Dr. Siti Nurul Q, Sp PK PDSPATKLIN CAB SMG RSUD SOEWONDO PATI
|
|
- Sugiarto Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERIKSAAN KIMIA URIN DAN PENGGUNAAN METODA CARIK CELUP Dr. Siti Nurul Q, Sp PK PDSPATKLIN CAB SMG RSUD SOEWONDO PATI PENDAHULUAN Urinalisasi merupakan salah satu pemeriksaan tertua dalam sejarah Laboratorium. Pemeriksaan ini non invasive dan dapat memberikan informasi tentang gangguan pada ginjal dan saluran kemih, gangguan hepatobilier, gangguan metabolisme karbohidrat dan penyakit hemolitik. Hasil pemeriksaan Kimiai urine memberikan informasi yang cukup baik bagi klinisi dalam pengelolaan pasien. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan reagen basah dalam tabung reaksi atau reagen kering menggunakan carik celup. Dengan adanya carik celup, urinalisis telah berkembang demikian rupa sehingga sering dianggap sebagai pemeriksaan rutin sederhana yang dapat dilakukan oleh awam. Sesungguhnya dibalik kesederhanaannya tersembunyi kelemahan yang dapat berakibat pada kesalahan hasil. Beberapa pemeriksaan pada carik celup menggunakan dasar reaksi seperti pada pemeriksaan konvensional, beberapa yang lain dasar reaksinya berbeda. Ketepatan hasil pemeriksaan kimia urin dipengaruhi oleh tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Perlu dipahami dan diikuti dengan patuh petunjuk cara penggunaan dan penyimpanan carik celup sesuai yang dianjurkan oleh pembuatnya. MEKANISME PRODUKSI URINE Sistem urinalisis terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Unit fungsional dalam ginjal disebut nefron yang terdiri atas glomerulus, kapsul Bowman, tubulus proximal, ansa Henle dan tubulus distal. Ginjal mendapat aliran darah dari arteri renalis sebanyak 1,25 liter/menit. Darah masuk ke glomerulus melalui arteri afferent, selanjutnya akan mengalami ultrafiltrasi. Ultrafitrat yang dihasilkan akan masuk ke kapsul Bowman dan selanjutnya masuk ke dalam tubulus. Di dalam tubulus terjadi proses reabsorbsi terhadap zat-zat yang masih diperlukan tubuh dan sekresi berbagai substansi. Urin yang terbentuk dari masing-masing nefron akan masuk ke tubulus collecticus, pelvis ginjal, ureter dan ditampung dalam kandung kemih umtuk selanjutanya dikeluarkan melalui ureter saat berkemih. CARIK CELUP Carik celup terdiri dari tangkai plastic dan pad strip. Pad strip terbuat dari bahan penyerap yang mengandung zat kimia (reagen) yang dilekatkan pada tangkai plastic, berupa kotak-kotak kecil berwarna. Bagian pad ini tidak boleh disentuh tangan atau bahan lain karena dapat menimbulkan reaksi pada reagensia. Carik celup di kemas dalam wadah yang dilengkapi dengan kartu warna. Dengan membandingkan intensitas warna pada pad dengan kartu warna, di dapat hasil yang dilaporkan secara semikuantitatif seperti trace,1+, 2+, 3+, 4+ atau normal / abnormal atau dalam satuan seperti mg/dl. 1
2 Berdasarkan jumlah parameter, tersedia beberapa jenis carik celup antara lain : a. Carik celup dengan 1 parameter mis : glukosa / protein / keton saja b. Carik celup dengan 2 parameter mis : glukosa dan protein c. Carik celup dengan 3 parameter mis : ph, glukosa dan protein d. Carik celup dengan 5 parameter mis : ph, glukosa, protein, keton dan darah e. Carik celup dengan 6 parameter mis : ph, glukosa, protein, lekosit esterase, nitrit dan darah f. Carik celup dengan 10 parameter mis : ph, glukosa, protein, lekosit esterase, nitrit, darah, keton, urobilinogen, bilirubin, dan berat jenis Ada pula Carik Celup yang menguji vitamin C. Karena vitamin C bersifat reduktor dan dapat mempengaharui hasil uji beberapa parameter Carik Celup. Sensitivitas reaksi kimiawi Carik Celup dari