Dl DAERAH PERTANIAM PANTAI :

Transkripsi

1 DlNAMlKA PERUBANAN N ILAI-NI LA1 SOSIAl BUDAVA Dl DAERAH PERTANIAM PANTAI : KASUS DESA WEDUNG KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK Oleh : AGUS SALIM NOMOR POKOK : JURUSAN STUD1 PEMBANGUNAN KEGIATAN PENGUMPULAN KREDIT FAKULTAS PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DAN PROGRAM PASCA SARJANA UNlVERSlTAS KRISTEN SATYAWACANA 1990

2 R I N G K A S A N AGUS SALIM. Dinamika Perubahan Nilai-nilai Sosial Budaya di Daerah Pertanian Pantai : Kasus Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak ( Dibawah bimbingan Sajogyo sebagai Ketua, Willy Toisuta dan Toapala Hamakonda sebagai anggota ). Tujuan Penelitian ialah (1) Mengadakan telaah integratip terhadap dinamika proses perubahan nilai-nilai sosial budaya dipahami lewat cara bertingkah laku dalam kegiatan prosuksi pertanian dan bukan pertanian. (2) Mengadakan telaah sistematis terhadap dinamika proses perubahan nilai-nilai sosial budaya pada orang tua dan anak meliputi pandangan hidup yang muncul dari tingkah laku, sikap dan cara berpikir mereka serta faktor-faktor penyebabnya, dan (3) sejauh mana perubahan nilai-nilai sosial budaya itu berpengaruh dalam kehidupan kelompok masyarakat petani dan bukan petani pengelompokan sosial budaya, kelembagaan dan pembagian peran yang berkaitan dengan upaya pembangunan dari *atas desa'. Pendekatan sistem digunakan dalam penelitian kasus ini pengkajian mikro-sosiologis dengan 8 kasus keluarga, terdiri Orang Tua dan Anak ( 4 keluarga petani sebagai kasus utama dan 4 keluarga bukan petani sebagai pelengkap - yaitu nelayan dan pedagang. Penelitian ini bersifat eksploratip - deskriptip, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara ter- buka ( open ended questions ) dan menggali riwayat hidup. Pendekatan sistem dilakukan dengan dialektika sub sistern fisik, produksi, sosial dan mental. Kondisi batas sistern menunj~~kkan dmasukan Birokrasi, Kredit, Teknologi dan Pendidilian dan keluaran (has;[/\ Produksi dan Migrasi. Analisa hu- bungan sistem ini dilakukan melalui tiga proses yang selalu

3 berhubungan yaitu Pr-Meta (berisi deskripsi perubahan komunitas Wedung selama 30 tahun ), Erosns T.oha3. ( berisi telaah atas sejumlah temuan empiris hasil interaksi empat sub-sistem dan Analisa ( meliputi keterkaitan hu- bungan antar kasus-lokal ). Menurut pendekatan Meta Proses perubahan yang dialami komunitas Wedung terdiri unsur (1) Perubahan Fisik (kemunduran irigasi dan salinisasi). (2). Perkembangan Kota, mencakup perkembangan pasar yang digerakkan oleh pedagang pribumi yang mengarah keperkembangan ekonomi terbuka dan pengaruh birokrasi 'atas desa' yang semakin besar melalui berbagai kegiatan 'pelayanan' kepada masyarakat. (3). Pergeseran struktur masyarakat berdasarkan pertanian, yaitu pergeseran mata pencaharian dari budi daya padi kearah usaha produksi lain. (4). Pergeseran Sosial Budaya, yaitu menguatnya posisi.bawah desa' dalam proses pengambilan keputusan bersama (dipimpim oleh Kiai dalam lembaga Takmir-Masjid) dan predikat Haji dan Hafiah Al-Quran menjadi upaya transformasi golongan bukan Ulama. Dalam analisa sub sistem fisik diketahui bahwa orang- orang yang mengalami tekanan kuat dengan terus-menerus dari lingkungan alamnya cenderung mempersiapkan tata nilai terten- tu bagi perilaku ekonomis. Nampaknya kondisi fisik ialam) menjadi penentu bagi perubahan kebiasaan dan adat-istiadat dalam masyarakat budi daya padi (berbagai upacara adat perta- nian dan rembug desa) yang berkaitan dengan perilaku produksi (siatem upah dan nilai produksivitas kerja). Pihak 'atas desa- telah berupaya meningkatkan produksi X' (budi daya padi dan perikanan laut) dengan teknologi dan kredit usaha tetapi tidak banyak menarik peran serta masyara-

4 kat. Pembuatan saluran irigasi menjadi salah satu paket kegiatan pembangunan nasional yang tidak menjangkau peran serta organisasi irigasi lokal. Kredit usaha pertanian (dan diluar pertanian) sejauh ini hanya menyentuh kelompok petani dan pedagang lapisan atas serta sebagian nelayan. Peluang ini hanya menciptakan pola ketergantungan pada bentuk-bentuk pemberian kredit usaha. Dengan kata lain modernisasi sektor usaha tani yang memiliki prospek merubah perilaku produksi rnensyarat k a. ~ dukungan peran serta masyarakat. Kegiatan produksi, sejumlah orang-orang yang masih menaruh harap kepada lahan pertanian sifatnya hanya 'melengkapi' karena kelompok keluarga petani itu telah lama mempersiapkan usaha baru di luar sektor pertanian. Didalam kehidupan masyarakat komunitas Wedung, pasar desa telah memberi peluang kerja bagi wanita pedesaan, Pada masa budidaya padi masih baik, usaha wanita pedesaan bersifat 'melengkapi' namun sekarang setelah budi daya padi tidak menguntungkan usaha berdagang menjadi -mats pencaharian utama' mereka. Sekalipun demikian potensi wanita pedesaan belum mendapat dukungan dan pembenaran bahwa wanita adalah pencari nafkah. Nilai-nilai yang masih hidup dilingkungan pertanian masih mengisyaratkan ada perilaku gender ke luarga. yang mewarnai hubungan Orang-orang dari keluarga Islam (tradisional) dalam batas-batas tertentu tidak mendidik anaknya sendiri. Mandat itu diberikan kepada para ulama, oleh keluarga sehingga norma kolektip cukup menonjol dalam perilaku orangperseorangan. Mereka juga cenderung berkelompok dan berperan serta dalam lembaga keagamaan yang jelas menjanjikan kesejahteraan dan kebahagiaarl dunia dan akherat. Penga~nbilan ke-

5 putusan bersama sejauh ini hanya dapat dilakukan didalam masjid (lembaga Takmir Masjid). Upaya pembangunan yang dengan gencar dilakukan dari *atas desa- oleh sistem birokrasi modern tidak banyak berarti tanpa menggunakan -entry point' (jalan masuk) lembaga takmir masjid. Menurut orang Wedung bekerja adalah Ibadah (wajib dilakukan) yang memiliki arti duniawi (askese duniawi) dan arti akherat (asketisme). Mereka memiliki Etos Kerja yang cukup kuat dan berhasil menggerakkan upaya Ikhtiar dan persaingan usaha serta upaya transformasi sosial. Orang Wedung memang dikenal pekerja yang tekun, dapat hidup sederhana, dapat dipercaya dan sekaligus rajin manjalankan ibadah. Sejauh ini memang ada gejala stratifikasi sosial kearah kepentingan ekonomis. Dikalangan keluarga mampu anak tidak memiliki kesempatan memilih jodohnya sendiri (tanpa campur tangan orang tua) tetapi dilralangan keluarga kurang mampu lebih terbuka. Seorang anak yang masuk sebagai anggota keluarga maka ia akan menjadi bagian dari sebuah keluarga yang akan memikul tanggung jawab sosial ekonomis keluarga tersebut. Bentuk transformasi sosial yang terjadi dikalangan masyarakat ditandai lepasnya nilai dan cita-cita hidup yang telah lama menjadi tradisi petani. Bermula dari tumbuhnya sikap Ikhtiar dan persaingan usaha ; dikalangan anak nilainilai produktivitas cenderung berbentuk peluang usaha baru (diluar pertanian). Sekalipun pihak anak yang tinggal di Wedung masih mempertahankan lahan pertanian warisan orang tua mereka, usaha diluar pertanian (industri dan perdagangan) menjadi usaha utama. Kekuatan ekonomi Wedung tumbuh dari lapis masyarakat atas dan para migran (diluar Wedung) yang

6

7

8

9

10