KEHENDAK UNTUK BERKUASA DALAM FILSAFAT NIETZSCHE Oleh: Neneng Afwah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEHENDAK UNTUK BERKUASA DALAM FILSAFAT NIETZSCHE Oleh: Neneng Afwah"

Transkripsi

1 KEHENDAK UNTUK BERKUASA DALAM FILSAFAT NIETZSCHE Oleh: Neneng Afwah ABSTRAK Nietzsche tak ubahnya seperti pertapa. Hidupnya hampir selalu dalam suasana khalwat tanpa batas. Kesunyian telah menjadi rumahnya. Akan tetapi ia tidak membawa ajaran tentang kesetiaan akan yang ada. Sebaliknya ia membawa dinamit, kritik dan penghacurannya adalah leitmotiv seluruh renungan dan pemikirannya. Ia mencabik-cabik semua rajutan konseptual yang selama ini digunakan orang umtuk melindungi dirinya. Dari berbagai kengerian yang bersifat eksistensial. Nietzsche ingn mengembalikan manusia pada arus hidup yang sesungguhnya, dan rajutan justru membuat manusia memalingkan diri arus hidup itu sendiri. Hidup manusia telah digantikan dengan hasil-hasil ciptaan yang muncul sebagai dorongan hidup. Manusia diajak oleh Nietzsche untuk melakukan penilaian kembali akan seluruh hasil ciptaannya. Penilaian itu harus dimulai dari hidup itu sendiri, bukan dari ciptaan kehidupan. Bagi Nietzsche hidup sendiri adalah kehendak umtuk berkuasa (Der Wille zur Macht), dan filsafatnya tentang kehendak untuk berkuasa merupakan saripati dari seluruh petualangan pemikiran. Kata kunci; filsafat Nietzsche, pmikiran, dorongan hidup. I. PENDAHULUAN Kalau akhir-akhir ini orang menderita demam dekonstruksi, maka Nietzche-lah yang menjadi panyebar martilnya. Filsafatnya adalah filsafat destruksi. Nietzsche layaknya orang yang kesurupan. Ia mengkritik semua relungrelung kebudayaan Barat, tidak heran jika selama bertahun-tahun orang berikap sinis terhadap tulisan-tulisannya. Nietzsche tak ubahnya seperti pertapa. Hidupnya hampir selalu dalam suasana khalwat tanpa batas. Kesunyian telah menjadi rumahnya. Akan tetapi ia tidak membawa ajaran tentang kesetiaan akan yang ada. Sebaliknya ia membawa dinamit, kritik dan penghacurannya adalah leitmotiv seluruh renungan dan pemikirannya. Ia mencabik-cabik semua rajutan konseptual yang selama ini digunakan orang umtuk melindungi dirinya. Dari berbagai kengerian yang bersifat eksistensial. Nietzsche ingn mengembalikan manusia pada arus hidup yang sesungguhnya, dan rajutan justru membuat manusia memalingkan diri arus hidup itu sendiri. Hidup manusia telah digantikan dengan hasil-hasil ciptaan yang muncul sebagai dorongan hidup. Manusia diajak oleh Nietzsche untuk melakukan penilaian kembali akan seluruh hasil ciptaannya. Penilaian itu harus dimulai dari hidup itu sendiri, bukan dari ciptaan kehidupan. Bagi Nietzsche hidup sendiri adalah kehendak umtuk berkuasa (Der Wille zur Macht), dan filsafatnya tentang kehendak untuk berkuasa merupakan saripati dari seluruh petualangan pemikiran. II. PEMBAHASAN A. Riwayat Hidup Nietzsche dan Karyanya Nietzsche lahir di Röcken pada 15 Oktober 1844, sama dengan hari kelahiran raja Prusia waktu itu, Friedrich Willem. Oleh karena ayahnya pengagum sang raja, maka ia dengan bangga memberi nama Baptis Friedrich pada Nietzsche. 1 Nietzsche dilahirkan di tengah penganut Lutheran yang taat. Kakeknya Friedrich August Ludwing adalah pejabat tinggi gerea lutheran, ayahnya Karl Ludwing adalah pendeta saleh di desanya. 1 St. Sunardi, Nietzsche, (Yogyakarta: LKIS, 1999), 3 36

2 Sedangkan ibunya, Franziska Oehler jua seorang Lutheran taat yang berasal dari keluarga pendeta. Ketika Nietzsche berusia empat tahun, tiba-tiba ayahnya sakit keras dan kemudian meninggal. Keluarga ini tambah terpukul ketika adik Nietzsche, Joseph, juga meninggal pada tahun berikutnya. Sejak itu seluruh keluarganya pindah ke Naumburg, kota asal nenek moyangnya. Menjelang umur enam tahun Nietzsche dimasukkan ke Gymnasium. Di sekolah, ia tergolong orang yang pandai bergaul, dan melalui teman-temannya inilah ia dikenalkan dengan karya-karya Goethe dan Wagner. Dari perkenalannya dengan sastra dan musik pertama kalinya, inilah yang akan mempengaruhi perkembangan pemikirannya kemudian. Pada umur empat belas tahun, ia pindah sekolah sekaligus asrama yang bernama Pforta. Sekolah itu terkenal sangat ketat dan keras. Disini ia belajar bahasa Yunani dan Latin secara intentif yang kemudian menjadi bekal yang kuat untuk kemudian menjadi Filolog. Ia juga masih belajar bahasa Hibrani, karena pada saat itu cita-citanya untuk menjadi pendeta masih ada. Tetapi, menurutnya bahasa Hibrani terlalu sulit, sehingga ia tidak berhasil menguasainya. Di sini bersama dua orang temannya Wilhelm Pinder dan Gustav Krung, ia mendirikan semacam kelompok diskusi sastra yang diberi nama Germania. Ini merupakan wujud dari ketertarikannya terhadap karya klasik Yunani dan kejeniusan pengarangnya. Pada tahun-tahun terakhir di Pforta inilah, Nietzsche mulai menunjukkan sikap jalanan. Ia mulai mempertanyakan iman Kristennya, dan bahkan secara perlahanlahan mulai meragukan kebenaran seluruh agama. Ini tersirat pada tulisannya Ohne Heimat (tanpa kampung).2 Pada Oktober 1854 Nietzsche melanjutkan studinya di universitas Bonn untuk memperdalam filologi dan teologi. Tetapi, pada 1885 ia memutuskan untuk 2 Ibid, 3-5 tidak belajar teologi lagi. Keputusannya ini sudah barang tentu mendapat tentanganya, karena berarti Nietzsche gagal menjadi pendeta seperti yang mereka harapkan. Di Bonn, ia hanya belajar selama dua semester. Ia sangat akrab dengan dosennya F. Ritschl, bahkan Ritschl sangat mengagumi Nietzsche, berdasarkan karya Nietzsche yang pertama Theoguid Megarensis (Silsilah Para Dewa Megara), karya ini ia tulis sejak masih di Pforta. Di Lipzing, Nietzsche memenangkan hadiah di bidang filologi yang di sediakan Universitas. Pada terjadi perang antara Jerman melawan Perancis, dan ia didaftar sebagai anggota dinas militer. Dalam perang ini ia mendapatkan pengalaman yang berbeda, ia melihat peristiwaperistiwa tragis yang terjadi umumnya setiap perang. Ini menimbulkan kegoncangan pada dirinya, melanjutkan studi filologi atau studi yang lain. Filologi mulai terasa hambar dan mati, ia ingin mulai belajar sesuatu yang lebih hidup. Pada 1869, ia mendapat panggilan dari Universitas Basel Swiss, untuk untuk menjadi dosen disana. Ia merasa heran karena ia belum bergelar doktor. Ini dapat dimaklumi, sebab ia mendapat rekomendasi dari dosennya Ritschl. Di sini ia mengajar selama sepuluh tahun , dan berhenti karena kesehatan yang memburuk, selain di Universitas ia juga mengajar di SMA. Masa kariernya di Basel diwarnai dengan kondisi kesehatan yang memburuk, sehingga berkali-kali ia harus cuti. Dimasa cutinya ini, Nietzsche malah menjadi penulis yang produktif, sehingga banyak yang menganggap tulisan Nietzsche adalah ungkapan atas pengalamannya menghadapi sakit.termasuk tulisannya dalam masa ini adalah: Die Geburf de Tragodi aus dem Geiste der Music (The Birth of Tragedy out of the spirit of Music) yang terbit pada 1872, dan lain-lain. Sejak meninggalkan Bassel, hidup Nietzsche diwarnai dengan kesepian. Ia menghindar dari hal-hal yang menyangkut 37

3 tanggung jawab sosial. Ia hidup berpindahpindah di beberapa kota di Italia dan Swiss. Dalam pengembaraan ini ia ditemani saudarinya Elizabeth dan sahabatnya Lou Salome dan Paul Ree. Sampai pada 1881 ia berhasil menerbitkan Die Morgeurote, Gendaken Uber die Moralischen Vorurteile (Fajar, Gagasan-Gagasan Tentang Praanggapan Moral), disini ia ingin mengawali perang moralitas. Pada 1882, ia menerbitkan karyanya yang indah Die Frohliche Wissenshaft ( La gaya Scieza ) (ilmu yang mengasikkan) dalam bukunya ini ia memprokklamirkan bahwa Tuhan sudah mati (Gott is tot).3 Selama tahun , ia mempersiapkan karya besarnya Also Sparch Zarathustra (Demikianlah Sabda Zarathustra). Melalui karyanya ini (Sabda Zarathustra), ia mengajarkan Kembalinya Segala Sesuatu (die ewige Wiederkehr des Gleichen). Pada tahun 1884, ia merencanakan menulis magnum opus yang berpusat pada gagasan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht). Pada 1888, ia menulis cukup banyak buku, akan tetapi hanya satu yang sempat diterbitkan yaitu der Fall Wagner, Ein Musikanten Problem (kasus Wagner, Persoalan Musikus).buk-buku yang lain baru di tebitkan setelah Nietzsche meninggal 25 Austus 1900 setelah mengalami egilaan yang hebat.4 B. Geneologi Gagasan Kehendak untuk Berkuasa Dari satu sisi agasan Nietzsche tentang kehendak untuk berkuasa dipengaruhi oleh buku Schopenhauer The World as Will and Idea. Akan tetapi, di sisi lain pandangannya tentang dunia merupakan kritik terhadap pandangan dunia yang Schopenhauer ajukan. Gagasan Schopenhauer pada dasarnya merupakan salah satu bentuk adaptasi dan elaborasi pemikiran Kant tentang dunia. Disamping kant, ia juga dipengaruhi oleh pemikiran India, dari buku Uphanished. Dari buku ini, ia mendapat pengaruh tentang cara memandang dunia secara dualistik: dunia maya dan dunia paling nyata yang bersifat metafisik. Sejalan dengan Kant, Schopenhauer mengakui adanya das Ding an Sich. Menurut Schopenhauer das Ding an Sich adalah dunia metafisik yang hakekatnya adalah kehendak (der Wille). Sedangkan dunia maya adalah dunia yang sebagaimana kita tangkap, yang merupakan objektifirasi dari dunia metafisik. Hepotesa Schopenhauer ini dapat dijelaskan dengan hukum moral Kant. Kant menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat sampai pada apa yang ada di balik fenomena. Hukum moral pada dasarnya berkaitan dengan kehendak seseorang, dan kehendak orang tidak hanya berada pada fenomena melainkan berada dalam das Ding an Sich. Dengan demikian perbedaan baik dan jahat tidak hanya terletak pada tingkat phenomenon melainkan juga pada tingkat das Ding an Sich. Lewat gagasan kuat ini, Schopenhauer menelusuri gagasan tentang kehendak, yang akhirnya menjadi prinsip metafisikanya. Sejalan dengan kehendak, ia mengakui bahwa apa yang nyata adalah kehendak. Di luar kehendak adalah maya. Pendapatnya yang ini jelas sangat dipengaruhi oleh Upanisad. Dan dari sinilah Nietzsche membidani lahirnya gagasan tentang kehendak untuk berkuasa5. Lebih jauh, Schopenhauer berpendapat bahwa kehendak pada hakekatnya berada di luar prinsip individuasi atau pluralitas, karena prinsip ini hanya berlaku pada dunia fenomena yang harus taat pada asasasas perubahan ruang dan waktu. Oleh karenanya ia berpendirian bahwa kehendakku adalah kehendak dari dunia dan apa yang kita hadapi sebagai dunia tidak lain adalah pantulan dari satu kehendak atau idea, dan barang siapa telah menangkap kebenaran ini menurutnya, telah memiliki kebijakan filosofis.6 3 Ibid.,11 4 Ibid, Ibid, Ibid,

4 Pandangan Schopenhauer yang dualistik itulah yang kemudian dikritik oleh Nietzsche. Fokus kritik Nietzsche terutama pemaknaan terhadap dunia fenomenal dan terhadap pengakuan metafisika kehendak. Menurutnya, pengakuan dunia sejati yang bersifat metafisika hanya datang dari orang yang lemah. Orang tidak mempunya kekuatan untuk memberi nilai, pudar ke dalam dunia sejati yang metafisik. Menurutnya orang semacam ini adalah orang pesimis. Oleh karenanya dunia kita, yaitu dunia fenomenal ini menurutnya adalah Kehendak untuk Berkuasa dan tidak ada lagi lainnya. Kehendak untuk berkuasa adalah prinsip penjelasan atas dunia, cara melihat dan memandang dunia.7 Oleh karenanya, kehendak untuk berkuasa bukanlah suatu teori metafisik. Nietzsche menolak adanya dunia sejati seperti dipahami Schopenhauer atau dunia ideanya Plato. Bagi Nietzsche dunia fenomenal yang berubah-ubah adalah satu-satunya dunia. Fenomena itu sendiri adalah kenyataan yang sejati yang lain, yang metafisik atau transendental. Fenomena tidak menyembunyikan suatu apapun, tidak ada subtratum, dan tidak ada realitas yang lain di balik fenomena ini. Realitas yang lain yang sejati sifatnya, biasanya diciptakan dari filsuf dari rasa frustasi menghadapi dunia yang Khaos, dalam artian dunia ini tidak mempunyai keteraturan, keindahan, susunan maupun bentuk. Untuk mengatasi keadaan ini m dengan mengadakan pembedaan dunia yang tampak dan tersembunyi. Hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan jika manusia sadar bahwa hakekat hidup sebenarnya adalah Kehendak untuk Berkuasa. Hidup menurut Nietzsche memang digambar sebagai sesuatu yang mengerikan. Hidup merupakan suatu bentuk yang mengahiri proses-proses kekuatan sebelumnya, yang berusaha saling berkuasa, menonjolkan diri dan saling melawan. Akan tetapi dalam 7 Ibid, memandang hidup yang demikian menusia tidak perlu melarikan diri dan mencari perlindungan di luar dirinya. Ia harus berkata ya pada arus hidup yang demikian. Artinya inilah kesempatn manusia untuk mengembangkan individualitasnya, dengan mengoprasikan kekuatan-kekuatan (mengoptimalkan kemampuan diri) ia akan mencapai hakekat hidup yaitu Kehendak Untuk Berkuasa. C. Kehendak Berkuasa Bukan Provokasi Politik Ajaran Nietzsche tentang hidup adalah Kehendak Untuk Berkuasa ini memang sangat krusial dan mudah ditafsirkan secara sembarangan, untuk selanjutnya dipakai dalam membenarkan bagi pembelaan bagi penumpukan kekuasaan. Penafsiran yang keliru atas ajaran Nietzsche ini, puncaknya pada Fasisme dan Nazisme. Sepintas memang ada kesamaan antara paham Nietzsch, Hilter dan Mussolini. Mereka sama-sama anti egalitarisme. Egalitarisme lahir dengan meletusnya revolusi Perancis. Egalitarisme itu pertama-tama bukannya pembagian yang sama bagi semua orang dalam hal materi, tetapi lebih mengenai paham moral, bahwa manusia mempunyai hak asasi yang sama. Kesamaan inilah yang ditentang oleh Nietzsche dan Hitler. Bukan kesamaan tetapi Kekuasaan lah yang de-facto menjadi pedoman dan ukuran yang menentukan hidup manusia dalam segala bidang. Bahkan harus dikatakan, bahkan egalitarisme pun dilatar belakangi oleh motif kekuasaan.8 Kendati ada kesamaan toh antara Nietzsche dan Hitler tetap berbeda. Konsep kekuasaan. Hitler erat kaitannya dengan kekerasan, ia sendiri bukan filsuf tapi pelaksana politik, karenanya ia juga tidak tertarik akan implikasi moral yang ditimbulkan oleh konsepnya. Sedangkan 8 Sindhuta, Nietzsche Si Pembunuh Tuhan, dalam Basis, No tahun ke-49 November-Desember 2000,

5 Nietzsche adalah filsuf, maka konsep kekuasaannya tak lepas dari teorinya tentang kehendak untuk berkuasa, yang sesungguhnya merupakan jawaban terhadap pelbagai pertanyaan dari seluruh filsafatnya. Jelas, bahwa Nietzsche sangat anti nasionalisme, konsep kekuasaanya tidak mengenai kekuatan rakyat, bahkan ia menggambarkan massa sebagai manusia gerombolan. Ia sendiri merasa ngeri dengan perilaku brutal dan kasar dari Nazisme.9 Sejak awal, Nietzsche tidak memperlihatkan diri sebagai seorang filsuf sosial atau politik. Filsafatnya sangat dekat dengan gaya hidupnya sendiri yang dapat diberi nama: Individualisme, Vitalisme, dan Eksisitensialisme. Sulit membayangkan bahwa Nietzsche mencita-citakan untuk melembagakan Kehendak untuk Berkuasa dalam apa yang disebut negara. Baginya negara justru dipandang musuh besar, karena negara merupakan penghambat kebebasan untuk merealisasikan diri.10 Ia menolak negara, karena negara hanyalah merupakan kesatuan orang yang hidupnya setengah-setengah. Oleh karena itu negara harus dipandang sebagai godaan yang harus diatasi supaya orang dapat mencapai dirinya sendiri. Negara adalah sumber dari berbagai konformitas. Dalam negara terdapat berbagai macam peraturan dan kewajiban moral yang membatasi para warganya untuk bertindak atas prinsip kehendak untuk berkuasa. Negara merupakan ladang subur untuk menurunkan warisan kebiasaan moral Kristen. Negara adalah tanah yang cocok untuk menfosilkan nilai, makna dan kebenaran. Negara, digambarkannya, sebagai kapal induk yang terdampar. Negara bukanlah tempat yang nyaman bagi seorang petualang.11 Oleh karenanya Kehendak Untuk Berkuasa, seharusnya tidak bersifat militer atau politik. Kehendak 9 Henry D. Aiken, Abad Ideologi, terj., (Yogyakarta: Bentang, 2002), St. Sunardi, Nietzsche..,38 11 Ibid, 39 untuk Berkuasa pertama-tama harus diarahkan kepada penguasaan diri sendiri, supaya orang tidak jatuh kepada sifat kebinatangan. D. Kehendak Untuk Berkuasa dan Moralitas Bila berbicara bagaimana meninggikan derajat manusia-oleh filsuf semisal Kant atau Higel-acap berujung pada pentingnya memperbaiki moralitas manusia, Nietzsche adalah orang yang memaklumkan perang terhadap moralitas. Ia tidak henti-henti melabrak kemapanan moralitas-dalam masanya adalah moralitas Kristen/Gereja. Dalam The Will to Power, ia rumuskan pandangannya. Tidak ada gejala moral yang ada hanyalah penafsiran moral terhadap gejala-gejala itu; penafsiran itu sendiri berasal dari ekstra-moral. Nietzsche tidak menggantungkan diri - untuk tidak secara semberono mengatakan tidak percaya -dengan adanya dunia metafisika. Karenanya, berawal dari penolakannya terhadap asumsi-asumsi teologis, ia menjelaskan gejala kebaikan dan kejahatan bukan lagi dari balik dunia, melainkan lewat dunia. Ia tidak menyukai para idealis yang lari dari realitas.12 Nietzsche mengkritisi moralitas yang diajarkan para filsuf sebelulmnya (Aristoteles, Hume, Mill, sampai Kant) dan moralitas yang diakui kebanyakan orang dimasanya. Sebagai ganti: Ia mengajarkan moralitas. Teori Darwin mengenai The Survival of the Fittest sepintas seolah mengilhami Nietzsche. Hanya dalam perjuangan yang memang behasil bertahan hidup. Dan dalam perjuangan untuk hidup, moral atau moralitas akan menyingkirkan. Namun ia sendiri mengkritik Darwin; hakekat perjuangan bukan untuk kenyang, tetapi untuk berkuasa; aspek umum kehidupan bukan kelaparan dan kesengsaraan, tetapi 12 Nietzsche, Senjakala Berhala dan Anti-Krist, terj., (Yogyakarta: Bentang, 2000),

6 kemewahan dan kemakmuran; lagi pula yang kuat dalam pengertian Daarwin belum tentu menang.13 Menurutnya, apa yang dipahami sebagai moralitas sejatinya adalah ungkapan kehendak untuk berkuasa. Manusia harusnya mengakui bahwa dalam dirinya terdapat kehendak untuk berkuasa. Dan karenanya, harus berani melakukan pembalikan seluruh nilai, alias: menjadi nihilis. Manusia harusnya melihat bahwa sepanjang sejarah kemanusiaan, perjuangan untuk hidup memerlukan kekuatan bukan kebajikan, bukan rasa rendah diri melainkan keangkuhan, bukan altruisme melainkan kecerdikan. Demokrasi dan kesamaan itu dekaden, sebab bertentangan dengan proses seleksi dan survive. Demokrasi perlu dilenyapkan dan aristokrasi adalah pemerintahan yang ideal. Demokrasi sesungguhnya suatu gejala yang menunjukkan bahwa suatu mayarakat sudah menjadi busuk sehingga tidak mampu lagi melahirkan pemimpin yang agung. Bukan massa jelata yang penting, melainkan segelintir orang yang jenius yang akan memimpin massa itu, melainkan Ubermench (Adimanusia).14 Yang meninggikan umat manusia bukan keadilan, melainkan kekuatan. Moral dan kebajikan (moralitas Kristen) adalah berhala yang melemahkan manusia sehingga perlu diberantas. Yang dibutuhkan adalah moralitas aristokrasi, moralitas tuan yang kuat-kuasa, bukan moralitas budak. Fuad Hassan mengomentari: Nietzsche adalah contoh yang paling nyata dari filsafat yang menekankan logika kekuatan, bukan kekuatan logika.15 Dalam The Geneology of Moral, ada tiga kritik moral yang Nietzsche ajukan dan ketiga kritik inilah yang dipakai sebagai 13 Ibid, Izza Rahman Nahrowi, Sabda Sang Imoralis dan Perang Melawan Moralitas, dalam Insight, Edisi I 2001, Fuad Hassan, Berkenalan dengan Eksistensialisme, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1992), 41 langkah pendahuluan untuk merevaluasi seluruh nilai. Pertama, ia berbicara tentang psikologi Kristianisme, Nietzsche menunjukkan bahwa moralitas Kristen lahir dari perasaan kebencian (ressentimen). Moralitas Kristen sebagaimana dikembangkan oleh para imam lahir sebagai hasil dari revolusi orang-orang lemah atau para budak yang memendam rasa kebencian dan rasa iri yang mendalam. Revolusi budak ini sebenarnya, dimulai oleh orang Yahudi, mereka menang mutlak dan hampir dua ribu tahun mereka berjaya, sehingga tidak ada lagi moralitas aristokrasi (orang-orang yang kuat). Ciri moralitas Yahudi dan Kristen adalah gagasan baik. Baik dalam moralitas mereka diciptakan bukan dari keinginan akan apa yang disebut baik. Gagasan baik muncul sebagai reaksi kelemahan terhadap lingkungan sekitarnya. Orang-orang lemah ini cenderung berkata tidak terhadap lingkungannya dan mengurung diri, kemudian membentuk dunianya sendiri yang baru. Gagasan baik dan buruk di Eropa selama ini, menurut Nietzsche, diawali Kristen dari Yahudi. Dengan tampilnya moral Kristen, kebudayaankebudayaan lain dicap sebagai barbar, akan tetapi hal inilah yang kemudian malah mengantarkan Eropa masuk ke dalam Nihilisme, anti manusia dan anti kehidupan. Kedua, tentang suara hati. Selama ini diyakini bahwa suara hati adalah suara Allah dalam hati, padahal menurut Nietzsche, itu sebagai nalusi kekejaman. Pandangan keliru tentang suara hati ini telah membuat orang mengabaikan kecenderungan-kecenderungan alami manusia yaitu kecenderungan kehidupan itu sendiri (Kehendek untuk Berkuasa). Gagasan tentang suara hati ini membuat manusia terjebak pada perasaan mudah bersalah. Orang tidak berdaya dari situasi ini, karenanya orang mengharapkan seorang penyelamat sejati yang selalu berbisik lewat hati nurani. 41

7 Ketiga, tentang cita-cita asketik dan kehidupan. Nietzsche menilai bahwa kekuatan yang muncul dari cita-cita asketis adalah cita-cita yang merusak kehidupan. Sejalan dengan ketakutan manusia terhadap dorongan-dorongan kehidupan, orang menciptakan berbagai macam kebijaksanaan yang diungkapkan dengan praktek-praktek asketis. Nietzsche menunjukkan bahwa itu semua membuktikan adanya ketakutan terhadap ketidak bermaknaan.16 Geneologi moral yang diajukan Nietzsche, seakan untuk melucutinya karena timbul dari kemunafikan. Moral adalah siasat egoisme, yang di dunia disebut keutamaan biasanya tak lain dari pada hayalan nafsu kita; keinginan nafsu yang diberi nama indah, supaya kita bebas melakukan apa yang ingin kita lakukan. Selama ini moral dan agama, menurut Kieser yang menafsiri pemikiran Nietzsche, bersekongkol (seperti dalam Kristen) katanya ingin memanusiakan manusia, nyatanya membuat orang hidup melawan hidupnya sendiri. Dengan moral yang melindungi yang lemah, segala sesuatu menjadi terbalik, segala sesuatu yang sampai sekarang dikemukakan sebagai kebenaran, ternyata kebohongan yang paling hina, licik dan subversif, niat suci untuk menyelamatkan manusia tenyata siasat untuk menghisap hidup, menjadi kurang berdarah. Nama Allah direka-reka sebagai kontra-hidup, dan segala yang jahat yang meracuni dan memusuhi hidup menyatu dalam nama itu. Konsep dunia baka dan dunia sejati direka-reka untuk mendevaluasikan satu-satunya dunia sekarang ini. Supaya tidak ada lagi tujuan dan tugas dalam realitas dunia kita ini.17 Nietzsche yang moralis membuka kedok moral agama, sekaligus mau membuka mata kita supaya melihat apa yang senyatanya menggerakkan hidup dan usaha, egoisme-cinta diri. Seyogyanya setiap moralis yang jujur tidak mencela cita diri sebagai moral hina. Dalam kenyataanya, semua usaha moral hanya merampas nilai-nilai dari hidup manusia. Moralis sejati adalah imoralis, moral sejati mendamaikan cita-cita hidup dengan kenyataan hidup manusia. Disini sering orang salah paham dan mudah menuduh Nietzsche macammacam. Akan tetapi menurut Boas Boang Manalau, sinisme dan dekonstruksi terhadap dogmatisme, nilai dan stagnasi agama, yang diajukan Nietzsche penting untuk direnungkan. Paling tidak, para agamawan dan institusi yang diserangnya boleh mendapatkan gagasan emansipatoris. Dalam dunia sesak kemunafikan, ketidak pastian hidup, labirin anomali, serta disorientasi nilai, ketidakpastian hidup yang sering digambarkan Nietzsche dalam tulisannya, tampaknya menyugukan harapan baru. Ia menyodorkan terapentik, pemberontakan terhadap fetitisme, hedonisme, dan kemunafikan serta dekandensi moral dan kebohongan menjadi terkritisi. Pendasaran iman menjadi suatu keniscayaan, akan tetapi, sebagai suatu refleksi nubuat Nietzsche dapat menjadi titik tolak untuk tujuan refleksif.18 E. Ubermensch dan Kehendak untuk Berkuasa Nietzsche berpendapat bahwa nilainilai yang diwariskan oleh kebudayaan Barat sampai saat ini telah runtuh, disebabkan oleh jaminannya yang dianggap seolah-olah ada. Karenanya, melalui tokohnya Zarathustra (dalam Thus Spoke Zarathustra), mengajarkan nilai tanpa jaminan kepada semua orang. Nilai ini adalah Ubermensch. Ubermensch adalah cara manusia memberikan nilai pada dirinya sendiri tanpa berpaling dari dunia 16 St. Sunardi, Nietzsche Bernhard Kieser, Beragama di Saat Krisis, dalam Basis, No.11-12: Tahun ke-49 Nov-Des 2000, Singkop Boas Boangmanalau, Marx, Dostoievsky, Nietzsche: Menggugat Teodisi dan Merekonstruksi Antropodisi, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2008), 82 42

8 dan menengok keseberang dunia. Ada juga yang mengartikan Ubermensch adalah manusia adi atau manusia super. Baginya pemberian makna pada dunia hanya dapat dicapai lewat Ubermensch. Berpalingnya manusia pada Tuhan atau pada hal-hal lain yang jauh di langit, adalah akibat ketidak berdayaan manusia sendiri mengahadapi kenyataan hidupnya dan memaknainya. Kegagalan ini mendorong manusia untuk menolak hidup. Tetapi, bagi Nietzsche Tuhan telah mati maka menghujat dan menolak dunia adalah dosa yang paling berat.19 Di atas telah ditunjukkan bahwa Hidup Adalah Kehendak Untuk Berkuasa. manusia tidak lebih adalah sebuah entitas atau satuan kekuasaan yang terus-menerus hendak mengaktualisasikan diri lewat konflik. Karena dengan konflik kehendak terasa kuat, yaitu kehendak mengatasi atau menguasai. Dalam suasana semacam inilah sebenarnya kedudukan manusia berada di dunia. Dia harus mengatasi diri terus-menerus. Kedudukan manusia di dunia bagaikan tali yang terentang antara binatang dan Ubermensch, yang melewati jurang. Menurut Nietzsche menusia bukanlah semata-mata produk alam sebagaimana Darwin yakini. Manusia mempunyai potensi untuk mengatasi status kebinatangannya dan mengarah ke Ubermensch, tetapi manusia harus selalu melewati jurang yaitu keadaan kritis.20 Pernyataan Nietzsche menurut St. Sunardi, menunjukkan pada ciri hakiki manusia yang bersifat transisional. Manusia adalah makhluk yang tak hentihentinya menyeberang: dari binatang ke Ubermensch. Tetapi, manusia tidak dengan sendirinya bergerak ke Ubermensch kecuali kalau ia dapat mengatur nalurinaluri hidupnya.21 Dengan pengaturan naluri sebagai syarat menuju Ubermensch, Nietzsche mau 19 St. Sunardi, Nietzsche Ibid., Ibid., 101 mengatakan bahwa Ubermensch dapat terwujud dengan prinsip Kehendak untuk Berkuasa. Sebab prinsip ini pada dasarnya adalah prinsip pengaturan hidup sedemikian rupa, sehingga orang semakin merasa semakin berkuasa. Inilah yang membedakan Ubermensch dari tujuan hidup yang diyakini Kristen. Ubermensch sebagai tujuan hidup diciptakan sendiri oleh manusia yang didasarkan pada kemampuan-kemampuan manusia. Tujuan hidup manusia tak diciptakan dari luar dan cara mewujudkannya pun tidak mengandalkan kekuatan dari luar. Singkatnya, Ubermensch adalah cita-cita hidup yang diciptakan dan dikejar orang yang terus menerus diliputi semangat Kehendak untuk Berkuasa. dan satusatunya ukuran keberhasilan dalam hidup adalah perasaan akan bertambahnya kekuasaan. III. PENUTUP Dekonstruksi Nietzsche terhadap moral yang selama ini dijadikan patokan nilai bagi apa yang baik dan buruk, memang terkesan gila dan urakan. Tetapi Nietzsche ingin membimbing manusia pada hidup yang nyata, yang sesungguhnya harus dititi manusia. Dunia yang penuh ketidakpastian adalah kenyataan, dan dunia lain di sana hanyalah impian sebagai tempat menyembunyikan diri yang aman, dan hakekat hidup adalah Kehendak untuk Berkuasa. Dengan terus berpegang pada prinsip hidup adalah Kehendak untuk Berkuas, manusia akan mencapai Ubermensch dan akan melewati status kebinatangannya. Karena dengan terus berpegang pada prinsip ini, manusia akan menjadi manusia yang utuh dan berkuasa. Ia bisa mengaktualisasikan diri dengan semestinya, menunjukkan kekuatan dan potensi dirinya tanpa takut sesuatu yang lain diluar dirinya yang akan menunjukkan gairah untuk selalu bersaing dengan yang lain guna mencapai kekuasaan. Gambaran manusia seperti ini memang terlihat mengerikan, sehingga banyak yang menganggap bahwa gagasan-gagasan 43

9 Nietzsche tidak lebih dari kompensasi terhadap didinya yang berfisik lemah dan tidak berdaya, atau hanya ungkapan kegilaannya saja. Akan tetapi, alangkah lebih baik, jika melihat Nietzsche tidak lepas dari kerangka perkembangan alam pikiran masa itu. DAFTAR PUSTAKA Aiken, Henry D., Abad Ideologi, Terjemahan, (Yogyakarta: Bentang, 2002). Boangmanalau, Singkop Boas, Marx, Dostoievsky, Nietzsche: Menggugat Teodisi dan Merekonstruksi Antropodisi, (Yogyakarta: Arruz Media, 2008). Hassan, Fuad, Berkenalan dengan Eksistensialisme, (Yogyakarta: Pustaka Jaya, 1992). Kieser, Bernhard, Beragama di Saat Krisis, dalam Basis, No.11-12: tahun ke-49 Nov-Des Nahrowi, Izza Rahman, Sabda Sang Imoralis dan Perang Melawan Moralitas, dalam Insight, Edisi I Nietzsche, Senjakala Berhala dan Anti-Krist, Terj., (Yogyakarta: Bentang, 2000). Sindhunata, Nietzsche Si Pembunuh Tuhan, dalam Basis, No tahun ke-49 Nov-Des St. Sunardi, Nietzsche, (Yogyakarta: LKIS, 1999) 44

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id EKSISTENSIALISME Template Modul https://www.youtube.com/watch?v=3fvwtuojuso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak teori psikologi yang berbicara mengenai Motivasi. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak teori psikologi yang berbicara mengenai Motivasi. Beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah banyak teori psikologi yang berbicara mengenai Motivasi. Beberapa diantaranya teori hirarki Maslow, teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) Alderfer, teori

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan 344 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan tiga rumusan masalah yang ada dalam penelitian tesis berjudul Konstruksi Eksistensialisme Manusia Independen dalam Teologi Antroposentris Hassan Hanafi, maka

Lebih terperinci

Moral Akhir Hidup Manusia

Moral Akhir Hidup Manusia Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Yohanes 1:1 1 1 Yohanes 1:5 Surat Yohanes yang pertama 1 Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman * yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum

Lebih terperinci

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat By : Amaliatulwalidain, MA NEGARA KOTA Apakah negara-negara kota itu? Terlebih dahulu perlu dijelaskan bahwa persepsi kita mengenai negara saat ini jelas berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga. BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar

Lebih terperinci

The Power of Walking with God. Ditulis oleh Manati I. Zega Kamis, 26 November :28

The Power of Walking with God. Ditulis oleh Manati I. Zega Kamis, 26 November :28 Nuh adalah seorang yang bergaul dengan Allah di tengah zaman yang kacau. Sementara Ayub tak goyang ketika "tsunami" kehidupan menggoncangnya demikian hebat. Apa rahasianya sehingga mereka tak tergilas

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid Bertahun-tahun yang lalu, mulai dengan masa Menteri Agama A. Mukti Ali, pikiran tentang penelitian masalah masalah keagamaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 12Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi RENAISSANCE DAN PERUBAHAN MENYELURUH DALAM POLA PIKIR GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Latar Belakang Sejak abad

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Surat Paulus kepada jemaat Roma Roma 1:1 1 Roma 1:6 Surat Paulus kepada jemaat Roma 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Roma: Salam dari Paulus, hamba Kristus Yesus. Allah sudah memanggil saya menjadi seorang rasul,

Lebih terperinci

EDITORIAL. RESPONS volume 14 no. 2 (2009): (c) 2009 PPE-UNIKA ATMA JAYA, Jakarta. ISSN:

EDITORIAL. RESPONS volume 14 no. 2 (2009): (c) 2009 PPE-UNIKA ATMA JAYA, Jakarta. ISSN: EDITORIAL Mengamati drama sengketa antar para anggota Dewan Perwakilan Rakyat panitia khusus (pansus) Bank Century yang cukup seru, muncul pertanyaan Siapakah sebenarnya yang layak menyandang predikat

Lebih terperinci

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011 Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011 Awal dan akhir dari Hukum Taurat Bab Satu Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah

Lebih terperinci

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th.

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th. Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bagian ini adalah bagian yang sering ditafsir berbeda-beda. Watchman Nee, seorang penginjil di Tiongkok, menafsirkan bahwa orang yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

Apa yang dimulai dengan ketaatan sederhana pada panggilan Yesus akhirnya mengubah hidup mereka, dan pada puncaknya, mengubah dunia.

Apa yang dimulai dengan ketaatan sederhana pada panggilan Yesus akhirnya mengubah hidup mereka, dan pada puncaknya, mengubah dunia. L. E. V. E. L O. N. E BAGIAN PERTAMA: HIDUP YANG MEMURIDKAN ORANG LAIN (DISCIPLE MAKER) 1: Apakah itu seorang Murid? Dua ribu tahun yang lalu, Yesus berjalan ke segelintir orang dan berkata, "Ikutlah Aku."

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

OTORITAS ORANG PERCAYA

OTORITAS ORANG PERCAYA Level 2 Pelajaran 6 OTORITAS ORANG PERCAYA Oleh Andrew Wommack Di sesi hari ini saya ingin bahas mengenai otoritas yang Allah telah berikan kepada kita sebagai orang percaya. Dalam pembahasan ini, kita

Lebih terperinci

Written by Pere Liagre Published Date Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14)

Written by Pere Liagre Published Date Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14) Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14) Ciri Teresia yang amat menonjol ialah: devosi dan keterangan dan ajaran tentang sifat seorang anak dalam 1 / 21 arti rohani. Jalan

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

Pembaharuan. Bagian II

Pembaharuan. Bagian II Pembaharuan Bagian II a.s. Disajikan di bawah ini adalah bagian kedua dari khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil

Lebih terperinci

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani Surat Paulus kepada Titus 1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba Allah dan rasul Kristus

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang 220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (3/10)

Seri Iman Kristen (3/10) Seri Iman Kristen (3/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : S e t a n Kode Pelajaran : DIK-P03 Pelajaran 03 - S E T A N DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Asal usul Setan 2. Dosa

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN. Nietzsche bernama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche. 1 Ia lahir di desa

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN. Nietzsche bernama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche. 1 Ia lahir di desa BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Riwayat Hidup Nietzsche Nietzsche bernama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche. 1 Ia lahir di desa Rocken, dekat Leipzig, propinsi Saxony pada 15 Oktober 1844. 2

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th Christian Ethics: Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts Rudi Zalukhu, M.Th Etika Kristen Etika Kristen (Yunani: ethos, berarti kebiasaan, adat) adalah suatu cabang

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada Titus

Surat Paulus kepada Titus Titus 1:1-4 1 Titus 1:6 Surat Paulus kepada Titus 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba

Lebih terperinci

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1 199 RESENSI BUKU 2 Simon Untara 1 Judul Buku : Tema-tema Eksistensialisme, Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini Pengarang : Emanuel Prasetyono Penerbit : Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya,

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir.

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir. Lesson 2 for October 8, 2016 Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir. Pertentangan dimulai. Pertentangan

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Keharusan dan kebebasan manusia Template Modul Kebebasan manusia Pengantar

Lebih terperinci

BAB II BIOGRAFI FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE

BAB II BIOGRAFI FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE BAB II BIOGRAFI FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE A. Riwayat Hidup Friedrich Wilhelm Nietzsche Haruskah seorang filsuf menulis biografi? Pertanyaan ini mengalir dari mulut Jacques Derrida ketika diwawancarai

Lebih terperinci

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL PENDAHULUAN Wahyu 17:1 Salah satu dari ketujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka membawa berita putusan terhadap Babel, pelacur besar. Hukuman terhadapnya akan dilakukan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL

PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL TEORI ETIKA PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan, antara lain: perilaku moral (moral behavior), perilaku tidak bermoral (immoral behavior), perilaku di luar kesadaran

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi.

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi. Ideologi Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Pengertian Ideologi. Fungsi

Lebih terperinci

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa 1 Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa Sujud kepada Guruku, Manjushri yang belia! Yang melihat dan membabarkan pratityasamutpada (saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6)

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6) Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6) 13 Doa Pembuka Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono)

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) Bahan Bacaan Mahasiswa Kelas filsafat Barat John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) JOHN LOCKE (1632-1704), baginya yang penting bukan memberi pandangan metafisis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

METODE EDISI: STEMMA

METODE EDISI: STEMMA METODE EDISI: STEMMA Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan Indonesia Objek

Lebih terperinci

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu.  Tetapi Pelajaran Empat Yesus Itu Adalah Hakim Agung Menurut Alkitab Allah akan mengadakan suatu hari pengadilan, pada hari kiamat, ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Lebih terperinci

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Seluruh pesan Alkitab dirangkum dengan indah di dalam dua ayat saja: Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila dilihat dari sudut pandang spiritual, dunia ini terbagi ke dalam dua karakter kehidupan spiritual, yaitu: Bangsa-bangsa barat yang sekuler dalam arti memisahkan

Lebih terperinci

Yohanes 18. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Yohanes 18. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yohanes 18 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus Ditangkap Yesus di hadapan Hanas Petrus Menyangkal Yesus Imam Besar Menanyai Yesus Petrus Menyangkal Yesus Lagi Yesus di hadapan Pilatus

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia. Nihilisme sebagai..., Yulius Aris Widiantoro, FIB UI, 2009

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia. Nihilisme sebagai..., Yulius Aris Widiantoro, FIB UI, 2009 66 BAB 5 PENUTUP Tidak dapat dipungkiri bahwa zaman modern di mana kita hidup sekarang ini, ditandai dengan beraneka ragam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kenyataan ini bahkan telah menjadi ukuran

Lebih terperinci

From Everything to Nothing (Filipi 2:5-11) Casthelia Kartika

From Everything to Nothing (Filipi 2:5-11) Casthelia Kartika Naskah Khotbah From Everything to Nothing (Filipi 2:5-11) Casthelia Kartika Pendahuluan Dalam hidup ini kebanyakan orang akan hidup dengan prinsip ekonomi yang secara umum telah diterima sebagai teori:

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Salah Kaprah tentang Individualisme. Jumansyah

Salah Kaprah tentang Individualisme. Jumansyah Salah Kaprah tentang Individualisme Jumansyah Individualisme adalah konsep yang kerap disalahpahami karena lebih sering didefinisikan secara curiga ketimbang obyektif. Kecurigaan yang umumnya dalam pandangan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA Kapan timbulnya ilmu negara (pemikiran tentang negara dan hukum)?. Teori-teori pemahaman tentang negara atau ilmu-ilmu yang

Lebih terperinci

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri TAMBAHAN 267 Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Pasal I 1 c) mempunyai suatu cara khusus untuk melaksanakan maksud-nya. 2 b) orang-orang yang dipilih, dibimbing dan diberi kuasa oleh-nya untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No

ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No Compromise edisi April 2004) menyimpulkan bahwa manusia,

Lebih terperinci

Dengan membaca buku ini kita akan banyak dibantu mengambil keputusan-keputusan etis yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.

Dengan membaca buku ini kita akan banyak dibantu mengambil keputusan-keputusan etis yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Di dalam kehidupan kita banyak menjumpai persoalan-persoalan etika. Kalau persoalan itu jelas benar atau salah, kita dengan mudah dapat membuat keputusan. Tetapi kalau keputusan menyangkut banyak hal yang

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

Salah Satu Sub-Judul dalam buku Pedoman. KRISTIANI SEBAGAI KARUNIA ROH, dari KWI, Bab V: Roh Terus menerus Membarui Kita lewat :

Salah Satu Sub-Judul dalam buku Pedoman. KRISTIANI SEBAGAI KARUNIA ROH, dari KWI, Bab V: Roh Terus menerus Membarui Kita lewat : DISCRETIO SPIRITUUM Salah Satu Sub-Judul dalam buku Pedoman Pembaruan Kharismatik - PEMBARUAN HIDUP KRISTIANI SEBAGAI KARUNIA ROH, dari KWI, 1995. Bab V: Roh Terus menerus Membarui Kita lewat : A. Discretio

Lebih terperinci

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI CERITA 22 YESUS DITANGKAP DAN DIADILI MATIUS 26:47-67, 27:1-26 ANALISA PERBUATAN Yang dialami Tuhan Yesus adalah penggenapan nubuat para Nabi. 26:47-50 51-56 52-56 Jawaban Yesus atas tuduhan yg diberikan.

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya?

Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya? Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya? Itu adalah pertanyaan yang umum saya dapatkan dari mereka yang berada di kampung halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

Rahasia Kemenangan: Memiliki Iman Yahushua

Rahasia Kemenangan: Memiliki Iman Yahushua Rahasia Kemenangan: Memiliki Iman Yahushua Wahyu 14 mengandung gambaran yang sangat menarik mengenai generasi akhir zaman: Mereka tidak bercela dihadapan tahkta Yahuwah. Mereka menaati sepuluh perintah

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim Jika Tuhan itu ada, Mahabaik, dan Mahakuasa, maka mengapa membiarkan datangnya kejahatan?

Lebih terperinci

Hidup dibawah Masa Paus Terakhir: 12 Fakta Yang Harus Anda Ketahui

Hidup dibawah Masa Paus Terakhir: 12 Fakta Yang Harus Anda Ketahui Hidup dibawah Masa Paus Terakhir: 12 Fakta Yang Harus Anda Ketahui Dunia sedang berada dibawah masa pemerintahan Paus Francis I, raja ke-8 dan yang terakhir, sejak dia dinobatkan menjadi penguasa mutlak

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat BAB IV HATI NURANI A. KOMPETENSI 1. STANDAR KOMPETENSI Memahami nilai nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki laki yang memiliki rupa rupa kemampuan

Lebih terperinci

KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI

KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI Pasal 1 Betapa mudah memuji dan mengikut Tuhan pada kondisi yang baik. Bagaimana kita bisa ingat untuk tetap setia bahkan dalam kondisi buruk sekalipun? Pasal 2 Pernahkah

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang bermartabat, manusia memiliki di dalam dirinya akal budi, rasa, hati dan kehendak. Manusia

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 9 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 9, oleh Chris McCann.

Revelation 11, Study No. 9 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 9, oleh Chris McCann. Revelation 11, Study No. 9 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 9, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Mutiara Dibalik Pengalaman Pahit. Kejadian 39:1-23. Ditulis oleh Manati I. Zega Selasa, 28 April :26

Mutiara Dibalik Pengalaman Pahit. Kejadian 39:1-23. Ditulis oleh Manati I. Zega Selasa, 28 April :26 Perjalanan hidup manusia merupakan sebuah misteri. Misteri yang saya maksudkan, bukanlah seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini di media TV, yakni sesuatu yang horor, menakutkan dan membahayakan. Misteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus Surat Pertama Petrus ditulis sebagai surat edaran untuk gereja di lima provinsi barat laut, Asia Kecil. Karena pertobatan mereka kepada Kristus, orang-orang ini telah

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

Menjijikkan, kotor; terutama berhala atau tentang idola: -kotoran keji, kekejian. (Lihat The New Strong s Exhaustive Concordance, #8251.).

Menjijikkan, kotor; terutama berhala atau tentang idola: -kotoran keji, kekejian. (Lihat The New Strong s Exhaustive Concordance, #8251.). Pembinasa Keji Beberapa hari sebelum kematian Yahushua, beberapa murid meminta kepada-nya untuk memberitahu mereka tentang akhir dunia. Percakapan ini, seperti yang tercatat dalam Matius 24 dan Markus

Lebih terperinci