BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan terhadap metode Independent Component Analysis (ICA) dan Principal Component Analysis (PCA). Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengtahui performa pengenalan dari metode ICA. Selain itu dalam penelitian ini juga akan dilakukan eksperimen untuk melihat perbandingan antara metode ICA dan PCA. Penggunaan metode ICA dan PCA untuk pengenalan wajah sendiri dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu tahap pelatihan dan tahap pengujian. Pada tahap pelatihan dilakukan pre-process terhadap citra pelatihan dan proses pembuatan representasi citra pelatihan oleh metode ICA atau PCA. Tahap berikutnya adalah tahap pengujian. Pada tahap ini selain melakukan pre-process terhadap citra pengujian dan proses pembuatan representasi citra pengujian, juga akan dilakukan proses klasifikasi dengan K-Nearest Neighbor (KNN) sebagai classifier. Distance yang digunakan untuk KNN sendiri dibagi menjadi tiga yaitu euclidean, cityblock, dan cosine. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dalam menguji kemampuan ICA dalam melakukan pengenalan, penelitian ini menggunakan database wajah standar yaitu Ollivety Research Laboratory(ORL) Database of Faces dan Yale Face Database B. Ukuran citra yang digunakan untuk penelitian lebih lanjut dilakukan dengan melakukan eksperimen terhadap 80 citra yang tiap 51

2 52 individunya diwakili oleh 2 citra. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan 80 citra baik untuk pelatihan maupun pengujian. Distance yang digunakan pengujian hanya cosine. Ukuran citra yang diuji adalah 32x32, 60x60, dan 64x64. Dan hasil dari eksperimen adalah: Tabel 4.1 Hasil Eksperimen terhadap Perbedaan Ukuran Citra Ukuran Cosine Berhasil Gagal 32x x x Tabel 4.2 Persentase Keberhasilan Experimen terhadap Perbedaan Ukuran Citra Ukuran Persentase keberhasilan (%) Cosine 32x x x Dari hasil eksperimen tersebut ukuran 60x60 dipilih karena menghasilkan pengenalan yang lebih baik daripada 32x32 dan setara dengan 64x64. Eksperimen pengenalan wajah dengan metode ICA diimplementasikan dengan mengembangkan perangkat lunak dengan pemprograman berbasis

3 prosedural yaitu Matlab. Untuk informasi lebih jelas tentang perangkat lunak yang digunakan pada eksperimen ini dapat dilihat pada lampiran B Pengaruh Citra dengan Perbedaan Pose terhadap Performa Pengenalan Eksperimen ini menggunakan ORL Database. Seluruh data citra wajah berjumlah 400 citra yang terdiri dari 40 individu. Masing-masing individu mempunyai 10 citra dengan pose yang berbeda. 10 citra tersebut dinamai dengan nomor berurut dari 1.pgm hingga 10.pgm Dari 10 citra tersebut akan diambil 5 citra secara random sebagai citra pelatihan dan 5 citra sisanya sebagai pengujian. Citra-citra hasil pengambilan random untuk citra pelatihan adalah 4.pgm, 2.pgm, 3.pgm, 1.pgm dan 7.pgm. Sisanya yaitu 10.pgm, 5.pgm, 6.pgm, 8.pgm dan 9.pgm akan digunakan sebagai citra-citra pengujian. Dalam eksperimen ini perbedaan jumlah individu yang digunakan untuk pelatihan juga dilihat untuk mengetahui pengaruh dari jumlah database yang digunakan untuk pelatihan. Pada umumnya semakin banyak jumlah individu yang digunakan akan menurunkan performa. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan 10 Individu (50 citra), 20 individu (100 citra), 30 individu (150 citra), 40 individu (200 citra) untuk pelatihan akan dibandingkan untuk mendapatkan performa ICA. Citra yang berhasil dikenali dengan benar akan dengan ditandai dengan tanda T dan ditandai dengan F apabila tidak dikenali dengan benar. Lalu performa dihitung dengan menggunakan rumus:

4 54 Keterangan: T : Citra yang berhasil dikenali dengan benar N : Jumlah citra pengujian Rincian hasil pengenalan terhadap setiap citra pengujian dapat dilihat pada Lampiran A. Berikut adalah hasil yang didapat dari ekperimen tersebut. Tabel 4.3 Hasil Eksperimen terhadap Perbedaan Pose dan Perbedaan Jumlah Individu yang Digunakan untuk Pelatihan Perbedaan Pose 10 Individu (50 citra) 20 Individu (100 citra) 30 Individu (150 citra) 40 Individu (200 citra) Euclidean Cityblock Cosine Berhasil Gagal Berhasil Gagal Berhasil Gagal Tabel 4.3 menjelaskan jumlah keberhasilan dan kegagalan citra pengujian yang didapat pada eksperimen terhadap perbedaan pose. Selain itu dalam tabel ini juga menjelaskan jumlah keberhasilan dan kegagalan citra pengujian terhadap pengaruh jumlah individu yang digunakan untuk tahap pelatihan. Jumlah individu yang digunakan untuk pelatihan dimulai dari 10, 20, 30, hingga 40 individu yang masing-masing individu memiliki pose yang berbeda.

5 Tabel 4.4 Persentase Keberhasilan terhadap Perbedaan Pose dan Perbedaan Jumlah Individu yang Digunakan untuk Pelatihan 55 Jumlah individu pelatihan 10 Individu (50 citra) 20 Individu (100 citra) 30 Individu (150 citra) 40 Individu (200 citra) Perentase keberhasilan (%) Euclidean Cityblock Cosine Tabel 4.4 menjelaskan perentase keberhasilan citra pengujian yang didapat pada eksperimen terhadap perbedaan pose. Selain itu persentasi keberhasilan jika jumlah individu yang digunakan untuk pelatihan berbeda. Dari table tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang performa yang dihasilkan ICA jika citra wajah yang digunakan memiliki perbedaan pose dan kesimpulan tentang pengaruh jumlah individu untuk pelatihan terhadap performa ICA Pengaruh Citra Noise terhadap Performa Pengenalan Eksperimen ini menggunakan ORL Database. Seluruh data citra wajah berjumlah 400 citra yang terdiri dari 40 individu. Masing-masing individu mempunyai 10 citra dengan posisi sudut yang berbeda. 10 citra tersebut dinamai dengan nomor berurut dari 1.pgm hingga 10.pgm Dari 10 citra tersebut akan diambil 5 citra secara random sebagai citra pelatihan dan 5 citra sisanya sebagai pengujian. Citra-citra hasil pengambilan random untuk citra pelatihan adalah

6 56 4.pgm, 2.pgm, 3.pgm, 1.pgm dan 7.pgm. Sisanya yaitu 10.pgm, 5.pgm, 6.pgm, 8.pgm dan 9.pgm akan digunakan sebagai citra-citra pengujian. Eksperimen ini menggunakan salt and paper noise sebagai noise. Hasil dari pengujian citra noise dengan densitas noise 0.05, 0.15, 0.25, 0.35, 0.45, 0.55 akan dibandingkan untuk mendapatkan performa ICA. Perbedaan untuk masing-masing densitas noise dapat dilihat pada gambar 4.1 D=0.05 D=0.15 D=0.25 D=0.35 D=0.45 D=0.55 Gambar 4.1 Citra Noise dengan Berbagai Densitas Citra yang berhasil dikenali dengan benar akan dengan ditandai dengan tanda T dan ditandai dengan F apabila tidak dikenali dengan benar. Lalu performa dihitung dengan menggunakan rumus: Rincian hasil pengenalan terhadap setiap citra pengujian dapat dilihat pada Lampiran A. Berikut adalah hasil yang didapat dari ekperimen tersebut.

7 57 Tabel 4.5 Hasil Eksperimen Terhadap Berbagai Densitas Citra Noise Densitas Noise citra pengujian Euclidean Cityblock Cosine Berhasil Gagal Berhasil Gagal Berhasil Gagal Densitas Densitas Densitas Densitas Densitas Densitas Tabel 4.5 menjelaskan jumlah keberhasilan dan kegagalan dari 200 citra pengujian yang didapat pada eksperimen terhadap citra noise dengan berbagai densitas. Tabel 4.6 Persentase Keberhasilan Terhadap Berbagai Densitas Citra Noise Densitas Noise citra pengujian Persentasi Keberhasilan (%) Euclidean Cityblock Cosine Densitas Densitas Densitas Densitas Densitas Densitas

8 58 Tabel 4.6 menjelaskan persentase keberhasilan dari 200 citra pengujian yang didapat pada eksperimen terhadap citra noise dengan berbagai densitas. Dari tabel tersebut dapat dihitung performa pengenalan metode ICA terhadap citra noise Pengaruh Citra dengan Berbagai Iluminasi terhadap Performa Pengenalan Eksperimen ini menggunakan Yale Face Database B. Seluruh database Yale Face B terdapat 39 individu dengan masing-masing mempunyai 65 citra frontal face dengan koordinat sumber cahaya yang berbeda-beda, yang berarti seluruh citra ada 2535 citra. Namun pada penelitian ini diambil 31 dari 39 individu dikarenakan ada beberapa citra yang mempunyai sedikit kerusakan. Citra yang mempunyai sedikit kerusakan tersebut tersebar dari individu ke-11 hingga ke-18. Untuk menciptakan kondisi pengujian yang baik dan benar maka individu ke-11 hingga ke-18 tidak digunakan. Dari 65 sampel citra untuk masing-masing individu akan diambil 5 citra secara random sebagai pelatihan dan 5 citra sisanya sebagai pengujian. Citracitra hasil pengambilan secaran random untuk citra pelatihan adalah P00A-005E- 10.pgm, P00A-010E+00.pgm, P00A-015E+20.pgm, P00A-035E-20.pgm dan P00A+005E+10.pgm. Sisanya yaitu P00A-020E-10.pgm, P00A-020E+10.pgm, P00A-035E+15.pgm, P00A+000E-35.pgm dan P00A+000E+45.pgm akan digunakan sebagai citra-citra pengujian, sehingga seluruh citra yang akan diuji berjumlah 155 citra.

9 59 Citra yang berhasil dikenali dengan benar akan dengan ditandai dengan tanda T dan ditandai dengan F apabila tidak dikenali dengan benar. Lalu performa dihitung dengan menggunakan rumus: Rincian hasil pengenalan terhadap setiap citra pengujian dapat dilihat pada Lampiran A. Berikut adalah hasil yang didapat dari ekperimen tersebut. Tabel 4.7 Hasil Eksperimen Terhadap Citra Iluminasi Euclidean Cityblock Cosine Berhasil Gagal Berhasil Gagal Berhasil Gagal Citra Iluminasi Tabel 4.7 menjelaskan jumlah keberhasilan dan kegagalan dari 155 citra pengujian yang didapat pada eksperimen terhadap citra iluminasi. Tabel 4.8 Persentase Keberhasilan Terhadap Citra Iluminasi Persentasi Keberhasilan (%) Euclidean Cityblock Cosine Citra Iluminasi Tabel 4.8 menjelaskan persentase keberhasilan dari 155 citra pengujian yang didapat pada eksperimen terhadap citra iluminasi. Dari tabel tersebut dapat dihitung performa pengenalan metode ICA terhadap citra iluminasi.

10 Perbedaan Performa PCA dengan ICA Pada eksperimen ini ORL Database dan Yale Face Database B digunakan untuk mengukur perbedaan performa yang dihasilkan oleh PCA dan ICA dalam melakukan pengenalan wajah. Data citra wajah yg digunakan berjumlah 400 citra yang terdiri dari 40 individu untuk ORL Database dan digunakan 155 citra yang terdiri dari 31 individu untuk Yale Database. Kondisi citra pelatihan yang diambil untuk ORL dan Yale Database sama seperti eksperimen-eksperimen sebelumnya. Citra yang berhasil dikenali dengan benar akan dengan ditandai dengan tanda T dan ditandai dengan F apabila tidak dikenali dengan benar. Lalu performa dihitung dengan menggunakan rumus: Rincian hasil pengenalan terhadap setiap citra pengujian dapat dilihat pada Lampiran A. Berikut adalah performa PCA yang didapat dari ekperimen tersebut. Tabel 4.9 Hasil Eksperimen Terhadap Metoda PCA Euclidean Cityblock Cosine ORL Database (200 citra) Yale Database (155 citra) Berhasil Gagal Berhasil Gagal Berhasil Gagal Tabel 4.9 menjelaskan jumlah keberhasilan dan kegagalan pengenalan dari 200 citra pengujian untuk ORL Database dan 155 citra pengujian untuk Yale

11 61 Database dengan menggunakan metode PCA. Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Keberhassilan Antara ICA dan PCA Persentasi Keberhasilan (%) ORL Database (200 citra) Yale Database (155 citra) Euclidean Cityblock Cosine Euclidean Cityblock Cosine PCA ICA Tabel 4.10 menjelaskan perbandingan persentase keberhasilan pengenalan dari 200 citra pengujian untuk ORL Database dan 155 citra pengujian untuk Yale Database antara metode PCA dan. ICA. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, didapat beberapa hasil yang menarik untuk dibahas. Pertama adalah eksperimen yang dilakukan pada ORL database terhadap jumlah individu yang digunakan sebagai citra pelatihan dan penambahan noise dengan berbagai densitas pada citra pengujian.

12 62 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Jumlah Individu terhadap performa ICA Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa penggunaan jumlah individu sebagai citra pelatihan untuk metode ICA sedikit banyak mempengaruhi performa pengenalan dan memberikan hasil berbeda untuk tiap-tiap distance measure yang digunakan. Untuk euclidean dan cityblock yang memiliki kemiripan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu keduanya menghasilkan performa yang baik saat 10 individu digunakan untuk basis citra pelatihan. Performanya terus meningkat hingga 30 individu namun performanya menurun saat 40 individu digunakan sebagai basis pelatihan. Hasil berbeda ditunjukan oleh cosine dimana mengalami performa yang buruk saat 10 individu namun performanya terus meningkat seiring mengingkatnya jumlah individu.

13 63 Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Citra Noise Performa pengenalan terhadap citra noise juga merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa hasil eksperimen kali ini memiliki kesamaan yaitu pemilihan distance measure menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Untuk euclidean dan cityblock distance mengalami penurunan performa yang cukup signifikan seiring dengan meningkatnya densitas noise dalam citra. Hasil berbeda ditunjukan dari cosine, meskipun mengalami penurunan performa namun penurunan yang dialami oleh cosine tidak terlalu signifikan dan cenderung lebih stabil.

14 64 Gambar 4.4 Grafik Performa Pengenalan Citra Iluminasi Eksperimen performa ICA selain dilakukan terhadap ORL database, juga dilakukan pada Yale database B. Yale database B itu adalah basis citra yang tiap masing-masing citranya memiliki perbedaan iluminasi. Dari eksperimen yang kami lakukan diperoleh hasil bahwa ketiga measure distance menghasilkan performa yang tidak jauh berbeda. ketiganya memberikan performa cukup baik yang berada diatas 90%, namun demikian cityblock distance merupakan distance yang menghasilkan performas tertinggi dengan 99% diikuti euclidean 98% dan cosine 95%.

15 65 Pembahasan yang paling menarik adalah tentang perbandingan performa antara PCA dan ICA. Eksperimen kali ini dilakukan dengan menggunakan ORL database dan Yale database B. Penggunaan distance measure juga digunakan sebagai pertimbangan dalam eksperimen kali ini untuk mengetahui perbedaan performa yang dihasilkan oleh distance measure. Gambar 4.5 Perbandingan Performa Pengenalan Metode PCA dan ICA Dari eksperimen yang dilakukan, hasil performa metode ICA terbukti lebih superior jika dibandingkan dengan metode PCA. Hampir keseluruhan eksperimen menunjukan bahwa ICA menghasilkan performa pengenalan wajah lebih baik. Dan pemilihan distance measure juga menentukan performa pengenalan wajah pada metode PCA. Perbedaan kontras antara metode PCA dan ICA adalah pada cosine, untuk PCA cosine memberikan hasil yang kurang baik namun untuk ICA, cosine justru memeberikan hasil yang baik.

16 Dari eksperimen yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode 66 ICA itu terbukti lebih baik dibandingkan metode PCA. Pemilihan distance measure juga merupakan salah satu faktor yang menentukan performa pengenalan dari kedua metode tersebut. Pemilihan distance measure juga tergantung pada metode apa yang digunakan.misalnya untuk PCA pilihan terbaik jatuh pada cityblock diikuti euclidean dan cosine namun untuk ICA pilihan terbaik justru jatuh cosine diikuti cityblock dan euclidean. Lebih khusus lagi untuk tugas yang berbeda untuk ICA, distance measure memiliki pengaruh berbeda. Misalnya untuk pengaruh penggunaan jumlah individu sebagai basis pelatihan dan noise, cosine menghasilkan performa terbaik. Namun untuk perbedaan iluminasi, cityblock menghasilkan performa terbaik.

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS Ahmad Mushawir 1 ; Ready Prima Rozzaaq 2 ; Sugondo 3 ; Diaz D. Santika 4 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina

Lebih terperinci

Principal Component Analysis

Principal Component Analysis Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Pembimbing: Dr.Ir.Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) Nimas Setya Yaniar 2208.100.616 POSE (posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Penggunaan kolam

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ORTHOGONAL LAPLACIANFACES. Luhur Pribudhi ( )

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ORTHOGONAL LAPLACIANFACES. Luhur Pribudhi ( ) PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ORTHOGONAL LAPLACIANFACES Luhur Pribudhi ( 0522068 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jln. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia Email : luhurpribudi@yahoo.com

Lebih terperinci

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES 1 Uji Kinerja Face Recognition Menggunakan Eigenfaces UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES ABDUL AZIS ABDILLAH 1 1STKIP Surya, Tangerang, Banten, abdillah.azul@gmail.com Abstrak. Pada paper

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR DWI ACHTI NOVIATUR R. 2208100656 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) PIE Problem Representasi Citra

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA) Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA) Erma Rachmawati Jurusan Teknik Elektro- FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Artificial Intelligence Artificial intelligence menurut U.S. National Library of Medicine adalah ilmu dan implementasi teknik dan metode untuk merancang sistem komputer yang dapat

Lebih terperinci

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP) Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP) Oleh: Eko Wahyudi NRP. 2208 100 629 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Hendra Kusuma, M.Eng Latar Belakang ( Permasalahan Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem pengenalan wajah ini yaitu input, proses dan output. Dengan input bahan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pencemaran lingkungan sangat memprihatinkan, hal ini membuat balita sangat rentan terhadap serangan penyakit, terutama penyakit pencernaan. Salah satu penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Face recognition masih menjadi area yang diteliti secara luas dalam bidang ilmu komputer. Untuk mengenali wajah dalam pencahayaan yang baik dan arah yang tetap tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian maupun pembuatan aplikasi mengenai pengenalan karakter / pengenalan pola ataupun yang berhubungan dengan Jaringan Syaraf Tiruan terlebih dengan metode Backpropagation

Lebih terperinci

PENERAPAN PCA DAN K-NN UNTUK MENINGKATKAN NILAI AKURASI PENGENALAN WAJAH

PENERAPAN PCA DAN K-NN UNTUK MENINGKATKAN NILAI AKURASI PENGENALAN WAJAH JURNAL INFORMATIKA HAMZANWADI Vol. 2 No. 1, Mei 2017, hal. 81-90 ISSN: 2527-6069 PENERAPAN PCA DAN K-NN UNTUK MENINGKATKAN NILAI AKURASI PENGENALAN WAJAH Yahya 1, Indra Gunawan 2, Bambang Harianto 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi seperti saat ini, kebutuhan akan informasi dan sistem yang dapat membantu kebutuhan manusia dalam berbagai aspek sangatlah penting.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Artificial Intelligence Artificial intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Support Vector Machines (SVM) Setelah melalui proses training dan testing dengan metode Support Vector Machines (SVM), diperoleh hasil yang tertera

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis kebutuhan dari sistem yang akan digunakan untuk pengujian metode dan kemudian dilanjutkan dengan perancangan sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PCA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) DAN KERNEL PCA DALAM PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI POSE ABSTRAK

PERBANDINGAN PCA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) DAN KERNEL PCA DALAM PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI POSE ABSTRAK PERBANDINGAN PCA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) DAN KERNEL PCA DALAM PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI POSE Fredo Adrian Arliawan Email: fredoadrian@ymail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl.

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Adjacent Pixel Intensity Difference Quantization Histogram Generation Oleh : ANDIK MABRUR 1206 100 716 Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor

Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor Regha Julian Pradhana 1,*, Bambang Hidayat 1, Ratri Dwi Atmaja 1 1 Fakultas Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii. DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR ISI v. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii. DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix ABSTRAK Dalam laporan tugas akhir ini dijelaskan mengenai suatu sistem pengenal identitas manusia dengan menggunakan wajah sebagai pengenalnya, atau yang lebih dikenal dengan Face Recognition. Tujuan dari

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy

Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy Benny Afandi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya b2nafandi@gmail.com Sahmanbanta Sinulingga

Lebih terperinci

Elisabeth Patricia Chandra 1, Astri Novianty 2, Agung Nugroho Jati 3. Abstrak

Elisabeth Patricia Chandra 1, Astri Novianty 2, Agung Nugroho Jati 3. Abstrak IMPLEMENTASI ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS PADA SISTEM KEAMANAN PARKIR BERBASIS RASPBERRY PI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ALGORITHM IMPLEMENTATION IN PARKING SECURITY SYSTEM BASED RASPBERRY PI

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Skripsi Di susun oleh : M. RIDHO MAJIDI (0934010056) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVESITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM V.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi lingkungan perangkat keras (hardware) dan lingkungan perangkat lunak (software) yang digunakan pada

Lebih terperinci

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Fetty Tri Anggraeny, Wahyu J.S Saputra Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA SEGITIGA MASING-MASING SUDUT

BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA SEGITIGA MASING-MASING SUDUT 24 BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA ALGORITMA RATA-RATA PENGENALAN MASING-MASING SUDUT SUDUT FOTO SERTA DENGAN DATA DATA FUZZY RATA-RATA MASING-MASING SEGITIGA MASING-MASING SUDUT

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas tentang pengujian dan analisis sistem. Pada pengujian akan dijelaskan tentang kriteria pengujian serta analisis dari pengujian 4.1. Kriteria Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas langkah-langkah dari implementasi dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang klasifikasi aktivitas menggunakan algoritma k-nearest neighbor

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WAJAH SESEORANG BERDASARKAN CITRA BIBIR MENGGUNAKAN METODE EIGEN FUZZY SET ABSTRAK

IDENTIFIKASI WAJAH SESEORANG BERDASARKAN CITRA BIBIR MENGGUNAKAN METODE EIGEN FUZZY SET ABSTRAK IDENTIFIKASI WAJAH SESEORANG BERDASARKAN CITRA BIBIR MENGGUNAKAN METODE EIGEN FUZZY SET Disusun oleh : Moriska Beslar 0422101 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan penyebab kematian nomor satu di dunia jika tidak ditangani dengan baik. Di Indonesia

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS Widyawan Tarigan NRP : 0222062 email : widyawan_tarigan@yahoo.com ABSTRAK Pada sistem pengenalan wajah, merancang deskriptor

Lebih terperinci

Implementasi Pengenalan Wajah Menggunakan PCA (Principal Component Analysis)

Implementasi Pengenalan Wajah Menggunakan PCA (Principal Component Analysis) IJEIS, Vol.3, No.2, October 2013, pp. 175~184 ISSN: 2088-3714 175 Implementasi Pengenalan Wajah Menggunakan PCA (Principal Component Analysis) Dian Esti Pratiwi* 1, Agus Harjoko 2 1 Program Studi Elektronika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES Ni Wayan Marti Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi digital pada era ini berkembang sangat pesat. Hampir setiap tahun telah ditemukan ataupun dikembangkan sebuah inovasi teknologi baru.

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN (LBP) TEKNIK ENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY ATTERN (LB) Eko Wahyudi, Wirawan dan Hendra Kusuma Jurusan Teknik Elektro- FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kemajuan di bidang pengembangan aplikasi sedang mendapatkan perhatian penting bagi perkembangan teknologi informasi.

Lebih terperinci

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR Ardilla Ayu Dewanti Ridwan, Ivanna K. Timotius, Iwan Setyawan PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA

Lebih terperinci

SKEMA EKSPERIMEN, HASIL EKSPERIMEN, DAN ANALISIS BAB 4 SKEMA EKSPERIMEN, HASIL BAB 4 EKSPERIMEN, DAN ANALISIS

SKEMA EKSPERIMEN, HASIL EKSPERIMEN, DAN ANALISIS BAB 4 SKEMA EKSPERIMEN, HASIL BAB 4 EKSPERIMEN, DAN ANALISIS 46 BAB 4 SKEMA EKSPERIMEN, HASIL BAB 4 EKSPERIMEN, DAN ANALISIS SKEMA EKSPERIMEN, HASIL EKSPERIMEN, DAN ANALISIS Bab ini berisi paparan hasil eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini beserta analisisnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi, Finansial, semakin menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan seiring terus berkembangnya suatu negara. Transaksi, jual, beli, sudah menjadi kata yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari karakteristik biologi yang menjadi keunikan tersendiri pada manusia. Salah satu bagian sistem biometrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai tinjauan studi. Berikut ialah tinjauan empiris yang digunakan:

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN Herfina 1) 1) Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Ciheuleut Bogora email : herfinario@yahoo.com

Lebih terperinci

Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA)

Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Nimas Setya Yaniar Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Ratna Nur Azizah Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANS FORMAS I WAVELET DIS KRIT D AN JARINGAN S ARAF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali objek 3 dimensi. Sistem penglihatan manusia dapat membedakan berbagai macam objek 3 dimensi

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF)

PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF) PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF) Disusun oleh : Alvin Silajaya (0922018) Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka tentang identifikasi iris mata ataupun identifikasi citra digital sudah pernah dilakukan sebelumnya, berikut merupakan tabel perbandingan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS Bab ini tersusun atas penjelasan hasil uji coba terhadap Sistem Pencocokan Dental yang dikembangkan beserta analisis hasil uji coba. Pengujian dan analisis dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi, terutama instansi pendidikan tinggi yang memiliki kegiatan secara rutin setiap harinya selalu mengadakan proses pendidikan dengan cara melakukan tatap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat dibedakan dengan individu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat dibedakan dengan individu yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah Pemeriksaan identitas adalah pemeriksaan jati diri yang dimiliki oleh seseorang yang ia dapat sejak ia lahir, dimana setiap identitas yang dimiliki seseorang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi BAB 4 IMPLEMENTASI Bab ini menuturkan penjelasan mengenai implementasi dari sistem pengujian yang dibangun berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Bab

Lebih terperinci

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS 4.1 Prosedur pengujian Setelah perancangan perangkat lunak dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian pengenalan wajah dan identifikasi. Tujuan dari pengujian ini

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut merupakan spesifikasi sistem yang digunakan penulis untuk membuat dan menjalankan program aplikasi dalam melakukan pengujian metode normalisasi.

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

K NEAREST NEIGHBOR INFORMATION RETRIEVAL (SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI)

K NEAREST NEIGHBOR INFORMATION RETRIEVAL (SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI) K NEAREST NEIGHBOR INFORMATION RETRIEVAL (SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI) Disusun Oleh : Alfian Sukma 081116007 Dian Ramadhan 081211631003 Bagus Puji Santoso 081211631061 Tiara Ratna Sari 081211632014 Ni

Lebih terperinci

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Cucu Suhery #1, Ikhwan Ruslianto *2 # Prodi Sistem Komputer Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA

PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA Bharasaka Krisnandhika 51412445 Dr. Dewi Agushinta

Lebih terperinci

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square PAPER ID : 102 Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square Eko Wahyudi 1), Hendra Kusuma 2), Wirawan 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahapan analisa merupakan tahapan awal dalam perekayasaan perangkat lunak. Pada tahapan ini menjelaskan apa yang dilakukan sistem, siapa yang menggunakannya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Adapun spesifikasi komputer yang digunakan penulis dalam melakukan simulasi pada aplikasi penelitian pengenalan citra wajah dengan variasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan bagian dari ekosistem kota yang perlahan terus berkembang dan memenuhi kebutuhan penduduk agar dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SURF DAN SIFT DALAM SISTEM IDENTIFIKASI TANDA TANGAN A COMPARISON OF SURF AND SIFT METHOD ON SIGNATURE IDENTIFICATION SYSTEM

PERBANDINGAN METODE SURF DAN SIFT DALAM SISTEM IDENTIFIKASI TANDA TANGAN A COMPARISON OF SURF AND SIFT METHOD ON SIGNATURE IDENTIFICATION SYSTEM Abstrak PERBANDINGAN METODE SURF DAN SIFT DALAM SISTEM IDENTIFIASI TANDA TANGAN A COMPARISON OF SURF AND SIFT METHOD ON SIGNATURE IDENTIFICATION SYSTEM Felix Pidha Hilman Prodi S1 Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer pada dewasa ini telah mengalami kemajuan, termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer dapat melihat dan

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini. 1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1810

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1810 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1810 SISTEM IDENTIFIKASI IRIS MATA DENGAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBOR IDENTIFICATION

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI Disusun oleh : Regina Vania Cahyadi (1122003) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan wajah (face recognition) merupakan salah satu teknologi biometric yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aplikasi, seperti keamanan, verifikasi (pembuktian)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DTCWT DAN NMF PADA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EUCLIDEAN DISTANCE

PERBANDINGAN DTCWT DAN NMF PADA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EUCLIDEAN DISTANCE PERBANDINGAN DTCWT DAN NMF PADA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EUCLIDEAN DISTANCE David; Ferdinand Ariandy Luwinda Computer Science Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diciptakan dengan bentuk fisik dan rupa yang berbeda sehingga manusia tersebut dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pada teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 BAB PENDAHULUAN

BAB 1 BAB PENDAHULUAN 1 BAB 1 BAB PENDAHULUAN 1 Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian yang dilakukan pada tugas akhir, permasalahan yang diteliti, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISIS dan RANCANGAN. eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses

BAB 3. ANALISIS dan RANCANGAN. eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses BAB 3 ANALISIS dan RANCANGAN 3.1 Analisa metode Secara garis besar, tahap pada pengenalan wajah dengan metode eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses yang dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE Agus Budi Dharmawan 1), Lina 2) 1), 2) Teknik Informatika FTI - UNTARJakarta Jl S. Parman No.1, Jakarta 11440

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, antrean (queing) merupakan hal yang sering sekali kita jumpai, misalnya ketika membeli karcis, membayar tol, menaiki kendaraan

Lebih terperinci

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Resmana Lim 1,2), Marcel J.T. Reinders 1) dan Thiang 2) 1) Information and Communication Theory Group Faculty of Information Technology

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Citra wajah manusia, Principal Component Analysis (PCA), Eigenfaces, Euclidean Distance. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci: Citra wajah manusia, Principal Component Analysis (PCA), Eigenfaces, Euclidean Distance. ABSTRACT 16 Dielektrika, ISSN 2086-9487 Vol. 1, No. 1 : 16-23 Pebruai, 2014 EKSTRAKSI CIRI WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH [Feature Extraction

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI CACAT PADA KAYU MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET TRANSFORM

IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI CACAT PADA KAYU MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET TRANSFORM IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI CACAT PADA KAYU MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET TRANSFORM IMPLEMENTATION OF WOOD DEFECT DETECTOR SYSTEM BY USING GABOR WAVELET TRANSFORM METHOD Muhammad Panji Kusuma Praja

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR 1 Fandiansyah, 2 Jayanti Yusmah Sari, 3 Ika Purwanti Ningrum Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI

PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis cluster adalah pengorganisasian kumpulan pola ke dalam cluster (kelompok-kelompok) berdasar atas kesamaannya. Pola-pola dalam suatu cluster akan memiliki kesamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Artificial Intelligence Artificial Intelligence adalah studi tentang bagaimana komputer melakukan sesuatu dimana saat itu orang melakukannya lebih baik. (Rich dan Knight, 1991).

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN Rivaldi MHS *), Ajub Ajulian Zahra, Imam Santoso, and

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Pengenalan ekspresi wajah adalah salah satu bentuk representasi kecerdasan manusia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi emosi seseorang. Hal inilah yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Perkembangan Teknologi Pengolahan Citra

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Perkembangan Teknologi Pengolahan Citra BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Teknologi Pengolahan Citra Teknologi pengolahan citra sekarang ini sudah semakin berkembang, hal tersebut ditandai dengan mulai banyaknya aplikasi-aplikasi yang menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pengenalan manusia secara otomatis menggunakan mesin merupakan masalah yang menantang dan telah menjadi banyak perhatian selama beberapa tahun terakhir. (Jawad, Syed, dan Farrukh,

Lebih terperinci