PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS"

Transkripsi

1 PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS Ahmad Mushawir 1 ; Ready Prima Rozzaaq 2 ; Sugondo 3 ; Diaz D. Santika 4 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat ahmad.mushawir@gmail.com, 2 rozzaaq@yahoo.co.id 3 sugondo1990@gmail.com, 4 ddsantika@gmail.com ABSTRACT Face recognition nowadays is still facing problems in recognizing images that has different poses, illuminations and noises. There are several methods developed to handle those problems one of them is Independent Component Analysis (ICA). It is assumed that ICA is able to yield more powerful recognition performance than Principal Component Analysis (PCA). Therefore in this research, ICA was chosen to overcome aforementioned problems. The ICA based recognition performance was tested using ORL Database and Yale Database B. Based on the experimental result it is shown that ICA produces much higher recognition performance on images with different poses and illuminations than PCA by 15%. Keywords : Face Recognition, Independent Component Analysis, Principal Component Analysis ABSTRAK Pengenalan wajah saat ini masih menghadapi permasalahan dalam mengenali citra yang memiliki perbedaan pose, iluminasi dan noise. Banyak metode yang dikembangkan untuk menangani permasalahan tersebut diantaranya Independent Component Analysis (ICA). ICA dianggap dapat menghasilkan suatu performa yang lebih powerful jika dibandingkan dengan Principal Component Analysis (PCA). Oleh karena itu dalam penelitian ini, ICA digunakan untuk melihat performa pengenalannya untuk permasalahanpermasalahan tersebut. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengenalan pada citra wajah yang didapat dari ORL database dan Yale Database B. Dari penelitian ini diperoleh bahwa ICA dapat menghasilkan performa pengenalan yang lebih tinggi dari PCA untuk citra dengan perbedaan pose dan iluminasi sebesar 15%. Kata kunci: Pengenalan Wajah, Independent Component Analysis, Principal Component Analysis

2 PENDAHULUAN Pengenalan wajah adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang. Pengenalan wajah umumnya dilakukan dengan membandingkan citra wajah dengan citra wajah yang dikenali sebelumnya. Pengenalan wajah dianggap memiliki potensi lebih dibandingkan bagian tubuh lain pada manusia karena pengenalan wajah adalah cara paling umum yang dilakukan manusia untuk mengenali identitas orang lain. Selain itu proses akuisisi data yang relatif lebih mudah jika dibandingkan bagian tubuh lain seperti sidik jari dan retina mata. Pengenalan wajah mungkin merupakan hal yang mudah bagi manusia namun pada kenyataannya pengenalan wajah merupakan hal yang sulit dilakukan bahkan untuk mesin cerdas seperti komputer. Hal tersebut dikarenakan mesin tidak memiliki otak seperti yang dimiliki manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David Hubel dan Torsten Wiesel terhadap sistem penglihatan pada kucing, dari penelitian tersebut ditunjukan bahwa otak memiliki sel saraf yang khusus yang dapat merespon fitur-fitur lokal yang spesifik dari suatu scene. Manusia tidak menyadari bahwa dunia itu sebenarnya merupakan bagian bagian yang terpisah dikarenakan saraf-saraf penglihatan manusia dapat menggabungkan sumber-sumber berbeda menjadi sebuah pola/pattern yang memiliki makna. Oleh sebab itu agar mesin dapat melakukan pengenalan wajah dengan baik, masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana cara untuk mengekstraksi fitur-fitur berarti itu dari citra, menaruhnya ke dalam sebuah representasi yang berguna dan melakukan sejenis klasifikasi pada pola-pola tersebut. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan wajah namun pendekatan terbaik adalah pendekatan appearance-based. Pendekatan appearance-based atau pendekatan holistic umumnya membuat representasi citra dengan mengektrasi fitur-fitur dari citra wajah secara keseluruhan. Permasalahan yang kemudian muncul adalah dimensionalitas dari semua citra yang nantinya akan sangat besar. Namun beberapa metode statistika seperti Principal Component Analysis (PCA) dapat digunakan untuk mereduksi dimensionalitas dengan membuat representasi citra yang disebut eigenface. Dengan adanya eigenface dapat menghilangkan korelasi di antara citra masing-masing individu. Hingga saat ini PCA tetap menjadi salah satu metode pengenalan wajah yang tetap digunakan karena performa dalam pengenalan wajah termasuk cukup baik. Selain PCA, salah satu metode statistik yang menarik yaitu Independent Component Analysis (ICA). ICA adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih variabel acak yang tercampur menjadi variabel-variabel yang independent. Awalnya ICA digunakan untuk menyelesaikan permasalahan cocktail party problem dimana sinyal dari semua audien tercampur dan sangat sulit dibedakan. Namun seiring perkembangannya, ICA yang merupakan generalisasi PCA juga dapat digunakan untuk melakukan pengenalan wajah. Berbeda dengan PCA yang hanya menghilangkan korelasi antar tiap piksel dari citra wajah yang berada pada orde dua statistika, ICA lebih membuat piksel-piksel menjadi independen dengan menghilangkan ketergantungan pada orde yang lebih tinggi (M. S. Bartlett et al, 2002). Peneilitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa baik performa yang dihasilkan oleh metode ICA. ICA nantinya akan digunakan untuk pengenalan wajah pada citra yang memiliki perbedaan pose, iluminasi, dan citra dengan berbagai densitas noise. Selain itu dalam penelitian ini, dampak dari pemilihan distance measure seperti cityblock, euclidean dan cosine jika digunakan untuk K-Nearest Neighbor juga diteliti. Tujuan dan Manfaat Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan performa yang dihasilkan oleh ICA jika untuk mengenali citra yang memiliki perbedaan pose wajah, iluminasi, dan citra yang didalamnya terdapat noise dengan berbagi densitas. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menujukkan perbandingan performa yang dihasilkan metode ICA dan PCA. Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan perangkat lunak sistem pengenalan wajah. Manfaat lainnya adalah dapat dihasilkan suatu referensi yang dapat digunakan peneliti lain khususnya peneliti yang menggunakan metode ICA untuk pengenalan wajah.

3 Kajian Pustaka Face Recognition Pengenalan wajah adalah suatu masalah yang cukup penting dari bidang computer vision dan pengenalan pola (W. Zhao et al., 2003). Alasan mengapa pengenalan terhadap wajah menjadi sesuatu masalah yang penting adalah, karena wajah merupakan perhatian utama dalam kehidupan sosial yang memilki fungsi untuk mengenali identitas dan emosi yang dimiliki seseorang. Selain itu hal yang membuat pengenalan wajah diminati adalah karena proses akuisisi data yang dapat dikatakan lebih mudah jika dibandingkan pengenalan bagian tubuh lain seperti mata dan sidik jari. Meskipun pengenalan wajah merupakan hal yang mudah dilakukan bagi manusia, namun hal itu tidak berlaku untuk mesin (R.Chellapa et al, 1995). Banyak faktor yang dapat menurunkan performa dari pengenalan wajah. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan performa tersebut adalah variasi dalam posisi, iluminasi, dan ekspresi dari wajah. Faktor lain adalah faktor yang berhubungan dengan besarnya jumlah data pelatihan, khusunya dalam mencari representasi citra wajah yang digunakan untuk melakukan pengenalan wajah terhadap keberadaan noise dan oklusi pada wajah. Pada dasarnya pengenalan wajah merupakan bagian dari pengenaln pola dimana wajah digunakan sebagai pola yang ingin dikenali. Seperti pengenalan pola, pengenalan wajah pun memiliki beberapa tahapan penting agar hasil pengenalan dapat berjalan dengan baik yaitu 1) akuisisi data dan pre-processing, 2) representasi data, dan 3) pengambilan keputusan. Akusisi data adalah semua hal yang berhubungan dengan pengambilan citra wajah yang akan digunakan untuk pengenalan wajah dan pre-processing adalah cara bagaimana membuat citra wajah tersebut agar memiliki batasan yang sesuai kebutuhan untuk proses selanjutnya. Pre-processing dapat dilakukan dalam banyak proses misalnya saja dengan grayscaling, face detection, cropping, resizing dan hal yang dapat mengkondisikan citra wajah. Representasi data umumnya adalah representasi dari fitur-fitur yang diekstraksi dan diseleksi dari citra wajah untuk mengurangi dimensionalitas data. Dalam teknik statistik representasi data umumnya dilakukan dengan pengekstrasian fitur. Tahap pengambilan keputusan adalah tahap dimana dilakukan pengklasifikasian dengan mengukur seberapa mirip data yang digunakan untuk menguji dengan representasi data yang ada dalam database. Principal Component Analysis Principal Component Analysis (PCA) adalah sebuah teknik yang sangat baik untuk mengekstraksi sebuah struktur dari kumpulan data yang besar, yang saling berkorespondensi untuk mengekstraksi kumpulan eigenvector yang berasosiasi dengan eigenvalue terbesar dari distribusi input (Kwang, et.al, 2002). Sirovich dan Kirby juga memperkenalkan metode PCA sebagai unsupervised statistic method yang mencari sekelompok citra dasar dan merepresentasikan wajah sebagai kombinasi linear. Turk dan Pentland menggunakan PCA untuk melakukan pengenalan wajah. PCA merupakan teknik statistika yang berfungsi untuk mengidentifikasi pola-pola dalam sekumpulan data. PCA dapat mencari persamaan dan perbedaan dari kumpulan data. Dengan menggunakan metode PCA, data yang berdimensi tinggi sekalipun dapat dengan mudah teridentifikasi polanya. PCA akan menemukan dataset dengan varian terbesar dalam data, dataset ini disebut Principal Component (PC). Salah satu representasi PCA untuk pengenalan wajah adalah Eigenface yang diusulkan oleh Turk dan Pentland. Mereka berpendapat bahwa peningkatan signifikan dari pengenalan wajah dapat dicapai dengan melakukan pemetaan data yaitu citra wajah kedalam ruang dimensi yang lebih rendah yang disebut eigenface. Dalam PCA terdapat dua fase utama yaitu pelatihan dan pengujian. Fase pelatihan adalah fase dimana representasi dari citra wajah yang akan disimpan kedalam basis data dibuat. Fase pengenalan dimana dilakukan perhitungan menjadi jarak minimum dari citra yang ingin dikenali terhadap citra yang ada dalam representasi wajah. Distance measure yang digunakan pada fase pengenalan umumnya menggunakan euclidean namun mereka juga menyebutkan bahwa Mahalanobis menghasilkan performa lebih baik. Indepenendent Component Analysis Independent Component Analysis (ICA) merupakan metode untuk mencari factor atau komponen yang tersembunyi dari data statistik yang multi-dimensional. Hal yang membuat ICA berbeda dari metode statistik lain adalah ICA mencari komponen-komponen yang independen secara statistik dan non Gaussian (A. Hyvarinen et al, 2000). ICA awalnya dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan yang hubungannya dekat dengan cocktail party problem dimana banyak pembicara yang berbicara sehingga gelombang suara mereka tercampur secara acak. ICA merupakan metode yang digunakan untuk melakukan Blind Source Separation (BSS) yang dapat memisahkan sinyal suara para pembicara tadi. Namun seiring dengan meningkatnya ketertarikan dalam ICA,

4 banyak aplikasi yang mulai menggunakannya misalnya saja: electrochephalogram (EEG), pemrosesan array (beamforming), bahkan untuk pengenalan wajah. ICA merupakan generelasi dari Principal Component Analysis (PCA) yang tidak hanya meminimalisasi second order statistic tetapi juga higher order statistic. Hal ini membuat ICA lebih baik daripada PCA dalam membuat representasi basis data karena informasi penting mungkin terdapat pada higher order statistic sehingga hasil reperesentasi data yang dihasilkan bukan hanya tidak berkolerasi tetapi independen yang artinya tiap data tidak dapat menjelaskan data lain. Selain itu jika dibandingkan dengan PCA yang menganggap bahwa citra dengan distribusi Gaussian, ICA lebih menganggap citra dengan distribusi non Gaussian sehingga bila citra dengan distribusi non Gaussian benar diproses maka ICA akan tetap dapat merespon variasi yang paling besar pada basis citranya (Bartlett et la, 2003). Metode yang diusulkan: Independent Component Analysis Pengenalan wajah dengan metode ICA diawali dengan mengubah dimensi citra dari dua dimensi kebentuk satu dimensi dengan. Langkah selanjutnya adalah menaruh matriks kedalam matriks utama C sehingga setiap baris C mewakili tiap citra. Hal berikutnya adalah mencari nilai B dengan cara mengurangi matriks C dengan nilai meannya. (1) Kemudian mencari nilai matriks kovarians dari matriks B (2) Selanjutnya mencari eigenvalue dan eigenvectornya dengan (3) Setelah didapat eigenvalue dan eigenvectornya proses selanjutnya adalah mengurutkan eigenvector sesuai dengan nilai eigenvalue dari yang terbesar. Eigenvector yang telah disorting yaitu kemudian digunakan untuk merekonstuksi PCA dengan mengalikan dengan (4) Untuk meningkatkan derajat klasifikasi dilakukan membagi P secara konvolusi terhadap nilai lengthnya (5) Langkah selanjutnya adalah mencari representasi PCA (6) Langkah selanjutnya adalah memilih sebagian dari representasi PCA dalam kasus kami 2/5 dari jumlah representasi yang mewakili masing-masing individu yang disebut sebagai S. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan sphering lalu menghitung whitening filter. (7) (8) Dengan mengalikan invers matriks dengan S akan dihasilkan matriks yang telah di-whitening (9) Langkah selanjutnya adalah melakukan learning yang dibuat Bell & Sejnowski yang berisi natural gradient. Natural gradient adalah metode yang memiliki kebiasaan berubah-ubah yang ideal yang dapat memecahkan slow learning speed dari standard gradient. Dalam penelitian ini learning rate yang digunakan sebesar dengan batch block 50 dan iterasi sebanyak 1000 kali. Hasil dari learning ini adalah. Tahap selanjutnya adalah mencari representasi ICA yaitu U.

5 (10) Tahap pegujian adalah tahap dimana dilakukan pengenalan. Proses yang dilakukan sama dengan yang dilakukan seperti pada tahap pelatihan. Mula mula matriks citra penguji diubah kebentuk matriks ini akan ditaruh kedalam matriks. (11) Langkah selanjutnya adalah membuat representasi PCA dari citra tes dengan rekonstuksi PCA yang didapat sebelumnya. (12) Langkah selanjutnya adalah mencari representasi ICA dengan mengambil 2/5 dari jumlah representasi yaitu. Dan mengurangi dengan meannya lalu mengalikanya dengan hasil learning dan whitening filter yang didapat pada tahap pelatihan. (13) Langkah terakhir adalah menghitung jarak antara U dan Utest dengan K-NN dengan distance measure-nya adalah Cityblock, Euclidean, dan Cosine Similarity. HASIL DAN BAHASAN Dataset Pada penelitian ini data citra wajah yang digunakan adalah citra wajah yang didapat dari Ollivety Research Laboratory(ORL) Database of Faces dan Yale Face Database B. ORL database dan Yale database menggunakan format Portable Gray Map(PGM). Format PGM adalah format paling sederhana citra abu-abu. Format ini dirancang agar mudah dipelajari dan mudah digunakan untuk program pemprosesan citra. Citra PGM juga dapat dianggap sebagai kumpulan integer yang disimpan didalam sebuah array. Citra-citra ORL database berukuran 92 x 112 piksel dengan berbagai pose dan ekspresi. Citra-citra Yale database berukuran 168 x 192 piksel dengan berbagai koordinat sumber cahaya(illuminasi) yang berbeda-beda. Gambar 1: (kiri) ORL Database of Faces (kanan) Yale Face Database B Penggunaaan ukuran jarak merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk mendapatkan performa pengenalan. Distance measure yang digunakan pada penelitian ini adalah Cityblock, Euclidean, dan Cosine Similarity. Citra ORL database of face digunakan untuk eksperimen perbedaan jumlah individu untuk dalam pelatihan, perbedaan pose, dan noise. Citra yang digunakan untuk pelatihan dan pengujian

6 adalah citra yang berbeda. Citra untuk pelatihan adalah 4.pgm, 2.pgm, 3.pgm, 1.pgm dan 7.pgm sedangkan citra yang digunakan untuk pengujian adalah 0.pgm, 5.pgm, 6.pgm, 8.pgm dan 9.pgm. Eksperimen terhadap perbedaan jumlah individu dilakukan dengan menggunakan 10 individu, 20 individu, 30 individu, hingga 40 individu. Diamana hasil 40 individu juga dapat dianggap sebagai hasil dari perbedaan pose. Pengujian noise dilakukan dengan menambahkan salt and paper noise pada citra pengujian dengan densitas 0.05, 0.15, 0.25, 0.35, 0.45, hingga untuk lebih jelas mengenai noise lihat pada gambar D=0.05 D=0.15 D=0.25 D=0.35 D=0.45 D=0.55 Gambar 2: Noise dengan Berbagai Densitas Yale database B digunakan untuk ekperimen terhadap perbedaan iluminasi. Pada tahap pelatihan dan pengujian menggunakan masing-masing 5 citra yang berbeda untuk tiap individu. Citra yang digunakan untuk pelatihan adalah P00A-005E-10.pgm, P00A-010E+00.pgm, P00A- 015E+20.pgm, P00A-035E-20.pgm dan P00A+005E+10.pgm sedangkan citra yang digunakan untuk pengujian adalah P00A-020E-10.pgm, P00A-020E+10.pgm, P00A-035E+15.pgm, P00A+000E- 35.pgm dan P00A+000E+45.pgm. Eksperimen terakhir pada penelitian ini adalah eksperimen perbandingan performa antara pengenalan dengan metode PCA dan ICA. Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan ORL database dan Yale database. Citra yang digunakan untuk pelatihan dan pengujian masing-masing database adalah 5 untuk pelatihan dan 5 untuk pengujian. Experiment Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan terhadap metode Independent Component Analysis (ICA) dan Principal Component Analysis (PCA). Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengtahui performa pengenalan dari metode ICA. Selain itu dalam penelitian ini juga akan dilakukan eksperimen untuk melihat perbandingan antara metode ICA dan PCA. Penggunaan metode ICA dan PCA untuk pengenalan wajah sendiri dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu tahap pelatihan dan tahap pengujian. Pada tahap pelatihan dilakukan pre-process terhadap citra pelatihan dan proses pembuatan representasi citra pelatihan oleh metode ICA atau PCA. Tahap berikutnya adalah tahap pengujian. Pada tahap ini selain melakukan pre-process terhadap citra pengujian dan proses pembuatan representasi citra pengujian, juga akan dilakukan proses klasifikasi dengan K-Nearest Neighbor (KNN) sebagai classifier. Distance yang digunakan untuk KNN sendiri dibagi menjadi tiga yaitu euclidean, cityblock, dan cosine. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dalam menguji kemampuan ICA dalam melakukan pengenalan, penelitian ini menggunakan database wajah standar yaitu Ollivety Research Laboratory(ORL) Database of Faces dan Yale Face Database B. Ukuran citra yang digunakan untuk tahap pelatihan dan pengujian adalah 60x60 setelah dilakukan pengujian sebelumnya. Evaluasi Dalam penelitian ini ada bebarapa eksperimen yang dilakukan yaitu membandingkan jumlah basis data yang digunakan terhadap performa ICA, mengukur performa ICA terhadap perbedaan pose dan iluminasi, mengukur performa ICA jika citra yang digunakan untuk pengujian terdapat noise dengan densitas noise yang beragam, dan membandingkan performa ICA dengan metode PCA untuk citra dengan perbedaan pose dan iluminasi.

7 Gambar 3: Perbandingan jumlah individu dalam basis pelatihan Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa penggunaan jumlah individu sebagai citra pelatihan untuk metode ICA sedikit banyak mempengaruhi performa pengenalan dan memberikan hasil berbeda untuk tiap-tiap distance measure yang digunakan. Untuk euclidean dan cityblock yang memiliki kemiripan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu keduanya menghasilkan performa yang baik saat 10 individu digunakan untuk basis citra pelatihan. Performanya terus meningkat hingga 30 individu namun performanya menurun saat 40 individu digunakan sebagai basis pelatihan. Hasil berbeda ditunjukan oleh cosine dimana mengalami performa yang buruk saat 10 individu namun performanya terus meningkat seiring mengingkatnya jumlah individu. Gambar 4: Performa ICA dengan citra penguji bernoise Performa pengenalan terhadap citra noise juga merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa hasil eksperimen kali ini memiliki kesamaan yaitu pemilihan distance measure menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Untuk euclidean dan cityblock distance mengalami penurunan performa yang cukup signifikan seiring dengan meningkatnya densitas noise dalam citra. Hasil berbeda ditunjukan dari cosine, meskipun mengalami penurunan performa namun penurunan yang dialami oleh cosine tidak terlalu signifikan dan cenderung lebih stabil.

8 Gambar 5: Performa ICA terhadap citra dengan perbedaan iluminasi Eksperimen performa ICA selain dilakukan terhadap ORL database, juga dilakukan pada Yale database B. Yale database B itu adalah basis citra yang tiap masing-masing citranya memiliki perbedaan iluminasi. Dari eksperimen yang kami lakukan diperoleh hasil bahwa ketiga measure distance menghasilkan performa yang tidak jauh berbeda. ketiganya memberikan performa cukup baik yang berada diatas 90%, namun demikian cityblock distance merupakan distance yang menghasilkan performas tertinggi dengan 99% diikuti euclidean 98% dan cosine 95%. Gambar 6: Perbandingan Performa PCA dan ICA Dari eksperimen yang dilakukan, hasil performa metode ICA terbukti lebih superior jika dibandingkan dengan metode PCA. Hampir keseluruhan eksperimen menunjukan bahwa ICA menghasilkan performa pengenalan wajah lebih baik. Dari eksperimen yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode ICA itu terbukti lebih baik dibandingkan metode PCA. SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode independent component analysis dapat menghasilkan performa pengenalan yang baik dengan nilai rata-rata keberhasilan diatas 80%. Performa pengenalan untuk perbedaan pose sendiri nilai rata-rata keberhasilan sebesar 78.25%. Performa untuk mengenali citra dengan denitas noise 0.55 dapat mencapai 66% dengan cosine sebagai distance-nya. Performa pengenalan untuk perbedaan iluminasi memiliki nilai rata-rata keberhasilan sebesar 97.3%. Performa pengenalan ICA juga ditentukan oleh distance measure jika K-NN dipilih sebagai classifier. Performa pengenalan ICA terbukti lebih baik jika dibandingkan dengan performa penganalan PCA.

9 Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk menghasilkan pengenalan lebih baik adalah penggunaan jumlah citra yang digunakan untuk pelatihan diusahakan sebanyak mungkin agar pengenalan bisa berjalan dengan baik. Penggunaan Distance measure lain mungkin dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengetahui perbedaan performa penganalan dari metode ICA. Jika menggunakan face detection, usahakan bounding box yang didapat hanya bagian wajah saja, tanpa harus terlihat telinga, kepala ataupun dagu. REFERENSI Ambler, S. W. (2005). UML Use-Case Diagrams. The elements of UML 2.0 style (pp ). Cambridge U.K.: Cambridge University Press. Artificial Intelligence. (n.d.). Definitions.net. Retrieved March 25, 2013, from Intelligence. Barlow, H. (1989). Unsupervised Learning. Neural Computation, 1(3), Bartlett, M., Movellan, J., & Sejnowski, T. (2002). Face recognition by independent component analysis. IEEE Transactions on Neural Networks, 13(6), Bell, A., & Sejnowski, T. (1997). The independent components of natural scenes are edge filters. Vision Research,37(23), Bell, A. J., & Sejnowski, T. J. (1995). An Information-Maximization Approach to Blind Separation and Blind Deconvolution.Neural Computation, 7(6), Blackburn, D. M., Bone, M., & Phillips, P. J. (162001). Face Recognition Vendor Test 2000: Evaluation Report. Ft. Belvoir: Defense Technical Information Center. Chellappa, R., Wilson, C., & Sirohey, S. (1995). Human and machine recognition of faces: a survey. Proceedings of the IEEE, 83(5), David H. Hubel - Wikipedia, the free encyclopedia. (n.d.). Wikipedia, the free encyclopedia. Retrieved October 20, 2013, from Delac, K., & Grgic, M. (2004). A survey of biometric recognition methods. Electronics in Marine, Proceedings Elmar th International Symposium, -, Delac, K., Grgic, M., & Grgic, S. (2005). Generalization Abilities of Appearance-Based Subspace Face Recognition Algorithms.Proceedings of 12th International Workshop on Systems, Signals & Image Processing: September 2005, Chalkida, Greece (pp ). Genève: Inderscience Enterprises Limited. Delac, K., Grgic, M., & Grgic, S. (2005). Independent comparative study of PCA, ICA, and LDA on the FERET data set. International Journal of Imaging Systems and Technology, 15(5), Deza, M., & Deza, E. (2009).Encyclopedia of distances. Berlin: Springer-Verlag. Gonzalez, R. C., & Wintz, P. A. (1987).Digital image processing (2nd ed.). Reading, Mass.: Addison- Wesley. Draper, B. (2003). Recognizing faces with PCA and ICA. Computer Vision and Image Understanding, 91(1-2), Face Recognition with OpenCV OpenCV documentation. (n.d.).welcome to opencv documentation! OpenCV documentation. Retrieved August 20, 2013, from Grgic, M., & Delac, K. (n.d.). Face Recognition Homepage - General Info.Face Recognition Homepage. Retrieved October 20, 2012, from Hyvärinen, A., & Oja, E. (2000). Independent component analysis: algorithms and applications. Neural Networks, 13, Jain, A., Murty, M., & Flynn, P. (1999). Data clustering: a review. ACM Comput. Surv., 31(3), Jain, A., Duin, R., & Mao, J. (2000). Statistical Pattern Recognition: A Review. IEEE Trans. Pattern Anal. Mach. Intell., 22(1), Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). ISBN : : Graha Ilmu. Shapiro, L. G., & Stockman, G. C. (2001).Computer vision. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Trussell, J., & Vrhel, M. (2008).Fundamentals of Digital Imaging. Leiden: Cambridge University Press. Tanaka, J., & Farah, M. (1993). Parts and wholes in face recognition.. Q J Exp Psychol A, 46(2),

10 Torsten Wiesel - Wikipedia, the free encyclopedia. (n.d.). Wikipedia, the free encyclopedia. Retrieved October 20, 2012, from Turk, M., & Pentland, A. (1991). Eigenfaces for Recognition. Journal of Cognitive Neuroscience, 3(1), Weisstein, E. W. (n.d.). Eigenvector. MathWorld. Retrieved October 21, 2012, from mathworld.wolfram.com/eigenvector.html Weisstein, E. W. (n.d.). Eigenvalue. MathWorld. Retrieved October 21, 2012, from mathworld.wolfram.com/eigenvalue.html Weisstein, E. W. (n.d.). Variance. MathWorld. Retrieved October 20, 2012, from mathworld.wolfram.com/variance.html Weisstein, E. W. (n.d.). Standard Deviation. MathWorld. Retrieved October 21, 2012, from mathworld.wolfram.com/standarddeviat Zhao, W., Chellappa, R., Phillips, P., & Rosenfeld, A. (2003). Face recognition: A literature survey. ACM Computing Surveys, 35(4),

11 RIWAYAT PENULIS Ahmad Mushawir lahir di kota Jakarta pada 26 Februari Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang fasilkom teknik informatika pada Saat ini, penulis belum bekerja dan tidak aktif di organisasi manapun. Ready Prima Rozzaq lahir di kota Jakarta pada 20 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang fasilkom teknik informatika pada Saat ini, penulis belum bekerja dan tidak aktif di organisasi manapun. Sugondo lahir di kota Jakarta pada 09 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang fasilkom teknik informatika pada Saat ini, penulis belum bekerja dan tidak aktif di organisasi manapun.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan terhadap metode Independent Component Analysis (ICA) dan Principal Component Analysis (PCA). Fokus utama penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Artificial Intelligence Artificial intelligence menurut U.S. National Library of Medicine adalah ilmu dan implementasi teknik dan metode untuk merancang sistem komputer yang dapat

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES 1 Uji Kinerja Face Recognition Menggunakan Eigenfaces UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES ABDUL AZIS ABDILLAH 1 1STKIP Surya, Tangerang, Banten, abdillah.azul@gmail.com Abstrak. Pada paper

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION Suhendry Effendy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Artificial Intelligence Artificial intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diciptakan dengan bentuk fisik dan rupa yang berbeda sehingga manusia tersebut dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pada teknologi informasi

Lebih terperinci

KOMPRESI DAN PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN PENDEKATAN NON-NEGATIVE MATRIX FACTORIZATION

KOMPRESI DAN PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN PENDEKATAN NON-NEGATIVE MATRIX FACTORIZATION KOMPRESI DAN PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN PENDEKATAN NON-NEGATIVE MATRIX FACTORIZATION Christianto Mewlando Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Fictor Benny Kurniawan Usodo Binus University,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Ekspresi Wajah Manusia Pengenalan ekspresi wajah manusia oleh mesin dapat dideskripsikan sebagai interpretasi terhadap karakteristik ekspresi wajah manusia melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Wajah pada Subruang Orthogonal dengan Menggunakan Laplacianfaces

BAB V KESIMPULAN. Wajah pada Subruang Orthogonal dengan Menggunakan Laplacianfaces BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uji coba dan analisis hasil pengujian terhadap Sistem Pengenalan Wajah pada Subruang Orthogonal dengan Menggunakan Laplacianfaces Terdekomposisi QR dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH Oleh: Kholistianingsih Abstract Face recognition is a non-contact biometric identification that tries to verify individuals automatically based

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Ratna Nur Azizah Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Resmana Lim 1,2), Marcel J.T. Reinders 1) dan Thiang 2) 1) Information and Communication Theory Group Faculty of Information Technology

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA) Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA) Erma Rachmawati Jurusan Teknik Elektro- FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah Rima Tri Wahyuningrum 1,2 Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Artificial Intelligence Artificial Intelligence adalah studi tentang bagaimana komputer melakukan sesuatu dimana saat itu orang melakukannya lebih baik. (Rich dan Knight, 1991).

Lebih terperinci

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 7 Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera Edy Winarno *), Wiwien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan landasan teori dari metode yang digunakan dalam proses pengenalan wajah, yaitu terdiri atas: metode Eigenface, dan metode Jarak Euclidean. Metode Eigenface digunakan

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR 1 Fandiansyah, 2 Jayanti Yusmah Sari, 3 Ika Purwanti Ningrum Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Citra, Pengolahan Citra, dan Pengenalan Pola Citra dapat dijelaskan sebagai dua dimensi dari fungsi f(x,y) dimana x dan y tersebut adalah sebuah koordinat pada bidang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION J~ICON, Vol. 3 No. 2, Oktober 2015, pp. 89 ~ 95 89 IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION Rini Miyanti Maubara 1, Adriana Fanggidae

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ Kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK STIKOM BALIKPAPAN LEMBAR PERSETUJUAN Proposal Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Home security saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap pemilik rumah yang menginginkan tingkat keamanan yang baik. Salah satu sistem keamanan konvensional yang masih

Lebih terperinci

Principal Component Analysis

Principal Component Analysis Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Pembimbing: Dr.Ir.Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) Nimas Setya Yaniar 2208.100.616 POSE (posisi

Lebih terperinci

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Fetty Tri Anggraeny, Wahyu J.S Saputra Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pengenalan manusia secara otomatis menggunakan mesin merupakan masalah yang menantang dan telah menjadi banyak perhatian selama beberapa tahun terakhir. (Jawad, Syed, dan Farrukh,

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Adjacent Pixel Intensity Difference Quantization Histogram Generation Oleh : ANDIK MABRUR 1206 100 716 Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS)

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS) TUGAS AKHIR TE 091399 PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS) WAHYU INDRA PURNAMA SARI NRP 2207100064 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DTCWT DAN NMF PADA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EUCLIDEAN DISTANCE

PERBANDINGAN DTCWT DAN NMF PADA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EUCLIDEAN DISTANCE PERBANDINGAN DTCWT DAN NMF PADA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EUCLIDEAN DISTANCE David; Ferdinand Ariandy Luwinda Computer Science Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

PENERAPAN PCA DAN K-NN UNTUK MENINGKATKAN NILAI AKURASI PENGENALAN WAJAH

PENERAPAN PCA DAN K-NN UNTUK MENINGKATKAN NILAI AKURASI PENGENALAN WAJAH JURNAL INFORMATIKA HAMZANWADI Vol. 2 No. 1, Mei 2017, hal. 81-90 ISSN: 2527-6069 PENERAPAN PCA DAN K-NN UNTUK MENINGKATKAN NILAI AKURASI PENGENALAN WAJAH Yahya 1, Indra Gunawan 2, Bambang Harianto 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer pada dewasa ini telah mengalami kemajuan, termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer dapat melihat dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION Garibaldy W Mukti 13506004 Teknik Informatika ITB alamat : Srigading 29, Bandung 40132 email: subghost1802000@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Penggunaan kolam

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN METODE PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA)

PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN METODE PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) ISSN: 1693-6930 177 PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN MEODE PRINCIPLE COMPONEN ANALYSIS (PCA) Murinto Program Studi eknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III UAD Jl Prof Dr. Supomo,

Lebih terperinci

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR Ardilla Ayu Dewanti Ridwan, Ivanna K. Timotius, Iwan Setyawan PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP) Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP) Oleh: Eko Wahyudi NRP. 2208 100 629 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Hendra Kusuma, M.Eng Latar Belakang ( Permasalahan Sistem

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES Ni Wayan Marti Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Meirista Wulandari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia meiristaw@ft.untar.ac.id Diterima 10 Desember 016

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 15, No. 1, Januari 2012, hal 15-20 SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) Tri Mulyono, Kusworo Adi dan Rahmat Gernowo Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA Dina Indarti Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Lebih terperinci

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe KLASIFIKASI DAN PNGNALAN SIDIK JAI TTUMPUK BBASIS MTOD LANING VCTO QUANTIZATION Muhammad Nasir Jurusan Teknik lektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280. Lhokseumawe 21 mail : masnasir_poli@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION Putri Nurmala 1 ; Wikaria Gazali 2 ; Widodo Budiharto 3 1, 2 Mathematics and Statistics Department, School of Computer Science,

Lebih terperinci

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE Fiqih Ismawan Dosen Program Studi Teknik Informatika, FMIPA Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: kustiannunu@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis Puspita Ayu Ningsih Putri. SY, Wirawan, Hendra Kusuma Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Dengan Algoritma Canonical Correlation Analysis (CCA)

Pengenalan Wajah Dengan Algoritma Canonical Correlation Analysis (CCA) JURNAL EKNIK IS ol 1, (Sept, 212) ISSN: 231-9271 A-439 Pengenalan Wajah Dengan Algoritma Canonical Correlation Analysis (CCA) Ratna Dwi Kartika Rini, Wirawan dan Hendra Kusuma Jurusan eknik Elektro-FI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE Budi Hartono 1, Veronica Lusiana 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang Jl Tri Lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia

Lebih terperinci

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC Naser Jawas STMIK STIKOM BALI naser.jawas@stikom-bali.ac.id Abstrak Binerisasi citra dokumen adalah sebuah langkah awal yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI Disusun oleh : Regina Vania Cahyadi (1122003) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Pengenalan ekspresi wajah adalah salah satu bentuk representasi kecerdasan manusia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi emosi seseorang. Hal inilah yang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MELALUI PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MELALUI PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 355~360 355 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MELALUI PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE Abdul Hamid

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii. DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR ISI v. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii. DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix ABSTRAK Dalam laporan tugas akhir ini dijelaskan mengenai suatu sistem pengenal identitas manusia dengan menggunakan wajah sebagai pengenalnya, atau yang lebih dikenal dengan Face Recognition. Tujuan dari

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR DWI ACHTI NOVIATUR R. 2208100656 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) PIE Problem Representasi Citra

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor Fandiansyah 1, Jayanti Yusmah Sari 2, Ika Purwanti Ningrum 3, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pengenalan Wajah Manusia dengan Teknik Reduksi Dimensi Bi- 2DPCA dan Support Vector Machine sebagai Classifier

Pengembangan Model Pengenalan Wajah Manusia dengan Teknik Reduksi Dimensi Bi- 2DPCA dan Support Vector Machine sebagai Classifier Pengembangan Model Pengenalan Wajah Manusia dengan Teknik Reduksi Dimensi Bi- dan Support Vector Machine sebagai Classifier Fredicia 1, Agus Buono 2, Endang Purnama Giri 2 1 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari karakteristik biologi yang menjadi keunikan tersendiri pada manusia. Salah satu bagian sistem biometrik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN

PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN Bagus Fadzerie Robby 1), Resty Wulanningrum 2) 1), 2) Universitas Nusantara PGRI Kediri 1), 2) Jl. KH. Achmad Dahlan 76, Kediri, Jawa Timur 64112 Email

Lebih terperinci

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 15 No. 2, Desember 2010 : 38-41 Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Vera Yunita, Yeni Herdiyeni Departemen Ilmu

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DENGAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA APLIKASI PENGENALAN WAJAH

UNJUK KERJA METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DENGAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA APLIKASI PENGENALAN WAJAH ISSN : 1693 1173 UNJUK KERJA METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DENGAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA APLIKASI PENGENALAN WAJAH Yustina Retno Wahyu Utami 1), Teguh Susyanto 2). Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TERHADAP PENGENALAN CITRA WAJAH

ANALISIS KOMPONEN UTAMA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TERHADAP PENGENALAN CITRA WAJAH Volume 9 No.1 Januari 2017 ISSN : 2085 1669 e-issn : 2460 0288 Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek Email : jurnalteknologi@umj.ac.id U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

Lebih terperinci

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN ADAPTIVE RESONANCE THEORY DAN FILTER GABOR FINGERPRINT RECOGNITION ALGORITHM USING ADAPTIVE RESONANCE THEORY AND GABOR FILTER

Lebih terperinci

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut:

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan berbagai landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini dan menguraikan hasil studi literatur yang telah dilakukan penulis. Bab ini terbagi

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS Kartika Gunadi Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Petra e-mail: kgunadi@peter.petra.ac.id,

Lebih terperinci

REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI ABSTRAK

REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI ABSTRAK REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI Disusun oleh : Natalio Andor Pangihutan Sihite (1022052) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION YANG MENGGUNAKAN HISTOGRAM REMAPPING DENGAN DISTRIBUSI NON-UNIFORM

PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION YANG MENGGUNAKAN HISTOGRAM REMAPPING DENGAN DISTRIBUSI NON-UNIFORM PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION YANG MENGGUNAKAN HISTOGRAM REMAPPING DENGAN DISTRIBUSI NON-UNIFORM Budi Nugroho 1, Febriliyan Samopa 2 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA)

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA) 46 Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA) Iwan Setiawan setiawanise@yahoo.com, Welly Iskand welly.iskand@gmail.com, Fauzi Nur Iman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer sekarang sangat pesat, ini ditandai dengan hampir semua pengolahan data dan informasi telah dilakukan dengan komputer. Hal ini diakibatkan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN Herfina 1) 1) Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Ciheuleut Bogora email : herfinario@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat

Lebih terperinci

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Amalfi Yusri Darusman Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17023@students.if.itb.a.c.id

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS Widyawan Tarigan NRP : 0222062 email : widyawan_tarigan@yahoo.com ABSTRAK Pada sistem pengenalan wajah, merancang deskriptor

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA

FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA Edy Winarno¹, Agus Harjoko² ¹ Program Studi Teknik Informatika FTI Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Face recognition masih menjadi area yang diteliti secara luas dalam bidang ilmu komputer. Untuk mengenali wajah dalam pencahayaan yang baik dan arah yang tetap tanpa

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA Felix Hantoro Tan, Leonardus Indra Laksmana, Marcos H, Widodo Budiharto Universitas Bina Nusantara Jl. K H. Syahdan No. 9, Kelurahan

Lebih terperinci

Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA. Shorea Leaves Identification using KNN with 2DPCA Feature Extraction

Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA. Shorea Leaves Identification using KNN with 2DPCA Feature Extraction Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 3 Nomor 1 halaman 19-27 ISSN: 2089-6026 Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA Shorea Leaves Identification

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL 1 SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (Human Face Detection System on Digital Images) Setyo Nugroho 1, Agus Harjoko 2 Program Studi Ilmu Komputer Program Pascasarjana Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy

Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy Benny Afandi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya b2nafandi@gmail.com Sahmanbanta Sinulingga

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan dalam tugas akhir ini. Kesimpulan dan saran juga diambil berdasarkan hasil uji coba

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA Teuku Reza Auliandra Isma Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: reza.auliandra@gmail.com

Lebih terperinci

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) Kurnia Novita Mutu (0722029) Jurusan Teknik Elektro email: mutunia@gmail.com ABSTRAK Perkembangan biometrik pada

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS Rudy Hova / 0222165 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia Email : rudy_hova@yahoo.com

Lebih terperinci

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Terdapat banyak jenis pola: Pola visual Pola temporal Pola logikal Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Statistik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci