III. METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Peta Jawa Barat. Peta Kabupaten Bogor
|
|
- Deddy Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODOLOGI 3.1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor (Gambar 2). Waktu persiapan, pengumpulan, dan pengolahan data dilakukan dari bulan Februari sampai Mei 2010 dan dilanjutkan dengan penyusunan skripsi yang dilakukan sampai februari Peta Jawa Barat Peta Kabupaten Bogor U Tanpa Skala Sumber: RTRW Kabupaten Bogor dan Wikimapia, 2010 Peta Desa Barengkok Gambar 2 Peta Lokasi Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam proses inventarisasi adalah meteran, alat tulis, alat gambar, GPS mode garmin, dan pengolahan data menggunakan Geographic Information System (GIS) berupa hardware (komputer) dan software pengolahan data spasial (ArcView GIS 3.2) serta software pemetaan dan rancang bangun (AutoCAD 2006), Sketchup dan Adobe Photoshop. Bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini, selain dilakukan pengkajian data lapangan juga dibutuhkan data dan peta pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis, Interpretasi dan Sumber Data Kegiatan Perencanaan Lanskap No. Aspek Jenis Interpretasi Sumber Spasial Tekstual 1. Topografi - Slope Bakosurtanal - Elevasi - Batas DAS/Sub DAS 2. Tanah dan Geologi - Jenis tanah - Jenis batuan Bappeda 3. Iklim - Suhu - Curah hujan - Kelembaban udara - Musim - Lama penyinaran matahari 5. Citra Satelit - Vegetasi - Aksesbilitas - Penutupan lahan - Infrastruktur 6. Hidrologi - Kondisi sungai - Pemanfaatan sungai 7. Demografi - Jumlah Penduduk - Umur dan jenis kelamin - Pekerjaan - Penyebaran penduduk - Pertumbuhan dan perkembangan penduduk 8. Budaya - Etnik - Adat istiadat - Kepercayaan - Kondisi masyarakat - Sampling potensi Komoditas BMG Google map Survey Balai desa Barengkok Survey, Wawancara, Dalam penggunaannya data dan peta pendukung ini, mempunyai deskripsi pemanfaan dan fungsi antara lain:
3 21 a. Peta Topografi Data topografi digunakan sebagai peta dasar dan membuat peta pendahuluan (preliminary map). Peta topografi berfungsi untuk menentukan batas DAS atau sub DAS, deliniasi kemiringan lahan pada tapak yang berguna untuk menentukan pemanfaatan lahan sesuai dengan tingkat bahaya (kepekaan erosi) dan kelas kemiringannya (slope) terutama untuk agroforestri komoditas manggis. b. Tanah dan Geologi Data tanah dan geologi tanah berguna untuk merencanakan pemanfaatan lahan agroforestri komoditas manggis yang sesuai berdasarkan jenis tanah dan jenis batuan c. Iklim Data iklim digunakan untuk menginterpretasikan kondisi curah hujan yang dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan berdasarkan suhu dan kelembaban serta menentukan habitat agroforestri manggis yang sesuai. d. Citra Satelit Klasifikasi penutupan lahan dilakukan melalui mengintepratasi visual terhadap citra satelit Quickbird yang di peroleh dari situs Wikimapia ( ch=barengkok). Citra Quickbird dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan potongan-potongan citra yang kemudian digabungkan menjadi satu mosaik citra daerah penelitian yang utuh sehingga dapat dilakukan klasifikasi penggunaan lahannya. Penutupan lahan dikelaskan menjadi sawah, bangunan, tambak, sungai, kebun campuran dan kebun manggis. Deliniasi peta penutupan lahan berguna dalam mengidentifikasi nilai intrinsik pada masingmasing unit tempat. e. Hidrologi Data hidrologi sungai yang dibutuhkan adalah data DAS Jawa Barat, bentuk sungai, kondisi sungai, dan pemanfaatan sungai. Peta DAS akan digunakan dalam penyusunan peta bioregion. Data kondisi sungai dan pemanfaatan sungai berguna dalam merencanakan pemanfaatan sungai serta upaya perbaikan sungai yang perlu dilakukan agar sungai tersebut bisa
4 22 dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dengan tetap mempertahankan fungsi ekologisnya. f. Demografi Data demografi berguna untuk pengambilan data sosial. Data Demografi sangat dibutuhkan agar dapat mengetahui jumlah penduduk, umur dan jenis kelamin, pekerjaan, penyebaran penduduk, pertumbuhan dan perkembangan penduduk, sehingga dapat membantu dalam menentukan pembentukan nilai intrinsik. g. Data Budaya Data budaya sangat berguna. Penyusunan data budaya dilakukan berdasarkan etnik, adat-istiadat, dan kebiasaan di daerah tersebut, kemudian data tersebut dikompilaksikan dengan peta biofisik seperti peta topografi, vegetasi, hidrologi, dan iklim untuk kemudian digunakan dalam penyusunan unit bioregion berdasarkan klasifikasi Jones, et.al, Metode Penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan sebagaimana disajikan dalam Gambar 3. Pada diagram rencana kegiatan digambarkan beberapa tahapan, yaitu inventarisasi, analisis dan sintesis. Pada tahap inventarisasi dilakukan pengumpulan data berupa profil, fisik dan budaya yang terdapat pada Desa Barengkok. Data Profil berasal dari Balai Desa Barengkok yang terdiri dari data letak geografis, administrasi, sistem fasilitas dan aksesbilitas. Data aspek fisik berupa data topografi dan kemiringan, iklim dan curah hujan, geologi dan tanah, hidrologi, pola pemanfaatan ruang, dan penutupan lahan. Selanjutnya data aspek sosial budaya berupa demografi, kemasyarakatan dan pola kehidupan masyarakat, struktur organisasi masyarakat, serta potensi komoditas. Pada tahap analisis kedua karakteristik ini akan di analisis untuk mengidentifikasi nilai intrinsik di daerah tersebut serta membentuk unit ruang bioregion, unit lanskap, dan unit tempat. Selanjutnya pada tahap analisis dilakukan penentuan kriteria kesesuaian lahan manggis dan penentuan karakteristik agroforestri. Berdasarkan keduanya akan terbentuk kesesuaian terhadap agroforestri manggis dan beberapa tipe agroforestri manggis. Pada tahap sintesis dilakukan penyepadanan (matching) kriteria penggunaan lahan
5 23 agroforestri manggis dengan kriteria kelas bioregion yang sudah di susun sebelumnya. Pada tahap perencanaan akan dituangkan kedalam konsep rencana agroforestri dan diarahkan ke pengembangan dengan hasil akhir berupa rencana lanskap agroforestri manggis berbasis bioregion. Desa Barengkok I n v e n t a r i s a s i & Aspek Fisik: -Topografi dan Kemiringan -Geologi dan Tanah -Iklim dan Curah Hujan -Hidrologi -Penutupan Lahan Bioregion Karakter Desa Barengkok Sub DAS Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya: -Demografi -Kemasyarakatan dan Pola Kehidupan Masyarakat -Struktur Organisasi Masyarakat -Potensi Komoditas A n a l i s i s Unit Bioregion Unit Lanskap Kriteria Unit Tempat DAS Landcover Tanah Kemiringan Kriteria Kesesuaian Manggis Karakteris tik Agroforestri Kriteria Kesesuaian Agroforestri Manggis P e r e n c a n a a n Sintesis MATCHING Konsep Rencana Agroforestri Pengembangan Rencana Rencana Lanskap Agroforestri Gambar 3 Diagram Rencana Kegiatan Perencanaan Lanskap Agroforestri
6 Inventarisasi Tahap Inventarisasi dimulai dari penyusunan peta pendahuluan (preliminary map) berupa peta topografi sebagai peta dasar. Peta dasar ini dapat di deliniasi kemiringan lahan pada tapak berdasarkan kelas kemiringan dan kepekaan erosi. Peta dasar ini juga digunakan dalam penyusunan (kompilasi) peta lainnya, seperti peta penutupan lahan yang dilakukan melalui interpretasi visual data citra satelit Quickbird. Delineasi dalam interpretasi visual citra satelit dilakukan dengan melakukan klasifikasi penutup lahan menjadi 6 (enam) kelas yaitu: sawah, ladang, pemukiman, kebun campuran, sungai, dan empang. Selanjutnya pada tahap inventarisasi dilakukan survey lapang untuk mengkonfirmasi dan verifikasi hasil interpretasi. GPS digunakan dalam membantu penentuan titik acuan (benchmark). Selain penyusunan peta pendahuluan, pada tahap inventarisasi juga menyusun kondisi umum dari tapak. Penyusunan kondisi umum dimaksudkan agar mempermudah dalam proses analisis karena dalam kondisi umum tersebut, memperlihatkan kondisi Desa Barengkok secara garis besar Penyusunan Aspek fisik Pada penyusunan aspek fisik dilakukan dengan melihat kondisi di lapang dan melihat data sekunder yang telah ada seperti topografi dan kemiringan, geologi dan tanah, iklim dan curah hujan, hidrologi, dan penutupan lahan Penyusunan aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya Data sosial, ekonomi, budaya bersumber dari Wawancara dan berbagai data sekunder. Data sosial, ekonomi, dan budaya yang dikumpulkan adalah data demografi, kemasyarakatan dan pola kehidupan masyarakat, struktur organisasi masyarakat, dan potensi komoditas. Data sosial, ekonomi budaya ini dapat digunakan dalam mengidentifikasikan nilai-nilai intrinsik dan dapat dijadikan bahan analisis dalam perencanaan agroforestri manggis berbasis Bioregion Analisis dan Sintesis Analisis Fisik dan Sosial - Budaya Pada tahap analisis fisik dilakukan analisis terhadap kondisi fisik dan sosial - budaya kawasan. Analisis fisik dilakukan untuk mengetahui permasalahan
7 25 yang ada di tapak dan mengajukan alternatif pengendaliannya. Analisis sosial - budaya dapat digunakan dalam mengidentifikasi nilai-nilai intrinsik, terutama yang berkaitan dengan aktivitas (kebudayaan) yang terdapat di daerah tersebut. Analisis fisik dan sosial-budaya juga digunakan untuk landasan pada analisis selanjutnya Analisis Bioregion Analisis diawali dengan penyusunan kelas bioregion yang berada di Desa Barengkok. Klasifikasi dilakukan kedalam empat kelas sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Klasifikasi Bioregion Kelas Bioregion Deskripsi Mewakili wilayah pada hirarki teratas yang didefinisikan berdasarkan karakteristik homogenitas wilayah iklim, elevasi, distribusi vegetasi dan batas daerah aliran sungai utama, topografi dan geologi Sub Region Merepresentasikan subdivisi bioregion yang secara komposit mencakup wilayah homogeni secara kelas hidrologi, elevasi, bentuk lahan, vegetasi dan tanah Representasi subdivisi Sub Region yang mencakup wilayah homogen yang Unit Lanskap dicirikan melalui lereng, penggunaan lahan, serta atribut sosial budaya komunitas masyarakat, seperti life style dan etnis Hirarki terendah pada subdivisi ini dicirikan oleh beberapa komponen antara lain penggunaan lahan, atribut sosial budaya komunitas masyarakat Unit Tempat yang meliputi etnis, aspirasi masyarakat, the sense of place, the meaning of place dan berbagai bentuk nilsi-nilai lokal Sumber: Kim et al (2000, dalam Pramukanto, 2004) Perbedaan antara kelas yang satu dengan lainnya adalah terdapatnya nilai intrinsik yang menjadikan daerah tersebut khas atau unik. Jones et al (1998), mengidentifikasi enam sumber nilai intrinsik yang terdiri atas: a. Pemandangan; Daerah yang memiliki nilai pemandangan yang unik, baik daerah alami maupun buatan manusia yang memiliki keindahan dan keunikan, seperti panorama laut, pedesaan, struktur yang indah, pantai, hutan hujan, sungai dan teluk. b. Sumber Daya Alam Sumber Daya Alam merupakan keindahan visual dari lingkungan, yang berupa penampakan fisik dari daerah alami dan tidak terganggu oleh manusia, seperti hutan, formasi geologi, lahan basah, tepi sungai, dan air terjun.
8 26 c. Sejarah Sejarah merupakan daerah yang memiliki nilai sejarah, misalnya pekuburan, daerah bekas perang, tata ruang kota, arsitektur tradisional, dan pola pemukiman. d. Arkeologi Daerah yang dapat menginterpretasikan aktivitas sejarah atau prasejarah di lokasi tersebut dan membawa kita lebih dekat ke dalam kejadian sebenarnya, seperti reruntuhan, artefak, dan struktur bangunan. e. Budaya Daerah yang memiliki nilai budaya misalnya, kehidupan tradisional, upacara adat atau keagamaan, ritual, pertanian tradisional, tradisi lokal, industri lokal yang unik, makanan, musik, tarian, bahasa, dan pasar. f. Rekreasi Daerah yang memiliki nilai rekreasi meliputi daerah yang mendukung aktivitas ruang luar, pendakian, arung jeram, terbang layang, melihat burung, dan fotografi. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap nilai intrinsik menurut Jones, et al (1998), yaitu berdasarkan kemampuan biofosik dan budaya yang secara komposit mewakili unit tempat (batas DAS, Sub DAS, tanah, kemiringan dan penutupan lahan) sehingga menghasilkan 295 kelas unit tempat, seperti yang digambarkan seperti pada Gambar Analisis Kriteria Kesesuaian Terhadap Agroforestri Manggis a. Kriteria Kesesuaian Lahan Manggis Berdasarkan Direktorat Tanaman Buah (2003), untuk meningkatkan mutu dan produktivitas manggis di sentra produksi, diperlukan adanya norma-norma khususnya mengenai pemilihan lokasi. Peningkatan mutu dan produktivitas manggis dibutuhkan agar dapat menghasilkan buah manggis yang berkualitas baik dan berdaya saing khusunya dipasar luar negeri. Pada Tabel 5 merupakan penentuan lokasi lahan komoditas manggis yang dilakukan pada saat pra panen, sedangkan pada Tabel 6 menyajikan kriteria pemilihan lokasi dalam upaya penerapan sistem jaringan mutu pada tanaman manggis berdasarkan Djanudin, et al. (2003).
9 27
10 28 Tabel 5 Penentuan Lokasi Lahan Komoditas Manggis Karakteristik Lokasi Lahan Persaratan Lokasi Lahan Komoditas Manggis Tipe Iklim Tipe iklim A, tanpa bulan kering s.d Tipe iklim C bulan kering 4-6 bulan Curah Hujan dan Suhu Udara Antara mm/ tahun atau rata-rata mm/ tahun dengan suhu udara C, menurut Smith Ferguson Kemiringan Lahan <20% Ketinggian Tempat <800 meter dpl Teknik Pengolahan lahan Menetapkan teknik konservasi pada lahan miring dan sistem surjan pada lahan sawah Jenis Tanah Latosol, Podzolik Merah Kuning dan Andosol dengan syarat gembur, memiliki zat hara yang cukup dan drainasi yang baik dan tidak bercadas ph (Keasaman Tanah) 5-7 Letak Lahan Bebas residu pestisida, bahan beracun dan berbahaya seperti limbah B Sumber: Direktorat Tanaman Buah (2003) Tabel 6 Kriteria Kesesuai Lahan Komoditas Manggis Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata ( o C ) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) Kelas kesesuaian lahan S1 S2 S3 N Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Baik, sedang Agak terhambat Media perakaran (rc) Tekstur Halus, agak halus, sedang Terhambat, agak cepat > 40 < 15 > <750 Sangat terhambat, cepat - Agak kasar Kasar Bahan kasar (%) < > 55 Kedalaman tanah (cm) > < 50 Gambut : Ketebalan (cm) < > 200 Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/pengkayaan < > 400 Kematangan Saprik Saprik, Hemik Hemik, Fibrik Febrik Retensi hara (nr) KTK liat (omol) > 16 < 16 Kejenuhan basa (%) > ph H 2 O 5,0 6,0 4,5 5,0 < 4,5 6,0 7,5 > 8,0 C-organik (%) > 1,2 0,8 1,2 < 0,8
11 29 Lanjutan Tabel 6 Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Kelas kesesuaian lahan S1 S2 S3 N Toksisitas (xc) Salinitas (ds/m) < > 8 Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) < > 25 Bahaya sulfidik (cm) Kedalaman sulfidik (cm) > < 60 Bahaya erosi (eh) Lereng (%) < > 30 Bahaya erosi Sangat rendah Rendah sedang Berat Bahaya banjir (fh) Genangan F0 F1 F2 > F2 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) < 5 < Sangat berat >40 > 25 Sumber : Djaenudin et al (2003) Catatan: S1: Sangat Sesuai; S2: Cukup Sesuai; S3: Sesuai Marginal; N: Tidak Sesuai b. Karakteristik Agroforestri Berdasarkan Vergara 1982, menyebutkan bahwa Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan berkelanjutan yang mempertahankan atau meningkatkan hasil total dengan mengkombinasikan tanaman pangan (annual) dengan tanaman pohon (perennial) atau peternakan dalam unit lahan yang sama pada waktu yang bergantian atau pada waktu yang sama dengan melakukan pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik sosial, budaya penduduk setempat dan kondisi ekonomi, ekologi area. Dari pengertian di atas dapat diambil karakteristik Agroforestri adalah a. sistem agroforestri dilakukan dengan mengkombinasikan tanaman pangan (annual) dengan tanaman pohon (perennial) atau peternakan dalam unit lahan yang sama pada waktu yang bergantian atau waktu yang sama; b. pada sistem agroforestri, penanaman tanaman tahunan (tegakan) merupakan investasi jangka panjang, tetapi sistem agroforestri yang dapat memberikan perlindungan dan keamanan seluruh sistem termasuk sub-sistem dibagian bawah;
12 30 c. secara tidak langsung pada sistem agroforestri memberikan kesempatan kerja terutama di pedesaan baik di tingkat on farm maupun off farm; d. tanaman tahunan dan semusim pada sistem agroforestri diusahakan dalam lahan yang sama atau mixed cropping, sehingga nantinya setiap jenis tanaman dapat mengubah lingkungannya dengan caranya sendiri. Berdasarkan karakteristik bioregion di atas, penggabungan kriteria kesesuaian lahan manggis, dan karakter agroforestri, diperoleh analisis kesesuaian lahan terhadap agroforestri manggis, yang terbagi menjadi lima penggunaan lahan agroforestri manggis (Tabel 7). Tabel 7 Penggunaan Lahan Agroforestri Manggis Kriteria Ciri Agroforestri Teknik Budidaya Keterangan Intensif Semi Intensif Ekstensif 1. Pekarangan Berada di sekitar pemukiman 2. Sawah (lahan basah) Diprioritaskan untuk tanaman pangan yang bersifat field crops 3. Talun Berfungsi sebagai ruang konservasi 4. Kebun Campuran Lahan yang paling potensial komoditas manggis 5. Kebun (lahan kering) Berasal dari ladang yang tidak termanfaatkan dan ditumbuhi alang-alang Pada Tabel 7 terdapat hasil analisis agroforestri manggis yang terbagi menjadi lima tipe penggunaan lahan antara lain: 1. Pekarangan Berdasarkan Arsyad (2010), dalam Konservasi Tanah dan Air, mendifinisikan pekarangan sebagai kebun campuran yang terdiri atas campuran yang tidak teratur antara tanaman tahunan yang menghasilkan buah-buahan dan sayuran serta tanaman semusim yang terletak di sekitar rumah. Tanaman yang umumnya ditanam di lahan pekarangan petani adalah uni, kayu, sayuran, tanaman buah-buahan seperti tomat, pepaya, tanaman obat-obatan seperti kunyit, temulawak, dan tanaman lainnya (Subagyono et al., 2003)
13 31 2. Sawah (Lahan Basah) Sawah menurut Nasrullah (2009), merupakan lahan subur dengan kemiringan datar sampai landai atau diprioritaskan untuk pertanian tanaman pangan yang bersifat field crops (padi dan palawija), tanaman holtikultura semusim, dan tanaman untuk pakan ternak. Selain digunakan untuk tujuan tersebut, Mansur (2009) juga menyebutkan bahwa sawah dapat dioptimalkan pemanfaatannya sebagai agroforestri misalnya dengan pohon-pohon kayu putih. Selain itu, tanaman sayuran seperti genjer dapat disisipkan di sekeliling padi. Tanaman sayuran tersebut dapat memberikan hasil lebih cepat dari padi. Pada pematang sawah juga dapat ditanami tanaman sayuran atau pohon-pohon ditanam jarang-jarang sebagai peneduh. 3. Talun atau hutan rakyat Talun adalah lahan diluar areal pemukiman yang ditumbuhi oleh hutan dan tanaman tahunan lainnya Santoso et al (2004), Subagyo et al (2003), juga memberikan definisi talun yaitu lahan diluar wilayah pemukiman penduduk yang ditanami tanaman tahunan yang dapat diambil kayu atau buahnya. Penerapan teknik talun erosi yang terjadi, dapat dimimalisir dan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang bermukim disekitarnya. 4. Kebun Campuran Kebun Campuran merupakan talun tetapi telah mendapat perawatan yang teratur dari masyarakat. Dalam kebun Campuran biasanya terdiri dari berbagai tanaman tahunan yang ditanam dengan jarak tertentu. Jenis tanaman tahunan sengaja ditanam dalam kebun campuran seperti petai, jengkol, aren, melinjo, sengon dan buah-buahan (Santoso et al 2004). 5. Kebun (Lahan kering) Menurut Mansur (2009), kebun merupakan lahan kering yang ditanami dengan tanaman-tanaman pertanian yang sudah umum dibudayakan di desa, seperti singkong, talas,dan pisang. Kebun berada di tempat-tempat yang tidak dimanfaatkan dan ditumbuhi oleh gulma serta alang-alang. Pada kebun perlu ditanami berbagai jenis tanaman-tanaman pakan ternak dan pohon-pohon buah unggul serta dikombinasikan dengan berbagai jenis pohon kehutanan komersial
14 32 dengan jarak tanam yang diatur sedemikian rupa sesuai dengan peruntukan lahan di bawahnya Sintesis Pada tahap sintesis, setelah ditentukan analisis terhadap karakter fisik, sosial, analisis bioregion dan analisis kesesuaian agroforestri manggis, maka dilakukan evaluasi dengan menyepadankan (matching) kriteria penggunaan agroforestri manggis yang ditentukan sebelumnya dengan kriteria kelas Bioregion yang terdapat pada Desa Barengkok Tabel 8. Tabel 8 Kriteria Penggunaan Lahan Agroforestri Manggis pada Desa Barengkok Kriteria Agroforestri 1. Pekarangan 2. Sawah (lahan basah) Ciri Teknik Lereng (slope) Budidaya Tanah I SI E D L AC C - Podzolik Merah - Latosol Coklat Kekuningan - - Latosol Coklat - Latosol Coklat Kekuningan Keterangan Berada di sekitar pemukiman Diprioritaskan untuk tanaman pangan yang bersifat field crops 3. Talun Latosol Coklat Berfungsi sebagai ruang konservasi 4. Kebun Campuran Latosol Coklat Lahan yang paling potensial komoditas manggis 5. Kebun (lahan kering) - Podzolik Merah - Latosol Coklat Kekuningan Berasal dari ladang yang tidak termanfaatkan dan ditumbuhi alang-alang Catatan: Teknik Bududaya: Lereng (slope): I : Intensif D : Datar (0-8%) SI : Semi Intensif L : Landai (8-15%) E : Ekstensif AC : Agak Curam (15-25%) C : Curam (>25%)
15 Perencanaan Konsep Rencana Konsep dasar rencana Desa Barengkok adalah membuat kawasan Barengkok sebagai desa yang berkelanjutan baik secara ekonomi, sosial, dan ekologi melalui komoditas manggis. Konsep perencancanaan ini, diwujudkan dengan sistem agroforestri manggis yang dilakukan dengan cara mempertahankan atau meningkatkan hasil total dengan mengkombinasikan tanaman pangan (annual) dengan tanaman manggis yang merupakan tanaman pohon (parennial) atau peternakan dalam unit lahan yang sama pada waktu yang bergantian atau dalam waktu yang sama, dan pengelolaan dilakukan sesuai dengan karakteristik sosial dan budaya penduduk setempat dan kondisi ekonomi dan ekologi area Pengembangan Konsep Rencana Pengembangan konsep rencana agroforestri manggis dilakukan dengan menentukan pengembangan konsep perencanaan dan model pada setiap penggunaan lahan sesuai dengan standar perencanaan serta literasi yang ada, sehingga menghasilkan model penggunaan lahan agroforestri manggis, antara lain pekarangan, sawah, talun, kebun campuran, dan kebun. Pada pengembangan konsep perencanaan, selain terdapat model pengembangan agroforestri manggis, dihasilkan juga rencana induk yang merupakan gabungan dari konsep ruang dan konsep sirkulasi Rencana Lanskap Agroforestri Berbasis Bioregion Pada tahap rencana lanskap Agroforestri manggis dilakukan dengan menuangan hasil akhir berupa gambar rencana lanskap yang dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi.
Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi
Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi Kepala BB. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Topik bahasan : KONSEP DASAR EVALUASI LAHAN SYARAT TUMBUH CABAI & BAWANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) Kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika dan Brazil. Di Brazil, tanaman ini tumbuh secara liar di tepi sungai. Klasifikasi dan pengenalan
Lebih terperinci2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion
II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion Bioregion merupakan area geografis yang mempunyai karakteristik tanah, daerah aliran sungai (DAS), iklim, tanaman lokal serta hewan, yang unik dan memiliki nilai intrinsik
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 001-004 http://www... Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Endang
Lebih terperinciLampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)
Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7
Lebih terperinciLampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara
Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Data curah hujan (mm) Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jan 237 131 163 79 152 162 208
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa kesesuaian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit
Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit Persyaratan penggunaan lahan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata ( C) 25-28 22 25 28 32 Kelas keesuaian lahan S1 S2 S3 N Ketersedian
Lebih terperinciTUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS
2018 TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS Sudarto, Aditya Nugraha Putra & Yosi Andika Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan (PSISDL) 9/4/2018 TUGAS SURVEI TANAH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pasir Pantai Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim relief/topografi,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Persyaratan Penggunaan/Karakteristik Lahan Temperatur (tc) Temperatur ratarata ( 0 C) 1618 14 16 Ketersediaan Air (wa)
Lebih terperinciLampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia Lampiran 2. Struktur organisasi Kebun Helvetia STRUKTUR ORGANISASI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) KEBUN HELVETIA WILAYAH HELVETIA MANAGER Kadis
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Profil
Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung tepatnya pada koordinat 7 19 20.87-7
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,
12 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, Kecamatan
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI
TOPIC KESESUIAN OF MANUSCRIPT LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2. No.2 (2015) 17-21 http:www... KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI Puspita Handayani
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Fitriawati Sandri* Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan,
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA The Evaluation of Land Suitability Onion (Allium ascalonicum L.) in Muara Subdistrict
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 020-024 http://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh Moratuah
Lebih terperinciMela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No. 2 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kopi, Sawit, Jagung, Kayu Manis, Kelapa, Tembakau, Kedelai, Kakao
Lebih terperinciKesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani
KESESUAIAN LAHAN Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani Ahmad Tohir 1, Hasnah Wita 1 1 Mahasiswi semester 3 Prodi. Tata Air Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 19982007 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 1998 77 72 117 106 68 30 30 227 58 76 58 63
Lebih terperinciEvaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan
Evaluasi Lahan Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan merupakan proses penilaian atau keragaab lahan jika
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan upaya dalam merencanakan penyebaran penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 038-042 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Adeha Suryani1
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian a b Petunjuk Teknis Pengembangan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Singkong. prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Singkong 1. Karakteristik Tanaman Singkong Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinci11. TINJAUAN PUSTAKA
11. TINJAUAN PUSTAKA, r,. t ' -! '. 2.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Lahan merupakan bagian dari bentang darat (land scape) yang mencakup lingkungan fisik seperti iklim, topografi, vegetasi alami yang semuanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanah dan Lahan. bumi, yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik, serta mempunyai sifat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah adalah salah satu komponen lahan, berupa lapisan teratas kerak bumi, yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik, serta mempunyai sifat fisik, kimia,
Lebih terperinciBerdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah
KUALITAS LAHAN SUNARTO ISMUNANDAR Umum Perlu pertimbangan dalam keputusan penggunaan lahan terbaik Perlunya tahu kemampuan dan kesesuaian untuk penggunaan ttt Perlu tahu potensi dan kendala EL : pendugaan
Lebih terperinciAnalisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan
Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan Oleh : Idung Risdiyanto 1. Konsep dan Batasan Evaluasi Lahan dan Zonasi Pertanian 1.1. Pengertian Dasar (dikutip dari Evakuasi Lahan Puslitanak) Dalam
Lebih terperinciKesesuaian Padi Sawah di Lahan Gambut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2014) 7-11 http://www.perpustakaan.politanipyk..co.id Kesesuaian Padi Sawah di Lahan Gambut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Beni Saputra
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi studi
15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,
Lebih terperinciKesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *
Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna * Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik
Lebih terperinciTATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan
22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP PERKENALAN SARASWANTI GROUP HEAD OFFICE: AMG Tower Lt.19-21 Jl. Dukuh Menanggal
Lebih terperinciKesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Rafika Yogi1 Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi
Lebih terperinciANALISA POTENSI LAHAN UNTUK KOMODITAS TANAMAN KEDELAI DI KABUPATEN SITUBONDO
ANALISA POTENSI LAHAN UNTUK KOMODITAS TANAMAN KEDELAI DI KABUPATEN SITUBONDO Kustamar Dosen Teknik Sipil (Teknik Sumber Daya Air) FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah
40 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah Data iklim yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data keadaan wilayah penelitian. Kecamatan Imogiri memiliki satu tipe iklim di
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) 1. Karakteristik Tanaman Durian Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan buah-buahan tropika asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Sumber
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara The Evaluation of Land Suitability coffea arabica (Coffea arabica
Lebih terperinciEvaluation Of Land Suitability For Rainfed Paddy Fields (Oryza sativa L.) In Muara Sub District North Tapanuli Regency
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH TADAH HUJAN (Oryza sativa L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA Evaluation Of Land Suitability For Rainfed Paddy Fields (Oryza sativa L.) In Muara Sub
Lebih terperinciBAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA
14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Penggunaan lahan juga diartikan sebagai setiap
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari hingga Mei 2017 di Kecamatan Playen yang terletak di Kabupaten Gunungkidul serta Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciEvaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan
Evaluasi Lahan Evaluasi Kemampuan Lahan Evaluasi Lahan Penilaian kinerja lahan (land performance) untuk penggunaan tertentu Kegiatan Evaluasi Lahan meliputi survai lahan interpretasi data hasil survai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. proyek-proyek pengembangan wilayah. Survei dan pemetaan tanah merupakan
15 TINJAUAN PUSTAKA A. Survei Tanah Hakim, dkk, (1986)mengemukakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU
KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU Ni Wayan Suryawardhani a, Atiek Iriany b, Aniek Iriany c, Agus Dwi Sulistyono d a. Department of Statistics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Brawijaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Karakteristik Biofisik 4.1.1 Letak Geografis Lokasi penelitian terdiri dari Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, Kabupaten Bogor yang terletak antara 6⁰37 10
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Lahan Lahan mempunyai pengertian yang berbeda dengan tanah (soil), dimana lahan terdiri dari semua kondisi lingkungan fisik yang mempengaruhi potensi penggunaannya, sedangkan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
12 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian di lapang berlangsung dari April 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kawasan Industri Karawang International
Lebih terperinciIII METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.
III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
996. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Carlos Samuel
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu
7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Lahan Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi,
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Land Suitability Evaluation for Irigation Rice (Oryza sativa L.) in Bakaran Batu Village Sei Bamban
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar
26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian terletak di Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara geografis Kecamatan Membalong terletak di
Lebih terperinci3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA
1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP SURVEI LAPANGAN a) PRA SURVEI b) SURVEI UTAMA 3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA 1 GARIS BESAR KEGIATAN SURVEI TANAH Peta Dasar Mosaik Foto Digitasi Peta Persiapan
Lebih terperinci8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM
1 PRINSIP ESL-KESESUAIAN LAHAN 1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan macam/jenis penggunaan lahan tertentu. 2. Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan masukan
Lebih terperinciGambar 2. Lokasi Studi
17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).
Lebih terperinciPemetaan Tanah.
Pemetaan Tanah nasih@ugm.ac.id Peta Geologi dan Fisiografi Daerah Istimewa Yogyakarta Peta : alat pemberita visual suatu wilayah Peta ilmu bumi (geografi) Peta topografi Peta geologi dan sebagainya Peta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. informasi dari sumber-sumber lain yang relevan (Rayes, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Survei tanah dapat didefinisikan sebagai penelitian tanah di lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan secara sistematis, disertai dengan mendeskripsikan, mengklafikasikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan bertujuan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan masyarakat dengan memperhatikan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan viabilitas genetik yang besar. Tanaman jagung dapat menghasilkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika ( 2005:6) survei merupakan suatu metode penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2009. Lokasi Penelitian adalah di Kawasan Agropolitan Cendawasari, Desa Karacak,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LAHAN UNTUK PERTANAMAN PADI GOGO
KARAKTERISTIK LAHAN UNTUK PERTANAMAN PADI GOGO Padi sebagai tanaman pokok nasional dan merupakan tanaman utama yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan produksinya dengan berbagai upaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class Monocotyledoneae, family
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) 1. Karakteristik Tanaman Padi Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut kingdom Plantae, division Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun. Berdasarkan iklimnya, lahan kering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoretis 2.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali memiliki potensi lahan pertanian yang sangat baik. Luas wilayahnya 101.510,09 ha atau 4,50% dari
Lebih terperinciPenataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Desember 2015 - Februari 2016. Dilaksanakan pada : 1) Lahan pertanian di sekitar
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A
PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A34204040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN
Lebih terperinci