7 PENGUKURAN JARAK ELEKTRONIK (PJE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "7 PENGUKURAN JARAK ELEKTRONIK (PJE)"

Transkripsi

1 7 PENGUKURAN JARAK ELEKTRONIK (PJE) Pada pengukuran jarak secara langsung, jarak jarak yang relatif jauh dan menuntut ketelitian yang tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang besar. Oleh karenannya orang membuat alat pengukur jarak tak langsung dengan ketelitian yang tinggi dan jangkauan yang cukup jauh, dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang elektromagnetik. Metode pengukuran jarak ini disebut electronic distance measurement dan alatnya dinamakan Electronic Distance Meter atau EDM. EDM dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu tipe yang menggunakan gelombang mikro atau gelombang radio, disebut Microwave Distance Measurement (MDM), dan tipe yang menggunakan gelombang cahaya, disebut Electroopic Distance Measurement (EDM). Gambar 7.1 Wild DI-20 Pada umumnya tipe MDM mempunyai kemampuan jangkau yang cukup jauh, hingga beberapa puluh kilometer, dengan pemantul atau reflektor aktif, sedangkan tipe EDM mempunyai jarak jangkauan yang lebih pendek, dari beberapa puluh meter sampai beberapa kilometer dan menggunakan reflektor pasif, sehingga EDM lebih cocok untuk pengukuran-pengukuran yang relatif pendek yang umumnya berkaitan dengan survei rekayasa. Tipe EDM bentuknya kecil dan ringan, sehingga dapat dipasang di atas teodolit sehingga pengukuran sudut dan jarak dapat dilakukan bersama-sama sebagaimana takheometer biasa. Tipe EDM dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Menggunakan gelombang cahya tampak, yang mempunyai panjang gelombang 3,6 x ,8 x 10-7 m. 2. Menggunakan gelombang infra merah, yang mempunyai panjang gelombang 7,8 x ,4 x 10-4 m. 3. Menggunakan sinar LASER (Light Amplification through Simulated Emition of Radition) 7.1. SEJARAH SINGKAT Dibandingkan dengan pengukuran jarak langsung dengan pita ukur, pegas ukur dan yang lain, pengukuran jarak elektronik tergolong masih baru. Hal ini erat kaitannya dengan perkembangan teknologi elektronika. Pemakaian secara umum dan boleh dikatakan murah, baru dimulai sekitar tahun 1970-an.

2 Penemuan pertama PJE dengan sinar tampak atau cahaya, berkaitan dengan seorang ilmuwan bangsa Swedia bernama E. Bergstrand. Beliau adalah orang yang pertama kali mendesain geodimeter yang merupakan kependekan dari geodetic distance meter untuk keperluan perhitungan kecepatan cahaya pada tahun Geodimeter NASM-2 baru digunakan secara komersial pada tahun 1950, yang diproduksi oleh pabrik kimia AGA di Swedia. Dengan geodimeter pertama ini, jarak yang jauh hanya dapat diukur pada malam hari. Tetapi pada saat sekarang, geodimeter model 600 dan B sudah dipakai secara luas di dunia untuk mengukur jarak yang jauh (long range) dalam survei geodesi. Tipe MDM pertama dibuat oleh T.L. Wadley pada Institute of Telecommunication Research di Afrika Selatan pada tahun Pada tahun 1957, alat ini dipublikasikan dengan nama telurometer. Telurometer memiliki jarak jangkau yang lebih jauh daripada jarak jangkau geodimeter dan dipakai secara luas di dunia sampai diperkenalkannya PJE jarak pendek dengan sinar LASER pada tahun 1960-an Prototipe pertama dari PJE jarak pendek (berkaitan dengan ditemukannya diode pendar) muncul pada dekade 1960-an (telorometer MA-100 tahun 1965, Zeiss SM-11 pada tahun 1967). Alatalat ukur tersebut baru dipasarkan secara bebas pada tahun 1968 untuk Wild/Secrel Distomat DI-10, tahun 1969 untuk telurometer MA-100, dan tahun 1970 untuk Zeiss SM-11. PJE jarak pendek dengan sinar infra merah sekarang berkembang pesat dan banyak digunakan dalam berbagai survei, sedangkan yang jarak jauh hanya digunakan dalam survei kerangka geodesi. Alat ukur PJE yang paling teliti hingga saat kini bernama mekometer dibuat oleh K.D. Froome dan R.H. Bradsell pada tahun 1961 di Laboratorium Fisika Nasional Tedington (U.K.) dan baru dipasarkan pada awal Pada jarak pendek, ketelitian alat mencapai 0,2 mm GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gambar 7.3. Nikon ND-30 dan 31 Gelombang elektromagnetik adalah tenaga yang dipancarkan, berupa getaran medan listrik dan medan magnet yang merambat dalam ruang bebas. Gelombang elektromagnetik ini bersifat periodik dan berbentuk sinusoide. Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang elektromagnetik dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: =... (7.1) f =... (7.2) c=... (7.3)

3 Dalam hal ini: : Panjang gelombang f : Frekuensi c : Kecepatan rambat gelombang dalam suatu medium, didasarkan pada cahaya dalam medium C o : Kecepatan rambat gelombang cahaya dalam ruang hampa ( ,5 0,4 km/detik) yang telah disepakati bersama pada sidang XII International Scientific Radio Union tahun 1957, yang kemudian diterima oleh International Union for Geodesy and Geophysic dan kemudian diperbaharui pada tahun 1975 menjadi simpangan baku 0,004 p.p.m. u : Indeks refraksi medium. 1,2 m/detik, dengan Radiasi atau rambat gelombang elektromagnetik dapat dinyatakan dengan gambar dan rumus sebagai berikut: =... (7.5) =... (7.6)

4 Keterangan : A : Amplitudo : Kecepatan sudut : Frekuensi gelombang cahaya : Waktu rambat : Sudut fase Posisi partikel pada gelombang dengan beda fase dapat dinyatakan dengan : Y = A sin... (7.6.a) = A sin... (7.6.b) Dalam hal ini: : Beda fase : Beda waktu Efek beda waktu diilustrasikan pada Gambar 7.5 di atas. Selanjutnya beda fase dapat dinyatakan dalam beda waktu : =... (7.7) =... (7.8) 7.3. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya, spketrum gelombang elektromagnetik yang lazim digunakan untuk mengukuran jarak ada sembilan jenis, dari cahaya tampak sampai gelombang frekuensi rendah. Secara keseluruhan spektrum gelombang tersebut dapat disajikan dalam Tabel 7.1. Gambar 7.6. Kem DM.502 dengan mini komputer

5 Macam Gelombang Radiasi Sinar X Ultraviolet Sinar tampak Inframerah Gelombang Radio Ekstra tinggi EHF Super tinggi SHF Ultra tinggi UHF Televisi Sangat tinggi VHF FM Broadcasting Tinggi HF Gelombang Pendek Medium MF AM Broadcasting Rendah Gelombang panjang Sangat rendah VLF Ekstra rendah ELF Pajang Gelombang (m) 1, , , , , , , , Frekuensi (Hz) 1, , , , , , , , Spektrum gelombang inframerah dibagi lagi menjadi : Spektrum Gelombang Infra Merah Panjang Gelombang Inframerah dekat 0,76 3,10 Inframerah tengahan 3,0 6,0 Inframerah jauh 6,0 15,0 Inframerah ekstrim 15,0 1 Yang tergolong gelombang dengan frekuensi rendah adalah gelombang yang frekuensinya kurang dari 30 MHz. EDM yang menggunakan gelombang jenis ini mempunyai jarak jangkauan yang jauh. Gelombang elektromagnetik dikatakan berfrekuensi tinggi apabila frekuensinya lebih dari 30 MHz. Jangkauan alat EDM yang menggunakan jenis ini menjadi lebih pendek.

6 7.4 KONSEP DASAR PENGUKURAN JARAK DENGAN GELOMBANG ELKTROMAGNETIK Ada empat metode pengukuran jarak elektronik, yaitu : 1. Metode pulsa 2. Metode beda fase 3. Metode dopler 4. Metode interverometri Metode yang paling banyak digunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda fase, baik dengan gelombang mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser, sehingga di sini hanya akan dibahas metode beda fase saja. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat yang dipasang pada stasiun di ujung suatu garis yangakan diukur jaraknya (Gambar7.6), kemudian di ujung lain dari garis tersebut dipasang pemantul atau reflektor. Sinyal tersebut dipantulkan kembali ke pemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar. Karena kecepatan sinyal diketahui dengan teliti maka jarak lintasan dapat dihitung dengan rumus: D =. t. v... (7.9) Dalam hal ini : D : Jarak garis yang diukur (lintasan) t : Waktu lintasan sinyal pergi-pulang v : Kecepatan sinyal Untuk memahami PJE secara sederhana dapat dianalogikan dengan gelombang yang diakibatkan oleh jatuhnya batu ke dalam kolam air, seperti gambar berikut.

7 Gambar 7.7. Rambat gelombang air ke tepi kolam Pada gambar di atas, sebuah batu telah dijatuhkan pada kolam air di titik X dan bentuk gelombang merambat dari titik tersebut sampai tepi kolam di titik Y. Terdapat 10 (sepuluh) gelombang penuh dan sebagian gelombang tidak penuh (dalam hal ini gelombang yang tidak penuh adalah ½ panjang gelombang). Jarak antar dua titik yang serupa sama dengan satu panjang gelombang, maka XA = AB = BC... dst = 1 panjang gelombang. Apabila ditinjau dari formasi gelombangnya, gelombang dikatakan berada dalam fase apabila antara titik awal dan akhir terdapat kelipatan dari gelombang penuh. Dalam kasus tersebut di atas, terdapat bagian gelombang yang tidak penuh antara X dan Y dan formasi gelombang khusus ini dikatakan mempunyai beda fase 0,5 panjang gelombang. Apabila penjalaran gelombang dari X ke Y memerlukan waktu 2,1 detik, maka frekuensi gelombang tersebut adalah: f = 10,5 kali : 2,1 detik = 5 kali/detik Secara teknis gelombang membuat putaran 5 kali per detik. Satuan internasional (SI) untuk frekuensi 1 kali putaran tiap detik dinamakan 1 Hertz (Hz), sehigga gelombang tersebut mempunyai frekuensi 5 Hertz. Jika panjang gelombang tersebut = 0,5 meter, maka jarak XY dapat dihitung: Jarak XY = panjang gelombang x jumlah gelombang = 0,5 m x 10,5 = 5,25 m. Kecepatan menjalar gelombang (v) = jarak (D) : waktu (t) = 5,25 m : 2,1 detik = 2,5 m/dt (ms -1 ) Memandang masalah di atas dari sudut lain, jarak XY dapat dihitung tanpa harus mengetahui panjang gelombang ( ) dan waktu merambat (t), asal telah diketahui kecepatan rambat gelombang (v), frekuensi (f) dan banyaknya gelombang (n). Jadi masalahnya di lapangan hanya menghitung banyaknya gelombang yang melintas antara X dan Y saja. Contoh: Sebuah batu di jatuhkan ke dalam kolam di titik X dan menimbulkan gelombang yang menjalar pada permukaan air dengan frekuensi (f) 5 Hz dengan kecepatan 2,5 m/dt. Pada saat gelombang sampai pada titik Y (tepi kolam) ternyata terdapat 10,5 gelombang. Hitung jarak XY.

8 Penyelesaian: Banyaknya gelombang (n) = 10,5 Frekuensi gelombang (f) = 5 Hz Jadi waktu rambat (t) = = = 2,1 dt Jadi jarak XY = kecepatan (v) x waktu (t) = 2,5 m/dt x 2,1 dt = 5,25 m Alat pengukur jarak elektronik dapat memisahkan beda fase sampai 1/1000 panjang gelombang. Bagi kebanyakan survei, pengukuran konstruksi (rekayasa), ketelitian 1 cm dapat diterima. Hal ini setara dengan panjang gelombang yang dipakai, yaitu 1000 x 1 cm = 10 m. Pada tabel halaman sebelumnaya akan setara denga frekuensi sebesar 30 MHz. Gelombang frekuensi tinggi untuk transmisi langsung melalui atmosfer dengan alat ukur jarak elektronik kurang sesuai, karena gelombang cenderung melemah dan menyebar serta mengalami interfensi. Gelombang dengan frekuensi sangat tinggi tidak terlalu terpengaruh kondisi yang demikian, dan memang memungkinkan untuk menggabungkan gelombang pengukur frekuensi rendah ke dalam gelombang dengan frekuensi yang lebih tinggi dan memancarkannya bersama-sama. Dalam keadaan yang demikian, gelombang frekuensi tinggi berfungsi sebagai pembawa bagi gelombang frekuensi rendah dan dikatakan dimodulasikan dalam proses ini. Gelombang inframerah dan cahaya tampak (kasat mata) adalah contoh pembawa yang cocok. Dalam bahasa sederhana, gelombang cahaya tampak analog dengan pelat pita baja tipis yang dipakai sebagai bahan pembuat pita ukur, kemudian pita baja tersebut dimodulasikan dengan pembagian skala metrik/feet yang digoreskan padanya, dan membawanya saat pita direntangkan selama pengukuran Prinsip Pengukuran Jarak Konsep dasar pengukuran yang telah dibahas di muka, sekarang menjadi prinsip yang pasti. Di sini suatu gelombang elektromagnetik yang telah diketahui frekuensinya (f) dipancarkan ke pemantul atau reflektor, dan dipantulkan kembali ke pemancar. Alat pemancar mampu menghitung jumlah (n) panjang gelombang dengan ketelitian sampai 1/1000 bagian dari panjang gelombang (dengan salah satu cara yang akan dijelaskan kemudian). Nilai n/f dihitung (t) baik secara manual maupun secara otomatis pada alat, dan dikalikan dengan kecepatan standar sinyal di atmosfer (v), hasilnya adalah jarak atau panjang lereng yang diukur. Di muka telah dikemukakan bahwa berdasarkan macam gelombang yang dipakai, pengukuran metode elektronik dapat dibagi menjadi dua sistem, yaitu MDM untuk pengukuran jarak jauh dan EDM untuk pengukuran jarak menengah dan dekat.

9 Sistem Gelombang Mikro Beberapa pabrik telah memprodukasi alat pengukur jarak elektronik dengan sistem gelombang mikro yang dikenal dengan nama telurometer. Alat ini digunakan untuk pengukuran jarak dari 20 m sampai 150 km dengan ketelitian 3-4 mm per km dengan frekuensi sebesar 15 MHz. Pada alat ini terdapat pemantul sinyal yang bersifat aktif yang disebut remote. Sinyal yang sampai padanya tidak langsung dipantulkan kembali ke pemancar atau master tetapi diperkuat lebih dulu pada remote, baru dipancarkan kembali ke master. Karena jarak antara master dan remote cukup jauh, alat tersebut basanya dilengkapi dengan piranti komunikasi (telepon). Adapun pelaksanaan pengukuran jarak AB adalah sebagai berikut: 1. Alat MDM (master distel pada titik/stasiun A, dan remote di titik B. Keduanya mengadakan kontak via telpon untuk saling mempersiapkan diri. 2. Tombol pengukur diaktifkan, gelombang mikro dengan dengan panjang w 1 meter dipancarkan ke remote di titik B, yang kemudian dipancarkan kembali ke master. Beda fase yang terjadi akan diukur oleh alat. 3. Panjang gelombang kemudian diubah menjadi w 2. Dengan cara yang sama dengan nomor 1 di atas, beda fase diukur lagi. Proses ini diulangi beberapa kali dengan panjang gelombang yang lain. Jumlah pengulangan tergantung pada model alat dan jarak yang diukur. Perubahan panjang gelombang ini dilakukan secara otomatis dan seluruh prosedur kira-kira membutuhkan waktu 30 detik. Selama pengukuran, temperatur dan tekanan udara dicatat. 4. Misal data panjang gelombang dan beda fasenya seperti Tabel 7.2. di bawah. Tabel 7.2. contoh data panjang gelombang dan beda fase Panjang Gelombang Ekivalen untuk perjalanan tunggal Beda fase w 1 2 m 1 m 0,325 w 2 20 m 10 m 0,532 w m 100 m 0,353 w m 1000 m 0,835 Perhitungan : a. Jumlah (n) panjang gelombang Dari tabel di atas jumlah panjang gelombang dengan panjang w 1 ( dapat diperkirakan secara berturut-turut. Misal dengan menggunakan panjang gelombang w 4 ( dengan beda fase, jumlah gelombang penuh didapat sebagai berikut: = 0,835 Tetapi w 4 = 1000 w 1, sehingga: x 1000 = 0,835 x 1000 = 835

10 Jumlah total panjang gelombang (penuh dan parsial) didapat sebagai berikut x (0,835) = 835,0 100 x (0,353) = 35,3 10 x (0,532) = 5,32 1 x (0,325) = 0,325 Jadi jumlah panjang gelombangnya adalah 835,325 b. Waktu rambat (t) Dari rumus di atas pada analogi gelombang air, waktu rambat untuk satu gelombang adalah: t = n/f = detik = 5, x 10-6 detik c. Jarak AB Jarak ganda (bolak-balik) AB dihitung dengan mengalikan waktu rambat (t) dengan kecepatan (v) gelombang melalui atmosfer. Nilai standar v pada suhu 12 o C dan tekanan 760 mmhg telah diketahui, yaitu ,0 km/dt. Jadi: 2 x AB = (5, x 10-6 x ,0 x 1000) m = 1670,650 m AB = ½ x 1670,650 m = 835,325 m Perhitungan tersebut dilakukan secara otomatis dengan alat gelombang mikro yang paling mutakhir dan diperlihatkan secara digital sebagai bilangan dalam 8 digit. Koreksi atmosfer untu suhu 30 0 C dan tekanan 800 mmhg adalah -0,009 m. Jadi: Jarak AB = 835,325 m 0,009 m = 835,316 m Sistem Elektro-Optis Berdasar spektrum yang digunakan, sistem elektro-optis dapat dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu kelas yang menggunakan sinar tampak/kasat mata (termasuk kategori jarak menengah) dan kelas yang menggunakan sinar inframerah (termasuk kelas jarak pendek). Keduanya memiliki banyak kesamaan. Sinyal pengukur dibawa oleh berkas sinar sempit yang sangat terfokus yang diarahkan secara optis ke sasaran yang jauh dengan teropong yang terdapat didalamnya. Unit PJE jarak pendek dapat dipasang pada teropong teodolit dengan wadah yang khusus dirancang untuk mengarahkan unit PJE tepat searah dengan garis bidik teropong ke mana saja dia diarahkan (Gambar 7.6 dan Gambar 7.9). Pekerjaan Lapangan 1. Pemancar dipasang pada salah satu ujung garis yang akan diukur, dan diarahkan secara teliti ke reflektor yang dipasang pada ujung garis yang lain. Sebaliknya reflektor juga diarahkan pada pemancar dengan alat pembidikan terbuka yang ada padanya. Reflektor tunggal digunakan untuk jarak 600 meter. Untuk jarak yang lebih jauh diperlukan susunan tiga, enam atau sembilan buah reflektor.

11 2. Sinyal dipancarkan dengan frekuensi yang diketahui ke reflektor, dari sana dikembalikan ke pemancar dan beda fasenya diukur. 3. Frekuensi sinyal diubah secara otomatis oleh alat, dan prosedur pengukuran diulangi lagi sebagaimana di muka (1). Dari padanya banyaknya gelombang dapat ditentukan dan jarak miring akan dapat ditentukan. Kemiringan teropong (bacaan lingkaran vertikal) dan kondisi atmosfer dicatat untuk reduksi menjadi jarak datar dan koreksi hasil ukuran. A. Alat Jarak Menengah Kelompok ini banyak dikenal sebagai geodimeter. i. Pembangkit sinyal Sumber cahaya adalah lampu 5 volt biasa yang mendapat tenaga dari baterai, untuk pengukuran jarak sampai 5 km disiang hari atau 15 km disaat gelap. Untuk jarak yang lebih jauh sampai 25 km digunakan lampu uap merkuri yang mendapatkan suplai tenaga dari generator. ii. Perhitungan panjang gelombang Beda fase untuk setiap garis yang diukur didapat dari tiga panjang gelombang, tetapi erat sekali kaitannya, frekuensinya sekitar 30 MHz. Panjang gelombang adalah 10 meter. Dengan menggunakan setengah panjang gelombang dihasilkan ekifalen sebesar 5 meter untuk perjalanan satu jurusan. Ketiga panjang gelombang untuk pengukuran adalah: w 1 = 5, m; w 2 = 4, m; w 3 = 4, Ketiga gelombang ini dipilih sedemikian rupa sehingga: 400 w1 = 401w2 = 2000 m dan 20 w1= 21 w2 = 100m. Dengan panjang gelombang tersebut, misalkan untuk mengukur jarak 835,300 m, dihasilkan beda fase dari masing-masing panjang gelombang: w1 = 0,300; w2 = 2,382 dan w3 = 1,967 Jarak AB = nw 1 + w 1...(a) = nw 2 + w 2...(b) = nw 3 + w 3...(c) Dari (a) dan (b): n(w 1 w 2 ) = w 2 - w 1 Dan karena 400 w 1 = 401 w 2 w 2 = (400/401) w 1 Jadi ( ) Sehingga Nilai ini akan diulangi setiap 2000m. Dari (a) dan (c): n(w 1 w 3 ) = w 3 - w 1 Karena 20 w 1 = 21 w 2 w 2 = (20/21)w 1 Jadi ( ) Sehingga Maka nilai akan diulangi setiap 100m. Karena itu jumlah total panjang gelombang adalah = 835,35 m.

12 B. Alat Jarak Pendek i. Pembangkit sinyal Semua PJE jarak pendek yang mutakhir memancarkan gelombang pembawa inframerah yang dibangkitkan oleh dioda galium arsenida (GaAs). Panjang gelombang kurang dari 1 mikrometer dan tenaga dipasok dari baterai sel kering nikel-kadmium atau bisa dengan baterai mobil 12 volt. Berkas sinar tidak terlihat dan tidak berbahaya, dan akan menghasilkan jarak yang tepat meskipun dipotong oleh lalu-lintas. ii. Perhitungan panjang gelombang Semua alat PJE kelas ini sepenuhnya otomatis. Banyaknya gelombang dihitung oleh suatu piranti elektromekanis dan jarak mirinf akan ditampilkan secara digital. Cara Kerja Alat Inframerah Alat Kern D.M. 502 (Gambar 7.6) yang merupakan alat khas dari kelas ini bentuknya kecil, kompak dan ringan (kurang dari 2 kg) dan mudah dipasang pada teodolit melalui per penjepit. Tenaga dicatu dari baterai NiCd yang diikatkan pada statif dan dihubungkan ke unit PJE dengan kabel yang lentur. Adapun langkah pengukurannya adalah sebagai berikut: 1. Hidupkan tenaga dengan menekan tombol on/off. 2. Arahkan garis bidik teodolit ke posisi reflektor atau pemantul. 3. Stel tombol fungsi ke tanda ukur 4. Tekan tombol stater yang bertuliskan ukur Maka alat akan mengukur beda fase pada dua frekuensi yang berbeda, dan dengan piranti elektromagnetis secara otomatis akan menghitung jarak miring dan menampilkannya secara digital. Pekerjaan tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 detik. Dengan memasukan bacaan sudut miring dari teropong teodolit pada tombol PJE, PJE akan memproses dan menampilkan bacaan dalam jarak datar BEBERAPA KOMPONEN PENTING PADA PJE ELEKTRO-OPTIS PJE elektro-optis pertama (geodimeter NASM-2 buata AGA Swedia) menggunakan komponen elektronik lama seperti lampu tabung (tabung hampa) dan resolver sesuai teknologi saat

13 itu. Penemuan baru bahan semi konduktor yang menghasilkan light emiting diode (LED), foto diode, transitor dan lain-lain, menggantikan komponen lama. Kemudian terciptanya Integrated Circuit (IC) dan mikro prosesor yang dapat menggantikan satu blok sirkuit elektronik tertentu, menghasilkan EDM jenis baru yang dilengkapi dengan mikro komputer dan program itu untuk melakukan proses elektronik dan hitungan secara otomatis. Beberapa komponen yang penting dalam alat EDM antara lain: Osilator Kwarts Osilator kwarts adalah suatu piranti atau komponen pembangkit sumber sinyal (gelombang elktromagnetik) yang akan digunakan untuk pengukuran beda fase, yang terdiri dari resistor, kondensator dan transistor. Frekuensi sinyal yang dihasilkan oleh osilator distabilkan dengan kristal kwarts. Sirkuit ini dapat disatukan dengan komponen seperti devider, amplifier dan lainnya dalam satu buah IC Light Emiting Diode (LED) LED dalah suatu komponen yang dapat memancarkan sinar cahaya atau sinar inframerah sebagai gelombang pembawa pada alat EDM elektrooptis. LED adalah junction diode yang terbuat dari bahan semi konduktor tipe n dan tipe p dengan atom-atom impurity tersebut dan konsentrasinya. Misal sinar inframerah amber ( akan dipancarkan pada temperatur ruangan jika atom-atom impurity pada LED adalah Ga, As dan P. Perubahan konsentrasi P menyebabkan perubahan panjang gelombang diantara interval tersebut. Sinar inframerah ( dipancarkan pada temperatur ruangan jika atom-atom impurity pada LED adalah Ga, As, dan Al. Perubahan konsentrasi Al menyebabkan perubahan panjang gelombang diantara interval tersebut. Daya output sinar yang dipancarkan LED tergantung pada arus injeksi, frekuensi dan temperatur kerjanya Foto Informasi fase yang dibawa oleh sinar harus dikembalikan menjadi sinyal listrik (demodulasi) sebelum proses selanjutnya dilakukan. Komponen yang didapat digunakan untuk itu adalah fotodetektor, misalnya fotodioda, fototransistor, avalance fotodioda, dan fotosel. Fotodioda mempunyai fungsi yang berlawanan dengan LED tetapi dari bahan yang sama. Oleh arenanya, karakteristik dan faktor-faktor yang berperngaruh terhadap LED Alat Ukur Selisih Fase Selisih fase antara sinyal referensi dan sinyal ukuran ditentukan oleh alat ukur selisih fase. Ada beberapa macam alat tersebut yang digunakan dalam alat EDM, di antaranya adalah sistem analog dan digital Sistem Analog Dalam sistem ini digunakan resolver atau delay line dan detektor fase. Fase sinyal referensi dibandingkan dengan fase sinyal ukuran yang telah digeser tersebut. Apabila fase kedua sinyal

14 tersebut sama, nolmeter menunjukan harga nol. Selisih fase kedua sinyal tersebut sebanding dengan perubahan posisi pengatur kedudukan resolver dan delay line dari titik nolnya Sistem Digital Sinyal referensi dan sinyal ukuran diubah menjadi gelombang segi emapt (square wave) dalam komponen yang disebut trigger. Gelombang segi emapat tersebut digunakan sebagai saklar elektronik untuk membuka dan menutup aliran pulsa dari osilator. Aliran pulsa dibuka jika sinyal ukuran memulai siklus baru dan ditutup jika sinyal refrensi memulai siklus baru. Dengan cara demikian selisih fase diperoleh dalam satuan kaunter. Karena satuan kaunter dapat dikonversi langsung menjadi satuan jarak Reflektor Reflektor digunakan untuk memantulkan sinar agar dapat diterima kembali oleh alat. Oleh karena itu reflektor harus dapat memantulkan sinar dengan baik dan sejajar sehingga dapat diterima oleh lensa penerima pada alat tanpa bidikan dengan tepat. Kesalahan jarak dapat timbul sebagai akibat dari kesalahan pengarahan reflektor, misalnya pada reflektor Kern DM 501 dan Wild GDR 11 berkisar sekitar 0,0 mm pada kesalahan pengarahan 10 0 dan sekitar 2,3 mm pada kesalahan pengarahan Kesalahan jarak lainnya yang dapat timbul dari reflektor adalah konstanta nol reflektor. Konstanta nol reflektor terjadi karena sumbu optis reflektor tidak berimpit dengan sumbu vertikalnya. Reflektor tunggal berupa prisma kubus yang permukaan tegaknya dibuat irisan-irisan tertentu, sehingga bidang-bidang irisan tersebut saling tegak lurus. Prisma dipasang pada suatu dudukan yang dapat dipasang dan dilepas pada tribach. Tribach ini dapat dipasang tegas di atas statip dengan bantuan nivo kotak dan sentering optis yang ada pada tribach. Banyaknya prisma dapat diatur. Sebuah prisma efektif untuk jarak 500 meter dan untuk jarak yang lebih jauh dapat dipasang tiga, enam sampai sembilan buah tergantung dari jarak yang akan diukur. Prisma juga bisa dipasang bersama-sama dengan target (susun), sehingga apabila PJE dipasang di atas teodolit, maka jarak dan sudut dapat diukur bersama-sama. Pada survei pengukuran guna penentuan titik-titik kontrol, tribach prisma dan target dapat dipertukarkan dengan tribach dari teodolit atau PJE. Dengan demikian pada waktu teodolit dipindah ke stasiun yang ditempati target, statip dan teribach target tidak dilepas tetapi hanya diambil dudukan targetnya saja, kemudian teodolit yang tanpa teribach dipasang pada tribach bekas target, sehingga tidak merubah sentering. Demikian seterusnya secara bergantian, sehingga pengukuran menjadi lebih cepat dan terhindar dari kesalahan akibat sentering. Cara pengukuran yang demikan dinamakan sentering terpaksa. 7.6 CARA KERJA ALAT PJE Pengukuran jarak dengan gelombang elektromagnetik tidak dilakukan dengan mengukur waktu rambat gelombangnya, melainkan dengan mengukur beda fase antara sinyal utama atau sinyal referensi dengan sinyal data. Sinyal utama adalah sinyal dari gelombang pengukur yang dihubungkan langsung pada pengukur beda fase, sedangkan sinyal data adalah sinyal dari gelombang yang telah dimodulasi dengan gelombang pengukur yang disalurkan ke pemancar (transmitter) kemudian dipancarkan ke

15 pemantul atau reflektor dan diterima kembali oleh receiver, kemudian didemodulasikan ke pengukur beda fase. Mekanisme kerja alat PJE secara detail teknis mungkin berbeda-beda untuk alat yang berbeda, namun secara garis besar sama dan dapat digambarkan seperti pada Gampar Osilator utama membangkitkan sinyal berfrekuensi tertentu dan melalui devider dapat dihasilkan beberapa sinyal dengan frekuensi yang berbeda-beda. Besar frekuensi tersebut dapat disesuaikan dengan skala ukuran alat EDM. Frekuensi sinyal yang paling besar (skala ukuran halus) dialirkan ke amplifier lalu diteruskan ke LED, di sini proses modulasi dilakukan. Kemudian sinar termodulasi dipancarkan. Sinar tersebut memancar melalui dua lintasan, yang pertama dinamakan lintasan luar, dipancarkan melalui sistem optis ke reflektor dan dipantulkan kembali ke sistem optis penerima hingga diterima oleh fotodioda dimana proses demodulasi dilakukan. Sinyal hasil demodulasi (setelah penguatan, penyaringan dan pencampuran) dibandingkan fasenya dengan fase sinyal referensi (sistem digital) dan hasil hitungan kaunter disimpan dalam memori komputer. Lintasan kedua dinamakan lintasan dalam, yaitu lintasan sinar LED melalui fiberglass langsung ke fotodioda, kemudian proses yang sama berlangsung hingga hasil hitungan kaunter diperoleh. Hasil hitungan ini dikurangkan terhadap hasil hitungan pertama, kemudian hasilnya dikonversi menjadi satuan jarak, ditambah besaran konstanta penambah dan disimpan kembali. Selanjutnya pengukuran dilakukan kembali menggunakan panjang gelombang yang lain (ukuran kasar). Setelah ukuran jarak diperoleh, kemudian dilakukan pencampuran (matching), yaitu menyamakan digit pertama dari hasil pengukuran terdahulu yang disimpan. Akhirnya diperoleh jarak ukuran yang dapat dibaca pada alat peraga (display).

16 7.7. KOREKSI HASIL PENGUKURAN Pada umumnya kecepatan gelombang yang digunakan pada setiap alat ukur EDM telah disesuaikan dengan temperatur dan tekanan udara yang tertentu atau standar. Misal alat ukur SDM -3C didesain untuk standar temperatur 15 0 C dan tekanan udara 760 mmhg, sehingga jika pengukuran dilakukan pada temperatur dan tekanan udara yang tidak sama dengan temperatur dan tekanan udara standar maka hasil pengukurannya perlu dikoreksi agar didapatkan ketelitian yang memadai. Bentuk koreksi tersebut berbeda-beda untuk setiap alat, ada menggunakan rumus matematis, ada yang menggunakan diagram, ada pula yang langsung dikoreksi oleh alat tersebut dengan cara memasukkan harga temperatur dan tekanan udara saat pengamatan. Sebagai contoh untuk alat SDM -3C, untuk koreksi disediakan diagram seperti pada Gambar Tinggi tempat pengamatan di atas permukaan laut yang pada umumnya sebanding dengan tekanan udara, disajikan di bagian atas diagram. Garis garis miring menunjukan harga atau besaran koreksi dalam milimeter (mm) per 100 m. Contoh: Temperatur saat pengukuran : 21 0 C Tekanan udara : 720 mmhg Hasil pengukuran (bacaan) : 850,25 m Harga koreksi (dari diagram) : 2 mm/100 m Dengan demikian besarnya koreksi = 2 mm x

17 Sehingga hasil ukuran teroreksi adalah : 850,25 m + = 850,267 m 7.8. KETELITIAN PJE Ketelitian PJE ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan pengukuran yang sebanding dengan jarak yang diukur. Ketelitian umumnya dinyatakan dengan: [5 mm + 5 part per milion (ppm)] atau (0,02 ft +5 ppm). Besaran 5 mm atau 0,02 ft adalah kesalahan alat ukur yang tidak tergantung dari jarak yang diukur, sedangkan 5 ppm (5 mm/km) adalah kesalahan yang sebanding dengan jarak yang diukur. Sebagian besar alat PJE yang dipasarkan sekarang dipublikasikan berketelitian dari (3 mm + 1 ppm) sampai dengan (10 mm + 10 ppm). Kesalahan dalam besaran ppm sangat bermakna dalam pengukuran, sedangkan yang konstan tak begitu bermakna terhadap jarak yang diukur, sehingga untuk jarak 100 m dengan kesalahan 5 mm akan menunjukan ketelitian 1: dan untuk jarak 1000 m akan menunjukan ketelitian 1: Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat (PJE dan reflektor) harus dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat, yaitu: 1. Apakah pusat elektris PJE berimpit atau tidak dengan garis vertikal yang melalui pusat tribach, 2. Apakah titik balik sinar pada reflektor berimpit atau tidak dengan garis vertikal yang melalui pusat tribach reflektor.

18 Selisih ini dinamakan konstanta prisma atau reflektor. Kesalahan pertama biasanya telah dikompensasikan oleh produsen alat PJE di pabrik, sedangkan kesalahan kedua, konstanta prisma (30-40 mm) telah dieliminir dalam PJE oleh pabrik atau di lapangan. Harga konstanta prisma dapat dicek di lapangan dengan langkah sebagai berikut. - Buat titik A, B, C segaris di lapangan, sebagaimana Gambar Ukur semua penggal jarak AC, AB, dan BC dengan alat PJE. - Harga konstanta prisma = jarak AC AB BC - Alternatif lain adalah dengan mengukur jarak garis basis yang telah diketahui lebih dahulu. Selisih hasi pengukuran alat PJE dengan panjang basis adalah besarnya konstanta prisma GEOMETRI PENGUKURAN DENGAN PJE Gambar menggambarkan tinggi PJE dan tinggi reflektor yang sama. Misal kemiringan diukur dengan teodolit. Tinggi PJE atau teodolit (h i ) dan tinggi reflektor (H R ) masing-masing dapat diukur dengan rol meter atau pita ukur. Agar perhitungan menjadi sederhana dianjurkan agar h i = H R. Apabila PJE dipasang di atas reflektor seperti Gambar 7.15, maka untuk keperluan perhitungan diperlukan koreksi sudut vertikal ( apabila. Ketelitian sudut vertikal sangat penting karena akan terkait dengan jarak mendatar dan beda tinggi dari jarak miring hasil pengukuran. Dari Gambar 7.15, selisih antara dan = X. Pada segitiga kecil yang terbentuk dari perpanjangan S dengan sisi miring X dan sudut puncak, sisi siku-siku yang panjang = X cos, sehingga dapat dihitung dengan rumus: sin.

19 Contoh: Jarak miring antara AB yang diukur dengan PJE = 561,276 m. Tinggi PJE di A=1,820, dan tinggi prisma di B = 1,986 m. PJE dipasang di atas teodolit yang tinggi pusat optisnya = 1,720 di atas titik A dengan sudut miring teropong terbaca pada teodolit sebesar + 6 o pada pembidikan ke target, tinggi target = 1,810 m di atas titik B. Hitung jarak mendatar antara A dan B dan elevasi/tinggi titik B bila tinggi titik A = 186,275 m. Dari data yang diperlihatkan Gambar 7.15 dan Gambar 7.16, harga X = (1,986-1,810) (1,820-1,720) = 0,176 0,100 = 0,076 m. Sehingga : Sin = = 28 terkoreksi = 6 o = 6 o Jadi jarak mendarat D AB = 561,276 Cos 6 o = 557,813 m. Apabila jarak mendatar langsung dihitung dari sudut miring hasil pengukuran 6 o 21 38, akan didapatkan D AB = 561,276 Cos 6 o = 557,821 m. Apabila dibanding dengan hasil di atas (557,813 m), selisihnya tidak begitu berarti. Tinggi/elevasi B (HB) = HA + 1, ,276 Sin 6 o ,986 = 186, ,257 1,986 = 248,366 m Apabila kenaikan (V) dihitung dengan sudut miring pengukuran langsung (6 o ) akan didapat + 62,181 m. Dibanding dengan + 62,257 m, maka perbedaannya menjadi cukup bermakna PJE TANPA REFLEKTOR Saat ini ada beberapa jenis PJE yang dapat digunakan untuk mengukur jarak tanpa menggunakan reflektor karena permukaaan yang diukur itu sendiri yang berlaku sebagai reflektor. Beberapa pabrik seperti Wild Heerbrugg (Wild Dior 3002) dan Fennel menggunakan metode pulsa dari sinyal inframerah, yang dipancarkan oleh laser. Alat PJE tersebut dapat memperoleh jarak langsung dari target.

20 PJE tanpa reflektor dapat digunkana pula secara konvensional (dengan reflektor) untuk mengukur jarak hingga 4 km. Bila digunakan tanpa reflektor, kemampuan jarak ukurnya akan menurun dari m (cuaca teduh dan malam yang gelap baik untuk pengukuran). Dengan reflektor ketelitian pengukuran ( 3 mm + 1 ppm), tanpa reflektor ketelitian akan menurun 10 mm. Target yang berwarna cerah dan permukaan yang datar/halus dan tegak lurus terhadap arah sinyal (seperti tembok) akan menjadikan jarak jangkau dan ketelitian semakin baik. Alat PJE ini dapat mengukur secara cepat (0,8 detik pada mode rapid dan 0,3 detik pada mode tracking), yang berarti dapat untuk digunakan untuk mengukur jarak obyek yang bergerak, sehingga menambah sarana untuk survei pada beberapa bidang lain seperti survei hidrografi dekat pantai serta berbagai bidang konstruksi berat. Dengan kombinasi data kolektor dan komputer, teknik ini siap dipakai untuk pengukuran tampang melintang secara otomatis dalam bidang pertambangan dan terowongan; dan dengan pengeplotan gambar tampang, volume penggalian secara otomatis dapat diselesaikan dengan digital plotter dan komputer. PJE tanpa reflektor dapat pula digunakan untuk survei dalam pembuatan gambar tampang dari tumpukan material galian, pengukuran tempat-tempat yang berbahaya atau sulit didatangi, misalnya komponen-komponen jembatan, menara pendingin, permukaan dam dan lain-lain yang sejenis, dan pengukuran secara otomatis dari permukaan air seperti tandon air, batas kolam dan sebagainya. Ada kemungkinan teknik baru ini menjadi sangat potensial dalam industri survei yang membutuhkan pengukuran jarak seperti dalam tipe-tipe monitoring. Gambar PJE tanpa reflektor Alat PJE ini menggunakan sinar laser yang dengan sendirinya akan membantu kita untuk mengenal/melihat obyek yang diamati karena sinar laser akan memberikan penerangan kepada obyek yang kita bidik, sehingga surveyor tahu secara pasti permukaan obyek yang harus dibidik, tidak keliru dengan obyek yang ada disampinganya. Karena pengukuran dilakukan secara cepat, harus betul-betul diperhatikan jangan sampai terjadi kesalahan pembidikan terhadap beberapa obyek yang mungkin secara kebetulan melintas pada sinyal pengukur, seperti truk atau kendaraan lain yang lewat.

21 S O A L 1. Sebutkan komponen-komponen yang penting dalam alat EDM! JAWAB : Osolator Kwarts, Light Emiting Diode (LED), foto, alat ukur selisih fase, sistem analog, sistem digital, dan reflector 2. Bagaimana konsep dasar pengukuran jarak elektronik? JAWAB : Konsep dasar dari pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat yang dipasang pada stasiun di ujung suatu garis yang akan diukur jaraknya, kemudian di ujung lain dari garis tersebut dipasang pemantul atau reflektor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, pengukuran jarak langsung relatif sulit membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang besar. Seiring dengan perkembangan teknologi, dibuatlah

Lebih terperinci

PEMANTAUAN GUNUNGAPI DENGAN EDM

PEMANTAUAN GUNUNGAPI DENGAN EDM PEMANTAUAN GUNUNGAPI DENGAN EDM Pada pengukuran jarak langsung, jarak-jarak yang relatif jauh dan menuntut ketelitian yang tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

Materi : Bab VII. PENGUKURAN JARAK Pengajar : Danar Guruh Pratomo, ST

Materi : Bab VII. PENGUKURAN JARAK Pengajar : Danar Guruh Pratomo, ST PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 24 Agustus 2004 Materi : Bab VII. PENGUKURAN JARAK Pengajar : Danar Guruh Pratomo, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

PENGKURAN JARAK DAN SUDUT

PENGKURAN JARAK DAN SUDUT POKOK BAHASAN : PENGKURAN JARAK DAN SUDUT Pengkuran jarak langsung : tanah datar, medan bergelombang; Pengkuran jarak optis (Tacheometry); Pengkuran jarak Elektronik, Pembacaan sudt horizontal : pembacaan

Lebih terperinci

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PEMANCAR&PENERIMA RADIO PEMANCAR&PENERIMA RADIO Gelombang elektromagnetik gelombang yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan sangat tinggi sehingga gelombang

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika Bab 8 Gelombang Elektromagnetik - Latihan Soal Doc. Name: AR10FIS0801 Version: 2013-03 halaman 1 01. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi tinggi ke rendah

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Pengukuran jarak adalah dasar dari

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Gelombang adalah gejala dari perambatan usikan (gangguan) di dalam suatu medium. Pada peristiwa rambatan tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat yang permanen

Lebih terperinci

Sinyal analog. Amplitudo : ukuran tinggi rendah tegangan Frekuensi : jumlah gelombang dalam 1 detik Phase : besar sudut dari sinyal analog

Sinyal analog. Amplitudo : ukuran tinggi rendah tegangan Frekuensi : jumlah gelombang dalam 1 detik Phase : besar sudut dari sinyal analog PHYSICAL LAYER Lapisan Fisik Fungsi : untuk mentransmisikan sinyal data (analog dan digital) Pada Lapisan Transmitter : menerapkan fungsi elektris, mekanis, dan prosedur untuk membangun, memelihara, dan

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu pesan

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.3.4 Uji Panjang Pulsa Sinyal Pengujian dilakukan untuk melihat berapa panjang pulsa sinyal minimal yang dapat di respon oleh modul. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan astable free running, blok

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS WIRELESS COMMUNICATION Oleh: Eko Marpanaji INTRODUCTION Seperti dijelaskan pada Chapter 1, bahwa komunikasi tanpa kabel menjadi pilihan utama dalam membangun sistem komunikasi dimasa datang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

2). Besaran Dasar Gelombang Y arah rambat ( v) A P T 0 Q S U. * Hubungan freakuensi (f) dengan pereode (T).f = n/t n = f.t dan T = t/n n = t/t

2). Besaran Dasar Gelombang Y arah rambat ( v) A P T 0 Q S U. * Hubungan freakuensi (f) dengan pereode (T).f = n/t n = f.t dan T = t/n n = t/t Modul Pembelajaran Fisika XII-IPA 1 BAB 1 GEJALA GELOMBANG A. Persamaan Dasar Gelombang 1). Pengertian Gelombang Gelombang adalah usikan yang merambat secara terus menerus. Medium yang dilalui gelombang

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Gelombang. Rudi Susanto

Gelombang. Rudi Susanto Gelombang Rudi Susanto Pengertian Gelombang Gelombang adalah suatu gejala terjadinya perambatan suatu gangguan (disturbane) melewati suatu medium dimana setelah gangguan ini lewat keadaan medium akan kembali

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL Perhitungan Konstanta Teropong SEMESTER III DISUSUN OLEH : 1. ARDHITO RIZANG N (15/380715/SV/08522) 2. PRABOWO SURYA N (15/380729/SV/08536) 3. AMAT SOLLEH (15/384651/SV/09008)

Lebih terperinci

Pemancar&Penerima Televisi

Pemancar&Penerima Televisi Pemancar&Penerima Televisi Pemancar Bagian yg sangat vital bagi stasiun penyiaran radio&tv agar tetap mengudara Pemancar TV dibagi 2 bagian utama: sistem suara&sistem gambar Diubah menjadi gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi BB 2 DSR TEORI 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi Pemetaan objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi, ataupun manajemen asset. Suatu objek tiga dimensi merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

Gambar 1 Tampilan alat

Gambar 1 Tampilan alat SENSOR PARIKIR INFRAMERAH Iswan Apriyanto (12111060) Program Studi Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta Jl. Sisingamangaraja No. 76 Karangkajen Yogyakarta Email : iswanapriyanto@yahoo.com.id ABSTRACT

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 41 BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 4.1 Laser Laser atau sinar laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti suatu berkas sinar yang diperkuat dengan

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG A. Getaran Benda Getaran adalah gerakan bolak balik terhadap titik keseimbangan. - Penggaris melakukan getaran dari posisi 1 2 1 3 1 - Bandul melakukan gerak bolak balik dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Spektrum gelombang elektromagnetik jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke yang paling besar adalah...

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan teknologi: 1. Gelombang Radio Gelombang radio digunakan dalam sistem pembicaraan jarak jauh

Lebih terperinci

INTERFERENSI GELOMBANG

INTERFERENSI GELOMBANG INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gelombang Elektromagnetik 187 B A B B A B 9 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkan kalian berfikir bagaimana gelombang radio dapat memancar dari pemancar radio menuju ke radio

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA : TUGAS NAMA MATA KULIAH DOSEN : Sistem Komunikasi Serat Optik : Fitrilina, M.T OLEH: NAMA MAHASISWA : Fadilla Zennifa NO. INDUK MAHASISWA : 0910951006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang BAB II TEORI DASAR 2.1. PROPAGASI GELOMBANG Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang didesain untuk memancarkan sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan arus informasi yang semakin transparan, serta perubahan-perubahan dinamis yang tidak dapat dielakkan

Lebih terperinci

Spektrum Frekuensi Extremely Low Frequency (ELF) Super Low Frequency (SLF) Very Low Frequency (VLF)

Spektrum Frekuensi Extremely Low Frequency (ELF) Super Low Frequency (SLF) Very Low Frequency (VLF) Spektrum Frekuensi Spektrum frekuensi dari sinyal waktu-domain merupakan representasi dari sinyal dalam domain frekuensi. Spektrum frekuensi yang dapat dihasilkan melalui transformasi Fourier dari sinyal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band Ultra High Frequency (HF).

Lebih terperinci

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar 1. Pembacaan jangka sorong di samping yang benar adalah. cm a. 1,05 c. 2, 05 b. 1,45 d. 2, 35 2. Adi berangkat ke sekolah pukul 06.15. Jarak rumah Ardi dengan sekolah 1.8 km. Sekolah dimulai pukul 07.00.

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah,

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

1-1 PENGERTIAN OPTOELEKTRONIKA

1-1 PENGERTIAN OPTOELEKTRONIKA BAB I PENDAHULUAN 1-1 PENGERTIAN OPTOELEKTRONIKA Optoelektronika merupakan kata gabungan antara awalan opto- (optika) dan elektronika, salah satu hasil karya kreativitas manusia. Sudah menjadi kodrat bahwa

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

Makalah Peserta Pemakalah

Makalah Peserta Pemakalah Makalah Peserta Pemakalah ISBN : 978-979-17763-3-2 PERANCANGAN ANTENNA YAGI FREKUENSI 400-405 MHZDIGUNAKAN PADA TRACKING OBSERVASI METEO VERTIKAL DARI PAYLOAD RADIOSONDE RS II-80 VAISALA Lalu Husnan Wijaya

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

MINIATUR PINTU GERBANG DENGAN REMOTE CONTROL

MINIATUR PINTU GERBANG DENGAN REMOTE CONTROL MINIATUR PINTU GERBANG DENGAN REMOTE CONTROL Banar Dwi Retyanto, Emi Lestari Fitriyana, Muhammmad Sirojuddin, Ahmad Muwafiq 1 1) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci