PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS"

Transkripsi

1 PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS (Pinus merkusii) DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK KOMPOS DI AREAL PT. NELLY JAYA PRATAMA KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA Oleh : RUSLI NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

2 2 PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS (Pinus merkusii) DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK KOMPOS DI AREAL PT. NELLY JAYA PRATAMA KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA Oleh: RUSLI NIM: Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Sebutan Ahli Madya Kehutanan Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

3 3 HALAMAN PENGESAHAAN Judul Karya Ilmiah : PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS (Pinus merkusii) DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK KOMPOS DI AREAL PT. NELLY JAYA PRATAMA KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA Nama Mahasiswa : Rusli NIM : Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian Menyetujui Pembimbing Penguji I Ir. Fathiah, MP Ir. Noorhamsyah, MP NIP NIP Penguji II Elisa Herawati, S. Hut, MP NIP Mengesahkan, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Telah lulus ujian pada tanggal : Ir. Wartomo, MP NIP

4 4 ABSTRAK RUSLI, Pengamatan Pertumbuhan Anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan Menggunakan Pupuk Kompos Di Areal PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. ( di bawah bimbingan Fathiah). Penelitian dilatar belakangi oleh adanya pemikiran dalam memperbaiki lahan kritis dengan suatu tanaman yang cepat tumbuh untuk menutupi lahan dan peningkatan nilai bahan produk pengolahan hasil Industri perkayuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari menggunakan pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 50 anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 perlakuan yaitu untuk sampel pertama (I) menggunakan pupuk kompos seberat 250 gram dan perlakuan kedua (II) tidak menggunakan pupuk kompos. Berdasarkan hasil penelitian setelah 2 bulan pengamatan menunjukkan bahwa, pertumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 9,16 cm dan yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 6,60 cm. Sehingga terdapat selisih tinggi rata-rata adalah sebesar 2,15 cm. Adapun untuk pertumbuhan terhadap diameter rata-rata yang menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 1,684 mm dan yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil adalah sebesar 1,564 mm dan terdapat selisih untuk diameter rata-rata adalah sebesar 0,12 mm. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos menunjukkan pertumbuhan tinggi dan diameter yang lebih besar di bandingkan yang tidak menggunakan pupuk kompos, diduga karena kompos dapat menambah unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi ukuran dan kualita tanaman.

5 5 RIWAYAT HIDUP RUSLI. Lahir pada Tanggal 07 Juli 1988 di To ue Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Rudi dan Ibu Minon. Pendidikan Dasar dimulai di SDN 167 Buntu Dama, Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang pada tahun 1994 dan lulus pada tahun Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 4 Mengkendek Tana Toraja dan lulus pada Tahun 2004 dan pada tahun 2005 melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Enrekang, lulus pada tahun Pada tahun 2008 menempuh Studi di Perguruan Tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Manajemen Hutan, Jurusan Pengelolaan Hutan. Selama melanjutkan pendidikan di Poltanesa, penulis telah mengikuti kegiatan-kegiatan yaitu : Ketua Wirausaha Kantin Silvasari. Bulan Maret sampai dengan April 2011 mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

6 6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di areal PT. Nelly Jaya Pratama Tana Toraja. Karya Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Manajemen Hutan Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Ir. Fathiah, MP selaku dosen pembimbing Karya Ilmiah. 2. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP selaku penguji I dan Ibu Elisa Herawati, S. Hut, MP selaku penguji II. 3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 5. Teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta serta saudara-saudari yang telah banyak memberikan do a, dorongan, serta material sehingga Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Bapak Yunus Taruk selaku Humas di PT. Nelly Jaya Pratama Tana Toraja yang senantiasa membantu dalam pengambilan data di lapangan. 7. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 8. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staf Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Jurusan Manajemen Pertanian yang sudah mendidik dan mengajar penulis selama di bangku perkuliahan. 9. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Indra,Sabry dan seluruh teman-teman yang telah banyak memberikan masukan serta saran dalam menyelesaikan laporan Karya Ilmiah ini.

7 7 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini, masih ada kekurangan oleh karena itu kritik dan saran kami terima demi penyempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis Kampus Sei Keledang, Agustus 2011

8 8 DAFTAR ISI Judul Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Tinjauan Umum Pinus (Pinus merkusii)... 5 B. Pengadaan Benih... 5 C. Tinjauan Umum Tentang Kompos. 5 D. Pengukuran Tinggi dan Diameter... 8 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian B. Alat dan Bahan C. Prosedur Kerja D. Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN i ii iii iv v

9 9 DAFTAR TABEL No. Tubuh Utama Halaman 1. Rata-rata Hasil Pengukuran Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos seberat 250 gram Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos (Kontrol) LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan pupuk kompos Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos... 25

10 10 DAFTAR GAMBAR No. Tubuh Utama Halaman 1. Grafik Perrtumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan kompos dengan campuran topsoil dan topsoil murni Grafik Pertumbuhan diameter rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan kompos dengan campuran topsoil dan topsoil murni... 14

11 11 I. PENDAHULUAN Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pengaturan tata air, pencegahan bahaya air dan erosi. Hutan juga merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Hasil hutan ada dua macam yaitu hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan non kayu. Berdasarkan perkembangan Industri saat ini Pinus (Pinus merkusii) di Indonesia sangat diperlukan sekali sebagai salah satu bahan produk pengolahan hasil Industri perkayuan. Untuk dapat meningkatkan kualitas Pinus (Pinus merkusii) di Indonesia, maka perlu diadakan pengawasan dan perbaikan dalam pengelolaan pohon Pinus (Pinus merkusii). Sejalan dengan pembangunan yang semakin meluas, kebutuhan kayu pada masa mendatang sudah pasti akan meningkat pula. Meningkatnya kebutuhan kayu jelas merupakan tantangan, sebab di sisi lain kita menghadapi penurunan sumber daya alam khususnya hutan sebagai sumber utama penghasil kayu, karena itulah Pemerintah mencanangkan program Hutan Tanaman Industri (HTI). Maksud pembangunan HTI adalah meningkatkan produktivitas lahan hutan yang kurang produktif. Untuk menunjang program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut perlu mendapat dukungan penyediaan bibit yang cukup, baik jumlah maupun mutu. Untuk mempertahankan kualitas Pinus (Pinus merkusii) maka dilakukan pemupukan pada media tanaman dengan pupuk kompos.

12 12 Menurut (Anonim, 2009) Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat, memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Penambahan kompos akan meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang akan bermanfaat bagi tanaman, diantaranya membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman serta dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Penggunaan kompos akan lebih aman terhadap sifat fisik kimia tanah dibandingkan penggunaan pupuk kimia. Banyak penelitian yang memaparkan bawha pengguna kompos dapat mempertahankan sifat fisik kimia tanah dan biologi tanah yang lebih baik. Dari uraian diatas penulis mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan pupuk kompos pada media tanaman dengan mencampur tanah topsoil. Tujuannya adalah untuk mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii). Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran tentang pengaruh kombinasi kompos dengan topsoil terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii).

13 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pinus (Pinus merkusii) Pinus (Pinus merkusii) adalah salah satu dari suku Pinacea. Jenis ini mempunyai beberapa macam nama daerah antara lain: Susugi, Tusam, dan Uyam yang terdapat pada beberapa daerah di Sumatra. Secara alamiah jenis Pinus (Pinus merkusii) dapat dijumpai dibeberapa negara seperti Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Filiphina dan Indonesia (Khaeruddin, 1994). 1. Daerah Penyebaran Pinus (Pinus merkusii) tersebar secara alami mulai dari Birma, Muangthai, Laos, Kamboja, Vietnam sampai Sumatra (Aceh, Jambi). Secara alami Pinus (Pinus merkusii) tumbuh di hutan primer, tetapi juga pada tanah-tanah terbuka, seperti tanah longsor dan tanah terbuka karena kebakaran. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan Pioner, sering pula ditemui belukar yang terdiri atas tegakan yang murni. Jenis akan kekurangan Zat asam dapat ditanam dengan baik dipadang alang-alang ataupun belukar (Anonim, 1980). Pinus (Pinus merkusii) berasal dari sistematika sebagai berikut: Devisio : Coniferaphyta Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Family : Pinaceae Genus : Pinus Spesis : Pinus merkusii

14 14 2. Ciri-ciri Tanaman Pinus (Pinus merkusii) Pohon Pinus (Pinus merkusii) mempunyai tinggi mencapai meter dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 meter. Pohon tidak berbanir, kulit luar batang kasar, berwarna coklat kelabu sampai tua, tidak mengelupas dan beralur diluar serta didalam. Kayu Pinus (Pinus merkusii) berwarna coklat muda sampai coklat tua. Berat jenis kayu rata-rata 0,55 dan termasuk kelas awet IV serta kelas kuat III. Pohon berbunga dan berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan Juli sampai November. Biji yang baik warna kulitnya kering kecoklatan, bentuknya bulat, padat dan tidak berkerut (Anonim, 1980). 3. Persyaratan Tempat Tumbuh Tanaman Pinus (Pinus merkusii) a). Tinggi Tempat Di Indonesia Pinus dapat tumbuh pada ketinggian tempat antara m dpl. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian antara m dpl (Khaeruddin, 1994). b). Iklim Pada daerah yang mempunyai curah hujan 1731 mm dengan rata-rata bulan kering 2,3 dengan maksimum dan frekwensi 4 daerah ini termasuk daerah tempat tumbuh Pinus yang baik. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan antara 17 dan 27 C.

15 15 c). Tanah Pinus (Pinus merkusii) tidak memerlukan persyaratan yang tinggi terhadap keadaan tanah dan dapat tumbuh pada bermacam-macam jenis tanah yang formasinya sangat berbeda-beda. Tanah yang lembab tidak untuk Pinus (Pinus merkusii), pohon ini membutuhkan tanah yang porous. B. Pengadaan Benih Benih diunduh dari pohon yang sehat dan berumur minimal 20 tahun. Pohon ini berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan Juli-Nopember. Buah kerucut (cone) yang masak ditandai dengan warna coklat perunggu dan masih tertutup. Sedangkan biji yang baik adalah berwarna kecoklatan berbentuk bulat dan tidak berkerut. C. Tinjauan Umum Tentang Kompos Menurut ( Anonim, 2009) pengertian kompos, teknologi pengomposan dan manfaat kompos adalah sebagai berikut : Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik, sedangkan Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos pada prinsifnya adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos

16 16 dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. 1. Manfaat Kompos : Beberapa manfaat kompos yang diperoleh antara lain adalah: identik dengan multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan (Djurnani, dkk. 2006).

17 17 Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah pertamanan, sebagai bahan penutup sampah, reklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. 2. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek Menurut (Anonim, 2009): a. Aspek Ekonomi : 1) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah 2) Mengurangi volume/ukuran limbah 3) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya b. Aspek Lingkungan : 1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah 2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan c. Aspek bagi tanah/tanaman: 1) Meningkatkan kesuburan tanah 2) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah 3) Meningkatkan kapasitas jerap air tanah

18 18 4) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah 5) Meningkatkan kualitas hasil panen 6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman 7) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman 8) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara didalam tanah. 1. Pengukuran Tinggi. D. Pengukuran Tinggi dan Diameter Tinggi adalah jarak terpendek antara satu titik dengan titik proyeksinya pada bidang horizontal atau bidang datar. Sedangkan panjang adalah jarak yang menghubungkan dua titik yang diukur menurut atau tidak menurut garis lurus. Selanjutnya dijelasakan, bahwa yang dimaksud dengan pengukuran tinggi pohon seluruhnya adalah pengukuran jarak antara titik puncak Pohon dengan proyeksinya pada bidang datar atau permukaan tanah tanpa memperdulikan pohon tersebut berdiri tegak lurus, dalam hal dimana proyeksi puncak jatuh tepat pada pangkal pohon (Endang,1990). 2. Pengukuran Diameter. Diameter batang pada anakan Pinus (Pinus merkusii) diukur dengan menggunakan mikrokalifer. Diameter yang diamati pada batang 1 cm dari permukaan tanah. Pengukuran diameter adalah mengukur panjang garis antara dua titik pada lingkaran yang

19 19 melalui pusat lingkaran. Bentuk batang pohon jarang yang bulat oleh hasil rata-rata pengukuran sumbuh panjang (Endang, 1990).

20 20 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dipersemaian PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari tanggal 07 Februari sampai dengan 23 April 2011 yang meliputi: orientasi lapangan, persiapan alat dan bahan penelitian, perijinan, pengolahan data serta penulisan Karya Ilmiah. B. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan dalam Penelitian antara lain: a. Penggaris untuk mengukur tinggi tanaman. b. Microkaliper untuk mengukur diamater tanaman. c. Alat tulis menulis. d. Kalkulator digunakan untuk menghitung penelitian dilapangan. e. Kamera digunakan untuk dokumentasi penelitian. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Anakan Pinus (Pinus merkusii) sebanyak 50, berasal dari pohon induk. b. Kompos seberat 250 gram, berasal dari kotoran ternak kambing dengan kulit kopi dari hasil fermentasi. c. Topsoil sebagai media tumbuh (yang tidak menggunakan pupuk kompos). e. Bedeng tabur sebagai tempat menabur benih dengan ukuran 1 m x 0,5 m. f. Cangkul untuk membersihkan tempat penelitian. g. Handsprayer sebagai alat penyiram tanaman.

21 21 C. Prosedur Kerja 1. Perlakuan benih a. Melakukan penyeleksian biji Pinus (Pinus merkusii) yaitu dengan cara merendam dalam air dingin selama 2 jam. b. Biji yang tenggelam diambil sebagai sampel sebanyak 50 benih. 2. Penyiapan media tanaman : a. Mengisi bedeng tabur yang tidak menggunakan pupuk kompos dengan topsoil sebanyak 2 ember. b. Mengisi bedeng tabur dengan topsoil dicampur dengan kompos 250 gram. 3. Penaburan benih a. Benih yang telah direndam dengan air dingin sebanyak 50 biji kemudian ditabur pada bedeng tabur. b. Pada perlakuan (I) benih Pinus (Pinus merkusii) sebanyak 25 pada media kompos dengan campuran topsoil, perlakuan (II) benih Pinus (Pinus merkusii) sebanyak 25 pada topsoil murni. Jadi 50 sampel yang digunakan dalam 2 perlakuan. 4. Pemeliharaan benih, benih yang sudah ditabur dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari selama pengamatan. 5. Pengambilan data, data yang diambil adalah dari hasil pengukuran terhadap tinggi dan diameter selama 2 bulan pengamatan.

22 22 D. Pengolahan Data Data-data yang telah diperoleh dihitung, kemudian disusun ke dalam tabel pertumbuhan tinggi dan diameter dengan menggunakan rumus rata-rata, menurut ( Nugroho dan Harahap, 2001) sebagai berikut: X =? n x Keterangan X : Rata-rata (diameter/tinggi)?x : Jumlah dari X (diameter/tinggi) n : Jumlah Anakan

23 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terhadap anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos di areal persemaian PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Jumlah keseluruhan anakan Pinus (Pinus merkusii) yang diteliti adalah sebanyak 50 sampel dengan, perlakuan (I) menggunakan pupuk kompos 25 anakan dan perlakuan (II) yang tidak menggunakan pupuk kompos 25 anakan. Berdasarkan penelitian selama 2 bulan, diperoleh hasil rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter antara yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Hasil Rata-rata Pertumbuhan Tinggi dan Diameter anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 Perlakuan setelah 2 bulan. No Jenis Pupuk/Media Rata-rata Tinggi (cm) Rata-rata Diameter (cm) 1 Kompos 9,16 1,684 2 Kontrol 6,60 1,564 Sumber, Data Primer 2011 Ket : Kontrol adalah yang tidak menggunakan pupuk kompos

24 24 Untuk lebih jelasnya hasil pertumbuhan tinggi (cm) anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 perlakuan setelah 2 Bulan dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos. = Kompos sebesar 9,16 cm = Kontrol sebesar 6,60 cm Ket : Kontrol adalah yang tidak menggunakan pupuk kompos

25 25 Sedangkan untuk lebih jelasnya pertumbuhan diameter (cm) anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 Perlakuan setelah 2 Bulan dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Diameter Rata-rata Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos. = Kompos sebesar 1,684 mm = Kontrol sebesar 1,564 mm Ket : kontrol adalah yang tidak menggunakan pupuk kompos B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang pertumbuhan tinggi rata-rata dan diameter rata-rata pada anakan Pinus (Pinus merkusii) selama 2 bulan yang menggunakan pupuk kompos dengan dosis seberat 250 gram terlihat pada Tabel 1 (gambar 1 dan 2) menunjukkan lebih besar pertumbuhannya dibandingkan yang tidak menggunakan pupuk kompos, diduga karena adanya penambahan unsur

26 26 hara yang ada pada pupuk kompos tersebut. Pendugaan ini didasarkan atas pendapat (Soekotjo, 1979) yang menyatakan bahwa pemupukan mempengaruhi ukuran dan kualita tanaman. Adapun selisih rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter pada anakan Pinus adalah untuk pertumbuhan tinggi anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos, terdapat selisihnya adalah sebesar 2,56 cm dan untuk pertumbuhan diameter yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos, terdapat selisihnya adalah sebesar 0,12 mm. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos pertumbuhan tinggi dan diameter lebih besar pertumbuhannya dibandingkan dengan anakan yang tidak menggunakan pupuk kompos. Kemungkinan karena kompos identik dengan multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat, kompos juga memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Seperti yang dikemukakan oleh (Musnawar, 2003) bahwa pupuk kompos adalah pupuk yang berupa pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair yang dihasilkan

27 27 oleh hewan ternak seperti sapi, babi, ayam, kelelawar dan kambing yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah, mengurangi pencemaran lingkungan serta meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk kompos juga mempunyai pengaruh susulan, artinya pupuk kompos mempunyai pengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman yang berangsur-angsur menjadi tersedia.

28 28 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang menggunakan kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii) selama 2 bulan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 9,16 cm dan pertumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 6,60 cm. sehingga terdapat selisihnya adalah sebesar 2,56 cm. 2. Pertumbuhan diameter rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk diperoleh hasil sebesar 1,684 mm dan yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 1,564 mm. Sehingga terdapat selisihnya adalah sebesar 0,12 mm. 3. Penggunaan pupuk kompos memberikan respon positif terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter pada anakan Pinus (Pinus merkusii) diduga karena kompos dapat menambah unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi ukuran dan kualita tanaman.

29 29 B. Saran Perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan dosis yang berbeda untuk pupuk kompos, dimana yang diberi dosis 250 gram masih dapat menunjukkan pertumbuhan tinggi dan diameter yang baik.

30 30 DAFTAR PUSTAKA Anonim Bio-Iklim di Kawasan Indonesia Peta Diterbitkan Oleh Lembaga Perancis. Kedaulatan Perancis Indonesia. Anonim, Jenis-jenis Kayu Perdagangan di Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor Indonesia. Anonim, Djuarnani, N. Kristian dan B. S. Setiawan Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka Jendela Komunitas Pertanian, Jakarta. Endang, Manejemen Hutan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Universitas Padjajaran Bandung. Khaeruddin, Pembibitan Tanaman HTI, Jakarta. Murbandono L Membuat Kompos (edisirevisi) Penerbit PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Musnawar, Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Nugroho dan Harahap Statistik Teori dan Aplikasinya. Erlangga. Jakarta. Soekotjo, W Diktat Silvika. Pusat Pendidikan Kehutanan Cepu. Direksi Perum Perhutani.

31 LAMPIRAN 31

32 32 Lampiran I Hasil perhitungan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos (kontrol) dengan menggunakan rumus (Nugroho dan Harahap, 2001) sebagai berikut: X =? n x Keterangan X : Rata-rata (diameter/tinggi)?x : Jumlah dari X (diameter/tinggi) n : Jumlah Anakan 1. Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos dengan Dosis seberat 250 gram setelah 2 Bulan. Dik, S = 229 n = 25 Rumus: = = 9,16

33 33 Lanjutan lampiran I 2. Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos dengan Dosis seberat 250 gram setelah 2 Bulan. Dik, S = 42,1 Rumus: n= 25 = 42,1 25 = 1, Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos setelah 2 Bulan. Rumus: Dik, S = 165 n = 25 = = 6,60 4. Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos setelah 2 Bulan. Dik, S = 39,09 Rumus: n = 25 = 39,09 25 = 1,564

34 34 Lampiran II Tabel 1. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos seberat 250 gram setelah 2 Bulan. No Kompos Tinggi (cm) Diameter (mm) 1 7 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 Total ,1 Rata2 9,16 1,68

35 35 Lanjutan lampiran II Tabel 2. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos (Kontrol) setelah 2 Bulan. No Kontrol Tinggi (cm) Diameter (mm) 1 7 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,3 Total ,09 Rata2 6,60 1,56

36 36 Lampiran III Gambar 1. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos Gambar 2. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK NPK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : AHMAD LEGA RAMADHAN NIM.

PEMBERIAN PUPUK NPK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : AHMAD LEGA RAMADHAN NIM. PEMBERIAN PUPUK NPK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : AHMAD LEGA RAMADHAN NIM. 120500043 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Biomassa Biomassa merupakan bahan organik dalam vegetasi yang masih hidup maupun yang sudah mati, misalnya pada pohon (daun, ranting, cabang, dan batang utama) dan biomassa

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian Kamaludin Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi kompos kotoran sapi yang terbaik dalam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM. PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4 Oleh : SUKARNO NIM. 120500064 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTORAT BINA PERBENIHAN TANAMAN HUTAN LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS RUMPIN SEED SOURCES AND NURSERY CENTER JAKARTA,

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk mengandung zat zat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian di Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah merupakan zat- zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun dari pabrik sebagai sisa industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Singkat Merbau Menurut Merbau (Instia spp) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai yang ekonomi yang tinggi karena sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG. Oleh : JAILAN WALI NIM.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG. Oleh : JAILAN WALI NIM. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG Oleh : JAILAN WALI NIM. 110500009 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah tumbuhan dari familia Solanaceae. Tomat merupakan tanaman semusim, dapat tumbuh setinggi 1-3 meter. Tomat termasuk sayuran

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, namun dapat juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005). I. PENDAHULUAN Hutan adalah masyarakat tetumbuhan dan hewan yang hidup di lapisan permukaan tanah yang terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. Pakchoy dan sawi dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembibitan Jati Jati (Tectona grandis L.) adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar,

Lebih terperinci

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian Pinus merkusii strain Kerinci: Satu-satunya jenis pinus yang menyebar melewati khatulistiwa ke bagian bumi lintang selatan hingga sekitar o L.S. Belum dikembangkan atau dibudidayakan secara luas di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN URIN KELINCI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea, L.) SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN URIN KELINCI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea, L.) SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN URIN KELINCI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea, L.) SKRIPSI Oleh : ABUYAMIN NPM. 0925010026 FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah hutan di Indonesia pada umumnya berjenis ultisol. Menurut Buckman dan Brady (1982), di ultisol kesuburan tanah rendah, pertumbuhan tanaman dibatasi oleh faktor-faktor yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama tusam di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan oleh ahli botani dari Jerman

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO Oleh : JUMRIAH Nim. 080500156 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

S U N A R D I A

S U N A R D I A EFEKTIVITAS PEMBERIAN STARBIO TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii) Giant PADA MEDIA TANAM CAMPURAN AKAR PAKIS DAN SEKAM BAKAR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan. Semakin mahalnya pupuk anorganik dan adanya efek samping yang merugikan, memerlukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci