BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2012) penelitian dengan pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode korelasional. Menurut Suryabrata (2008) Metode korelasional ialah metode penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mencari tahu sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain. Pada penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk mendapatkan jawaban tentang ada tidaknya hubungan satu faktor dengan faktor lain, yaitu hubungan antara kecemasan akademis dengan self regulated learning. A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012). Identifikasi variabelvariabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) X1 : Kecemasan Akademis b) X2 : Self Regulated Learning 27

2 28 B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Operasional Kecemasan Akademis Kecemasan akademis adalah pikiran dan perasaan dalam diri individu, berisikan ketakutan, ketegangan dan kekhawatiran akan bahaya atau ancaman di masa mendatang, sehingga mengakibatkan terganggunya pola pemikiran, respon fisik serta perilaku sebagai hasil tekanan dalam pelaksanaan aktivitas akademik. Dalam penelitian ini kecemasan akademis diukur dengan menggunakan karakteristik kecemasan akademis yang disampaikan oleh Ottens (1991). Kecemasan akademis subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala kecemasan akademis. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan tingginya kecemasan akademis yang dimiliki siswa dan begitu juga sebaliknya. 2. Definisi Operasional Self Regulated Learning Self regulated learning adalah strategi yang digunakan individu dalam pembelajarannya yang meliputi evaluasi terhadap diri, mengatur materi pelajaran, mengatur dan merancang tujuan, mencari informasi, mencatat halhal yang penting, mengatur lingkungan belajar, konsekuensi terhadap diri, mengulang dan mengingat materi, mencari bantuan pada teman sebaya, guru dan orang dewasa, mengulang tugas sebelumnya, mengulang catatan, serta meninjau buku pelajaran. Dalam penelitian ini Self regulated learning diukur dengan menggunakan strategi self regulated learning yang disampaikan oleh Zimmerman dan Martinez-Pons (Boerkarts, Pintrich, & Zeidner, 2000).

3 29 Self Regulated Learning subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala Self Regulated Learning. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan tingginya Self Regulated Learning yang dimiliki siswa dan begitu juga sebaliknya. B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe sebanyak 300 orang. Jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1. 3 IPA1 30 orang 2. 3 IPA 2 30 orang 3. 3 IPA 3 30 orang 4. 3 IPA 4 30 orang 5. 3 IPA 5 30 orang 6. 3 IPS 1 30 orang 7. 3 IPS 2 30 orang 8. 3 IPS 3 30 orang 9. 3 IPS 4 30 orang IPS 5 30 orang Jumlah Populasi 300 Orang

4 30 2. Sampel Penelitian Mengingat pada keterbatasan peneliti dalam menjangkau seluruh area populasi, maka peneliti hanya akan meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan pada populasi yang telah ditentukan maka akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian. Sugiono (2012), pada populasi yang diasumsikan berdistribusi normal, penarikan jumlah sampel dapat dilakukan dengan berpatokan pada Nomogram Herry King. Berdasarkan table penentuan jumlah sampel dari suatu populasi tertentu, untuk tingkat kepercayaan sample terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5 % dengan jumlah populasi 300 orang maka sampel yang harus dimiliki adala 161 orang (Sugiono, 2012). C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN Teknik pengambilan sampel, dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Alasan menggunakan teknik ini karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe yang terbagi ke dalam 10 kelas. Agar semua kelas dapat terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing kelas dengan proporsi sama. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara undian. Alasan menggunakan undian adalah bagi peneliti cukup sederhana dan memungkinkan ketidakadilan dapat dihindari.

5 31 D. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala. Skala merupakan suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasisituasi tertentu yang sedang dihadapi (Azwar, 2010). Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2010). Skala disusun sendiri oleh peneliti dari aspek-aspek yang membangun variabel tersebut. Skala yang digunakan terdiri dari skala untuk mengukur Self Regulated Learning dan skala untuk mengukur kecemasan akademis. Aitem-aitem dalam skala ini merupakan pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu: STS TS N S SS = Sangat Tidak Sesuai = Tidak Sesuai = Netral = Sesuai = Sangat Sesuai Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Skor yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, STS = 1,

6 32 sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, STS = Rancangan Skala Kecemasan Akademis Skala kecemasan akademis disusun dari keempat karakteristik kecemasan akademis. Rancangan alat ukur kecemasan akademik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rancangan Alat Ukur Kecemasan Akademis No Komponen Indikator Jumlah pertanyaan Total Bobot 1. Patterns of Anxiety- Engedering Mental activity 2. Misderected attention 3. Physiologica l Distress 4. Innappropria te Behaviours Merasa khawatir akan sesuatu hal yang mereka anggap salah Kecemasan akibat adanya penyesuaian diri. Fav. Unfav ,3 % ,3 % Percaya diri yang rendah ,3 % Perhatian terganggu ,3 % akibat faktor internal Perhatian terganggu akibat faktor eksternal ,3 % Otot tegang ,3 % Jantung berdetak lebih ,3 % cepat Berkeringat ,3 % Tangan gemetar ,3 % Prokastinasi ,3 % Menjawab ujian terburuburu ,3 % Memaksakan diri ,3 % Total keseluruhan %

7 33 No 2. Rancangan Skala Self Regulated Learning Skala self regulated learning disusun dari empat belas strategi self regulated learning. Rancangan alat ukur self regulated learning dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rancangan Alat Ukur Self Regulated Learning Strategi Self Regulated learning 1 Evaluasi terhadap diri (Self evaluation) 2 Mengatur materi pelajaran (Organizing and transforming 3 Mengatur dan merancang tujuan (Goal setting and planning) 4 Mencari informasi (Seeking information) 5 Mencatat hal-hal penting (Keeping records and monitoring) 6 Mengatur lingkungan belajar (Environmental structuring) 7 Konsekuensi terhadap diri (Self consequences) 8 Mengulang dan mengingat materi (Rehearsing and memorizing) 9 Mencari bantuan teman sebaya (Seeking help from peers) Jumlah pertanyaan Total Bobot Fav UnFav ,1% ,1% ,1% ,1% ,1% ,1% ,1% ,1% ,1% 10 Mencari bantuan guru (Seeking help from teachers) 11 Mencari bantuan orang dewasa (Seeking help from adults) 12 Mengulang tugas atau tes sebelumnya (Review test) ,1% ,1% ,1% 13 Mengulang catatan (Review notes) ,1% 14 Meninjau buku pelajaran (Review ,1% textbook) Total Keseluruhan %

8 34 E. UJI COBA ALAT UKUR 1. Uji Validitas Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dilihat dari segi isi adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2012). Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah professional judgement, pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan juga dosen atau pihak lain. 2. Uji Daya Beda Aitem Uji daya beda aitem dilakukan untuk mengetahui sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Uji daya beda aitem ini dilakukan dengan cara memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau seusai dengan fungsi ukur tes (Azwar, 2012). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan daya beda

9 35 aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2102). Uji daya beda aitem dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu self regulated learning dan kecemasan akademis. 3. Uji Realibilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat yang bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Uji reliabiltas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan internal consistency (cronbach s alpha coefficient) yaitu melihat indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama (Azwar, 2012). Sebelum dilakukan reliabilitas terlebih dahulu dilakukan uji daya beda aitem. Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Parameter daya beda aitem diperoleh melalui komputasi korelasi antara distribusi skor skala itu sendiri yang akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rix). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal daya bedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2012). Setelah melalui uji daya beda aitem, peneliti melakukan pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, yaitu suatu bentuk tes hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik yang

10 36 digunakan adalah koefisien alpha cronbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rxx`) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki (Azwar, 2012). Teknik koefisien alpha untuk menguji reliabilitas alat ukur dihitung dengan bantuan program SPSS versi 22.0 for windows. G. HASIL UJI COBA ALAT UKUR Uji coba alat ukur dalam penelitian ini yaitu skala self regulated learning dan skala kecemasan akademis yang diberika kepada 175 orang siswa kelas 3 SMA yang akan menghadapi UN dan SBMPTN. Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing skala yaitu untuk skala self regulated learning dan untuk skala kecemasan akademis. Dapat disimpulkan bahwa hasil ukur yang diperoleh dari alat ukur dapat terpercaya, dengan perolehan nilai alpha cronbach mendekati Skala Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba Variable kecemasan akademis diukur menggunakan skala yang telah diuji coba. Alat ukur motivasi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat Ukur Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba No Komponen Indikator Pernyataan Tot al 1. Patterns of Anxiety- Engedering Mental activity Fav Unfav Merasa khawatir akan sesuatu hal yang mereka anggap salah Kecemasan akibat adanya 2 2 penyesuaian diri. Percaya diri yang rendah 2 1 3

11 37 Lanjutan Tabel 4. Alat Ukur Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba 2. Misderected attention Perhatian terganggu akibat faktor internal 2 2 Perhatian terganggu akibat faktor eksternal 3. Physiological Otot tegang Distress Jantung berdetak lebih cepat Berkeringat Innappropriat e Behaviours Tangan gemetar Prokastinasi Menjawab ujian terburu-buru 2 2 Memaksakan diri 2 2 Total keseluruhan Skala Self Regulated Learning Setelah Uji Coba Variable Self Regulated Learning diukur menggunakan skala yang telah diuji coba. Alat ukur motivasi dapat dilihat pada Tabel 5. No Tabel 5. Alat Ukur Self Regulated Learning Setelah Uji Coba Strategi Self Regulated learning 1 Evaluasi terhadap diri (Self evaluation) 2 Mengatur materi pelajaran (Organizing and transforming 3 Mengatur dan merancang tujuan (Goal setting and planning) 4 Mencari informasi (Seeking information) 5 Mencatat hal-hal penting (Keeping records and monitoring) 6 Mengatur lingkungan belajar (Environmental structuring) 7 Konsekuensi terhadap diri (Self consequences) 8 Mengulang dan mengingat materi (Rehearsing and memorizing) 9 Mencari bantuan teman sebaya (Seeking help from peers) 10 Mencari bantuan guru (Seeking help from teachers) Jumlah pertanyaan Total Fav UnFav

12 38 Lanjutan Tabel 5. Alat Ukur Self Regulated Learning Setelah Uji Coba 11 Mencari bantuan orang dewasa 2 2 (Seeking help from adults) 12 Mengulang tugas atau tes sebelumnya (Review test) 13 Mengulang catatan (Review notes) Meninjau buku pelajaran (Review textbook) Total Keseluruhan 40 H. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Rancangan Alat dan Instrumen Penelitian. Pada tahap ini, peneliti mulai mengonstruksi alat ukur dalam bentuk skala yang terdiri dari skala Self regulated learning dan kecemasan akademis yang pembuatannya mengacu pada teori yang telah diuraikan sebelumnya. b. Uji Coba Alat Ukur. Agar memperoleh alat ukur dengan validitas dan reliabilitas yang memadai, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur penelitian.uji coba alat ukur ini diberikan kepada sejumlah responden. c. Revisi Alat Ukur. Seusai peneliti melakukan uji coba alat ukur, kemudian peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala self regulated learning dan kecemasan akademis melalui koefisien alpha cronbach dengan menggunakan SPSS version 22.0 for windows. Aitem-aitem yang valid

13 39 kemudian disusun kembali dalam bentuk booklet untuk dijadikan alat ukur yang siap pakai di lapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur, dan menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti mengambil data penelitian dengan menyebarkan skala self regulated learning dan kecemasan akademis yang telah direvisi kepada responden penelitian yaitu para siswa SMA kelas Tahap Pengolahan Data Setelah diperoleh hasil skor skala self regulated learning dan kecemasan akademis, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer 22.0 for windows. I. METODE ANALISIS DATA Analisis data merupakan suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolahan data. Metode analisa data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah analisa statistika, yaitu analisis pearson product moment, karena data yang diperoleh merupakan data interval. Sebelum dilakukan analisis korelasi pearson product moment terlebih dahulu akan diuji normalitas dan uji linearitas dengan menggunakan uji statistik.

14 40 1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS versi 22.0 for windows. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Kaidah normal yang digunakan adalah jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS versi 22.0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas

15 41 dengan variabel tergantung adalah jika p < 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier.

16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan gambaran subjek penelitian secara umum, data hasil penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang ingin dilihat oleh peneliti, hasil data tambahan yang mendukung, dan pembahasan terhadap hasil-hasil pengolahan data. A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 161 orang siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Subjek diberikan alat ukur berupa skala untuk mendapatkan data terkait variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini. Peneliti menguraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, dan usia. 1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Perempuan ,73% Laki-laki 60 37,26% Total % 42

17 43 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa subjek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 32, 26%. Sedangkan perempuan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 62,73%. 2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Subjek dalam penelitian ini memiliki tingkatan usia yang berbeda-beda. Gambaran subjek penelitian berdasarkan tingkatan usia dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkatan usia Usia Jumlah Persentase 17 tahun ,08% 18 tahun 50 31,05% 19 tahun 3 1,86% Total % Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah subjek berdasarkan usia berbeda-beda. Subjek paling banyak berada pada usia 17 tahun yaitu sebanyak 108 orang, kemudian pada usia 18 tahun sebanyak 50 orang dan subjek paling sedikit berada pada usia 19 tahun, yaitu berjumlah 3 orang. B. HASIL UTAMA PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubugan antara dua variabel, oleh karena itu peneliti menggunakan uji korelasi terhadap data yang telah didapatkan. Sebelum uji korelasi dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan linieritas data agar dapat dilakukan uji korelasi menggunakan statistika parametrik yaitu Pearson Product Moment.

18 44 1. Uji Asumsi 1. Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian telah tersebar secara normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas kedua variabel dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Self Regulated Learning dan Kecemasan Akademis Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi Self Regulated Learning Kecemasan Akademis Berdasarkan hasil uji normalitas yang ditunjukkan oleh kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa penyebaran data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Variabel self regulated learning memiliki signifikansi dengan p>0.05 dan variabel kecemasan akademis juga memiliki signifikansi dengan p> Hasil Uji Linearitas Data Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian dari kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Hubungan dikatakan linear apabila peningkatan nilai pada salah satu variabel diikuti dengan peningkatan pada variabel lainnya, atau sebaliknya. Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANAVA. Hasil uji Linearitas dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Linearitas Variabel Nilai F Signifikansi SRL * KA

19 45 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa perolehan signifikansi sebesar lebih kecil dari 0.05 (p<0.05) yang berarti data penelitian ini linear. Apabila variabel kecemasan akademis meningkat maka variabel self regulated learning juga meningkat, begitu juga sebaliknya. Untuk lebih jelas, berikut gambaran penyebaran data dalam bentuk scatterplot: Gambar 2. Penyebaran Data Dalam Scatterplot 2. Uji Korelasi Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel kecemadan akademis dengan self regulated learning pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hubungan dari kedua variabel belum ditentukan arahnya apakah positif atau negatif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan uji korelasi terhadap kedua variabel. Hipotesa penelitian ini yaitu:

20 46 Ho (hipotesa nihil) : Tidak ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Ha (hipotesa alternative) : Ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan yaitu uji normalitas dan linearitas, data dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah untuk diuji secara parametrik. Hasil uji korelasi menggunakan Pearson Product Moment dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Variabel Penelitian Variabel Nilai Korelasi Signifikansi SRL * KA Apabila perolehan nilai signifikansi <0.05 maka dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan di antara kedua variabel, sebaliknya jika nilai signifikansi >0.05 maka dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan di antara kedua variabel. Pada tabel tersebut diperoleh nilai korelasi sebesar dan signifikansi sebesar pada level 0.01 dengan hipotesa 2 arah. Apabila hasil korelasi bernilai positif maka hubungan kedua variabel searah, yaitu peningkatan pada salah satu nilai variabel akan diikuti dengan peningkatan variabel lainnya. Sebaliknya jika hasil korelasi bernilai negatif maka hubungan kedua variabel dinyatakan tidak searah, yaitu jika salah satu nilai meningkat maka nilai variabel lainnya akan menurun.

21 47 Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh nilai p (0.000) < 0.05, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hubungann kedua variabel positif atau searah, semakin tinggi kecemasan akademis maka semakin tinggi pula self regulated learning pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. C. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN Data tambahan dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data tambahan akan menyajikan gambaran kategorisasi data yang terdiri dari tiga jenis yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal (Azwar, 2012). Norma skor kategorisasi dapat dilihat pada Tabel 11. Kategorisasi Rendah Sedang Tinggi Tabel 11. Norma Skor Kategorisasi Rentang Nilai X < (µ SD) (µ SD) X < (µ SD) X (µ SD) 1. Kategorisasi Data Kecemasan Akademis dan 13. Data tambahan mengenai kecemasan akademis dapat dilihat pada Tabel 12

22 48 SRL Tabel 12. Statistika Deskriptif Kecemasan Akademis N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Variabel Tabel 13. Kategorisasi Kecemasan Akademis Rentang Kategorisasi Frekuensi Persentasi Nilai Di bawah 105 Rendah % Di antara 105 Sedang % dan ke atas Tinggi % Total % Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar data kecemasan akademis berada di kategori sedang. Sebesar 65% dari 161 data yang dikumpulkan memiliki kecemasan akademis pada tingkat sedang. Sedangkan 20% berada pada kategori rendah dan 22 % berada pada kategori tinggi. 2. Kategorisasi Data Self Regulated Learning Data tambahan mengenai self regulated learning dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15. SRL. Tabel 14. Statistika Deskriptif Self Regulated Learning N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Variabel Tabel 15. Kategorisasi Self Regulated Learning Rentang Kategorisasi Frekuensi Persentasi Nilai Di bawah 146 Rendah % Di antara 146 Sedang % dan ke atas Tinggi % Total %

23 49 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar data self regulated learning berada di kategori sedang. Sebesar 73% dari 161 data yang dikumpulkan memiliki self regulated learning pada tingkat sedang. Sedangkan 26% berada pada kategori rendah dan 9.93% berada pada kategori tinggi D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Tujuan berikutknya adalah untuk melihat bagaimana arah hubungannya apakah positif atau negatif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hubungan yang dihasilkan bersifat positif atau searah, ini berarti bahwa semakin tinggi kecemasan akademis yang dirasakan siswa maka semakin tinggi pula self regulated learning-nya dan semakin rendah kecemasan akademisnya maka semakin rendah pula self regulated learning. Hubungan antara kedua variabel ini dapat dikatakan sangat kuat karena hampir mendekati angka 1, dengan angka korelasi sebesar dengan signifikansi Kecemasan akademis tentu dapat berdampak negatif terhadap kinerja akademis seseorang. Namun tidak semua kecemasan itu berdampak buruk. Kecemasan yang dirasakan siswa dalam kegiatan akademisnya dapat membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik dan meningkatkan strategi belajarnya guna menghindari perasaan cemas tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Lim (2007)

24 50 bahwa siswa perlu merasakan perasaan yang membuat mereka tertekan, takut, bahkan cemas untuk membantu mereka mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Siswa SMA kelas 3 yang memiliki perasaan cemas terhadap kegiatan akademisnya akan berusaha mengatasi perasaan tersebut dengan meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Tyron, Hill dan Wigfield (Pintrich, 2002) untuk mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kesiapan menghadapi ujian dapat dilakukan dengan memberikan keterampilan belajar yang dapat diberikan dengan melatih kebiasan belajar yang baik. Hal ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Fiyanti (2003) yang menyatakan bahwa beberapa siswa berpikir bagaimana cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing. Bersaing yang dimaksud dalam hal ini adalah melakukan perbuatan untk menjadi menang atau mengungguli yang lain dan merupakan sarana efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Melatih kebiasaan belajar yang baik dan untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilakukan siswa dengan cara mengatur proses pembelajarannya atau dengan kata lain memiliki self regulated learning. Self regulated learning merupakan hal yang penting yang harus dimiliki siswa karna seperti yang dikemukakan oleh Ormrod (2009) bahwa self regulated learning adalah pengaturan terhadap proses-proses kognitif sendiri agar belajar sukses. Jadi dapat dikatakan bahwa self-regulated learning adalah proses yang membantu siswa dalam mengelola pikiran mereka, perilaku, perasaan dan emosi untuk sukses mencapai tujuan belajar mereka.

25 51 Hasil penelitian menyatakan bahwa siswa memiliki kecemasan terhadap proses belajar yaitu adanya perasaan takut menghadapi UN dan SBMPTN, khawatir akan banyaknya peserta yang bersaing di SBMPTN, cemas akan pengawas yang ketat, cemas terhadap soal yang sulit, takut tidak lulus, akan berusaha untuk lebih baik lagi dalam mengatur proses pembelajaran mereka. Hubungan kedua variabel dapat dikatakan sangat kuat, namun jika perasaan cemas akan kegiatan akademis terlalu berlebihan malah bisa menimbulkan hal negatif. Kecemasan akademis yang tinggi dan berlebihan akan menyebabkan terganggunya fungsi kognitif dan aktivitas mental, mengganggu proses belajar dan prestasi dalam pendidikan (Zeidner dalam Matthews, 2000). Hasil tambahan yang dipaparkan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki kecemasan akademis pada taraf yang sedang. Perbandingannya yaitu 105 siswa atau 65,21% memiliki kecemasan akademis sedang, 36 siswa atau 22,36% memiliki kecemasan akademis taraf tinggi. Hal ini dapat dikatakan baik karena perasaan cemas yang dimiliki siswa dapat kita katakan rata-rata berada pada tingkat sedang dan tidak berlebihan yang dapat menganggu fungsi kognitif dan aktivitas mental, mengganggu proses belajar dan prestasi dalam pendidikan (Zeidner dalam Matthews, 2000). Sesuai dengan hasil penelitan ini, hubungan kedua variabel positif yang berarti kecemasan akademis meningkatkan Self regulated learning siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hal tersebut dapat dilihat dari pengkategorisasian Self regulated learning siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe sebagian besar berada

26 52 di kategori sedang. Perbandingan kategorisari variabel Self regulated learning memiliki perbandingan, 119 siswa atau 73,91% memiliki Self regulated learning dalam kategori sedang, 16 siswa atau 9,93% memiliki Self regulated learning yang tinggi, dan 26 siswa atau 16,14% mahasiswa yang berada dalam kategori Self regulated learning yang rendah. Self regulated learning siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe dapat dikatakan cukup baik karena rata-rata siswa memiliki self regulated learning yang sedang meski ada sekitar 26 siswa yang memiliki self regulated learning yang rendah. Mereka juga tidak memiliki masalah-masalah serius terkait proses pembelajarannya. Siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe dapat mengikuti proses belajar dengan baik dan sebagian besar dari siswa juga memiliki cupuk kemampuan serta strategi dalam menghadapi UN dan SBMPTN yang akan berlangsung dan pastinya banyak dari siswa yang memiliki cita-cita masuk PTN favorit sesuai dengan keinginan mereka.

27 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang didapat dari penelitian. Kesimpulan diambil berdasarkan penyusunan latar belakang, dilandasi dengan teori dan kemudian diuji dengan menggunakan metode tertentu. Setelah dipaparkan kesimpulan kemudian peneliti juga akan memaparkan saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian, baik untuk pembaca, peneliti selanjutnya, subjek, dan untuk ilmu psikologi di bidang pendidikan serta untuk pihak-pihak lainnya yang terkait. A. KESIMPULAN Berdasarkan analisa hasil penelitian maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagi berikut. 1. Ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. 2. Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi dan bernilai positif. Artinya adalah ketika kecemasan akademis tinggi maka self regulated learning juga tinggi dan ketika kecemasan akademis rendah maka self regulated learning rendah. 53

28 54 3. Berdasarkan data tambahan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki self regulated learning dan kecemasan akademis pada kategori sedang. B. SARAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti ingin mengemukakan beberapa saran, yaitu: 1. Saran Metodologis a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis mungkin dapat melakukan penelitian pada sampel yang lebih menarik. b. Peneliti selanjutnya yang tertarik pada variabel hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis mungkin dapat melakukan penelitian dengan melihat perbedaan tingkatan kelas (angkatan), atau dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang lebih besar. 2. Saran Praktis a. Bagi siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe Bagi siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe yang memiliki kecemasan akademis dapat mengatasinya dengan self regulated learning. Self regulated learning dapat diperoleh dari modelling, pengajaran secara verbal, petunjuk langsung, arahan dari teman sebaya dan arahan dari orang dewasa. Kecemasan akademis dapat dijadikan sumber untuk meningkatkan self regulated learning bagi siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe.

29 55 b. Staff Pengajar Diharapkan Bagi staff pengajar untuk melakukan pembinaan bagi siswa terutama dalam mengatasi kecemasan akademis dan membantu siswa dalam meningkatkan self regulated learning.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN AKADEMIS 1. Pengertian Kecemasan Akademis Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan sebagai salah satu keadaan emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 sebanyak 107 orang di SMAN 1 CiracapKabupatenSukabumi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karateristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Unsur yang paling penting dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tmasan tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam suatu penelitian ilmiah. Cara atau metode penelitian adalah alat untuk mencapai tujuan dan kualitas penelitian sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

Total 202 orang 100 %

Total 202 orang 100 % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Hadi (1996) mengemukakan variabel adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran penyelidikan menunjukkan variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut (Machfoedz, 010). Variabel disebut juga sebagai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying 88 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini berorientasi pada penelitian kuantitatif, yakni ingin melihat sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Rancangan penelitian harus dibuat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II tersebut, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Harga diri 2. Varibel bebas : a. Dukungan sosial b. Regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Harga Diri Harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional, yang ingin mengukur hubungan variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, di mana subjek tidak dikelompokan secara acak tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci