BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 1. Dasar Hukum dan Tugas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang terbentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005, adalah unsur pelaksana pemerintah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden untuk menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan di bidang perekonomian; b. sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian; c. pengendalian penyelenggaraan kebijakan, sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b; d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; e. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; f. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden; dan g. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. 20

2 21 2. Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 40 Tahun 2005, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki struktur organisasi yang tersusun dari unsurunsur tingkat eselon I sebagai berikut: a. Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. b. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan. c. Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan. d. Deputi Bidang Koordinasi Energi, Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan. e. Deputi Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan. f. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. g. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional. h. Staf Ahli. i. Inspektorat. B. Gambaran Umum Laporan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2009 Laporan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan salah satu laporan keuangan pemerintah di tingkat kementerian. Laporan Keuangan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang wajib disampaikan

3 22 kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai yang tercantum pada PP No. 24 Tahun Semua kementerian dan lembaga tinggi negara diwajibkan membuat laporan keuangan.serupa. Laporan keuangan pemerintah pusat disusun secara berjenjang, dimulai dari tingkat paling bawah atau unit akuntansi yang paling kecil kemudian digabungkan di unit akuntansi paling atas. Tingkatan unit akuntansi pemerintah pusat yang paling kecil adalah Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) atau disebut juga tingkat Satuan Kerja. Di atasnya adalah Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran (UAPPA) Wilayah atau Eselon I jika tidak terdapat unit di daerah. Kemudian tingkat paling atas adalah Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) atau tingkat Kementerian. Meskipun terdiri dari beberapa unit eselon I, dalam hal pelaksanaan anggaran seluruh unit pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dianggap sebagai satu UAPA dengan kode Bagian Anggaran 035, yang terdiri dari satu UAPPA Eselon I, dengan nama Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan kode eselon I 01 dan yang membawahi satu UAKPA dengan nama Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan kode satuan kerja Dengan begitu, laporan keuangan yang disusun untuk tingkat Kementerian sama dengan laporan keuangan untuk tingkat Eselon I maupun tingkat Satuan Kerja. Laporan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian disusun secara bersama-sama oleh Bagian Keuangan sebagai pengelola Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, Bagian Perlengkapan dan Rumah

4 23 Tangga sebagai pemegang Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) serta Inspektorat sebagai unit pengendalian internal dan pereviu Laporan Keuangan. Penyusunan laporan keuangan dikoordinasikan dan dkompilasikan oleh Bagian Keuangan terutama Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Laporan Keuangan BA 035 telah selesai diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) dengan ditandatanganinya Berita Acara Kesepakatan Tiga Pihak (Kementerian, Kementerian Keuangan, BPK- RI) pada tanggal 14 April Hasil audit kedua Laporan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menghasilkan opini Wajar Tanpa Pengecualian atau opini tertinggi atas tingkat kewajaran yang bisa diberikan kepada Laporan Keuangan pemerintah. Satu hal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Berbasis Akrual, BPK dan Kementerian Keuangan secara konsensus dan tidak tertulis memberikan kelonggaran kepada Kementerian auditan dengan tidak menjadikan Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Berbasis Akrual sebagai salah satu dasar pemeberian opini pada Laporan Keuangan TA Sebagai peraturan yang baru beberapa minggu dikeluarkan sebelum penyusunan Laporan Keuangan Tahunan, dan masih kurangnya pelatihan dan sosialisasi dari Kementerian Keuangan, kebijakan ini dianggap tepat dan meringankan bagi seluruh Kementerian/Lembaga Tinggi Negara.

5 24 Ringkasan Laporan Keuangan Bagian Anggaran 035 Tahun Anggaran 2009 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berupa Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Laporan Realisasi Anggaran (Bersih) Komparatif BA 035 Uraian Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2009 Tahun Anggaran 2008 Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Jumlah Pendapatan Belanja Rupiah Murni Belanja Pinjaman Luar Negeri Belanja Rupiah Pendamping Jumlah Belanja (Sumber: LK Kemenko Perekonomian, 2009) Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2009 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja, selama periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp Realisasi Belanja pada TA 2009 adalah sebesar Rp merupakan realisasi belanja bersih (setelah dikurangi pengembalian belanja). Realisasi Pendapatan dan Belanja yang disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran adalah realisasi berbasis kas. Sedangkan ringkasan Neraca per 31 Desember 2009 berikut perbandingannya dengan per 31 Desember 2008 dapat disajikan sebagai berikut:

6 25 Tabel 3.2. Neraca Komparatif BA 035 Tahun Anggaran ASET LANCAR Uraian ASET Jumlah Dalam Rupiah Per 31 Desember 2009 Per 31 Desember 2008 Persen Kenaikan/ (Penurunan) Bagian Lancar Tagihan Tuntutan (6,10) Persediaan (1,91) JUMLAH ASET LANCAR (2,13) ASET TETAP Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Aset Tetap Lainnya ,99 JUMLAH ASET TETAP / ,35 ASET LAINNYA Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (84,50) Aset Lain-Lain (100) JUMLAH ASET LAINNYA (87,37) JUMLAH ASET ,30 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang kepada Pihak Ketiga JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Cadangan Piutang (6,10) Cadangan Persediaan (1,91) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang (100) JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR (7,82) EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Aset Tetap ,35 Diinvestasikan dalam AsetLainnya ,37 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI ,84 JUMLAH EKUITAS DANA ,02 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (Sumber: LK Kemenko Perekonomian, 2009) ,30

7 26 Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember Jumlah Aset sama dengan jumlah Kewajiban ditambah dengan Ekuitas Dana. Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima oleh atau dikeluarkan dari KUN. C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif yaitu dengan membandingkan pelaksanaan dengan ketentuan yang berlaku, dan dengan metode penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan fakta dan sifat-sifat dan operasi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk pemecahan masalah atas penerapan akuntansi berbasis akrual terutama untuk penyajian informasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah. Penelitian ini tidak menerangkan hubungan atau pengaruh (korelasi) dengan suatu variabel lainnya, dan juga tidak untuk menguji hipotesis. D. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain: 1. Studi Lapangan/Observasi Yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan mengetahui permasalahan

8 27 yang terjadi melalui wawancara dan mempelajari dokumen-dokumen terkait untuk mengevaluasinya berdasarkan kriteria yang ada. 2. Studi Kepustakaan Yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang relevan dari berbagai sumber tentang pelaksanaan pelaporan keuangan pemerintah, buku-buku ilmiah dan sumber tertulis lainnya yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan objek penulisan. Metode penelitian kepustakaan dilakukan guna memperoleh pemahaman mengenai konsep dan landasan teori yang akan digunakan untuk mengkaji objek penelitian. E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah: Penyajian informasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah secara akrual merupakan pengungkapan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran negara ketika penerimaan atau pengeluaran tersebut sudah dapat diakui dan diukur keberadaanya. F. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan ketentuan yang ada dan menjelaskan karakteristik suatu kondisi yang dapat digunakan sebagai dasar pemecahan masalah.