BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Gambar 4.1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Gambar 4.1"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Gambar 4.1 Peta Kabupaten Banjarnegara Sumber : BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Banjarnegara terletak pada jalur pegunungan di bagian tengah Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur. Luas wilayah tercatat ,997 Ha atau sekitar 3,29 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah (3,25 juta Ha). Secara administrasi pemerintahan, wilayah Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 Kecamatan yang meliputi 266 Desa dan 12 Kelurahan serta 49

2 50 terbagi dalam 953 Dusun, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Nama Kecamatan di Kabupaten Banjernegara serta jumlah Desa dan Kelurahan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Kedudukan Ibukota Kecamatan, Jumlah Desa dan Kelurahan Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 No Kecamatan Ibu Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Desa Kelurahan Total 1 Susukan Susukan Purwareja Klampok Klampok Mandiraja Mandiraja Kulon Purwonegoro Purwonegoro Bawang Mantrianom Banjarnegara Kutabanjarnegara Pagedongan Pagedongan Sigaluh Gembongan Madukara Kutayasa Banjarmangu Banjarmangu Wanadadi Wanadadi Rakit Rakit Punggelan Punggelan Karangkobar Leksana Pagentan Pagentan Pejawaran Penusupan Batur Batur Wanayasa Wanayasa Kalibening Kalibening Pandanarun Beji 8 8 Jumlah Sumber : BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara, 2014 Dari tabel di atas diketahui jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Banjarnegara ada 278, sedangkan jumlah desa yang telah mengikuti Deklarasi Stop BABS baru berjumlah 7 desa, hal ini

3 51 menunjukkan bahwa masih banyak desa atau kelurahan yang masyarakatnya belum mengakses jamban sehat. Jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada akhir tahun 2012 sebanyak jiwa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah rumah tangga sebesar KK. Kepadatan penduduk Kabupaten Banjarnegara akhir tahun 2012 sebesar 884 jiwa per km 2. Jumlah Kepala Keluarga yang masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014 menunjukkan jumlah sebesar KK (stbm-indonesia.org). Pada gambaran wilayah Kabupaten Banjarnegara di atas, jumlah rumah tangga di Banjarnegara adalah KK, hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Kabupaten Banjarnegara belum mengakses jamban sehat. 2. Gambaran Umum Desa Masaran, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara a. Gambaran Desa Masaran Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Desa Masaran adalah salah satu desa di Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Luas wilayah Desa Masaran adalah 321,255 hektar dengan penggunaan lahan sebagai berikut :

4 52 Tabel 4.2 Penggunaan Tanah di Desa Masaran PENGGUNA TANAH Tanah Sawah : a. Irigasi b. ½ Irigasi c. Sederhana d. Tadah Hujan Tanah Kering : a. Pekarangan dan Bangunan LUAS TANAH (Ha) 82,089 0,000 0,000 0,000 21,055 b. Tegalan 188,240 c. Kolam 1,500 d. Makam/Kuburan 3,038 e. Lain-lain 25,333 JUMLAH Sumber : Profil Desa Masaran 2012 Dari data penggunaan lahan di atas diketahui bahwa penggunaan tanah paling luas di Desa Masaran adalah sebagai tegalan, hal ini menunjukkan bahwa Desa Masaran adalah daerah yang sulit air karena tegalan bergantung pada air hujan tidak menggunakan irigasi. Keadaan sulit air ini yang mempengaruhi warga untuk melakukan BABS. Sebagai ganti jamban masyarakat memanfaatkan irigasi dan kolam. Pada tahun 2012 jumlah jamban di Desa Masaran adalah 325 kepala keluarga dari 784 kepala keluarga (Profil Desa Masaran, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa sebelum mendapatkan Piagam Deklarasi Stop BABS pada tahun 2014, warga masyarakat Desa Masaran banyak yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

5 53 b. Visi dan Misi 1) Visi Visi Pemerintah Desa Masaran, Kacamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara yaitu : Terwujudnya Desa Masaran Mandiri dan Sejahtera. 2) Misi Untuk mewujudkan visi Kepala Desa, maka dirumuskan misi (beban kinerja yang harus dilaksanakan) sebagai berikut : a) Menyelenggarakan pemerintahan desa yang efisien, efektif, dan bersih dengan mengutamakan masyarakat. b) Meningkatkan sumber-sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan desa. c) Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan desa. d) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. e) Mengembangkan perekonomian desa. f) Menciptakan rasa aman, tentram, dalam suasana kehidupan desa yang demokratis dan agamis. Uraian visi dan misi Desa Masaran tersebut telah menunjukkan perhatian tentang pemberdayaan masyarakat dan masalah jamban sehat

6 54 dalam bentuk kebersihan yang terlihat pada visi terwujudnya Desa Masaran yang mandiri serta pada misi poin a) dan c). 3. Gambaran Umum Desa Bandingan, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara a. Gambaran Desa Masaran Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Bandingan adalah nama salah satu desa yang terletak di Kacamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Desa Bandingan terdiri dari 2 dukuh, 2 RW dan 10 RT. Luas wilayah Desa Bandingan adalah 130,15 ha dengan rincian : Tabel 4.3 Penggunaan Lahan Desa Bandingan PENGGUNAAN LAHAN LUAS TANAH SAWAH 24,71 Ha a. Irigasi tehnis 24,71 Ha b. Irigasi setengah tehnis 0 c. Sederhana 0 d. Tanah hujan 0 TANAH KERING 19,07 Ha a. Pekarangan / Bangunan dll. 18,42 Ha b. Tegalan / Kebun 0,15 Ha c. Padang Gembala 0 d. Tambak Kolam 0,5 Ha e. Rawa 0 PERKEBUNAN NEGARA / SWASTA 82,76 Ha LAIN 2 ( SUNGAI, JALAN, KUBURAN, DLL. ) 3,61 Ha LUAS LAHAN Ha Sumber : Data Umum Desa Bandingan 2014

7 55 Dari data penggunaan lahan tersebut lahan desa paling banyak digunakan sebagai sawah irigasi. Adanya irigasi tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk BAB. Beberapa warga juga memanfaatkan adanya kolam untuk BAB sebelum adanya pendataan tentang kepemilikan jamban sehat di setiap RT pada tahun Jumlah rumah penduduk yang ada di 10 RT di Desa Masaran adalah 343 rumah (Data Umum Desa Bandingan, 2014). Pendataan dilakukan seluruh rumah, kemudian pendataan tersebut dilanjutkan dengan Sosialisasi dan pemberian reward stimulan jamban yang berjumlah 60 paket untuk melengkapi kekurangan jumlah jamban di Desa Bandingan (Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara). Pada Tahun 2014 Desa Bandingan mendapatkan Piagam Stop BABS yang menunjukkan bahwa 100% warga Desa Bandingan sudah tidak melakukan BABS ( b. Struktur Organisasi Struktur organisasi Desa Bandingan adalah sebagai berikut : 1) Kepala Desa : Sukirman, SE 2) Sekretaris Desa : Sulistyono, S.Pt 3) Kepala Urusan Pemerintahan : Agus Herianto 4) Kepala Urusan Pembangunan : Suwandi H. W. 5) Kepala Urusan Keuangan : Purwadi Hudianto 6) Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat : Ari Sri Murwati

8 56 7) Kepala Urusan Umum : M. Chafizh 8) Kepala Dusun I : M. Suseno 9) Kepala Dusun II : Anis SetyaWati 10) Kayim : Muhammad Khamin Berdasarkan struktur organisasi Desa Bandingan di atas, maka Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Kepala Dusun merupakan anggota yang paling sesuai dalam penanganan masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat. 4. Deskripsi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara a. Dasar Hukum 1) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara. 2) Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor : 157 tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Jabatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. 3) Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor : 182 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Dalam menjalankan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara memiliki dasar hukum seperti yang disebutkan di atas. Berdasarkan topik penelitian yaitu pemberdayaan masyarakat dalam

9 57 akses jamban sehat Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara memiliki dasar hukum tambahan yaitu Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 44 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Banjarnegara dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. b. Visi dan Misi 1) Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Menjadi Institusi yang bermutu untuk mewujudkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan. 2) Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau masyarakat dengan didukung sumber daya kesehatan yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas. b) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat menuju kemandirian untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. c) Meningkatkan upaya kesehatan keluarga dan gizi masyarakat menuju keluarga sehat. d) Meningkatkan upaya penurunan kejadian penyakit, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular maupun tidak menular melalui peningkatan mutu kesehatan lingkungan dan peran serta masyarakat. e) Meningkatkan kinerja aparatur kesehatan didukung oleh sistem informasi manajemen kesehatan yang handal.

10 58 Uraian Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara telah menunjukkan adanya perhatian terhadap masalah pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat terutama terlihat dalam Visi mewujudkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan pada Misi poin b) dan d). c. Susunan Organisasi Susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara terdiri dari : 1) Kepala Dinas 2) Sekretaris, membawahi : a) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan b) Kepala Sub Bagian Keuangan c) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a) Kepala Seksi Kesehatan Dasar dan Institusi; b) Kepala Seksi Bina Sarana Pelayanan Kesehatan; c) Kepala Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman. 4) Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), membawahi : a) Kepala Seksi Pencegahan Penyakit b) Kepala Seksi Pengendalian Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) c) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan

11 59 5) Bidang Pemberdayaan, Kemitraan dan Promosi Kesehatan, membawahi : a) Kepala Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan b) Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan c) Kepala Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat 6) Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, membawahi : a) Kepala Seksi Gizi Masyarakat b) Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak c) Kepala Seksi Kesehatan Remaja dan Usia Lanjut 7) Kelompok Jabatan Fungsional 8) Unit Pelaksana Teknis Dinas 1) UPT Puskesmas 2) UPT Laboratorium Kesehatan Daerah 3) UPT Gudang Farmasi Berdasarkan susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara maka sesuai dengan kajian yang diteliti yaitu akses jamban sehat, bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan terutama pada seksi penyehatan lingkungan merupakan bagian dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yang paling sesuai dalam penanganan masalah akses jamban sehat. d. Tugas Pokok dan Fungsi

12 60 Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : 1) Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan daerah. 2) Fungsi : a) Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga sesuai standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah. b) Penyusunan program kerja dan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. c) Pelaksanaan koordinasi intern dan atar unit kerja terkait di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. d) Perumusan kebijakan dalam rangka pelaksanaan pemberian bimbingan, pembinaan dan pengawasan di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,

13 61 pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. e) Pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan atau usaha di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. f) Penelitian, pengembangan dan pengawasan di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. g) Pemberian perizinan di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. h) Pengelolaan pendapatan daerah di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. i) Pelaksanaan inventarisasi, pendataan dan pemutakhiran data serta pengidentifikasian di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga.

14 62 j) Pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. k) Penginventarisasian permasalahan di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pemberdayaan, kemitraan dan promosi kesehatan; serta kesehatan keluarga. l) Pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinkes kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. m) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan. Uraian tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yang berhubungan dengan masalah penelitian ini yaitu akses jamban sehat terlihat pada poin a) sampai dengan m) di mana pada poin tersebut menunjukkan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan penyehatan lingkungan. e. Kepegawaian Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian yang penting dalam suatu organisasi, tanpa adanya SDM suatu organisasi tidak mungkin dapat berjalan. Sumber Daya Manusia yang ditempatkan untuk menunjang kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara berjumlah 951 orang. Berikut adalah data tentang pegawai Dinas

15 63 Kesehatan Kabupaten Banjarnegara berdasarkan pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan, struktur jabatan dan eseloning yang terisi, jabatan fungsional serta jumlah PNS Kabupaten : Tabel 4.4 Pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yang Telah Memenuhi Persyaratan Kepangkatan No Pejabat Jumlah Syarat Jumlah Memenuhi 1 Kepala Dinas 1 IV/b 1 2 Sekretaris Dinas 1 IV/a 1 3 Kepala Bidang 4 III/d 4 4 Kepala Sub Bagian 3 III/c 3 5 Kepala Seksi 12 III/c 12 6 Kepala UPT 37 III/c 36 7 Kepala Subag, TU 35 III/b 34 Jumlah Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Dari tabel di atas diketahui jumlah pejabat yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara berjumlah 93 orang, sedangkan yang memenuhi syarat kepangkatan berjumlah 91 orang. Tabel 4.5 Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara No ESELON Jumlah 1 II.b 1 2 III.a 1 3 III.b 4 4 IV.a 52 5 IV.b 35 Jumlah 93 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Dari tabel tersebut diketahui jumlah pejabat eselon yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yaitu 93 orang.

16 64 Tabel 4.6 Jabatan Fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara No Fungsional Jumlah 1 Fungsional Umum Fungsional Tertentu 465 Jumlah 858 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Data dalam tabel di atas menunjukkan jumlah jabatan fungsional yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara adalah 858 orang yang terdiri dari 393 orang jabatan fungsional umum dan 465 orang jabatan fungsional tertentu. Tabel 4.7 Jumlah PNS Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara No Golongan Jumlah 1 I 45 2 II III IV 7 Jumlah 949 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tabel 4.5 menunjukkan jumlah PNS yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara adalah 949 orang, dengan rincian golongan I 45 orang, golongan II 418 orang, golongan III 479 orang dan golongan IV berjumlah 7 orang. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2012 yaitu dokter 81 orang, bidan 512 orang dan paramedis lain 539 orang. Dengan adanya jumlah pegawai yang dimiliki Dinas

17 65 Kesehatan Kabupaten Banjarnegara ditambah dengan jumlah tenaga kesehatan diharapkan mampu menunjang pemberdayaan masyarakat terkait akses jamban sehat, namun kenyataannya hingga saat ini masih ada banyak warga yang belum mengakses jamban sehat dan baru 43,67% yang mengakses jamban sehat. B. Hasil dan Pembahasan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara adalah penanggung jawab indikator persentase penduduk yang menggunakan jamban dan indikator persentase penduduk tidak Buang Air Besar Sembarangan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 44 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Banjarnegara. Sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut antara lain yaitu melalui Program PAMSIMAS, penyuluhan, sosialisasi, promosi kesehatan, kampanye jamban sehat, paket stimulan jamban, WUSAN (Wirausaha Sanitasi), serta bimbingan kader kesehatan. Dukungan tentang jamban sehat pada awalnya adalah melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Dalam PAMSIMAS ini terdapat pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) atau yang kini lebih dikenal dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

18 66 STBM memiliki lima pilar yang disebut dengan Pilar STBM. Pilar STBM adalah perilaku higienis dan saniter yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan STBM. Kelima pilar STBM tersebut yaitu : 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan. 2. Cuci Tangan Pakai Sabun. 3. Pengolahan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga. 4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga. 5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. Pilar STBM pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. Pilar STBM Stop Buang Air Besar Sembarangan mengarah kepada akses jamban sehat. Keberhasilan dari pelaksanaan pilar ini dilihat dari jumlah masyarakat yang telah mengakses jamban sehat. Pelaksanaan STBM terutama pada pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan di Kabupaten Banjarnegara telah dilaksanakan sejak tahun Pelaksanaan pilar STBM Stop Buang Air Besar Sembarangan dilakukan melalui kegiatan pemicuan yaitu cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat. Selain pemicuan, dalam rangka mencapai target akses jamban sehat Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara juga melakukan kegiatan lain seperti penyuluhan, sosialisasi, promosi kesehatan, kampanye jamban sehat,

19 67 paket stimulan jamban, WUSAN (Wirausaha Sanitasi), serta bimbingan kader kesehatan. Melalui pelaksanaan program maupun kegiatan tersebut, masyarakat diharapkan terpicu atau terdorong untuk mau mengakses jamban sehat dengan kesadaran mereka sendiri. Pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan tidak akan berhasil tanpa adanya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi mengakses jamban sehat. Sehingga terlihat jelas bahwa masyarakat sangat berperan dalam menentukan pencapaian akses jamban sehat. Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada teori 5P strategi pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan oleh Suharto dalam Mardikanto (2010: ) yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Pemungkinan Tahap pemungkinan ini dilakukan dengan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang serta membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat. a. Mengubah Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan Masyarakat Masyarakat Banjarnegara terutama yang tinggal di Pedesaan memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan seperti yang dikatakan Ibu Ari Kaur Kesra Desa Bandingan : Buang Air Besarnya, di kolam, di irigasi, itukan ada irigasi tu, di situ juga masih ada, trus kolam. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015)

20 68 Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Bapak Karno, Kaur Keuangan di Desa Masaran yaitu : itu mereka dengan keswadayaannya itu membuat kolam-kolam di tepi rumah dan itu e.. sekaligus e.. kotoran manusia untuk pakan ikan disitu. (Sumber: Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Selanjutnya Ibu Muryati warga Desa Masaran sekaligus kader kesehatan desa mengatakan :...di sini kan anu, apa, banyakan dekat sungai, biasa di sungai nggih, di sungai, di kolam biasa. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Bentuk Buang Air Besar Sembarangan lainnya diungkapkan oleh Ibu Siti Haryati selaku staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, yaitu :...banyak sekali jamban, di rumah sudah mempunyai kloset, tapi dibuang ke selokan... Yang pertama, punya jamban di rumah tapi buangannya di kolam atau kalen, kalo di Banjarnegara itu sungai-sungai kecil itu, biasanya di samping rumah itu, terus kendala kedua biasanya kolam... (Sumber : Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Dari keempat penuturan tersebut dapat diketahui bahwa banyak masyarakat melakukan buang air besar sembarangan di kolam, irigasi, sungai dan ada masyarakat yang sudah memiliki kloset di rumah namun pembuangannya langsung ke kolam atau selokan di samping rumah. Kegiatan masyarakat melakukan buang air besar sembarangan menunjukkan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang secara

21 69 rutinitas dilakukan oleh warga, terutama yang tinggal di desa. Kebiasaan tersebut menghambat pencapaian akses jamban sehat di masyarakat, untuk itu perlu upaya untuk mengubahnya. Upaya untuk mengubah kebiasaan masyarakat terkait akses jamban sehat diungkapkan oleh Ibu Siti Haryati selaku staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, yaitu :... di Banjarnegara sebetulnya kan yang pada awalnya kita ketahui untuk dukungan tentang jamban, pada awalnya memang ada program PAMSIMAS yang terasa sekali di masyarakat. PAMSIMAS itu dimulai tahun Nah, di dalam PAMSIMAS pada awalnya STBM. Itu ada lima pilar sebetulnya. Nah, di tahun pertama itu kita memang lebih ke arah, ke pilar pertama Stop Buang Air Besar Sembarangan jadi arahnya ke jamban sehat. Di pemicuan itu ada beberapa kegiatan di masyarakat, itu bagaimana masyarakat yang dulu buang air besar sembarangan, tidak di jamban sehat, bagaimana kita menggiring mereka untuk terpicu menjadi buang air besar di jamban ya.. di jamban. Belum sampai ke jamban sehat, tapi ada beberapa tangga sanitasi yang harus dilalui. Jadi kalo misalnya sekarang baru ibaratnya seperti kucing buang air besar hanya, buang meng.. apa nggali lubang baru di trus ditutup setelah selesai, itu baru tangga-tangga seperti itu, setelah itu kita harapkan tangga naik ke jamban yang sehat. Kaya gitu. (Sumber: Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Nina Kurniasih, sanitarian di Puskesmas Bawang 2, yaitu : Ada, itu kegiatannya yang sudah kami lakukan itu ada STBM, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, itu bentuknya pemicuan ke masyarakat untuk apa, ada perubahan dari buang air besar yang tidak sehat ke buang air besar yang sehat terutama di jamban. Awalnya si dari program PAMSIMAS nggih, lah kebetulan dulu kami tahun 2009 pernah menerima program PAMSIMAS, itu ada kegiatan pemicuan STBM, lah dari bentuk kegiatan itu ternyata kok kayaknya kalo diterapkan ke desa lain itu bagus

22 70 untuk mengadakan perubahan, sehingga akhire e.. PAMSIMAS sudah berlalu, ya masih berjalan tapi sudah, sudah dilaksanakan, terus kami terapkan di desa-desa yang lain untuk mengubah perilaku masyarakat dari BAB tidak sehat ke BAB yang sehat (Sumber: Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk merubah kebiasaan masyarakat yang tadinya buang air besar sembarangan menjadi masyarakat yang mengakses jamban sehat dilakukan melalui kegiatan pemicuan. Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan awalnya merupakan cara yang digunakan dalam program PAMSIMAS untuk memicu warga masyarakat sasaran program PAMSIMAS yang tadinya belum mengakses jamban sehat, kemudian cara pemicuan ini diterapkan di desa lain yang bukan sasaran PAMSIMAS. Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan ini dilakukan oleh sanitarian Puskesmas seperti yang dijelaskan oleh Ibu Siti Haryati selaku staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara :...di Dinas Kesehatan itu tangan panjangnya sanitarian, kalo itu sanitarian itu petugas kesehatan lingkungan yang ada di tingkat kecamatan. Kalau kecamatannya, Puskesmasnya ada dua, berarti sanitariannya dua tapi membawahi beberapa wilayah desa di Puskesmas masing-masing. (Sember: Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Selanjutnya Ibu Nina Kurniasih selaku Sanitarian di Puskesmas Bawang 2 Kabupaten Banjarnegara menjelaskan kegiatan yang dilakukan pada pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan, yaitu :

23 71 Kegiatan yang pertama, itu ya kitakan mengumpulkan masyarakat, kita fokuskan langsung ke dusun, kalo tingkatnya desa itu kan luas nggih, jadi kita mengelompok ke dusun. La kita kumpulkan. Kegiatannya, pertama itu kita bina suasana ya, biar orang yang kita ajak itu santai nggih, tidak tegang, bina suasana, setelah itu mereka menggambarkan posisi rumah dan lokasi BAB mereka masing-masing dengan menggambar peta. Peta besar memakai apa, kapur, tepung, apa, bubuk kapur, bubuk kapur menggambarkan kebiasaan BAB mereka, posisi rumah di sebelah mana, BABnya sebelah mana, setelah itu, dari peta itu kita kunjungi salah satu tempat BAB mereka, misalkan kolam atau sungai nggih, kita kunjungi salah satu, la di situ kita ambil airnya yang untuk BAB mereka, dipakai wadah, terus kembali ke lokasi pertemuan. Jadi jalan-jalan ke itu lokasi BAB, terus kembali ke lokasi pertemuan. Nah, di lokasi pertemuan itu, kita memicu mereka untuk apa ya, merasa jijik, merasa takut, nggak nyaman dengan BAB di sembarang tempat nggih, seperti di kolam, di sungai dengan ini apa, air yang diambil, pertama kita kasih air mineral yang masih utuh nggih, mereka disuruh minum, disuruh minum rasanya gimana, katanya kan bening nggih, enak, seger. Nah, dengan air mineral yang sudah dibuka tadi, kita ambil sehelai rambut, dicelupkan dengan air tadi yang diambil dari kolam nggih, terus kita masukkan ke air yang tadi diminum, sebentar saja nempel terus diambil, nah terus mereka saya suruh minum lagi. Mau nggak? Ya mereka nggak mau. La kenapa alesannya? Banyak kuman gitu, kan mereka sudah tau ya, itu nggak baik, banyak kuman, kotor, jijik. Nah berarti Buang Air Besar ibu, bapak di kolam itu baik apa tidak? Tidak. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa Pemicuan Stop Buang air Besar sembarangan dilakukan oleh petugas lingkungan di tingkat kecamatan yang disebut sanitarian. Sanitarian tersebut ada di setiap Puskesmas yang membawahi beberapa wilayah desa. Sanitarian melakukan pemicuan yang difokuskan langsung ke setiap dusun. Dalam kegitan pemicuan stop buang air besar sembarangan masyarakat diminta untuk menggambarkan dahulu tempat kebiasaan mereka melakukan BAB, kemudian petugas yang melaksanakan pemicuan

24 72 yaitu sanitarian Puskesmas mengambil air dari tempat tersebut dan menggunakan air tersebut untuk mengarahkan masyarakat peserta pemicuan agar merasa jijik, merasa takut dan tidak nyaman dengan kebiasaan mereka buang air besar sembarangan. Melalui kegiatan ini masyarakat dipicu untuk mau meninggalkan kebiasaan mereka buang air disembarang tempat dan beralih pada penggunaan jamban sehat dengan cara menyadarkan mereka bahwa kebiasaan yang mereka lakukan adalah kebiasaan yang tidak baik dan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi lingkungan maupun bagi diri mereka sendiri. b. Memungkinkan Potensi Masyarakat Berkembang Untuk memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki oleh masyarakat pertama penentuan sasaran program. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Siti Haryati selaku Staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara :... Itu ada pemilihan desa sasaran PAMSIMAS. Setelah desa PAMSIMAS dengan, dengan kriteria, beberapa kriteria e.. diantaranya ada karena diare yang tinggi, cakupan sarana air bersih, akses air bersih yang rendah itu menjadi, menjadi saran kriteria desa untuk bisa e.. mendapatkan program PAMSIMAS tersebut. Setelah itu sampai dengan SK e.. SK desa itu e.. di desa itu ada kegiatan yang namanya IMAS, IMAS itu Identifikasi Masalah, jadi masyarakat itu e.. diajak untuk mengetahui masalahnya sendiri, bagaimana mereka tau bahwa ini menjadi masalah, trus bagaimana e.. tau e.. potensi yang mereka miliki sebetulnya apa, terus e.. karena anggaran PAMSIMAS itu turun di desa, di rekening desa, jadi mereka membuat rencana kerja masyarakat sendiri, jadi kita ha.. di sana ada fasita, namanya fasilitator kes masyarakat ya.. di sana e.. ada fasitator kes masyarakat yang memang fungsinya me.. mendampingi, mendampingi e.. kerja masyarakat di desa

25 73 (Sumber: Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Pernyatan serupa juga disampaikan oleh Ibu Nina Kurniasih sanitarian Puskesmas Bawang 2 Kabupaten Banjarnegara, yaitu:...sebelumnya kan di roadshow dulu, yang kira-kira pantes mana... untuk identifikasi masalah fasilitator minta data ke kami, e.. data penyakit berbasis lingkungnnya, terus e.. apa, data kepemilikan jamban, mereka minta data ke kami, terus mereka olah, mungkin nggih... (Sumber: Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Dari Kedua penuturan tersebut dapat disimpulkan bahwa awalnya dilakukan penelusuran data terkait penyakit berbasis lingkungan seperti diare, cakupan air bersih dan data kepemilikan jamban untuk menentukan sasaran program, kemudian setelah lokasi program ditentukan berdasarkan SK, masyarakat diajak untuk mengindentifikasi masalah yang ada serta mengenali potensi yang mereka miliki dengan bimbingan dari fasilitator. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari pihak Desa Masaran: Setalah itu turun, kemudian disini e.. yang melaksanakan adalah panitia tingkat desa PAMSIMAS itu, dengan pengawasan dari Dinas-dinas terkait dan dari FK yang ditunjuk. Dari warga, seratus persen dari warga. Tadi dengan e.. pengawasan dan pembinaan FK, ada FKnya. (Sumber : Bapak Karno Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa setelah progam PAMSIMAS turun, dibentuk panitia tingkat desa yang anggotanya seratus persen dari warga masyarakat sendiri yang diawasi dan dibimbing oleh Fasilitator Kecamatan (FK). Warga yang menjadi

26 74 panitia tingkat desa ditunjuk dari kelurahan seperti penuturan Bapak Karno selaku Kaur Keuangan Desa Masaran Kabupaten Banjarnegara, yaitu : E.. mereka awalnya itu bersyarat, satu adalah e..tokoh masyarakat, kemudian orang yang punya kemampuan e.. berkomunikasi dan orang yang punya kemampuan e.. mengurus administrasi dan sebagainya. Jadi ditunjuk... (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Hal yang sama dikemukakan oleh warga Desa Masaran Ibu Muryati sekaligus kader kesehatan yang termasuk dalam panitia tingkat desa : Ya ditunjuk dari desa langsung ditunjuk lha wong anu, kerja sosial. Ya setunjukkan. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa panitia tingkat desa ditunjuk langsung dari Kelurahan. Warga yang dipilih untuk menjadi panitia tingkat desa adalah warga yang memenuhi syarat seperti : tokoh masyarakat, memiliki kemampuan berkomunikasi dan mampu mengurus administrasi. Warga lain yang tidak menjadi panitia tingkat desa tetap dilibatkan dalam pelaksanaan program. Namun untuk mengajak warga ikut serta dalam pelaksanaan program awalnya sulit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Karno : Awalnya sulit, tapi setelah ada rekaman nyata bahwa air itu dibutuhkan, sehingga mereka sepertinya tergugah dan antusias (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015)

27 75 Pernyataan yang sama juga dikatakan oleh Ibu Nina Kurniasih selaku sanitarian : Dinas Kesehatan itu memberdayakan masyarakat untuk bikin jamban. Penerimaan, si kalo penerimaan si bagus ya antusias. Cuman, pada saat pelaksanaan, mungkin karena kendala ekonomi ya, kadang, kadang mereka alesannya itu ekonomi. Kebanyakan jawaban mereka nggih, belum punya dana katanya, tapi kalo belum punya dana, wong beli sepeda motor aja bisa. Padahal untuk bikin jamban sama beli sepeda motor kan lebih mahal sepeda motor ya. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Selanjutnya Ibu Siti Haryati, Staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara menuturkan : Karena selama ini kan jamban sehat, mereka mungkin karena sosialisasinya belum apa ya, pengetahuan itu belum sampai ke masyarakat, mereka belum sampai merasa membutuhkan. Jadi, lebih suka memegang HP ya, terus membeli motor, mengangsur motor misalnya, mengangsur motor, membeli HP dan lain-lain dengan, dengan pengeluaran yang hampir sama dengan membuat jamban, tapi mereka jamban belum punya. Itu seperti itu. (Sumber : Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Dari ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa awalnya memang sulit untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan program terkait akses jamban sehat. Hal ini dikarenakan berbagai alasan seperti kondisi ekonomi dan belum adanya kesadaran masyarakat, kemudian Dinas Kesehatan melakukan penyadaran kepada masyarakat. Penyadaran tersebut dilakukan dengan cara memberi pengertian kepada masyarakat bahwa mereka memiliki potensi untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program dengan cara membuat

28 76 jamban. Masyarakat diberi pengertian bahwa jika mereka sanggup membeli sepeda motor dan HP berarti mereka juga mampu untuk membuat jamban mereka sendiri. Berdasarkan hasil penelitian tahap pemungkinan pemberdayaan masyarakat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dalam akses jamban sehat ini dilakukan dengan membebaskan masyarakat dari kebiasaan buruk mereka yang belum mengakses jamban sehat melalui pemicuan. Pemungkinan juga dilakukan dengan memberdayakan masyarakat yang dianggap memiliki kemampuan untuk menjadi pengurus tingkat desa. Bagi masyarakat yang tidak ditunjuk menjadi pengurus dilakukan penyadaran bahwa mereka memiliki potensi untuk ikut dalam pelaksanaan program dengan cara membuat jamban. Tahap pemungkinan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara di semua desa di Kabupaten Banjarnegara termasuk di Desa Masaran dan Desa Bandingan. Untuk di Desa Masaran tahap pemungkinan dilakukan melalui kegiatan PAMSIMAS, mulai dari penentuan lokasi, memberdayakan masyarakat menjadi pengurus tingkat desa, pemicuan serta penyadaran masyarakat, sedangkan untuk Desa Bandingan dilakukan melalui penentuan sasaran program dengan melihat data penyakit berbasis lingkungan dan data akses jamban sehat masyarakat. Penghambat dalam tahap pemungkinan ini adalah adanya kebiasaan masyarakat melakukan Buang Air Besar sembarangan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ibu Siti Haryati :

29 77 kebiasaan masyarakat itu memang, memang kendala yang tadi sudah saya sampaikan kan tidak semudah membalik telapak tangan, memang itu e.. perlu waktu untuk mereka berubah, dari kebiasaankebiasaaan yang sudah berpuluh-puluh tahun mereka laksanakan, itu kebiasaan. (Sumber : Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Senada dengan penuturan Ibu Siti Haryati, Ibu Nina Kurniasih juga mengatakan hal serupa, yaitu : La saya kesulitannya juga itu lah, mungkin karena kebiasaan dan belum ada kesadaran, mungkin untuk apa, BAB di jamban sehat jadi mereka belum mementingkan (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Menurut penuturan informan di atas, kebiasaan masyarakat untuk BAB sembarangan atau tidak mengakses jamban sehat telah dilakukan sejak lama sehingga sangat sulit untuk memberdayakan masyarakat dalam akses jamban sehat. Faktor lain yang juga menjadi penghambat tahap pemungkinan ini adalah kondisi lingkungan masyarakat yang memiliki kolam, dekat dengan sungai dan dekat dengan irigasi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penuturan berikut : Mungkin kondisi alam dengan banyaknya kolam, itu yang mempersulit untuk mereka masyarakat bikin jamban, karena mereka bilangnya lah sudah ada kolam kan sudah dimakan ikan, la padahal ikan kan ya kalau makan kotoran kan banyak banget kuman. Itu, mungkin berarti kondisi alam nggih. Banyak-banyak kolam berarti mempersulit merubah masyarakat untuk membikin jamban. (Sumber : Wawancara Ibu Nina Kurniasih tanggal 13 Mei 2015)

30 78 Buang Air Besarnya, di kolam, di irigasi, itukan ada irigasi tu, di situ juga masih ada, trus kolam. (Sumber : Wawancara Ibu Ari tanggal 13 Mei 2015)...di sini kan anu, apa, banyakan dekat sungai, biasa di sungai nggih, di sungai, di kolam biasa (Sumber : Wawancara Ibu Muryati 18 Mei 2015) Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran untuk hidup sehat, sehingga kondisi lingkungan yang menunjukkan adanya kolam, irigasi, sungai yang dekat dengan rumah masyarakat digunakan untuk BAB. Masyarakat tidak menyadari bahwa BABS dapat menimbulkan bebagai penyakit dan mencemari lingkungan sehingga lebih memilih tempat-tempat tersebut untuk BAB. 2. Penguatan Tahap penguatan dilakukan dengan menumbuhkembangkan pengetahuan, kemampuan serta kepercayaan diri masyarakat untuk memecahkan masalahnya dan memenuhi kebutuhan yang menunjang kemandirian mereka. a. Menumbuhkembangkan pengetahuan masyarakat untuk memecahkan masalah Beberapa kegiatan dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait jamban sehat, seperti yang dituturkan oleh staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Ibu Siti Haryati sebagai berikut :

31 79 menumbuhkembangkan tentang akses, bagaimana masyarakat paham tentang akses jamban, sebetulnya ada beberapa kegiatan yang, yang sudah banyak dikerjakan, itu biasanya penyuluhanpenyuluhan, penyuluhan-penyuluhan di desa kalo kita selain memiliki kader di desa, kalau di Dinas Kesehatan itu tangan panjangnya sanitarian, kalo itu sanitarian itu petugas kesehatan lingkungan yang ada di tingkat kecamatan. Selain penyuluhanpenyuluhan, e.. juga promosi-promosi kesehatan yang lain, e... yang pernah kita lakukan itu biasanya bisa menggunakan apa yaa stiker-stiker, bisa menggunakan media promosi barner atau spanduk-spanduk, baleho, itu sudah kami sampaikan, selain juga leaflet-leaflet. Terus kita di Dinas juga bagaimana kita mensosialisasikan e.. mensosialisasikan masalah ini, mensosialisasikan program, dari tingkat, ya stakeholderstakeholder yang ada di Kabupaten Banjarnegara tu bisa, sampai dengan Bupati, kepala-kepala SKPD ya Satuan Kerja Perangkat Daerah, kepala wilayah misalnya Bapak Camat, ya, Kepala Desa sampai dengan ya Kepala Puskesmas, ya, itu menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan program jamban. Terus ada juga, e.. sosialisasi kegiatan jamban sehat juga ada di tingkat kecamatan juga ada dan tingkat desa yang biasanya di ditanganpanjangi oleh petugas sanitarian. Setelah itu e.. yang e.. tahun 2014 kemarin itu kita sudah bagaimana kita coba masyarakat paham tentang jamban. Kita sudah, tanggal 12 November 2014, kita kampanye jamban sehat. Kampanye jamban sehat itu sebetulnya satu metode yang gimana agar masyarakat Banjar itu, ini lo jamban sehat, itu kampanye. (Sumber : Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Dari penuturan di atas dapat diketahui bahwa untuk menumbuhkembangkan pengetahuan masyarakat guna memecahkan masalah yang mereka alami dalam hal ini adalah akses jamban sehat, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yaitu :

32 80 1) Penyuluhan Penyuluhan dilakukan oleh kader di tingkat desa dan dilakukan oleh sanitarian yang merupakan petugas kesehatan lingkungan yang ada di tingkat kecamatan. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini masuk ke perkumpulan warga untuk memberikan penjelasan terkait jamban sehat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Nina Kurniasih selaku Sanitarian : Melalui penyuluhan-penyuluhan itu. Dari STBM itu, terus kadang penyuluhan di Posyandu. Ada penyuluhanpenyuluhan, seperti di Posyandu atau kita juga kadang ada penyuluhan terpadu dengan program lain kaya kemarin, tahun kemarin, kita dari kesehatan lingkungan penyuluhan pengelolaan sampah terpadu dengan penyuluhan DBD sama HIV, na itu kadang kami berikan materi di situ. Materi yang kita berikan kita gandakan, biar mereka nanti di rumah dibaca lagi atau digetoktularkan dengan yang lain, yang nggak datang, karena biasanyakan perwakilan. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Penyataan serupa juga disampaikan oleh Bapak Karno, Kaur Keuangan Desa Masaran Kabupaten Banjarnegara, yaitu : Keterangan-keterangan dari Dinas Kesehatan. Kalo pada umumnya, kalo orang desa itu, kalo yang ngomong orang kesehatan itu e.. mengiyakan, berarti saya keliru, oh berarti itu bahaya. Itu pada saat e.. ada kegiatan posyandu, bulanan, pada saat e.. kegitan pengajian itu mingguan, pada saat mirunggan RT itu bulanan, dadi rutinitas pelaksanaannya itu. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Materi-materi yang disampaikan pada saat sosialisasi tersebut dapat diketahui dari penuturan Ibu Siti Haryati selaku staff Seksi

33 81 Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara sebagai berikut : penyuluhan selain materi tentang jambannya, bagaimana pengertian jamban, bagaimana penularan penyakit yang melalui jamban, jamban yang sehat penularannya seperti apa, jamban yang tidak sehat menjadi penularannya seperti apa trus kita pergerakan pergerakan apa ya, ya pergerakan bakteri, ibaratnya penularan penyakit seperti apa, terus bagaimana masyarakat bisa secara mandiri mengendalikan agar penyakit itu tidak sampai ke mereka. Sebetulnya seperti itu. Selain materi yang disampaikan, juga masyarakat diharapkan paham tentang e... bahaya, bahaya penyakit yang mereka e... bisa, bisa tertular karena kondisi jamban seperti itu. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dilakukan dengan cara masuk ke perkumpulan warga seperti Posyandu untuk memberikan materi tentang pengertian jamban sehat, penularan penyakit melalui jamban tidak sehat serta bahaya penyakit. Tujuan penyuluhan ini adalah agar masyarakat memahami ada masalah dan secara mandiri bisa mengendalikan masalah tersebut. 2) Promosi Promosi kesehatan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan masyarakat disampaikan melalui media stiker, spanduk, baleho dan leaflet. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kaur Keuangan Desa Masaran Kabupaten Banjarnegara Bapak Karno, yaitu : O.. banyak, banyak itu sampai dengan bentuk kalender, e.. bentuk buku, e.. bentuk pamflet dan sebagainya itu dipasang di setiap gang. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015)

34 82 Pernyataan terkait promosi juga disampaikan oleh warga Desa Masaran sekaligus kader kesehatan Ibu Muryati : Spanduk, stiker ada. Paling kalo stiker itu mbaginya lewat ya lewat warga. (Sember : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Selanjutnya Ibu Nina Kurniasih selaku Sanitarian juga memberikan pernyataan sebagai berikut : kalau ada leaflet dari Dinas Kesehatan, kita anu, bagikan ke mereka. Kadang kalau jumlahnya terbatas ya kita fotocopy biasa, kita bagikan. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui beberapa media yang disampaikan kepada warga masyarakat. Media spanduk dan baleho atau poster dipasang di gang-gang sedangkan untuk media leaflet dan stiker diberikan langsung kepada warga masyarakat. 3) Sosialisasi Sosialisasi terkait masalah dan program jamban sehat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara kepada stakeholder-stakeholder yang ada di Kabupaten Banjarnegara mulai dari Bupati, kepala-kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Camat, Kepala Desa sampai dengan Kepala Puskesmas. Sosialisasi tentang jamban sehat juga dilakukan pada tingkat kecamatan dan tingkat desa yang biasanya ditanganpanjangi oleh petugas sanitarian.

35 83 Hal ini juga dituturkan oleh Bu Anis selaku Kaur Desa Bandingan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara : Ada sosialisasi tentang jamban. Positifnya, hal-hal positifnya jamban kan banyak sekali, ya diberi pengertian dulu. Tentang fungsi jamban sehat itu apa saja, seperti ini, terus kekurangannya seperti ini, hal buruknya seperti itu (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Senada dengan yang dituturkan oleh Bu Anis, berikut penuturan Ibu Ari selaku Kaur Kesra Desa Bandinagn Kecamatan Bawang : Yang jamban sosialisasi dulu. Sosialisasi, nanti ibu ini mau mendapat bantuan seperti ini. Sosialisasinya dari DKK (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Kedua pernyataan di atas menunjukkan adanya sosialisasi tentang program jamban sehat dan sosialisasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan jamban sehat kepada masyarakat. Selain itu sosialisasi ini juga dilakukan oleh sanitarian, pihak desa dan kader yang ada di desa, seperti penuturan dari Ibu Nina Kurniasih selaku Sanitarian. Ibu Anis selaku Kaur Kesra Desa Bandingan Kecamatan Bawang, dan Ibu Muryati selaku kader sebagai berikut : ya, ada sosialisasi di masyarakat (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Senada dengan pernyataan di atas Ibu Anis selaku Kaur Kesra Desa Bandingan Kecamatan Bawang menuturkan : Dari pemerintahan desa, dari Puskesmas ada sosialisasi. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015)

36 84 Dari Kedua pernyataan tersebut ditambahkan lagi dengan pernyataan Ibu Muryati selaku warga dan kader di desa : Saya si dulu si, sosialisasi di RT-RT terus di sekolahansekolahan masalah apa, kebersihan, cuci tangan, terus gosok gigi, terus jamban sehat. (Sumber : Wawancara tanggal 18 Mei 2015) Penjelasan di atas menunjukkan bahwa sosialisasi tentang jamban sehat yang diawali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara kepada stakeholder-stakeholder yang ada di lingkungan pemerintahan Kabupaten Banjarnegara kemudian dilanjutkan hingga sampai kepada masyarakat sebagai upaya menumbuhkembangkan pengetahuan masyarakat untuk memecahkan masalah terkait jamban sehat. 4) Kampanye jamban sehat Kampanye jamban sehat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 12 November Kampanye jamban sehat ini merupakan suatu metode yang digunakan Dinas Kesehatan untuk memberitahukan kepada masyarakat bagaimana yang dimaksud dengan jamban sehat. Dalam kampanye ini dilakukan serangkaian kegiatan, seperti yang dijelaskan oleh Ibu Siti Haryati selaku Staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara : Kita kerahkan seluruh kecamatan di Banjarnegara untuk e.. kita e.. apa ya, kampanye itu dalam bentuk, yang pertama itu ditingkat kecamatan, kita mengadakan lomba pidato jamban sehat, pidato jamban sehat itu tingkat kader, juga tingkat

37 85 sekolah SD juga kita sudah laksanakan, terus kita dari tingkat kecamatan kita mengirimkan duta, duta pidato ke tingkat kabupaten kita sudah laksanakan. E... setelah itu puncak kegiatannya tanggal 12 November. Kita kampanye kumpul di kabupaten bersama kita jalan, jalan santai bersama, kita seluruh kecamatan membuat yel-yel tentang jamban sehat. (Sumber : Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Penuturan terkait kegiatan kampanye jamban sehat juga disampaikan oleh Kaur Kesra Desa Bandingan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Ibu Anis sebagai berikut : trus kemarin pas kampanye jamban sehat di Banjarnegara juga ikut. Akhir tahun, iya akhir tahun. Dari desa si cuma ikut kesana kan, trus ikut jalan. Yel-yel, yel-yel itu tentang jamban sehat. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Dari Kedua penuturan di atas telah dijelaskan bahwa dalam kampanye jamban sehat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara terdapat serangkaian kegiatan mulai dari lomba pidato jamban sehat, jalan santai bersama hingga membuat yel-yel tentang jamban sehat. b. Memenuhi kebutuhan untuk menunjang kemandirian masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan guna menunjang kemandirian masyarakat dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan pemberian stimulan jamban dan adanya alokasi anggaran. Hal ini disampaikan oleh salah satu Staff Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Ibu Siti Haryati : Advokasi anggaran pasti kita sudah laksanakan, beberapa, setiap saat ada pengajuan anggaran untuk bisa mendukung

38 86 kegiatan program jamban itu, pasti. Trus lainnya ada stimulan. Biasanya stimulan itu beberapa tahun ini Dinas Kesehatan memang e.. ini gayung bersambut ya, dengan kondisi masyarakat Banjarnegara tentang cakupan jambannya yang sangat rendah, e.. disambut oleh e.. Pemerintah Daerah, tentang adanya anggaran untuk e.. stimulan jamban sehat, jadi ada beberapa stimulan yang memang dialokasikan untuk masyarakat-masyarakat yang tidak mampu, itu dengan paket lengkap jamban maupun paket stimulan yang hanya e... apa, beberapa material sebagai bahan stimulan untuk pembuatan jamban. Terus yang rencana tahun 2015 pun memang kita telah dari Provinsi Jawa Tengah kita juga mendapatkan paket stimulan jamban sehat itu ada berapa paket ya, dua ratus paket, tu tahun 2015 rencananya ada di Desa Gumingsir, itu paket dari Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan cakupan jamban sehat di Banjarnegara. Stimulan itu bisa bentuk material. Biasanya e.. yang paket wajib itu biasanya ada klosetnya, yang kedua ada pralonnya ya, pipa, biasanya pipa, ada pese, semen. Ya itu biasanya seperti itu paket stimulannya. (Sumber : Wawancara tanggal 11 Mei 2015) Sanitarian Puskesmas Bawang 2 Kabupaten Banjarnegara juga menyatakan hal senada, yaitu : Itu pertama di Puskesmas ini kan ada sepuluh desa nggih, la dari sepuluh desa itu sebagian besar masih buang air besar di kolam, jadi kami kebetulan kan ada anggaran untuk kegiatan STBM ini sudah berjalan dua tahun nggih. Kemarin di Depok itu ada stimulan jamban. Itu kemarin ada sembilan puluh dua paket jamban dari Kabupaten untuk Desa Depok. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015) Selanjutnya adanya program stimulan jamban sehat ini juga dikuatkan dengan pernyataan Ibu Ari selaku Kaur Kesra di Desa Bandingan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara : Kemarin dapat stimulan jamban enam puluh paket, untuk enam puluh KK. Kloset satu, pralon dua, semen satu sak, sama pasir dua angkong. (Sumber : Wawancara tanggal 13 Mei 2015)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa Bandingan dan Desa Masaran Kecamatan Bawang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 106.970,997 Ha terletak antara 7 o 12 sampai 7 o 31 Lintang Selatan dan 109 o 20 sampai 109 o 45

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia yang harus diwujudkan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN DEKLARASI OPEN DEFICATION FREE (ODF) PILAR-1 : STOP BABS SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA SUNGAI MELAYU BARU KEC. SUNGAI MELAYU BARU A. LATAR BELAKANG A.1. Dasar Hukum

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah seluas 106.971,01 Ha dengan pusat pemerintahan Kab.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

Ditulis oleh Senin, 10 Desember :51 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 27 Februari :47

Ditulis oleh Senin, 10 Desember :51 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 27 Februari :47 Berikut ini adalah hasil pemutakhiran data PNS yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah. Data ditampilkan secara bertahap sampai semua Unit Kerja/SKPD terselesaikan proses update datanya. Mohon setiap

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 182 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

Gerakan STBM di Kabupaten Ende

Gerakan STBM di Kabupaten Ende Gerakan STBM di Kabupaten Ende (Pemicuan 5 Pilar STBM) By : Roni Permasalahan utama No Masalah Strategis STBM 1. 44,07 % penduduk belum memiliki akses terhadap sanitasi dasar (jamban) 2 97,16 % penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupeten Banjarnegara

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupeten Banjarnegara BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupeten Banjarnegara Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibukotanya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 48 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 48 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 48 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 193 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 112 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) DAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011-2012 1 / 24 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 47 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 47 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 47 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 190 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA BADAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KECAMATAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN DAN SURAT PERMINTAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 9 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 9 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 9 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN DAN SURAT PERMINTAAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011-2012 P2PL DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal yang merugikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 181 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban. 79 Lampiran 1 EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BUNGIN KECAMATAN TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Leni Setyawati

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI 3.1, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 3.1,sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembngan Air Limbah Domestik Tercapainya peningkatan cakupan dan

Lebih terperinci

ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI

ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Banjarnegara saat ini, visi dan misi sanitasi kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN DAN SURAT PERMINTAAN

Lebih terperinci

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH)

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH) DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH) PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT JAKARTA, 2009 INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANJARNEGARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANJARNEGARA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANJARNEGARA PENGUMUMAN REKRUTMEN CALON PETUGAS LISTING SENSUS EKONOMI 1 ( SE1 ) Nomor : 3.001 / Sekretariat- SE1 / I / 1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health Organization (1) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA Dalam bab II ini penulis akan memaparkan tentang kondisi umum Kabupaten Banjarnegara yang didalamnya akan membahas keadaan geografis, potensi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PAMSIMAS II: Komponen Kesehatan Direktur Penyehatan Lingkungan Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Regional 3 Denpasar, Bali 29 Sept

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010 LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor lingkungan,

Lebih terperinci

Wonogiri, 11 Pebruari 2014

Wonogiri, 11 Pebruari 2014 Wonogiri, 11 Pebruari 2014 luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7 0 32 dan 8 0 15 Lintang Selatan (LS) dan 110 0 41 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

Lebih terperinci

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BUKU TIH SANITASI KABUPATEN NATUNA 2014 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Lebih terperinci

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

VERIFIKASI ODF Di Komunitas Monitoring & Evaluasi VERIFIKASI ODF Di Komunitas STBM/TSSM The World Bank Group Hubungi: Bagian yang menangani sanitasi perdesaan di setiap kantor Dinkes kabupaten setempat atau Kantor Dinkes Propinsi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012) 4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/498/KEP/429.011/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

1. Sub Sektor Air Limbah

1. Sub Sektor Air Limbah 1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan teknologi sehingga mengakibatkan mobilitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung 214-218 BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung 2.1.1. Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud

Lebih terperinci

INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM

INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM BIMA MENUJU KABUPATEN BASNO (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL) TH. 2015 DENGAN PENDEKATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM PETA KAB.BIMA JUMLAH TINJA BERSERAKAN DI KAB.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI C

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI C BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI C PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 32 TAHUN 2012 T E N T A N G DISPENSASI WAKTU PENYETORAN RETRIBUSI DAERAH KE KAS DAERAH BAGI SATUAN KERJA

Lebih terperinci

Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B

Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN RAPAT KOORDINASI REGIONAL II PAMSIMAS II KESEHATAN Makasar, 4 7 November 2015 Rencana Pemerintah Indonesia UNIVERSAL ACCESS 100%

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada

Lebih terperinci

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) ADVOKASI,ORIENTASI, PEMICUAN, DAN DEKLARASI STBM

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) ADVOKASI,ORIENTASI, PEMICUAN, DAN DEKLARASI STBM KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) ADVOKASI,ORIENTASI, PEMICUAN, DAN DEKLARASI STBM A. PENDAHULUAN Program penyehatan lingkungan sesuai Rencana Strategis kementerian Kesehatan serta dalam upaya pencapaian target

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan terbentuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pembangunan sanitasi sekarang ini masih berjalan lambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Sanitasi merupakan kebutuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 40

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 40 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 40 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI Poster 1 A Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Segera Cair. Sub Dana BLM cair jika dana tunai swadaya masyarakat minimal 4% dan kontribusi APBD

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

Selayang Pandang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Selayang Pandang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Selayang Pandang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Sumberejo, Kec. Jatisrono, Kab. Wonogiri Oleh Kepala Puskesmas Jatisrono 1 dr. Hj. Suprihatin,MM. Kabupaten WONOGIRI Peta

Lebih terperinci