METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Erlin Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian dan Laboratorium Kimia South East Asian Food and Agriculture Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Juni 2006 sampai Maret Bahan dan Alat Bahan baku yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah buah vanili segar jenis Vanilla planifolia Andrews berusia 6-8 bulan yang diperoleh dari Desa Lebakbarang Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan, Jawa Tengah untuk penelitian tahap I dan Desa Tundagan, Kecamatan Ciniru, Kuningan, Jawa Barat untuk penelitian tahap II. Untuk keseragaman bahan, buah vanili dipilih yang memiliki panjang antara cm, polong penuh, utuh, tanpa cacat atau pecah. Bahan-bahan lain yang diperlukan adalah aktivator enzim β-glukosidase yaitu butanol dan sistein, etanol 95% dan 60%, pnpg (paranitrofenil β-dglukopironasidase ), bufer fosfat, vanillin standar, NaOH, Coomasie blue, Bovine Serum Albumin (BSA), asam fosfat, natrium karbonat, DNS (dinitrosalysilic acid), kapur api yang diperoleh dari Pekapuran Karya Baru, Ciampea Bogor, dan bahan kimia lainnya untuk analisis. Adapun peralatan yang digunakan diantaranya adalah pisau, bak perendaman, waterbath, rak penirisan, kotak pemeraman yang dilengkapi lampu 5 Watt, kain planel hitam, neraca analitik, pipet mikro, oven pengering, alat pengering absorpsi berupa lemari yang dilengkapi absorben dan rak bahan, oven gelombang mikro (microwave oven), alat vakumisasi, kertas saring Whatman No.1, vacuum evaporator, autoklaf yang telah dimodifikasi, kaleng kedap udara untuk membawa kapur api, termometer, desikator, spektrofotometer UV, alat-alat gelas, cawan alumunium, dan alat-alat untuk analisis lainnya. 28
2 Metode Penelitian Penelitian Tahap I Proses curing vanili termodifikasi masih membutuhkan penyempurnaan untuk meningkatkan kualitas vanili kering. Penelitian tahap pertama akan dilakukan untuk meningkatan kontak antara enzim β-glukosidase dengan aktivator melalui infiltrasi vakum maupun tekanan tinggi. Pada penelitian yang dilakukan Setyaningsih (2006), perendaman buah vanili dalam aktivator enzim butanol 0,3 M dan sistein 1 mm dilakukan selama 2 jam. Penelitian ini akan mencoba menerapkan teknik vacuum infiltration dan pemberian tekanan tinggi pada tahap perendaman dengan tujuan untuk mempercepat penetrasi aktivator enzim ke dalam buah vanili sehingga waktu perendaman dapat dipersingkat. Dengan teknik ini, diharapkan aktivator akan lebih efektif masuk ke dalam jaringan buah dan mempermudah kontak dengan enzim yang kebanyakan terdapat pada bagian sitoplasma atau periplasma sel mesokarp dan endokarp buah vanili. Sebelum diproses, buah vanili dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan. Pada penelitian Setyaningsih (2006), buah vanili mengalami penyayatan (stratching) terlebih dahulu sebelum direndam dalam aktivator enzim. Pada tahap awal penelitian ini, akan dicoba menggunakan vanili utuh, vanili yang disayat dan vanili yang ditusuk menggunakan jarum untuk melihat bagaimana absorpsi aktivator enzim untuk masing-masing perlakuan tersebut. Penyayatan pada vanili dilakukan sedalam 1 mm menggunakan jarum steril dengan arah horizontal sebanyak tiga buah sayatan. Aktivator yang digunakan pada penelitian ini adalah butanol 0,1 M dan sistein 3 mm. Tahap awal penelitian tahap I ini dilakukan menggunakan tekanan vakum (vakum penuh) maupun tekanan tinggi (sebagai perbandingan) dengan waktu masing-masing 10 menit. Analisis yang dilakukan adalah aktivitas enzim, kadar protein terlarut, kadar vanilin dan kadar air. Perlakuan yang menghasilkan aktivitas enzim dan kadar vanilin tertinggi akan digunakan untuk tahap penelitian selanjutnya. Pemberian tekanan vakum dilakukan menggunakan alat vakumisasi (bagian dari vacuum evaporator) dengan kisaran tekanan 0 hingga 760 mmhg (Gambar 4). Mula-mula buah vanili dimasukkan ke dalam alat, kemudian 29
3 aktivator butanol 0,1 M dan sistein 3 mm dimasukkan sehingga vanili terendam dalam aktivator tersebut. Selanjutnya tekanan vakum diberikan sehingga gas-gas yang terperangkap dalam produk akan mengembang dan sebagian akan dihilangkan dari matriks bahan pangan. Setelah kondisi vakum dicapai maka larutan akan berpenetrasi ke dalam struktur produk hingga tercapai keseimbangan tekanan internal dan eksternal. Setelah perlakuan terbaik diperoleh, langkah selanjutnya adalah memberikan tekanan vakum pada vanili hasil perlakuan terbaik tersebut secara penuh (vakum penuh/5 kpa) dan setengah vakum (50 kpa). Dilakukan pula pemberian tekanan pada suhu ruang (normal). Untuk masing-masing tekanan tersebut, akan dicoba perendaman buah vanili selama 5, 10, 20, 30, dan 40 menit. Analisis yang dilakukan adalah aktivitas enzim β-glukosidase, kadar protein terlarut, kadar air dan kadar vanillin. Dari hasil yang diperoleh akan terlihat bagaimana pola absorpsi aktivator ke dalam jaringan buah. Untuk pemberian tekanan tinggi, alat yang digunakan adalah autoklaf yang telah dimodifikasi untuk infiltrasi (Gambar 5). Mula-mula aktivator butanol 0.1 M dan sistein 3 mm dimasukkan ke dalam autoklaf yang mempunyai kisaran tekanan 1-2 bar ( mmhg) di atas tekanan normal. Kemudian buah vanili direndamkan ke dalam larutan aktivator enzim hingga terendam sempurna. Udara dari kompresor dialirkan ke dalam autoklaf melalui selang karet sehingga tekanan dihasilkan. Tekanan akan dicoba diberikan pada 1 dan 1,5 bar (100 dan 150 kpa) di atas tekanan normal. Perendaman buah vanili akan dicoba dilakukan selama 3, 5, 10, 15, dan 20 menit untuk masing-masing tekanan. Tekanan dan waktu yang dipilih sebagai perlakuan terbaik adalah yang menghasilkan aktivitas enzim β- glukosidase dan kadar vanillin tertinggi. Diagram alir aplikasi tekanan vakum dan tekanan tinggi pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Analisis aktivitas enzim β-glukosidase, kadar protein terlarut, kadar air, dan kadar vanillin dilakukan masing-masing pada pada buah vanili segar, buah vanili setelah tahap perendaman, pelayuan, dan pengeringan hari ke-1 (40 o C). Prosedur ekstraksi enzim β-glukosidase dari buah vanili dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan prosedur analisis kadar vanillin dapat dilihat pada Lampiran 2. 30
4 Buah Vanili Penyayatan/Penusukan/Utuh Perendaman dalam aktivator Pelayuan 40 o C, 30 menit Perlakuan : 1 Tekanan vakum : 5, 50 kpa Tekanan normal 100 kpa Waktu : 5, 10, 20, 30, 40 menit 2 Tekanan tinggi : 200, 250 kpa Waktu : 3, 5, 10, 15, 20 menit Pemeraman 24 jam Pengeringan 40 o C, 3 jam Buah Vanili setengah kering Gambar 3 Pemberian tekanan vakum dan tekanan tinggi pada tahap perendaman dalam aktivator. Gambar 4 Vacuum evaporator. Gambar 5 Autoklaf untuk infiltrasi. 31
5 Penelitian Tahap II Pada langkah selanjutnya, akan diupayakan agar kadar vanillin vanili tetap tinggi hingga akhir proses curing, dengan cara memodifikasi proses pengeringan II (pengeringan menggunakan oven suhu 60 o C selama 3 jam). Tahap perendaman yang digunakan pada modifikasi ini berdasarkan hasil terbaik penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Setyaningsih (2006) menunjukkan adanya penurunan kadar vanillin setelah mencapai maksimum pada pengeringan I hari ke-5 (suhu 40 o C, 3 jam), yaitu sebesar 2,8%. Penggunaan antioksidan BHT dan asam askorbat pada tahap pengeringan tidak mampu mencegah penurunan kadar vanillin. Pada penelitian ini, analisis kadar vanillin akan dilakukan setiap hari untuk mengetahui pada pengeringan hari ke berapa buah vanili mencapai kadar vanillin maksimal. Waktu pengeringan yang menghasilkan kadar vanillin maksimal tersebut selanjutnya digunakan untuk melakukan percobaan pada langkah berikutnya. Penelitian ini akan mencoba mengkombinasikan pengeringan vanili termodifikasi dengan pengeringan secara kimia menggunakan absorben kapur api (CaO) maupun microwave oven. Diagram alir keseluruhan penelitian dapat dilihat pada Gambar 11. Mula-mula buah vanili dibersihkan dari kotoran yang menempel, setelah itu buah direndam dalam larutan aktivator dengan mengaplikasikan tekanan. Setelah ditiriskan, buah dilayukan pada suhu 40 o C selama 30 menit (Gambar 6). Setelah selesai pelayuan buah ditiriskan kembali, kemudian dibungkus dengan kain hitam dan dimasukkan dalam kotak pemeraman (Gambar 7). Pada dinding-dinding kotak peram dimasukkan serbuk gergaji, yang bertujuan sebagai isolator untuk mempertahankan panas selama pemeraman berlangsung. Kotak peram juga dilengkapi dengan lampu 5 Watt agar suhu dapat dipertahankan 38 hingga 40 o C. Setelah pengeringan tahap pertama pertama selesai, selanjutnya pengeringan disambung menggunakan pengeringan absorpsi dan microwave oven. Pengeringan absorpsi menggunakan suhu rendah sehingga diharapkan dapat mempertahankan flavor vanili dengan lebih baik. Alat pengering absorpsi yang digunakan berupa lemari yang dilengkapi dengan rak absorben dan rak bahan. 32
6 Gambar 6 Pelayuan. Gambar 7 Pemeraman. Pengeringan Vanili Secara Kimia (Pengeringan Absorpsi) Metode proses pengeringan absorpsi pada penelitian ini mengacu pada penelitian Wulandari (2002) tentang proses pengeringan absorpsi pada lada hitam. Proses pengeringan dilakukan di dalam lemari pengering berukuran 50cm x 50 cm x 60 cm yang dapat dilihat pada Gambar 8. Dinding dan pintu lemari pengering absorpsi terbuat dari lapisan berturut-turut multiplek setebal 1 cm, styrofoam setebal 3 cm, dan fiber glass setebal 0,5 cm. Rak pengering dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan kondisi ruang pengering yang dapat menahan perpindahan udara, uap air, dan energi panas sekecil mungkin. Pintu tambahan di bagian dalam yang terbuat dari fiber glass yang dilengkapi dengan sekat dari karet (rubber seal) dibuat untuk dapat mengamati bahan yang dikeringkan serta suhu dan RH di dalam lemari pengering. Selama proses pengeringan berlangsung, pintu fiber glass tidak dibuka agar kondisi di dalam lemari pengering absorpsi tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan luar. Alat pengering absorpsi terdiri dari lima buah rak yang terdiri dari dua buah rak untuk menampung absorben kapur api, serta tiga buah rak untuk 33
7 menampung buah vanili yang akan dikeringkan. Rak untuk absorben diletakkan di bagian atas dan bawah lemari, sedangkan rak untuk bahan diletakkan di tengahtengah antara kedua rak absorben. Kapur api yang digunakan sebagai absorben adalah kapur api yang baru dikeluarkan dari tungku pembakaran pabrik pengolahan kapur. Jarak waktu antara pengambilan kapur api dengan penggunaannya juga diusahakan sesingkat mungkin, sehingga diharapkan belum terlalu banyak kontak dengan udara luar. Kapur api berbentuk bongkahan dan berwarna putih. Pada saat pengambilan, kapur api tersebut segera dimasukkan ke dalam kaleng dan ditutup rapat sehingga kedap air dan udara. Selanjutnya kaleng tersebut dibungkus lagi dengan kantong plastik. Gambar 8 Lemari pengering absorpsi. Pada saat proses pengeringan siap dilakukan, bongkahan kapur api tersebut segera dikecilkan ukurannya menggunakan palu hingga berdiameter sekitar 2-3 cm. Adapun untuk mengetahui potensi kapur api dalam menyerap air, sebelum digunakan kapur api tersebut segera diukur kadar Ca-nya menggunakan metode Wulandari (2002), dengan asumsi semua Ca di dalam kapur api tersebut merupakan CaO. Jumlah kapur api yang digunakan dinyatakan dengan berat CaO. Jumlah CaO yang digunakan sesuai dengan hasil pengukuran kadar CaO. Vanili yang akan dikeringkan adalah vanili yang telah diketahui kadar airnya, dan jumlahnya dibuat seberat kurang lebih 1 kg, yang dapat mengisi penuh tiga rak 34
8 bahan dalam pengering absorpsi (tidak bertumpukan). Proses pengeringan dilakukan hingga diperoleh buah vanili kering dengan kadar air 25%. Selama pengeringan berlangsung, dilakukan pengamatan RH dan suhu ruang pengering absorpsi. Pengamatan dilakukan menggunakan alat thermohigrometer rambut sintetik yang diletakkan di dekat vanili yang dikeringkan. Pengeringan Vanili Menggunakan Oven Gelombang Mikro (Microwave Oven) Pengeringan pada vanili termodifikasi menggunakan oven microwave dilakukan sesuai kondisi yang telah dipelajari sebelumnya (Dewi 2005), yaitu pada daya microwave 80 Watt (daya terendah microwave komersial). Pada penelitian ini, variasi waktu yang dicobakan adalah 30, 60 dan 90 menit per hari (perlakuan A, B, dan C) (Gambar 12) dan akan dikombinasikan dengan pemeraman selama 24 jam. Pengeringan yang diselingi pemeraman tersebut dilakukan hingga kadar air vanili mencapai 25-35%. Analisis dilakukan tiap hari yang meliputi analisis kadar air dan kadar vanilin. Microwave yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Microwave oven. Selanjutnya akan dibandingkan jenis pengeringan mana yang menghasilkan vanili dengan kualitas yang lebih baik. Pengeringan juga dilakukan menggunakan oven (Gambar 10) suhu 60 o C selama 3 jam (sebagai kontrol). Sebagai standar, pada penelitian ini juga dilakukan pengeringan menggunakan metode Balittro II (Gambar 13). 35
9 Analisis Parameter yang dianalisis pada tahap pengeringan modifikasi ini meliputi aktivitas enzim β-glukosidase, kadar vanillin, kadar air, kadar gula pereduksi, ph, dan total asam. Analisis parameter dilakukan dengan dua kali ulangan pada masing-masing tahap pengolahan, yaitu tahap sortasi (buah vanili segar), perendaman dalam aktivator enzim β-glukosidase, pelayuan, pemeraman, pengeringan I hari ke-1 suhu 40 o C, 3 jam (Kering I-1), pengeringan I hari ke-5 (Kering I-5), pengeringan II hari ke-1 suhu 60 o C, 3 jam (Kering II-1), pengeringan II hari ke-5 (Kering II-5) dan pengeringan II hari ke-10 (Kering II- 10). Untuk pengeringan absorpsi dan microwave pengujian dilakukan dari buah segar hingga pengeringan pertama hari ke-5 (Kering I-5). Selanjutnya analisis terhadap vanili kering hasil pengeringan absorpsi dinotasikan dengan P. Absorpsi akhir. Uji organoleptik dilakukan terhadap vanili kering hasil ketiga jenis pengeringan yang meliputi pengujian terhadap warna, bau dan keadaan polong. Gambar 10 Oven pengering. Analisis menggunakan HPLC (High Performance Liquid Cromatography) dilakukan pula untuk mengetahui kadar vanilin buah vanili kering hasil perlakuan terbaik dan standar (metode Balitro II). Buah vanili kering terlebih dahulu diekstrak menggunakan alkohol 60% (metode maserasi) dengan perbandingan buah vanili kering : etanol = 1 : 3. 36
10 HPLC yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Merk : Hewlett Packard 1100 Series Kolom : Lichrosorph Rp 18 Panjang kolom : 200 x 4.6 mm Fase gerak : Metanol dan air+asam asetat glasial (20 : 80) Detektor : UV Laju alir : 1 ml/menit Tekanan : 198 mmhg Volume injeksi : 20 µl Filter : PTFE 0.45 µm Pengukuran pada λ : 254 nm 37
11 Buah Vanili Pencucian dan penirisan Perendaman dalam aktivator Tekanan vakum 10 menit Pelayuan 40 o C, 30 menit Pemeraman 24 jam Pengeringan I, 40 o C, 3 jam 5 siklus Pemeraman 24 jam Pengeringan II, 60 o C, 3 jam siklus Perlakuan : Pemeraman Pengeringan kimia Pengeringan microwave Penuaan (conditioning) 1-3 bulan Pengemasan Vanili Kering Gambar 11 Proses pengeringan termodifikasi. 38
12 Buah Vanili Pencucian dan penirisan Perendaman dalam aktivator Tekanan vakum 10 menit Pelayuan 40 o C, 30 menit Pemeraman 24 jam Pengeringan I, 40 o C, 3 jam 5 siklus Pemeraman 24 jam Pengeringan Microwave 30 menit per hari (A) Pengeringan Microwave 60 menit per hari (B) Pengeringan Microwave 90 menit per hari (C) Vanili Kering Gambar 12 Pengeringan termodifikasi menggunakan microwave oven. 39
13 Buah Vanili Pencucian dan penirisan Pelayuan 60 o C, 3 menit Pemeraman 24 jam Pengeringan I, 40 o C, 3 jam 5 siklus Pemeraman 24 jam 8-10 siklus Pengeringan II, 60 o C, 3 jam Vanili Kering Gambar 13 Pengeringan vanili standar (metode Balitro II). 40
14 Rancangan percobaan Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Pada penelitian tahap I perlakuannya adalah lama waktu perendaman yang diaplikasikan untuk masing-masing tekanan, sedangkan pada penelitian tahap II perlakuannya adalah jenis pengeringan. Percobaan dilakukan dengan dua kali ulangan. Model umum dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut : Y ijk = μ + τ i + ε (ij) k dimana : Y ijk = variabel respon karena pengaruh perlakuan taraf ke-i dari tiap pengamatan μ = pengaruh rata-rata sebenarnya τ i = pengaruh dari perlakuan taraf ke-i ε (ij) k = pengaruh kesalahan percobaan pada ulangan ke-k 41
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses curing termodifikasi dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas vanili kering Indonesia. Pada modifikasi curing Setyaningsih (2006), dilakukan penyayatan (stratching)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
34 BAHAN DAN METODE PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan, SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pangan,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ABSORPSI DAN MICROWAVE OVEN TERHADAP KADAR VANILIN PADA PROSES CURING VANILI TERMODIFIKASI
PENGARUH PENGERINGAN ABSORPSI DAN MICROWAVE OVEN TERHADAP KADAR VANILIN PADA PROSES CURING VANILI TERMODIFIKASI Dwi Setyaningsih 1), Rizal Syarief 2), dan Farida Anggraini 1) Departemen Teknologi Industri
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Keripik wortel sebagai bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil produksi sendiri yang dilakukan di laboratorium proses Balai Besar Industri
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ABSORPSI DAN MICROWAVE OVEN PADA PROSES CURING VANILI TERMODIFIKASI FARIDA ANGGRAINI
PENGARUH PENGERINGAN ABSORPSI DAN MICROWAVE OVEN PADA PROSES CURING VANILI TERMODIFIKASI FARIDA ANGGRAINI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ABSORPSI DAN MICROWAVE OVEN PADA PROSES CURING VANILI TERMODIFIKASI FARIDA ANGGRAINI
PENGARUH PENGERINGAN ABSORPSI DAN MICROWAVE OVEN PADA PROSES CURING VANILI TERMODIFIKASI FARIDA ANGGRAINI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain rimpang temulawak, sorbitol cair dengan kadar air 25%, maltodekstrin dan karagenan. Selain itu digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis, ethanol, air, kelopak bunga rosella segar, madu dan flavor blackcurrant. Bahan kimia yang digunakan untuk keperluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi
Lebih terperinciGambar 6. Kerangka penelitian
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciMETODE. Bahan dan Alat
22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Sido Makmur, Kec. Sipora Utara, Kab. Kep.Mentawai untuk proses penggorengan keripik ikan lemuru. Dan dilanjutkan dengan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Proses penggorengan keripik durian dengan mesin penggorengan vakum dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sido Makmur Kecamatan Sipora Utara
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Kromatografi dan Analisis Tumbuhan, Departemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN PELAKSANAAN Penelitian ini dilaksanaan pada bulan Februarisampai Mei 2011 di Laboratorium Teknik Kimia, dan Laboratorium Pengawasan Mutu Departemen Teknologi Industri
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Mei 2012 sampai bulan Agustus 2012. Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Laboratorium Percobaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,
Lebih terperinciBAB III. BAHAN DAN METODE
10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Proses penggorengan hampa keripik ikan tongkol dilakukan di UKM Mekar Sari,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium Kimia Analitik Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2011 di Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sargassum polycystum, akuades KOH 2%, KOH 10%, NaOH 0,5%, HCl 0,5%, HCl 5%,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi dilakukan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. BAHAN DAN ALAT 3.1.1 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) berumur sembilan bulan yang telah diiris dan dikeringkan. Temulawak tersebut
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung, Laboratorium Jasa
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian
Lebih terperinciLampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung
Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan dan Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan baku utama dan bahan pembantu. Bahan baku utama yang digunakan adalah kulit kambing pikel dan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk membuat asap cair disebut juga alat pirolisator yang terdiri dari pembakar bunsen, 2 buah kaleng berukuran besar dan yang lebih
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blotong dan sludge industri gula yang berasal dari limbah padat Pabrik Gula PT. Rajawali
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium
29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode
III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode Penelitian, dan (3) Prosedur Penelitian. 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan yang Digunakan Bahan-bahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciMANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan utama dilaksanakan pada bulan Maret 2012- April 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.
III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai Maret 2011 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta dan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Proses pembuatan tepung ubi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai bulan Januari 2009. Penelitian mengambil tempat di Laboratorium organoleptik lantai 3, Departemen Gizi Masyarakat,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian Materi Bahan Bahan yang digunakan untuk budidaya adalah rumput laut S. polycystum yang diambil dari Pantai Karangbolong (Cilacap), NaOH 0,5%,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen di bidang llmu teknologi pangan yang ditunjang dengan studi literatur. B. Waktu dan tempat penelitian Pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Institut Pertanian Bogor, Dramaga Bogor, pada bulan November
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinci