Oleh: JALU AGENG PRASONTO J
|
|
- Deddy Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN KETERSEDIAAN MAINAN DI RUMAH DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TODDLER DI DESA WIDODAREN NGAWI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: JALU AGENG PRASONTO J PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i
2
3
4
5 HUBUNGAN KETERSEDIAAN MAINAN DI RUMAH DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TODDLER DI DESA WIDODAREN NGAWI Abstrak Anak pada periode toodler mencakup 2 tahun kedua kehidupan, pada usia 1 sampai 3 tahun. Pada perumbuhan ini terjadi perkembangan yang signifikan untuk motorik kasar maupun halus, maka ini juga menjadi waktu yang sulit bagi orang tua.usia toddler juga disebut denga usia bermain dan merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik misalnya stimulasi alat permainan. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui hubungan ketersediaan mainan dirumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi.Jenisdesainpenelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel proporsional random sampling dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi dengan memberi peluang pada sampel yang akan diambil. Sampel terdiri dari 50 responden yaitu anak usia toodler yang berada di desa Widodaren. Teknik pengolahan data menggunakan teknik korelasi yang digunakan Rank spearman. Distribusi frekuensi ketersediaan mainan di rumah adalah kurang lengkap yaitu sebanyak 28 responden (50%), selanjutnya lengkap sebanyak 22 responden (44%). Distribusi frekuensi perkembangan motorik halus anak bahwa sebanyak 26 anak (56%) normal, selanjutnya suspect sebanyak 24 anak (45%) dan unstestable tidak ada. Hasil korelasi Rank Spearman diperoleh nilai r s sebesar 0,366 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi uji (pvalue) lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H 0 ditolak yang bermakna bahwa terdapat hubungan ketersediaan mainan di rumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di Desa Widodaren Ngawi. Saran peneliti selanjutnya hendaknya menambah faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemampuan bersosialiasi dan perkembangan motorik halus anak toddler. Kata Kunci: ketersediaan mainan di rumah, perkembangan motorik halus, anak toodler Abstract Children in the toodler period include the second 2 years of life, at ages 1 to 3 years. In this growth there is a significant development for both gross and fine motor, then this is also a difficult time for the elderly. Toddler age is also called premises age and is a very important period to achieve growth and intellectual development optimally. Many factors are developing motor development such as stimulation of game tools. The purpose of this study was to know the sex with smooth motor development of children under five in the village of Widodaren Ngawi. The type of research design used is descriptive correlative with cross sectional approach. Proportional sampling random sampling technique in which the researchers provide equal opportunities for each element by giving an 1
6 opportunity to the sample to be taken. The sample consisted of 50 respondents, namely toodler age children in Widodaren village. Data processing techniques using visual techniques used Rank spearman. Distribution of frequency at home is incomplete that is 28 respondents (50%), then complete as many as 22 respondents (44%). Distribution frequency of smooth motor development of children as many as 26 children (56%) normal, then the suspect as many as 24 children (45%) and unstestable does not exist. The results of Rank Spearman's research obtained rs value of with a significance value of The value of test significance (p-value) is less than 0.05 (0.002 <0.05) so that the test decision is H0 rejected as meant by the motor relationship of children under five in Widodaren Ngawi Village. Suggestions of researchers again in order to add other factors related to the ability to socialize and motor development of children under five. Keywords: availability toy at home, fine motor development, children toddler 1. PENDAHULUAN Anak pada periode toodler mencakup 2 tahun kedua kehidupan, pada usia 1 sampai 3 tahun. Pada perumbuhan ini terjadi perkembangan yang signifikan, maka ini juga menjadi waktu yang sulit bagi orang tua. Perilaku khas selama masa todler ialah memegang dan melepaskan (leder, Grinstead, & Turres 2007). Usia toddler juga disebut dengan usia bermain dan merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (Santrock, 2011). Perkembangan merupakan perubahan tingkah laku dan kebiasaan yang terjadi selama hidup dalam diri seseorang dari tahap yang rendah sampai ke tahap yang tinggi melalui proses pertumbuhan, pembelajaran, peningkatan kompetensi serta kemampuan beradaptasi (Wong & Hockenberry, 2008). Bermain (play) merupakan cara untuk meningkatkan ketepatan gerakan anak dan mengajar dirinya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang praktis, (Debre dalam Montolalu, 2009) Bermain akan meningkatkan aktivitas fisik anak. (Maxsim, dalam Sujiono, 2010) menyatakan bahwa aktivitas fisik akan meningkatkan pula rasa keingintahuan anak dan membuat anak-anak akan memperhatikan benda-benda, menangkapnya, mencobanya, melemparkanya atau menjatuhkanya, mengambil, mengocok-ngocok, dan meletakan kembali benda-benda ke dalam tempatnya. 2
7 Kegiatan yang meningkatkan pengembangan fisik motorik dapat dilakukan melalui permainan dengan alat atau tanpa alat, (Montolalu, 2009). Melempar dan menagkap bola merupakan salah satu permainan yang dapat mengembangkan motorik kasar anak. Selain itu juga kegiatan bermain melempar dan menagkap bola dapat mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, (Susan Isaacs dalam Montolalu, 2009). Toddler juga menggunakan simbol dalam permainan dramatik. Pertama mereka meniru kehidupan dengan benda mainan yang tepat, kemudian mereka mammpu mengganti objek dalam permainan mereka. Misalnya mangkuk sebagai tempat makan, kemudian ditempatkan terbalik di kepala bisa menjadi topi. (Papalia & Feldman, 2011). Perkembangan motorik yang dicapai anak usia toddler terbagi menjadi dua meliputi perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu, dilakukan otak kecil, dan memerlukan koordinasi yang cepat, sedangkan motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Halimsyah, 2008). Menurut KBBI arti kata ketersediaan ialah kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang mengunakan otot-otot besar, 90% atau seluruh angota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Wong, 2013). Motorik halus adalah gerakan yang mengunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu dalam meningkatkan ketangkasan manual (Suyadi, 2010). Banyaknya negara yang mengalami berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif. Angka kejadian di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% (Hidayat, 2010). Perkembangan 3
8 motorik kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi (Adriana, 2011). Pentingnya sebuah mainan bagi perkembangan motorik halus anak karena mainan merupakan media yang paling tepat dan berpengaruh besar pada perkembangan motorik halus anak, misalnya pada usia bulan anak menyusun menara dari balok dan pada usia bulan anak meniru coretan garis vertikal dan horizontal. Jika anak tidak di stimulasi dengan mainan, maka perkembangan motorik halus anak akan terhambat (Novan, 2015). Hasilwawancarastudipendahuluanpada2 posyandu di Desa Widodaren, didapatkan bahwa dari 2 posyandu dari setiap 5 anak posyandu usia 1-3 tahun setelah di observasiada 5 anak yang mampu melakukan tesmotorik halus dengan baik 3 anak yang memiliki mainan di rumah dan 2 anak tidak memiliki mainan dirumah dan 5 anak yang tidak bisa melakukan tes motorik halus tidak dengan baik4 anak memiliki mainan dirumah dan 1 anak tidak memiliki mainan dirumah. Beberapa orang tuaanak yang tidak atau sedikit memiliki mainan mengutarakan bahwa anak cenderung tidak mandiri. Anak kurang aktif dan kurang bersemangat ketika anak mengikuti berbagai kegiatan seperti perlombaan untuk anak usia batita, tetapi ada beberapa orang tua yang mengutarakan anak mandiri saat bermain dan sibuk dengan duniannya sendiri meskipun memiliki sedikit alat bermain. Menurut bidan desa yang berada di desa Widodaren mengutarakan bahwa ada sedikit anak yang perkembangannya mengalami keterlambatan dalam motorik halus, anak belum bisa memegang pensil dengan benar, menghubungkan garis terputus menjadi suatu obyek gambar dengan tepat. Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan ketersediaan mainan dirumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi. 2. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (perkembangan motorik halus anak toodler) dengan variabel terikat (ketersediaan mainan dirumah). 4
9 Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (perkembangan motorik halus anak toodler) dengan variabel terikat (ketersediaan mainan dirumah). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak toddler usia 1-3 tahun yang terdapat di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Ngawi. Jumlah anak toddler usia 1-3 tahun yang ada di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Ngawi dalam penelitian ini sebanyak 112 anak yang terbagi dalam 3 RW. Teknik pengambilan sampel proporsional random sampling dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi dengan memberi peluang pada sampel yang akan diambil. Sampel terdiri dari 50 responden yaitu anak usia toodler yang berada di desa Widodaren. Teknik pengolahan data menggunakan teknik korelasi yang digunakan Rank spearman. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Ibu dan Anak Toddler di Desa Widodaren Ngawi Umur ibu a tahun b tahun c. > 35 tahun Pendidikan Ibu a. SD b. SMP c. SMA d. PT Pekerjaan ibu a. IRT b. Buruh c. Wiraswasta d. PNS Karakteristik Frek % N
10 Umur anak a bulan b bulan Jenis kelamin anak a. Laki-laki b. Perempuan Distribusi karakteristik orang tua menunjukkan sebagian besar ibu berumur tahun sebanyak 31 (62%), selanjutnya berusia tahun sebanyak 10 responden (20%) dan lebih dari 35 tahun sebanyak 9 responden (18%). Karakteristik pendidikan ibu menunjukkan distribusi tertinggi adalah SMA sebanyak 33 responden (66%), selanjutnya SMP sebanyak 9 responden (18%), perguruan tinggi sebanyak 7 responden (14%) dan SD sebanyak 1 responden (2%). Karakteristik pekerjaan ibu menunjukkan sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 27 responden (54%), selanjutnya buruh sebanyak 13 responden (26%), wiraswasta sebanyak 8 responden (16%) dan PNS sebanyak 2 responden (4%). Distribusi karakteristik anak menurut umur menunjukkan distribusi tertinggi adalah bulan sebanyak 27 anak (54%) dan sisany usia bulan sebanyak 23 anak (46%). Selanjutnya karakteristik jenis kelamin anak meunjukkan sebagian besar adalah perempuan sebanyak 31 anak (62%) dan lakilaki 19 anak (38%) Distribusi Frekuensi Ketersediaan Mainan di rumah Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Mainan di rumah Anak Toddler di Desa Widodaren Ngawi Kategori Frekuensi Persentase (%) Tidak lengkap Kurang lengkap Lengkap Total Distribusi frekuensi ketersediaan mainan di rumah menunjukkan distribusi tertinggi adalah kurang lengkap yaitu sebanyak 28 responden (56%), selanjutnya lengkap sebanyak 22 responden (44%), dan tidak lengkap sebanyak 0 responden (0%). 6
11 Perkembangan Motorik Halus Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Halus Anak Toddler di Desa Widodaren Ngawi Kategori Frekuensi Persentase (%) Untestable Suspect Normal Total Distribusi frekuensi perkembangan motorik halus anak menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perkembangan motorik halus yang normal yaitu sebanyak 26 anak (52%), selanjutnya suspect sebanyak 24 anak (48%) dan unstestable sebanyak 0 anak (0%) Hubungan Ketersediaan Mainan di Rumah dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Toddler Tabel 4. Hubungan Ketersediaan Mainan di Rumah dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Toddler di Desa Widodaren Ngawi Hubungan r s p-value Keputusan uji Ketersediaan Mainan di Rumah dengan Perkembangan Motorik 0,366 0,002 H 0 ditolak Halus Anak Toddler Hasil korelasi Rank Spearman diperoleh nilai r s sebesar 0,366 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H 0 ditolak yang bermakna bahwa terdapat hubungan ketersediaan mainan di rumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di Desa Widodaren Ngawi. Nilai koefisien korelasi adalah positif, artinya bahwa hubungan mainan di rumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler adalah searah, yaitu semakin lengkap ketersediaan mainan di rumah maka perkembangan motorik halus anak toddler semain baik Pembahasan Karakteristik Responden Distribusi karakteristik umur ibu menunjukkan distribusi tertinggi adalah tahun (62%). Karakteristik umur ibu berdasarkan teori Erikson menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada tahap usia dewasa madya 7
12 dimana pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pada tahap ini individu telah mencapai tingkatan dimana pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Sebagian besar ibu berpendidikan SMA (68%). Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan kemampuannya dalam memahami suatu informasi yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu. Tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam menerima dan memahami ketika menerima suatu informasi tentang kesehatan. Status pendidikan mempengaruhi kesempatan memperoleh informasi mengenai perawatan kesehatan, termasuk perawatan keluarga (Fahman, et.al, 2008). Potter & Perry (2015) menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan berusaha berfikir sebaik mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut. Tingkat pendidikan ibu balita yang tinggi seharusnya berdampak pada peningkatan kemampuan ibu balita dalam pengasuhan anak salah satunya menyiapkan kemampuan psikologis anak, namun sebaliknya jika tingkat pendidikan ibu rendah, maka kemampuan ibu dalam pengasuhan anak menjadi lemah. Karakteristik pekerjaan ibu sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (50%). Kondisi tersebut menyebabkan responden memiliki waktu yang cukup untuk memberi perhatian kepada kondisi keluarganya. Dimana ibu memiliki waktu luang yang cukup dalam memberkan perhatian terhadap kondisi perkembangan anaknya menjadi lebih baik termasuk tumbuh kembang anak. Penelitian ini juga menunjukkan terdapat responden yang bekerja sebagai buruh (28%). Pekerjaan ibu sebagai buruh berdampak pada meningkatkanya beban kerja ibu, selain harus mengurusi urusan rumah tangga juga bekerja di luar sebagai buruh. Semakin tinggi beban kerja ibu, maka kemampuan ibu untuk mengurusi rumah tangga termasuk pengasuhan anak menjadi lemah. Studi oleh Salimar (2011) yang meneliti hubungan beban kerja, pengetahuan ibu, pola asuh psikososial dengan perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun 8
13 Distribusi responden anak berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 33 responden (66%) dan sebagiannya adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 responden (40%) Distribusi Frekuensi Ketersediaan Mainan di rumah Distribusi frekuensi ketersediaan mainan di rumah menunjukkan distribusi tertinggi adalah kurang lengkap (56%), selanjutnya lengkap (44%), dan tidak lengkap (0%).Penelitian juga menunjukkan terdapat 50% responden dengan ketersediaan mainan kurang lengkap. Hasil distribusi permainan responden ditinjau berdasarkan jenis kelamin menunjukka adanya kecenderungan pemenuhan alat permainan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki memiliki permainan yang bersifat kelaki-lakian, misalnya bola, mobil-mobilan, dan permaianan yang banyak menggunakan gerakan tubuh, sedangkan pada anak perempuan memiliki permainan yang mengarah kepada sifat perempuan, misalnya permaianan alat rumah tangga, permainan menggambar dan sebagainya. Gambaran ketersediaan permainan di rumah responden menunjukkan adanya kecenderungan bahwa anak-anak laki-laki memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan perempuan dalam ketersediaan mainan berupa bola, mainan didorong atau ditarik, dan mainan dibentuk. Sedangkan pada anak perempuan sebaliknya mereka memiliki persentase yang lebih tinggi pada jenis permainan permukaan warna, manik-manik, permaianan alat rumah tangga, permainan coratcoret, alat menulis dan menggambar. Perbedaan pemberian mainan pada anak dilatarbelakangi budaya yang telah ada dalam keluarga Indonesia. Karlinawati dan Mainarno (2010) mengemukakan bahwa pengajaran pada orang tua Indonesia adalah yang pertama mengajarkan kepada anak dalam pembagian dunia secara simbolis ini. Orientasi gender telah ditanamkan sedemikian dalam dan berlangsung sepanjang masa kanak-kanak. Atas dasar jenis kelamin, anak-anak diberi mainan yang berbeda jenisnya. Orang tua membiarkan anak laki-laki prasekolahnya berjalan lebih jauh dari rumahnya dari pada anak perempuan prasekolah mereka, dan secara halus 9
14 mereka mendorong anak laki-laki untuk berpartisipasi dalam penilaian yang kasar, bahkan untuk menjadi lebih kotor dan lebih menantang. Pemberian mainan anak sesuai dengan jenis kelamin sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian Chartschlaa (2014) tentang External Influcence of Children s Socialization to Gender Roles. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuhan anak dipengaruhi oleh jenis kelamin anak. Dari data yang didapat, menunjukkan bahwa jumlah umur ibu yang paling banyak adala responden. Namun pada umur kategori ketersediaan main dirumah lebih sedikit dari pada umur tahun. Dimana kurang sesuai dengan teori Erikson yang menyatakan bahwa umur tersebut berada tahap usia dewasa madya. Pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pada tahap ini individu telah mencapai tingkatan dimana pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Dewasa madya merupakan masa yang ditandai dengan tanggungjawab yang berat dan beragam, menuntut peran dan tanggungjawab dalam menjalankan rumah tangga, maupun pekerjaan, membesarkan anak dan menata masa depan. Tanggung jawab yang besar tersebut memungkinkan individu tidak dapat menyelesaikan semua tanggung jawabnya (Papalia, Olds, & Feldman, 2009) Distribusi Frekuensi Perkembangan motorik halus Distribusi frekuensi perkembangan motorik halus anak menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perkembangan motorik halus normal (48%), selanjutnya suspect (52%) dan unstestable (0%). Menurut Erikson dalam Nuryanti (2008) tahap kedua dalam perkembangan psikososial adalah otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan ini terjadi selama masa kanak-kanak awal, sekitar usia 1 sampai 4 tahun. Anak-anak yang mendapatkan pengasuhan yang baik akan mengembangkan rasa yakin akan kemampuannya mampu. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yaitu faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta latar belakang budaya (Munandar, 2009). 10
15 Sekitar 5-10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1 3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum yang meliputi perkembangan motorik, bahasa, sosio emosional, dan kognitif (Medise, 2013). Dari penelitian ini didapat data suspect (48%). Pendapat ini dapat dibuktikan dari hasil berbagai penelitian diantaranya penelitian di dua tempat penitipan anak di Piracicaba, SP, Brazil tahun 2010 mendapatkan 30% anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada anak berusia bulan, dan penelitian di Mulyorejo pada bulan April tahun 2014 didapatkan hasil 40% anak toddler usia 1 3 tahun pada ibu bekerja suspected atau dicurigai adanya keterlambatan pada perkembangan motoriknya baik motorik kasar maupun motorik halus. Dan terdapat 0% responden untestable, dikarenakan responden menolak untuk dilakukan penelitian. Dan peneliti tidak melakukan penelitian ulang Pengaruh Ketersediaan Mainan di Rumah dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Toddler Hasil korelasi Rank Spearman disimpulkan terdapat hubungan ketersediaan mainan di rumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di Desa Widodaren Ngawi. Penelitian ini menunjukkan semakin lengkap ketersediaan mainan di rumah maka perkembangan motorik halus anak toddler semain baik. Semakin lengkap ketersediaan mainan dirumah, maka kesempatan anak mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan karakteristik anak semakin meningkat, sehingga kesempatan perkembangan motorik halusnya juga meningkat. Perkembangan motorik halus merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang perlu distimulasi. Menurut Sumantri (2015) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunakan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alatalat untuk 11
16 bekerja dan obyek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain. Bermain merupakan seluruh aktivitas anak, bergerak, termasuk bekerja, penyaluran hobi, dan merupakan cara mereka mengenal dunia. Hartati (2015) menjelaskan bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan bukan karena akan memperoleh hadiah atau pujian. Sujiono (2013) memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi di mana diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berekreasi, dan belajar secara menyenangkan. Melalui bermain anak dapat mengembangkan fisik motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Dalam permainan motorik kasar adanya gerakangerakan yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot besar, seperti berjalan, melompat, berlari dan melempar, sedangkan dalam permainan motorik halus melatih kooordinasi otot tangan dalam beraktivitas seperti bermain playdough, melipat, menggunting, meronce, meremas dan sebagainya. Hubungan bermain terhadap perkembangan motorik halus anak didukung oleh penelitian Difatiguna (2015) yang meneliti pengaruh aktivitas bermain menggunakan playdough terhadap perkembangan kemampuan motorik halus pada anak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara aktivitas bermain menggunakan playdough terhadap kemampuan motorik halus anak. Penelitian lain dilakukan oleh Pratiwi (2014) yang meneliti Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Desa Suruhkalang Karanganyar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan ibu tentang bermain dengan perkembangan motorik kasar pada anak toddler. 4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Ketersediaan Mainan di rumah pada anak toddler di Desa Widodaren Ngawi sebagian besar kurang lengkap. 12
17 Perkembangan motorik halus pada anak toddler di Desa Widodaren Ngawi sebagian besar adalah normal Terdapat hubungan Ketersediaan Mainan di rumah pada anak toddler dengan PAUD dan tanpa PAUD di Desa Widodaren Ngawi Saran Bagi Orang Tua anak Toddler Orang tua anak toddler hendaknya mengikutsertakan anaknya dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) agar anak mendapatkan bekal sebelum memasuki bangku sekolah. Sedangkan bagi orang tua yang tidak memasukkan anaknya ke Paud hendaknya memberikan dukungan dan bimbingan yang kuat kepada anak, misalnya dengan melatih anak untuk dapat bersosialisasi dan beradaptasi dengan orang lain sehbingga anak memiliki kesiapan ketika memasuki bangku sekolah Bagi Institusi Kesehatan Institusi kesehatan hendaknya memberikan bekal pengetahuan yang cukup kepada mahasiswanya khususnya tentang perkembangan anak praskolah, sehingga mahasiswa mampu menjadi nara sumber bagi masyarakat tentang perkembangan anak toddler Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema sejenis hendaknya menambah faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemampuan bersosialiasi dan perkembangan motorik halus anak toddler misalnya faktor keluarga, faktor lingkungan, umur anak, dan kondisi fisik anak. Peneliti selanjutnya hendaknya dalam melakukan observasi dapat memposisikan dirinya agar responden merasa nyaman sehingga mereka melakukan aktivitas kesehariannya sebagaimana perilakunya sehari-hari. Persantunan Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, terima kasih atas doa, dukungan yang penuh baik moril 13
18 maupun materiil, semua orang yang telah mendukungku dan membantuku dalam penyelesaian karya ilmiah ini, terima kasih atas bantuan apapun yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Adriana, D. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Anak-edisi revisi. Jakarta: Salemba Medika Diana M. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Fatimah. (2006). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga. Halimsyah Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: EGC Hidayat, A.Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing. Hockenberry M and Wilson D Pediatric Nursing. ISBN. Hogan, M.A., & White, E.J. (2006). Child health nursing reviews & rationales. New Jersey: Prentice Hall Montolalu. (2007). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Papalia, D., & Felman, R. (2011). Achild s world: infancy Through adolescence (12 th ed.). New York, NY: McGraw-Hill. Prasetyono DS. (2007). Bermain Sambil Belajar, Jogjakarta: Think. Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal Salimar. (2011). Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Santrock. (2006). Life Span Development: perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga. Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagungseto. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CVAlfabeta. Sujarweni, V & Poly E. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 14
19 Sujiono, B Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Sumantri (2015). Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta : PEDAGOGIA Toho CM& Gusril. (2008). Perkembangan Motorik pada Masa Anak-anak. Jakarta: Depdiknas. Wiyani, NA. (2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini - Panduan bagi Orang Tua dan Pendidik PAUD dalam Memahami serta Mendidik Anak Usia Dini. Bandung: Grava Media Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC Wong, SL. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa : Agus Sutarna, Neti. Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia : Egi Komara Yudha. Edisi 6. Jakarta : EGC 15
BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada periode toodler mencakup 2 tahun kedua kehidupan, pada usia 1 sampai 3 tahun. Pada perumbuhan ini terjadi perkembangan yang signifikan, maka ini juga menjadi
Lebih terperinciPENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK
PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK Rahayu Budi Utami STIKes Satria Bhakti Nganjuk ayu_stikes_sb@yahoo.com
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andria Yuliawati 201110104178
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Growth, Development. This study aims to determine
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG Anastasia Merciana Handayani 1), Ni Luh Putu Eka S.
Lebih terperinciMANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA
MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA Dinni Randayani Lubis, * Enda Mora Dalimunthe, ** Herlindawati *Program Studi Kebidanan STIKes Binawan. Jl. Kalibata Raya
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA Skripsi Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI PICTURE OF THE LEVEL KNOWLEDGE MOTHER ABOUT EDUCATION GAMES OF PRESCHOOL
Lebih terperinciMETODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK
METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG Munizar 1), Dyah Widodo 2), Esti Widiani 3) 1 ) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012
46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI TKIT INSAN KAMIL KARANGANYAR. Abstrak
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI TKIT INSAN KAMIL KARANGANYAR 1) OktinWidariniPutri, 2) Atiek Murharyati, 3) Galih Priambodo Abstrak Perkembanganmotorikhalusmerupakankoordinasihaluspadaotot-ototkecil
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email
Lebih terperinciPengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo
Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo In Early Childhood Education Cinta Bunda Village Baran Sukoharjo) Ratna Indriati 1, Warsini 2 Akper
Lebih terperinciRELATIONSHIP OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EDUCATIONAL TOYS WITH DEVELOPMENT OF PRESCHOOL CHILDREN IN THE VILLAGE OF JOMBOR CEPER KLATEN
RELATIONSHIP OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EDUCATIONAL TOYS WITH DEVELOPMENT OF PRESCHOOL CHILDREN IN THE VILLAGE OF JOMBOR CEPER KLATEN Erlina Hermawati 1, Sumantri 2, Feri Catur Yuliani 3 ABSTRACT Background:
Lebih terperinciPEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK
Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD Eko Widiantoro Dian Prawesti STIKES RS Baptis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK YANG MENGIKUTI PROGRAM PLAYGROUP
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK YANG MENGIKUTI PROGRAM PLAYGROUP DENGAN ANAK YANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM PLAYGROUP DI TK ISLAM AL-AZHAR SALATIGA Sri Wahyuni *), Vivi Yosafianti Pohan **), Sobirun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toddler adalah periode dimana anak memiliki rentang usia 12-36 bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.
PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN Ika Indrawati *) Abstrak Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN Anggrita Sari 1, RR Dwi Sogi Sri Redjeki 2, Rizky Puteri Anggarani 2 1 Akademi Kebidanan Sari
Lebih terperinciAl-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Oleh : Rosa Imani Khan, Ninik Yuliani Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat
Lebih terperinciRewinda Avin Pangestika 1, Erni Setiyorini 1.
PENGARUH BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PRA SEKOLAH (The effect of Plasticine play to fine motor development at pre school children) Rewinda Avin Pangestika 1, Erni Setiyorini
Lebih terperinciHUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA 18 24 BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Dede Kendi 1), Atti Yudiernawati 2), Neni Maemunah 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRE SCHOOL ( 3-5 TAHUN) DI TPA BERINGHARJO YOGYAKARTA 2013
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRE SCHOOL ( 3-5 TAHUN) DI TPA BERINGHARJO YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RITA SETYA WINARNI 201210104322
Lebih terperinciLilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DUSUN KAKAT DESA KAKAT PENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II
WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.2 JULI-DES 2017 ISSN : 2089-8592 PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II Saiful Batubara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting bagi keluarga untuk menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia dini merupakan upaya
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA
KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA Siti Rahayu, Ilham Setyo Budi, Satino Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER Maria Helena 1), Joko Wiyono 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciGambaran status kesehatan jiwa pada anak usia prasekolah di Semarang. Manuscript. Oleh : Wyllydan. Nim : G2A012018
Gambaran status kesehatan jiwa pada anak usia prasekolah di Semarang Manuscript Oleh : Wyllydan Nim : G2A012018 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESESHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT
GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas
Lebih terperinciPERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA
PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA Siti Handayani ¹, Sri Yatmihatun ², Hartono ³ Kementerian Kesehatan Politeknik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO Oleh : Endang Dwi Ningsih 1 Ratna Indriati 2 Jumiati 3
Lebih terperinciHUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh
HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL Oleh HENI PUTRI PRATIWI Dr. RISWANTI RINI, M.Si ASIH BUDI KURNIAWATI S.Pd, M.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN
HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN (Survei di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013) Devi Pujiawati 1) Nur Lina, SKM.,
Lebih terperinciPERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A
PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN Arifah Istiqomah, Titin Maisaroh Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan, Bantul e-mail : ariffah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN 1 Anik Handayani*, Amin Samiasih**, Mariyam*** ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK TODDLER (1-3 TAHUN) DI POSYANDU DESA SURUHKALANG KARANGANYAR
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK TODDLER (1-3 TAHUN) DI POSYANDU DESA SURUHKALANG KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYUK DHIAN PRATIWI J 210.090.004
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN
JURNAL KESEHATAN TERPADU () : 25-29 ISSN : 2549-8479 TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN *Ni Putu Eny Sulistyadewi (), dan Dylla Hanggaeni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA
HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG 5 ABSTRAK Anak merupakan generasi unggul penerus suatu bangsa yang pada dasarnya tidak akan tumbuh
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN PEMBERIAN STIMULASI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH ABSTRAK
HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMBERIAN STIMULASI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH Ema Marlina 1), Farida Halis Dyah Kusuma 2), Esti Widiani 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciSTATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN
STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN Margiyati, Mirza Fauzie, Dzulfa Diyana Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan Bantul e-mail: ugiklia@yahoo.com
Lebih terperinciSulis Diana, Prodi Kebidanan. Poltekkes majapahit Mojokerto, ABSTRAK.
PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PAUD UMUR 3-4 TAHUN DI TK AL- KHOLIFA DESA SELOREJO KEC. MOJOWARNO KAB. JOMBANG. ABSTRAK. Sulis Diana, Prodi Kebidanan. Poltekkes
Lebih terperinciPLAY THERAPY: SEBUAH INOVASI LAYANAN KONSELING BAGI ANAK USIA DINI. Said Alhadi 1) (Universitas Ahmad Dahlan)
[TI.02.05] PLAY THERAPY: SEBUAH INOVASI LAYANAN KONSELING BAGI ANAK USIA DINI Said Alhadi 1) (Universitas Ahmad Dahlan) said.alhadi1957@gmail.com ABSTRAK Anak usia dini adalah individu yang memiliki kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK 4 Abdul Muchid *, Amin Samiasih **, Mariyam *** Abstrak Latar belakang:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH
PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Oleh: Sri Maslihah PENDAHULUAN Dunia anak adalah dunia yang senantiasa menarik perhatian dengan berbagai tingkah laku anak yang luar biasa dinamis, variatif dan inovatif.
Lebih terperinciLilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DUSUN KAKAT DESA KAKAT PENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK Manuscript Oleh Eko Sugianto G2A009115 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan
Lebih terperinci52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN FAKTOR PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Kharisma Kusumaningtyas (Prodi Kebidanan Bangkalan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya)
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN DAN MP- DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta) Atikah*, R. Djoko Nugroho**,Siti Fatimah P** * ) Mahasiswa Peminatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang. Salah satu tahap tumbuh kembang adalah usia prasekolah yang mempunyai
Lebih terperinciPENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*
PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih* *Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing
Lebih terperinciMUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN DIAPER ANAK PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA TODDLER DI KAMPUNG NGADIMULYO PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK
Hubungan pengetahuan dengan sikap orang tua dalam motorik pada anak usia prasekolah di TKK Sang Timur Malang HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )
ABSTRAK Siti Rohmatul Khusna. 2015. Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 1-3 tahun di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Keperawatan,
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN Esti Nugraheny, Nurul Aida Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : nugraheny.esti@gmail.com ABSTRAK: Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TINDAKAN COOPERATIVE PLAY DI TAMAN KANAK- KANAK SRIWEDARI MALANG
PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TINDAKAN COOPERATIVE PLAY DI TAMAN KANAK- KANAK SRIWEDARI MALANG Maria Melania Ate 1), Joko Wiyono 2), Ragil Catur
Lebih terperinci: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12 24 BULAN DI POSYANDU TLOGOWATU KEMALANG KLATEN Anna Uswatun Q.S 1), Annisa Wulandari 2) Abstrak : Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD USWATUN KHASANAH SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD USWATUN KHASANAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : M FATHIR SIDDIK 201110201108 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHesti Dian Permata * ), Sri Hartini M.A.,** ), Rahayu Astuti*** )
PENGARUH TERAPI BERMAIN MENGGUNTING KAIN FLANEL TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGUNTING DI TK TARBIYATUL ATHFAL 31 SEMARANG Hesti Dian Permata * ), Sri Hartini M.A.,**
Lebih terperinciKemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool
Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool Dahlia Mahasiswa Program Doktoral PAUDI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. dahlia.jepara90@gmail.com Abstract The frequent
Lebih terperinciPengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun
Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Octavian Dwi Tanto Andi Kristanto Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jl. Teratai No. 4 Surabaya (60136).
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciProgram Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR TEKNIK MONTASE PADA ANAK KELOMPOK B RA AS-SYAFI IYAH JUWIRING KLATEN TAHUN 2015/2016 Miskah Nuzzela Birohmatik 1, Muhammad Shaifuddin 2,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 2-3 tahun juga disebut dengan anak usia bermain dan merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan mengembangkan berbagai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016
Artikel Publikasi: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh
Lebih terperinciPERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO
260 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Veryudha Eka Prameswari 1*, Indah Kusmindarti 2, Linda
Lebih terperinciPERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL
PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : FAJAR RAHAYUNINGTYAS 201310104159
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TATIK KURNIANINGSIH 201110201133 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya yang dalam perkembangannya akan mengalami suatu perubahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk hidup akan berkembang sesuai dengan tingkat kebutuhannya yang dalam perkembangannya akan mengalami suatu perubahan. Dalam kehidupan anak ada dua
Lebih terperinciKEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI
KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Kadek Nelly Paspiani, S.Pd TK Negeri Pembina Kotabaru, nelly_paspiani@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciHUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 2 TAHUN DI DESA JEBOL KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA. Manuscript.
HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 2 TAHUN DI DESA JEBOL KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA Manuscript Oleh : Iwan Fachrudin NIM : G2A008065 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Lebih terperinci