Sembako Beras Pangkas Rambut Klethikan Jagung Kedelai Brambang Kerajinan Bambu Krupuk Pakan Ternak Sayuran Klanting Alat Pertanian Roti Plastik Kain Ibid 52
19 31. Daging Ayam Ikan Daging Sapi Jumlah D. Deskripsi Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM 1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah sebagaimana yang telah diubah yakni dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, bahwa daerah diberikan kewenangannya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan sistem pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Selanjutnya diharapkan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah. Selanjutnya didalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pembagian urusan membuat Dinas Perindustrian Perdagangan ESDM Kabupaten Kulon Progo lebih jeli dan tau tentang apa yang menjadi kewenangan dinas. Karena hal ini tertera urusan wajib untuk dinas yang bersangkutan. 2. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerahsebagaimana telah diubah beberapa kali dengan munculnya Undang- Undang Nomor 12 Tahun
20 b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Jawa Timur/Tengah/Barat dandaerahistimewa Yogyakarta. c. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. d. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi PerangkatDaerah. e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun f. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. g. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah Daerah. h. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 68 Tahun 2008 tentang Uraian TugasPada Unsur Organisasi Terendah Dinas Perindustrian Perdagangan dan EnergiSumber Daya Mineral. 3. Struktur Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Dinas Perindustrian Perdagangan ESDM Kabupaten Kulon Progo mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari Kepala Dinas hingga sampai Seksi-Seksi yang saling berkaitan dalam birokrasi. Adapun susunan organisasi 54
21 dari Dinas Perindustrian Perdagangan ESDM yang dapat digambarkan pada Bagan 2.2 sebagai berikut ini. 16 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM 4. Visi dan Misi Pada dasarnya organisasi terendah di Pemerintahan Daerah yakni satuan kerja perangkat daerah(skpd) memiliki visi dan misi yang bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat semata agar sejahtera. Adapun visi dan misi dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut ini. 17 a. Visi Menjadi Akselerator Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Yang Handal Di Sektor Perindustrian Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral 16 Sumber Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, diaskes pada tanggal 3 Desember 2016, jam 16:15 WIB. 55
22 b. Misi Untuk mewujudkan visi di atas, maka misi yang akan diemban SKPDDinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM untuk tahun yaitu: 1. Mewujudkan industri dan perdagangan daerah yang berdaya saing. 2.Mengembangkan dan memanfaatkan potensi energi, listrik, air tanah, dankegeologian. 3. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya mineral berwawasan lingkungan. 5. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral Adapun tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral sebagai berikut: a. Tujuan SKPD 1) Terwujudnya kuantitas dan kualitas industri dan usaha perdagangan daerah. 2) Terwujudnya peningkatan ketersediaan energi, listrik, air tanah, dan informasi kegeologian. 3) Terwujudnya peningkatan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya mineral. b. Sasaran Jangka Menengah SKPD 1) Meningkatnya pertumbuhan industri 2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas usaha perdagangan 3) Meningkatnya kualitas pasar tradisional 56
23 4) Meningkatnya pengembangan kegeologian dan energi 5) Meningkatnya pengelolaan dan konservasi sumber daya mineral 6. Program Rencana Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Kulon Progo, mempunyai sejumlah program kerja yang termuat didalam Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016 yang diantaranya adalah sebagai berikut Urusan Perindustrian a. Program pengembangan industri. b. Program pengembangan industri kecil menengah (IKM). c. Program penguatan kemampuan industri berbasis teknologi. d. Program kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta. e. Program gugus pengendali mutu. f. Program pembinaan dan pengembangan usaha industri. g. Program penumbuhan usaha industri dan pengembangan usaha industri terintegrasi. h. Program penyusunan database industri kecil menengah (IKM). 2. Urusan Perdagangan a. Program pelayanan administrasi perkantoran. b. Program peningkatan sarana dan prasarana perkantoran. 18 Dalam Dokumen Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, Tahun 2016, hlm
24 c. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. d. Program perencanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja. e. Program pembinaan dan penataan pasar tradisional. f. Program pengembangan usaha perdagangan. 3. Urusan Energi Sumber Daya Mineral a. Program pengembangan kegeologian dan energi. b. Program pengembagan dan fasilitas ketersediaan energi. c. Program pembinaan dan pengawasan bidang energi. d. Program optimalisasi pemanfaatan air bawah tanah dan mata air. e. Program penyelenggaraan koordinasi dan fasilitas kegeologian. f. Program pengusahaan dan pengawasan pertambangan. g. Program pelayanan usaha pertambangan. 58
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO
BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (www.kulonprogo.go.id), profil daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu: 1. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini dapat diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan indikator paling nyata
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan
BAB IV GAMBARAN UMUM 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo Untuk memahami kharakteristik sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, perlu adanya deskripsi atau gambaran umum tentang Kabupaten
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Kulon Progo 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah a. Visi Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 disebutkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : Google Map Gambar 4.1 Denah lokasi pasar tradisional Wates Pada gambar diatas terdapat lingkaran merah yang merupakan lokasi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO
BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO III.1 Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta Lokasi studi perancangan Sekolah Luar Biasa Tipe G/A-B direncanakan berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tinjauan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 49 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ALOKASI PENYALURAN DAN PENGELOLAAN SISA BUNGA DANA CADANGAN PEMBERDAYAAN DESA
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO A. Keadaan Geografis 1. Letak dan keadaan fisik Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di Propinsi D.I. Yogyakarta
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 4.1. Letak geografis wilayah Yogyakarta 1 Secara geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 7 33-8 15 Lintang Selatan dan 110 5-110 50 Bujur
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Kulonprogo. 1. Visi dan Misi Kabupaten Kulonprogo
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Kulonprogo 1. Visi dan Misi Kabupaten Kulonprogo a. Visi Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Kulon
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO 1. Kondisi Umum Kabupaten Kulon Progo a. Geografis Kabupaten Kulon Progo merupakan satu dari lima kabupaten/kota yang berada di Daerah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman Judul i Pernyataan Isu Prioritas Daerah. ii Kata Pengantar iii Daftar Isi. iv Daftar Tabel v Daftar Gambar vii Daftar Lampiran. ix Bab I Pendahuluan. 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Profil
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI 2.1. Visi Misi Pembangunan Sanitasi Viisi Kabupaten Kulon Progo seperti yang tertera dalam rencana Pembangunan Jangka panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian jika ditinjau dari struktur perekonomian nasional menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam kontribusinya terhadap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis Penataan Ruang; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.
31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,
Lebih terperinciKecamatan Nanggulan secara administratif terbagi 6 (enam) desa yang
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN 4. Gambaran Umum Kecamatan Nanggulan 4.. Letak dan Batas Wilayah Kecamatan Nanggulan Kecamatan Nanggulan yang berada di Ibukota Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Kabupaten Kulonprogo dengan ibu kotanya berada di Kota Wates memiliki luas wilayah 598.627.512 ha (586,28 km 2 ), terdiri dari 12 kecamatan 87 desa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat
xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat buah naga menurut Cahyono (2009) adalah sebagai penyeimbang kadar gula darah, menurunkan dan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Brosot, secara administratif terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Brosot merupakan akses masuk
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 59 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG
105 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012 2032 I. UMUM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya pembangunan suatu wilayah. Transportasi menjadi sektor tersier, yaitu sektor yang menyediakan jasa pelayanan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2015
Lebih terperinciPROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. Ki Josuto, Kulon Progo, 55611 Tlp. (0274) 774535 KATA PENGANTAR Penyusunan Profil Data Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperincipenduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.
penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi. III.1.3. Kondisi Ekonomi Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, perhitungan PDRB atas harga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013
Lampiran Surat Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan No :... Tanggal 10 Juli 2013 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 NO PROGRAM/KEGIATAN URAIAN/FASILITASI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 43 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN WIDYA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: DPPKA Pemda DIY Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo a. Keadaan fisik wilayah Desa Pagerharjo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN : 2003 NOMOR : 1 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAERAH TAHUN 2003 2013 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciProduksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010-
Urusan Kelautan dan Perikanan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kondisi dan Potensi Perikanan 2010-2014 Kondisi Sarana dan Prasarana Kelautan 2010-2014 Produksi Ikan Tangkapan di Perairan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kilometer dari Ibukota Kecamatan Imogiri. Batas administrasi Desa Kebonagung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Kebonagung 1. Lokasi Desa Kebonagung Desa Kebonagung merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. Luas wilayah Kecamatan Galur 3.291.24 ha terbagi menjadi 7 desa yaitu Tirtarahayu, Pendowan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAAN. A. Latar Belakang. Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di
I. PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Kabupaten Kulon Progo merupakan bagian dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di Barat dan Utara, Samudra
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO,
BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 215 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro
BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN KENDARAAN DINAS JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Galur adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Galur terdiri dari 7 Desa yaitu Desa Brosot, Desa Kranggan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Lebih terperinciBAB II PROFIL WILAYAH
BAB II PROFIL WILAYAH A. DESKRIPSI WILAYAH Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survey lapangan dan pengamatan yang dilakukan di lokasi KKN, baik melalui wawancara, opini penduduk, maupun diskusi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO Menimbang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN
BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Laporan ini, semoga bermanfaat untuk semua pihak. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya, sehingga Laporan Akhir Penyusunan Audit Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 dapat diselesaikan.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JL. Perwakilan No 1 Wates, Telp. (0274) , LAPORAN AKHIR
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JL. Perwakilan No 1 Wates, Telp. (0274) 773010-1202, 773247 LAPORAN AKHIR PEKERJAAN: Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciTabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2. Urusan Kehutanan 1) Realisasi Fisik dan Keuangan Pada tahun 2015, Program dan Kegiatan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan berjumlah 2 program yang terbagi menjadi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan penting pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup untuk berbagai keperluan. Suplai air tersebut dapat
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 Kondisi Administratif Gambar 3.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya Sumber : www.jogjakota.go.id Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7 30' - 8 15' lintang
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infrastruktur, ekonomi, kapasitas sumber daya, dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, setiap daerah dituntut untuk lebih meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam rangka peningkatan perekonomian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POSO
1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciPenataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
Lebih terperinci