BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jalan Wates-Yogya KM 02, Kecamatan Pengasih,

Transkripsi

1 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo yang beralamat di Jalan Wates-Yogya KM 02, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Hal ini dengan pertimbangan bahwa masih tingginya pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau disebut dengan Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh siswa di Kulon Progo. Selanjutnya untuk waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Sanapiah Faisal, 2005: 20). Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian tersebut menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Lexy J. Moleong, 2011: 3). Penggunaan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini dikarenakan peneliti bisa memperoleh penemuan-penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan bisa mewakili fenomena yang tampak.

2 42 Sesuai dengan dasar tersebut, maka penelitian deskriptif kualitatif diharapkan mampu memberikan gambaran tentang upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya Pasal 77 Ayat (1) yang dilakukan oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kulon Progo serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penganggulangan tersebut sehingga dari data tertulis maupun wawancara diharapkan dapat memaparkan secara lebih jelas dan berkualitas. C. Penentuan Subjek Penelitian Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive yaitu pemilihan subjek penelitian dengan mempertimbangkan kriteria, ciri-ciri tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian (Lexy J. Moleong, 2006: 224). Melalui teknik purposive, peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk mempelajari atau untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti (Haris Herdiansyah, 2010: 106). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih subjek penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Polisi lalu lintas di Polres Kulon Progo yang bertugas minimal 5 tahun, karena dengan masa tugas tersebut dianggap sudah memiliki bekal pengalaman yang cukup dalam menangani kasus-kasus pelanggaran lalu lintas;

3 43 2. Polisi lalu lintas yang terlibat langsung dalam melakukan sosialisasi, penyuluhan dan memberikan informasi kepada siswa dan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo mengenai lalu lintas di jalan raya; 3. Polisi yang terlibat langsung dalam menangani kasus pelanggaran lalu lintas di jalan. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka yang akan menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Kulon Progo; 2. Kepala Urusan Pembinaan Operasional (Kaurbinops) Polres Kulon Progo; 3. Kepala Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli (Kanitturjawali); 4. Seorang Anggota Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli (Turjawali); 5. Kepala Unit Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa (Kanitdikyaksa). 6. Seorang Anggota Unit Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa (Dikyasa). D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitain ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. 1. Wawancara Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai cara utama untuk pengumpulan data. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang

4 44 mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2011: 186). Wawancara digunakan untuk mewawancarai informan atau subjek penelitian guna memperoleh data dan informasi mengenai masalah penelitian. Dengan kata lain wawancara merupakan interaksi antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk memperoleh informasi sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini (Burhan Bungin, 2001: 12). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap Polisi lalu lintas polres Kulon Progo terutama yang berperan dalam upaya menanggulangi pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya Pasal 77 Ayat (1) oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kulon Progo. Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan terhadap informan atau subjek penelitian, kemudian pertanyaan tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti pada saat wawancara. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh data khususnya yang berkaitan dengan upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya Pasal 77 Ayat (1) oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kulon Progo.

5 45 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen yang mempunyai fungsi untuk digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap data primer yang diperoleh melalui wawancara. Dokumen merupakan catatan-catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu yang biasanya berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 140). Berdasarkan uraian di atas, dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data serta catatan yang berkaitan dengan upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kulon Progo. Data ini dapat berupa; laporan data pelanggaran lalu lintas, foto atau gambar terkait pelanggaran lalu lintas oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo, agenda pelaksanaan program dari kepolisian, catatan-catatan khusus pelanggaran lalu lintas oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kulon Progo, serta lain-lain. E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah perlu dilaksanakan pemeriksaan keabsahan data. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan cross check data. Teknik cross check data digunakan karena dalam penelitian ini

6 46 menggunakan teknik pengumpulan data ganda pada objek penelitian yaitu wawancara dan dokumentasi (Burhan Bungin, 2001: 95-96). Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan dokumen dilakukan pengecekan agar data yang didapat relevan. Jadi agar data yang didapatkan dapat di pertanggungjawabkan maka data hasil wawancara dan dokumen yang berkaitan dengan upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undangundang Nomor 22 Tahun 2009 oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo harus dilakukan cross check. F. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif, penarikan kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkret, kemudian fakta dan peristiwa tersebut ditarik kesimpulan yang umum yaitu dengan cara menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk data deskriptif (Sutrisno Hadi, 1997: 42). Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Pada awal misalnya melalui kerangka konseptual, permasalahan, pendekatan pengumpulan data yang diperoleh. Selama pengumpulan data misalnya membuat ringkasan, kode, mencari tematema, menulis memo, dan lain-lain. Reduksi merupakan bagian dari

7 47 analisis. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti mencari data yang benarbenar valid. Ketika peneliti menyangsikan data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui (Basrowi & Suwandi, 2008: 209). Data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah yang belum beraturan. Untuk itu peneliti perlu melakukan pemilihan data yang relevan untuk disajikan dengan memilih data yang mengarah pada permasalahan peneliti tentang upaya Polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo dan hambatanhambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan upaya penanggulangan tersebut. 2. Kategorisasi Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikelompokkan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Data yang diperoleh disederhanakan dan disusun secara sistematis ke dalam kategori dengan sifat masing-masing data yang spesifik sesuai dengan tujuan penelitian yang sifatnya penting dan pokok. Dengan demikian data dapat memberi gambaran penelitian yang jelas tentang upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo dan

8 48 hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan upaya penanggulangan tersebut. 3. Display Data Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2010: 249). Proses ini dilakukan dengan melihat keseluruhan data yang diperoleh selama penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh telah dikategorisasi kemudian disajikan ke dalam bentuk narasi maupun deskripsi yang berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan upaya penanggulangan tersebut. 4. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data yang diperoleh dan disusun selanjutnya dibuat kesimpulan. Pengambilan kesimpulan adalah penarikan kesimpulan dengan berangkat dari rumusan masalah atau tujuan penelitian kemudian senantiasa diperiksa kebenarannya untuk menjamin keabsahannya dengan melihat reduksi data, kategorisasi data, dan display data. Pengambilan kesimpulan dilakukan secara induktif yaitu dari hal-hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang umum untuk mengetahui jawaban permasalahan, yaitu tentang upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 oleh siswa SMP dan

9 49 siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh polisi dalam menanggulangi pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 oleh siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo.