BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. singkat Bank Indonesia, Tinjauan Perusahaan, Tujuan, dan Tugas Bank Indonesia,

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Bank Indonesia akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Bank Indonesia, Tinjauan Perusahaan, Tujuan, dan Tugas Bank Indonesia, Visi, Misi, dan Nilai-nilai strategis Bank Indonesia, Struktur Organisasi, serta Akuntabilitas Bank Indonesia. 1. Sejarah singkat Bank Indonesia Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa, merkantilisme telah berkembang menjadi revolusi industri dan menyebabkan pesatnya kegiatan dagang Eropa. Pada saat itulah muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB). Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia 56

2 57 Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Gagasan pembentukan bank sirkulasi untuk Hindia Belanda dicetuskan menjelang keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr. C.T. Elout ke Hindia Belanda. Kondisi keuangan di Hindia Belanda dianggap telah memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran dalam bentuk lembaga bank. Pada saat yang sama kalangan pengusaha di Batavia, Hindia Belanda, telah mendesak didirikannya lembaga bank guna memenuhi kepentingan bisnis mereka. Meskipun demikian gagasan tersebut baru mulai diwujudkan ketika Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda pada 9 Desember Surat tersebut memberikan wewenang kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu, atau lazim disebut oktroi. Pada tahun 1953 Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. Kemudian pada tahun 1968 Undang-Undang Bank Sentral mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong

3 58 kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Pada tahun 1999 babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Pada tahun 2004 Undang-Undang Bank Indonesia tersebut diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Yang terkahir, pada tahun 2008 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PerPPU) No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan. 2. Status Bank Indonesia Sebagaimana ditetapkan dalam Undang - Undang, Bank Sentral Republik Indonesia merupakan badan hukum yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum. Bank Indonesia sebagai badan hukum publik berwenang menetapkan peraturan hukum pelaksana Undang - Undang yang mengikat seluruh masyarakat luas, sesuai tugas dan wewenangnya. Selain itu, Bank Indonesia sebagai badan hukum perdata yang dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai

4 59 rupiah tersebut mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, dan kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum Pemerintah di bidang perekonomian. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, Bank Indonesia mengemban tiga tugas yang dikenal sebagai Tiga Pilar Bank Indonesia, yaitu: a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan c. Mengatur dan mengawasi Bank. Pelaksanaan ketiga bidang tugas tersebut mempunyai keterkaitan dan karenanya dilakukan secara saling mendukung guna tercapainya tujuan Bank Indonesia secara efektif dan efisien. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara

5 60 lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas - batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Berikut merupakan pembagian terhadap kantor Bank Indonesia yang tersebar di berbagai tempat untuk kelancaran dan kemudahan untuk mewujudkan tugas Bank Indonesia, yaitu: a. Kantor Pusat Bank Indonesia yang terletak di Jl. MH Thamrin No.2, Jakarta Pusat merupakan Kantor Pusat. Dimana semua kegiatan di sektor perbankan, moneter, sistem pembayaran, dan manajemen intern semua dilaksanakan. b. Kantor Bank Indonesia Kantor Bank Indonesia merupakan Kantor Bank Indonesia perwakilan daerahdaerah yang tersebar di seluruh Indonesia. c. Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan merupakan Kantor Perwakilan yang berada diluar negeri. Bank Indonesia memiliki Kantor Perwakilan di empat Negara, yaitu Inggris di London, Amerika Serikat di New York, Singapura, dan Jepang di Tokyo.

6 61 3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 3.1 Visi, Misi, dan Tujun Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas system keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu : 1. Terpeliharanya Kestabilan Moneter 2. Terpeliharanya Stabilitas Sistem Keuangan 3. Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel 4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter. 5. Memelihara SSK : (i) melalui efektifitas pengaturan dan pengawasan bank, surveillance sektor keuangan, dan manajemen krisis serta (ii) mendorong fungsi intermediasi 6. Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran 7. Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem informasi

7 62 8. Memperkuat institusi melalui good governance, efektivitas komunikasi dan kerangka hukum 9. Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank Indonesia Tujuan Bank Indonesia Bank Indonesia selaku Bank Sentral Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan visi dan misi dari Bank Indonesia, yaitu antara lain : a) Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah b) Mewujudkan kebijakan moneter yang berkelanjutan, konsisten, dan transparan c) Mempertimbangka kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian ( keuangan Negara dan perkembangan sector ril ). Karena dalam kapasitasnya sebagai bank sentral tersebut, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan utama, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang Negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain. 3.2 Visi, Misi, dan Tujuan Direktorat Keuangan Interen Visi Direktorat Keuangan Intern Menjadi Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi dan peran Chief Financial Officer (CFO) yang hadnal dan terpercaya.

8 Misi Direktorat Keuangan Interen Mewujudkan Manajemen Keuangan Bank Indonesia yang transparan dan akuntabel dalam rangka mendukung pelaksaan Bank Indonesia Tujuan Direktorat Keuangan Intern Direktorat Keuangan Intern Bank Indonesia merupakan Satuan Kerja yang juga memeiliki tujuan, guna mendukung tercapainya visi dan misi Bank Indonesia. Tujuannya adalah : a) Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat, akuntabel, dan berkesinambungan. b) Tersusunnya rencana dan Laporan Keuangan Bank Indonesia yang tepat waktu dan akuntabel. c) Terkelolanya sumber daya keuangan intern secara efektif dan efisien. d) Mengembangkan metode analisa keuangan dan menyempurnakan ketentuan keuangan intern. e) Meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan dan penyelesaian asset tertentu. f) Meningkatkan efetifitas penerapan prinsip-prinsip Good Governance. g) Memperkuat organisasi dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi dengan dukungan budaya kerja. h) Mengintegrasikan transformasi Bank Indoensia yang jelas dengan arah Bank Indonesia.

9 Gambar 4.1 Struktur Direktorat Keuangan Intern DIREKTORAT KEUANGAN INTERN Biro Pengaturan, Perencanaan, dan Pelaporan Keuangan Deputi Direktur Tim Pengaturan dan Konsultasi Akuntansi Kelompok Penelitian dan Pengembangan Akuntansi Kelompok Pengaturan dan Konsultasi Akuntansi Tim Pengaturan dan Konsultasi Anggaran Kelompok Penelitian dan Pengembangan Anggaran Kelompok Pengaturan dan Konsultasi Anggaran Tim Perencanaan Keuangan dan Evaluasi Anggaran Kelompok Anggaran Kebijakan, Proyeksi Keuangan dan Pengelolaan Informasi Kelompok Anggaran Operasional, Rencana Investasi dan Pelaksanaan Anggaran Tim Pengendalian Keuangan Kelompok Pengkajian Pengendalian Keuangan Kelompok Evaluasi Kinerja Keuangan Tim Analisis dan Pelaporan Keuangan Kelompok Analisis Laporan Keuangan Kelompok Laporan Keuangan Tahunan dan Interim Kelompok Laporan Keuangan Harian dan Mingguan Tim Pengembangan dan Pemeliharaan SKBI Kelompok Pengembangan Aplikasi Kelompok Pemeliharaan Aplikasi Bagian Pajak dan Penyelesaian Transaksi Keuangan Deputi Kepala Bagian Seksi Verifikasi dan Pengelolaan Pengguna Anggaran Seksi Penyelesaian Transaksi Keuangan Intern Deputi Kepala Bagian Seksi Penyelesaian PPh Badan dan Witholding Tax Seksi Tax Planning dan Konsultasi Pajak Bagian Operasional Sistem Keuangan Deputi Kepala Bagian Seksi Penyelenggara Aplikasi Sistem Keuangan Seksi Penyelesaian Gangguan Aplikasi Sistem Keuangan Deputi Kepala Bagian Seksi Pengolahan Master Data dan Data Keuangan Seksi Monitoring Bagian Pelaksanaan Gaji dan Administrasi Deputi Kepala Bagian Seksi Gaji Seksi Pengelolaan Fasilitas Pegawai Deputi Kepala Bagian Seksi Administrasi Kepegawaian, Kesekretariatan,Sistem Keuangan dan Informasi lainnya Seksi Anggaran dan Logistik 64

10 65 4. Struktur Organisasi Bank Indonesia Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (vide Pasal 41 UU No.3 Tahun 2004 yang mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturutturut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap. Sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipil dan strategis. Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar prinsip musyawarah

11 66 demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir. Struktur Organisasi Bank Indonesia : Komisaris : 1 orang Gubernur : 1 orang Direksi : 7 orang Biro : Biro Penelitian dan Pengembangan Perbankan Urusan : 17 terdiri dari : Akuntansi Devisa Ekonomi dan Statistik Hukum dan Sekretariat Komunikasi dan Pengamanan Kredit Koperasi dan Kredit Kecil Kredit Umum Logistik Luar Negeri Pasar Uang dan Generalisasi Penelitian dan Pembinaan Intern Pengawasan dan Pembinaan Bank

12 67 Pemerintah Pengawasan dan Pembinaan Bank Swasta Bukan Devisa Pengawasan dan Pembinaan Bank Swasta Devisa dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Pengawasan Intern Pengedaran Uang Sumber Daya Manusia Kantor Cabang : 42 Kantor Kantor Perwakilan : Kuala Lumpur London New York Singapore Tokyo

13 65 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bank Indonesia DEWAN GUBERNUR GUBERNUR DEPUTI GUBERNUR SENIOR DEPUTI GUBERNUR SEKTOR SISTEM SEKTOR MONETER SEKTOR PERBANKAN PEMBAYARAN SEKTOR MANAJEMEN INTERN DKM DPM DINt DPIP DPB2 DIMP DKBU DASP DLP DKI DHk PPSK UKMI UKPA DSM DPD DPNP DPB1 DPB3 DPbS DPU DTI DSDM DAI BSk PSHM UKMBI PPKI LKeu OGK PGKI New York London Tokyo Singapura KPw Medan Padang Palembang Bandung Semarang Surabaya Denpasar Banjarmasin Makassar KBI 68

14 69 5. Tugas Bank Indonesia Untuk mencapai visi tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut terintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berikut merupakan tiga pilar yang diintegrasikan, yaitu : Gambar 4.3 Tiga Pilar Bank Indonesia Sumber :

15 70 Pilar 1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate). Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, pengaturan kredit atau pembiayaan, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan. Pilar 2. Mengatur Dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik yang bersifat real time,

16 71 sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya misalnya sistem pembayaran berbasis kartu. Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman. Fungsi pengawasan sistem pembayaran ini selain berwenang untuk memberikan izin operasional terhadap pihak yang menyelenggarakan kegiatan di bidang sistem pembayaran juga berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain di luar Bank Indonesia. Pilar 3. Mengatur Dan Mengawasi Bank Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor

17 72 bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank. 6. Akuntabilitas Bank Indonesia Undang-Undang Bank Indonesia No. 23/1999 menuntut adanya akuntabilitas dan transparansi dalam setiap pelaksanaan tugas, wewenang dan anggaran Bank Indonesia. Akuntabilitas dan transparansi yang dituntut dari Bank Indonesia tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang berkepentingan dapat ikut melakukan pengawasan terhadap setiap langkah kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, prinsip akutabilitas dan transparansi diterapkan dengan cara menyampaikan informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa, pada setiap awal tahun, mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya, serta rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR.

18 73 Sejalan dengan fungsi pengawasan yang diemban oleh DPR, Bank Indonesia juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR setiap triwulan atau sewaktuwaktu bila diminta oleh DPR. Demi tercapainya transparansi di bidang anggaran, Bank Indonesia berkewajiban menyampaikan anggaran tahunannya kepada DPR. Disamping itu, Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia juga disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk diteliti dan diumumkan kepada masyarakat melalui media massa. Bank Indonesia juga diwajibkan menyusun neraca singkat mingguan yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Masih merupakan bagian dari transparansi, Bank Indonesia secara berkala menerbitkan berbagai publikasi seperti Laporan Mingguan, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bulanan, Tinjauan Kebijakan Moneter Bulanan, Perkembangan Ekonomi dan Moneter Triwulanan, Laporan Triwulanan Perkembangan Kebijakan Moneter, dan Laporan Tahunan.

19 74 B. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Magang 1. Siklus Anggaran Bank Indonesia Siklus anggaran Bank Indonesia merupakan sebuah alur pekerjaan yang berada dalam Bank Indonesia. Siklus anggaran di mulai dari Proyeksi Keuangan BI. Berdasarkan plafon yang dibagikan, setiap satker melakukan penyusunan anggaran yang akan digunakan. Realisasi anggaran dilakukan dengan menggunakan mekanisme dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Apabila optimalisasi anggaran (Realokasi) telah digunakan, namun ternyata masih membutuhkan tambahan anggaran. Satker dapat mengajukan permintaan TAP (Tambahan Anggaran Pengeluaran). Anggaran yang sudah di realisasi harus dipertanggung jawabkan melalui BI-SOSA. Seluruh transaksi anggaran yang telah dilakukan dapat di pantau tentang realisasinya dan saldo yang tersisa (yang masih tersedia).

20 75 Gambar 4.4 Siklus Anggaran Bank Indonesia Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Pelaporan PPA SOSA EDW - KI Proyeksi Keuangan Penyusunan Anggaran Tambahan/ Penarikan Anggaran 3 Realisasi Anggaran 6 Pertanggung jawaban Anggaran 7 Monitoring Anggaran 4 Relokasi Anggaran

21 76 2. Pengendalian pada tahap Perencanaan Anggaran Bank Indonesia 2.1 Tugas dan tanggung jawab pengendalian pada tahap penyusunan anggaran 1) DKI a) Memantau kelancaran proses penyusunan anggaran dimulai dari proses penyusunan proyeksi keuangan Bank Indonesia, usulan plafon anggaran Bank Indonesia serta Plafon Anggaran Indikatif Satuan Kerja, penyusunan PKARI, negoisasi sampai dengan pengajuan rencana ATBI kepada DPR-RI untuk menjadi ATBI serta alokasi ATBI menjadi PKARI yang siap dilaksanakan. b) Melakukan pengecekan terhadap beberapa asumsi makro dan asumsi keuangan yang digunakan dalam menyusun perkiraan penerimaan dan pengeluaran Bank Indonesia sudah lengkap dan sudah disetujui dalam Rapat Dewan Gubernur. c) Melakukan pengecekan agar dalam penyusunan plafon anggaran pengeluaran indikatif Saruan Kerja tidak melebihi plafon anggaran pengeluaran Bank Indonesia yang tealh ditetapkan oleh rapat dewan komisaris.

22 77 2) Pemimpin Satuan Kerja a) Melakukan pengecekan agar kegiatan yang direncanakan sudah sesuai dengan tugas pokok Satuan Kerja dan mendukung Sasaran Strategis Bank Indonesia. b) Melakukan pengecekan bahwa alokasi plafon anggaran yang dilakukan oleh Koordinator Anggaran sesuai dengan arahan dan telah dikoordinasikan bersama Unit Kerja dibwahnya. c) Melakukan pengecekan bahwa PKARI yang disusun oleh Unitunit Kerja telah direkap menjadi PKARI Satuan Kerja dan siap disampaikan kepada DKI melalui Aplikasi PPA dan memorandum. 3) Koordinator Anggaran a) Melakukan pengecekan kesesuaian antara program kerja dan anggaran Satuan Kerja dengan tugas pokok Satuan Kerja dan sasaran strategis Bank Indonesia serta telah mengacu kepada P3KARI. b) Melakukan pengecekan atas plafon anggaran yang telah dialokasikan ke Unit-unit Kerja pada Aplikasi PPA. 4) Unit Kerja a) Melakukan pengecekan kesesuaian antara rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan tugas pokok serta dibahas bersama pimpinan Satuan Kerja dan Koordinator Anggaran serta mengacu pada P3KARI.

23 78 b) Melakukan pengecekan terhadap jumlah nominal anggaran yang diinput dalam Aplikasi PPA agar tidak melebihi dari plafon anggaran yang telah ditetapkan. 2.2 Aplikasi yang digunakan pada Pengendalian tahap Perencanaan 1. Password/kata kunci untuk login ke BI-SOSA

24 79 2. Memilih Plafon untuk setiap satker Menunjukkan pengendalian bahwa setiap Satuan Kerja diberikan plafon (batasan maksimum) anggaran yang dapat digunakan untuk tahun depan

25 80 3. Pengendalian terhadap jenis biaya yang dapat digunakan untuk setiap fungsi Direktorat Menunjukkan Fungsi 75 (Pelaksanaan Keuangan Intern) hanya dapat menggunakan jenis biaya yang ada disamping kanan, diluar daftar akan ditolak oleh sistem.

26 81 4. Pengendalian atas tugas pokok yg dapat dilaksanakan oleh satuan kerja (DKI) DKI memiliki tugas pokok sesuai kolom 2, setiap tugas pokok dilaksanakan oleh unitkerja (bagian) dikolom 3 (atas)...pekerjaan yg dilakukan untuk menyelesaiakan tugas tersebut adalah kolom 3 bawah

27 82 5. Standard Tarif untuk beberapa jenis biaya Dalam menyusun anggaran, BI telah menetapkan tarif secara otomatis untuk beberapa jenis biaya (makan minum, uang saku, uang cuci dsb) Pada saaat mengisi satker tidak dapat mengubah tarif yang telah ditetapkan BI.

28 83 3. Pengendalian pada tahap Pelaksanaan Anggaran Bank Indonesia 3.1 Tugas dan tanggung jawab pengendalian pada tahap pelaksanaan anggaran 1) Unit Kerja Pemilik Anggaran a) Petugas Data Entry WRA di Unit Kerja i. Melakukan pengecekan kelengkapan dokumendokumen pendukung realisasi anggaran masingmasing Unit Kerja (antara lain Catatan atau Memorandum yang disertai dengan tagihan, kontrak pembayaran dan lain-lain) sebelum melakukan input transaksi anggaran tersebut di dalam aplikasi BI-SOSA. ii. Memeriksa kesesuaian metode pembayaran yang akan dilakukan baik tunai atau non tunai (RTGS, Kliring atau Pindah buku) serta nomor rekening dari rekanan. b) Petugas Persetujuan WRA i. Melakukan pengecekan kebenaran data yang telah di input Petugas data entry dengan warkat dan dokumen pendukung baik informasi, jumlah nominal pembebanan, Akun Anggaran yang dibebani, kode transaksi maupun pihak yang menerima pembayaran dan secara elektronis

29 84 memasukan kembali beberapa data sebagai penguji. ii. Melakukan pengecekan semua data yang di entry oleh petugas sebelum memberikan persetujuan atau penolakan. c) Petugas Persetujuan Pembebanan Anggaran Melakukan pengecekan kesesuaian antara WRA yang akan ditandatangani dengan dokumen pendukung serta ketentuan anggaran yang berlaku sebelum membubuhkan tanda tangan dalam rangka memberikan persetujuan terhadap akun anggaran yang akan dibebankan. 2) Pembuku Transaksi Anggaran (PTA) a) Petugas Data Entry Melakukan verifikasi atas WRA yang diterima sebelum dilakukan penjurnalan. b) Petugas Persetujuan Melakukan pengecekan dan persetujuan data transaksi anggaran yang telah di entry.

30 Aplikasi yang digunakan pada Pengendalian tahap Pelaksanaan a. Password/kata kunci untuk login ke BI-SOSA

31 86 2. Setelah login user memilih peranan

32 87 3. Petugas pembuku membuat WRA Aspek pengendalian: a. Memilih jenis realisasi : biaya, penerimaan, Rencana Investasi b. Memilih Kode Transaksi /Jenis Transaksi: tunai, kliring, RTGS, pindahbuku. Masing-masing kode transaksi memiliki rekening antara. c. Untuk pembayaran dengan kliring ( nominal kurang dari Rp ,- ) dan RTGS (nominal lebih dari Rp ,-), BI-SOSA sudah menyediakan daftar bank.

33 88 d. Pengecekan Plafon anggaran masih ada atau sudah habis

34 89 4. Petugas entry sudah membuat WRA, selanjutnya WRA disetujui oleh petugas persetujuan WRA. Aspek pengendalian: a. Pengecekan ketersediaan plafon anggaran, akun anggaran (misalnya untuk bayar rapat harus pakai sandi akun konsumsi rapat), nomor rekening, nama pemilik rekening, dan nominal yang dibayarkan. b. Apabila hasil pengecekan ada yang tidak sesuai, maka WRA dibatalkan sehingga petugas entry data membuat WRA baru. Apabila hasil pengecekan data pada WRA sudah sesuai, selanjutnya WRA disetujui oleh petugas persetujuan WRA.

35 90 c. Apabila hasil pengecekan data sudah sesuai namun WRA belum disetujui oleh petugas di PTA (untuk dijurnal), maka plafon anggaran belum terbebani dan dana belum terkirim ke bank (jenis transaksi kliring/rtgs) atau dana belum dapat dicairkan (jenis transaksi tunai). 4. Evaluasi atas Anggaran dilaksanakan Bank Indonesia 4.1 Tugas dan tanggung jawab dalam Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Bank Indonesia 1) Dewan Gubernur Memberikan persetujuan atas evaluasi pelaksanaan Anggaran yang akan disampaiakan kepada DPR. Memberikan persetujuan atas evaluasi pelaksanaan Rencana Investasi yang akan disampaikan kepada BSBI. 2) DKI a) Mengevaluasi pelaksanaan Anggaran tahun berjalan secara berkala maupun secara insidential dalam hal diperlukan. b) Mengevaluasi pelaksanaan PKARI Satuan Kerja secara berkala serta mengkomunikasikannya pada forum progress review. c) Memantau pencapaian target IKU Satuan Kerja dan IKU BI-Wide di bidang Anggaran.

36 91 3) Satuan Kerja Pemilik Anggaran a) Koordinator Anggaran Mengevaluasi pelaksanaan anggaran dan Rencana Investasi secara triwulan atau pada saat diperlukan serta pencapaian target IKU Satuan Kerja dibidang Anggaran. b) Unit Kerja Pemilik Anggaran Memantau pelaksanaan anggaran dan Rencana Investasi di unit kerja yang berdampak pada pencapaian IKU Satuan Kerja di bidang anggaran. 4.2 Aplikasi Evaluasi atas Anggaran dilaksanakan Bank Indonesia 1. Masukan password/kata kunci untuk login ke BI-SOSA

37 92 2. Pilih Aplikasi Enterprise, kemudian klik Data Warehouse 3. Pilih Aplikasi Enterprise, kemudian klik Data Warehouse

38 93 4. Klik Laporan Evaluasi Anggaran Gambar aplikasi diatas adalah gambar yang dapat dilihat beberapa folder nya yang berupa Laporan-laporan Evaluasi Anggaran. 5. Pilih salah satu laporan yang akan ditampilkan/cetak Setelah tampilan gambar pada no.5 keluar, kita dapat memilih salah satu folder yang akan dilihat dan kemudian mencetak laporan nya.

39 94 5. Pengendalian Anggaran oleh Eksternal Stakeholder di Bank Indonesia a. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Pengendalian dilakukan pada saat evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan dan pada saat proses memperoleh persetujuan Anggaran Operasional. b. Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Pengendalian dilakukan pada saat dilakukan evaluasi dan telaahan mengenai Anggaran Operasional dan Rencana Investasi. c. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) Pengendalian dilakukan pada saat dilakukan kegiatan audit keuangan Bank Indonesia. d. Komisis Pemberantasan Korupsi (KPK) Pengendalian dilakukan apabila diperlukan pemeriksaan karena kegiatan yang dicurigai merugikan keuangan Negara.