BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Ari Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Kubler Ross s Stage Of Dying Kubler Ross (2009) membagi respon seseorang terhadap kematian menjadi lima tahapan, yaitu: 1. Denial atau isolation Seseorang yang akan menghadap kematian atau seseorang dengan penyakit terminal illness menolak bahwa kematian akan terjadi dalam hidupnya. Ia akan berkata kematian tidak akan terjadi dalam hidupku, hal itu tidak mungkin terjadi. Hal tersebut merupakan reaksi yang terjadi pada individu dengan penyakit yang dekat dengan kematian. Denial merupakan suatu respon kebenaran yang dinyatakan secara terus terang oleh pasien diawal terkena penyakit dan merupakan respon implisit yang menjadi kesimpulan tersendiri bagi pasien. Diakui atau tidak diakui oleh pasien, reaksi pasien menunjukkan makna yang sama, pasien akan meminta untuk melakukan pemeriksaan dan pemeriksaaan ulang, percaya dengan diagnosa awal namun mencari informasi lain berharap diagnosa tersebut salah dan di waktu yang sama tetap menjalani pengobatan. Denial dialami oleh semua pasien bukan hanya ketika diawal diagnosa namun terus dari waktu ke waktu. Denial berfungsi sebagai penyangga bagi pasien setelah mendengar berita yang mengejutkan. 12
2 13 Kebanyakan pasien tidak secara intensif merespon penyakit ataupun kematian dengan denial. Pasien dengan ringkas berbicara kenyataan mengenai kondisi mereka, dan dengan cepat mengatakan ketidakmampuan mereka menghadapi kenyataan. Penekanannya adalah denial akan tetap dialami oleh pasien baik diawal mengetahui bahwa dia terkena penyakit serius ataupun ketika mengarah ke kematian. 2. Anger Ketika pasien sulit mengontrol denial yang dialaminya maka hal tersebut akan mengarah ke kemarahan. Dengan kata lain denial biasanya mengarah kepada munculnya reaksi marah, dendam, maupun kecemburuan. Biasanya seseorang dengan terminal illness akan bertanya mengapa harus saya yang mengalaminya. Individu akan sulit untuk menahan amarahnya dan melampiaskan kepada perawat, anggota keluarga, dokter atau ahli kesehatan, bahkan Tuhan. Dimanapun pasien berada akan terdengar keluhan dari pasien tersebut. Dia akan menaikkan nada suaranya, membuat permintaan, mencari dan meminta perhatian. Pasien berharap hal tersebut akan membuat suatu pengakuan bahwa dia masih hidup dan jangan ada yang melupakan dia. Semua orang bisa mendengar suaranya dan dia belum mati. Pasien yang diberikan perhatian dan pengertian akan segera menurunkan intonasi suaranya dan meredam kemarahannya. 3. Bargaining Individu dengan terminal illness akan memikirkan bahwa kematian bisa ditunda. Ia akan mencoba bernegoisasi dengan Tuhan mencoba untuk menunda kematiannya. Seseorang akan berkata ya saya akan mati, tapi.
3 14 Jika pasien tidak dapat menerima kenyataan dan kesedihan yang dialaminya dan marah kepada Tuhan juga kepada orang disekitarnya, maka dia akan mencoba mengatakan jika Tuhan memang akan mengambil saya dari dunia ini dan Tuhan mengabaikan kemarahan saya, mungkin Tuhan mau mengabulkan permintaan saya jika saya memintanya dengan baik. Kejadian tersebut sering kita alami, misalnya ketika orang tua tidak memberikan ijin kepada anaknya untuk menginap di rumah temannya. Bisa saja anak tersebut marah, mengurung diri di kamar, tidak mau makan. Namun, kemudian anak tersebut akan berpikir jika saya membantu orang tua saya maka saya akan diberikan ijin menginap di rumah teman saya. Pasien terminal illness juga melakukan siasat yang sama seperti anak tadi. Dari pengalaman masa lalu pasien belajar bahwa akan ada penghargaan dari berperilaku baik. Bargaining mengarah kepada suatu usaha untuk menunda sesuatu terjadi, hal tersebut berkaitan dengan harga dari berperilaku baik, dan merupakan sebuah janji pasien yang implisit bahwa pasien akan berbuat kebaikan jika hal buruk ditunda terjadi dalam hidupnya. Namun, banyak pasien tidak menjaga janjinya. Mereka seperti anak kecil yang berjanji tidak akan berkelahi dengan adiknya jika orang tuanya membiarkan dia bermain, namun anak kecil tersebut tetap berkelahi dengan adiknya. Seiring berjalannya waktu pasien akan berjanji bahwa ketika ia sembuh ia akan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, mendekatkan diri kepada Tuhan dan melakukan pelayanan sosial kepada orang lain.
4 15 4. Depression Ketika pasien dengan terminal illness tidak dapat mengontrol penolakan terhadap penyakitnya, ketika kondisi fisiknya semakin memburuk dan semakin lemah, dia tidak dapat lagi tersenyum menghadapi kenyataan yang dialaminya. Pasien menjadi pasrah ataupun mati rasa, kemarahan yang dialaminya akan digantikan dengan rasa kehilangan yang besar. Seseorang akan menerima bahwa kematian itu adalah pasti. Periode ini seseorang dengan terminal illness akan terlihat bahwa dia depresi dan mempersiapkan duka cita yang akan datang. Dia akan lebih banyak berdiam diri, menolak orang-orang yang ingin mengunjunginya, menghabiskan waktu menangis dan berduka. Ada dua jenis depresi yang dialami oleh pasien, reactive depression dan preparatory depression. Depresi yang pertama, pengetahuan seseorang tidak membuat dia kesulitan dalam mengetahui penyebab mengapa dia depresi dan mengurangi rasa bersalah atau rasa malu yang tidak realis yang berhubungan dengan depresi. Kedua, depresi bukan terjadi dari hasil kejadian masa lalu namun adalah pertimbangan masa yang akan datang. Ketika seseorang sedih kita berusaha menghiburnya, mengatakan untuk tidak terlarut dalam kesedihan, melihat ke masa depan, ke jalan keluar dari permasalahan, atau suatu hal yang positif lainnya. Ketika depresi digunakan sebagai cara untuk mempersiapkan diri ke masa yang akan datang dalam arti siap kehilangan segala yang dicintai, maka dia mempersiapkan diri menerima segala konsekuensi yang akan terjadi dalam hidupnya.
5 16 Pasien yang akan kehilangan segalanya dan orang-orang yang dicintainya, jika dia mencoba mengekspresikan rasa duka yang dialaminya maka pasien tersebut akan dengan mudah menerima kematian dan dia akan bahagia dengan orang-orang yang ada bersamanya saat dia mengalami depresi tanpa harus menyuruh pasien untuk tidak sedih. 5. Acceptance Pasien yang masih memiliki banyak waktu (belum menghadap kematian) dan mendapat pertolongan perhatian dalam masa-masa sulit yang dialaminya, dia akan masuk ke masa diamana dia tidak marah ataupun depresi dengan takdir yang akan dihadapinya. Pasien akan mampu mengekspresikan perasaanya, rasa isi terhadap kehidupan dan kesehatan, kemarahannya ketika tidak sanggup menghadapi kenyataan, dan lainnya. Dia akan memiliki waktu tidur yang berkualitas dibandingkan saat dia dalam masa depresi. Acceptance bukanlah akhir dari kebahagiaan, ketika rasa sakit telah hilang maka akan datang masa menuju tempat peristirahatan terakhir sebelum melakukan perjalanan panjang. Dalam masa ini seseorang akan mengalami kedamaian hati dan menerima takdir kematian. Beberapa kasus mengatakan bahwa, banyak individu dengan terminal illness akan memutuskan untuk sendiri. Perasaan ataupun fisik yang sakit pada masa ini tidak akan menjadi suatu masalah bagi individu tersebut. Penerimaan akan kematian merupakan akhir dari pergumulan individu sebelum akhirnya mati. Pasien akan mengurangi aktivitasnya, mengurangi jadwal nonton, lebih banyak menggunakan bahasa nonverbal dan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan orang disekitarnya.
6 17 Hanya sedikit pasien yang berjuang sampai akhir, yang terus berharap bahwa harapan akan tetap ada yang membuat pasien mampu masuk ke tahap aceeptance. Banyak pasien yang mengatakan bahwa mereka tidak mampu lagi bertahan. Ketika mereka berhenti berjuang disaat itu hari juga akan berhenti bagi mereka. Semakin pasien menolak kematian maka akan semakin sulit bagi pasien untuk menerima kematian dengan damai dan hormat. B. Pasien 1. Pengertian Pasien Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring 2015), pasien merupakan seseorang yang sakit (yang dirawat dokter) ataupun penderita (sakit), yang memperoleh pelayanan kesehatan tertentu. Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 menyatakan bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. C. Guillain Barre Syndrome (GBS) 1. Pengertian Guillain Barre Syndrome (GBS) Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah sakit saraf peripheral akut yang terus berevolusi setiap hari hingga berminggu-minggu. Guillain Barre Syndrome (GBS) merupakan sebuah kondisi yang mengakibatkan terjadinya degenerasi saraf yang meluas dari ke bagian kepala hingga keseluruh tubuh (Parry & Steinberg, 2007).
7 18 Beberapa negara yang ada di Eropa, Amerika Utara, dan di negara berkembang lainnya, GBS dikenal sebagai sakit saraf demyelinating, atau yang dikenal sebagai Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy (AIDP). GBS bentuk ini menyerang myelin secara langsung yang mengarah pada short circuit yang mengakibatkan pesan elektrik tidak mampu dibawa dari otak ke seluruh tubuh. Pada beberapa kasus GBS, serangan yang terjadi terbatas pada motor axon yang mengontrol aktifitas otot dan disebut dengan Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN). Ketika axon GBS mempengaruhi baik fungsi motor maupun sensori disebut dengan Acute Motor and Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN), dan tipe ini merupakan tipe yang lebih parah dari AMAN (Parry & Steinberg, 2007). GBS juga merupakan ganguan autoimmune. Sistem imun yang diciptakan untuk berperang melawan virus maupun bakteri yang berasal dari luar tubuh. Meskipun demikian, sistem imun bisa berputar arah dan balik menyerang tubuh, yang mengakibatkan autoimmune disease. Sistem imun bertanggung jawab terhadap serangan sel darah putih yang disebut dengan limposit. Sel tersebut terlibat dalam inflammation, yang disebut dengan inflammantory cells. Pada GBS sistem imun menyerang myelin yang mengakibatkan demyelination dan inflammation. Gangguan yang mirip dengan GBS namun berbeda dalam hal cepatnya perkembangan kronis disebut dengan Chronic Inflammantory Demyelinating Polyneuropathy (CIDP) (Parry & Steinberg, 2007).
8 19 2. Efek Guillain Barre Syndrome (GBS) GBS merupakan penyakit yang langka. Pada pemeriksaaan awal, banyak dokter yang salah diagnosa karena belum pernah menangani penyakit ini. Karakteristik yang paling terlihat pertama kali dari penyakit ini adalah terjadinya pelemahan yang diawali pada bagian tungkai, kemudian masuk ke area tungkai atas dan area otak. Simtom pertama yang terjadi ketika seseorang terserang GBS adalah sensasi abnormal, biasanya seperti ditusuk jarum atau perasaan geli pada bagian kaki dan tangan (Parry & Steinberg, 2007). a) Muscle Weakness Pelemahan otot merupakan primary simtom pada GBS. Pelemahan ini terjadi dengan cepat, dari hari ke minggu, dan pada awalnya mempengaruhi tungkai. Pelemahan otot terjadi karena disebabkan oleh rusaknya saraf motor yang memiliki perjalanan dari otak ke otot dan hal ini merupakan dampak klinis yang paling terlihat pada penderita GBS. Terjadinya pelemahan otot dimulai dari tungkai secara simetris yang mempengaruhi kedua sisi tubuh meskipun perbedaan dari kedua sisi tubuh dapat dilihat. Hal ini berbeda dengan penyakit stroke, yang hanya berdampak pada salah satu sisi tubuh saja. Melemahnya otot ini mempengaruhi pernapasan, cara bicara, dan juga ketika menelan. Selain itu, otot kepala dan otot leher juga melemah yang juga berdampak pada otot wajah. Dampak melemahnya otot wajah ini membuat setengah dari pasien GBS sulit untuk tersenyum dan lebih sering menutup matanya. Pada kasus yang parah, seorang pasein GBS dapat kehilangan seluruh otot pergerakannya sehingga mengakibatkan pasien tidak bisa berkomunikasi.
9 20 b) Abnormal sensation Meskipun melemahnya otot merupakan dampak yang paling menonjol pada GBS, abnormal sensation merupakan gejala awal yang timbul yang terjadi dalam hitungan jam atau hari sebelum melemahnya otot terjadi. Abnormal sensation ini juga sering disebut dengan paresthesias. Contohnya adalah perasaan seperti ditusuk jarum ataupun perasaan geli yang biasanya terjadi pada tumit kaki, kaki dan juga jari. Hilangnya sensasi juga terjadi pada GBS, meskipun hanya sedikit yang mengalaminya. Beberapa orang dengan GBS merasa khawatir ketika mereka tidak bisa merasa ketika mereka sedang tidur di tempat tidur atau tidak bisa merasakan suhu lantai ketika mereka berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Hal tersebut akan terjadi pada pasien GBS. 3. Penyebab Guillain Barre Syndrome (GBS) GBS merupakan penyakit yang langka yang dapat menyerang siapa saja di seluruh dunia. Di Amerika Utara terdapat 1.5 sampai 2.0 kasus GBS yang terjadi untuk setiap orang pertahunnya. GBS menyerang baik pria maupun wanita dari segala usia, umumnya usia dua tahun setelah kelahiran, kemudian cenderung meningkat sepanjang kehidupan (Parry & Steinberg, 2007). GBS merupakan penyakit autoimmune yang menyerang saraf peripheral. Fungsi sistem imun adalah menjadi penjaga terhadap serangan dari luar tubuh, seperti virus dan bakteri. Pada penyakit autoimmune, sulit untuk dijelaskan, terjadi kesalahan terhadap respon, sehingga sistem imun menyerang tubuh, menyebabkan munculnya penyakit (Parry & Steinberg, 2007).
10 21 Banyak jenis infeksi yang mampu memicu terjadinya serangan GBS, umumnya adalah infeksi sistem pernapasan yang disebabkan oleh dingin atau influenza, gejalanya seperti demam, batuk, maupun nyeri tubuh. Virus juga dapat memicu terjadinya GBS, seperti Epstein Barr Virus. GBS juga berasosiasi dengan HIV, hal tersebut terjadi pada tahap awal HIV, sebelum sistem imun membahayakan dan tak lama setelah gejala awal muncul. Vaksinasi juga memicu serangan GBS, pemberian vaksin yang dilakukan di Amerika pada tahun 1976, menyebabkan meningkatnya jumlah kasus GBS dan tak ada vaksin yang secara konsisten berasosiasi dengan GBS (Parry & Steinberg, 2007). 4. Diagnosa Guillain Barre Syndrome (GBS) Diagnosa Guillain Barre Syndrome (GBS) dilakukan berdasarkan karakteristik fitur klinis yang secara akut menyebabkan melemahnya otot tubuh dan kehilangan refleks yang diikuti dengan terjadinya penyakit seperti infeksi saluran pernapasan bagian atas dan diare. Diagnosa yang umum digunakan adalah penelitian dan pemeriksaan electrophysiologic pada cairan cerebrospinal yang didapatkan melalui spinal tap atau cairan otak. Tes tersebut menghasilkan konfrimasi positif dengan asumsi klinis. Jika hasil tes tersebut masih diragukan maka perlu dilakukan tes dengan alat yang berbeda agar tidak terjadi kesalahan diagnosa dimana penyakit lain dianggap sebagai GBS (Parry & Steinberg, 2007). a) Electromyography (EMG) EMG bukanlah tes utama dalam mendiagnosa GBS, namun EMG merupakan alat pelengkap yang penting untuk melihat sejauh mana tingkat kerusakan aksonal. EMG ini memberikan informasi penting mengenai prognosis.
11 22 Jarum pada EMG akan dimasukkan ke tubuh bagian kaki kemudian jarum ini akan mendeteksi aktivitas otot secara elektrikal. Mesin EMG akan mengubah sinyal menjadi visual dan dapat didengar. Jarum akan disuntikkan secara perlahan ke otot tubuh yang kemudian bergerak dengan cepat sehingga dapat ditemukan beberapa area sebagai titik-titik sampel. Aktivitas listrik tidak akan terjadi bila dalam keadaan normal, pasien harus dalam keadaan santai. Ketika pasien dalam keadaan santai maka kontraksi otot akan melemah sehingga serat-serta otot menjadi aktif dan aktivitas elektrik dalam serat otot dapat direkam dan dianalisa (Parry & Steinberg, 2007). Ketika otot dalam keadaan rileks maka aktifitas elektrik yang abnormal akan menunjukkan adanya kerusakan pada otot. Aktivitas eletrik abnormal ini disebut fibrilasi. Aktivitas eletrikal abnormal ini tidak secara langsung tampak pada orang yang baru terkena GBS, itulah sebabnya mengapa orang yang didiagnosa GBS diminta untuk melakukan tes EMG untuk kedua kalinya (Parry & Steinberg, 2007). Pentingnya mempelajari GBS dengan baik akan memberi kemudahan dalam mendiagnosa dan untuk mencegah kesalahan diagnosa. Pada awal gejala mungkin terdapat saraf yang rusak parah yang dapat dideteksi melalui alat ini. Ketika seseorang didiagnosa GBS adalah baik untuk terlebih dahulu mempelajari beberapa saraf, terutama saraf normal, hal ini untuk membantu mengenali saraf yang rusak dan menemukan kelainan yang terjadi pada saraf. Menemukan satu saraf yang dianggap sebagai kerusakan akibat GBS adalah baik namun hal masih skeptic, masih banyak saraf lain yang menjadi kekhasan dalam GBS. Fitur paling
12 23 penting dalam EMG adalah adanya perubahan karakteristik saraf terus berkebang, namun hal ini tidak akan terlihat jika tes dilakukan hanya sekali pada awal GBS (Parry & Steinberg, 2007). b) Cerebrospinal Fluid (CSF) Testing Fungsi lumbal adalah teknik dimana jarum halus dimasukkan ke punggung bawah dengan anestesi lokal, dan beberapa sendok teh cairan yang menggenangi otak dan sumsum tulang belakang ditarik. Ada kekhawatiran besar mengenai prosedur ini, tetapi biasanya sederhana dan aman. Teknik ini dilakukan dengan menyisipkan jarum, singga prosedur ini tidak nyaman bagi pasien. Sekitar 25 persen orang yang menjalani prosedur ini mengalami beberapa sakit kepala setelah cairan diambil, namun untuk kasus berat hanya 5 persen (Parry & Steinberg, 2007). Kelainan karakteristik yang tampak pada CSF dalam kasus GBS adalah peningkatan konsentrasi protein diluar jumlah produksi normal, yang disebut dengan albuminocytologic, hal dijelaskan hampir 100 tahun yang lalu oleh Guillain, Barré, dan Strohl. Biasanya, CSF mengandung 15 sampai 60 miligram protein untuk setiap 100 mililiter cairan (dinyatakan sebagai mg/dl). Jumlah ini akan tinggi pada beberapa penderita GBS. Konsentrasi protein biasanya di atas 100 mg/dl dan mungkin memang sangat tinggi, kadang-kadang lebih dari mg/dl. Setelah tingkat protein di atas 150 mg/dl, CSF yang biasanya jernih, menjadi kuning samar-samar. Pada tahap awal penyakit ini kadar protein dalam tubuh masih normal tetapi hampir selalu meningkat pada akhir minggu pertama. Jika protein normal pada saat uji cairan otak pertama, mungkin perlu untuk
13 24 mengulang tes pada minggu kemudian jika diagnosis tetap diragukan (Parry & Steinberg, 2007). CSF yang normal mengandung sebuah sel darah putih, biasanya tidak lebih dari lima sel per mililiter cairan. Laporan awal dari GBS menekankan adanya kehilangan sejumlah sel, dan itu sering terjadi. Dengan kata lain, jumlah sel tidak meningkat di atas normal. Namun, peningkatan kecil jumlah limfosit dapat dilihat, terutama di awal munculnya penyakit. Kriteria diagnostik yang dikembangkan melalui National Institutes of Health memungkinkan sebanyak 50 sel/ml CSF. Kedua spinal tap mungkin akan dianjurkan jika jumlah sel limfosit dalam CSF adalah di atas 20 sel / ml (Parry & Steinberg, 2007). GBS sering dikaitkan dengan infeksi virus, yang dapat menyebabkan peradangan pada meninges yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang, yang menyebabkan sel-sel inflamasi tumpah ke CSF. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa beberapa limfosit dapat dilihat pada awal tahap GBS (Parry & Steinberg, 2007). D. Stage of Dying pada Pasien GBS (Guillain Barre Syndrome) Guillain Barre Syndrome (GBS) merupakan penyakit kronis yang jarang diderita oleh pasien. Penyakit ini berbeda dengan penyakit kronis lainnya. Pada beberapa penyakit kronis lain telah ditemukan pengobatan yang dapat mendukung penyembuhan si pasien, sedangkan pada penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS), belum ditemukan alternatif pengobatan yang mendukung pemulihan
14 25 pasien. Misalnya, untuk alternatif pengobatan kanker telah ditemukan, hal ini akan mengurangi ketakutan akan kematian pada pasien dengan penyakit kanker. Setiap pasien memiliki respon yang berbeda saat diperhadapkan dengan penyakit yang dekat dengan kematian. seperti yang dijelaskan oleh Kubler Ross bahwa pasien dapat merepon penyakit maupun kematian dengan lima cara atau tahapan. Pertama, denial, pasien akan terkejut jika mendengar bahwa dia terkena penyakit serius dan mematikan. Hal ini dapat membuat pasien sulit menerima kenyataan dan menolak bahwa hal tersebut akan terjadi padanya. Penolakan yang dilakukan oleh pasien dapat berdampak pada kemarahan (anger). Pasien akan bertanya-tanya mengapa dia mengalami kejadian yang tidak baik tersebut. Kemarahan yang dialami pasien bisa saja ke diri sendiri, ke orang lain maupaun ke Tuhan. Pasien juga akan mencoba bernegoisasi dengan Tuhan, jika Tuhan memberikan dia kesempatan untuk sembuh atau waktu lebih untuk hidup maka dia akan memberikan diri untuk ikut dalam pelayanan rohani maupun pelayan sosial, dan berubah menjadi lebih baik lagi. Namun dalam masa penantian bisa saja harapan pasien tidak terjadi, hal ini dapat menimbulkan depresi (depression), pasien akan bertanya mengapa sangat lama dia dalam kondisi tidak baik. Tidak banyak pasien yang berjuang untuk menerima (acceptace) takdir bahwa dalam waktu dekat dia akan meninggal, namun bagi pasien yang menerima takdir kematian dia akan lebih damai dan akan lebih siap menghadapi kematian (Ross, 2009).
15 26 PARADIGMA PENELITIAN Pasien GBS Denial Anger Bargaining Depression Acceptance Menolak keadaannya Menolak kematian akan terjadi Muncul reaksi marah,dendam,cemburu Bertanya-tanya mengapa harus saya yang mengalami Kemarahan pasien dilampiaskan kepada caregiver, keluarga, bahkantuhan Pasien berpikir kematian tidak dapat dihindari Bernegosiasi dengan Tuhan Berjanji akan berubah menjadi lebih baik ketika diberikan kesembuhan Banyak berdiam diri Menolak orang yang berkunjung Pasrah Menerima bahwa kematian itu pasti Pasien tidak marah dengan keadaannya dan sudah menerima kondisinya Menerima kematian akan datang Mampu mengekspresikan perasaannya Mengalami kedamaian hati Memiliki waktu tidur yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN. (Aries & Midford dalam Corr 2012). Setiap individu memiliki respon yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian merupakan suatu kebenaran atau fakta yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Setiap individu, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kelak akan menuju
Lebih terperinciMENGENAL GUILLAIN BARRE SYNDROME) (GBS) Tutiek Rahayu Dosen Jurdik Biologi FMIPA UNY
MENGENAL GUILLAIN BARRE SYNDROME) (GBS) Tutiek Rahayu Dosen Jurdik Biologi FMIPA UNY Pendahuluan Menurut Centers of Disease Control and Prevention / CDC (2012), Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah penyakit
Lebih terperinciSINDROMA GUILLAINBARRE
SINDROMA GUILLAINBARRE Dosen pembimbing: dr. Fuad Hanif, Sp. S, M.Kes Vina Nurhasanah 2010730110 Definisi Sindroma Guillian Barre adalah suatu polineuropati yang bersifat akut yang sering terjadi 1-3 minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciDying & Bereavement. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi
Dying & Bereavement Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Kematian Berakhirnya fungsi-fungsi biologis tertentu, seperti pernafasan dan tekanan darah, serta kekakuan tubuh dianggap sebagai
Lebih terperinciDefinisi Bell s palsy
Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena
Lebih terperinciObat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer
Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar setengah dari semua
Lebih terperinciHepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis
Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
Lebih terperinciBAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina
BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciSelamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II
Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II KEMATIAN oleh : Triana Noor Edwina DS Fakultas Psikologi Univ Mercu Buana Yogyakarta Persepsi mengenai kematian Persepsi yang berbeda-beda
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciSTROKE Penuntun untuk memahami Stroke
STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada orang dewasa, sakit kepala parah adalah gejala yang paling umum meningitis - terjadi di hampir 90% dari kasus meningitis bakteri, diikuti oleh kaku kuduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Human Imunno deficiency Virus dalam bahasa Indonesia berarti virus penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang maksimal
Lebih terperinciSelamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II
Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II KEMATIAN oleh : Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si, Psikolog Fakultas Psikologi Univ Mercu Buana Yogyakarta Persepsi mengenai kematian Persepsi
Lebih terperinciKiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara
Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel secara tidak terkendali, sering menyerang jaringan disekitarnya dan dapat bermetastatis atau menyebar keorgan lain (WHO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang disebabkan oleh beberapa perubahan dalam ekspresi gen yang menyebabkan ketidakseimbangan regulasi proliferasi
Lebih terperinciBab III Sistem Kesehatan
Bab III Sistem Kesehatan Sistem Kesehatan Bagaimana mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik? Apabila Anda membutuhkan pelayanan rumah sakit Berjuang untuk perubahan 45 Ketika petugas kesehatan
Lebih terperinciPENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
PENYAKIT TERMINAL PENGERTIAN Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciTUJUAN WAWANCARA MEDIS
WAWANCARA MEDIS Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dari pasien mengenai keadaan penyakitnya (awal dan riwayat) Bagian terpenting dalam proses diagnosa dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang
Lebih terperinciDitetapkan Tanggal Terbit
ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri
Lebih terperinciPengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciDiabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya
Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah sel-sel tubuh yang tumbuh tanpa kendali dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada manusia modern.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis cairan serebrospinalis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciBERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari
BERDUKA DAN KEHILANGAN Niken Andalasari DEFENISI KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini
Lebih terperinciKalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi
Kalender Doa Oktober 2017 Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi Dengan adanya 56 juta aborsi di seluruh dunia, maka tak terbilang jumlah wanita yang menghadapi penderitaan, rasa bersalah, kemarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ibu Tiri Istilah ibu tiri secara harfiyah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Ibu merupakan panggilan yang takzim kepada wanita, sedangkan tiri berarti bukan darah daging
Lebih terperinciMerawat Bayi Prematur
Merawat Bayi Prematur Kontribusi dari didinkaem Saturday, 24 February 2007 Perawatan bayi prematur ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Asal tahu langkah-langkahnya, kondisi si mungil akan semakin
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang
Lebih terperinciEfektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering
Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti
PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti 2215 105 046 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya tahan tubuh atau kekebalan tubuh pada manusia pada dasarnya sudah dimiliki sejak manusia dilahirkan, namun banyaknya racun, kuman, virus-virus dan bakteri yang
Lebih terperinciPENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU
1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)
PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION) A. DEFINISI 1. Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau ahli medis terhadap suatu diagnosa, terapidan rekomendasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (PDPI,
Lebih terperinciTips Mengatasi Susah Buang Air Besar
Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinciAkupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain
Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu
Lebih terperincisangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam merupakan salah satu keluhan utama yang disampaikan para ibu saat membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan. Demam pada umumnya tidak berbahaya, namun bila
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciPenyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN
Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciWabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.
Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 14/V/2005 Sent: 10 Mei 2005 Wabah Polio Seiring dengan gencarnya kasus wabah Polio yang menimpa Indonesia terutama di beberapa daerah, yang
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinci3 KUESIONER PENELITIAN
Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DM TIPE 2 DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG Petunjuk Pengisian : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan peradangan pada sinovium, terutama sendi sendi kecil dan seringkali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciPANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)
PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) A. PENGERTIAN Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak 2.1.1. Pengertian Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan secara intensif
Lebih terperinciObat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi
Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Untuk Pengobatan Komplikasi Pada Diabetesi Komplikasi Pada Kaki Penderita diabetes dapat mengalami banyak permasalahan pada
Lebih terperinciHamilton Depression Rating Scale (HDRS)
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Imunisasi Pentavalen Hari / Tanggal : Selasa/ 08 Desember 2014 Tempat : Posyandu Katelia Waktu Pelaksanaan : 08.00 sampai selesai Peserta / Sasaran : Ibu dan Anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan dan mengharapkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Anak-anak yang patuh, mudah diarahkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena saluran reproduksi wanita lebih dekat ke anus dan saluran kencing. Bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap individu di dunia ini memerlukan kesehatan untuk dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan nyaman. Agar terhindar dari penyakit, individu sebaiknya
Lebih terperinciTubuhmu berbicara...dengarlah. Written by Dr. Brotosari Monday, 12 April :53 - Last Updated Friday, 23 December :43
Tubuh kita sebenarnya berbicara banyak, cuma masalahnya adalah, kita yang tidak mau mendengar, atau tidak mengerti, atau lebih parahnya lagi cuek banget dan bahkan memforsir diluar batas kemampuan sampai
Lebih terperinciPSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Death and Dying
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Death and Dying DISUSUN OLEH : STRUKTUR KELOMPOK VIII: Anggota: AMANDA UTARI ANNISA PUTRI MALTA RIVO SYAPUTRA YOHANA GEVITA PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG 2012/2013 KATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada umumnya memiliki harapan dengan memiliki tubuh yang selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang terjadi
Lebih terperinci10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya
10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya Obat Alami Diabetes Serta Pencegahan Terhadap Komplikasi Diabetes Diabetes meningkatkan risiko Anda terhadap banyak masalah kesehatan serius.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciPengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Pengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS) Apakah IBS itu? Irritable bowel syndrome (IBS), juga dikenal sebagai "kejang usus besar," adalah gangguan umum. Sementara kebanyakan orang mengalami masalah pencernaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi seharihari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi
Lebih terperinciGejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.
PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan
Lebih terperinci