BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lingkungan hidup menjadi salah satu isu yang menarik perhatian beberapa kalangan di dunia. Munculnya isu-isu lingkungan hidup yang semakin marak disebabkan oleh terjadinya krisis lingkungan di berbagai belahan bumi. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki istilah sebagai jamrud khatuliswa, karena memiliki hutan yang luas, justru pernah tercatat dalam World Guiness Book of Record sebagai negara yang memiliki laju pengerusakan hutan tercepat di dunia. Meskipun pemerintah Indonesia telah menyatakan moratorium (penanggulangan penebangan hutan) pada tahun 2011, ternyata hal tersebut tidak berpengaruh. Sepanjang tahun , Indonesia kehilangan hektare per tahun 1. Selain dikenal dengan luas hutannya, Indonesia juga dikenal memiliki berbagai macam keanekaragaman hayati yang melimpah di negaranya. Namun sayangnya pertumbuhan di sektor ekonomi dan industri, menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup besar 2. Perusahaan-perusahaan mulai mengeksploitasi hutan di Indonesia, eksploitasi laut Indonesia, menghasilkan polusi dari asap pabrik. Sayangnya banyak masyarakat yang masih memiliki kesadaran rendah untuk menjaga lingkungan hidup. Oleh karena itu, mulai bermunculan organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Organisasi-organisasi ini bertujuan 1 El Fitra, Iggoy. Kerusakan Hutan Indonesia Terus Meningkat. Meningkat 2 "Tentang Kami." Greenpeace Indonesia. Web. Diakses dari 1

2 untuk memberitahukan masyarakat tentang isu-isu lingkungan hidup agar masyarakat semakin sadar dengan keadaan lingkungan hidup saat ini. Organisasi yang berlabel lingkungan hidup saat ini tidak hanya berasal dari dalam negeri, ada pula organisasi internasional yang masuk ke Indonesia dan melakukan aksi penyelamatan lingkungan hidup. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi internasional yakni, pertama adanya istilah globalisasi yang membuat kekuasaan suatu negara dipertanyakan. Kedua, kebebasan perseorangan yang dikeluarkan oleh PBB dan European Union (EU) pada pertengahan abad-20. Ketiga, adanya perlindungan individu dibawah hukum internasional. 3 Salah satu organisasi lingkungan hidup internasional yang terdapat Indonesia adalah Greenpeace. Greenpeace adalah organisasi global yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan hidup yang memiliki 2,8 juta pendukung di seluruh dunia dan memiliki kantor regional di 41 negara 4, salah satunya Indonesia. Greenpeace memiliki kantor pusat di Amsterdam, Belanda. Di Asia Tenggara sendiri, atau yang sering disebut Greenpeace South-East Asia (GPSEA), Greenpeace memiliki tiga kantor cabang perwakilan, yakni di Thailand (pusat GPSEA), Filipina, dan Indonesia. Greenpeace Indonesia telah melakukan aksi-aksi untuk berjuang dalam lingkungan hidup mulai dari media sosial, kampanye, hingga aksi terjun langsung ke lapangan. Dalam memperjuangkan aksinya, Greenpeace Indonesia mengangkat isu-isu lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia. Beberapa kampanye yang gencar dilakukan Greenpeace Indonesia antara lain kampanye tentang laut, hutan, detoks, iklim dan energi. 3 Zweifel, Thomas D International Organizations & Democracy. Colorado: Lynne Rienner Publisher, Inc. 4 Sejarah Greenpeace. Greenpeace Indonesia. Diakses dari 2

3 Kampanye-kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia didukung oleh adanya para aktivis kampanye dan sukarelawan (volunteer) yang bekerja untuk Greenpeace Indonesia. Agar kampanye yang dilakukan semakin luas tersebar dan diketahui oleh masyarakat maka aksi-aksi kampanye ini tidak hanya dilakukan di satu kota saja. Terdapat beberapa kota yang ditunjuk Greenpeace sebagai perwakilan antara lain adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Riau, Padang, Bali, Papua dan Yogyakarta. Hal ini juga dilakukan karena masing-masing kota memiliki permasalahan mengenai lingkungannya sendiri-sendiri. Di Yogyakarta, Greenpeace Indonesia melakukan kampanye dengan dibantu oleh para volunteer yang tergabung dalam Greenpeace Indonesia unit Youth regional Yogyakarta. Greenpeace Youth Indonesia (GP Youth Indonesia) adalah kegiatan relawan (volunteering) yang dilakukan oleh sekumpulan pemuda yang telah mendaftar melalui website Greenpeace Indonesia ( atau mendaftar langsung. Greenpeace Youth Indonesia melakukan aksi terjun langsung ke lapangan dalam tiap kampanyenya. Setiap aksi yang dilakukan oleh para volunteer GP Youth Indonesia merupakan bagian dari kampanye yang direncanakan oleh Greenpeace Indonesia. Beberapa kota yang menjadi basis Greenpeace Youth Indonesia adalah Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Tugas mereka yakni mengkampanyekan isu lingkungan yang menjadi fokus Greenpeace Indonesia kepada masyarakat agar masyarakat lebih paham dan mendukung kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia, hingga akhirnya timbul kesadaran masyarakat untuk bersamasama menjaga bumi. Dengan tujuan yang dimiliki oleh GP Youth Indonesia regional Yogyakarta untuk mengedukasi masyarakat Yogya mengenai permasalahan lingkungan yang sedang terjadi maka dapat juga dikatakan bahwa para volunteer berusaha melakukan sebuah perubahan. 3

4 Sebelum melakukan aksi kampanye, para volunteer GP Youth Indonesia regional Yogyakarta melakukan perencanaan dan riset agar kampanye yang akan dilakukan tepat sasaran. Kampanye yang dilakukan oleh GP Youth regional Yogyakarta terbagi menjadi dua jenis, yakni kampanye yang direncanakan oleh pusat (GP Indonesia) serta dilaksanakan oleh kota-kota representatif Greenpeace Youth di Indonesia, serta kampanye yang seluruh perencanaan dan pelaksanaannya dilakukan oleh volunteer GP Youth regional Yogyakarta. Beberapa faktor menjadi poin penting dalam perencanaan kampanye, misalnya faktor demografis dan psikografis masyarakat Yogyakarta. Secara demografis, wilayah Yogya tidak memiliki sebuah permasalahan lingkungan yang sangat menganggu, sehingga para volunteer harus memikirkan strategi kampanye yang tepat agar isu lingkungan yang akan mereka kampanyekan mau didengar oleh masyarakat. Selain itu, psikografis masyarakat Yogyakarta juga menjadi salah satu faktor dalam menentukan strategi kampanye yang akan dipakai sehingga nantinya isu lingkungan yang akan dikampanyekan akan menarik perhatian masyarakat Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai perencanaan strategi kampanye lingkungan hidup yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta selama tahun 2014 sebagai bentuk dari kaum muda sebagai agen perubahan sosial B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas, rumusan penelitian masalah ini adalah: Bagaimana strategi kampanye lingkungan hidup yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta? 4

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Dari sisi akademis, penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang strategi komunikasi dalam kampanye yang terkait dengan isu-isu lingkungan hidup Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dokumentasi, masukan, maupun bahan evaluasi bagi Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta dan dapat juga dijadikan referensi bagi pihak-pihak terkait atau tertarik dengan permasalahan yang diteliti. E. Kerangka Pemikiran Greenpeace merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan hidup. Di Indonesia, Greenpeace telah membuka kantor perwakilannya sebagai cabang dari Greenpeace South- East Asia (GPSEA). Sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup, Greenpeace Indonesia juga selalu melakukan aksi-aksi untuk mengkampanyekan isu lingkungan hidup yang terjadi dengan maksud agar masyarakat mengetahui tentang isu lingkungan yang sedang terjadi dan berharap mendapatkan dukungan dari aksinya tersebut. Untuk operasional kegiatan kampanye dan lainnya, Greenpeace didukung oleh para supporters 5 yang memberikan donasi sejumlah tertentu setiap bulannya. Sedangkan dalam aksi kampanyenya Greenpeace didukung oleh beberapa aktivis dan sukarelawan (volunteer) yang memiliki basis di empat kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang dan 5 Pendukung Greenpeace yang mendonasikan sejumlah uang setiap bulannya untuk kegiatan operasional Greenpeace 5

6 Yogyakarta yang disebut dengan Greenpeace Youth Indonesia. Dalam setiap kampanye yang dilakukan oleh volunteer harus sesuai dengan tema yang diusung oleh Greenpeace Indonesia, namun pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing kota 1. Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang berguna untuk mendapatkan informasi. Proses komunikasi melibatkan dua orang atau lebih dan menggunakan media sebagai penyampai pesan sehingga tercapai sebuah keputusan. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin yakni communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi dilakukan untuk memperoleh informasi, memberikan pendapat, menghibur orang lain dan lain-lain. Menurut Gordon I. Zimmerman membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, komunikasi dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita. Kedua, komunikasi dilakukan untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Dari kedua tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. 6 Berbicara mengenai komunikasi, salah satu model komunikasi yang sangat dikenal adalah model Shannon-Weaver (1949). Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi 7. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. 6 Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya hal. 4 7 Cassata, Mary B & Moleffi K. Asante Mass Communication: Principles and Practices. New York: Macmillan hal

7 Dalam bukunya, Fiske mengungkapkan bahwa Metode Shannon-Weave sebagai salah satu dasar berkembangnya ilmu komunikasi 8. Metode Shannon-Weaver menunjukkan proses linear sederhana dari komunikasi, dimulai dari pesan yang akan disampaikan hingga pesan tersebut sampai kepada penerima, namun dalam prosesnya juga terdapat noise yang mungkin akan menganggu. Gambar 1.1: Model komunikasi Shannon-Weaver Shannon-Weaver mengidentifikasi tiga tingkatan permasalahan yang terjadi dalam ilmu komunikasi. Ketiga tingkatan tersebut adalah 9 : Tingkat Tingkat A (permasalahan teknis) Tingkat B Permasalahan Seberapa akurat sebuah simbol dapat mentransmisikan komunikasi? Seberapa tepat simbol yang ditransmisikan menyampaikan 8 Fiske, John Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Ketiga). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada hal. 9 9 Fiske, John Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Ketiga). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada hal

8 (permasalahan semantik) pesan yang diinginkan? Tingkat C (permasalahan keefektifan) Seberapa efektif makna yang diterima mempengaruhi perilaku seperti yang diinginkan? Tiap-tiap tingkatan ini memiliki kekurangan dan kelebihan masingmasing. Pada tingkat A adalah yang paling mudah dipahami dan merupakan asal mula pengembangan model sebagai upaya menjelaskan proses komunikasi. Tingkat B, mudah untuk dipahami namun sulit untuk dipecahkan dan mencakup makna kata sampai dengan makna foto. Latar belakang budaya juga berpengaruh pada tingkat B. Sedangkan pada tingkat C, pada awalnya seperti terlihat seperti Shannon-Weaver memandang komunikasi sebagai manipulasi atau propaganda. Mereka menyatakan bahwa ketiga permasalahan tersebut tidak benar-benar terpisah satu sama lain, namun masih memiliki kesinambungan satu sama lain. Inti dari mempelajari ketiga tingkatan diatas adalah untuk memahami bagaimana meningkatkan akurasi dan efisiensi dari proses komunikasi. Selain model Shannon-Weaver, salah satu model yang banyak di kutip secara luas dalam bidang ilmu komunikasi adalah model Laswell (1948). Dalam komunikasi massa, metode Laswell yang dikenal adalah who says what in which channel to whom with what effect. Dalam metode ini Laswell mengemukakan bahwa aspek-aspek (komunikator, isi pesan, media yang digunakan, komunikan, efek yang terjadi) dapat berpengaruh dalam proses komunikasi. Masing-masing aspek tersebut dapat memberikan efek tertentu pada hasil akhir dari komunikasi, penginterpretasian pesan. Melihat dari kedua model komunikasi yang sudah dikemukakan diatas dan melihat bahwa tujuan dari berkomunikasi adalah pertukaran 8

9 makna maka diperlukan beberapa perencaanan agar kegiatan komunikasi yang dilakukan mencapai tujuan tersebut. Dalam model Laswell juga diungkapkan bahwa aspek-aspek dalam komunikasi massa akan berpengaruh pada proses dan hasil komunikasi itu sendiri, maka penentuan aspek-aspek tersebut juga harus dilakukan secara tepat, atau disebut dengan strategi komunikasi. 2. Strategi Kampanye Untuk mengtetahui mengenai strategi kampanye, terlebih dahulu membahas tentang strategi komunikasi. Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan 10. Dengan adanya tujuan yang akan dicapai maka akan memudahkan perencana komunikasi strategis untuk merancang perencanaan yang pas sehingga tujuan mudah tercapai. Untuk menentukan strategi komunikasi yang pas, terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan. Menurut Lasswell, komponen tersebut adalah: Who (siapa sumbernya) Says what (apa yang disampaikan) In which channel (melalui media apa) To whom (siapa sasarannya) With what effect (apa pengaruhnya) Dalam komunikasi strategis, kelima komponen yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell harus mendapat perhatian yang tepat dan cermat 10 Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya hal

10 karena menyasar target orang banyak. Seperti halnya kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia yang menyasar orang banyak, model Laswell sangat efektif untuk menentukan strategi yang harus dilakukan agar kampanye yang dilaksakan akan tepat sasaran. Adanya strategi komunikasi yang diterapkan oleh Greenpeace Indonesia dalam kampanyenya terhadap pada pendukung, maka akan memunculkan opini publik. Opini publik adalah kumpulan keyakinan, sikap dan pendapat yang dikemukakan oleh individu mayoritas dalam suatu kelompok tertentu atau masyarakat tentang masalah atau topik yang menarik bagi mereka. 11 Opini publik terbentuk dari persepsi masyarakat terhadap suatu permasalahan tertentu, persepsi yang muncul menimbulkan suatu pendapat atau tindakan yang dilakukan oleh masyarakat/publik. Menurut Pat Jackson (1990) dalam Wilson, mengetahui apa yan dipikirkan oleh publik dapat membantu dalam memprediksi apa yang akan mereka lakukan. Berikut adalah model perilaku public relation yang dikemukakan oleh Pat Jackson Awareness Latent Readiness to Act Triggering Event Behavior Gambar 1.2: model perilaku public relation Pat Jackson Pada fase awareness (penyadaran) adalah waktu ketika proses komunikasi tersebut berjalan. Mulai dari publisitas, iklan dan bentuk dari komunikasi lainnya akan meningkatkan fase awareness. Setelah publik mulai sadar, maka langkah selanjutnya adalah kesiapan untuk bertindak (latent readiness to act). Hal yang bisa membuat publik mulai bertindak adalah adanya triggering event. Triggering event adalah kegiatan yang 11 Wilson, Laurie J. & Joseph D. Odgen Strategic Communications Planning for Effective Public Relations and Marketing (Fifth Edition). Dubuque: Kendall Hunt Publishing hal

11 mengubah kesiapan untuk bertindak menjadi sebuah tindakan/kebiasaan (behavior). Dari tindakan yang dilakukan oleh publik, akhirnya akan membuat sebuah kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang akhirnya akan berpengaruh pada pola pikir publik terhadap suatu permasalahan atau disebut dengan opini publik. Beberapa elemen yang ada dalam opini publik yakni: Opini publik bersifat kolektif Ide dan pendapat harus dikemukakan agar dapat dikatakan sebagai opini publik Opini harus disetujui oleh sebagian besar anggota dalam kelompok Suatu opini berfokus pada suatu isu atau topik Suatu topik harus merupakan interest tertentu terhadap suatu individu dalam grup Opini publik merupakan salah satu faktor penting dalam penentu keputusan karena banyaknya opini publik yang ada akan membentuk sebuah keputusan yang didasarkan dari beberapa opini tersebut. Salah satu kegiatan yang membutuhkan opini publik adalah komunikasi lingkungan karena berfungsi sebagai pengambil keputusan apa yang harus dilakukan terhadap lingkungan. Dengan adanya opini publik yang menjadi penentu dalam pengambilan keputusan, maka strategi yang akan direncanakan juga akan menjadi pasti. Ketika publik dan opini publik telah diketahui, maka perencanaan strategis akan menjadi lebih mudah agar pesan yang disampaikan tepat sasaran. Pemilihan media juga menjadi aspek dalam perencanaan strategis yang harus diperhatikan. Keberhasilan kampanye akan bergantung pada semua aspek yang terdapat dalam model komunikasi Laswell. 11

12 3. Komunikasi Lingkungan Salah satu cabang dalam perkembangan ilmu komunikasi adalah komunikasi lingkungan. Komunikasi lingkungan adalah cabang dari ilmu komunikasi yang menggunakan lingkungan sebagai objek dalam tindakan berkomunikasi, misalnya melalui kampanye, film, jurnalisme dan lainlain. Komunikasi lingkungan merupakan bidang multidisipliner yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari, dalam media, bisnis, bahkan pemerintahan. 12 Saat ini makin banyak media yang memberitakan tentang penyelamatan lingkungan hidup, contohnya treehugger.com dan HuffPost Green (huffingtonpost.com/green). Selain itu adanya tayangan dokumenter tentang keadaan bumi saat ini semakin menunjukkan bahwa komunikasi lingkungan mulai diperhatikan. Apalagi saat ini dengan adanya media sosial dan situs online yang memberikan akses tak terbatas mengenai informasi tentang lingkungan hidup dan segala hal yang sedang terjadi di dunia ini membuat masyarakat lebih paham tentang keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan ini yang memunculkan adanya komunikasi lingkungan. Bidang komunikasi dipilih karena komunikasi dianggap sebagai alat bantu dalam menyampaikan keadaan lingkungan baik melalui iklan maupun public speaking. Pemahaman tentang lingkungan, usaha untuk waspada dengan alam, untuk mengedukasi atau mempersuasi orang lain tanpa di dukung oleh bidang komunikasi tidak akan berhasil dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Komunikasi lingkungan perlu dilakukan karena lingkungan berimbas pada semua aspek kehidupan, karena pada dasarnya alam yang akan mengatur semua hidup kita. Hidup kita sangat tergantung dengan alam, sehingga komunikasi lingkungan sangat perlu diperhatikan sebagai 12 Cox, Robert Environmental Communication and Public Sphere (Third Edition). London: SAGE Publishing. hal

13 salah satu cabang dari ilmu komunikasi itu sendiri. Komunikasi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan penyampaian pesan dan bagaimana agar pesan tersebut mudah dicerna. Sementara yang terjadi saat ini banyaknya permasalahan lingkungan hidup membuat masyarakat sering kali bingung atau bahkan tidak tahu mengenai permasalahan yang sedang terjadi. Sedangkan alam yang sedang bermasalah tentu tidak dapat berbicara sendiri mengenai apa yang mereka rasakan. Oleh karena itu, peran ilmu komunikasi dianggap penting dalam permasalahan lingkungan karena ilmu komunikasi dianggap mampu untuk mempersuasi massa dan bisa menyampaikan permasalahan secara tepat kepada masyarakat. Sehingga permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan saat ini dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Pesan yang sampai dan mudah diterima oleh masyarakat tentu membawa imbas yang baik bagi para aktivis lingkungan karena hal yang mereka khawatirkan soal lingkungan akhirnya bisa dipahami oleh masyarakat. Pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan lingkungan hidup ini membawa dampak pada semakin banyaknya massa yang mendukung kampanye lingkungan hidup. Sehingga orang-orang bisa saling bekerja sama dalam menyelamatkan lingkungan. Aksi penyelamatan lingkungan hidup sering kali diidentikan dengan aksi simbolik, misalnya protes ke jalan, demonstrasi, bahkan Greenpeace juga membuat kampanye-kampanye unik yang disesuaikan dengan tema kampanye saat itu. Definisi komunikasi lingkungan harus secara gamblang di jelaskan, menurut Kenneth Burke (1966) menyatakan bahwa bahkan bahasa yang sangat tidak emosional sekalipun mengandung kata-kata yang persuasif. Hal ini disebabkan karena bahasa kita dan aksi simbolik lainnya memiliki pengaruh banyak seperti halnya ketika kita mengatakan sesuatu. Definisi yang jelas akan berpengaruh pada langkah 13

14 yang akan dilakukan mulai dari bahasa, seni, fotografi, aksi protes di jalan bahkan laporan ilmiah sebagai bentuk dari aksi simbolik. 13 Pandangan komunikasi sebagai salah satu aksi simbolik dikemukakan secara berbeda oleh Claude Shannon dan Warren Weaver (1948) atau lebih dikenal dengan model komunikasi Shannon-Weaver. Setelah Perang Dunia II, Shannon-Weaver mengemukakan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses yang terjadi karena adanya transmisi informasi dari sumber ke penerima pesan. 14 Komunikasi lingkungan memiliki dua fungsi yakni fungsi pragmatis dan konstitutif. Fungsi pragmatis dari komunikasi lingkungan yakni mengedukasi, memberi sinyal, membujuk dan membantu dalam penyelesaian masalah yang sedang terjadi. Dengan fungsi ini, komunikasi lingkungan juga bisa digunakan sebagai alat untuk memberikan edukasi kepada publik. Sebagai contoh, fungsi pragmatis dari komunikasi lingkungan terjadi ketika suatu komunitas lingkungan hidup mengkampanyekan isu lingkungan hidup kepada suporter mereka. Fungsi lain dari komunikasi lingkungan adalah konstitutif. 15 Salah satu bentuk penerapan komunikasi lingkungan adalah pelaksanaan kampanye lingkungan hidup. Saat ini banyak organisasi yang bergerak di lingkungan hidup, meskipun berasal dari latar belakang organisasi yang berbeda namun mereka memiliki satu tujuan yang sama yakni untuk mengkampanyekan isu lingkungan hidup. 4. Kampanye Lingkungan Hidup Dalam kampanye terdapat empat komponen utama yakni sasaran masif, efek tertentu, waktu tertentu dan teroganisir. Menurut Venus, 13 Burke, Kenneth Language as Symbolic Action: Essays on Life, Literature and Method. Berkeley: University of California Press 14 Shannon and Weaver Model of Communication. Communication Theory. Diakses dari 15 Cox. Op. Cit. hal

15 kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. 16 Mengacu pada Perang Dunia II, stakeholders utama dalam sebuah kampanye adalah sekelompok sukarelawan, media massa dan pemerintah. Ketiga faktor ini saling berhubungan untuk menciptakan kampanye yang sukses. Media massa berperan sebagai penerbit dan menyebarluaskan sebuah berita yang dirasa penting untuk publik. Media juga mampu membuatkan kampanye yang efektif selama berabad-abad. 17 Menurut Cox 18, dalam melakukan kampanye terdapat beberapa komponen dasar yang perlu diperhatikan, yakni: 1. Objektif, diperlukan sebagai jalan untuk memudahkan dalam perencanaan kampanye karena objektif merujuk pada aksi atau pengambilan keputusan yang spesifik untuk menuju tujuan yang lebih luas. Beberapa kampanye yang sukses selalu terlebih dahulu mengetahui objektif dalam pelaksanaan kampanyenya. Ketika sebuah objektif sudah tercapai maka tujuan lainnya pun juga akan tercapai. 2. Audiens. Saat sebuah kampanye sudah mengetahui apa yang harus didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan pihak-pihak yang akan memeberikan respon atau audiens. Terdapat dua macam audiens yakni (1) audiens primer, bertindak sebagai pengambil keputusan yang memiliki wewenang untuk mengimplementasikan objektif pada sebuah kampanye, (2) audiens sekunder (audiens publik), adalah 16 Venus, Antar Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media 17 Rice, Ronald E. Charles K. Atkin Public Communication Campaigns (Third Edition). London: SAGE Publishing 18 Cox, Robert Environmental Communication and Public Sphere (Third Edition). London: SAGE Publishing hal

16 segmen publik yang beragam atau media. Audiens memegang peranan penting karena sebagai penerima pesan yang akhirnya akan menerima isi pesan tersebut (kampanye). 3. Strategi. Setelah objektif dan penerima pesan telah ditentukan kemudian menentukan cara agar audiens mau melakukan hal yang menjadi tujuan kampanye, yakni strategi. Strategi adalah cara untuk mempengaruhi audiens primer agar mau melakukan objektif kampanye. Jika strategi adalah langkah umum yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, maka taktik merupakan langkah yang lebih spesifik dari strategi. Dalam strategi tentunya juga dibutuhkan pesan kampanye yang akan diusung. Pesan hanya sekelumit bagian dari kampanye namun memegang peranan yang sangat penting. Apabila pesan yang disampaikan asal-asalan maka tujuan dari kampanye pun tidak akan tercapai. Untuk melaksanakan kampanye komunikasi lingkungan juga tetap memperhatikan ketiga hal yang telah disebutkan sebelumnya karena merupakan elemen dasar dari kampanye. Tujuan dari komunikasi lingkungan tentu saja adalah untuk mengajak audiens untuk melakukan perubahan terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, pada setiap kampanye yang dilakukan Greenpeace, Greenpeace tidak melibatkan aksi kekerasan. Selain itu, kampanye yang dilakukan juga menggunakan media sosial. Dengan penggunaan media sosial sebagai salah satu media untuk kampanye, maka kampanye yang disebarkan bisa menjangkau para pendukung Greenpeace kapanpun dan dimanapun. Untuk mendukung aksinya dalam penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia, Greenpeace Indonesia memiliki beberapa kota cabang salah satunya di Yogyakarta. Kampanye yang dilakukan oleh para GP Youth Indonesia regional Yogyakarta adalah mengenai kampanye tentang isu 16

17 lingkungan yang sedang hangat saat ini. Kampanye yang dilakukan oleh para relawan Greenpeace ini dilakukan tidak hanya melalui media online saja, namun juga melalui aksi langsung di lapangan. Aksi kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia merupakan bagian dari kampanye yang dirancang oleh Greenpeace Indonesia. Dalam merancang aksi yang akan dilakukan, para volunteer juga tetap memperhatikan ketiga poin diatas. F. Kerangka Konsep 1. Strategi Komunikasi dalam Kampanye Lingkungan Hidup Mengacu pada kerangka pemikiran, terdapat beberapa penjelasan lebih lanjut mengenai komunikasi, strategi komunikasi, komunikasi lingkungan, dan kampanye lingkungan hidup. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis mengenai strategi kampanye oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta pada tahun Setiap kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta memiliki tujuan tersendiri, untuk mencapai tujuan tersebut volunteer Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta menyusun strategi kampanye agar tujuan dari kampanye tercapai. Kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dilaksanakan oleh para pendukung maupun volunteer Greenpeace Indonesia. Para volunteer Greenpeace Indonesia yang merupakan anak muda tergabung dalam Greenpeace Youth. Greenpeace Youth Indonesia terdapat di empat kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Yogyakarta. Dalam pelaksanaan kampanyenya para volunteer dari Greenpeace Youth regional Yogyakarta melakukan serangkaian penelitian dan riset sebelum melaksanakan aksi langsung di lapangan sebagai bentuk dari strategi kampanye lingkungan hidup. Dalam perencanaan strategi terdapat lima komponen yang harus diperhatikan yakni who, says what, in which channel, to whom, with what 17

18 effect. Penerapan kelima komponen tersebut dalam strategi komunikasi kampanye Greenpeace Indonesia yakni: a. Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta sebagai pihak penyampai pesan/kampanye (who) b. Topik yang akan disampaikan yakni tentang penyelamatan lingkungan hidup (says what) c. Sebagai media penyampaian pesan/kampanye, Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta menggunakan berbagai media misalnya melalui terjun langsung ke lapangan, media sosial, website, newsletter dan buletin yang dikirim melalui (in which channel) d. Media-media ini akan menyasar audiens yang telah ditentukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta baik kepada para masyarakat luas maupun supporter (to whom) e. Dengan adanya kampanye tersebut, Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta berharap orang-orang yang menerima pesan tersebut akan menjadi lebih sadar tentang keadaan lingkungan dan melakukan perubahan untuk menyelamatkan lingkungan (with what effect). Untuk mengetahui bagaimana kelima komponen tersebut diterapkan pada kampanye Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta, maka peneliti akan menganalisis dari kampanye yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian analisis dari kampanye-kampanye tersebut akan terlihat bagaimana strategi kampanye oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta pada tahun Melalui wawancara dan observasi yang dilakukan, diharapkan dapat menggambarkan bagaimana strategi yang dilakukan oleh volunteer Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta pada tahun

19 G. Metodologi Penelitian ini akan mendiskripsikan secara lengkap dan sistematis tentang pemilihan dan pemetaan pesan-pesan yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta. Metode penelitian deskriptif dipilih karena metode ini mampu menjabarkan sebuah situasi dan mengidentifikasi masalah-masalah penelitian. Menurut Jalaluddin Rakhmat 19, metode penelitian deskriptif merupakan suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek penelitian suatu lembaga, masyarakat dan lain-lain. Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya memaparkan secara alamiah gejala yang terjadi di lapangan tanpa memberikan intervensi apapun pada objek penelitian. Metode penelitian deskriptif memiliki beberapa ciri yaitu: a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah actual b. Mengumpulkan data, menyusun, menjelaskan dan menganalisis data-data tersebut Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Rizky Arindiah dan Ibar Furqonul Akbar selaku koordinator Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta pada tahun 2014 dan a. Objek Objek dalam penelitian ini adalah strategi kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta selama tahun Tahun ini dipilih karena pada tahun tersebut Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta kembali berjalan setelah vakum selama tahun Fenomena yang akan diteliti mencakup proses para Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta dalam melakukan 19 Rakhmat, Jalaluddin Metode Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya hal

20 perencanaan aksi kampanye, pelaksanaan sampai tahap evaluasi dalam kampanye yang dilakukan. b. Lokasi Penelitian: Penelitian akan dilakukan di basecamp Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta yang beralamat di daerah Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta. c. Teknik Pengumpulan Data Observasi langsung: observasi dilakukan di basecamp Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta. Observasi dilakukan untuk memperoleh data-data lebih lengkap sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian Studi pustaka: pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan melihat arsip dokumen mengenai kampanye yang telah dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta sebelumnya. Dokumen dipilih karena pertama dokumen membantu memverifikasi ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara. Kedua, dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lain. Ketiga, inferensi dapat dibuat dari dokumen-dokumen 20. Wawancara: untuk memperoleh informasi-informasi yang tidak diperoleh melalui observasi dan studi pustaka, sehingga akan mendapatkan lebih banyak data untuk penelitian. Narasumber wawancara adalah Rizqi Arindiah dan Ibar Furqonul Akbar sebagai Coordinator Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta pada tahun 2014 dan Wawancara dilakukan pada bulan November 2015 Januari Yin, Robert K Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal

21 d. Teknik Analisis Data Penelitian ini mengunakaan metode penelitian deskriptif, sesuai dengan prinsip penelitian deskriptif bahwa penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menghubungkan antar variable dan menguji hipotesis berdasarkan teori-teori tertentu. Hasil pengamatan yang diperoleh melalui proses wawacara dan observasi akan dijelaskan melalui laporan deskriptif dengan menggunakan analisis data kualitatif. Dengan dilakukannya analisis terhadap data yang didapatkan nantinya akan diperoleh gambaran mengenai kampanye lingkungan hidup yang dilakukan oleh Greenpeace Youth Indonesia regional Yogyakarta. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Muhammad Ghozali

Muhammad Ghozali PICTURE HEALTH WARNING DI KOTAK ROKOK TERHADAP MINAT MEROKOK SISWA (Studi korelasional komunikasi visual peringatan bahaya merokok di kotak rokok terhadap minat merokok siswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat berpengalaman di bidangnya untuk beragam klien lokal dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat berpengalaman di bidangnya untuk beragam klien lokal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdiri di tahun 2003, Weber Shandwick Indonesia menyediakan spesialis komunikasi yang sangat berpengalaman di bidangnya untuk beragam klien lokal dan regional. Pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication ) bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses komunikasi tentunya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio TA TV, dari pengamatan peneliti pada 6 episode program acara UNS Menyapa di TA TV, dan dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbincangan hangat di masyarakat. Pemanasan global menurut Putro Agus dalam

BAB I PENDAHULUAN. perbincangan hangat di masyarakat. Pemanasan global menurut Putro Agus dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir, isu mengenai pemanasan global menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Pemanasan global menurut Putro Agus dalam artikelnya di www.detikhealth.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Manajemen Media Relations Humas PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta dalam

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN, BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

Lebih terperinci

Komunikasi Politik

Komunikasi Politik Komunikasi Politik Definisi Steven H. Chaffee (1975) Political Communication...peran komunikasi dalam proses politik Brian McNair (1995) Introduction to Political Communication Setiap buku tentang komunikasi

Lebih terperinci

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Konsep Dasar Komunikasi 2. Konsep Dasar Organisasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi Public Relations KONSEP DASAR

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

Effendy menyatakan bahwa efek komunikasi diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (emosional), dan efek konatif

Effendy menyatakan bahwa efek komunikasi diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (emosional), dan efek konatif BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Website Pusat Informasi Kompas merupakan suatu website yang menjadi akses utama masyarakat untuk memperoleh informasi berita yang pernah diterbitkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pada saat ini momen-momen politik begitu banyak terjadi dan melibatkan masyarakat secara luas seperti melalui pemilihan umum secara langsung anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui rangkaian proses yang panjang. Mengukitp dari Burhan Bungin, dalam konteks ilmu sosial,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi dibutuhkan sebagai pengantar dalam kehidupan sehari-hari. Namun fungsi dari komunikasi tidak hanya terbatas sebagai pengantar bahasa dan interaksi manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka-angka dari hasil penelitian setelah di peroleh dari jawaban kuisioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka-angka dari hasil penelitian setelah di peroleh dari jawaban kuisioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pada penelitian skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan angka-angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI Modul ke: KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhamad, MA Program Studi ILMU KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Hidup penuh dengan ketidakpastian. Salah satu jenis ketidakpastian yang tak seorangpun tahu kapan datangnya adalah kematian. Kematian adalah sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan LSM Greenpeace Asia Tenggara di Indonesia merupakan organisasi gerakan soial baru yang terlihat dari isu-isu yang diperjuangkan oleh LSM ini dan jaringan kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan model komunikasi Laswell (Butterick, 2012:20-21) yang terkenal dengan serangkaian pertanyaan yaitu Siapa? yang merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup telah menjadi isu utama hampir di seluruh negara di dunia. Perubahan iklim beserta dampak yang ditimbulkannya bagi kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

Modul ke: Komunikasi Massa. Pengantar Komunikasi Massa. Fakultas FIKOM. Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING.

Modul ke: Komunikasi Massa. Pengantar Komunikasi Massa. Fakultas FIKOM. Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING. Modul ke: Komunikasi Massa Pengantar Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Proses Komunikasi Massa Proses Komunikasi Massa Dengan melihat formula

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kuantitatif Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Pengertian dan Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara yang memiliki kurang lebih pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara yang memiliki kurang lebih pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1 dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki kurang lebih 18.000 pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain yang dapat berupa individu, kelompok, organisasi, atau masyarakat

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi informasi saat ini, keberadaan informasi menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi informasi saat ini, keberadaan informasi menjadi hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi informasi saat ini, keberadaan informasi menjadi hal yang penting, bahkan diakui bahwa informasi bisa dijadikan komoditi yang turut diperhitungkan

Lebih terperinci

Modul Komunikasi Bisnis

Modul Komunikasi Bisnis BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti definisidan pentingnya komunikasi 2. Mengetahui komponen komunikasi 3. Mengetahui perbedaan bentuk komunikasi 4. Mengetahui proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam skripsi ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan penggambaran suatu masalah, keadaan atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, dan komunikan yaitu pembaca yang membaca buku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, dan komunikan yaitu pembaca yang membaca buku tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era modern, media massa menduduki posisi strategis dalam upaya menyebarluaskan informasi maupun pesan. Informasi bagi manusia di era modernisasi seperti saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki prospek di masa mendatang dan menjadi komoditas menarik bagi Indonesia. Produk industri kehutanan

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI. (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)

STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI. (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Paulina Palin**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang apa itu model komunikasi. Sebagian dari mereka masih mengetahui model komunikasi melalui prasangka-prasangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang selalu berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga diungkapkan oleh Deddy

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA MODEL KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR V SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA MODEL KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR V SURABAYA BAB IV ANALISIS DATA MODEL KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR V SURABAYA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Menjelang Pemilihan Umum 2014, lahir gerakan-gerakan yang diinisiasi oleh masyarakat untuk mendukung jalannya pemilihan umum. Aktivitas gerakan-gerakan tersebut beragam, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:

Lebih terperinci

MEDIA KOMUNIKASI JENIS (3) BENTUK (4) JANGKAUAN (2) Rabu, 28 Oktober 2015 Class B -KOMUNIKASI Pertemuan 7

MEDIA KOMUNIKASI JENIS (3) BENTUK (4) JANGKAUAN (2) Rabu, 28 Oktober 2015 Class B -KOMUNIKASI Pertemuan 7 MEDIA KOMUNIKASI JENIS (3) BENTUK (4) JANGKAUAN (2) Rabu, 28 Oktober 2015 Class B -KOMUNIKASI Pertemuan 7 1. Fungsi Penyampaian informasi media komunikasi yang berfungsi untuk komunikasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang dapat ditempuh melalui rangkaian proses panjang. Dalam konteks ilmu social, kegiatan penelitian yang diawali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 1.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis pendekatan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menjelaskan karakteristik obyek, manusia,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif, karena peneliti ingin mendapatkan informasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Teori Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan satu hal yang wajib untuk dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama hampir dua puluh empat jam, manusia berkomunikasi dengan sesamanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 1 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 1 Sedangkan 3.1 Paradigma Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Harold Lasswell dalam Mulyana (2014:147) menjelaskan bahwa proses komunikasi meliputi lima unsur yaitu komunikator (Who Says), pesan (What), saluran/media

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan sekunder yang telah peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitan Sifat penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Harold Laswell menyatakan dalam Mulyana (2010:147) proses komunikasi adalah dengan who says what in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penulis hanya terbatas pada menggambarkan situasi atau peristiwa secara objektif, sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah menunjukan masa keemasannya dan semua perusahaan yang menyadari tentang begitu besarnya peranan media

Lebih terperinci

Kata Kunci : sosialisasi, konsep, integrasi, media komunikasi. 1. Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal yang mendasar bagi aktivitas manusia untuk

Kata Kunci : sosialisasi, konsep, integrasi, media komunikasi. 1. Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal yang mendasar bagi aktivitas manusia untuk Konsep Sosialisasi mengenai Strategi Perusahaan kepada Karyawan Lapangan di PT HM Sampoerna Tbk. Studi Kasus pada 5 Key Operations Strategies 2013-2015 Angeline Linda Dian Hartono / Ike Devi Sulistyaningtyas,

Lebih terperinci

PERSEPSI JURNALIS TERHADAP CITIZEN JOURNALISM

PERSEPSI JURNALIS TERHADAP CITIZEN JOURNALISM PERSEPSI JURNALIS TERHADAP CITIZEN JOURNALISM (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Jurnalis Anggota AJI Kota Medan Terhadap Citizen Journalism) Anindita Marisa Ilham 090904034 ABSTRAK Skripsi ini berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif untuk judul yang diajukan dimana penulis bisa memberikan gambaran mengenai strategi Public Relations

Lebih terperinci

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi Model Komunikasi Interpersonal Bambang Irawan Ari Pambudi Definisi Model secara sederhana bisa dipahami sebagai representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan. 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan. Menurut William I. Gordon (Mulyana, 2005), Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan dan keinginan yang dikehendaki manusia. Hingga manusia pun

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan dan keinginan yang dikehendaki manusia. Hingga manusia pun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas komunikasi manusia semakin dipengaruhi dengan kehadiran teknologi baru yang telah membawa banyak perubahan pada kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Definisi dan pengertian komunikasi juga banyak dijelaskan oleh beberapa ahli komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama sama (common). Istilah komunikasi berasal

Lebih terperinci