beberapa pabrik pembuat berbeda, sehingga tidak dapat serta merta membandingkan hasil pemeriksaan dari satu pabrik dengan pabrik yang lain, terutama jika reagen dan dasar reaksi yang digunakan berbeda. Untuk mempermudah pembacaan hasil, tersedia berbagai a baca otomatik atau semiotomatik. PENGUMPULAN DAN PENANGANAN BAHAN URIN Bahan pemeriksaan kimia urin yang terbaik adalah urin pagi. Pada urin pertama pagi hari ini didapatkan kadar yang tinggi dari zat-zat terlarut dalam urin Cara penampungan yang terbaik adalah urin pancaran tengah (mid stream urin). Dalam pengumpulan urin perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Gunakan penampung yang bersih dan kering b. Tidak dianjurkan menggunakan pengawet urin c. Urin segera diperiksa dalam waktu 1 jam d. Bila pemeriksaan ditunda, simpan urin dalam almari pendingin pada suhu 2 8 C e. Sebelum diperiksa, urin dibiarkan sampai mencapai suhu kamar dan dihomogenkan f. Untuk tes nitrit dipakai bahan urin pagi dan urin berada dalam kandung kemih minimal 4 jam g. Untuk tes bilirubin dan urobilinogen, urin diletakkan tempat gelap agar tidak terjadi penguraian zat tersebut oleh cahaya dan periksalah sesegera mungkin h. Urin yang tidak segar dapat memberikan hasil penigkatan ph, penurunan glukosa dan tes darah positip palsu akibat peroksida yang dihasilkan bakteri. PENYIMPANAN CARIK CELUP Penyimpanan carik celup yang kurang baik dapat mengakibatkan kerusakan reagensia dan dapat mempengaruhi hasil. Cara menyimpan carik celup yang benar adalah: a. Hindari carik celup dari lembab dan pemanasan b. Simpan pada tempat yang kering dan sejuk tetapi tidak lam almari pendingin (kulkas) c. Jagalah agar wadah carik celup tetap selalu tertutup rapat dan sehabis mengambil carik celup segera tutup kembali d. Periksa warna pada carik celup sebelum digunakan (sesuai dengan warna dasar pada kartu warna), bila sudah berubah jangan digunakan 2
3 CARA MENGGUNAKAN CARIK CELUP a. Biarkan urin mencapai suhu kamar / gunakan urin segar b. Homogenkan urin c. Ambil carik celup segera saat akan melakukan pemeriksaan kemudian tutup kembali d. Pegang pada bagian tangkai carik celup e. Celupkan seluruh pad kedalam urin dalam waktu singkat untuk menghindari larutnya reagensia f. Buang kelebihan urin pada carik celup dengan cara mene tepi carik celup ke bibir tabung urin g. Pegang carik celup dalam posisi horizontal dan sentuhkan pada kertas penghisap / tissue h. Ikuti waktu pembacaan untuk tiap tes i. Cocokkan warna tiap pad dengan kartu standart warna dengan cahaya yang cukup HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN a. Perhatikan waktu baca setiap reaksi, terlalu cepat dapat menghasilkan negatip palsu, terlau lama dapat menghasilkan positip palsu. jangan membaca lebih dari 2 menit.. b. Jangan mencelup carik celup hanya sebagian karena akan menyulitkan pembacaan c. Jangan mencelupkan carik celup terlalu lama, karena reagen akan terurai atau luntur ke dalam urin dan menghasilkan nilai yang lebih rendah d. Jangan menempelkan carik celup pada kartu standar warna karena akan mengotori. e. Saat membaca gunakan cahaya yang cukup terang, tidak dianjurkan membaca dengan cahaya matahari langsung f. Petugas laboratorium yang akan membaca harus di tes buta warna PINSIP KERJA CARIK CELUP a. Berat Jenis Pengukuran BJ menggunakan metode tidak langsung. Reagensia terdiri atas polyelectrolyte, indikator bromthymol blue dan buffer. Prinsip pemeriksaan berdasarkan perubahan pka. Perubahan pka sebanding dengan kadar ion terlarut dalam urin yang melepas proton dari polyelectrolyte. Makin tinggi konsntrasi ion dalam urin, makin tinggi pka / ph menjadi turun. Perubahan ph akan merubah warna indikator. Hasil tinngi palsu terjadi pada proteinuria > 100 mg/dl, ketonuria dan adanya asam laktat dalam urin. Hasil remdah palsu terjadi pada urin alkali (ph > 6,5) dan adanya glukosa atau ureum dengan kadar > 1 g/dl. b. Eritrosit / darah Pengukuran didasarkan pada sifat pseudoperoksidase heme. Peroksida yang dihasilkan oleh adanya hemoglobin atau mioglobin bereaksi dengan kromogen tetramethyl benzidine dan mengakibatkan perubahan warna dari kuning menjadi hijau. 3
4 Hasil positip palsu terjadi bila urin terkontaminasi darah haid, adanya bakteri yang menghasilkan peroksidase dan kontaminasi hipoklorit. Hasil negatip / rendah palsu terjadi bila terdapat vitamin C dengan kadar > 5 mg/dl, urin dengan berta jenis tinggi dan adanya obat ACE inhibitor c. Deteksi lekosit Pengukuran di dasarkan oleh adanya esterase lekosit Netrofil yang melepas ester dari zat aromatik pada reagen seperti Indoxyl carbonic acid ester atau derivat pyrrole amino acid ester. Zat yang dihasilkan bereaksi dengan garam diazonium dan menghasilkan warna ungu. Hasil tinggi / positip palsu terjadi bila urin terkontaminasi dengan secret vagina yang mengandung lekosit, Trichomonas dan bakteri, urin yang berwarna merah karena obat atau makanan. Hasil rendah / negatip terjadi dengan adanya glukosa > 3g /dl, proteinuria > 500 mg / dl, kontaminasi sabun / detergen dan obat obatan (gentamycin, cephalosporin ). d. Deteksi Nitrit Bakteri penyebab infeksi saluran kemih dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit, untuk ini kuman perlu waktu minimal 4 jam dan tersedia cukup nitrat dalam urin. Prinsip pemeriksaan adalah reaksi diazo oleh Nitrit. Garam diazonium yang terbentuk bereaksi dengan senyawa aromatic membentuk warna pink. Hasil positip palsu terjadi pada urine yang tidak segar / terkontaminasi dan telah terjadi pertumbuhan bakteri. Hasil negatip palsu dapat di akibatkan interferensi vitamin C > 25 mg / dl yang menghambat bakteri membent nitrit, diet rendah nitrat dan penggunaan urin sewaktu. e. Protein Protein yang terdeteksi oleh carik celup terutama Albumin. Prinsip pemeriksaan adalah kesalahan indikator ph karena adanya Protein. ph urin dibuat konstan oleh buffer. Protein dalam urin akan melepas muatan ion H yang akan merubah indikator warna menjadi hijau. Hasil positif palsu bila urin sangat alkalis atau berwarna gelap. f. Glukosa Prinsip pemeriksaan adalah reaksi enzimalik menggunakan glukosa oksidase, H 2 O 2 yang terbentuk mengoksidasi kromogen sehingga terjadi perubahan warna. Hasil positip / tinggi palsu terjadi bila urin terkontaminasi bahan oksidatif seperti kaporit. Hasil negatip / rendah palsu bila urin mengandung vitamin C dengan kadar > 50 mg/dl atau urin yang tidak segar dan telah terjadi glikolisis. g. Benda keton Keton dalam urin terdiri atas beta hidroksi butirat (78%), asam aseto asetat (20%) dan acetone (2%). Carik celup tidak dapat mendeteksi beta hidroksi butirat. Prinsip pemeriksaan berdasarkan reaksi Rothera, yang menghasilkan warna ungu. Hasil positip palsu bila urin mengandung obat kaptopril atau pigmen berwarna gelap. Hasil negatip palsu terjadi bila urin disimpan lama sehingga acetone menguap atau terjadi perombakan oleh bakteri. h. Bilirubin Meningkatnya kadar bilirubin dalam urin menunjukkan adanya bilirubin terkonjugasi yang berlebihan dalam darah. Prinsip pemeriksaan adalah reaksi diazo. Bilirubin diikat oleh garam diazo dalam suasana asam menghasilkan warna 4
5 merah muda. Sebaiknya menggunakan urin segar, karena bilirubin terkonjugasi mudah terhidrolisis. Hasil positip / tinggi palsu bila urin berwarna misalnya minum rifampicin dan mengandung metabolit chlorpromazine. Hasil negatip / rendah palsu terjadi bila urin disimpan lama sehingga terjadi oksidasi bilirubin : adanya vitamin C > 25 mg/dl atau nitrat tinggi. i. Urobilinogen Pada keadaan normal dalam urin segar terdapat urobilinogen. Hasil tinggi terdapat pada gangguan hati, penyakit hemolitik dan beberapa keadaan lain. Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aldehid (Erlich) dengan hasil membentuk warna merah muda. Hasil positip palsu terjadi bila ada bahan lain yang dapat bereaksi dengan reagen Erlich (porfobilinogen) dan zat yang memberi warna merah (sulfonamida). Hasil negatip palsu terjadi bila urin disimpan lama sehingga terjadi oksidasi urobilinogen menjadi urobilin atau adanyan formalin (pengawet) j. Vitamin C Beberapa carik celup menyediakan tes vitamin C, karena vitamin C merupakan reduktor kuat yang dapat mengganggu pemeriksaan yang berdasarkan reaksi diazo dan hydrogen perokside. PENCATATAN HASIL Pada pemeriksaan kimia urin menggunakan carik celup secara manual dapat terjadi kesalahan menulis hasil saat pembacaan atau saat memindahkan hasil dari buku ke formulir hasil. Penggunaan alat Urine Analyzer dapat mengurangi kesalahan tersebut utamanya bila jumlah urin yang diperiksa cukup banyak, karena menghindarkan subyektivitas dan kelelahan petugas dalam membaca dan mencatat hasil pemeriksaan. PENUTUP Pemeriksaan kimia urin merupakan pemeriksaan rutin yang sering diminta oleh klinisi. Karena hasil pemeriksaan kimia urin dapat membantu klinisi dalam menegakkan diagnosis, memantau perjalanan penyakit dan evaluasi hasil pengobatan, maka hasil pemeriksaan dituntut teliti, tepat dan cepat. Pemantapan kualitas pada tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik sangat dianjurkan. Pengetahuan, ketrampilan dan kesehatan mata (tidak buta warna) pemeriksa menjadi syarat bagi laboratorium yang mengerjakan pemeriksaan kimia urin menggunakan carik celup secara manual. Alat baca perlu dilakukan kalibrasi secara berkala. Tidak kalah kondisi ruang pemeriksaan yang bersih dengan pencahayaan yang cukup juga harus diperhatikan, DAFTAR PUSTAKA 1. Brunzel NA. Fundamentals of urine and body fluid analysis. 2 nd ed. Philadelphia : Saunders; p: Kusnandar S. Pitfalls and Pearls in urinalysis. Pendidikan Berkesinambungan Patologi klinik. Jakarta, FKUI, p: Indrasari ND. Pemeriksaan kimia urin. Pendidikan berkesinambungan patologi Klinik. Jakarta, FKUI, 2010, p:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari
Lebih terperinciUji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :
Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1
. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan
Lebih terperinciStruktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter
Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. 1. Ginjal a. Letak Manusia memiliki 2 buah ginjal. Ginjal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urin yang disebut juga kemih atau air kencing, adalah cairan yang diekskresi oleh ginjal, disimpan dalam kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra. Volume urin sekitar
Lebih terperinciyang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolitik yang disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat bersifat relatif absolut. Insulin adalah hormon yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang disebabkan oleh berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urin Urin adalah sisa material yang dieksresikan oleh ginjal dan ditampung dalam saluran kemih hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi dalam bentuk cairan.
Lebih terperinciSistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013
Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciPEMERIKSAAN URINE LENGKAP
PEMERIKSAAN URINE LENGKAP Urinalisis adalah analisa fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Uji urine rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Sampai saat ini, urine diperiksa secara manual
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa 1. Pengertian urine Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1
1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode analitik. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel yang digunakan / diperiksa
Lebih terperinciMenyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.
Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes mellitus Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan kronik metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan
Lebih terperincia) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE ESBACH. III. PRINSIP Asam pikrat dapat mengendapkan protein. Endapan ini dapat diukur secara kuantitatif
PEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE ESBACH I. TUJUAN Untuk mengetahui angka protein loss pada sampel urin II. METODE III. PRINSIP Asam pikrat dapat mengendapkan protein. Endapan ini dapat diukur secara kuantitatif
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati 1. Anatomi Hati Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata rata 1500 g atau 2% dari berat tubuh total, hati menerima 1500 ml darah per menit, atau
Lebih terperincibiologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI
15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi
Lebih terperinci- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi
- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah glukosa dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan otot rangka
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan
Lebih terperincitumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Glukosa sering juga disebut gula anggur atau dekstrosa yang banyak tersebar di alam terutama terdapat pada buah buahan, sayur sayuran, getah tumbuh tumbuhan, madu, sirup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Masa kehamilan dimulai
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gula Darah Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Kee, Joyce LeFever,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit dan juga untuk menetapkan kadar nitrit dalam sosis bermerek yang beredar di Surakarta.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi dan prevalensi infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN Oleh Faizal Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK Proteinuria adalah suatu kondisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1. Definisi Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dan karakteristik hiperglikemia yang
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 9. Ciri-Ciri Makhluk Hidup Latihan Soal 9.1
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 9. Ciri-Ciri Makhluk Hidup Latihan Soal 9.1 1. Ciri yang membedakan antara makhluk hidup dengan mobil adalah.... Bergerak Menghasilkan zat sisa Membutuhkan nutrisi Tumbuh dan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH Bagian Patologi Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 KETERAMPILAN KLINIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal 1. Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang dilaksanakan untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit dan perkembangan suatu penyakit (prognosis)
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208
PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM NIM : J1C111208 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : TAUFIK NOOR KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciGOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :
GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati Hati adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya ± 1 ½ kg. Letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma.
Lebih terperinciUJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air
Lebih terperinciANALISIS URIN Tujuan : II. Prinsip :
ANALISIS URIN I. Tujuan : I.1 Melakukan evaluasi skrinning terhadap fungsi ginjal dengan cara analisis I.2 Menginterprestasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh II. Prinsip : II.1 Glukosa Berdasarkan reaksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif tentang kadar bilirubin total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo. B. Tempat
Lebih terperinciMenjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri
Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.
Lebih terperinciBAB XI TES URINALISIS
BAB XI TES URINALISIS Tes urinalisis merupakan tes saring yang paling sering diminta oleh dokter, karena persiapann ya tidak membebani pasien seperti pada pengambilan darah atau punksi sumsum tulang. Urinalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urin Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat di tahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot
Lebih terperinciPENGARUH PENUNDAAN WAKTU TERHADAP HASIL URINALISIS SEDIMEN URIN. Tadjuddin Naid, Fitriani Mangerangi, Hanifah Almahdaly
As-Syifaa Vol 06 (02) : Hal. 212-219, Desember 2014 ISSN : 2085-4714 PENGARUH PENUNDAAN WAKTU TERHADAP HASIL URINALISIS SEDIMEN URIN Tadjuddin Naid, Fitriani Mangerangi, Hanifah Almahdaly Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cairan Efusi Pleura 1. Anatomi pleura Pleura adalah membran tipis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang melapisi
Lebih terperinciThe JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
PERBEDAAN KADAR KETON URIN PADA PEMERIKSAAN SEGERA DENGAN PEMERIKSAAN YANG DITUNDA Dr. dr Hartono Kahar, Sp.PK. MQIH Prodi D3 Analis Kesehatan UNMUH Surabaya Abstract Urine examination is a common examination
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar oleh karena insidensinya yang semakin meningkat di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) tahap akhir merupakan masalah yang besar oleh karena insidensinya yang semakin meningkat di seluruh dunia juga di Indonesia. (1) Penderita
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat
Lebih terperinciTujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih
1.PEMERIKSAAN URIN RUTIN A.PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URIN Tujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih Alat/ bahan: Pipet tetes Tabung reaksi Refraktometer Kertas lakmus
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 1. Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi mengubah amonia menjadi urea adalah... Paru-paru Hati Kulit Ginjal Kunci Jawaban : B Pembahasan:
Lebih terperinciPenentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius
Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.
Lebih terperinciHubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : T.M. Reza Syahputra Henny Gusvina Batubara Tgl Praktikum : 14 April 2016 Tujuan Praktikum : 1. Mengerti prinsip-prinsip
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015
LAPORAN PRAKTIKUM NAMA PRAKTIKAN : Nini Chairani (14700801) Zakirullah Syafei (1470080) PRODI : Magister Ilmu Biolmedik JUDUL : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 015
Lebih terperinciPemeriksaan Urine Metode Carik Celup
Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Metode : Carik Celup Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1
SISTEM EKSKRESI Standar kompetensi : 1. Memahami berbagai system dalam kehidupan manusia Kopetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Ringkasan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : 1. Irmayanti (157008011) 2. Binayanti Nainggolan (157008008) 3. Henny Gusvina Batubara (157008010) Tanggal Praktikum : 31 Maret 2016 Tujuan
Lebih terperincirepository.unimus.ac.id
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Glukosa Suatu gula monosakarida dari karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urin adalah cairan berwarna pucat yang memiliki variasi warna sesuai dengan kualitasnya; merupakan zat asam dan mempunyai berat jenis 1003 1030 (Watson, 2002; Gandasoebrata,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. ( Joyce
Lebih terperinciCreated by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO
Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses
Lebih terperinciMelakukan Uji Protein Urin
Melakukan Uji Protein Urin 1. Tujuan : 1. Mengetahui uji protein pada urin dengan asam asetat 2. Mengetahui besarnya kandungan protein yang terdapat pada urin 2. Pendahuluan : Penetapam kadar protein dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Penetapan kadar larutan baku formaldehid Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada tabel 2. Hasil yang diperoleh dari penetapan
Lebih terperinciGDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :
Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan fisiologi Traktus urinarius Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari dua buah ginjal, dua buah ureter, satu buah kandung kemih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada didalam sampel, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peralatan dalam pemeriksaan laboratorium secara umum harus memenuhi syarat- syarat yaitu bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia atau deterjen, terbuat dari bahan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas Disusun oleh: dr. FitrianiMangarengi, SpPK(K) Diedit oleh: dr. YuyunWidaningsih,
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja
Lebih terperinciMahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan
Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain
Lebih terperinciPENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler
PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging broiler merupakan komoditas yang banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen karena merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan
Lebih terperinciPengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP
Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan yang serius mengenai jutaan populasi manusia setiap tahunnya. ISK merupakan penyebab sepsis terbanyak setelah
Lebih terperinciAnti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK
Anti Koagulansia, pengawet dan sampling Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Anti KoagAulansia Adalah suatu bahan kimia/substansi yang dapat menekan, menunda atau mencegah pembekuan darah. Jenis- jenis anti koagulansia
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga
LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Oleh : Yulia Fitri Djaribun dan Frenky S Manullang A. Tujuan: 1. Mampu menggunakan alat ukur ph meter. 2. Mampu mengukur ph dari sebuah larutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah infeksi saluran pernafasan dapat menyebabkan sepsis (WHO, 2013). Prevalensi infeksi saluran kemih
Lebih terperinciKESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma
Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.kes Dr. Almaycano Ginting Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Urat a. Pengertian Asam Urat Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein makanan yang mengandung purin (terutama dari daging, hati, ginjal,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfusi darah 2.1.1 Pengertian Transfusi Darah Transfusi darah adalah suatu cara pengobatan berupa penambahan darah atau bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada
Lebih terperinciStruktur bagian dalam ginjal
Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinci