TUGAS PENGANTAR FILOLOGI Oleh. SUHERLAN No. Pokok: JURUSAN SASTRA DAERAH (SUNDA) FAKULTAS SASTRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS PENGANTAR FILOLOGI Oleh. SUHERLAN No. Pokok: JURUSAN SASTRA DAERAH (SUNDA) FAKULTAS SASTRA"

Transkripsi

1 TUGAS PENGANTAR FILOLOGI Oleh SUHERLAN No. Pokok: JURUSAN SASTRA DAERAH (SUNDA) FAKULTAS SASTRA Resensi Pengantar Filologi Bab III 1. Judul Resensi Resensi Pengantar Filologi Bab III 2. Data Buku Judul Buku : FILOLOGI (Teori, Sejarah, Metode, dan Penerapannya) Pengarang : Elis Suryani N.S Cetakan : Kedelapan, Juni 2011 Tebal : vii halaman 3. Periodisasi Filologi Uraian mengenai periodisasi filologi pada dasarnya berkisar pada masalah perkembangan filologi secara kronologis. Dalam hal ini menyangkut pula bagaimana proses prjalanan filologi dalam setiap kurun waktu tertentu semenjak kemunculan yang diketahui paling awal di wilayah-wilayah tertentu dan tercatat dalam kalangan dunia dalam ilmu ilmu pengetahuan. Permulaan Tumbuhnya Filologi Berbicara masalah kegiatan filologi pada masa awal pertumbuhan, tidak hanya berarti hanya berkisar pada saat pertama kali filologi itu muncul dan dikenal lalu sampai disitu, tetapi mencakup proses sebuah perjalanannya hingga tumbuuhnya sebuah pandanga baru di bidang filologi terebut. Secara garis besar dapat dipatokan waktu untuk masa prtumbuhannya filologi itu sejak abad ke-3 SM hingga menjelang abad pertengahan.

2 Di dunia Barat pada masa awal kegiatan filologi berlangsung pada abad ke-3 SM, yang berada di kota iskandariyah di wilayah negara Mesir Namun pada saat itu berada di bawah kekuasaan kerajaan Yunani. Pada tahun 326 SM Iskandar Zulkarnain sebagai raja Yunani menyerbu pantai Utara benua Afrikas sampai lembah sungai Sindhu hingga akhir hayatnya pada tahun 325 SM. Dengan demikian hubungan antara Barat dan Timur mulai terjalin. 3.2 Filologi Abad Pertengahan Abad pertengahan berlangsung kira-kira sekitar abad ke-10 sampai menjelang jaman Renaisans, yaitu sekitar abad ke-15. Dalam abad pertengahan ini kegiatan filologi yang semula terpusat kepada naskah naskah yunani tampak mengalami stagnas, bahkan mengalami kemunduran. Pada abad pertengahan, berkembang sistem Skolastik, yakni sebuah cara mempelajari ilmu yang diperoleh di biara-biara melalui rapat-rapat alim ulama dan di sekolah-sekolah dalam istana, terutama ilmu tentang ates liberalis. Pada abad ke-13 di dukung oleh universitas-universitas, diantaranya adalah didirikan di kota Paris dengan nama Kota Athena Dalam Abad Pertengahan. 3.3 Filologi Zaman Renaisans dan Humanisme Istilah Renaisans ada hubungannya dengan kata renaitre yang berarti lahir kembali zaman kuno Yunani dan Romawi yang meliputi bidang kebudayaan, filsafat, sastra, dan sebagainya. Pada zaman Renaisans keiatan filologi terhadap teks-teks naskah lama bangkit kembali setelah berabad-abad terabaikan. Metodi kajiannya tetap berpijak terhadap kritik teks, seperti yang dirintis leh para ahli dari itali, yaitu Lavato Lovati ( ), Lorensi Vallo ( ), dan Angelo Poliziano ( ). Pada abad ke-17, kegiatan telaah teks klasik Arab dan Perth di Eropa telah dipandang mantap, terutama di Crambridge dan Oxford. Mimbar kuliah bahasa Arab dibuka dengan tenaga pengajar kenamaan seperti Thomas Adams, Archbishop, Laud, Edward Pococke, dan Abrahams Wheelock. Pada waktu itu selain naskah Arab dan Persia, ditelaah pula naskah Tuki, Ibrani, dan Siria. Karya-karya tersebut banyak dipelajari di Inggris, seperti cerita seribu satu malam, Syair-Syair Sufy, Syair-Syair Umar Khayyam yang diterjemahkan kedalam bahasa eropa.

3 3.4 Filologi Abad-18 Kegiatan filologi abada ke-17 sebagai akhir masa atau kurun abad renaisans, yang antara lain banyak dimanfaatkan oleh para ahli bahasa dilanjutkan pada abad ke-18. Didalam abad ke-18 itu, antara lain tampil seorang sarjana bernama G.W. Leibnitz ( ) yang dianggap paling ulung, yang memiliki kepandaian dalam pelbagai lapangan, misalnya dalam ilmu hukum, filsafat, dan ilmu pasti, termasuk pada bilangan bahasa. Karanya dalam bidang bahasa yang terbit tahun 1710 yang diberi judul Uraian ringkas tentang renungan-renungan mengenai asal mula bahasa-bahasa terutama menilik pada petunjuk-petunjuk dan bahasa, Leibnitz mencoba menguraikan kekerabatan sebagian besar bahasa-bahasa Eropa dan Asia. Ia membedakan bahasa-bahasa Semit yang dimasukan ke dalam bagian Selatan dan bahasabahasa Indogerman yang diamasukan ke dalam bagian Utara. Meskipun mengelompokan selanjutnya dan Leibnitz itu tidak benar semua, tetapi upaya tersebut secara keseluruhan merupakan kemajuan besar dalam pandangan tentang kekeluargaan bahasa yang sejak Scaliger (1610) diingkari itu. Dalam abad ke-18, memang orang belum mampu membedakan kinship kekeluargaan dengan loan peminjaman. Sayang sekali bahwa para sarjana pada waktu itu umumnya masih berusaha untuk menerangkan segala peristiwa kebahasaan dengan mengarahkanya kepada bahasa Ibrani, walaupun Leibnitz sangat menentang sikap itu dan menganjurkan untuk mengumpulkan data-data bahasa sebanyak-bayaknya sebelum memutuskan sebuah kesimpulan. Pada akhi abad ke-18 di Paris, didirikan pusat studi kebudayaan ketimuran oleh silvester de sacey bernama ecole des langues orientales vivarttes. Ditempat itu, banyak dipelajari naskah-naskah dari timur tengah oleh para ahli dari eropa terkemuka dan terbitlah karangan-karangan bermutu mengenai karya penulis kawasan timur tengah, seperti etienne, de slane dan sacy. Etienne quatremere adalah penanggung jawab manuskrip oriental di Paris, dan telah menerjemahkan tarikh almamalik karya al-makrizi serta mukqqdimah karya ibnu khaldun kedalam bahasa Perancis. Dislane, penyusun katalogus naskah-naskah arab di bibiliotheuqe nationale de paris dan berhasil menerjemahkan diwanimru u 1-qais kedalam bahasa perancis. Sedangkan sacey dipandang sebagai bapak orientalis di eropa, karena dari ecole des langues orientales vivantes lahir banyak orientalis eropa yang menghasilkan sejumlah karya dalam bidang telaah naskah timur tengah secara umum. Keseluruhan abad ke-18 yaitu ( ) hasil kegiatanfilologi lebih banyak dimanfaatkan dalam bidang penelitian bahasa (linguistik) dalam upaya menerjemahkan teksteks naskah lama. Dalam aba ke-18 pengetahuan bahsa asing bertambah meningkat berkat kegiatan diruang bidang pernaskahan disegenap pebjuru dunia dan juga berkat humanisme

4 yang menyebabkan banyaknya terjemahan kitab injil kedalam pelbagai bahasa. Salah satu sifat khas abad ini ialah terselenggaranya pengumpulan bahasa-bahasa secara POLIGLOTIS, antara lain susunan P.S. Pallas yang mendapat dukungan moral ratu rusia, Kathanina II berupa daptar sebanyak 272 kata bahasa Rusia, Asia, dan Amerika. Sedangkan susunan lorenzo herpasy panduro membeikan ikhtisar tata bahasa dari 300 bahas diantaranya 40 bahasa Indian dan kegiatan fiilologi pada abad ke-18, yang terjadi dikawasan asia pada dasarnya masih merupakan rentetan kegiatan dari kawasan eropa. 3.5 Filologi Abad-19 Abad ke-19 pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Abad sebelumnya, tetapi bagi bangsa eropa selalu diangggap sebagai satu babakan baru lagi, terutama dalam lapangan linguitik sebagaimana diawali oleh Johann G. H. Yang mengobarkan semangat untuk mengumpulkan serta mempelajari bahsa-bahasa asing dengan kesuastraannya sebanyakbanyaknya. Abad ini diwarnai dengan gerakan romantisisme, yang sebenarnya merupakan reaksi terhadap rasionalisme dalam abad ke18 yang dipeopori oleh Poltaire itu. Warisan dari abad ke 18 memberikan sedut pandang yang sangat bermandaar pada salah satu tradisi kebudayaan saja, melainkan penanganan naskah-naskah dari bidang filologi berupaya menghimpun sebanyak-nbanyaknya dari berbagai penjuru budaya dunia. Pandangan baru dalam penyelidikan bahsa seperti itu kibat dari bahasa sansekerta, yang waktu itu menjadi terkenal dikalangan sarjana-sarjana eropa. Pada awal abad ke-19 dikenal bernama alexander hamilton (Inggris) dan Frederich Schiegel (Jerman) yang dipandang sebagai ahli yang memajukan studi naskah-naskah sansekerta dikawasan eropa 3.6 Filologi Abad Dua Puluh Pekembangan filologi dalam kurun waktu abad ke- dua puluh ini erat hubungannya dengan aliran yang meliputi seluruh pandangan ilmu pengetahhuan. Selama masa tersebut orang tidak lagi mengutamakan pandaangan analitis tetapi lebih cenderung kepada pandangan atas dasar sintetis. Dalam abad ke-20 ini muncul bentuk terbitan ulang dari naskah yang pernah disunting sebelumnya, dengan maksud untuk menyempurnakan garapan sebelumnya, yang diantaranya:

5 1) Sebuah primbon jawa dan abad ke-16 pertama kali dikerjakan oleh Gunning (1881) metode diplomatik kemudian pada ahun 1921 disunting lagi oleh H. Kreamer yang diberi judul Ben Javansech Primbon with De Zesteinde Eeuw. 2) Naskah sunan bonang yang pada tahun 1916 disunting oleh B.J.O schrieke dengan judul Het Boek Van Bonang. 3) Naskah wirataparwa yang pada tahun 1896 diterbitkan oleh juyboll dan pada tahun Umumnya telah dimaklumi bahwa sejak masa prtumbuhannya filologi erat sekali dengan bahasa sebagai alat untuk menyelami serta memepelajari kebudayaan suatu bangsa. Secara periodik perkembangan filologi yang disajikan di sini didasarkan atas adanya sebuah gagasan atau konsep baru yang memberi satu corak yang khas setiap periodenya: Masa permulaan timbulnya filologi, sebutan ahli filologi diopulerkan prtama kalinya oleh Erastothenes, dan merosotnya kebudayaan hellenisme pada abad ke-4 Masa filologi pada abad pertengahan ditandai dengan munculnya konsep skolastik. Filologi masa resainsans ditandai oleh adanya gerakan yang membangkitkan reformasi agama katholik. Filologi pada abad ke-19, diwarnai oleh sikap romantisme sebagai reaksi kepada rasionalisme. Filologi pada abad ke-20 dipengaruhi oleh pandangan yang bersifat sintesis.

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang PENGANTAR FILOLOGI PENGERTIAN FILOLOGI Filologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani philologia. Philologia berasal dari dua kata, yaitu philos yang berarti teman dan logos yang berarti pembicaraan

Lebih terperinci

SAJARAH KAMEKARAN FILOLOGI

SAJARAH KAMEKARAN FILOLOGI SAJARAH KAMEKARAN FILOLOGI 1. Filologi di Eropa Daratan - kerajaan Yunani: kota Iskandariyah (benua Afrika) - dimimitian ku bangsa Yunani dina abad ka-3 SM, maca naskah-naskah nu ditulis dina abad ka-8

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

MERANCANG PENELITIAN NASKAH MERANCANG PENELITIAN NASKAH Oleh Zayadi Hamzah STAIN CURUP filologi Filologi berbicara mengenai bagaimana sebuah naskah kuno yang bernilai atau mempunyai makna besar bagi kehidupan manusia itu dikaji dengan

Lebih terperinci

METODE EDISI: STEMMA

METODE EDISI: STEMMA METODE EDISI: STEMMA Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan Indonesia Objek

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami sejarah perkembangan ilmu politik Mahasiswa menganalisa perkembangan ilmu politik SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK Dapat kita kaji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

Renaissance. Encep Supriatna

Renaissance. Encep Supriatna Renaissance Encep Supriatna Pengertian Lahir kembali budaya Yunani-Romawi kuno Enligtenment menjunjung tinggi reason, Metode Ilmiah,dan Kemampuan Manusia untuk menyempurnakan dirinya dan masyarakat sekitarnya.

Lebih terperinci

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA SEJARAH HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-2 FH Unsri URGENSI SEJARAH HAM Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan. 1. Definisi Sejarah 2. Maksud dan Tujuan 3. Ahli Sejarah dan Sejarawan

SILABUS MATA KULIAH. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan. 1. Definisi Sejarah 2. Maksud dan Tujuan 3. Ahli Sejarah dan Sejarawan SILABUS MATA KULIAH Fakultas : Ilmu Keolahragaan Program Studi : PJKR/IKORA/PKO Nama Mata Kuliah : SEJARAH OLAHRAGA Kode Mata Kuliah : IKF 202 Jumlah : 2 (dua) (Teori) Semester : Gasal Dosen : Rumpis Agus

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER FILSAFAT BARAT PRA MODERN (FIF 120/2 SKS) Pengampu : Drs. Armaidy Armawi, M.Si. FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA JOGJAKARTA BUKU RENCANA PROGRAM

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia untuk menyampaikan gagasan atau pikiran, dan ide- idenya dengan maksud ingin mengutarakannya kepada

Lebih terperinci

MANFAAT STUDI FILOLOGI

MANFAAT STUDI FILOLOGI MANFAAT STUDI FILOLOGI Manfaat Studi Filologi Manfaat studi filologi dibagi menjadi dua, yaitu manfaat umum dan manfaat khusus. Mengetahui unsur-unsur kebudayaan masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan kertas atau buku tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

TIGA GELOMBANG ALVIN TOFFLER

TIGA GELOMBANG ALVIN TOFFLER c Demokrasi Lewat Bacaan d TIGA GELOMBANG ALVIN TOFFLER Oleh Nurcholish Madjid Pembicaraan tentang perubahan nilai yang timbul akhir-akhir ini biasanya dikaitkan dengan antisipasi tentang apa yang sekiranya

Lebih terperinci

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV 1 Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV Oleh: Nurcahya K 4401033 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak runtuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M,

Lebih terperinci

MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA

MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERTEMUAN I Pengantar dan Orientasi Kelas Introductions

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si ... Universitas tertua di dunia adalah Universitas Karaouin, didirikan seorang muslimah di Fez, Maroko pada 859

Lebih terperinci

MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA

MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI PERTEMUAN I Pengantar dan Orientasi Kelas Introductions / Perkenalan Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato,

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang dituangkan dalam bentuk bahasa dan dilukiskan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda Teori Filologi iii TEORI FILOLOGI oleh Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Hak cipta dilindungi undang-undang 2017 Penyunting Azizatur

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Moch. Sobandi Gurniwan Kamil Pasya/0971 : Perkembangan Geografi 1. Geografi Klasik Geografi Pada Masa Kejayaan Islam : 1 dan 2 1. Tujuan Pembelajaran Umum : Memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahagialah kita bangsa Indonesia, bahwa hampir di setiap daerah di seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian karya

Lebih terperinci

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI (ERA KOMUNIKASI TULISAN)

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI (ERA KOMUNIKASI TULISAN) Pertemuan 2 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN (ERA KOMUNIKASI TULISAN) DESKRIPSI Pokok bahasan membahas perkembangan teknologi pada era komunikasi tulisan. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB II PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD) Sedangkan menurut Jacob, sebagaimana dikutip oleh Sofia Mansoor

BAB II PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD) Sedangkan menurut Jacob, sebagaimana dikutip oleh Sofia Mansoor BAB II PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD) 2.1 Pengertian Penerbitan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91) Penerbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku,

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara teoretis kita dapat melakukan berbagai macam bandingan, di antaranya (a) bandingan intratekstual, seperti studi filologi, yang menitikberatkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teori sastra. Perkembangan kritik sastra akan menjadi catatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teori sastra. Perkembangan kritik sastra akan menjadi catatan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kritik sastra berhubungan erat dengan sejarah sastra dan juga perkembangan teori sastra. Perkembangan kritik sastra akan menjadi catatan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa puing bangunan besar, semarak tapi belum cukup. Gambaran pikiran dan perasaan tersebut dapat dipahami lewat dokumen tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 29 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05 MODUL PERKULIAHAN Filsafat Barat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 MK61003 Arie Suciyana S., M.Si Abstract Sejarah Filsafat Barat; Filsafat Yunani; Filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan sebuah penelitian, metode sangat dibutuhkan dalam proses sebuah penelitian. Metode yang digunakan oleh seorang peneliti harus sesuai dengan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Studi penelitian tentang pemikiran Niccolò Machiavelli merupakan sebuah studi yang selalu menarik untuk dikaji karena karya-karyanya memberikan kontribusi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peninggalan tradisi masyarakat Sunda merupakan sumber kebudayaan yang sangat kaya. Kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Sunda sangat beragam, baik dari

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

OLEH ENCEP SUPRIATNA

OLEH ENCEP SUPRIATNA TRADISI INTELEKTUAL BANGSA YUNANI-ROMAWI OLEH ENCEP SUPRIATNA FAKTOR PENDORONG: FAKTOR GEOGRAFIS; SEMENANJUNG YUNANI YANG BERBUKIT-BUKIT, LAHAN SEMPIT, REKATIF SUBUR, BERPINDAH-----PINDAH PELAUT/MARITIM

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki latar belakang budaya tinggi yang tertulis dalam karya sastra. Kekayaan yang dimiliki Indonesia sangat beragam, di antaranya berupa karya

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.unri.ac.id FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Definisi Etika TAJUK 4 : ETIKA ISLAM DALAM SAINS & TEKNOLOGI. Etika Islam Dalam Sains & Teknologi

Definisi Etika TAJUK 4 : ETIKA ISLAM DALAM SAINS & TEKNOLOGI. Etika Islam Dalam Sains & Teknologi TAJUK 4 : ETIKA ISLAM DALAM SAINS & TEKNOLOGI Etika Islam Dalam Sains & Teknologi 4.1 Pengenalan Etika Maksud Etika Asas Etika Islam 4.2 Kepentingan Etika Islam Dalam Sains dan Teknologi Kepentingan Etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan, hal-hal yang dibahas adalah mengenai latar belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang ada, pertanyaan penelitian dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu bentuk tentang cara- cara penyelenggaraan kekuasaan pemerintah berdasarkan asas kedaulatan rakyat. Istilah demokrasi berasal dari dua

Lebih terperinci

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra tidak luput dari pandangan pengarang terhadap kondisi yang terjadi di lingkungannya, seperti sejarah, budaya, agama, filsafat, politik dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui naskah kuna. Jenis isi dari naskah kuna sangat beragam. Jenis teks tersebut antara lain berisi

Lebih terperinci

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan

Lebih terperinci

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA 8 BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA Resensi atas karya sastra berkaitan erat dengan resepsi sastra. Resensi-resensi karya sastra di surat kabar dapat dijadikan sasaran penelitian resepsi sastra. Dalam bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya aksara Latin pada awal abad ke-20 secara perlahan-lahan menggeser penggunaan aksara Arab-Melayu di Nusantara. Campur tangan bangsa Eropa (Belanda) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN. Tahajudin S, Drs. : Novia Ningsih NIM : Kelompok : D Jurusan : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN. Tahajudin S, Drs. : Novia Ningsih NIM : Kelompok : D Jurusan : Teknik Informatika TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN Tahajudin S, Drs DI SUSUN OLEH : Nama : Novia Ningsih NIM : 11.11.4958 Kelompok : D Jurusan : Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011-2012 1 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia HERMENEUTIKA Dari KPP SAB Beji, 8-12 September 08 HERMENEUTIKA Oleh: Pdt. Drs. Yos Hartono, S.Th. A. Pendahuluan Salah satu pertanyaan penting dalam hermeneutika adalah mengapa kita perlu menafsirkan ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat di Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya. Salah satu budaya yang terdapat dalam masyarakat Jawa adalah budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang mencerminkan kenyataan,

Lebih terperinci

4 Jasa Besar Euclid. 4 Jasa Besar Euclid 19

4 Jasa Besar Euclid. 4 Jasa Besar Euclid 19 4 Jasa Besar Euclid Kota Alexandria (Al-Iskandariya), yang terletak di pantai utara Mesir, dibangun oleh Alexander Agung pada tahun 322 SM, menyaingi kota Athena. Pada tahun 300 SM, Raja Ptolemy I Soter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa karya sastra lama. Nilai-nilai budaya suatu bangsa yang dalam kurun waktu tertentu sangat dapat

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Nama : Awal Nurahmat Deriyanto Nis : 12880 Kelas :XI RPL 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan bimbingan dan pertolongannya sehingga dalam penulisan Makalah ini bisa berjalan

Lebih terperinci

MAJLIS PENGETUA SEKOLAH MALAYSIA (KEDAH)

MAJLIS PENGETUA SEKOLAH MALAYSIA (KEDAH) NAMA :. TINGKATAN :... MAJLIS PENGETUA SEKOLAH MALAYSIA (KEDAH) PROGRAM PEMANTAPAN PRESTASI TINGKATAN 5 MODUL 1 1249/2 SEJARAH Kertas 2 2017 2 ½ jam Dua jam tiga puluh minit JANGAN BUKA KERTAS PEPERIKSAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci