Karakteristik Kuat Tarik Belah Campuran Pasir dan Semen Portland Komposit
|
|
- Susanto Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik Kuat Tarik Belah Campuran Pasir dan Semen Portland Komposit Aditya Novali 1, Agus Setyo Muntohar 2 1 Mahasiswa, 2 Pembimbing, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 1 PENDAHULUAN Tanah memiliki peran penting di bidang teknik sipil. Pada tanah berbutir kasar termasuk pasir merupakan jenis tanah non kohesif atau lepas antar butirannya. Perbaikan tanah sering dilakukan untuk meningkatkan kuat tekan dan memperbaiki sifatsifat geoteknik lainnya misalnya plastisitas, ukuran partikel, pemampatan, porositas, kuat geser, dan kuat tarik. Prinsip dasar dari stabilisasi tanah pasir adalah untuk memperbaiki nilai lekatannya yang akan meningkatkan pula kekuatan pasir. Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Idrus (2011), Hatmoko (2008), Wahyuni (2011), dan Muntohar (2011), stabilisasi pasir dapat dilakukan dengan bahan kimia seperti semen, clean set cement dan campuran kapurabu sekam padi. Stabilisasi dengan menggunakan clean set cement adalah metoda stabilisasi tanah lunak menggunakan semen khusus dengan mekanisme kerja stabilisasi proses hidrasi pengerasan tanah. Pada tanah pasir yang distabilisasi dengan semen, Hatmoko (2008) dan Wahyuni (2011) menyebutkan bahwa peningkatan kuat geser maupun kuat tekannya menunjukkan perilaku yang kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain: sifatsifat kimia tanah, sifatsifat fisik tanah, jumlah semen didalam tanah, porositas, dan kadar air tanah pada saat dilakukan pemadatan. Pencampuran 810 semen dalam pasir mampu meningkatkan nilai kuat tekan dan kuat geser tanah pasir. Dalam SNI , pasir yang distabilisasi dengan semen Portland dapat digunakan sebagai lapis fondasi jalan, yaitu sebagai penahan beban lalulintas yang diterima lapis permukaan, untuk kemudian diteruskan sampai ke lapis tanah dasar (subgrade). Salah satu permasalahan lapis fondasi adalah retak akibat beban lalulintas. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kuat tarik dari lapis fondasi tersebut. Namun kebanyakan kajian stabilisasi pasir (Lampiran A) masih terbatas pada kuat tekan, kuat geser, dan kuat dukung (nilai CBR). Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat tarik belah tanah pasir yang distabilisasi dengan semen Portland. Kajian awal yang dilakukan oleh Hemeto (2011) terhadap kuat tarik tanah lempung, menyebutkan bahwa nilai kuat tarik selain dipengaruhi oleh komposisi campuran bahan semen juga dipengaruhi oleh ukuran diameter (D) dan tinggi (H) benda uji. Sehingga secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran diameter dan tinggi benda uji terhadap nilai kuat tarik belah pasir yang distabilisasi dengan semen Portland. 2 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini pengujian utama yang dilakukan adalah pengujian kuat tarik belah terhadap benda uji pasir semen yang berbentuk silinder. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Pengujian utama berupa uji kuat tarik belah (splittingtensile strength test) yang diadopsi dari SNI tentang metode pengujian kuat tarik belah beton. Karena pada pengujian 1
2 tarik belah pada tanah pasir belum mempunyai standart pengujian yang baku. 2. Semen Portland yang digunakan adalah jenis semen Portland komposit yang mudah diperoleh di pasaran. Jumlah atau kadar semen untuk stabilisasi dibuat tetap yaitu 10 dari berat kering total. 3. Pembuatan benda uji dilakukan pada kondisi berat volume kering dan kadar air optimum yang diperoleh dari pemadatan Proctor standar tanah pasir. 4. Pengujian dilakukan pada umur benda uji 7 hari. 5. Pengaruh retak pada benda uji selama pembebanan tidak dibahas dalam penelitian ini. 2.1 Bahan a. Pasir Pasir yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tanah pasir yang diambil dari Sungai Progo, Kulon Progo, Yogyakarta. Distribusi ukuran butir tanah hasil analisis saringan ditunjukkan oleh Gambar 1. Pasir yang digunakan merupakan pasir bergradasi buruk dengan symbol SP (Lampiran B) menurut sistem klasifikasi USCS. Beberapa hasil pengujian awal yang dilakukan terhadap tanah pasir dapat ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 1. Kurva ukuran butir tanah Tabel 1 Sifatsifat fisik tanah pasir Parameter Hasil Berat Jenis, G s 2,65 Ukuran partikel Lanau/lempung 5 Pasir 95 Pemadatan Proctor Standar: Berat volume kering maksimum Kadar air optimum Klasifikasi Tanah USCS 2,0 g/cm 3 13,4 SP b. Semen Semen yang digunakan adalah semen Portand komposit jenis yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Semen jenis ini mudah diperoleh dan banyak tersedia di pasaran. Hasil pengujian yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dapat dilihat pada Tabel B.1 dalam Lampiran B. 2.2 Alat a. Mesin Penekan Alat utama yang digunakan untuk uji kuat tarik belah adalah mesin penekan yang tersusun dari cincin beban (proving ring) dan piston penekan, piston penggerak, pengatur kecepatan pembebanan, dan motor penggerak (Gambar C.1 Lampiran C). Untuk mengukur perubahan ukuran benda uji dipasang tiga penolok ukur (dial gauge) yaitu satu unit pada arah vertikal dan dua unit pada arah horizontal. Dalam SNI , pemasangan penolok ukur arah horizontal dimaksudkan untuk mengukur deformasi kuat tarik belah horizontal pada benda uji selama pembebanan dengan pembacaan per 10 detik. Dengan persamaan rumus: dengan : = kuat tarik (kpa), P = beban maksimum saat runtuh (N), H = tinggi ratarata dari benda uji (mm), D = diameter benda uji (cm) b. Cetakan Benda Uji Cetakan benda uji berbentuk silinder yang terbuat dari pelat besi baja. Cetakan ini dibuat terbelah (splitting mould) guna memudahkan untuk mengeluarkan benda uji setelah dicetak. Cetakan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ukuran diameter 50 mm, 70 mm dan 110 2
3 mm. Cetakan dilengkapi dengan silinder pejal yang berfungsi sebagai penutup bawah dan penekan di bagian atas (Gambar 1). (a) (b)sx (c) Gambar 2 Cetakan benda uji yang digunakan (a) diameter 50 mm, (b) diameter 70 mm, (c) diameter 110 mm. 2.3 Rancangan dan Pembuatan Benda Uji Benda uji dibuat dengan tiga ukuran diameter (D) berbeda yaitu 50 mm, 70 mm, dan 110 mm, dan masingmasing memiliki variasi tinggi (H) 0,5D; 1,0D; 1,5D; dan 2,0D. Benda uji tersebut dibuat dalam nilai berat volume dan kadar air yang sama yaitu pada nilai berat volume kering maksimum d(max) = 2,0 g/cm 3 dan kadar air optimum w opt = 13,4. Kedua nilai d(max) dan w opt diperoleh dari pemadatan Proctor standar. Dari SNI , Jumlah massa campuran dalam benda uji dalam kondisi kering dihitung dengan menggunakan Persamaan 1, yaitu : 1 2 W D H (1) d max 4 dengan W = berat total benda uji (g), D = diameter benda uji (cm), H = tinggi benda uji (cm), d(max) = berat volume kering maksimum (g/cm 3 ). Masingmasing benda uji dicampur dengan semen sebanyak 10 dari berat kering total W. Sehingga rasio campuran pasir dan semen dalam benda uji adalah 90 pasir : 10 semen. Kadar semen sebanyak 10 ini mengacu pada hasil penelitian oleh Hatmoko (2008) dan Wahyuni (2011). Air yang ditambahkan adalah sebanyak 13,4 dari berat kering total campuran. Untuk membuat benda uji, pasir disiapkan dalam keadaan kering oven dan lolos saringan No. 4. Bahan campuran berupa pasir dan semen ditimbang sesuai rancangan campuran yang telah ditentukan untuk masingmasing ukuran benda uji. Pasir dan semen dicampur dan diaduk hingga merata selama 15 menit. Kemudian sejumlah air diberikan dalam campuran pasir dan semen, dan diaduk hingga menjadi adonan yang merata. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam cetakan silinder secara bertahap masingmasing sebanyak 1/3 bagian untuk dipadatkan. Pemadatan dilakukan hingga semua bahan yang telah dicampurkan memenuhi dengan diameter dan tinggi yang direncanakan. Setelah itu benda uji dikeluarkan dari cetakan dengan perlahan dan hatihati, kemudian disimpan pada suhu ruangan dan dibungkus plastik untuk mengantisipasi pengurangan kadar air yang berlebihan selama masa perawatan benda uji selama 7 hari (Gambar C.2 pada Lampiran C). 2.4 Pengujian Benda Uji Uji kuat tarik belah dilakukan setelah benda uji berumur 7 hari. Sebelum pengujian, diameter dan tingi serta berat benda uji diukur terlebih dahulu. Benda uji dipasang pada alat tekan dengan posisi horisontal. Benda uji dan pelat perata beban diatur sedemikian rupa sehingga tepat berada di bawah piston penekan (Gambar C.3 pada Lampiran C). Di bagian atas sepajang benda uji dipasang batang kayu berukuran lebar 10 mm dan tebal 10 mm yang berfungsi sebagai landasan beban (strip bearing). Setelah terpasang, 3
4 jarum arloji ukur beban pada cincin beban dan jarum arloji deformasi diatur pada angka nol. Beban aksial dterapkan dengan kecepatan pembebanan 5 mm/menit hingga benda uji mengalami keruntuhan. Arloji beban dan perubahan benda uji dicatat setiap interval waktu 10 detik. Pengujian dihentikan setelah benda uji mengalami retak atau jarum arloji beban mengalami penurunan. Beban maksimum yang ditunjukkan arloji beban ditentukan untuk penghitungan kuat tarik.dasi SNI , Nilai kuat tarik belah tersebut dihitung dengan menggunakan Persamaan 2 : 2P t (2). HD. dengan : t = kuat tarik (kpa), P = beban maksimum saat runtuh (N), H = tinggi ratarata dari benda uji (mm), D = Diameter dari benda uji (mm). Setelah pengujian, pengujian kadar air benda uji dilakukan dengan cara mengambil sejumlah contoh dari benda uji tersebut. Foto benda uji setelah pengujian disajikan pada Lampiran D. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 menyajikan hasil pengujian kuat tarik untuk setiap ukuran benda uji. Secara umum dapat dilihat bahwa nilai kuat tarik pasir yang tersementasi bervariasi yang bergantung pada diameter dan tinggi benda uji. Pengaruh ukuran diameter dan tinggi benda uji dibahas berikut ini. Tabel 2 Hasil kuat tarik belah untuk berbagai ukuran diameter benda uji Diameter Kuat Tarik Belah (kpa) H/D D (mm) Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3 Ratarata ,5 458,80 545,61 409,46 471, ,34 95,58 30,20 138,04 1,5 172,23 200,64 270,51 214, ,68 44,22 51,82 49,57 0,5 263, , , , , ,570 96, ,697 1,5 152, , , , , ,637 85, ,279 0,5 523, , , , , , , ,977 1,5 578, , , , , , , , Pengaruh Ukuran Diameter Benda Uji Terhadap Nilai Kuat Tarik Data pada Tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk hubungan antara nilai kuat tarik dan diameter untuk berbagai ukuran tinggi benda uji seperti Gambar 2. Regresi terhadap titiktitik data dilakukan untuk menentukan kecenderungan pengaruh ukuran diameter terhadap kuat tarik pasir yang tersementasi. Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai kuat tarik pasir yang tersementasi cenderung untuk meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran diameter benda uji. Nilai kuat tarik tertinggi terdapat pada benda uji berukuran diameter 110 mm yaitu 819,341 kpa dengan H/D =0,5; sedangkan nilai kuat tarik terendah dicapai pada benda uji rasio H/D = 2. Hubungan pada Gambar 2 mengindikasikan bahwa belum terdapat batas ukuran diameter yang dapat digunakan untuk pengujian kuat tarik dari pasir yang tersementasi, karena nilai kuat 4
5 tarik cenderung meningkat terhadap ukuran diameter. 3.2 Pengaruh Ukuran Tinggi Benda Uji Terhadap Nilai Kuat Tarik Pengaruh ukuran tinggi benda uji terhadap nilai kuat tarik pasir tersementasi dapat ditampilkan pada grafik hubungan kuat tarik dan rasio H/D seperti Gambar 3. Analisis regresi dibuat untuk mengetahui kecenderungan hubungan data kuat tarik dan ukuran tinggi benda uji didapat nilai kuat tarik cenderung meningkat dengan bertambahnya diameter benda uji. Namun pada Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai kuat tarik cenderung berkurang dengan bertambahnya ukuran tinggi benda uji. Pada benda uji yang memiliki tinggi lebih besar memiliki kuat tarik yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ukuran yang pendek. Hal ini dipengaruhi oleh kadar air yang hilang selama perawatan benda uji sebelum di uji sehingga pada diameter lebih besar campuran pasir dengan semen portland komposit lebih cepat mengeras. Kuat Tarik (kpa) Diameter, D (mm) H/D = 0,5 H/D = 1,0 H/D = 1,5 H/D = 2,0 Gambar 3 Hubungan kuat tarik dan diameter benda uji Dapat dilihat dari Gambar 4 bahwa penurunan kuat tarik berkisar antara Persentase penurunan kuat tarik yang besar terjadi pada benda uji berdiameter 110 mm. Penurunan kuat tarik ini dapat disebabkan beberapa hal antara lain bidang kontak beban yang lebih kecil terjadi pada benda uji yang berukuran besar sehingga memicu keruntuhan yang lebih cepat. Selain itu, Hatmoko (2008) menyebutkan porositas, kepadatan dan distribusi semen dalam campuran pasirsemen juga mempengaruhi kekuatan pasir tersementasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi benda uji maka semakin kecil kuat tariknya. Kuat Tarik (kpa) Rasio H/D D = 50 mm D = 70 mm D = 110 mm Gambar 4 Hubungan antara nilai kuat tarik dan rasio ukuran H/D. 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Pengujian kuat tarik terhadap beberapa benda uji pasir tersementasi telah dilakukan seperti yang telah dibahas dalam bagian pembahasan. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pada benda uji dengan variasi diameter 50mm, 70mm dan 110mm, nilai kuat tarik pasir yang tersementasi cenderung untuk meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran diameter benda uji. Namun sebaliknya, menunjukkan bahwa nilai kuat tarik cenderung berkurang dengan bertambahnya ukuran tinggi benda uji. Analisis hubungan antara kuat tarik dan ukuran benda uji mengindikasikan bahwa belum terdapat batas ukuran 5
6 diameter yang dapat digunakan untuk pengujian kuat tarik dari pasir yang tersementasi, karena nilai kuat tarik cenderung meningkat terhadap ukuran diameter 4.2 Saran Pada penelitian berikutnya perlu adanya kadar variasi campuran dan variasi benda uji. Pada saat pembuatan benda uji sangat perlu diperhatikan pencampuran pasir dengan bahan adiktif karena pencampuran yang tidak merata akan menyebabkan terjadinya keropos pada bagian tertentu serta pemadatan yang bertahap agar kepadatan merata. 5 DAFTAR PUSTAKA Hatmoko, J.T 2008, Parameterparameter kunci untuk mengontrol tegangan tanah pasir tersementasi tiruan, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 8 No. 3, pp Hemeto, A. D., 2011, Pengaruh ukuran panjang benda uji terhadap kuat tarik belah pada tanah dengan campuran kapur, abu sekam padi, dan serat plastik, Naskah Disajikan Dalam Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil, 26 April 2011, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Idrus, I., 2011, Pengujian parameter kuat geser tanah melalui proses stabilisasi tanah pasir menggunakan clean set cement (cs 10), ILTEK, Vol. 6 No. 12, pp Muntohar, A.S. 2011, Karakteristik kuat geser tanah pasir dengan campuran kapur dan abu sekam padi, Pertemuan Ilmiah Tahunan XIV Development of Geotechnical Engineering in Civil Works and GeoEnvironment, Yogyakarta, 910 Februari SNI : Tata cara pelaksanaan stabilisasi tanah dengan semen Portland untuk jalan, Badan Standarisasi Nasional. SNI : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton, Badan Standarisas Nasional. SNI : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah,Balitbang PU, Badan Standarisas Nasional. Wahyuni, M, 2011, Pengaruh jumlah semen terhadap kekuatan geser tanah pasirtersementasi buatan, Sipil UNWIRA Vol. 1 No. 3, pp
7 6 LAMPIRAN Lampiran A: Tabel Kajian Pustaka No. Tujuan/ Topik Masalah Metode Penelitian Hasil Dan Kesimpulan 1. Secara geologi karakteristik tanah pasir tersementasi dipengaruhi jenis mineral pengikat dari mineral yang menjadi penyemen. Mineral pengikat ini berpengaruh terhadap kekuatan tanah. Beberapa faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kekuatan tanah diantaranya adalah komposisi mineral (jenis dan jumlah); struktur lapisan tanah; tekstur (bentuk dan ukuran butir) dan sebaran butiran mineral didalam pelapisan tanah serta terjadinya pelapukan. Komposisi mineral berpengaruh terhadap kekerasan dan perilaku dari tanah pasir tersementasi. Tekstur dari batuan sedimen dapat dilihat dari ukuran butiran, kebundaran, tata letak, porositas dan permeabilitas. Pembuatan sampel tanah pasir tersementasi yang dilakukan dengan cara mencampur tanah pasir, semen pada kadar tertentu dan air. Tujuan pembuatan sampel ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya sementasi terhadap kekuatan geser tanah. Pemodelan dilakukan dengan mencampur tanah pasir kering lepas dengan semen sebanyak 0; 2; 5 dan 8 dari berat pasir kering. Untuk pengujian menggunakan alat Triaxial diameter 38 mm dan tinggi 76 mm, sampel tanah pasir dibuat dalam kondisi butiran seragam dengan wet sebesar 1.65 gr/cm3, disesuaikan dengan nilai rata rata dari tanah pasir tersementasi yang dilakukan pengujian di laboratorium. Kadar air yang digunakan sebesar 21,75, disesuaikan dengan kadar air alami rata rata dari tanah pasir Kuat geser tanah dipengaruhi oleh kadar material penyemen yang hadir di antara rongga antar butir tanah, semakin banyak jumlah material penyemen, kohesi semakin tinggi, jumlah material penyemen tidak terlalu berpengaruh secara siknifikan terhadap sudut geser, semakin tinggi kadar semen, tanah pasir tersementasi buatan menjadi semakin getas, semakin tinggi tegangan keliling yang diberikan, tanah ini bersifat semakin bersifat getas. Ref. Wahyuni, M, 2011, pengaruh jumlah semen terhadap Kekuatan geser tanah pasir tersementasi buatan, Sipil UNWIRA Vol. 1 No. 3, pp. lepas yang digunakan dalam pemodelan ini Penerapan metodemetode tradisional dalam ilmu ilmu geoteknik dan mekanika tanah sering menghadapi banyak masalah yang disebabkan oleh tingginya ongkos maupun faktorfaktor lingkungan, suatu alternatif yang baik adalah peningkatan kuat geser maupun kuat tekannya dengan penambahan semen pada tanah dengan melihat kenyataan bahwa tanah yang distabilisasi dengan semen menunjukkan perilaku yang kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa Meneliti stabilisasi tanah ekspansif yang distabilisasi dengan pasir dan semen. Hasil yang diperoleh adalah kadar semen dan pasir optimum 7,5 dengan menaikkan kuat tekan bebas sebesar 17 dari tanah asli. Sedangkan kuat geser meningkat sebesar 12,6. Pengujian geser digunakan alat tekan bebas. Hasil menunjukkan bahwa pasir yang digrouting dapat direproduksi dengan menerapkan model linier elastik, dan model plastis sempurna dengan menggunakan kriteria keluluhan Mphr Coulomb yang Penambahan semen pada tanah akan meningkatkan kuat tekan tanah, Peningkatan kuat tekan bebas linier tehadap kenaikan kadar semen yang diberikan pada tanah sampel, kenaikan kuat tekan bebas yang ditunjukkan oleh gradien dari kurvakurva meningkat dengan kenaikan kepadatan kering tanah yang menunjukkan bahwa tambahan semen akan efektif pada kondisi 6
8 faktor yang antara lain: sifatsifat kimia tanah, sifatsifat fisik tanah, jumlah semen didalam tanah, porositas, dan kadar air tanah pada saat dilakukan pemadatan. Ref. Hatmoko, J.T 2008, Parameterparameter kunci untuk mengontrol tegangan tanah pasir Tersementasi tiruan, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 8 No. 3, pp Tanah memiliki peran penting di bidang teknik sipil. Pada tanah berbutir kasar (pasir) merupakan jenis tanah non kohesif atau lepas antar butirannya. Dengan kelemahan tersebut maka perlu dilakukan stabilisasi tanah menggunakan bahan adiktif clean set cement. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar peningkatan nilai parameter kuat geser tanah pasir setelah dicampur dengan bahan aditif tersebut. Ref. Idrus, I., 2011, Pengujian parameter kuat geser tanah melalui proses Stabilisasi tanah pasir menggunakan Clean set cement (cs10), ILTEK, Volume 6, Nomor 12, pp parameter gesernya dengan mudah dapat ditentukan. meneliti karakteristik tanah pasir yang dicampur dengan semen didalam alat uji tri aksial. Hasil menunjukkan bahwa kuat tekan bebas dari pasir yang dicampur dengan semen berbanding lurus dengan prosentase semen yang dicampurkan ke dalam tanah pasir tersebut, sebagai akibatnya kuat geser triaksial dapat diekspresikan yang bergantung pada dua variabel saja yaitu : sudut gesek internal dan tahanan tekan bebas. Disamping itu, formulasi logaritmik diadopsi untuk mengekspresikan hubungan antara modulus statik dan amplitudo regangan dalam kondisi sumbu simetri. Sampel tanah yang dipakai tanah pasir yang berasal dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan pada keadaan tanah terganggu. Bahan campuran yang dipakai Clean set cement yang berasal dari PT. Indo Clean Set Cement, Jakarta. Penambahan Clean set cement dengan variasi campuran 1, 3, 5 dengan lama pemeraman 1 hari, 7 hari dan 14 hari. padat, semakin rendah rasio antara volume pori dengan volume semen, tegangan ultimit tanah sampel akan meningkat, penurunan porositas pada campuran padat akan meningkatkan kekuatan tanah. Kuat tekan ultimit tanah meningkat secara eksponensial dengan penurunan porositas, pada kondisi kepadatan kering tertentu, variasi kadar air akan berpengaruh terhadap kuat tekan bebas tanah sampel. Dari hasil pengujian triaksial dan geser langsung terjadi peningkatan kuat geser pada campuran 5 dengan pemeraman 14 hari. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar clean set cement maka semakin tinggi kuat geser yang dihasilkan. 7
9 4. Pada kondisi tertentu, bila kondisi lepas dan jenuh air, pasir memeliki kuat geser rendah ketika terjadi beban siklik gempa bumi. Guna meningkatkan kuat gesernya, perbaikan tanah pasir dilakukan dengan mencampur kapur dan abu sekam padi sebagai bahan stabilisasi. Oleh, karena itu, penelitian ini mengkaji pengaruh campuran kapur dan abu sekam padi terhadap kuat geser tanah pasir. Ref : Muntohar, A.S., 2011, Karakteristik kuat geser tanah pasir dengan campuran kapur dan abu sekam padi, Pertemuan Ilmiah Tahunan XIV Development of Geotechnical Engineering in Civil Works and GeoEnvironment, Yogyakarta, 910 Februari Pengaruh ukuran panjang benda uji terhadap hasil uji kuat tarik belah benda uji tanah lempung dengan perkuatan kapur abu sekam padi dan serat karung plastik polypropylene (PP). Ref: Hemeto,A,D., 2011, Pengaruh Ukuran Panjang Benda Uji Terhadap Kuat Tarik Belah Pada Tanah Dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi, Dan Serat Plastik, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UMY, Yogyakarta. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pasir, kapur dan abu sekam padi. Sementara itu, alat uji triaksial digunakan dalam menetukan parameter kuat geser tanah pasir dan perilaku mekanis. Uji triaksial dilakukan dalam kondisi unconsolidatedundrained (UU). Uji triaksial ini mengikuti standar prosedur ASTM D2580. Ukuran benda uji berdiameter 38 mm, tinggi 76 mm. Benda uji metode A dibuat dengan standar uji pemadatan Proctor ASTM D698. Pasir dicampur dengan kadar air 24 dari berat pasir, untuk memodelkan sistem kolom kapur abu sekam padi, maka di bagian tengah benda uji pasir diberi lubang berdiameter 12 mm dan panjang 76 mm. Benda uji Metode B, pasir dicampur kapurabu sekam padi dengan perbandingan 1 : 2,75.Semua metode menggunakan perbandingan kapuabu sekam padi 1 : 1 dan berat air 24 dari berat pasir. Penelitian pengujian dilakukan terhadap benda uji dengan memiliki panjang yang bervariasi yaitu 0,5D, 1D, 1,5D, 2D, dan 2,5D untuk D (diameter) = 70 mm. Untuk dapat menganalisis secara signifikan pengaruh panjang benda uji terhadap kuat tarik belah, diameter benda uji yang digunakan lebih dari satu yaitu D = 36 mm, dan D = 90 mm. Uji kuat tarik belah dilakukan setelah benda uji berumur 7 hari dengan mesin uji tekan bebas. Secara keseluruhan penelitian ini dapat diketahui bahwa teknik stabilisasi dapat mempengaruhi kuat geser tanah pasir. Teknik perbaikan tanah dengan metode B memberikan nilai kuat geser yang lebih besar daripada metode A umur permulaan umur pencampuran. Namun, perilaku tanah pasir dengan teknik perbaikan metode B lebih getas dibandingkan dengan metode A. Nilai kuat tarik belah dipengaruhi oleh ukuran panjang (L) benda uji. Penambahan serat karung plastik Polyprophene dapat meningkatkan kuat tarik belah dan sifat daktail pada tanah yang distablisasi kapur dan abu sekam padi. Nilai ratarata kuat tarik belah pada setiap diameter cenderung meningkat setelah adanya inklusi serat karung plastik pada campuran tanah kapur dan abu sekam padi. 8
10 Lampiran B: Tabel. Kalsifikasi tanah berbutir kasar menurut USCS Jenis Simbol Nama kelompok Kriteria Klasifikasi Pasir lebih dari 50 fraksi kasar lolos saringan No. 4 SW SP SM SC Cu = D 60 / D 10 D 60 = 0,65 D 10 = 0,13 Pasir gradasi baik, berkerikil, sedikit atau tidak mengandung fraksi halus Pasir gradasi buruk, berkerikil, sedikit atau tidak mengandung fraksi halus Pasir berlanau, campuran pasir lanau Pasir berlempung, campuran pasir lempung Ukuran butir Persen lewat saringan mm 4, ,000 96,33 0,850 72,33 0,425 38,83 0,250 21,00 0,105 8,17 0,075 4,83 F 200 <5 Cu >6 dan I < C c= <3 F 200 <5 C u dan C c tidak memenuhi kriteria untuk SW F 200 >, dan PI<4 (berada di bawah garis F 200 >, dan PI>7 (berada di atas garis Cu = 5 D 30 = 0,35 C C = 1,
11 Lampiran C : SifatSifat Semen Portland Komposit Semen komposit ini merupakan semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dengan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menghaluskan klinker semen Portland dan pozzolan bersamasama. Hasil pengujian yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dapat dilihat pada Tabel B.1 Tabel B.1 Sifatsifat semen Portland komposit Uraian Syarat Fisika: 1. Kandungan udara dalamortar 2. Kehalusan, Uji permeabilitas udara, dengan alat baline 3. Kekekalan, pemuaian dalam autoclave 4. Kuat tekan: 3 hari 7 hari 28 hari Satuan m 2 /kg kg/cm 2 kg/cm 2 kg/cm 2 SNI (maks) 280( min) 0,80(maks) 125 (min) 200 (min) 250 (min) Hasil Uji 4, , Waktu pengikatan dengan alat vicat Awal Akhir 6. Pengikatan semu, penetrasi akhir 7. Panas hidrasi (7 hari) 8. Konsistensi nor:mal 9. Berat jenis Syarat Kimia Silikon dioksida (SiO 2 ) Alumunium oksida (Al 2 O 3 ) Ferri oksida (Fe 2 O 3 ) Kalsium oksida ( CaO) Magnesium oksida (MgO) Sulfur trioksida (SO 3 ) Hilang Pijar (LOI) Bagian tak larut (IR) Kapur bebas (Free CaO) Sumber: Yuliet dkk. (2007) menit menit Kal/gr 45(min) 375(maks) 50(min) 4,0 (maks) ,4 66,4 25,4 3,05 23,04 7,40 3,36 57,38 1,91 2,00 3,94 10,96 0,5 Yuliet R., Andriani, Utama H., Uji perilaku mengembang pada tanah lempung Aie Pacah dengan metoda free swell test, Jurnal TeknikA, Vol. 27 No. 3, pp
12 Lampiran D: Foto AlatAlat Dalam Penelitian Penolok ukur deformasi Monitor pembacaan beban Benda uji Penggerak beban hidraulis Panel pengatur kecepatan pembebanan Gambar C.1. Mesin penekan kuat tarik belah dengan kapasitas beban 300kg.f Gambar C.2. Perawatan benda uji dalam kantong plastik selama 7 hari (a) Kondisi sebelum pengujian (b) Kondisi setelah pengujian Gambar C.3. Pengujian tarik belah 8
13 LAMPIRAN E: FotoFoto Benda Uji Setelah Pengujian 1. Diameter 50 mm 50 mm (H/D=0,5) 50 mm (H/D=1) 50 mm (H/D=1,5) 50 mm (H/D=2) 9
14 2. Diameter 70 mm 70 mm (H/D=0,5) 70 mm (H/D=1) 70 mm (H/D=1,5) 70 mm (H/D=2) 3. Diameter 110 mm 110 mm (H/D=0,5) 110 mm (H/D=1) 110 mm ( H/D=1,5) 110 mm (H/D=2) 10
Karakteristik Kuat Tarik Belah Tanah Pasir Yang Distabilisasi Dengan Campuran Kapur Dan Abu Sekam Padi
Karakteristik Kuat Tarik Belah Tanah Pasir Yang Distabilisasi Dengan Campuran Kapur Dan Abu Sekam Padi Lucky Triyadi 1, Agus Setyo Muntohar 2 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperincimaka semakin tinggi kuat geser yang dihasilkan.
2 Tanah pasir merupakan jenis tanah dengan gradasi seragam. Jenis ini memiliki sifat lepas antar butiran dan seragam sehingga kuat geser yang dimiliki sangat rendah dan sulit untuk dipadatkan. Untuk itu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Pengaruh durasi siklus basah-kering terhadap perubahan kuat tekan tanah yang distabilisasi menggunakan kapur-abu sekam padi dan inklusi serat karung plastik
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN BENDA UJI DAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH TANAH PASIR TERSEMENTASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU SEKAM PADI
TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BENDA UJI DAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH TANAH PASIR TERSEMENTASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU SEKAM PADI Gilang Adi Prasetyo 20080110050 JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciPENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)
PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10) Ilham Idrus Staf Pengajar Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh panjang mini kolom dalam membantu daya dukung tanah terhadap deformasi pelat dan beban di atas tanah ekspansif.
Lebih terperinciPengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik
Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik AgusWibawa 1, Agus Setyo Muntohar 2 1 Mahasiswa, 2 Pembimbing, Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pengujian dilakukan untuk mengkaji perilaku sistem fondasi dengan pelat fleksiglass yang didukung oleh kolom-kolom SiCC pada tanah ekspansif di Laboratorium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stabilisasi Tanah dengan Abu Sekam Padi dan Kapur Abu sekam padi (rice husk ash) merupakan sisa pembakaran tanaman padi dan salah satu bahan pozzolan yang memiliki potensi sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Upaya stabilisasi yang dapat diambil salah satunya adalah dengan menstabilisasi tanah lempung dengan cara kimia sehingga kekuatan dan daya dukung tanah dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek jalan tambang Kota Berau Kalimantan Timur, maka pada bab ini akan diuraikan hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pegujian yang telah dilakukan terhadap tanah yang berasal dari proyek jalan tambang di Berau Kalimantan Timur,maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah Asli Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : 1. Hasil Pengujian Kadar Air (ω) Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan
Lebih terperinciPerilaku Kuat Geser Campuran Kapur Karbit dan Abu Sekam Padi Yang Diperkuat Dengan Serat Plastik
Perilaku Kuat Geser Campuran Kapur Karbit dan Abu Sekam Padi Yang Diperkuat Dengan Serat Plastik Nur Jihad 1, Agus Setyo Muntohar 2 1 Mahasiswa, 2 Pembimbing, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Secara garis besarnya, pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui
Lebih terperinciTINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)
TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU Herman 1), Sarumaha E. 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2) Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Karakteristik Tanah Lempung Tanah selalu mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Kebanyakan problem tanah dalam keteknikan
Lebih terperinciUJI KUAT TARIK BELAH TERHADAP TANAH YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK
UJI KUAT TARIK BELAH TERHADAP TANAH YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK Splitting Tensile Strength Tests on the Stabilized Soil with Carbide Waste- Rice Husk
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Tanah secara umum didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI % FLY ASH DAN % SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING MAKALAH JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciUJI PERILAKU MENGEMBANG PADA TANAH LEMPUNG AIE PACAH DENGAN METODA FREE SWELL TEST
No. 27 Vol.3 Thn. XIV April 2007 ISSN: 8548471 UJI PERILAKU MENGEMBANG PADA TANAH LEMPUNG AIE PACAH DENGAN METODA FREE SWELL TEST 1 Rina Yuliet, Andriani 1 dan Hendra Utama 2 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciPEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (493-498) ISSN: 2337-6732 PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN Alfian M. Abdjan M. J. Paransa, E. Lintong, S. Monintja Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciKORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 213 (4-47) ISSN: 2337-6732 KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN Bretyndah Kezia Lumikis S. Monintja,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Petry dan Little (2002) menyebutkan bahwa tanah ekspansif (expansive soil) adalah tanah yang mempunyai potensi pengembangan atau penyusutan yang tinggi
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH Abdul Hakam 1, Rina Yuliet 2, Rahmat Donal 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Penelitian perbaikan tanah dengan menggunakan semen pada tanah colluvium memiliki variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh presentase jumlah semen
Lebih terperinciANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda
ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN Anwar Muda Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional II Kalimantan Tengah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapis tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Apapun jenis perkerasan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Stabilisasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Sifat-sifat teknis
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG
ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG Jupriah Sarifah, Bangun Pasaribu Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini, variabel utama yang akan dibahas adalah indeks pemampatan (Cc) dan indeks pengembangan (Cs) serta perilaku tanah disekitar kolom SiCC
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate
14 Spektrum Sipil, ISSN 58-4896 Vol. 1, No. 2 : 14-149, September 214 PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate Joedono, Mudji Wahyudi
Lebih terperinciBAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciGambar 4.1. Bagan Alir Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Bagan alir dibawah ini adalah tahapan penelitian di laboratorium secara umum untuk pemeriksaan bahan yang di gunakan pada penentuan uji Marshall. Mulai
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Tanah lempung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang akan digunakan adalah dari daerah Belimbing Sari,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada
III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada kondisi tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN
Simposium Nasional RAPI XIII - 214 FT UMS ISSN 1412-9612 PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Qunik Wiqoyah 1, Renaningsih
Lebih terperinciKartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan
PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina
Lebih terperinciBahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan
Lebih terperinciSpesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang digunakan dari desabelimbing sari kec. Jabung,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciTanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
1.1 Umum Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik dapat didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kakarteristik Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Hasil uji kuat tekan bebas berupa hubungnan tegangan aksial dan regangan untuk berbagai macam campuran kapur-abu sekam padi (LRHA) dan serat
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-328-IDN Nama Laboratorium : Laboratorium Quality Control Departemen Plant 9/10- PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Kimia Semen Portland Tipe I,(II/V),V
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung lunak
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram alir penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Mengumpulkan literature dan refrensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan contoh tanah : Tanah lempung dari ruas jalan Berau Kalimantan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI
PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Penelitian Tanah Asli Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek Perumahan Elysium, maka pada bab ini akan diuraikan hasil penelitiannya.
Lebih terperinciBAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar
Lebih terperinciPeningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 12, No.1, 21-27, Mei 2009 21 Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik (Soaked Design CBR Value
Lebih terperinciMetode uji CBR laboratorium
Standar Nasional Indonesia Metode uji CBR laboratorium ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional SNI 1744:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau
Lebih terperinciCara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan
Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah sebagai pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Berdasarkan letak geografis suatu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tahapan paling awal dalam perencanaan pondasi pada bangunan adalah penyelidikan tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL PEMBAHASAN
BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanah ekspansif tanpa campuran bahan gypsum atau arang, serta tanah ekspansif yang telah diberi campuran bahan gypsum atau
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI
KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI Pegawai Negeri Sipil Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING Reza Roseno Rahmadya, Arief Rachmansyah, Yulvi Zaika Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3 Martha Rebekka Lubis NRP : 0221106 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperincigambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan
BAB HI LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Konstruksi perkerasan lentur terdiri dan lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G) Agus Susanto 1, Dhamis Tri Ratna Puri 2 dan Jalu Choirudin 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperincia. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis
BAB III LANDASAN TEORI A. Pozzolan Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, yang tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air dapat menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat
Lebih terperinciVol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
PENGARUH ABU BATUBARA DAN KAPUR TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG PADA KONDISI BASAH OPTIMUM Oleh : Herman *), Syahroni **) *) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan hubungan antara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Parameter Tanah 3.1.1 Berat Jenis Berat jenis tanah merupakan nilai yang tidak bersatuan (Muntohar 29). Untuk menentukan tipikal tanah dapat dilihat dari Tabel 3.1. Tabel 3.1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian dari mulai persiapan sampai dengan pengambilan kesimpulan dan saran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tanah merupakan pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang berkaitan dengan pembangunan jalan, jembatan, landasan, gedung, dan lain-lain. Tanah yang akan dijadikan
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL
STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL M. Iskandar Maricar 1 1 Jurusan.Teknik Sipil, Unhas, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Tanah Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-
41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus
Lebih terperinci