JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
|
|
- Sucianty Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI JURNAL YULI MINIARTI JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
2 HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUHAN PERTANIAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI YULI MINIARTI D1B Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Ir. Jamaluddin, M.S Ir. Adlaida Malik, M.S Mengetahui Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Ir. Emy Kernalis, M.P NIP
3 1 HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI Yuli Miniarti 1), Jamaluddin 2), Adlaida Malik 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui (1) Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan. (2) Produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. (3) Hubungan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017, di Desa Berembang, Sekernan, dan Kedotan yang ditentukan secara purposive. Penentuan responden dilakukan menggunakan metode random sampling menggunakan ketentuan Slovin dan metode proporsional dengan jumlah 41 responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pemberian skor dan analisis Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan sebagian besar telah berada dikategori tinggi dengan persentase sebanyak 78%. Produktivitas padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berada di kategori rendah dengan persentase sebesar 54%. Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi sebesar 37%. Kata Kunci : Tugas PPL, Produktivitas Padi Sawah, Petani ABSTRAC This Research was aimed to know : (1) The duty execution of agriculture extension agent. (2) The rice farm productivity, and (3) The correlation between the duty execution of extension agent and the rice farm productivity in Sekernan subdistrict. This Research was held on March until April 2017, in Berembang, Sekernan, and Kedotan villages purpisively. Respondents was chosen by random sampling method, and the number was decided by using Slovin approach, the number of respondent was 41. Data used were primary data and secondary data. Data was analyzed in descriptive method and Chi- Square. The results showed that the duty execution of extension agent agriculture in Sekernan Subdistrict largely categorized as high with percentage was 78%. The productivity of rice in Sekernan Sub-district of Muaro Jambi Regency was category with a percentage of 54%. There were a real correlation between duty execution of extension agent agriculture with the rice farm productivity in Sekernan subdistrict Muaro Jambi regency was 37%. Keyword : Duty PPL, Productivity of Rice field, Farmer
4 2 PENDAHULUAN Pada masa pembangunan ini pandangan, perhatian, dan pemeliharaan terhadap petani di pedesaan ternyata demikian besar, seperti diadakannya penyuluhanpenyuluhan yang bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan antara lain peningkatan hasil pertanian dan peningkatan taraf hidup petani. Petani adalah tulang punggung perekonomian negara dan desa adalah pangkal kehidupan perkotaan, tetapi kenyataanya kehidupan para petani di pedesaan masih berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah (Negara, 2000). Penyuluhan pertanian merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang berupaya membangun kemampuan masyarakat secara persuasif dan edukatif. Kedudukan penyuluhan pertanian sangat strategis, karena mempunyai mandat untuk menyelenggarakan pendidikan nonformal bagi petani dan keluarganya serta anggota masyarakat lain di pedesaan. Menurut Departemen Pertanian (2009), Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment). Tujuan penyuluhan adalah mampu merubah sikap petani dari yang tidak mau menjadi mau, dari yang tidak mampu menjadi mampu untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Oleh karena itu penyuluh dituntut untuk mampu meyakinkan petani untuk menggunakan teknologi terbaru yang mampu menambah produksi usahataninya. Menurut Padmowihardjo (2001), tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan ini merupakan pintu gerbang terjadinya penghayatan dan penerapan dari inovasi pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya. Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan petugas terdepan dalam kegiataan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk bimbingan serta supervisi dari kepala Bidang Penyuluhan. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sekernan memiliki 16 wilayah kerja (desa) yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Memiliki penyuluh sebanyak 12 orang. Menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortiklutura (2015) Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten yang banyak menopang peningkatan produksi padi di Provinsi Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi menjadi salah Kabupaten yang mengusahakan Padi sawah. Kecamatan sekernan menjadi salah satu penghasil padi di Kabupaten Muaro Jambi dengan Jumlah produktivitas sebanyak 4,62 Ton/Ha. Penyuluh Pertanian Lapangan memiliki tugas pokok yang harus dilaksanakan sebagai seorang penyuluh. Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai penyuluh yaitu pertama, kegiatan Persiapan Penyuluhan Pertanian kedua kegiatan Pelaksanaan penyuluhan pertanian, ketiga Evaluasi dan pelaporan, keempat Pengembangan penyuluh pertanian. Penyuluh yang melaksanakan tugas pokok penyuluhan pertanian dengan baik diharapkan mampu merubah sikap petani dalam berusahatani untuk menjadi lebih baik. Berubahan sikap petani maka akan terjadi perubahan pada penerapan usahatani yang mampu meningkatkan produksi usahatani petani.
5 3 Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan menjadi hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan usaha tani padi sawah. Karena dengan tugas pokok yang dilaksanakan dengan baik oleh seorang penyuluh diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku petani. Setelah perubahan sikap dan perilaku petani akan terjadi juga pda penerapan usahatani dengan sistem baru, yang bertujuan untuk peningktan produksi dan produktivitas usahataninya. Berdasarkan latarbelakan yang dikemukakan maka penelitian ditujukan Untuk mengetahui : 1) Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan. 2) Produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. 3) Hubungan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Daerah ini ditentukan dengan pertimbangan Kecematan Sekernan merupakan salah satu penghasil padi yang cukup tinggi yang terletak pada Desa Berembang, Desa Sekernan, dan desa Kedotan yang meiliki produktivitas padi tertinggi, sedang, dan terendah. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret Sampai April Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang tergabung dalam kelompok tani padi sawah dan merupakan binaan penyuluh pertanian lapangan didaerah penelitian. Metode dalam penelitian ini menggunakan cara acak sederhana (random sampling). Responden dalam penelitian ini adalah 41 orang petani padi sawah dengan rincian di Desa Berembang 13 petani, Desa Kedotan 10 petani, dan Desa Sekernan 18 petani. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) dan data sekunder dengan menggunakan literatur terkait seperti jurnal-jurnal penelitian, instansi terkait yang berhubungan dengan judul penelitian. Hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan dengan produktivitas usahatni padi sawah dilakukan dengan menggunakan skor pada setiap parameter yang diukur, Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pemberian skor dan analisis Chi- Square. Sedangkan untuk mengukur hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan dengan produktivitas usahatni padi sawah dianalisis menggunakan uji Chi-Square untuk tabel kontingensi 2x2 dengan rumus : Dimana: N = jumlah pengamatan / sampel ( ) ( )( )( )( ) Nilai χ 2 dihitung dengan derajat bebas (db) = 1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71. Dalam pengujian χ 2 hitung dibandingkan dengan nilai χ 2 tabel, dengan ketentuan sebagai berikut: Terima H 0, Tolak H 1 Jika χ 2 hitung χ 2 tabel Tolak H 0, terima H 1 χ 2 hitung χ 2 tabel Dimana: Terima H 0 = Tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah.
6 4 Terima H 1 = Terdapat hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah. Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan maka digunakan formulasi yakni: t hit = r ( ) Dimana : H 0 ; r = 0 H 1 ; r 0 Jika t hitung ( t tabel = (α = 10% db = N-2)} terima H0 Jika t hitung ( t tabel = (α = 10% db = N-2)} tolak H0 Dimana: H 0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. H 1 = Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Umur Petani HASIL DAN PEMBAHASAN Umur menjadi salah satu hal yang penting dalam berusahatani karena pada umumnya fisik, mental, dan cara berfikir berpengaruh pada kemampuan seseorang. Menurut Hernanto (1998), pada umumnya petani yang berumur tua, pertimbangan dan pengambilan keputusannya relative lebih rendah dibandingkan dengan petani yang relative lebih muda dan sehat, memiliki kemampuan fisik yang lebih cepat dan menerima hal-hal baru yang dianjurkan. Petani responden yang mengusahakan padi sawah mempunyai umur berkisar tahun, dan yang paling banyak mengusahakan padi sawah mempunyai umur berkisar tahun. Hasil penelitian menunjukan terdapat 29% petani responden yang melakukan usahatani padi sawah mempunyai umur dari tahun. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa rata-rata umur petani dari tahun merupakan umur yang paling produktif dalam mengusahakan padi sawah. Pendidikan Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan yang ditempuh oleh setiap orang dengan sistem pendidikan sekolah yang diselesaikannya. Petani memiliki pendidikan formal yang dilakukan sesuai sistem yang ada. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kebijakan dalam pengambilan keputusan usahataninya. Selain itu pendidikan merupakan landasan seseorang lebih tanggap dengan perkembangan teknologi, khusunya di bidang pertanian. Seperti dalam mendapatkan informasi baru dalam produksi pertanian. Tingkat pendidikan yang didapat petani responden berada dikelompok tamat pada tingkat sekolah Dasar (SD) yaitu dengan jumlah 56% dengan jumlah 23 petani. Perbedaan tingkat pendidikan petani menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani masih tergolong rendah.
7 5 Menurut Hernanto (1991), bahwa keterbatasan lama tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara berfikir menerima, ataupun menolak hal-hal baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan lebih bijaksana dalam pengelolaan usahataninya sehingga produksi akan meningkat, baik kualitas ataupun kuantitas, serta kemampuan petani akan meningkat sehingga pengelolaan usahataninya akan lebih baik terutama dari segi penerapan teknologi baru, pemahaman harga serta cara-cara pemasaran. Untuk mengatasi keadaan yang demikian salah satu langkah yang harus dilakukan adalah melalui penyuluhan, kursus-kursus pertanian dan sekolah lapangan. Apabila hal tersebut dilakukan maka pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengelola usahataninya dapat lebih ditingkatkan. Luas Lahan Garapan Luas lahan garapan usahatani mempunyai arti penting karena dengan memiliki lahan sawah yang luas memungkinkan petani untuk memaksimalkan tingkat produksinya. Selain itu pendapatan petani dengan usahataninya juga dapat meningkat. Namun ada beberapa kasus yang memiliki lahan usahatani yang luas memiliki produksi yang rendah, hal itu disebabkan oleh faktor lainnya. Luas lahan yang dimiliki petani responden bervariasi antara 0,20-0,60 Ha, yang didominasi dengan persentase sebesar 12% dengan luas lahan 0,27-0,33 Ha sebanyak 29 kepala keluarga. Petani dengan jumlah luas lahan terluas hanya terdapat 1 kepala keluarga dengan jumlah persentase sebesar 3%. Jumlah Anggota Keluarga Anggota keluarga merupakan orang yang tinggal dalam satu rumah dan memiliki hubungan keluarga, selain itu anggota keluarga juga menjadi tanggungan biaya hidup oleh kepala keluarga. Seseorang yang bekerja sebagai petani biasanya anggota keluarga berfungsi sebagai tenaga kerja yang potensial dalam kegiatan usahataninya. Anggota keluarga petani padi sawah dengan persentase tertinggi yaitu 32% sebanyak 13 kepala keluarga (KK) yaitu dengan jumlah tanggungan sebanyak 5 orang, persentase 29% sebanyak 12 kepala keluarga jumlah tanggungan sebanyak 4 orang, sedangkan untuk yang persentase terendah yaitu 5% sebanyak 2 kepala keluarga dengan jumlah tanggungan 8 orang. Lama Berusahatani Lama atau sebentar dalam melakukan usahatani menjadi tolak ukur seorang petani dalam melakukan usahataninya. Karena semakin lama seseorang dalam melakukan usahataninya maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seorang petani dalam mengolah suatu usahataninya. Menurut Suratiyah (2006), kecakapan sesorang menentukan kinerjanya. Kecakapan tersebut ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, dan pengalamannya. Petani yang masih muda atau yang baru mengusahakan usahatani umumnya belum terlalu berpengalaman sehingga untuk mengimbangi kekurangan petani tersebut harus dinamis dalam berusahatani. Pengalaman seorang petani dalam melakukan usahataninya dengan persentase 39% yaitu kisaran selama tahun. Untuk yang terendah dengan persentase 7% yaitu kisaran selama tahun dan yang berkisar 30 tahun. Hal tersebut menunjukkan petani di daerah penelitian cukup memiliki pengalaman berusahatani
8 6 sehingga memiliki kemampuan memahami kondisi usahataninya dan mempermudah dalam menerima pengetahuan baru. Selain itu di daerah penelitian bertani merupakan kegiatan usahatani padi sawah yang dilakukan secara turun temurun. Tugas Pokok Penyuluhan Pertanian Lapangan Penyuluhan pertanian merupakan salah satu ujung tombak pertanian yang terdepan. Karena penyuluh berperan sangat besar dalam proses pemberian informasi baru kepada petani, informasi berupa teknologi baru untuk usahataninya. Penyuluh yang melaksanakan tugas pokok dengan baik mampu mempengaruhi petani dengan perubahan pengetahuan petani dan perubahan sikap. Dari perubahan sikap petani diharapkan petani mau dan mampu untuk mengusahakan usahataninya lebih baik lagi. Agar dapat meningkatkan pendapatan dan produksi usahataninya. Persiapan Penyuluhan Pertanian Persiapan penyuluhan pertanian menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian lapangan. Dengan persiapan yang baik untuk melakukan penyuluhan kepada petani maka akan mendapatkan hasil yang baik. Persiapan yang harus dilakukan diantaranya melakukan identifikasi wilayah, penyusunan rencana kerja, dan pembuatan programa. Dengan hal-hal tersebut dilakukan diharapkan seorang penyuluh mampu menyampaikan penyuluhannya tepat sasaran, dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani. Untuk lebih jelasnya mengenai persiapan penyuluhan pertanian lapangan yang dilakukan penyuluh dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Persiapan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017 No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi ( Rata-rata) T Rendah ( Rata-rata) R 9 22 Jumlah Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa persiapan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan yang akan diberikan kepada petani tergolong tinggi dengan persentase sebesar 78%. Pengalaman sebagai penyuluh pertanian lapangan dilapangan dalam mengahadapi petani dan pengetahuan penyuluh pertanian lapangan menjadi salah satu hal yang paling penting, karena penyuluh pertanian lapangan menjadi lebih mudah memahami karakteristik desa binaannya. Oleh sebab itu persiapan yang dilakukan penyuluh mengalami perbaikan dari persiapan-persiapan yang dilakukan sebelumnya yang bertujuan agar penyuluhan yang dilakukan penyuluh pertanian lapangan sesuai dengan sasarannya atau petaninya. Menurut Sumual (2011) upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi masalah yang dihadapi para petani selalu dikoordinasikan dengan tokoh masyarakat dan instansi terkait. Sebagian besar petani menyatakan bahwa tugas penyuluh dalam membuat catatan rencana kerja dan realisasi kegiatan sebagai upaya penyuluh untuk ditindaklanjuti termasuk kategori sangat baik. Catatan tentang rencana kerja dan realisasi kegiatan sebagai upaya penyuluh untuk memudahkan pelaksanaan kerja dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan maupun setelah selesai melaksanakan kegiatan.
9 7 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh seorang penyuluh dapat menjadi salah satu penentu perubahan perilaku dan sikap petani dalam mengelola usahataninya. karena dari perubahan sikap dan perilaku tersebut, petani mau menerima teknologi-teknologi baru yang diberikan oleh penyuluh pertanian lapangan. Dengan penerapan teknologi baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi usahatani petani. Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017 No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi ( Rata-rata) T Rendah ( Rata-rata) R 7 17 Jumlah Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pelaksanaan penyuluhan pertanian oleh penyuluh tergolong tinggi dengan persentase sebesar 83%. Partisipasi dan keaktifan petani menjadi penunjang terlaksananya penyuluhan pertanian dengan baik. Hal ini karena petani ingin mengetahui hal-hal baru untuk usahatani padi sawah agar meningkatkan produksi usahataninya. Dari keterangan Tabel tersebut maka pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik dan tersampaikan kepetani. Menurut Sairi (2015) beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan. Dengan demikian media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas. Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian Evaluasi dan pelaporan kegiatan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian lapangan dalam melihat hasil yang telah dilakukannya selama melakukan penyuluhan. Evaluasi dan pelaporan juga merupakan tugas yang harus dilakukan sebagai seorang penyuluh yang telah diatur dalam undang-undang. Untuk lebih jelasnya mengenai evaluasi dan pelaporan penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017 No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi ( Rata-rata) T Rendah ( Rata-rata) R Jumlah Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa evaluasi dan pelaporan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan berada di kategori tinggi dengan persentase sebesar
10 8 71%. Persentase tertinggi pada evaluasi pelaporan ini maka dapat dikatakan bahwa evaluasi pelaporan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan telah berjalan dengan baik didaerah penelitian. Pendampingan yang dilakukan penyuluh pertanian lapangan sampai akhir tugasnya dalam penyampaian materi, pelaksanaan, dan hasil akhir padi sawah, serta hal yang didapatkan petani setelah produksi padi sawahnya. Widhiastuti (2015) menyatakan bahwa pengevaluasian dan pemantau yang merupakan salah satu strategi dari penyuluh pertanian lapangan dalam mewujudkan kelompok tani berwawasan yang dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap perubahan pertanian. Karena pengevaluasian dan pemantau yang dilakukan dapat memberi perbaikan kelompok-kelompok tani yang terus berbenah. Serta hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan biasanya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan/penentu kebijakan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan penyesuaian/perbaikan atas pelaksanaan kegiatan. Pengembangan Penyuluhan Pertanian Pengembangan penyuluhan pertanian perlu dilakukan oleh semua penyuluh pertanian lapangan. Karena dengan pengetahuan yang bertambah dan diiringi dengan pengalaman yang banyak seorang penyuluh mampu memberikan pengetahuan baru kepada petani. Penyuluh yang memiliki pengetahuan baru maka akan semakin mudah mengajak petani untuk menggunakan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. untuk lebih jelasnya mengenai pengembangan penyuluhan pertanian seorang penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengembangan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian Tahun 2017 No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi ( Rata-rata) T Rendah ( Rata-rata) R Jumlah Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa pengembangan penyuluhan pertanian tertinggi dengan persentse sebesar 76%. Dari persentase tersebut maka penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian telah melakukan pengembangan dirinya sebagai seorang penyuluh. Pelatihan yang diikuti oleh penyuluh pertanian lapangan menjadi hal penunjang tingginya persentase tersebut. Hal ini menandakan pengetahuan penyuluh setiap tahunnya telah meningkat yang diiringi dengan pengalaman penyuluh dilapangan. Tujuan agar petani dapat pengetahuan baru tentang teknologi baru dan mampu meningkatkan produksi usahataninya. Menurut Narso (2012) hasil analisis menunjukkan bahwa posisi strategi peran penyuluh berada di kuadran 1 (S,O). Hal ini berarti bahwa penyuluh memiliki kekuatan dan peluang yang lebih menonjol dibandingkan kelemahan dan ancaman. Oleh karena itu, strategi pengembangan peran yang harus dilakukan adalah berupaya menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang yang ada. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka strategi yang menggabungkan kekuatan dan peluang yang dimiliki. Serta peningkatan kualitas penyuluhan dan sinergitas antar instansi terkait dengan adanya kejelasan tugas pokok dan fungsi.
11 9 Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan menjadi hal yang harus diperhatikan oleh seorang penyuluh dalam melakukan penyuluhan. engan tugas pokok penyuluhan yang dilakukan dengan baik akan mampu merubah sikap petani dari yang tidak mampu dan mau menjadi mau dan mampu melakukan usahataninya. Dari kemauan dan kemampuan maka perilaku petani akan berubah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. Maka dapat dikatakan tugas pokok penyuluh yang berjalan dengan baik dapat merubah sikap dan perilaku petani dalam melakukan usahataninya. Dengan melakukan perubahan tersebut maka petani mampu melakukan peningkatan pendapatan dan produksi usahataninya. Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Lapangan Secara Keseluruhan di Daerah Penelitian Tahun 2017 No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi ( Rata-rata) T Rendah ( Rata-rata) R 9 22 Jumlah Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian dilapangan tinggi dengan persentase 78%. Pengetahuan dan pengalaman penyuluhan pertanian lapangan, serta partisipasi petani dalam melaksanakan dan menerima penyuluhan menjadi salah satu tingginya persentase pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan. Bantuan pemerintah juga menjadi hal penunjang kegiatan pertemuan antara penyuluh pertanian lapangan dan petani padi sawah. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan berhasil dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan di daerah penelitian. 3.1 Produktivitas Padi Sawah Produktivitas merupakan peningkatan pendapatan petani padi sawah yang dihitung melalui hasil produksi padi yang dihasilkan dibagi dengan Jumlah luas lahan yang dimiliki oleh petani. Peningkatan produksi selalu dilakukan petani bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan pendapatannya. Untuk lebih jelasnya mengenai produktivitas padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Padi sawah di Daerah Penelitian Tahun 2017 No Produktivitas Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi ( Rata-rata) T Rendah ( Rata-rata) R Jumlah Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa produktivitas padi sawah didaerah penelitian rendah. Dengan rincian persentase produktivitas tertinggi sebanyak 46%, sedangkan produktivitas terendah dengan persentase 54%. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa produktivitas padi sawah di daerah penelitian rendah. Hal tersebut
12 10 dikarenakan di daerah penelitian yaitu Kecamatan Sekernan berada di sepanjang aliran Sungai Batanghari. Daerah yang di dekat Sungai Batanghari sering terkena banjir. Berdasarkan hasil data lapangan produktivitas padi sawah yang dilaksanakan berada pada musim tanam Oktober-Maret dikatakan rendah dengan persentase 46%. Hal tersebut dikarenakan persawahan petani berada disepanjang aliran Sungai Batanghari. Air sungai Batanghari naik hingga merendam sawah petani, sehingga padi sawah tidak mampu berkembang karena terjadi banjir. Hubungan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Produktivitas Usahatani Padi Sawah Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan memiliki empat unsur didalam pelaksanaannya, diantaranya Persiapan Penyuluhan Pertanian, Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Evauasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian, serta Pengembangan Penyuluhan Pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian sangat menentukan perubahan perilaku petani dalam meningkatkan produktivitas usahataninya. Oleh sebab itu tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan harus dilaksanakan dan ditingkatkan oleh penyuluh agar perubahan perilaku petani menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian terdapat indikasi hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan prduktivitas usahatani padi sawah di daerah penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hubungan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Produktivitas Padi Sawah di Daerah Penelitian Tahun 2017 Pelaksanaan tugas pokok Produktivitas Usahatani No penyuluhan pertanian Tinggi ( Rataratarata) Rendah ( Rata- Jumlah lapangan 1 Tinggi ( Rata-rata) Rendah ( Rata-rata) Jumlah Berdasarkan Tabel 7 memperlihatkan bahwa 78% petani mengatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi, dengan rincian terdapat 32% petani menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi dan produktivitas padi sawah tinggi. 46% petani menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh rendah dan produktivitas padi tinggi. Selanjutnya 22% petani mengatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan rendah, dengan rincian terdapat 15% petani padi sawah menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi dan produktivitas tinggi. 7% petani padi sawah menyatakan pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi dan produktivitas rendah. Berdasarkan Tabel 19 memperlihatkan adanya kecenderungan bahwa jika pelaksanaan tugas pokok penyuluh tinggi maka produktivitas rendah. Sebaliknya jika pelaksanaan tugas pokok penyuluh rendah maka produktivitas padi sawah rendah. Artinya dalam hal ini ada kecenderungan terbalik antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah secara negatif.
13 11 Berdasarkan penelitian Vitri (2006) dinyatakan dengan adanya pelaksanaan tugas PPL yang baik seperti : membina kelompok, menyebarkan informasi pertanian, menyebarkan pengetahuan dan teknologi baru serta menyampaikan saransaran/rekomendasi perbaikan usahatani dan membantu menyelenggarakan usahausaha kegiatan petani dan pemecahan masalah menyebabkan petani sampel bersedia dan mempunyai kemauan untuk menerapkan pemeliharaan kelapa sawit sehingga akan meningkatkan produksi kelapa sawit dan kesejahteraan petani kelapa sawit dan kesejahteraan petani sendiri beserta keluarganya. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (χ 2 ) diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 3,1 dan χ 2 tabel 2,71 (Lampiran 12). Artinya ada hubungan erat tetapi secara negatif. Dengan demikian dapat diambil keputusan tolak H 0 terima H 1, bahwa terdapat hubungan sangat nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah. Nilai C hit yang didapatkan adalah sebesar 0,26 dan nilai C max adalah 0,707 artinya derajat kecenderungan meningkatnya produktivitas padi sawah akibat pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan yang tinggi adalah sebesar 26%, dan sebaliknya derajat kecenderungan rendahnya produktivitas akibat tidak terlaksananya tugas pokok penyuluhan pertanian lapangan adalah sebesar 26% (Lampiran 12). Nilai keeratan hubungan (r) adalah sebesar 0,37 artinya terdapat hubungan antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah adalah sebesar 37% (lampiran 12). Nilai t hit yang didapatkan sebesar 2,5 t tab (α = 10%, db = 39) = 1,68 (Lampiran 12), maka keputusan tolak H 0 terima H 1, artinya terdapat derajat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas usahatani padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi pada taraf 90%. Semakin sering penyuluh pertanian lapangan melakukan tugasnya dengan baik maka akan terjadi perubahan sikap dan perilaku petani terhadap penerapan usahatani baru yang bertujuan untuk petani semakin giat meningkatkan produktivitas usahataninya. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penelitian tentang hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dapat disimpulkan sebagai berikut : Pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi sebagian besar telah berada dikategori tinggi dengan persentase sebanyak 78%. Kategori tinggi ditandai dengan petani telah mengalami perubahan dengan adanya penyuluh pertanian lapangan yang masuk ke desa-desa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian lapangan di kecamatan sekernan telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Produktivitas padi di kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berada di kategori rendah dengan persentase sebesar 54%. Penyebab rendahnya produktivitas karena sering terjadinya banjir di persawahan petani. Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi sebesar 37%. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian lapangan yang melaksanakan tugas pokok dengan baik maka produktivitas usahatani padi sawah di
14 12 Kecamatan Sekernan akan semakin meningkat. Jadi tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan produktivitas padi sawah. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga diucapkan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Sekernan Kabupaetn Muaro Jambi Data kelompok tani padi sawah. Kecamatan Sekernan. Departemen Pertanian Pedoman Kerja Tim Penyuluh Lapang. Sekretariat Badan Bimas. Departemen Pertanian. Jakarta. Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi Data Produktivitas Padi Sawah Kabupaetn Muaro Jambi. Kabupaten Muaro Jambi. Hernanto, F Ilmu Uasahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Narso Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Pertanian Lapang di Provinsi Banten. Jurnal Penyuluhan, Volume. 8 Nomor. 2, Negara S Tingkat Adopsi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. USU Perss. Medan Sairi, A Peran Petugas Penyuluh Pertanian Dalam Mengembangkan Budidaya Padi Di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Journal Ilmu Komunikasi. Volume 3, Nomor 2, 2015: Soekartawi, Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta Sumual, N Kajian Kinerja Penyuluh Pertanian Di Wilayah Kerja Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Amurang Timur. Sundari Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan Produksi Usahatani Di Kabupaten Pontianak. Jurnal Social Economic Of Agriculture, Volume 4, Nomor 1, April 2015, Hlm Suratiyah, K Ilmu Usahatani. Jakarta. Padmowiharjo, S Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasioanal. Vitri (2006) dengan Judul Hubungan Pelaksanaan Tugas PPL Dengan Penerapan Teknologi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus Dipemukiman Transmigrasi Swakasa Mandiri (TSM) Petaling Jaya Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi). Skripsi fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi. Widhiastuti, I. Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Dalam Peningkatan Produktivitas Pertanian Di Desa Batu Timbau Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kutai Timur. Journal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015 :
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEREMAJAAN (REPLANTING) KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEREMAJAAN (REPLANTING) KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI JURNAL RIAN HERYANTO JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis ISSN
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI KELAS PEMULA PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI Elliana Ester Panjaitan 1, Dompak Napitupulu
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciSKRIPSI KASEH LESTARI
HUBUNGAN MATERI DAN MEDIA PENYULUHAN DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PADI SAWAH SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA BEREMBANG KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI KASEH LESTARI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI
KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI YAN FITRI SIRINGORINGO JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciSIKAP PETANI TERHADAP KEPUTUSAN INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JURNAL RTS.
SIKAP PETANI TERHADAP KEPUTUSAN INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JURNAL RTS. KARMILA C JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciDAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vi vii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 10
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN
SIKAP PETANI TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI MASSA DI DESA MALAPARI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI A.adila 1), Idris Sardi 2) dan Aprolita 2) 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN
NORMA SOSIAL DAN NILAI SOSIAL YANG TERKAIT USAHATANI PADI SAWAH DESA LAMBUR LUAR KECAMATAN MUARO SABAK TIMUR KABUPATEN TANJUNG JAMBUNG TIMUR Novia Yenikawati, 1) Denny Denmar 2) dan Aulia Farida 2) 1)
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH
Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 37 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP TINGKAT PRODUKSI PADI DI DESA BUKIT
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN
63 TINGKAT RESPON PETANI TERHADAP PELAKSANAAN TEKNOLOGI SL-PTT PADI SAWAH DI KECAMATAN LIMUN KABUPATEN SAROLANGUN Abdul Malik 1, Rosyani dan Elwamendri 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI MAMAN SUKARMAN NPM. 0910483020987 ABSTRAK Data statistik perkebunan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI
AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 009 ISSN: 141-145 HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI THE CORRELATION
Lebih terperinciMOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU
MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVATION OF FARMERS TO JOINT FARMER GROUPS IN PAGARAN TAPAH VILLAGE PAGARAN
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADOPSI INOVASI DALAM PENGOLAHAN KOPI MENJADI KOPI BUBUK (ground coffee) DI KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Ulfa Inaswati 1) Aprollita 2) dan Idris
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 17. (1) 2014 ISSN
91 HUBUNGAN LUAS LAHAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN KETERSEDIAAN BERAS RUMAH TANGGA DI DESA CUPAK KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI Saiful 1), Ratnawaty Siata 2) dan Pera Nurfathiyah 2) 1) Alumni
Lebih terperinciPeranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension
PERSEPSI PENYULUH DAN PETANI TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA THE PERCEPTIONS AGRICULTURAL EXTENSION FIELD AND
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI
PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN
Lebih terperinciHubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)
Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA
Lebih terperinciSemakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd
BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber
Lebih terperinciPenggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci
Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Fatati 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)
PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) Reslila Sitopu *), Lily Fauzia **) dan Jufri **) *) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukan
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK
TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) Melfrianti Romauli *), Lily Fauzia **),
Lebih terperinciDAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT
EPP.Vo. 7. No 1. 2010 : 14-19 14 DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT (Lycopersicum Esculentum L. Mill) DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN
Lebih terperinciHUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA
HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Meldi Djela (), Hengki D. Walangitan (), Reynold P Kainde (), Wawan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pandangan, perhatian dan pemeliharaan terhadap para petani di pedesaan sudah semestinya diperhatikan pada masa pembangunan saat ini. Kenyataannya kehidupan para petani di pedesaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi, persaingan antarbangsa semakin ketat. Hanya bangsa yang mampu mengembangkan daya sainglah yang bisa maju dan bertahan. Produksi yang tinggi harus
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi
Lebih terperinciKAJIAN PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT TANI DALAM PROGRAM GERTAK TANPA DUSTA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, PROVINSI JAMBI
KAJIAN PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT TANI DALAM PROGRAM GERTAK TANPA DUSTA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, PROVINSI JAMBI Nida Kemala 1*, dan Mulyani 2* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI KARET DI KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANGHARI JURNAL AL MUKSIT
ANALISIS PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI KARET DI KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANGHARI JURNAL AL MUKSIT JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 ANALISIS PENDAPATAN
Lebih terperinciTingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari
Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza sativa L) (Suatu Kasus di Desa Kabupaten Ciamis) Oleh: Yogi Rosdiawan 1, Dedi Herdiansah S, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI
e-j. Agrotekbis 2 (5) : 505-509, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI The Role
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI (Oryza sativa L) JAJAR LEGOWO 4 : 1 (Studi Kasus pada Kelompoktani Gunung Harja di Desa Kalijaya Kecamatan
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR
PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis ISSN
PERILAKU PETANI TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG IKLIM (SLI) DALAM USAHATANI PADI SAWAH (Kasus di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci dan Desa Koto Panap Kecamatan Tanah Kampung Kota sungai
Lebih terperinciANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE
ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi
Lebih terperinciBy : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation
The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014
KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di
63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas
Lebih terperinciKAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI
KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )
PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI OLEH: RESLILA SITOPU 080309057 PKP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciHubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP
Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut petani hanya dapat melakukan kegiatan pertanian ala kadarnya sesuai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar petani adalah petani gurem (petani kecil) yang memiliki lahan
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR
PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Eko Budi Hariyani, Totok Mardikanto, Hanifah Ihsaniyati
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF USAHATANI
ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) ( Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen ) SKRIPSI Oleh Susi Naluri H0809104
Lebih terperinciSIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PENCETAKAN SAWAH BARU DI KELURAHAN SIMPANG KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PENCETAKAN SAWAH BARU DI KELURAHAN SIMPANG KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Ratnawaty Siata 1 dan Fendria Sativa 1 1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Correlation of Interpersonal Communication to Farmers Behavior in
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:
KERAGAAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI MANAJEMEN USAHATANI PADI PESERTA SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) DI KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR Nukmal Hakim dan Selly Oktarina ) Staf Pengajar
Lebih terperinciHerman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN USAHATANI CABAI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN FMA (STUDI KASUS DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan dan Kegunaan
Lebih terperinciEFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS TEKNOLOGI GEOMEMBRAN PADA PRODUKSI GARAM TAMBAK DI PT. GARAM II PAMEKASAN DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DI TINGKAT PETANI
EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS TEKNOLOGI GEOMEMBRAN PADA PRODUKSI GARAM TAMBAK DI PT. GARAM II PAMEKASAN DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DI TINGKAT PETANI SKRIPSI Oleh: Iin Sugiarti NIM. 091510601045 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciWACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGI DENGAN TINGKAT PENERIMAAN USAHATANI PADI
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGI DENGAN TINGKAT PENERIMAAN USAHATANI PADI Yasmiati Mahasiswa Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Malang Niniek Dyah Kusumawardani, Sri Sulastri Dosen
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Populasi dan Contoh
22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non
PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO
PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN ) DI KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Studi Tentang penyuluh Terhadap Gabungan kelompok Tani (Gapoktan) Kartanegara (Adi Heryanto) STUDI TENTANG PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN ) DI KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU
KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah populasi penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun 2000-2010 jumlah penduduk Indonesia meningkat
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA
PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA Oleh Wida Pradiana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor Corr : wpradiana@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PETANI DALAM PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PETANI DALAM PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2:1 (Studi kasus : Desa Lubuk Rotan dan Melati II Kec.Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) TESIS
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciLisa Oktaviani 1, Azhar 1, Mustafa Usman 1*
ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PETANI TERHADAP USAHATANI PADI SAWAH KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT (Income Analysis And The Factors That Influence Farmer s Interest
Lebih terperinciANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO
ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO ( Studi Kasus : Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ) THE COMPARATIVE ANALYSIS OF INCOME DISTRIBUTION
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 350-355, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI The Analysis of Income and
Lebih terperinciPERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA
EPP.Vol.4.o.1.007:8-1 8 PERAA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TAI TERHADAP TIGKAT PEERAPA TEKOLOGI LEISA (The Role of Social Factors of Farmer Group to Applicated LEISA Technology) Jumri dan Midiansyah Effendi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciKORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)
KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU Trisna Anggreini 1) Abstract. The purpose of this research are acessing the correlation of attitudes
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN
72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun
Lebih terperinci(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)
AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics
ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS
ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS (Studi Kasus pada Kelompok Tani Kencana Mekar di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)
ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.
26 III. METODE PENELITIAN A. dan 1. Umur Umur merupakan usia dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun. Umur diklasifikasikan menjadi tiga kelas sesuai
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT
ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani
Lebih terperinciPERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI USAHATANI DI KABUPATEN PONTIANAK. Universitas Tanjungpura Pontianak
PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI USAHATANI DI KABUPATEN PONTIANAK SUNDARI 1), ABDUL HAMID A.YUSRA 2), NURLIZA 2) 1) Alumni Magister Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)
PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Aip Rusdiana 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT ) PADA BUDIDAYA PADI SAWAH ( Studi Kasus : Desa Sambirejo Kecamatan Binjai kabupaten Langkat ) SKRIPSI OLEH : IRMAYANA 070309005 PKP PROGRAM
Lebih terperinciAGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM
EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN PROGRAM SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI (SIMANTRI) DI KABUPATEN BANGLI I Ketut Arnawa*, Dian Tariningsih dan Ni Luh Pastini Staff Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinci